0% fanden dieses Dokument nützlich (0 Abstimmungen)
57 Ansichten22 Seiten

Template Artikel Jurnal SORA Rivan

Das Dokument analysiert die Präferenzen deutscher Touristen bei Besuchen in Bandung und Umgebung. Es wurden 17 deutsche Touristen befragt, wobei Kawah Putih und Lembang als beliebte Ziele genannt wurden. Deutsche Touristen schätzen auch Stadtrundfahrten und Restaurants. Der Autor empfiehlt, deutsche Touristenerfahrungen in Bandung genauer zu untersuchen.

Hochgeladen von

wildtunagame
Copyright
© © All Rights Reserved
Wir nehmen die Rechte an Inhalten ernst. Wenn Sie vermuten, dass dies Ihr Inhalt ist, beanspruchen Sie ihn hier.
Verfügbare Formate
Als DOCX, PDF, TXT herunterladen oder online auf Scribd lesen
0% fanden dieses Dokument nützlich (0 Abstimmungen)
57 Ansichten22 Seiten

Template Artikel Jurnal SORA Rivan

Das Dokument analysiert die Präferenzen deutscher Touristen bei Besuchen in Bandung und Umgebung. Es wurden 17 deutsche Touristen befragt, wobei Kawah Putih und Lembang als beliebte Ziele genannt wurden. Deutsche Touristen schätzen auch Stadtrundfahrten und Restaurants. Der Autor empfiehlt, deutsche Touristenerfahrungen in Bandung genauer zu untersuchen.

Hochgeladen von

wildtunagame
Copyright
© © All Rights Reserved
Wir nehmen die Rechte an Inhalten ernst. Wenn Sie vermuten, dass dies Ihr Inhalt ist, beanspruchen Sie ihn hier.
Verfügbare Formate
Als DOCX, PDF, TXT herunterladen oder online auf Scribd lesen
Sie sind auf Seite 1/ 22

POTENSI KOTA BANDUNG DAN SEKITARNYA SEBAGAI DESTINASI

WISATAWAN DARI JERMAN

Muhamad Rivan Feishal Surya,


Email: [email protected], Bahasa Jerman, STBA YAPARI ABA BANDUNG

Abstract
Die deutsche Gesellschaft hat ihre eigenen Reisegewohnheiten. Einschließlich
Reisen in die Stadt Bandung und ihre Umgebung, wo diese Stadt ein Urlaubsziel ist, das
sowohl von Einheimischen als auch von Ausländern recht häufig besucht wird. Basierend
auf der obigen Beschreibung möchte der Verfasser tiefer in die Aktivitäten der Deutschen
während der Ferien eintauchen und aus welchen Gründen die Deutschen Urlaubsziele
wählen. Die in dieser Untersuchung verwendete Methode ist qualitativ. Die Ergebnisse
dieser Studie kamen zu dem Schluss, dass die Stadt Bandung eine von Touristen besuchte
Stadt ist. Die Schönheit und Vielfalt der Touristenattraktionen in Bandung ist die
Hauptattraktion für alle Besucher, einschließlich deutscher Touristen. Touristen aus
Deutschland neigen dazu, einen Urlaub zu verbringen, die Natur zu genießen und neue
Dinge zu lernen. Von 17 Befragten, die vom Verfasser einen Fragebogen erhalten hatten,
wurde festgestellt, dass Kawah Putih und Lembang ihre Lieblingsziele während ihres
Urlaubs in Bandung waren. Abgesehen davon mögen deutsche Touristen auch
Stadtrundfahrten wie einen Spaziergang entlang der Braga Straße und einfach nur in
Restaurants in Dago abzuhängen. Für weitere Recherchen schlagen der Verfasser vor,
die Erfahrungen deutscher Touristen in der Stadt Bandung und Umgebung genauer zu
befragen und ihre Meinungen neben Deutschen auch mit anderen Touristen aus beiden
Teilen Indonesiens und dem Ausland zu vergleichen.

Schlüsselwörter: Deutschland, Tourismus und Bandung


Abstrak
Masyarakat Jerman memiliki kebiasaan tersendiri dalam berwisata, termasuk
berwisata di Kota Bandung dan sekitarnya, dimana kota ini merupakan destinasi liburan
yang cukup sering dikunjungi baik oleh masyarakat lokal maupun luar negeri.
Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud menggali lebih dalam bagaimana aktivitas
orang Jerman selama liburan dan apa saja yang menjadi alasan orang Jerman memilih
destinasi liburan. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa Kota Bandung adalah kota yang dikunjungi
wisatawan. Keindahan dan ragam tempat wisata di Bandung menjadi daya tarik tersendiri
bagi siapapun yang berkunjung, termasuk wisatawan Jerman. Wisatawan dari Jerman
cenderung suka berlibur menikmati alam dan mempelajari hal-hal baru. Dari 17 responden
yang diberikan angket oleh penulis didapatkan hasil bahwa Kawah Putih dan Lembang
menjadi destinasi favorit mereka selama berlibur di Bandung. Selain itu, wisatawan
Jerman juga menyukai wisata kota seperti menyusuri jalan Braga dan sekadar nongkrong
di restoran di Dago. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk
menanyakan lebih detail pengalaman wisatawan Jerman di kota Bandung dan sekitarnya
dan bandingkan juga pendapatnya dengan wisatawan lain baik dari pelosok Indonesia atau
pun luar negeri selain orang Jerman.

Kata Kunci : Jerman, Wisata dan Bandung

1. Pendahuluan

Masyarakat Jerman adalah pecinta alam, menggemari hidup perkotaan, menjalani


pola makan sehat, mempunyai kuliner yang beragam, kesadaran akan tradisi dan sikap
kosmopolitan. Beragam hal di atas mencerminkan karakter orang Jerman (Matthias
Bischoff, 2018). Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa masyarakat Jerman sangat
menyukai wisata baik didalam negaranya ataupun luar negaranya salah satunya
Indonesia. Indonesia mempunyai beragam macam keindahan alam dan menjadi daya
tarik bagi turis mancanegara untuk berwisata. Yang paling terkenal adalah Bali, karena
pariwisata alamnya yang beragam dan banyak kebudayaan yang unik membuat para turis
betah berlama lama di Bali.

