100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
3K tayangan16 halaman

Ujian Tekhnologi Bahan Konstruksi

1. Dokumen tersebut membahas tentang teknologi bahan konstruksi khususnya logam dan keramik. 2. Pada bagian logam dijelaskan proses pembuatan baja seperti proses Bessemer, Thomas, dan Martin serta perbedaan antara proses Bessemer dan Thomas. 3. Sedangkan pada bagian keramik dijelaskan sifat-sifat bahan baku dan proses pembuatan produk keramik.

Diunggah oleh

Ahadi
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX atau baca online di Scribd
100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
3K tayangan16 halaman

Ujian Tekhnologi Bahan Konstruksi

1. Dokumen tersebut membahas tentang teknologi bahan konstruksi khususnya logam dan keramik. 2. Pada bagian logam dijelaskan proses pembuatan baja seperti proses Bessemer, Thomas, dan Martin serta perbedaan antara proses Bessemer dan Thomas. 3. Sedangkan pada bagian keramik dijelaskan sifat-sifat bahan baku dan proses pembuatan produk keramik.

Diunggah oleh

Ahadi
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 16

TEKHNOLOGI BAHAN KONTRUKSI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA


Nama : Ahadi
NIM : 0670110008
Fakultas : Teknik Sipil
Dosen : Ir. Nunung Martina Msi
Ujian Akhir Semester ( UAS )

BAB VI
LOGAM

1. Jelaskan proses pembuatan baja !


Proses pembuatan baja dapat dilakukan dengan cara :
a. Proses Bessemer.
b. Proses Thomas.
c. Proses Martin.

2. Jelaskan perbedaan antara proses Bessemer dan proses Thomas !


Perbandingan/perbedaan antara proses Martin dan Bessemer adalah :
a. Proses Bessemer:
 Harus diambil dari besi kasar yang lebih murni, terutama yang tidak terlalu tinggi
fosfornya.
 Baja yang dihasilkan mengandung Kadar fosfor rendah.
 Baja mengandung sedikit oksigen.
 Tidak ada proses tiupan tambahan.
b. Proses Thomas
Keuntungan :
- Besi kasar yang kurang bersih dapat dikerjakan.
- Fosfor dapat dihilangkan, tapi bila ada hanya sebagian fosfor yang dalam
prakteknya tidak menimbulkan gangguan.
- Menghasilkan produk tambahan berupa pupuk.
- Prosesnya lebih mudah dibandingkan dengan proses Bessemer.
Kerugian :
- Baja mengandung lebih banyak oksigen
- Besi yang hilang lebih banyak dibandingkan proses Bessemer (11 – 13 %).

3. Jelaskan pengaruh kadar karbon terhadap sifat-sifat baja !


Kadar karbon yang terdapat di dalam baja akan mempengaruhi kuat tarik, kekerasan dan
keuletan baja. Semakin tinggi kadar karbonnya, maka kuat tarik dan kekerasan baja semakin
meningkat tetapi keuletannya cenderung turun.

4. Jelaskan Sifat-sifat fisik baja yang digunakan sebagai bahan konstruksi !


Sifat fisik meliputi : berat, berat jenis, daya hantar panas dan konduktivitas listrik.
1
Ilmusipil.com
TEKHNOLOGI BAHAN KONTRUKSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

5. Jelaskan sifat-sifat mekanis baja terutama baja konstruksi !


Sifat mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikan perlawanan
apabila diberikan beban pada bahan tersebut. Atau dapat dikatakan sifat mekanis adalah
kekuatan bahan didalam memikul beban yang berasal dari luar. Sifat mekanis pada baja meliputi:
a. Kekuatan. Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban, maka
baja akan cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan
menimbulkan regangan/strain, yaitu sebesar terjadinya deformasi tiap satuan panjangnya (
ΔL P
ε= σ=
L ). Akibat regangan tersebut, didalam baja terjadi tegangan/stress sebesar, A
, dimana P = beban yang membebani baja, A = luas penampang baja. Pada waktu baja diberi
beban, maka terjadi regangan. Pada waktu terjadi regangan awal, dimana baja belum sampai
berubah bentuknya dan bila beban yang menyababkan regangan tadi dilepas, maka baja akan
kembali ke bentuk semula. Regangan ini disebut dengan regangan elastis karena sifat bahan
masih elastis. Perbandingan antara tegangan dengan regangan dalam keadaan elastis disebut
σ
E=
dengan “Modulus Elastisitas/Modulus Young” ( ε ). Ada 3 jenis tegangan yang terjadi
pada baja, yaitu :
- tegangan , dimana baja masih dalam keadaan elastis
- tegangan leleh, dimana baja mulai rusak/leleh
- tegangan plastis, tegangan maksimum baja, dimana baja mencapai
kekuatan maksimum.
b. Keuletan (ductility), Kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan
ini berhubungan dengan besarnya regangan/strain yang permanen sebelum baja putus.
Keuletan ini juga berhubungan dengan sifat dapat dikerjakan pada baja. Cara ujinya berupa
uji tarik.
c. Kekerasan, adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat menembus
permukaan baja. Cara ujinya dengan kekerasan Brinell, Rockwell, ultrasonic, dll
d. Ketangguhan (toughness), adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat diserap oleh
baja sampai baja tersebut putus. Semakin kecil energi yang diserap oleh baja, maka baja
tersebut makin rapuh dan makin kecil ketangguhannya. Cara ujinya dengan cara memeberi
pukulan mendadak (impact/pukul takik).

