BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Tempemerupakan salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh
masyarakat.Tempemerupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi.
Bioteknologi merupakan bidang ilmu yang vital dan berhubungan dengan
tekhnologi pertanian. Metode ini sebenarnya telah di lakukan sejak jaman dahulu,
tetapi hal ini belum disadari oleh masyarakat umum.
2. TUJUAN
Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi, serta dengan
tujuan agar pembaca dapat mengerti tentang gizi yang terkandung dalam kedelai
setelah diolah menjaditempe, serta pembaca dapat mengerti cara
pembuatantempekedelai dengan baik dan benar.
Tidak lupa juga agar para siswa mengerti tentang cara mendirikan pabrik rumahan
sendiri, karena ditengah sulitnya perekonomian saat ini menuntut semua orang
untuk meciptakan lapangan pekerjaan sendiri bukan hanya bergantung dari
pekerjaan yang diberikan orang lain kepada kita.
BAB II
PEMBAHASAN
A. CARA PEMBUATAN TEMPE
I. CARA SEDERHANA
Cara sederhana adalah cara pembuatantempeyang biasa dilakukan oleh para
pengrajintempediIndonesia. Kedelai setelah dilakukan sortasi (untuk memilih
kedelai yang baik dan bersih) dicuci sampai bersih, kemudian direbus yang waktu
perebusannya berbeda-beda tergantung dari banyaknya kedelai dan biasanya
berkisar antara 60-90 menit.
Kedelai yang telah direbus tadi kemudian direndam semalam. Setelah perendaman,
kulit kedelai dikupas dan dicuci sampai bersih. Untuk tahap selanjutnya kedelai
dapat direbus atau dikukus lagi selama 45-60 menit, tetapi pada umumnya
perebusan yang kedua ini jarang dilakukan oleh para pengrajintempe. Kedelai
setelah didinginkan dan ditiriskan diberi larutempe, dicampur rata kemudian
dibungkus dan dilakukan pemeraman selama 36-48 jam (Gambar 20).
Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakantempesebagai
pengganti daging. Akibatnya sekarangtempediproduksi di banyak tempat di dunia,
tidak hanya diIndonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman,
Jepang, dan Amerika Serikat.
Teknik pembuatantempeini telah dikerjakan masyarakatIndonesiakhususnya
bermula dari masyarakat Jawa selama beberapa abad yang lalu dengan prosedur
pembuatannya masih sangat sederhana. Berbagai bahan dasar yang dapat
digunakan dalam pembuatantempe, tetapi yang paling populer dan paling banyak
dipergunakan adalahtempeberbahan dasar kedelai.
Untuk memperolehtempeyang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga
harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain,
seperti jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan
harus dilakukan dengan cermat. Proses pembuatantempepada dasarnya adalah
proses menumbuhkan spora jamurtempe, yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai.
Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp. membentuk benang-benang yang disebut
sebagai benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu
dengan biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk
suatumassayang kompak.Massakedelai inilah yang selanjutnya disebut
sebagaitempe.
Selama masa pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp. juga menghasilkan enzim yang
dapat menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga protein-
protein dalam biji kedelai ini mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur
Rhizopus sp. Selain Rhizopus, diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang
mungkin turut campur, tetapi tidak menunjukkan aktifitas yang nyata.
Namun demikian, aktifitas yang nyata dari mikroorganisme yang mungkin turut
campur ini akan terlihat setelah aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp. melampaui
masa optimumnya, yakni setelah terbentuknya spora-spora baru yang berwarna
putih-kehitaman. Hal ini dapat diketahui, terutama padatempeyang dibiarkan atau
disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan terciumnya bau amoniak. Adanya bau
amoniak padatempemenunjukkan bahwatempetersebut mulai mengalami
pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa sekalipuntempetelah dimasak, sehingga
dapat menurunkan cita rasa konsumen.