Selain Bali, sebenarnya Indonesia mempunyai banyak sekali tempat-tempat yang


nyaman untuk dikunjungi dan sesuai dengan profil kebiasaan wisata orang Jerman. Salah
satunya, Bandung. Kota Bandung memang bukan kota yang seterkenal Bali di
mancanegara, tapi tempat wisata di Bandung juga tidak boleh dilewatkan. Selain alamnya
yang indah untuk dinikmati ada juga wisata café, kuliner yang patut di coba. Wisata
perkotaan pun kian hits dikalangan anak muda. Seperti sekitar jl. Braga, alun-alun
Bandung, seputar jl. Riau, sepanjang jl. Cihampelas dan masih banyak lagi. Bandung
juga mempunyai julukan yang ikonik yakni “Paris Van Java”. Dikutip dari Sunandar,
2010 dalam jurnalnya yang berjudul Sejarah Kota Bandung dari ”Bergdessa” (desa udik)
hingga menjadi Bandung “Heurin ku Tangtung” (Kota Metropolitan) “Julukan Kota
Bandung sebagai Parijs van Java, sejalan dengan maraknya aktivitas perkebunan di
sekitar Kota Bandung pada awal abad XX, tumbuh pula bangunan-bangunan untuk
kepentingan orang perkebunan seperti hotel, kantor, pertokoan dan tempat hiburan,
termasuk sekolah. Di antara yang terpenting adalah tempat perbelanjaan khusus orang
kulit putih, di sepanjang Jalan Braga yang semula hanya berupa jalan pedati.
Perkembangan Braga pada masa keemasannya berpengaruh besar terhadap
perkembangan wilayah sekitarnya. Konsentrasi aktivitas perdagangan, jasa, hiburan,
hingga perkantoran berada pada kawasan ini. Secara fisik kawasan Jalan Braga
dikembangkan dengan suasana mendekati tempat-tempat di Eropa, fakta ini dapat dilihat
dari bentukan-bentukan fisik bangunan gedung-gedung pertokoan yang cenderung tampil
dengan gaya Eropa. Salah satu yang paling menonjol adalah gedung Javasche Bank
(sekarang Bank Indonesia), gedung Van Dolph (sekarang Landmark), gedung Gas
Negara serta gedung-gedung lainnya yang berada di sekitar Braga. Gaya arsitektur yang
khas menjadikan kawasan Braga semakin berkembang sebagai kawasan perdagangan
yang banyak diminati masyarakat saat itu” (Sunandar, 2010).

2. Metodologi

Metode Penelitian

Penulis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut


Sugiyono (2019:18) bahwa :
“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana penulis adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
generalisasi.”

Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan instrumen survey dengan pengambilan data memakai


angket yang di berikan kepada 17 responden dari Jerman untuk mengetahui bagaimana
pandangan jujur mereka terkait pariwisata di Bandung dan sekitarnya. Selain itu penulis
juga ingin mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan orang Jerman saat berwisata.

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan deskriptif analisis. Teknik
ini memiliki tiga komponen, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
3. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini merupakan analisis persepsi wisatawan Jerman di kota Bandung.


Penulis membagikan angket ke beberapa wisatawan yang pernah berkunjung ke Kota
Bandung dan berwisata di beberapa tempat. Penelitian ini menggunakan instrumen survey
dengan pengambilan data memakai angket yang di berikan kepada 17 responden dari
Jerman untuk mengetahui bagaimana pandangan jujur mereka terkait pariwisata di
Bandung dan sekitarnya. Selain itu penulis juga ingin mengetahui kegiatan apa saja yang
dilakukan orang Jerman saat berwisata.
Tabel 1 Daftar Responden dan Domisili
Nama Asal Usia Urusan
1 Henning von München 35 Kunjungan
Beaulieu Keluarga
2 Pilippe Grangé Frankreich 54 Kunjungan
Keluarga
3 Julia Simon München 33 Kunjungan
Keluarga
4 Kirana Aurelia Nordrhein- 20 Kunjungan
Außermeier Westfalen recke Keluarga
5 Andreas Außermeier 49509 Recke, 43 Kunjungan
Deutschland Keluarga
6 Simon, Patrick München, 34 Kunjungan
Deutschland Bisnis
7 Larissa Außermeier Recke 18 Kunjungan
Keluarga
8 Rudolf Brehm Erlangen / 59 Kunjungan
Deutschland Keluarga
9 Miranda Deutschland 20 Kunjungan
Keluarga
10 Daniel von Löwen Aus Hagen 27 Kunjungan
Keluarga
11 Anna-Lena Kreidl Deutschland 21 Kunjungan
Keluarga
12 Sheila von Löwen Hagen. 29 Kunjungan
Keluarga
13 Ulrich Zimmer Deutschland 65 Kunjungan
Keluarga
14 Ratih Zimmer Deutschland 63 Kunjungan
Keluarga
15 Max Augsburg, 47 Kunjungan
Deutschland Keluarga
16 Jan-Philip Deutschland 21 Kunjungan
Keluarga
17 Sina Heckenberger Hamburg, 22 Kunjungan
Deutschland Keluarga

