2902 8443 1 PB PDF
2902 8443 1 PB PDF
ABSTRACT
Marine resources are natural resources that have great opportunities to be exploited. One
such resource is the sea algae. This study aims to determine the antioxidant capacity and total
phenolic content in the extract of the brown algae Sargassum cristaefolium collected from
Sumenep Madura and to identify the class of compounds in the highest antioxidant capacity
extract. Brown algae extraction was conducted by maceration method using two variations of the
solvent methanol and n-hexane. Total phenolic content in the crude extract of brown algae was
determined using the Folin-Ciocalteu method, while antioxidant capacity was measured using the
DPPH (1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil). Identification of class of compounds is applied using a
qualitative test reagents.The results showed that the methanol crude extract had a total phenolic
content of 74.63 mg GAE / g sample, higher than n-hexane crude extract (35.85 mg GAE / g
sample). Antioxidant capacity of methanol crude extract was 80.78%, higher than the n-hexane
extract (74.98%). The second extract has antioxidant capacity were moderate comparing with the
powerful antioxidant, ascorbic acid (99.26%) and BHT (99.09%). Identification of the compound
using the reagent test showed the presence of compounds of steroids in methanol crude extract.
ABSTRAK
Sumberdaya kelautan merupakan kekayaan alam yang memiliki peluang besar untuk
dimanfaatkan. Salah satu sumber daya alam laut tersebut adalah alga. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kapasitas antioksidan dan kandungan fenolik total pada ekstrak alga coklat
Sargassum cristaefolium dari pantai Sumenep Madura serta mengetahui golongan senyawa yang
memiliki kapasitas antioksidan tertinggi. Ekstraksi alga coklat dilakukan dengan metode maserasi
menggunakan dua variasi pelarut yakni metanol dan n-heksana. Kandungan fenolik total ekstrak
kasar dalam alga coklat ditentukan menggunakan metode Folin-Ciocalteu, sedangkan kapasitas
antioksidannya diukur menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Identifikasi
golongan senyawa dilakukan dengan menggunakan uji reagen secara kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak kasar metanol memiliki kandungan fenolik total sebesar 74,63 mg
GAE/g sampel, lebih tinggi daripada ekstrak kasar n-heksana (35,85 mg GAE/g sampel).
Kapasitas antioksidan ekstrak kasar metanol sebesar 80,78 %, lebih besar dibandingkan dengan
ekstrak n-heksana (74,98 %). Kedua ekstrak tersebut memiliki kapasitas antioksidan yang
tergolong sedang, jika dibandingkan dengan antioksidan kuat, asam askorbat (99,26 %) dan BHT
(99,09 %). Identifikasi golongan senyawa dengan menggunakan uji reagen pada alga coklat
menunjukkan keberadaan senyawa golongan steroid di dalam ekstrak kasar metanol.
Kata Kunci : Alga Coklat Sargassum cristaefolium, Fenolik Total, Folin-Ciocalteau, Antioksidan,
DPPH, Steroid, KLT.
yang memiliki peluang besar untuk
I. PENDAHULUAN dimanfaatkan oleh manusia.
Laut adalah lambang dari Indonesia merupakan negara
kesuburan sekaligus kemakmuran kepulauan terbesar di dunia, yang
(Djamil, 2004). Sumber daya memiliki 17.504 pulau dan garis
kelautan merupakan kekayaan alam pantai lebih dari 81.000 Km dengan
18
ALCHEMY, Vol. 3 No. 1 Maret 2014, hal 18 - 30
luas perairan laut sekitar 5,8 juta lipid. Untuk menghindari timbulnya
Km2 (70 % dari total wilayah reaksi tersebut di dalam tubuh, kita
Indonesia) (Sandrasari, 2008). membutuhkan suatu senyawa penting
Di Indonesia, alga merah yang dapat menghentikan ataupun
terdiri dari 452 jenis alga, dan alga menghambat reaksi radikal bebas
coklat 134 jenis (Moosa, 1999). yaitu antioksidan.