6. Mengapa pada baja tulangan mutlak harus dilakukan pengujian tarik ?


Baja tulangan mutlak harus dilakukan pengujian tarik untuk mengetahui Kemampuan
baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan ini berhubungan dengan besarnya
regangan/strain yang permanen sebelum baja putus, sehingga dapat dipilih baja yang sesuai
dengan beban serta kondisi kontruksi.

2
Ilmusipil.com
TEKHNOLOGI BAHAN KONTRUKSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

BAB VII
KERAMIK BANGUNAN
1. Jelaskan sifat-sifat bahan baku yang dapat digunakan untuk membuat produk keramik !
Sifat bahan mentah keramik yang diperlukan adalah sifat fisik dan sifat kimianya, tetapi
yang lebih dominan adalah sifat fisiknya. Sifat fisik yang menonjol untuk industri keramik adalah
: Susunan butiran. Susunan butiran bahan, akan mempengaruhi sifat fisik lainnya, misalnya
keplstisan, susut kering, susut bakar, titik lebur, kekuatan masa keramik dan daya serap air. Suatu
jenis lempung yang sama bila susunan butirnya berbeda maka pemakaian untuk pembuatan
produk keramik juga berbeda.
Sifat kimia dari bahan mentah juga harus diketahui karena erat hubungannya dengan susunan
mineral yang dikandung serta produk yang dituju. Susunan kimia bahan berhubungan dengan
sifat susut, titik lebur, kelakuan selama pembakaran serta sifat ketahanan kimia dari produk akhir.

2. Jelaskan proses pembuatan produk keramik !


1. Penyiapan bahan mentah, meliputi : penggalian bahan mentah, penimbunan dan
penggilingan.
a. Penggalian bahan mentah, bahan mentah yang digunakan untuk keramik pada
umumnya adalah lempung/tanah liat. Sebagian besar lempung merupakan bentuk
endapan yang terletak di permukaan bumi sehingga penggaliannya dilakukan dengan cara
terbuka.
b. Penimbunan, bahan mentah hasil galian sebaiknya ditimbun dahulu. Selama
dalam penimbunan, lempung ini diberikan air, jika perlu direndam dalam air. Hal ini
perlu dilakukan agar partikel-partikel yang semula di bawah dan kurang menyerap air
menjadi lebih lapuk dan menyerap air. Selain itu juga untuk melarutkan garam sulfat
yang merugikan. Pada saat penimbunan ini, biasanya juga dilakukan pencampuran
dengan bahan lain, misalnya pasir.
c. Penggilingan, Untuk lempung yang berbentuk bongkahan yang keras, sebelum
ditimbun digiling terlebih dahulu. Penggilingan dilakukan dengan menggunakan
kollegrang yang dasarnya berlubang-lubang untuk mendapatkan susunan besar butir yang
lebih homogen. Selama digiling didalam alat ini, bahan yang sudah menjadi tepung
ditambah dengan air sambil digiling, sehingga keluar dari kollegrang, bahan sudah
berbentuk lempung basah. Untuk mendapatkan lempung yang lebih homogen, dilakukan
penggilingan lagi di pugmill (mixer). Selesai dari pugmill, bahan diolah lagi di dalam
extruder. Di dalam alat ini lempung diaduk dan ditekan, sehingga dihasilkan lempung
yang benar-benar padat berbentuk kolom segi empat atau bulat.

2. Pembentukan Produk Keramik

3
Ilmusipil.com
TEKHNOLOGI BAHAN KONTRUKSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Proses pembentukan produk keramik sangat menentukan sifat fisik suatu produk
keramik. Cara pembentukan keramik tergantung pada : tujuan pemakaian, sifat bentuknya dan
bahan dasarnya. Ada empat cara pembentukan produk keramik, yaitu :
a. Cara pembentukan dengan proses lempung lembek (soft mud process). Cara ini
biasanya digunakan untuk membentuk produk keramik yang pembentukannya dikehendaki
dengan lembek sehingga dapat dilakukan pembentukan dengan tangan. Cara ini biasanya
dipakai untuk benda-benda khusus yang tidak dapat dikerjakan dengan alat lain, misalnya
untuk produk keramik halus yang cara pembentukannya dengan proses putar. Di dalam
proses ini, lempung bersifat lembek dengan kandungan air 25 – 40 %, dengan syarat lempung
masih cukup lkuat menahan beratnya sendiri sehingga tidak terjadi perubahan bentuk.
b. Cara pembuatan dengan proses lempung kaku (Stiff mud). Masa yang dipakai
berupa lempung kau yang cukup berat bila dicetak/dibentuk dengan tangan.. Kadar air
lempung kaku dalam cara ini kurang lebih 15 – 30 %. Biasanya cara ini memerlukan alat
pembentuk extruder sehingga dari alat ini dikeluarkan suatu kolom tanah yang kaku.
Kemudian kolom tanah ini dibentuk/dipotong, lalu dibentuk kembali menjadi produk
tertentu. Cara ini biasanya dipakai dalam pembuatan produk keramik berat dan keramik
banhan bangunan, misalnya genteng keramik, bata merah, bata berlubang, pipa tanah dan
bentuk produk keramik kasar lainnya.
c. Cara Pembentukan dengan masa slip. Cara ini dipakai bila lempung yang akan
dicetak disiapkan dalam bentuk bubur yang halus sekali dan berbentuk lumpur cair. Biasanya
lempung terdiri dari susunan butiran yang halus sekali. Kandungan air dalam lempung ini 12
– 50 %. Cara ini biasanya dilakukan dengan membuat cetakan dari gips yang telah dibakar
dan dengan cara mencetak tersebut dapat dibuat produk yang sama. Selain itu,juga
memungkinkan untuk membentuk benda-benda yang sulit dibentuk dengan cara tangan atau
mesin. Cara pembuatan ini biasanya digunakan untuk membuat produk sanitair (closet,
wastafel, dll).
d. Cara Pembentukan dengan proses kering. Dalam cara ini dipakai lempung/masa
campuran yang berkadar air rendah 4 – 12 %, sehingga masa tadi lembab. Cara
membentuknya biasanya dengan alat kempa (press) yang bertekanan tinggi untuk
mendapatkan produk yang mempunyai kepadatan tinggi pula. Cara ini umumnya dipakai
untuk membuat produk keramik yang mempunyai kepadatan tinggi tetapi hasil bakarannya
tidak sampai meleleh, misalnya dalam pembuatan produk ubin keramik, bata klinker dan bata
tahan api.