Berdasarkan tabel diatas dari ke 17 responden penulis, 3 berasal dari Munchen, 1


orang dari Erlangen, 3 orang dari Recke, 1 orang dari Frankreich, 2 orang dari Hagen, dan 7
sisanya berasal dari kota kota lainnya di Jerman. Pengunjung pariwisata Bandung dari
Jerman dilihat dari table ini berasal dari daerah yang beragam.
Rentang usia pengunjung pun variatif, baik berusia muda (belasan tahun) hingga
berusia tua. Responden yang berusia di bawah 20 tahun(Jügendliche) berjumlah satu orang.
Responden dengan rentang usia 20 sampai 30 tahun berjumlah tujuh orang. Sementara itu,
responden dengan rentang usia 30 hingga 40 tahun berjumlah tiga orang. Sementara itu,
responden lainnya berusia di atas 40 tahun, yaitu berjumlah 6 orang. Responden yang
tergolong berusia di atas 40 tahun dapat disebut sebagai Kakek-nenek.
Maka bisa disimpulkan baik dari kalangan muda maupun tua Jerman ada yang
berlibur ke tempat wisata di kota Bandung dan sekitarnya. Berdasarkan data di-
atas, wisatawan Jerman yang berkunjung ke Bandung paling banyak berusia di antara 20
dan 30 tahun yaitu sebanyak 7 orang. Sementara itu, di posisi kedua terbanyak adalah
wisatawan dengan rentang usia di atas 40 tahun. Namun, berdasarkan data tabel diatas,
diketahui bahwa tujuan utama para responden berkunjung ke kota Bandung adalah
kunjungan keluarga sebanyak 16 orang, dan hanya 1 orang responden yang memiliki tujuan
kunjungan untuk berbisnis.
Tabel 3 2 Daftar Tempat tinggal, Durasi, Jasa Travel dan akses transportasi
Responden di Bandung

Tempat
No Nama Durasi Jasa Travel Kesulitan/tidak
Tinggal
1 Henning von Keluarga kami disana
tidak tidak
Beaulieu selama 5 hari
2 Pilippe Grangé Keluarga Terkadang, tidak
bersama-
ya
sama sekitar
6 bulan
3 Julia Simon Keluarga 2 hari tidak tidak
4 Kirana Aurelia Keluarga tidak
2-3 minggu tidak
Außermeier
5 Andreas Außermeier Keluarga 3 minggu tidak tidak
6 Simon, Patrick Hotel 5 hari tidak tidak
7 Larissa Außermeier Keluarga 3-4 minggu tidak tidak
8 Rudolf Brehm Keluarga saya tinggal tidak
2 sampai 3 tidak
hari
9 Miranda Keluarga 3-4 hari tidak tidak
10 Daniel von Löwen Keluarga beberapa tidak
tidak
hari
11 Anna-Lena Kreidl Keluarga 2 minggu tidak tidak
12 Sheila von Löwen Keluarga 2 Minggu tidak tidak
13 Ulrich Zimmer Keluarga 3-4 hari tidak tidak
14 Ratih Zimmer Keluarga 5 hari tidak tidak
15 Max Keluarga 2-4 minggu tidak tidak
16 Jan-Philip Keluarga 2 hari tidak tidak
17 Sina Heckenberger Keluarga 4 hari tidak tidak

Berdasarkan hasil angket yang di bagikan kepada 17 responden penulis menemukan


fakta bahwa mereka sebagian besar mengunjungi teman dan keluarga saat ke Bandung.
Hanya satu dari 17 yang tinggal di hotel sisanya tinggal bersama dengan keluarganya dan
temannya.
Berdasarkan tabel ini didapatkan informasi bahwa para responden menetap di
Bandung paling singkat 2 hari dan paling lama 6 bulan. Rerata durasi tinggal di Bandung di
angka 5 hari-3 minggu. 16 dari 17 responden setuju bahwa trasnportasi menuju ke tempat
wisata di Bandung dan sekitarnya tidak sulit dan mudah didapatkan.
Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada 17 responden, peneliti
menemukan bahwa sebagian besar dari mereka mengunjungi teman dan keluarga ketika
mereka pergi ke Bandung. Hanya satu dari 17 yang menginap di hotel, sisanya bersama
keluarga dan teman-temannya. Responden tinggal di Bandung minimal 2 hari dan
maksimal 6 bulan. Rata-rata lama tinggal di Bandung adalah 5 hari sampai 3 minggu. 17
responden tidak menggunakan biro perjalanan untuk mengunjungi daerah Bandung karena
mereka memiliki keluarga di Bandung yang dapat mereka andalkan untuk mengunjungi
daerah Bandung. 16 dari 17 setuju bahwa transportasi di sekitar tempat-tempat wisata
kawasan Bandung tidak sulit dan mudah didapat.
Berikut dipaparkan data tempat wisata favorit para responden beserta pendapat
mereka terhadap tempat tersebut.
Tabel 3 Tempat yang Dikunjungi dan Pendapat para responden

No Nama Tempat yang Pendapat


dikunjungi
1 Henning von Kampung Daun Fasilitas cantik
Beaulieu
2 Pilippe Grangé Jalan Braga, tapi Kita bisa berjalan di sini.
lebih baik tanpa
kendaraan.
3 Julia Simon Kampung Daun tempatnya eksotis dan menciri khaskan
negaranya.
4 Kirana Aurelia Lembang makanannya enak
Außermeier
5 Andreas Tangkuban Perahu Pemandangan yang indah
Außermeier
6 Simon, Patrick Kawah Putih warna yang bagus dan pemandangan yang
indah
7 Larissa Boscha Karena indah
Außermeier
8 Rudolf Brehm Umumnya Saya sendiri bermain Angklung di Munich
pemandangan yang
indah dan saung
udjo
9 Miranda White Crater Lingkungan dan alam disana sangat indah
10 Daniel von Perkebunan Luwak Karena kamu bisa memegang luwak
Löwen
11 Anna-Lena kawah sulfur/ Tempat yang sangat istimewa
Kreidl kawahputih
12 Sheila von Kopi Luwak mencicipi kopi yang enak
Löwen Cikole.
13 Ulrich Zimmer Dago Pakar am Panorama luar biasa, Saung romantis dengan
Abend makanan tradisional yang enak, panggung
dengan pertunjukan
14 Ratih Zimmer Lembang, Pertama pada malam hari tempat kami
Tangkuban Perahu, tinggal, kedua karena pegunungan pemancar
Ciater selalu terlihat.
15 Max Sari Ater Satu-satunya tempat yang saya kunjungi
dalam waktu singkat
16 Jan-Philip Kawah Putih Itu adalah sesuatu yang tidak kita miliki
17 Sina Tidak mengunjungi -
Heckenberger tempat mana pun di
sekitarnya

