0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan13 halaman

Els 109 Op

Dokumen tersebut membahas latar belakang mengenai pentingnya kerjasama tim dan produktivitas karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. Kerjasama tim dapat meningkatkan produktivitas karyawan serta menjadi pengikat antara perusahaan dan karyawan, sementara produktivitas merupakan ukuran kinerja yang mencakup efektivitas dan efisiensi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan biaya rendah."

Diunggah oleh

Scada Link
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan13 halaman

Els 109 Op

Dokumen tersebut membahas latar belakang mengenai pentingnya kerjasama tim dan produktivitas karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. Kerjasama tim dapat meningkatkan produktivitas karyawan serta menjadi pengikat antara perusahaan dan karyawan, sementara produktivitas merupakan ukuran kinerja yang mencakup efektivitas dan efisiensi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan biaya rendah."

Diunggah oleh

Scada Link
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian


1.1.1 Profil Perusahaan
PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah merupakan salah satu unit PT
Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang memiliki peran strategis dalam bisnis
kelistrikan sistem Jawa Bagian Tengah. PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian
Tengah memiliki fungsi utama sebagai pengelola transmisi secara efisien, andal, dan
berkualitas. Unit ini terbentuk sejak 31 Agustus 2015 dan mulai aktif pada Januari
2016. PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah merupakan pengelola asset
transmisi dengan wilayah kerja terluas se-Jawa dan Bali, yang meliputi wilayah
Propinsi Jawa Barat, Propinsi Jawa Tengah, dan Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) dengan luas wilayah kerja ±71.321 m². PT. PLN (Persero)
Transmisi Jawa Bagian Tengah terdiri dari tujuh Area Pelaksana Pemeliharaan
(APP) yaitu: Bogor, Bandung, Karawang, Cirebon, Semarang, Salatiga, dan
Purwokerto.
Sebelumnya pengelolaan asset dan kelistrikan sistem Jawa Bali sepenuhnya
dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Bebas (P3B) Jawa
Bali. Dalam rangka meningkatkan operational excellence maka berdasarkan
Peraturan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor 019.K/DIR/2015 tanggal 31 Agustus
2015 telah dilakukan reorganisasi P3B Jawa Bali, yaitu memisahkan fungsi operasi
dengan fungsi pemeliharaan. Fungsi operasi dilaksanakan oleh Unit Pusat Pengatur
Beban (P2B), sedangkan fungsi pemeliharaan sesuai wilayah kerjanya masing-
masing dilakukan oleh Unit Transmisi Jawa Bagian Barat, Unit Transmisi Jawa
Bagian Tengah, dan Unit Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali.

1.1.2 Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan


a. Visi :
Diakui sebagai perusahaan transmisi kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul,
dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

1
1) Kelas Dunia
Perusahaan mampu memberikan pelayanan dengan standar kualitas pelayanan
kelas dunia, memiliki cakrawala pemikiran yang mutakhir, terdepan dalam
pemanfaatan teknologi, serta merupakan perusahaan idaman bagi para pencari
kerja. Pelayanan kelas dunia yang dimaksud diharapkan dapat diwujudkan pada
tahun 2025, dimana perusahaan memiliki pencapaian Key Performance Indicators
(KPI) terbaik di antara sesama anggota Joint Maintenance Cooperation
Committee (JMCC).
2) Tumbuh Kembang
Perusahaan mampu mengantisipasi berbagai peluang dan tantangan usaha, serta
konsisten dalam pengembangan standar kerja.
3) Unggul
Perusahaan menjadi yang terbaik, terkemuka, dan mutakhir dalam bisnis
kelistrikan, focus dalam usaha mengoptimalkan potensi insan, serta mampu
meningkatkan kualitas input, proses, dan output produk dan jasa pelayanan serta
berkesinambungan.
4) Terpercaya
Perusahaan mampu memegang teguh etika bisnis, konsisten memenuhi standar
layanan yang dijanjikan, serta menjadi perusahaan favorit para pihak yang
berkepentingan.
5) Potensi Insani
Perusahaan mampu mengembangkan insan yang kompeten, professional, dan
berpengalaman, serta memenuhi standar etika dan kualitas.