3. Pengeringan
Pada saat keramik selesai dibentuk, biasanya mengandung air antara 7-30 % tergantung
cara pembentukkannya. Keramik ini masih dalam kondisi mentah dan basah sehingga untuk
mengurangi kadar airnya perlu dikeringkan lebih dulu. Tujuan pengeringan adalah untuk
mnguapkan air yang masih terkandung di dalam produk mentah tadi, sehingga pada saat dibakar
tidak banyak terjadi kerusakan, tidak berubah sifat maupun bentuknya.

4
Ilmusipil.com
TEKHNOLOGI BAHAN KONTRUKSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Pada saat pengeringan, akan terjadi penyusutan karena air di dalam bahan mentah akan
menguap sehingga butir-butir masa lempung akan mendekat satu sama lain. Penyusutan akan
terhenti apabila air yang menguap telah mencapai ± ½ - 1/3 kali. Apabila penyusutan telah
selesai, maka produk kering sudah tidak mengalami perubahan bentuk lagi .
Pengeringan produk mentah dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
a. Pengeringan alami, yaitu suatu cara pengeringan yang memanfaatkan matahari dan suhu
di sekitar benda tersebut. Kecepatan pengeringan alami tergantung oleh : suhu udara di
sekitarnya, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara.
b. Pengeringan buatan, yaitu cara pengeringan dengan menggunakan tungku pemanas
sehingga radiasi panas dari tungku dimanfaatkan untuk mengeringkan keramik mentah
tadi.

4. Pembakaran
Pembakaran produk keramik bertujuan untuk mendapatkan produk yang bersifat tidak
berubah bentuknya, keras, cukup kuat menahan beban, tahan air, padat dan tahan terhadap
pengaruh cuaca lainnya.
Proses yang terjadi pada keramik selama pembakaran terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
a. Tahap penguapan air mekanis sisa pengeringan. Jumlah air yang terkandung di dalam
bahan mentah keramik setelah pengeringan ± 3 – 10 %. Pada tahap awal pembakaran,
perlu dilakukan pengeringan air bebas ini. Pada tahap ini, pembakaran dilakukan secara
perlahan-lahan dengan suhu relatif rendah ( 40 - 150ºC ) untuk menghindari penguapan
secara mendadak yang menyebabkan benda retak. Kenaikan suhu pembakaran biasanya
diatur antara 5 atau 10ºC/jam.
b. Tahap Penguapan air mineral. Pada umumnya air yang terkandung di dalam masa
lempung tidak lepas pada suhu di bawah 200ºC dan umumnya lepas pada suhu di atas
500ºC - 700ºC. Pada tahap ini, benda keramik menjadi lebih berpori dan kurang kuat.
c. Tahap Pembakaran Cepat. Pada tahap ini dimaksudkan agar terjadi sedikit peleburan
pada dinding partikel lempung sehingga partikel satu dengan yg lainnya melekat. Untuk
beberapa produk keramik yang memerlukan penyerapan air rendah, maka dilakukan
peleburan lebih lanjut sehingga pori-pori yang ditinggalkan air bebas maupun air mineral
menjadi tertutup.
Jenis jenis tungku pembakaran :
1. Tungku berkala (periodik). Tungku yang digunakan untuk pembakaran secara berkala, dimana
sejumlah bahan keramik dibakar sekaligus sampai masak kemudian tungku didinginkan lagi
dan hasil bakarannya dibongkar. Demikian dilakukan berulang secara berkala. Cara ini
terlalu boros karena panas yang hilang banyak sekali, terutama panas untuk memanasi badan
tungku dan sewaktu tungku dingin kembali.
Jenis-jenis tungku berkala :
a. Tungku ladang, tungku yang biasa digunakan untuk membakar bata merah, bersifat tidak
permanen. Lamanya pembakaran dari mulai memanasi tungku sampai tungku dingin

5
Ilmusipil.com
TEKHNOLOGI BAHAN KONTRUKSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

kembali adalah 5 – 7 hari. Hasil bakaran pada umunya menghasilkan rendamen rendah
(60%).
b. Tungku berkala permanen. Tungku ini berbentuk ruangan permanen (berbentuk segi
empat dan lingkaran). Pada sisi bawah tungku diberi lubang-lubang pembakaran. Hasil
bakaran pada umumnya merata dan menghasilkan rendamen antara 70 – 85 %.
2. Tungku Kontinu
Tungku yang bekerja secara terus menerus (tak berhenti) kecuali produksi berhenti. Proses
pembakaran berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, dan hasilnya diambil setiap hari atau
dalam jangka waktu tertentu.
Jenis tungku ini ada 2, yaitu :
a. Tungku kamar, dikenal dengan tungku Hofman. Berbentuk lorong yang bersekat-sekat
menjadi beberapa ruangan. Dengan tungku ini hasil produksi cukup besar, dimana 1 kamar
menghasilkan ± 3500 bata dan lebih hemat bahan bakar. Umumnya dipakai untu produksi
keramik bangunan skala besar (bata & genteng).
b. Tungku terowongan. Berbentuk terowongan yang beratap. Pemabakaran dari samping, masa
yang dibakar berjalan melalui lorong ini dengan kereta/lori. Jenis tungku ini termasuk
modern untuk saat ini dg bahan bakar cair atau gas. Umumnya dipakai untuk produksi
keramik halus, produk-produk keramik missal yang mutu dan harganya tinggi seperti produk
sanitair.