Menurut Aslan (1998), rumput laut Antioksidan merupakan
mengandung komponen penting senyawa pemberi elektron (elektron
yang dibutuhkan dalam proses donor) atau reduktan. Senyawa
fisiologis hewan dan manusia. antioksidan memiliki berat molekul
Rumput laut kaya akan karbohidrat, kecil, tetapi mampu menginaktivasi
protein, lipid dan mineral. Temuan berkembangnya reaksi oksidasi
terakhir membuktikan bahwa rumput dengan cara mencegah terbentuknya
laut berpotensi sebagai antivirus radikal. Antioksidan juga merupakan
(Manilal, dkk., 2009), antibakteri senyawa yang dapat menghambat
(Izzati, 2007), antijamur (Khazanda, reaksi oksidasi, dengan mengikat
dkk., 2007) antitumor (Zandi, dkk., radikal bebas dan molekul yang
2010) dan antioksidan (Lestario, sangat reaktif (Winarsi, 2007).
dkk., 2008). Antioksidan dapat berasal dari
Manusia sebagai mahluk berbagai sumber bahan alam atau
yang berakal memiliki kewajiban dibuat secara sintesis dalam
untuk menjaga dan memanfaatkan laboratorium. Antioksidan sintetik
alam dengan bijaksana. Manusia BHA (Butylated hydroxyanisole),
akan dituntun pengetahuannya untuk BHT (Butylated hydroxytoluene),
menemukan obat-obat bagi penyakit- PG (Propyl Gallate) dan TBHQ (tert-
penyakit yang ada di bumi, antara butyl hydroquinone) sering
lain kanker, jantung, katarak, digunakan untuk mengontrol
penuaan dini serta penyakit terjadinya oksidasi. Akan tetapi,
degeneratif lainnya yang disebabkan tidak menutup kemungkinan
reaksi radikal bebas di dalam tubuh antioksidan tersebut menyebabkan
(Amarowicz dalam Rohman dan efek karsinogenik. Antioksidan alami
Riyanto, 2005). lebih aman untuk dikonsumsi dan
Radikal bebas adalah atom lebih mudah diserap oleh tubuh dari
atau molekul apa saja yang memiliki pada antioksidan sintesis (Madhavi,
satu atau lebih elektron tak dkk., 1996).
berpasangan. Radikal bebas Pemanfaatan alga sebagai
dianggap berbahaya karena bersifat antioksidan telah dilakukan oleh
tidak stabil dan menjadi sangat beberapa peneliti yaitu Omar, dkk.,
reaktif dalam upaya mendapatkan (2007) dalam Hijaz, (2009) meneliti
pasangan elektronnya sehingga alga coklat jenis Padina antillarium
menyebabkan terbentuknya radikal dan menghasilkan ekstrak fukoidan
baru. Radikal bebas menggangu (polisakarida kompleks pada dinding
keutuhan sel karena dapat bereaksi sel alga) nilai EC50 sebesar 0,337
dengan komponen sel. Pembentukan g/mL dengan metode DPPH (1,1-
radikal baru ini dapat menimbulkan difenil-2-pikrilhidrazil). Cristiane,
kerusakan berbagai komponen sel dkk., (2007) meneliti alga coklat
tubuh seperti DNA, dan juga dapat jenis Fucus vesiculosus yang
menyebabkan terjadinya peroksidasi menghasilkan ekstrak fukoidan
19
ALCHEMY, Vol.3 No. 1 Maret 2014, hal 18 - 30
20
ALCHEMY, Vol. 3 No. 1 Maret 2014, hal 18 - 30
21
ALCHEMY, Vol.3 No. 1 Maret 2014, hal 18 - 30
22
ALCHEMY, Vol. 3 No. 1 Maret 2014, hal 18 - 30
23
ALCHEMY, Vol.3 No. 1 Maret 2014, hal 18 - 30
24
ALCHEMY, Vol. 3 No. 1 Maret 2014, hal 18 - 30
25
ALCHEMY, Vol.3 No. 1 Maret 2014, hal 18 - 30
Heo, dkk., (2005) melaporkan kapasitas taefolium memiliki nilai yang hampir sama
antioksidan ekstrak metanol sampel dengan sampel S. siliquastrum.
metanol S. coreanum (86,04 %), S. Hasil penelitian ini menunjukkan
fulvellum (67,44 %), S. horneri (23,91 %), bahwa pada sampel S. cristaefolium
S. piluliferum (93,67 %), S. siliquastrum kapasitas antioksidan berbanding lurus
(75,58 %), S. thunbergii (97,44 %). dengan total fenol yang dikandungnya.