Dari hasil angket yang di bagikan 17 responden ini memilih beberapa tempat favorit
yang menjadi tujuan wisata mereka. Tempat wisata yang menjadi pilihan paling diminati
adalah daerah Lembang. Sebagaimana telah dijelaskan di Bab 2, bahwa banyak tempat
wisata di daerah Lembang, ada Tangkuban Perahu, Pemandian Air Panas Ciater, Kampung
Daun, Kopi Luwak Cikole, dan ada juga yang hanya menyebutkan Lembang saja di angket.
Penulis menyimpulkan bahwa tulisan Lembang yang dimaksud di dalam angket tersebut
adalah pasar Lembang. Hal itu didasarkan pada komentar yang diberikan oleh responden
tersebut, yaitu ia mengatakan makanannya enak”.
Dari 17 responden yang Pemulis berikan angket 8 responden memilih Lembang
sebagai destinasi wisata favorit dengan beberapa tempat berbeda. 2 orang mengunjungi
Lembang (pasar lembang), 2 orang mengunjungi Tangkuban Perahu, 2 orang mengunjungi
Kampung Daun dan 2 orang mengunjungi Kopi Luwak Cikole.
Pertama ada Tangkuban Perahu menurut para wisatawan Jerman Tangkuban Perahu
memiliki pemandangan yang indah sehingga menjadi tempat favorit mereka. Hal ini
didasari dari komentar para responden yaitu “Pemandangan yang indah”. Seperti yang
sudah dibahas di bab 2 disekitar Gunung Tangkuban Perahu ini juga tumbuh subur pohon-
pohon pinus dan perkebunan teh yang membuat pemandangan di sekitar Gunung
Tangkuban Perahu semakin sejuk dan indah.
Gunung Tangkuban Perahu ini merupakan tempat wisata yang tidak boleh di
lewatkan. Pemandangan yang indah asap kabut yang menawan bisa dinikmati oleh semua
wisatawan. Selain itu para wisatawan juga bisa berjalan-jalan dan mengunjungi kawah-
kawah yang ada disekitar Gunung Tangkuban Perahu. Para wisatawan juga bisa berjalan-
jalan disekitar Gunung Tangkuban Perahu dan berswafoto.
Selanjutnya tempat di Lembang yang di favoritkan oleh wisatawan Jerman adalah
Kampung Daun. Menurut wisatawan Jerman Kampung Daun ini fasilitasnya cantik, eksotis
dan mencirikan negara Indonesia. Hal ini didasari dari komentar wisatawan yaitu “Fasilitas
cantik” dan “tempatnya eksotis dan menciri khaskan negaranya” sejalan dengan
pembahasan di bab 2. Kampung Daun Culture Gallery & Cafe diharapkan dapat menjadi
salah satu tempat istirahat sementara dari segala kepenatan dan rutinitas kesibukan kota
yang membosankan, sebagai tempat bersantai melakukan aktivitas makan dan minum
sambil menikmati suasana alam perkampungan dengan diiringi alunan live music, atau
dapat juga digunakan sebagai tempat untuk aktivitas pertemuan formal seperti seminar
kecil, dan sebagainya (Boyke Arief T.F., 2011).
Tempat wisata yang difavoritkan oleh wisatawan Jerman adalah Kopi Luwak Cikole,
Lembang, sensasi menikmati kopi dengan melibatkan hewan yakni luwak. 2 dari 17
responden yang diteliti terkesan ketika mengunjungi Kopi Luwak Cikole sebagai destinasi
berwisata. Mereka terkesan karena mereka bisa mencicipi kopi luwak original dan bisa
memegang luwak. Berdasarkan pemaparan pada Bab 2, kopi luwak adalah kopi yang
diproduksi dari biji kopi yang telah dimakan dan melewati saluran pencernaan binatang
bernama luwak atau secara singkat proses fermentasi dari biji kopi ini terjadi secara alami
di dalam perut luwak. Jenis kopi ini adalah asli dari Indonesia. Minum kopi saat ini sudah
seperti gaya hidup, akhirnya banyak sekali pengusaha-pengusaha merintis warkop (warung
kopi) atau café dengan menu utama kopi. Dengan beragam citarasa dan jenis kopi semua di
sajikan oleh barista setiap tempat ngopi.
Selanjutnya selain Lembang di peringkat kedua tempat favorit wisatawan Jerman
berdasarkan jumlah responden terbanyak adalah tempat wisata Kawah Putih. Ada sebanyak
empat responden yang memilih Kawah Putih sebagai destinasi favorit. Mereka berpendapat
kawah putih memiliki pemandangan yang indah dan mereka merasa kawah putih ini adalah
sesuatu yang tidak mereka miliki hal ini didasari pada komentar yang di berikan oleh
responden yaitu, “warna yang bagus dan pemandangan yang indah”, “Lingkungan dan alam
disana sangat indah” dan “Itu adalah sesuatu yang tidak kita miliki”. Seperti yang di
jelaskan pada bab 2 bahwa kawah putih adalah salah satu tempat wisata yang ada di
Bandung Jawa Barat paling popular, objek wisata yang satu ini dapat diakses dari Jl. Raya
Soreang-Ciwidey dan berlokasi tidak jauh dari Situ Pantenggang Ciwidey. Dari pusat kota
Bandung berjarak kurang lebih 50 km kearah selatan Bandung. Secara geografis Kawah
Putih berada di kawasan pegunungan dengan ketinggian mencapai 2.400 meter dpl. Tidak
heran jika di kawasan wisata ini suhu udaranya terasa cenderung dingin dengan mencapai 8
derajat celcius. Oleh karenanya jangan lupa untuk membawa jaket atau sweater tebal
tatkala mengunjungi wisata Kawah Putih Ciwidey (Maharani, Pesona Kawah Putih Sebagai
Kawasan Wisata Alam di Bandung, 2018)
Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa destinasi wisata yang paling banyak
dikunjungi responden adalah Kawah Putih, yaitu sebanyak empat orang. Berdasarkan
pendapat para responden, dapat dikatakan bahwa alasan mereka mengunjungi Kawah Putih
adalah disebabkan keindahan alam tempat itu yang tidak ada persamaannya di negara