3. Jelaskan jenis-jenis/cara pembentukan produk keramik !


Ada empat cara pembentukan produk keramik, yaitu :
e. Cara pembentukan dengan proses lempung lembek (soft mud process). Cara ini
biasanya digunakan untuk membentuk produk keramik yang pembentukannya dikehendaki
dengan lembek sehingga dapat dilakukan pembentukan dengan tangan. Cara ini biasanya
dipakai untuk benda-benda khusus yang tidak dapat dikerjakan dengan alat lain, misalnya
untuk produk keramik halus yang cara pembentukannya dengan proses putar. Di dalam
proses ini, lempung bersifat lembek dengan kandungan air 25 – 40 %, dengan syarat lempung
masih cukup lkuat menahan beratnya sendiri sehingga tidak terjadi perubahan bentuk.
f. Cara pembuatan dengan proses lempung kaku (Stiff mud). Masa yang dipakai
berupa lempung kau yang cukup berat bila dicetak/dibentuk dengan tangan.. Kadar air
lempung kaku dalam cara ini kurang lebih 15 – 30 %. Biasanya cara ini memerlukan alat
pembentuk extruder sehingga dari alat ini dikeluarkan suatu kolom tanah yang kaku.
Kemudian kolom tanah ini dibentuk/dipotong, lalu dibentuk kembali menjadi produk
tertentu. Cara ini biasanya dipakai dalam pembuatan produk keramik berat dan keramik
banhan bangunan, misalnya genteng keramik, bata merah, bata berlubang, pipa tanah dan
bentuk produk keramik kasar lainnya.
g. Cara Pembentukan dengan masa slip. Cara ini dipakai bila lempung yang akan
dicetak disiapkan dalam bentuk bubur yang halus sekali dan berbentuk lumpur cair. Biasanya
lempung terdiri dari susunan butiran yang halus sekali. Kandungan air dalam lempung ini 12
– 50 %. Cara ini biasanya dilakukan dengan membuat cetakan dari gips yang telah dibakar
6
Ilmusipil.com
TEKHNOLOGI BAHAN KONTRUKSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

dan dengan cara mencetak tersebut dapat dibuat produk yang sama. Selain itu,juga
memungkinkan untuk membentuk benda-benda yang sulit dibentuk dengan cara tangan atau
mesin. Cara pembuatan ini biasanya digunakan untuk membuat produk sanitair (closet,
wastafel, dll).
h. Cara Pembentukan dengan proses kering. Dalam cara ini dipakai lempung/masa
campuran yang berkadar air rendah 4 – 12 %, sehingga masa tadi lembab. Cara
membentuknya biasanya dengan alat kempa (press) yang bertekanan tinggi untuk
mendapatkan produk yang mempunyai kepadatan tinggi pula. Cara ini umumnya dipakai
untuk membuat produk keramik yang mempunyai kepadatan tinggi tetapi hasil bakarannya
tidak sampai meleleh, misalnya dalam pembuatan produk ubin keramik, bata klinker dan bata
tahan api.

4. Jelaskan syarat-syarat yang harus dimiliki bata keramik dan apa yang terjadi bila bata
tersebut tidak memenuhi syarat !
Di dalam bata merah tidak boleh mengandung garam sulfat, karena apabila garam ini
mongering akan berubah menjadi kristal yang merusak jaringan tanah di dalam bata.
Untuk dinding pemikul, kuat tekan bata minimum 50 kg/cm2.
Didalam SII 021, ukuran bata ada 3 macam, yaitu :
M 6 = 55 x 110 x 230 mm → Untuk tembok ½ bata tanpa memikul beban.
M 5a = 65 x 90 x 190 mm → Untuk tembok ½ bata tanpa memikul beban.

M 5b = 65 x 140 x 190 mm→ Untuk tembok ½ bata tanpa memikul beban.


Penyimpangan ukuran untuk panjang, mak 4 mm sedangkan untuk lebar dan tebal mak 2
mm. Ukuran bata sangat penting pada saat pemasangan bata untuk konstruksi.
Penyimpangan ukuran yang terlampau besar mengakibatkan ketebalan siar adukan bata
tidak sama tebal. Tebal siar maksimum untuk pasangan bata adalah 3 mm. Apabila tebal
siar lebih dari 3 mm maka kekuatan tembok turun 15 %. Untuk konstruksi dinding bata
yang baik, tebal siar maksimum 20 % dari tinggi tembok dan mak 10 % dari panjang
tembok.