Oleh karena itu, agar diperolehtempeyang berkualitas baik dan tahan agak lama,
maka selama proses pembuatantempeperlu diperhatikan mengenai sanitasi dan
kemurnian bibit (inokulum) yang akan digunakan.
1. Alat Dan Bahan
Alat
a. Baskom
b. Saringan
c. Dandang
d. Kipas Angin /Kipas
e. Sotel kayu
f. Tampah
g. Kompor
h. Peralatan lain yang diperlukan
Bahan
a. Kacang kedelai
b. Ragi tempe (inokulum RAPRIMA) atau biakan murni Rhizopus sp.
c. Kantong plastik, atau daun pisang, atau daun jati.
2. Cara Kerja
a. Cucilah tampah, ayakan, kipas dan cukil yang akan digunakan, kemudian
dikeringkan.
b. Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang tercampur,
kemudian cuci hingga bersih.
c. Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam
dengan air dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai menyerap air
sebanyak mungkin ).
d. Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian cuci atau bilas
dengan menggunakan air bersih.
e. Kukus / rebus biji kedelai tersebut sampai empuk.
f. Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji tersebut pada
tampah yang telah dibersihkan, lalu diangin-angin dengan kipas/ kipas
angin sambil diaduk-aduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat.
g. Taburkan ragitempe(RAPRIMA) yang telah disiapkan sedikit demi sedikit
sambil diaduk-aduk supaya merata (1,5 gram ragitempeuntuk 2 kg
kedelai). 8. Siapkan kantong plastik atau daun pisang, atau daun jati
untuk pembungkus. Bila kantong plastik yang digunakan sebagai
pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada kantong tersebut dengan
menggunakan lidi atau garpu.
h. Masukan kedelai yang telah diberi ragitempe(RAPRIMA) ke dalam
pembungkusnya, atur ketebalannya sesuai dengan selera
i. Proses fermentasi63256
j. kacang kedelai ini pada suhu kamar selama satu atau dua hari atau
hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.
Catatan:
a. Perhatikan kebersihan tempat kerja dan kebersihan peralatan kerja akan
meningkatkan kualitastempeyang dihasilkan.
b. Suhu ruang yang lebih hangat mempercepat proses fermentasi jamur
padatempe.
II. CARA BARU
Pada prinsipnya cara pembuatantempedengan cara baru sama dengan cara yang
lama atau tradisional dan perbedaannya adalah terletak pada tahap pengupasan
kulit kedelai. Dimana pada cara lama (tradisional) kedelai direbus dan direndam
bersama kulitnya atau masih utuh sedangkan pada cara yang baru sebelumnya
kedelai telah dikupas kulitnya (kupas kering) dengan menggunakan alat
pengupasan kedelai. Tahap-tahap selanjutnya sama dengan cara tradisional.
Tempeyang dibuat dengan cara baru warnanya (warna kedelai) lebih pucat bila
dibandingkan dengan cara lama.ahal ini disebabkan –karena pada cara baru kedelai
direbus dan direndam dalam keadaan sudah terkupas kulitnya sehingga ada zat-zat
yang larut.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatantempeadalah sebagai
berikut :
1. Oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat
menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas
yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan
kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong
tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang satu dengan lubang lainnya
sekitar 2 cm.
2. Uap air
Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini
disebabkan karena setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk
pertumbuhannya.
3. Suhu
Kapangtempedapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik, yaitu
dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27oC). Oleh karena itu, maka pada waktu
pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan.
4. Keaktifan Laru
Laru yang disimpan pada suatu periode tertentu akan berkurang keaktifannya.
Karena itu pada pembuatan tape sebaiknya digunakan laru yang belum terlalu lama
disimpan agar dalam pembuatantempetidak mengalami kegagalan.