Jerman. Seperti yang telah dijelaskan pada Bab 2, Kawah Putih memiliki keindahan alam
alami disebabkan tingkat sulfur yang khas di tempat itu. Kawah Putih menawarkan
keindahan danau berwarna putih kebiruan dan dikelilingi oleh pasir dan batu berwarna
putih. Kekhasan hasil bentukan alam tersebut, memang tidak ditemukan di negara Jerman.
Dengan kata lain, keindahan tersebut hanya dimiliki oleh tanah Pasundan. Hal ini dapat
menjadi wisata andalan bagi pemerintah Indonesia.
Tidak lupa Mata Air Panas Ciater pun turut menjadi tempat favorit bagi para wisatawan
Jerman. Terlihat dari data responden ada 2 orang yang memilih Sari Ater sebagai destinasi
favoritnya walaupun tidak memberikan pendapat spesifik. Namun, saat nama Ciater
disebutkan pasti identik dengan pemandian air panas yang berada disana. Para wisatawan
seringkali mengunjungi Ciater untuk berendam dan melepas penat. Air panas ini berasal
dari kaki gunung Tangkuban Perahu. Airnya hangat sekitar 43-46 derajat celsicus. Selain
berendam pengunjung pun bisa berenang dan sekadar duduk-duduk di pinggir kolam. Ada
pembagian kolam anak dan kolam dewasa. Jika kolam anak di batasi hanya 39 derajat
sedangkan dewasa bisa mencapai 46 derajat. Lokasi Ciater berada di Jalan Raya Ciater,
Nagrak, Ciater, Subang, Jawa Barat, Indonesia, 40154.
Saat ini disekitar pemandian sudah banyak sekali pembangunan hotel dan resort.
Febrina (2018) berpendapat bahwa “kehadiran fasilitas hotel resort di Ciater diharapkan
mampu menjadi destinasi wisata unggulan Jawa Barat. Potensi alam Ciater seperti
keindahan suasana pegunungan, pepohonan, serta objek wisata air panas disekitarnya
diharapkan mampu menarik pengunjung yang ingin mendapatkan ketenangan dan atmosfir
alami untuk melepas kepenatan”. (Febrina, 2018).
Selain itu para wisatawan Jerman memilih Braga untuk street culinary dan sekadar
jalan-jalan menikmati keunikan jalan Braga. Seperti yang dibahas di bab 2 bahwa jalan
Braga merupakan salah satu tempat yang nyaman untuk berjalan-jalan, suasana Eropa dari
kafe, butik, dan restoran yang apik di sepanjang jalan. Hal itu sejalan dengan komentar dari
responden nomor 2 yang juga menekankan aspek berjalan-jalan di sepanjang jalan Braga.
Kesan yang didapat oleh responden tersebut sesuai dengan kondisi dan jenis aktivitas
yang ada di jalan Braga. Seperti yang telah dipaparkan dalam Bab 2, Braga adalah sebuah
lokasi bersejarah yang masih banyak berdiri bangunan tua khas zaman kolonial Belanda.
Jalan Braga menyediakan semua hal yang dibutuhkan oleh turis asing, mulai dari hotel,
apartemen, pusat perbelanjaan, restoran, dan lansekap kota yang sangat indah. Menjadi
masuk akal jika turis asing terkesan ketika berkunjung ke Braga.
Selain itu ada Dago, seperti yang kita tahu bahwa Dago juga merupakan daerah yang
tidak boleh dilewatkan saat ke Bandung. Karena di Dago pun tersedia beberapa tempat
wisata, swafoto dan kuliner yang tak kalah menarik. Apalagi yang terbaru ada Dago Dream
Park yang bisa dikunjungi oleh semua kalangan baik anak maupun dewasa. Setelah itu,
para wisatawan Jerman juga memilih Saung Angklung Udjo untuk menonton pertunjukan
angklung dan belajar kebudayaan Indonesia lainnya, dimana di Saung Udjo ini kita akan
melihat keunikan dan keindahan alat musik khas Indonesia. Suara Angklung yang lembut
bisa menyamankan kita saat menonton pertunjukan disana. Museum Geologi pun menjadi
pilihan wistawan jerman untuk melihat artefak-artefak dan peninggalan bersejarah negara
Indonesia. Awalnya museum ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan koleksi hasil
penyelidikan geologi yang dilakukan oleh para ahli yang diketuai oleh Pemerintah Belanda
pada zaman dahulu. Dalam museum ini tersimpan dan dikelola materi-materi geologi
seperti fosil, batuan dan mineral.
Terakhir ada Bosscha yang berada di Jl. Peneropongan Bintang No.45, Lembang,
Kec. Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40391 untuk melihat pemandangan
bintang di angkasa yang indah. Wisatawan pun setuju bahwa pemandangan di Bosscha
sangatlah indah.
Berdasarkan penjelasan di atas apabila dikaitkan dengan pembahasan di bab 2 maka
Kawah Putih, Sari Ater/Ciater dan Tangkuban Perahu termasuk wisata alam, sedangkan
Kampung Daun, Saung Udjo dan Kopi Luwak Cikole termasuk wisata budaya dan kuliner.
Setelah itu, ada Braga dan Dago sebagai wisata kota dan kuliner. Bosscha termasuk wisata
buatan.
Berdasarkan data penelitian apabila di tinjau dari segi usia pengunjung wisata Kawah
Putih dan Kampung Daun berkisar di rentang 20-35 tahun. Sedangkan untuk Kopi Luwak
25-30, dan Tangkuban Perahu pengunjungnya ada di rentang usia 40-65 tahun. Pengunjung
Lembang berada di usia 20 - 65 sementara Saung Udjo di usia 59. Pengunjung wisata kota,
Dago dan Braga rentang usia 54-65. Kesimpulannya, wisatawan Jerman baik yang berusia
20an sampai 60an menyukai wisata alam dan kuliner seperti Kawah Putih, Tangkuban
Perahu dan Kopi Luwak Cikole. Sedangkan wisatawan Jerman yang berusia 50-60an lebih
suka menikmati wisata kota dan kuliner Braga dan Dago, lalu wisata budaya Saung Udjo.
Sementara untuk wisata buatan Bosscha di sukai oleh wisatawan usia 18 tahun.
Tabel 3 Makanan wisatawan Jerman