7
Ilmusipil.com
TEKHNOLOGI BAHAN KONTRUKSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

5. Jelaskan proses pembuatan genteng keramik !


Bahan dasar lempung lembek
Bahan dasar lempung keras

Penggalian bahan dasar


Penggalian bahan dasar

Penimbunan/pelapukan
Penimbunan/pelapukan

Proses lempung kaku (stiff mud)


Proses lempung lembek (soft mud)
Penggilingan kasar

Bahan digilas dengan rollers/diulet Bahan, digiling, digilas dan diulet


Penggilingan halus

Bahan dibentuk dengan extruder Pencampuran, penggilasan dan penguletan


Pencetakan/pembentukan

dipotong
dikeringkan
pemeraman

dikeringkan
dibakar
Penguletan/penggilasan

dibakar

Produk jadi
Produk jadi

6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan produk viterous dan semi viterous !
Produk keramik halus dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : produk vitreous (bakaran keras) dan
produk semi vitreous.
a. Produk Vitreous
Produk keramik yang dibakar pada suhu ± 1400°C sehingga massanya dapat meleleh
semua dan bersatu serta memiliki penyerapan air rendah (0,3 % - 4 %). Contoh produk
keramik vitreous adalah : closet, wastafel, urinoir, bak cuci, bak mandi, dll.
Bahan-bahan campurannya terdiri dari : 30 bagian tepung flint, 26 bagian tepung feldspar, 18
bagian tepung ball clay dan 26 bagian tepung kaolin.
Pembakaran produk keramik dilakukan di dalam tungku terowongan.
b. Produk semi vitreous

8
Ilmusipil.com
TEKHNOLOGI BAHAN KONTRUKSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

7. Jelaskan fungsi glasir pada keramik !


Tujuan pemberian glasir pada keramik adalah :
 Untuk memberi ketahanan air pada keramik.
 Untuk memberi keindahan pada badan keramik.
 Keramik mudah dibersihkan.

8. Jelaskan apa yang disebut dengan glasir frit dan jelaskan proses pembuatan glasir tersebut !
Glasir frit adalah glasir yang sebelum dipakai dilebur dulu. Hasil peleburannya langsung
dimasukkan air sehingga berbentuk pasir gelas kemudian digiling halus.

9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan refraktori !


Refraktori adalah bahan/produk keramik yang tahan lebur/deformasi pada suhu tinggi.
Produk ini tidak meleleh pada suhu ± 1515 °C. Biasanya digunakan oleh industri lain yang
bekerja pada suhu tinggi.

10. Jelaskan jenis-jenis refraktori !


a. Refraktori asam
Jenis refraktori ini paling banyak digunakan karena tahan terhadap terak yang bersifat
asam. Jenis-jenis produk refraktori asam meliputi :
Jenis tanah liat tahan api, berupa bata samot yang digunakan pada industri-
industri keramik/industri dengan proses suhu tinggi.
Jenis refraktori silica, berupa bata silica tahan api. Terbuat dari kuarsa yang
mengandung SiO2 95 % dan CaO2 %. Umumnya digunakan untuk atap tungku
pada industri gelas.
Jenis bata alumina, yaitu bata yang memiliki kadar Al2O3 ± 50 %, titik lebur
1800°C, tahan terhadap pengaruh terak. Biasanya digunakan untuk tungku
peleburan gelas.
b. Refraktori Basa
Dipakai untuk peleburan, dimana terdapat terak bersifat basa. Biasanya dipakai untuk
tungku peleburan besi/baja, semen, kapur. Bahan bakunya terdiri dari : dolomite, chrome,
chrome magnesit (kadar chromenya dominant), magnesit chrome. Biasanya dikenal
dengan nama bata tahan api dolomite.
c. Refraktori netral
Jenis refraktori/bata tahan api yang tahan terhadap terak asam atau basa. Diproduksi
dalam jumlah kecil karena mahal dan sulit pembuatannya. Bahan dasarnya berupa grafit,
silicon karbit dan alumina murni. Biasanya digunakan untuk peleburan logam non ferro,
dimana suhu peleburannya tidak terlalu tinggi.

9
Ilmusipil.com
TEKHNOLOGI BAHAN KONTRUKSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

BAB VII
KAYU & BAMBU

1. Sebutkan fungsi dari bagian-bagian kayu !


1. Kulit
Terdapat pada bagian terluar batang pohon. Terdiri dari dua bagian :
a. Kulit bagian luar yang mati, mempunyai ketebalan yang bervariasi menurut Janis
pohon, kering dan berwarna tua.
b. Kulit bagian dalam bersifat hidup dan tipis yang bertugas mengangkut getah yang
dirubah oleh daun ke bagian pohon yang tumbuh.
Selain itu kulit juga berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian terdalam terhadap
pengaruh luar yang merusak seperti iklim, serangga, hama dan kebakaran.
2. Kambium
Merupakan jaringan yang lapisannya tipis dan bening semacam lender yang terdapat
diantara kulit dan kayu, melingkari kayu, ke arah luar membentuk kulit baru
menggantikan kulit lama yang telah rusak, ke dalam membentuk kayu baru. Dengan
adanya cambium, pohon tumbuh besar.
3. Kayu gubal
Bagian kayu yang masih muda terdiri dari sel-sel yang masih hidup, terletak di sebelah
dalam kambium yang berfungsi sebagai penyalur cairan dan tempat penimbunan zat-zat
makanan. Tebal kayu gubal 1 – 20 cm.
4. Kayu teras
Merupakan jaringan sel yang membentuk kayu keras, yaitu bagian batang yang fungsinya
untuk memperkuat batang kayu agar tegar berdiri. Bagian ini merupakan susunan sel
kayu yang telah menua, memadat/mengeras, lebih keras daripada sel-sel kayu yang
terdapat pada lapisan kayu gubal. Warnanya lebih tua dari kayu gubal. Bagian ini
merupakan bagian terpenting dari kayu sebagai bahan konstruksi bangunan.
5. Hati kayu (pitch)
Merupakan bagian kayu yang terletak pada pusat lingkaran tahun. Biasanya digunakan
untuk menentukan jenis suatu pohon. Pada umumnya bersifat rapuh atau lunak untuk
beberapa jenis kayu, dan ada yang bersifat keras.
6. Lingkaran tahun
Yaitu batas antara kayu yang terbentuk pada permulaan dan pada akhir suatu musim.
Melalui lingkaran tahun ini dapat diketahui umur suatu pohon.