Sandrasari (2008), menyatakan bahwa suatu
senyawa yang mempunyai kapasitas Tabel 4 Nilai kandungan fenolik total pada
antioksidan sangat kuat jika menghambat ekstrak S. cristaefolium dan
perkembangan radikal bebas lebih dari 80 kapasitas antioksidan.
%, sedang jika menghambat sebesar 50-80
Sampel Aktivitas Kandungan
%, dan lemah jika memiliki penghambatan
antioksidan fenol total
kurang dari 50 %. Kapasitas antioksidan
(%) (mg
pada ektrak n-heksana mengalami
GAE/g
penurunan kapasitas pada konsentrasi 100
sampel)
200. Hal ini menandakan kemampuan
Ekstrak 80,78 74,63
antioksidan mulai melemah pada
metanol
konsentrasi yang besar, kemungkinan yang
Ekstrak n- 74,98 35,85
terjadi adalah senyawa yang telah bersifat
heksana
prooksidan (suatu zat yang dapat
menyebabkan kerusakan oksidatif).
Senyawa fenolik pada ekstrak alga Kutsiyah (2012) juga melaporkan
coklat diukur dengan menggunakan reagen kandungan senyawa fenolik total dan
Folin-Ciocalteu pada panjang gelombang kapasitas antioksidan pada ekstrak metanol
655 nm. Hasil yang diperoleh dinyatakan E. spinosum adalah 82,78 mg GAE/g dan
sebagai ekivalen asam galat (EAG/g 84,60 %. Hal ini, menunjukkan adanya
sampel). Asam galat merupakan senyawa korelasi antara kapasitas antioksidan
untuk mengukur kandungan senyawa fenol dengan kandungan total fenol yang
dalam sampel pada makanan atau minuman. dikandung.
Pengujian ini dilakukan karena senyawa Penelitian Lee, dkk., (2006)
fenolik berkontribusi langsung terhadap menggunakan 25 macam jenis alga merah
kapasitas antioksidan. Nilai absorbansi yang menunjukkan kandungan fenolik total
yang terukur menyatakan intensitas tertinggi diantara 25 macam jenis alga
senyawa fenol yang terdapat pada sampel. merah tersebut terdapat pada ekstrak
Semakin besar nilai absorbansi yang metanol dari alga merah Polysiphonia
dihasilkan maka kandungan senyawa fenol japonica yaitu sebesar 176,90 mg/g.
pada ekstrak alga coklat semakin tinggi. Hasil uji fitokomia ekstrak metanol
Pengukuran kandungan total S. cristaefolium pada Tabel 5. Pada
senyawa fenol pada ekstrak kasar S. penelitian ini ekstrak S. cristaefolium yang
cristaefolium menunjukkan bahwa diduga mengandung steroid yang memiliki
kandungan fenol total tertinggi terdapat aktivitas antioksidan. Uji steroid ekstrak
pada ekstrak metanol. Hasil pengukuran kasar metanol S. cristaefolium ditandai
kadar fenolik total dapat dilihat pada Tabel dengan perubahan warna kuning kecoklatan
4. Heo, dkk., (2005) melaporkan kandungan menjadi biru kehijauan. Perubahan warna
fenol ekstrak metanol S. coreanum (38,11 ini disebabkan terjadinya reaksi oksidasi
mg GAE/g), S. fulvellum (7,56 mg GAE/g), pada golongan steroid melalui
S. horneri (6,81 mg GAE/g), S. piluliferum pembentukan ikatan rangkap terkonjugasi
(14,91 mg GAE/g), S. siliquastrum (75 mg (senyawa pentaenilik) (Sriwahyuni, 2010).