Makanan
Seblak
Bakmi Goreng
Sayuran
Ikan
Sate Makanan
Makanan Sunda
Gorengan
Soto Ayam
Rendang
Ayam goreng
Nasi Goreng
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Para wisatawan Jerman juga menceritakan tentang pengalaman mereka mencicipi
makanan Indonesia. Mayoritas memilih nasi goreng sebagai makanan favorit mereka lalu
ada juga yang mencicipi seblak, sate, rendang, bakso, gorengan bahkan makanan sunda.
Mereka menganggap makanan Indonesia nyaman di lidah mereka walaupun beberapa ada
yang intoleran dengan rasa pedas tapi, mereka tetap bisa menikmatinya.
Berdasarkan grafik di atas 3 dari 17 responden memilih nasi goreng sebagai
makanan favorit mereka. Nasi goreng merupakan makanan indonesia yang cukup di gemari
oleh wisatawan luar negeri. Nasi goreng ini merupakan masakan yang memanfaatkan nasi
dingin dan dibumbui oleh bumbu-bumbu tradisional seperti bawang putih, bawang merah
dan sebagainya. Selanjutnya, 2 dari 17 responden memilih seblak sebagai makanan favorit
mereka. Seblak merupakan makanan khas sunda ini selalu menjadi favorit masyarakat
lokal dimana perpaduan rasa yang gurih dan tambahan kencur menjadi pelengkap
kenikmatan seblak ini dengan berbagai level kepedasan, seblak memang makanan yang
tidak boleh dilewatkan. 2 dari 17 responden juga memilih ayam goreng, gorengan dan
sayuran. Beberapa makanan ini sebenarnya bukan khas indonesia semua negara pasti
memiliki versi rasa masing-masing dari menu-menu ini apalagi ayam goreng.
Ayam goreng (khas Nusantara) adalah hidangan Indonesia yang merupakan ayam
yang digoreng dalam minyak goreng. Dalam dunia internasional, istilah ayam goreng
merujuk kepada cara Indonesia dalam memasak ayam yang digoreng. Kebanyakan ayam
goreng khas Nusantara tidak dilapisi tepung, dan memiliki bumbu yang lebih kaya.
Sedangkan gorengan di Indonesia merupakan makanan yang cukup populer, disetiap tepian
jalan pasti ada beberapa gerobak penyedia gorengan. Ragam gorengan pun bermacam-
macam ada bala-bala (khas sunda) yaitu adonan tepung dengan campuran kubis dan wortel,
lalu ada cireng (aci digoreng), gehu (toge dan tahu) dan beberapa gorengan lainnya.
Sementara sayuran khas indonesia ada sop ayam, sayur kacang, sayur asem dan lain-lain.
3 dari 17 responden masing-masing memilih bakmi goreng, ikan, dan sate,. Bakmi
goreng atau biasa di sebut mi goreng adalah mi yang di goreng sebenarnya resep awalnya
berasal dari China. Masakan ini berasal dari Chow mein, mi China, dan dipercaya dibawa
oleh para pendatang Cina ke Indonesia, Malaysia, and Singapura. Akan tetapi mie goreng
sudah sedemikian rupa terintegrasi ke dalam seni kuliner Indonesia. Sebagai contoh mie
goreng membubuhkan kecap manis sebagai bahan penting. Untuk menyesuaikan dengan
masyarakat Indonesia yang kebanyakan adalah muslim, mi goreng biasanya tidak
menggunakan daging babi maupun lemak babi. Biasanya mi goreng menggunakan udang,
daging ayam, atau daging sapi. Selanjutnya ada ikan, ikan ini merupakan makanan yang
ada dimanapun dan disukai siapapun. Sedangkan untuk masakan ikan khas nusantara
khususnya sunda ada ikan pesmol. Masakan kaya rempah ini memadukan beberapa bumbu
seperti kunyit, serai, salam, lengkuas dan lain-lain. Mulanya ikan ini di goreng lalu setelah
itu di tumis dengan bumbu yang sudah di haluskan dan di beri air. Ikan ini di masak cukup
lama sampai bumbu nya meresap dan menjadi kaya rasa. Satay merupakan masakan yang
mengharuskan daging-daging diolah dengan cara dipotong-potong kecil dan di masukan ke
dalam tusukan sesuai selera. Indonesia mempunyai beragam jenis masakan sate, mulai dari
sate madura, sate padang, sate taichan, sate maranggi, dan sebagainya. Perbedaannya hanya
dari segi bumbu dan daerah yang membuatnya.
Selanjutnya, ada soto ayam, rendang dan makanan sunda dipilih oleh 3 dari 17
responden. Soto ayam merupakan makanan khas Indonesia, di Indonesia sendiri jenis soto
ini sangat beragam seperti soto lamongan, soto kudus, soto semarang dan lain-lain.
Perbedaan signifikan terdapat dari rempah-rempah yang digunakan. Selanjutnya, rendang
makanan khas minang yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia maupun
internasional ini merupakan daging yang di masak lama dengan rempah-rempah khas
minang dimana keunikannya semakin dipanaskan akan semakin meresap dan semakin
enak. Terakhir ada makanan sunda, makanan sunda disini memang tidak di jelaskan dengan
detail oleh responden tapi, penulis menyimpulkan makanan sunda ini adalah masakan-
masakan yang biasa di sajikan di restauran khas sunda seperti nasi liwet, sambel , petai,
ikan asin dan lainnya.
Tabel 4 Kesan Buruk Wisatawan