10
Ilmusipil.com
TEKHNOLOGI BAHAN KONTRUKSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

7. Jari-jari
Sel-sel kayu yang berarah tegak lurus batang mengarah dari kulit ke hati (arah radial)
berfungsi sebagai tempat saluran makanan yang mudah diproses di daun untuk
pertumbuhan pohon.

2. Jelaskan pengaruh cacat dan kerusakan pada kayu !


Kerusakan dan cacat pada kayu mengakibatkan kekuatan kayu menurun, harga kayu rendah
serat mutu dan nilai pakai kayu menurun.

3. Jelaskan pentingnya dilakukan pengawetan kayu !


Beberapa alasan dilakukan pengawetan kayu, yaitu :
 Kayu yang memiliki kelas keawetan alami tinggi jumlahnya sangat sedikit sehingga
menyebabkan harga kayu menjadi mahal.
 Kayu dengan kelas keawetan III sampai dengan V jumlahnya cukup banyak, mudah
didapat, harganmya murah dan mempunyai segi keindahan cukup tinggi. Hanya saja
keawetannya kurang. Oleh karena itu lebih efisien apabila diawetkan terlebih dahulu.
 Dengan pengawetan kayu, secara financial lebih menguntungkan.
Adapun tujuan pengawetan kayu adalah :
 Untuk memperbesar keawetan kayu sehingga kayu yang semula memiliki umur pakai
pendek menjadi lebih panjang di dalam pemakaiannya.
 Memanfaatkan pemakaian jenis-jenis kayu berkelas keawetan rendah.
 Dengan adanya industri pengawetan kayu dapat membuka lapangan kerja baru.

4. Sebutkan cara pengawetan kayu dan jelaskan masing-masing cara tersebut !


1. Cara Pemulasan dan penyemprotan
Cara pengawetan yang paling sederhana dan menghasilkan pengawetan yang kurang baik
karena van pengawet yang masuk dan diam pada kayu hanya sedikit serta van pengawet
mudah luntur. Keuntungannya hádala : alat yang digunakan sederhana, mudah
penggunaannya dan murah. Dianjurkan hanya dipakai sementara, serangan perusak kayu
tidak ganas dan untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang. Contohnya memberi lapisan
cat pada kayu, melabur kayu dengan ter, dll.
2. Cara Rendaman
Kayu direndam dalam bak larutan bahan pengawet yang telah ditentukan kepekatannya
selama beberapa hari. Kayu harus terendam semua.
Ada tiga cara pengawetan dengan rendaman, yaitu : rendaman dingin, rendaman panas dan
rendaman panas-dingin.
Bahan pengawet yang digunakan berupa garam.
Keuntungannya : Penetrasi dan retensi van pengawet lebih banyak, kayu dalam jumlah
banyak dapat diawetkan bersama, larutan dapat digunakan berulangkali.
11
Ilmusipil.com
TEKHNOLOGI BAHAN KONTRUKSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Adapun keruguian pengawetan kayu dengan cara rendaman adalah :waktunya lama terutama
rendaman dingin, peralatannya mudah kena karat, pada proses rendaman panas kayu dapat
terbakar dan kayu basah sulit diawetkan dengan cara ini.
3. Cara Tekanan dan vakum (cara modern)
Keuntungannya : penetrasi dan retensi bahan pengawet tinggi sekali, waktunya singkat dan
dapat mengawetkan kayu basah atau kering.
Kerugiannya adalah : biayanya mahal, perlu ketelitian tinggi dan hanya digunakan untuk
perusahaan komersiil.
Menurut cara kerjanya, proses ini dibagi menjadi :
a. Proses sel penuh, dimana pada proses ini bahan pengawet mengisi seluruh lumen sel
kayu. Metode sel penuh ada 2 cara yaitu metode bethel dan Bernett.
b. Proses sel kosong, yaitu bahan pengawet hanya mengisi ruang antar sel kayu. Ada dua
cara yaitu cara Rueping, menggunakan tekanan awal 4 atmosphere dinaikkan sampai
dengan 8 atm. Cara kedua yaitu cara Lawry menggunakan tekanan awal 7 atm.
Urutan cara kerja proses sel penuh, yaitu :
a. Kayu dimasukkan ke dalam tangki tertutup rapat.
b. Dilakukan pengisapan udara (vakum) dalam tangki dengan tekanan 60 cm/Hg ± 90
menit.
c. Sambil divakum, bahan pengawet dimasukkan ke tangki sampai penuh.
d. Setelah tangki penuh, vakum dihentikan diganti dengan proses tekanan ± 8 – 15
atmosphere ± 2 jam
e. Tekanan dihentikan, bahan pengawet dikeluarkan
f. Dilakukan vakum terakhir ± 40 cm/Hg ± 10 menit untuk membersihkan permukaan kayu
dari bahan pengawet.
Urutan cara verja proses sel kosong :
a. Kayu dimasukkan ke tangki tertutup rapat.
b. Langsung diberi tekanan ke dalam tangki ± 4 atmosphere ± 10 – 20 menit.
c. Bahan pengawet dimasukkan ke dalam tangki sampai penuh.
d. Tekanan ditingkatkan sampai 7-8 atmosphere selama 2 jam.
e. Tekanan dihentikan, bahan pengawet dikeluarkan
f. Dilakukan vakum terakhir ± 60 cm/Hg ± 10 menit untuk membersihkan permukaan kayu
dari bahan pengawet.