GAE/g), S. thunbergii (23,06 mg GAE/g). Studi fitokimia dan farmakologi
Hasil kandungan fenol sampel S. cres menyatakan bahwa steroid memiliki
26
ALCHEMY, Vol. 3 No. 1 Maret 2014, hal 18 - 30
Gambar 2 Dugaan reaksi senyawa steroid dengan radikal DPPH (Abad, dkk., 2011)
27
ALCHEMY, Vol.3 No. 1 Maret 2014, hal 18 - 30
28
ALCHEMY, Vol. 3 No. 1 Maret 2014, hal 18 - 30
Malang: Jurusan Kimia Fakultas Manilal. A., Sujith, S., Selvin, J., Kiran,
Sains dan Teknologi Universitas G.S., Shakir, C. 2009. In vivo
Islam Negeri Maulana Malik Antiviral Activity of Polysaccharide
Ibrahim Malang from the Indian Green Alga,
Izzati, M. 2007. Skreening Potensi Acrosiphonia orientalis (J. Agardh):
Antibakteri pada Beberapa Spesies Potential Implication in Shrimp
Rumput Laut terhadap Bakteri Disease Management. Journal of
Patogen pada Udang Windu. Jurnal Fish and Marine Sciences 1 (4):
BIOMA. Vol. 9, No. 2. 6267. 278-282. Department of
Jepara: Undip. Microbiology. India: Bharathidasan
Khazanda, K.A., Wazir, S.T.G., Samina, University
K., Shahzadi, S. 2007. Antifungal Moosa, M.K. Sumberdaya laut nusantara,
Activity, Elemental Analysis and keanekaragamanhayati laut dan
Determination Of Total Protein Of pelestariannya. Loka karya
Seaweed, Solieria Robusta Keanekaragaman Hayati Laut.
(Greville) Kylin From The Coast Of Pemanfaatan secara lestari dilandasi
Karachi. J. Bot., 39(3): 931-937, penelitian dan penyelamatan. Widy
2007. National Center of Excellence Graha LIPI. Jakarta 23 Pebruari
for Aanalytical Chemistry. Pakistan: 1999
University of Sindh. Muawwanah. 1996. Estraksi Antioksidan
Kutsiyah. 2012. Penentuan Kandungan dari Alga Laut Sargassum sp. dan
Senyawa Fenolik Total dan Efektivitasnya dalam menghambat
Kapasitas Antioksidan Alga Merah Awal Emulsi Minyak Ikan. Skripsi.
Eucheuma spinosum dari pantai Bogor: Program Studi Teknologi
Lobuk Madura. Skripsi. Malang: Hasil Perikanan Fakultas Perikanan
Jurusan Kimia Fakultas Sains dan ITB
Teknologi Universitas Islam Negeri Parwata, I.M.O.A., Wiwik, S.R. dan
(UIN) Maulana Malik Ibrahim Raditya, Y. 2009. Isolasi dan Uji
Malang Antiradikal Bebas Minyak Atsiri
Lee, K.W., Jeon, J.Y., Cha, S.H. dan Heo, Pada Daun Sirih (Piper betle, Linn)
S.J. 2006. Antioxidant Activities of Secara Spektroskopi Ultra Violet-
Red Algae from Jeju Island. Journal Tampak. Jurnal Kimia. Vol. 3 (1):
Algae. Volume 21(1): 149-156, 7-13. ISSN 1907-9850. Bukit
Faculty of Applied Marine Science. Jimbara: Jrusan Kimia FMIPA
Korea: Cheju National University, Universitas Udayana
Jeju 690-756. Rahayu, D.S., Dewi, K., Enny, F. 2010.
Lestario. L.N., Sugiarto, S., Timotius. 2008. Penentuan Aktivitas Antioksidan
Aktivitas Antioksidan dari Kadar dari Ekstrak Etanol Daun Ketapang
Fenolik Total dari Ganggang Merah (Terminalia catappa L) dengan
(Gracilaria verrucosa L.). Jurnal Metode 1,1 difenil 2 Pikrilhidrazil
Teknol dan Industri Pangan. (DPPH). Jurnal Kimia. Semarang:
Vol.XIX No.2 Th. 2008. Salatiga: Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Fakultas Sains dan Matematika. Diponegoro
Universitas Kristen Satya Wacana. Rohman, A. dan Riyanto, S. 2005. Daya
Madhavi, D. L, S. S. Dhespande and D.K Antioksidan Ekstrak Etanol Daun
Salunka, 1996, Food Antioxidant Kemuning (Murraya paniculata (L)
Technological, Toxicologi and Healt Jack) Secara in vitro. Majalah
Perpectures. New York: Marcel Farmasi Indonesia, 16 (3), 136
Dekker Inc 140. Yogyakarta: Laboratorium
Kimia Analisis Bagian Kimia
29
ALCHEMY, Vol.3 No. 1 Maret 2014, hal 18 - 30
30