Untuk membuat tempe dibutuhkan inokulum atau laru tempeatau ragi tempe. Laru
tempedapat dijumpai dalam berbagai bentuk misalnya bentuk tepung atau yang
menempel pada daun waru dan dikenal dengan nama Usar. Laru dalam bentuk tepung
dibuat dengan cara menumbuhkan spora kapang pada bahan, dikeringkan dan
kemudian ditumbuk. Bahan yang akan digunakan untuk sporulasi dapat bermacam-
macam seperti tepung terigu, beras, jagung, atau umbi-umbian.
Berdasarkan atas tingkat kemurniannya, inokulum atau larutempedapat dibedakan atas:
inokulum murni tunggal, inokulum campuran, dan inokulum murni campuran. Adapun
perbedaannya adalah pada jenis dan banyaknya mikroba yang terdapat dan berperan
dalam laru tersebut.
Mikroba yang sering dijumpai pada laru tempeadalah kapang jenis Rhizopus oligosporus,
atau kapang dari jenis R. oryzae. Sedangkan pada laru murni campuran selain
kapang Rhizopus oligosporus, dapat dijumpai pula kultur murni Klebsiella. Selain
bakteri Klebsiella, ada beberapa jenis bakteri yang berperan pula dalam proses
fermentasi tempe diantaranya adalah : Bacillus sp., Lactobacillus sp., Pediococcus sp.,
Streptococcus sp., dan beberapa genus bakteri yang memproduksi vitamin B12. Adanya
bakteri Bacillus sp padatempe merupakan kontaminan, sehingga hal ini tidak
diinginkan.
Pada tempeyang berbeda aslnya sering dijumpai adanya kapang yang berbeda pula
(Dwidjoseputro dan Wolf, 1970). Jenis kapang yang terdapat pada
tempeMalangadalah R. oryzae., R. oligosporus., R. arrhizus dan Mucor rouxii. Kapang
tempe dari daerah Surakarta adalah R. oryzaei dan R. stolonifersedangkan pada tempe
Jakarta dapat dijumpai adanya kapang Mucor javanicus.,Trichosporon pullulans., A.
niger dan Fusarium sp. Masing-masing varietas dari kapang Rhizopus berbeda reaksi
biokimianya, hal ini terutama disebabkan adanya perbedaan dari enzim yang dihasilkan.
Pektinase hanya disintesa oleh R. arrhizus dan R. stolonifer. Sedangkan enzim amilase
disintesa oleh R. oligosporus dan R. oryzae tetapi tidak disintesa oleh R. arrhizus.
Selama proses fermentasi, kedelai akan mengalami perubahan baik fisik maupun
kimianya. Protein kedelai dengan adanya aktivitas proteolitik kapang akan diuraikan
menjadi asan-asam amino, sehingga nitrogen terlarutnya akan mengalami peningkatan.
Dengan adanya peningkatan dari nitrogen terlarut maka pH juga akan mengalami
peningkatan. Nilai pH untuktempeyang baik berkisar antara 6,3 sampai 6,5. Kedelai
yang telah difermentasi menjaditempeakan lebih mudah dicerna. Selama proses
fermentasi karbohidrat dan protein akan dipecah oleh kapang menjadi bagian-bagian
yang lebih mudah larut, mudah dicerna dan ternyata bau langu dari kedelai juga akan
hilang.
Kadar air kedelai pada saat sebelum fermentasi mempengaruhi pertumbuhan kapang.
Selama proses fermentasi akan terjadi perubahan pada kadar air dimana setelah 24 jam
fermentasi, kadar air kedelai akan mengalami penurunan menjadi sekitar 61% dan
setelah 40 jam fermentasi akan meningkat lagi menjadi 64% (Sudarmaji dan Markakis,
1977).
Perubahan-perubahan lain yang terjadi selama fermentasi tempeadalah berkurangnya
kandungan oligosakarida penyebab flatulence. Penurunan tersebut akan terus
berlangsung sampai fermentasi 72 jam.
Selama fermentasi, asam amino bebas juga akan mengalami peningkatan dan
peningkatannya akan mencapai jumlah terbesar pada waktu fermentasi 72 jam (Murata
et al., 1967). Kandungan serat kasar dan vitamin akan meningkat pula selama
fermentasi kecuali vitamin B1 atau yang lebih dikenal dengan thiamin (Shurtleff dan
Aoyagi).