5. Jelaskan bagaimana pengaruh cacat pada kayu terhadap sifat-sifatnya !


a. Cacat mata kayu
Pengaruh mata kayu, yaitu mengurangi sifat keteguhan kayu, menyulitkan pengerjaan
karena penampang mata kayu keras (pada mata kayu sehat), mengurangi keindahan
permukaan kayu dan menyebabkan lubangnya lembaran-lembaran finir.
b. Pecah dan belah

12
Ilmusipil.com
TEKHNOLOGI BAHAN KONTRUKSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Cacat ini mengakibatkan keteguhan tarik dan keteguhan tekan kayu berkurang yang
disebabkan karena distribusi tegangan tidak merata pada saat kayu menahan beban, Kuat
geser kayu turun yang disebabkan karena adanya pengurangan luas daerah yang menahan
geseran.
c. Pecah busur dan pecah gelang
Pengaruhnya dapat menyebabkan kuat tekan, kuat tarik dan kuat geser kayu menurun.
d. Hati kayu rapuh
Cacat ini biasanya terjadi pada kayu berdaun lebar yang menyebabkan kekuatan kayu
turun dan menyulitkan pada saat proses pembuatan finir.
e. Jamur penyerang kayu
Cacat ini menyebabkan kayu rapuh sehingga kekuatannya turun kemudian patah secara
mendadak bila diberi beban.
f. Serangga Perusak kayu
Cacatnya berupa lubang pada kayu yang menyebabkan kekuatan kayu turun dan
mengurangi keindahan permukaan kayu.
g. Lubang gerek dan lubang cacing laut
Lubang yang disebabkan oleh serangga penggerek atau cacing laut. Pada umumnya
menyerang kayu yang baru ditebang dan pada pohon yang masih tegak berdiri.

6. Jelaskan sifat-sifat fisik kayu !


sifat-sifat Fisik Kayu, yaitu :
a. Berat Jenis
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, antara 0,2 (kayu balsa) sampai 1,28 (kayu
nani). Berat jenis merupkan petunjuk untuk menentukan sifat-sifat kayu. Makin berat kayu
itu, kekuatan kayu makin besar. Makin ringan kayu itu, kekuatannya juga makin kecil. Berat
jenis tergantung oleh tebal dinding sel, kecilnya rongga sel yang membentuk pori-pori.
b. Keawetan alami kayu. Keawetan alami kayu berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Keawetan kayu disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu (zat ekstraktif) yang
merupakan sebagian unsur racun bagi perusak kayu.
c. Warna kayu. Warna suatu jenis kayu dipengaruhi oleh : tempat di dalam batang, umur
pohon dan kelembaban udara.
d. Higroskopik, yaitu sifat dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban. Makin
lembab udara sekitar, kayu juga semakin lembab. Masuknya air ke dalam kayu
menyebabkan berat kayu bertambah. Sifat ini berhubungan dengan sifat mengembang
dan menyusut kayu.
e. Tekstur kayu yaitu ukuran relatif dari sel-sel kayu. Menurut teksturnya, kayu dibedakan
menjadi :
*Kayu bertekstur halus, contohnya kayu giam, lara, kulim, dll.
*Kayu bertekstur sedang, contohnya kayu jati, sonokeling, dll.
*Kayu bertekstur kasar, contohnya kayu kempas, meranti, dll.

13
Ilmusipil.com
TEKHNOLOGI BAHAN KONTRUKSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

f. Berat kayu. Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun,
rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air dan zat ekstraktif. Berat suatu kayu
tergantung dari berat jenisnya.
Kelas berat
Berat Jenis Contoh
Kayu
sangat berat > 0,90 kayu giam, balau
Berat 0,75 - 0,90 Kulim
Agak berat 0,60 - 0,75 Bintangur
Ringan < 0,60 balsa, pinus
g. Kekerasan. Kekerasan kayu berhubungan dengan berat dan berat jenis kayu. Contoh
kayu yang sangat keras : balau, giam, kayu besi, dll. Kayu keras, yaitu kulim, pilang, dll.
Kayu sedang, yaitu : mahoni, meranti, dll. Kayu lunak, yaitu : pinus, balsa, dll.
h. Kepadatan/kerapatan kayu, yaitu perbandingan antara berat kering oven dengan isi
(volume) dari sepotong kayu. Kepadatan kayu mempengaruhi kekuatan kayu. Kepadatan
kayu tergantung dari banyaknya dinding sel pada tiap satuan isi. Makin banyak selnya,
dinding selnya banyak sehingga kepadatannya tinggi maka kekuatannya juga tinggi.
Contoh : kayu gubal susunan selnya masih renggang sehingga kekuatannya lebih rendah
dibandingkan kayu teras.
i. Sifat mengembang dan menyusut. Kayu akan mengembang bila kadar airnya naik dan
menyusut bila kadar airnya berkurang. Besarnya pengembangan dan penyusutan tidak
sama pada semua arah. Rata-rata besarnya pengembangan dan penyusutan pada arah
tangensial : 4-14%, arah radial : 2 – 8 %, arah axial : 0,1 – 0,2 %.