b. Misi :
1) Melakukan pengembangan dan pengelolaan asset Transmisi
2) Pengendalian investasi dan logistik Transmisi
3) Melaksanakan pemeliharaan aset transmisi secara efektif, efisien, dan ramah
lingkungan.

c. Tata Nilai :
Sebagai salah satu unit pelaksana PT. PLN (Persero), PT. PLN Transmisi Jawa
Bagian Tengah menggunakan tata nilai PLN yaitu “SIPP”

2
1) Saling Percaya (S)
2) Integritas (I)
3) Peduli (P)
4) Pembelajar (P)

1.1.3 Logo Perusahaan


a. Logo
Logo adalah suatu gambar yang mewakili arti tertentu dari perusahaan, daerah,
organisasi, produk, negara, lembaga dan hal lainnya. Logo dapat mempermudah
seseorang untuk mengingat, dan sebagai pengganti nama dari sebenarnya. Berikut
merupakan logo dari PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah sebagaimana
ditunjukan pada Gambar 1.1:

Gambar 1.1 Logo PT. PLN (Persero)


Sumber: www.pln.co.id, 2018 diakses 8 November 2018

b. Makna Logo
Makna Logo PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah
1) Bidang Persegi Panjang Vertikal
Bidang persegi panjang vertikal menandakan bahwa PT. PLN (Persero) Transmisi
Jawa Bagian Tengah adalah organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Warna
kuning yang berarti cerah, seperti PLN yang mampu menciptakan pencerahan
bagi kehidupan masyarakat. Selain itu, warna kuning juga melambangkan
semangat yang menyala yang dimiliki oleh karyawan yang bekerja di PT. PLN
(Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah.

3
2) Petir atau Kilat
Melambangkan produk jasa utama yang dihasilkan PT. PLN (Persero) Transmisi
Jawa Bagian Tengah yaitu dalam bidang ketenagalistrikan. Selain itu petir atau
kilat juga melambangkan kerja cepat dan tepat karyawan PT. PLN (Persero)
Transmisi Jawa Bagian Tengah dalam memberikan solusi terbaik bagi
pelanggannya. Warna merah pada petir menggambarkan keberanian dalam
menghadapi tantangan perkembangan zaman, dimana PLN sebagai perusahaan
listrik pertama di Indonesia.
3) Tiga Gelombang
Menggambarkan aliran energi listrik terhadap bidang usaha yang ditekuni
perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran, dan distribusi. Hal tersebut berjalan
beriringan dengan kerja keras para karyawan PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa
Bagian Tengah dalam memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Warna
biru melambangkan sesuatu yang konstan (tetap) seperti listrik yang tetap selalu
diperlukan dalam kehidupan manusia. Selain itu warna biru juga melambangkan
keandalan yang dimiliki setiap karyawan dalam memberikan layanan terbaik bagi
pelanggannya.

1.1.4 Struktur Organisasi dan Tugas Pokok


a. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah
Berikut adalah struktur organisasi PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian
Tengah sebagaimana ditunjukan pada Gambar 1.2

Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian
Tengah
Sumber: Data Olahan Peneliti

4
d. Tugas Pokok
1) Memastikan kebijakan dan rencana strategis pemeliharaan asset transmisi yang
telah ditetapkan Direksi sesuai dengan Rencana Usaha penyediaan Tenaga Listrik
(RUPTL), Rencana Jangka Panjang (RJP), dan Rencana Kerja dan Anggaran
Unit (RKAU).
2) Untuk mendukung kinerja transmisi secara andal, efisien, dan aman demi
memastikan terlaksananya pemeliharaan transmisi dan gardu induk termasuk
pemeliharaan dalam keadaan bertegangan.
3) Pengelolaan asset transmisi dan fasilitas penunjang, inspeksi, dan asesmen
instalasi sistem transmisi, pemeliharaan alat uji dan transmisi (preventif dan
korektif) dan pengelolaan data instalasi harus dipastikan pelaksanaannya.
4) Memastikan tersusunnya rencana pelaksanaan pengembangan instalasi
Transmisi.
5) Memastikan pengelolaan peralatan kerja dan material dengan menerapkan
administrasi logistik untuk pelaksanaan pemeliharaan instalasi sesuai akidah
lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan.
6) Menetapkan rencana, evaluasi dan monitoring kinerja operasi dan keuangan,
melakukan pemetaan dan mitigasi risiko, pengendalian sistem manajemen mutu
serta laporan manajemen.