III. GAMBAR PEMBUATAN TEMPE
B. CARA PEMBUATAN ROTI
I. PEMBAHASAN
Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang
pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi (pengembangan), dan
pemanggangan dalam oven. Bahan dan proses yang dilaluinya membuat roti
memiliki tekstur yang khas. Dilihat dari cara pengolahan akhirnya, roti dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu roti yang dikukus, dipanggang, dan yang
digoreng. Bakpao dan mantao adalah contoh roti yang dikukus. Donat dan
panada merupakan roti yang digoreng. Sedangkan aneka roti tawar, roti manis,
pita bread, danbaquette adalah roti yang dipanggang.
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan roti dapat digolongkan bahan
utama dan bahan pembantu. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan
roti adalah tepung terigu, air, ragi roti, dan garam. Tepung terigu mengandung
dua macam protein yang memegang peranan penting dalam pembuatan roti,
yaitu protein gluten berfungsi menentukan struktur produk roti dan
memberikan kekuatan pada adonan untuk menahan gas dari aktivitas ragi, dan
glutenin memberikan elastisitasdan kekuatan untuk perenggangan terhadap
gluten. Kandungan gizi tepung terigu yang baik akan mempunyai komposisi
kadar air 13%, kadar protein 12-13%, kadar hidrat arang 72-73%, kadar lemak
1,5%, pada saat bercampur dengan air yang berfungsi sebagai kerangka roti,
membuat adonan tidak mudah pecah pada waktu diroll dan menahan gas CO2
hasil fermentasi.
Fungsi ragi (yeast) dalam pembuatan roti adalah untuk proses aerasi adonan
dengan mengubah gula menjadi gas karbondioksida, sehingga mematangkan
dan mengempukan gluten dalam adonan. Kondisidari gluten ini akan
memungkinkan untuk mengembangkan gas secara merata dan menahannya,
membentuk cita rasa akibat terjadinya proses fermentasi. Fungsi garam dalam
pembuatan roti adalah penambah rasa gurih, pembangkit rasa bahan-bahan
lainnya, pengontrol waktu fermentasi dari adonan beragi, penambahan
kekuatan glutein. Syarat garam yang baik dalam pembuatan roti adalah harus
seratus persen larut dalam air, jernih, bebas dari gumpalan-gumpalan dan
bebas dari rasa pahit.
Bahan pembantu adalah bahan-bahan yang menyertai bagian utama dalam
pembuatan roti untuk mendapatkan aroma, rasa dan tekstur yang diinginkan.
Bahan pembantu ini terdiri dari shortening, bread improver, susu skim, telur,
gula, bahan pengisi serta flavoring. Pemberian anti oksidan (asam askorbat,
bromat), dan anti kapang seperti kalium propionat dan kalsium pospat
ditambahkan untuk memperpanjang keawetan roti. Bahan baku juga
mempunyai karakteristik fisik, kimia dan mekanik yang berbeda, demikian juga
perubahan sifat–sifat tersebut akibat pengolahan mungkin berbeda. Oleh
karena itu sebelum mengetahui cara pembuatan roti, terlebih dahulu mengenal
2 jenis bahan yang akan digunakan, fungsinya dalam pembuatan roti serta sifat-
sifat yang dibutuhkan. Hal ini perlu diketahui untuk bisa memilih bahan secara
ekonomis dan mengendalikan mutu produk sesuai dengan keinginan.
Berdasarkan formulasi adonan roti dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu
adonan roti manis, roti tawar dan adonan soft rolls. Adonan roti manis adalah
adonan yang dibuat dari formulasi yang banyak menggunakan gula, lemak dan
telur. Adonan roti tawar adalah adonan roti yang mengunakan sedikit tanpa
gula, susu skim dan lemak. Sedangkan adonan soft roll adalah adonan roti yang
dibuat dari formula yang menggunakan gula dan lemak relatif lebih banyak dari
adonan roti tawar.