7. Jelaskan sifat-sifat mekanik kayu !


Sifat mekanik kayu meliputi :
a. Kuat tarik, yaitu kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu
itu. Kuat tarik kayu sejajar serat lebih besar dibandingkan kuat tarik tegak lurus serat.
b. Kuat tekan, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban tekan. Kuat tekan sejajar serat
biasanya lebih besar dari kuat tekan tegak lurus serat.
c. Kuat geser, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban geser. Kuat geser sejajar serat
biasanya lebih kecil dari kuat geser tegak lurus serat.
d. Kuat Lentur, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban lentur.
e. Kuat belah, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban yang berusaha membelah
kayu.

8. Jelaskan cara pengujian sifat mekanik terutama kuat lentur kayu !


Cara Pengujian Sifat Mekanik kayu
*Pengujian Kuat Lentur
Jumlah benda uji untuk uji lentur kayu adalah sebanyak 6 benda uji pada setiap 1 kayu.
Ukuran benda uji berupa batang 5 cm x 5 cm x 76 cm. Jarak tumpuan antara pisau penumpu
14
Ilmusipil.com
TEKHNOLOGI BAHAN KONTRUKSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

adalah 70 cm. Kedua pisau penumpu harus diletakkan di atas pelat landasan rol yang
besarnya tidak lebih tebal dari ukuran tebal benda uji. Benda uji diletakkan sedemikian
hingga bebannya terletak pada arah tangensial. Kecepatan pembebanan diberikan secara
teratur dengan penurunan 2,5 mm/menit. Kurva lendutan harus dibuat sampai benda uji tidak
dapat menahan beban mencapai 90 kg atau defleksi sebesar 15 cm. Pengukuran defleksi
dilakukan di tengah benda uji.
Benda uji yang rusak atau putus akibat beban lentur harus diterangkan bentuk atau sifat
kerusakannya, misalnya putus arang, terjadi serabut, belah/pecah, dll.
9. Jelaskan cara-cara pengawetan pada bambu !
Pengawetan bambu bertujuan agar bambu bisa tahan lama dan tidak mudah diserang
bubuk (insekta). Untuk mencapai tujuan tersebut maka getah yang terdapat dalam bambu harus
dikeluarkan sehingga bambu monad awet, mempunyai daya lenting tinggi, tidak mudah patah
dan mudah dianyam. Untuk mencegah bambu lapuk karena pengaruh cuaca dan serangan ham,
bambu dilapisi dengan cat, kapur, ter atau vernis.
Pengawetan bambu pada dasarnya dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Dengan mengeluarkan getah yang terdapat dalam bambu dan memasukkan zat-zat
yang tidak disukai serangga. Cara yang paling sederhana yang biasa dilakukan oleh
masyarakat adalah dengan jalan merendam bambu dalam air kurang lebih selama 2 bualn.
Setelah bambu direndam kemudian dikeringkan di tempat yang teduh terhindar dari panas
matahari. Selain merendam dengan cara di atas, dapat dilakukan juga dengan merendam
bambu pada larutan 5 % asam boraks yang dimasukkan ke dalam air yang digunakan untuk
merendam bambu.
b. Dengan melapisi bambu dengan cat, vernis, kapur dan ter.

10. Jelaskan penggunaan bambu dan sistem penyambungannya di bidang konstruksi


bangunan !
Penggunaan bambu pada bangunan antara lain :
a. Untuk dinding rumah. Bambu yang digunakan untuk dinding biasanya dibelah
dan dibuat anyaman. Jenis bambu yang cocok untuk anyaman adalah bambu ater, bambu
petung, bambu tutul, bambu talang dan bambu plymorpha.
b. Untuk rangka bangunan. Biasanya bambu digunakan untuk membuat kuda-kuda,
reng dan usuk (kasau). Sambungannya menggunakan sambungan pen bambu, tali ijuk atau
kombinasi keduanya. Jenis bambu yang cocok untuk konstruksi ini adalah bambu petung,
bambu duri, bambu duri ori, bambu gombong, bambu sembilang dan bambu polymorpha.
c. Untuk tiang. Bambu digunakan untuk tiang-tiang yang berfungsi untuk
menempelkan dinding dari anyaman bambu, untuk tiang-tiang panggung penyangga kuda-
kuda. Jenis ambungan yang digunakan adalah sambungan lubang dan pen bambu
dikombinasikan dengan tali ijuk. Jenis bambu yang cocok adalah bambu petung, bambu duri,
bambu duri ori, bambu gombong, bambu sembilang, bambu balcoa dan bambu polymorpha.

15
Ilmusipil.com
TEKHNOLOGI BAHAN KONTRUKSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

d. Untuk lantai. Biasanya bambu dibuat anyaman atau bambu hanya dibelah saja
kemudian dirapikan/ditata sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai lantai. Jenis
bambu yang cocok untuk konstruksi ini adalah bambu petung, bambu ater, bambu talang,
bambu gombong, bambu sembilang dan bambu balcoa.
e. Untuk langit-langit. Jenis anyamannya sama dengan jenis anyaman dinding. Jenis
bambu yang cocok untuk konstruksi ini adalah bambu petung, bambu talang, bambu
gombong.
f. Untuk konstruksi bekesting, tangga, dll.
Sistem sambungan pada bambu adalah dengan pen dan lubang serta tali ijuk.

16
Ilmusipil.com

Anda mungkin juga menyukai