No Nama Kesan Buruk


1 Henning von Beaulieu Jakarta
2 Pilippe Grangé Ada banyak ! ada terlalu
banyak kemacetan lalu
lintas, lalu lintas buruk.
Mengapa tidak ada kereta
bawah tanah di Bandung?
3 Julia Simon tidak
4 Kirana Aurelia Außermeier tidak
5 Andreas Außermeier tidak
6 Simon, Patrick tidak
7 Larissa Außermeier Pasar tradisional, terlalu
banyak sampah
8 Rudolf Brehm tidak
9 Miranda Tidak secara langsung,
tetapi lalu lintas selalu
macet
10 Daniel von Löwen Kawah Putih
11 Anna-Lena Kreidl tidak
12 Sheila von Löwen Tidak
13 Ulrich Zimmer Tidak
14 Ratih Zimmer Tidak
15 Max Tidak
16 Jan-Philip Tidak
17 Sina Heckenberger Tidak

Saat di tanya apakah mereka mendapatkan kesan buruk. Kesan buruk selama
berwisata mayoritas menjawab kemacetan di Bandung yang sangat menghambat kegiatan
berlibur mereka. Hal ini didasari dari pendapat responden di atas yaitu “ Ada banyak! ada
terlalu banyak kemacetan lalu lintas, lalu lintas buruk. Mengapa tidak ada kereta bawah
tanah di Bandung?“ dan “ Tidak secara langsung, tetapi lalu lintas selalu macet“ Tapi,
beberapa menoleransi hal tersebut. Lalu, wisatawan Jerman juga mengomentari terkait
pasar tradisional yang banyak sampah. Mereka mengomentari bahwa Kota Bandung harus
memperbanyak transportasi umum dan mengurangi pemakaian mobil pribadi agar tidak ada
kemacetan. Begitupula dengan pengolahan sampah yang kurang baik di Bandung. Seperti
banyak yang buang sampah sembarangan, pengolahan yang tidak tepat dan sampah
berserakan. Dikutip dari Donny Iqbal (2018) sampah merupakan persoalan serius yang
dihadapi wilayah Bandung Raya. Hasil perhitungan berdasarkan data yang dihimpun
Mongabay Indonesia, menunjukkan produksi sampah dari Kota Bandung, Kota Cimahi,
dan Kabupaten Bandung mencapai 3.950 ton/hari. Sementara yang bisa diangkut, hanya
2.750 ton/hari (Iqbal, 2018)
Iqbal (2018) juga berpendapat meski ditunjang label Smart City, Kota Bandung
nampaknya masih kesulitan menangani sampah. Rencana penggunakan teknologi
insenerator di tempat pembuangan akhir Sarimukti tak kunjung dibangun karena dianggap
mengancam lingkungan dan kesehatan masyarakat. Selajutnya, teknologi biodigester dari
Jepang pun digagas, tapi tidak terwujud. Akibatnya, sampah menjadi masalah yang tak
kunjung tuntas dan perbaikan peraturan kebersihan. Salah satu wisatawan juga
mengomentari kenapa tidak diadakan kereta bawah tanah di Kota Bandung. Namun,
walaupun ada beberapa kesan tidak menyenangkan seperti yang disebutkan sebelumnya
seluruh responden mengaku akan berkunjung kembali ke Bandung jika ada kesempatan
(Iqbal, 2018).
4. Simpulan

Wisatawan mempersepsikan pariwisata Bandung merupakan tempat yang indah dan


banyak pemandangan yang bisa dinikmati seperti di Tangkuban Perahu, Kawah Putih
dan Dago. Selain itu ada keunikan tersendiri seperti yang disajikan di Kampung Daun
dan di Kopi Luwak Cikole. Dimana para wisatawan bisa mendapatkan pengalaman yang
tak terlupakan seperti memegang luwak, melihat barang-barang atau furnitur khas
Indonesia dan lainnya.

Meski begitu beberapa wisatawan merasa sedikit terganggu dengan kemacetan dan
pengelolaan sampah yang kurang baik di Bandung. Tapi, beberapa dari mereka masih
bisa menoleransi hal tersebut.

Wisatawan Jerman juga menyukai makanan-makanan yang disajikan dan didapatkan


di Bandung. Lidah mereka beberapa bisa menoleransi rasa pedas dan menerima citarasa
makanan Indonesia khususnya yang mereka cicipi di Bandung. Mayoritas dari mereka
tinggal di keluarga atau sahabatnya saat berkunjung ke Bandung dan menghabiskan 5
hari - 3 minggu di Bandung.