Namun, pada praktikum kali ini kami akan membuat roti manis, dimana kami
akan membuat adonan yang formulasinya banyak menggunakan gula, lemak
dan telur. Pada prinsipnya roti dibuat dengan cara mencampurkan tepung dan
bahan penyusun lainnya menjadi adonan kemudian difermentasikan dan
dipanggang. Pembuatan roti dapat dibagi menjadi dua bagian utama yaitu
proses pembuatan adonan dan proses pembakaran. Kedua proses utama ini
akan menentukan mutu hasil akhir.
Proses fermentasi pada pengolahan roti sudah dilakukan sejak lama. Tahapan
ini dilakukan untuk menghasilkan potongan roti (loaves) dengan bagian yang
porus dan tekstur roti yang lebih lembut. Metode ini didasarkan pada
terbentuknya gas akibat proses fermentasi yang menghasilkan konsistensi
adonan yang frothy (porus seperti busa). Pembentukan gas pada proses
fermentasi sangat penting karena gas yang dihasilkan akan membentuk
struktur seperti busa, sehingga aliran panas ke dalam adonan dapat
berlangsung cepat pada saat baking. Panas yang masuk ke dalam adonan akan
menyebabkan gas dan uap air terdesak ke luar dari adonan, sementara terjadi
proses gelatinisasi pati sehingga terbentuk struktur frothy.
Fermentasi adonan didasarkan pada aktivitas-aktivitas metobolis dari khamir
dan bakteri asam laktat. Aktivitas mikroorganisme ini pada kondisi anaerob
akan menghasilkan metabolit fungsional yang penting pada pembentukkan
adonan. Dengan mengendalikan parameter proses fermentasi dan metode
preparasi adonan dapat dimungkinkan mempengaruhi aktivitas
mikroorganisme dan enzim untuk menghasilkan adonan roti yang dikehendaki
seperti volume, konsistensi, dan pembentukkan.
Khamir jenis Saccharomyces cereviceae merupakan jenis khamir yang paling
umum digunakan pada pembuatan roti. Khamir ini sangat mudah ditumbuhkan,
membutuhkan nutrisi yang sederhana, laju pertumbuhan yang cepat, sangat
stabil, dan aman digunakan (food-gradeorganism). Dengan karakteristik
tersebut, S. Cereviceae lebih banyak digunakan dalam pembuatan roti
dibandingkan penggunaan jenis khamir yang lain. Dalam perdagangan khamir
ini sering disebut dengan baker’s yeast atau ragi roti.
Pengembangan Adonan, penggunaan mikroorganisme dalam pengembangan
adonan masih menjadi fenomena yang asing bagi masyarakat yang tidak
familiar dengan pabrik roti. Udara (oksigen) yang masuk ke dalam adonan pada
saat pencampuran dan pengulenan (kneading) akan dimanfaatkan untuk
tumbuh oleh khamir. Akibatnya akan terjadi kondisi yang anaerob dan terjadi
proses fermentasi. Gas CO2 yang dihasilkan selama proses fermentasi akan
terperangkap di dalam lapisan film gluten yang impermiabel. Gas akan
mendesak lapisan yang elastis dan extensible yang selanjutnya menyebabkan
pengembangan (penambahan volume) adonan.
II. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1. Cetakan kue……………………………………….......... 3 buah
2. Oven……………………………………………………….. 1 buah
3. Wadah…………………………………………………….. 3 buah
4. Pengaduk………………………………………………... 1 buah
5. Mixer………………………………………………………. 1 buah
6. Loyan………………………………………………………. 3 buah
7. Kompor…………………………………………………… 1 buah
8. Pisau………………………………………………………… 1 buah
9. Kuas kue…………………………………………………… 1 buah
10. Kemasan……………………………………………….......... 3 buah
11. Kamera……………………………………………………..... 1 buah
B. BAHAN
1. Tepung kompas………………………………………… ½ kilogram
2. Tepung biasa…………………………………………….. 4 kilogram
3. Gula pasir…………………………………………………… 1 kilogram
4. Pelembut roti……………………………………………… 1 sdm
5. Vanili………………………………………………………….. 6 bungkus
6. Kuning telur………………………………………………... 1 botol
7. TBM…………………………………………………………… 3 sdm
8. Permipan…………………………………………………… 2 1/2 sdm
III. CARA KERJA
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum Pembuatan Roti adalah sebagai
berikut:
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada pembuatan roti.
b. Menimbang masing-masing bahan sesuai dengan komposisinya.
c. Mengocok telur dan mentega hingga tercampur dengan rata.
d. Setelah itu, kami tambahkan gula lalu mengocok lagi hingga halus.
e. Setelah halus, perlahan-lahan kami masukkan tepung terigu kedalam
wadah lalu diaduk hingga menjadi adonan.
f. Melarutkan ragi kedalam air hangat sekitar 125 ml lalu mencampurkan
kedalam adonan yang sudah jadi.
g. Setelah itu, kami tambahkan susu dan garam dan kami aduk kembali hingga
merata.
h. Jika adonan cair, kami tambahkan lagi sedikit demi sedikit tepung terigu
sampai menjadi adonan yang padat.
i. Setelah adonan menjadi padat, kami bentuk sesuai yang kami inginkan,
memberikan hiasan atau isi untuk didalam roti dan menyimpan beberapa
menit hingga mengembang.
j. Setelah mengembang, roti kami panggang hingga matang.
k. Namun sebelum itu, kami memanggang roti baru setengah matang, lalu
kami mengoleskan dengan kuning telur agar tekstur roti kelihatan cantik.
l. Setelah itu kami memanggang ulang roti hingga benar-benar matang.
m. Setelah benar-benar matang, siap untuk dihidangkan lalu mengambil
gambar roti menggunakan kamera digital.
IV. GAMBAR PEMBUATAN ROTI
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dari makalai ini, dapat disimpulkan bahwa pabrik rumahan
atau usaha sendiri sangatlah menunjang untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat, serta dapat pula menciptakan manusia yang kreatif, cerdas, dan
berusaha untuk maju, dan juga dapat memberikan masukan kepasa pembaca untuk
dapat sekiranya menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
2. SARAN
Bagi masyarakat luas pada umumnya dan bagi para siswa khususnya, bahwasanya
kekayaan alamIndonesiasangatlah melimpah, untuk mencerdaskan anak bangsa
serta mencukupi sebagian gizinya, kedelai sangatlah besar manfaatnya.
Untuk itu diharapkan cara-cara yang telah disampaikan penulis semoga dapat
berguna bagi semua pembaca yang budiman.
LAPORAN
CARA PEMBUATAN TEMPE DAN ROTI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
EKA MAWALIA
AVIRAH
SALSABILA
WIDIA AGUSTINA
NADILA NAFISA RANI
GURU PEMBIMBING : SRI MAHARANI, S.Pd
PONDOK PESANTREN NURUL ISLAM SERI BANDUNG
TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019
LAPORAN
CARA PEMBUATAN TEMPE DAN ROTI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
FEBINA CALISTA
FUSPITA ULANDARI
JESSIKA AYU IMELDA
ANGGUN PUSPITA SARI
TESSA NURJANA
GURU PEMBIMBING : SRI MAHARANI, S.Pd
PONDOK PESANTREN NURUL ISLAM SERI BANDUNG
TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019
LAPORAN
CARA PEMBUATAN TEMPE DAN ROTI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
MARIATUL FADILAH
SRI AULIA
SEPTIANA MOULISA
GITA NURJANNAH
ROPIKO DARI
GURU PEMBIMBING : SRI MAHARANI, S.Pd
PONDOK PESANTREN NURUL ISLAM SERI BANDUNG
TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019