Daftar Pustaka
Adhiyasa, D. (2020, Juni 7). Bangkit Pasca Corona, Jerman Dipuji Dunia. Retrieved from
https://www.viva.co.id/berita/dunia/1220433-bangkit-pasca-corona-jerman-dipuji-
dunia
Berliana, B. (2018). TAMAN WISATA ALAM TANGKUBAN PERAHU SEBAGAI
DAYA TARIK WISATA DI BANDUNG. Jurnal Ilmiah Domestic Case Study, 1-8.
booking.com. (2014, agustus 6).
Bosscha, A. (2022). Retrieved 2022, from https://bosscha.itb.ac.id/id/.
Boyke Arief T.F., S. (2011). Furniture Bergaya Tradisional Indonesia pada Restoran
Kampung Daun . Jurnal Itenas Rekarupa, 1-12.
Bragaa, A. (2022). https://bragacitywalk.co.id/AboutUs. Retrieved from
https://bragacitywalk.co.id.
Darmojuwono, S. (2007). PERAN STEREOTIPE DALAM KOMUNIKASI LINTAS
BUDAYA: KASUS INDONESIA-JERMAN. Linguistik Indonesia, 97-105.
Dian Indira, S. U. (2013). PENCITRAAN BANDUNG SEBAGAI DAERAH TUJUAN
WISATA:MODEL MENEMUKENALI IKON BANDUNG MASA KINI.
Sosiohumaniora, Volume 15, No. 1, Maret 2013 : 45 - 54, 45-54.
Didin Syarifuddin, C. M. (2018). Memaknai Kuliner Lokal Sebagai Daya Tarik Wisata
Kota Bandung. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 55-64.
Divna Rhamadani Sumarna, F. F. (2020). MUSEUM GEOLOGI DI MATA SOSOLOGI
PARIWISATA. Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial,.
Febrina, F. (2018). Sari Ater Eco-Resort . Jurnal ARSTEKTUR 01 , 1-9.
Feni Sriwahyuni, M. P. (2020, 06 07). RiauPos.co. Retrieved from
https://riaupos.jawapos.com/kesehatan/07/06/2020/232822/manajemen-stres-
dimasa-pandemi-covid19.html
Herdiana, I. (2016, Januari 19). Retrieved from https://m.merdeka.com/bandung/halo-
bandung/rumentang-siang-gedung-kesenian-dengan-harga-sewa-paling-merakyat-
160119q.html
Hermawan, A. (2020). Pemberdayaan Masyarakat melalui Penyelenggaraan PAUD
Unggulan KB Kartini Undaan Kidul Kudus di Masa Pandemi Covid-19. Islamic
Management Empowerment journal, vol 2 no 1 Link : https://e-
journal.iainsalatiga.ac.id/index.php/imej/article/view/4378.
Hermawan, H. (2017). Buku Panduan Wisata Edukasi Kampung Tulip. Bandung: Program
Pemberdayaan Masyarakat STP ARS Internasional Bandung.
Huang, Y. &. (2020). Generalized anxiety disorder, depressive symptoms and sleep quality
during COVID-19 outbreak in China. a web-based cross-sectional survey.
Iqbal, D. (2018, Maret 28). Urban. Retrieved Oktober 31, 2022, from mongabay:
https://www.mongabay.co.id/2018/03/28/bandung-yang-masih-berkutat-dengan-
sampah-sampai-kapan/
Jaramaya, R. (2020, MAY 01). Sektor Pariwisata Jerman Merosot Drastis Akibat Corona.
Maharani, A. L. (2018). Pesona Kawah Putih Sebagai Kawasan Wisata Alam di Bandung.
Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta .
Maharani, A. L. (2018). Pesona Kawah Putih Sebagai Kawasan Wisata Alam di Bandung.
Domestic Case Study 2018.
Matthias Bischoff, D. E. (2018). Fakta Jerman. Berlin, Jerman : Abteilung für Kultur und
Kommunikation.
Patria, T. A. (2015). DINAMIKA PERKEMBANGAN PARIWISATA PUSAKA:
TINJAUAN DARI SISI PENAWARAN DAN PERMINTAAN DI KOTA
BANDUNG . BIN U S B U SIN E S S R E VIE W Vol. 6 No. 2 Agustus 2015: 169-
183 , 169-183 .
Rezeki, M. A. (2016). PERBANDINGAN KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP
PRODUK WISATA BERDASARKAN KARAKTERISTIK WISATAWAN DI
FARMHOUSE LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT. UPI.
Rumah.com. (2021, 12 31). Retrieved from
https://www.rumah.com/areainsider/bandung/article/taman-di-bandung-13731
Siswandi, A. (2009, Januari 23).
Sulaeman Rahman Nidar, S. A. (2018). KUNJUNGAN WISATAWAN DAN BISNIS
KULINER DI KOTA BANDUNG . ULTIMA Management.
Sunandar, N. (2010). SEJARAH KOTA BANDUNG DARI ”BERGDESSA” (DESA
UDIK) MENJADI BANDUNG ”HEURIN KU TANGTUNG”
(METROPOLITAN) . Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung ,
273-29.
Tapotubun, H. R. (2020). NARASI INDUSTRI PARIWISATA HALAL DI JEPANG DAN
JERMAN. Sosiologi Reflektif, 287-305.
Tauhid, D. (2019). Retrieved from https://daaruttauhiid.sch.id/sejarah/
Udjo, S. A. (2022). Retrieved juli 4, 2022, from https://angklung-udjo.co.id/
Wahjono, S. I. (2010). Pengantar Bisnis. Jakarta: Prenadamedia.
Wikipedia. (2021, Apri 18). Retrieved from
https://id.wikipedia.org/wiki/Sasana_Budaya_Ganesha
Wikipedia. (2022, januari 19). Retrieved from
https://id.wikipedia.org/wiki/Gedung_Merdeka
Wikipedia. (2022, juni 13). Wikipedia. Retrieved from
https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Lansia_Bandung

Das könnte Ihnen auch gefallen