1.2 Latar Belakang Masalah


Pada era globalisasi seperti sekarang ini setiap perusahaan dituntut untuk menjadikan
sumber daya manusia yang berkualitas dengan cara mengembangkan potensinya agar
mampu bersaing dan menciptakan inovasi baru. Sumber daya manusia menjadi salah
satu faktor penentu keberhasilan dalam melakukan kegiatan-kegiatan dalam
pencapaian tujuan bersama. Namun hanya dengan mengandalkan usaha individu
maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai secara unggul, oleh karena itu diperlukan
adanya kerjasama di dalam perusahaan oleh sesama anggota karyawan. Selain untuk
pencapaian tujuan yang unggul, kerjasama tim juga dapat menjadi pengikat dan
identitas antara perusahaan dan karyawan.
Salah satu keunggulan sumber daya manusia di indikasikan dengan
produktivitas yang tinggi. Tiffin & Cornick dalam Sutrisno (2009) mengatakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja menjadi dua golongan,
yaitu:
5
a. Faktor yang ada pada diri individu, yaitu umur, temperamen, keadaan fisik
individu dan motivasi.
b. Faktor yang ada diluar individu, yaitu kondisi fisik seperti suara, penerangan,
waktu istirahat, lama kerja, upah, kerjasama, bentuk organisasi, lingkungan sosial
dan keluarga.
Selain itu, Benrazavi dan Silong (2013) menyatakan kerja sama tim sebagai faktor
penting yang memberikan kontribusi terhadap produktivitas karyawan. Menurut
Robbins (2008:36), produktivitas adalah ukuran kinerja yang mencakup efektivitas
dan efisiensi. Suatu organisasi dikatakan produktif bila mencapai tujuan-tujuannya
dan melakukannya dengan cara mengubah masukan menjadi hasil dengan biaya
serendah mungkin. Produktivitas merupakan bagian dari pengukuran kinerja agar
terciptanya efektivitas dan efisiensi. Akbar (Asisten Manajer SDM) dalam
wawancara mengatakan kinerja utama organisasi PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa
Bagian Tengah di nilai berdasarkan penilaian kinerja karyawan dengan criteria
penilaian yang terdiri dari High Performance; yaitu di mana kinerja karyawan
tersebut tinggi dan sudah melampaui target, Performance; yaitu kinerja karyawan
yang sudah cukup bagus dan sudah melampaui target, Target; yaitu kinerja karyawan
yang sudah sesuai dengan target yang ingin dicapai, Contributor; yaitu kinerja
karyawan yang kontribusinya selama bekerja di perusahaan sudah sesuai dengan
yang diharapkan, dan Under Performance; yaitu kinerja karyawan yang masih di
bawah rata-rata atau masih belum terlihat kontribusinya dan belum tercapai
targetnya. Sebagaimana dijelaskan pada Tabel 1.1 sebagai berikut:

6
TABEL 1.1
PERSENTASE PENILAIAN KINERJA KARYAWAN

2015 2016 2017

Performace Rating Jumlah Jumlah Jumlah


Karyawan Karyawan Karyawan
% % %

High Performance 27 12% 26 11% 13 6%

Performance 67 29% 54 24% 68 30%

Target 70 31% 67 29% 84 36%

Contributor 61 26% 78 34% 57 25%

Under Performance 4 2% 4 2% 7 3%

Total 229 100% 229 100% 229 100%

Sumber: Data Internal Perusahaan

Berdasarkan tabel penilaian kinerja karyawan PT PLN (Persero) Transmisi


Jawa Bagian Tengah tersebut, persentase penilaian kinerja karyawan selama 3 tahun
belakang mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015, karyawan di PT PLN (Persero)
Transmisi Jawa Bagian Tengah berjumlah 229 orang. Karyawan yang mencapai
tingkat kinerja High Performance berjumlah 27 orang atau sebesar 12%. Karyawan
yang mencapai tingkat Performance berjumlah 67 karyawan atau sebesar 29%.
Untuk karyawan yang mencapai tingkat Target berjumlah 70 karyawan atau sebesar
31%. Dan untuk tingkat Contributor, terdapat 61 karyawan atau sebesar 26%.
Sedangkan untuk karyawan yang masih berada di tingkat Under Performance
berjumlah 4 karyawan atau sebesar 2%.
Pada tahun 2016, karyawan di PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian
Tengah berjumlah 229 orang. Karyawan yang mencapai tingkat kinerja High
Performance berjumlah 26 orang atau sebesar 11%. Karyawan yang mencapai
tingkat Performance berjumlah 54 karyawan atau sebesar 24%. Untuk karyawan
yang mencapai tingkat Target berjumlah 67 karyawan atau sebesar 29%.

7
Dan untuk tingkat Contributor, terdapat 78 karyawan atau sebesar 34%. Sedangkan
untuk karyawan yang masih berada di tingkat Under Performance berjumlah 4
karyawan atau sebesar 2%.
Pada tahun 2017, karyawan di PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian
Tengah berjumlah 229 orang. Karyawan yang mencapai tingkat kinerja High
Performance berjumlah 13 orang atau sebesar 6%. Karyawan yang mencapai tingkat
Performance berjumlah 68 karyawan atau sebesar 30%. Untuk karyawan yang
mencapai tingkat Target berjumlah 84 karyawan atau sebesar 36%. Dan untuk
tingkat Contributor, terdapat 57 karyawan atau sebesar 25%. Sedangkan untuk
karyawan yang masih berada di tingkat Under Performance berjumlah 7 karyawan
atau sebesar 3%. Dari data kinerja karyawan tersebut dapat diketahui bahwa kinerja
karyawan PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah masih belum tercapai
sepenuhnya, dikarenakan masih sedikit karyawan yang mencapai High Performance
yaitu sebesar 27% pada tahun 2015, 11% pada tahun 2016 dan 6% pada tahun 2017
serta masih ada beberapa karyawan yang berada di tingkat Under Performance.
Kinerja karyawan yang masih belum tercapai tersebut dapat mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan, karena kinerja merupakan salah satu faktor pendukung
tercapainya produktivitas kerja karyawan. Berikut merupakan standar penilaian
kinerja karyawan di PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah sebagaimana
dijelaskan pada Tabel 1.2 sebagai berikut:
TABEL 1.2
STANDAR KINERJA KARYAWAN

Predikat Nilai
High Performance >90
Performance 75-89,99
Target 65-74,99
Contributor 50-64,99
Under Performance 0-49,99
Sumber: Data Internal Perusahaan

8
Pencapaian produktivitas SDM PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian
Tengah dapat dilihat melalui data pencapaian perspektif SDM. Dari data tersebut
terdapat indikator dari HCR (Human Capital Readiness) merupakan kesiapan
kapasitas dan kapabilitas SDM dalam mendukung implementasi strategi perusahaan,
OCR (Organization Capital Readiness) merupakan kesiapan organisasi dalam
menyelaraskan faktor yang mendorong perbaikan dan pembelajaran berkelanjutan
untuk mendukung agenda perubahan organisasi melalui implementasi strategi
perusahaan, dan produktivitas yang terbagi atas hasil produktivitas pegawai yaitu
output dari hasil kerja karyawan, dan proses pendukung produktivitas yaitu faktor-
faktor yang mendukung tercapainya produktivitas kerja. Sebagaimana dijelaskan
pada Tabel 1.2 sebagai berikut:

TABEL 1.2
PENCAPAIAN SASARAN PERSPEKTIF SDM
NO. KPI Satuan
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Tgt Real Persen Tgt Real Persen Tgt Real Persen
1. HCR Level 3,90 3,87 99,23% 3,90 3,90 100% 3,90 3,90 100%
2. OCR Level 3,90 3,87 99,23% 3,90 3,87 99,23% 3,90 3,90 100%
3. Produktivitas
a.Hasil MVA / 20,82 20,98 100,76% 20,82 21,57 103,60% 20,82 20,98 100,76%
Produktivitas pegawai
Pegawai

b. Proses % 100,00 83,33 83,33% 100,00 83,33 83,33% 100,00 81,00 81,00%
Pendukung
Produktivitas

Sumber: Data Internal Perusahaan

Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa Human Capital Readiness


(HCR) dari tahun 2015 sampai dengan 2017 mengalami peningkatan. Tahun 2015
tercapai 99,23% dari target 3,90 sedangkan pencapaian hanya 3,87. Tahun 2016
realisasi mencapai 3,90 dan target 3,90 atau 100%, tahun 2017 mencapai 3,90 dari
target 3,90 atau 100%. Organization Capital Readiness (OCR) sepanjang tahun 2015
hingga 2017 mengalami peningkatan. Tahun 2015 tercapai 99,23% dari target 3,90
sedangkan pencapaian hanya 3,80. Tahun 2016 terealisasi sebesar 3.87 dari target
3,90 atau 99,23%. Tahun 2017 mencapai 3,90 dari target 3,90 atau 100%. Hasil
produktivitas pegawai pada tahun 2015 mencapai 20,98 dari target 20,82 atau
100,76%, pada tahun 2016 mencapai 21,57 dari target 20,82 atau 103,60%, pada
tahun 2017 mencapai 20,98 dari target 20,82 atau 100,76%.

9
Sehingga dari tahun 2015 sampai tahun 2017 hasil produktivitas berfluktuasi.
Proses pendukung produktivitas pada tahun 2015 dan 2016 teralisasi 83,33 dari
target 100 atau 83,33%. Pada tahun 2017 mencapai 81,00 dari target 100,00 atau
81,00%. Human Capital Readiness yang mencapai target tersebut dapat digunakan
sebagai tolak ukur perusahaan dalam mencapai target strategis, dan Organization
Capital Readiness tersebut digunakan sebagai pendorong dalam melakukan
perbaikan. Dapat diketahui bahwa target terendah terjadi pada proses pendukung
produktivitas, hal tersebut membuat proses pendukung produktivitas berstatus
masalah. Hal ini dapat berpengaruh terhadap produktivitas yang di hasilkan oleh PT.
PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah. Dengan begitu di harapkan
selanjutnya PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah dapat memperbaiki
proses pendukung produktivitas tersebut untuk mencapai bahkan melebihi target
yang telah ditentukan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah kerjasama
tim. Menurut Sinambela (2016:6) kerjasama tim penting dalam organisasi, hal ini
digambarkan dalam pemikiran oleh dua orang atau lebih dapat lebih baik daripada
pemikiran oleh satu orang, anggota tim dapat saling mengenal dan saling percaya,
hasil dari sebuah tim dapat lebih baik daripada jumlah bagiannya (anggota
individual). Selain itu nilai tambah dengan adanya kerjasama tim yaitu adanya
pengetahuan dan keterampilan yang beragam yang dapat membuat keuntungan lebih
dibandingkan kerja secara individu.
Berdasarkan survey awal melalui pendistribusian kuesioner terhadap 10
karyawan, diperoleh hasil sebagaimana pada Tabel 1.3

TABEL 1.3
SURVEY AWAL KERJASAMA TIM
No Pernyataan Kuesioner NILAI Total

Pra Survey 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Score

1. Tingkat kepentingan 0 0 0 0 0 0 0 3 4 3 90%


kerjasama tim
2. Kontribusi kerjasama 0 0 0 0 0 0 0 3 2 5 92%
tim terhadap pemecahan
masalah
3. Kontribusi kerjasama 0 0 0 0 0 0 0 4 3 3 89%
tim terhadap
produktivitas kerja
Sumber : Olahan Data Pribadi

10
Dari hasil Pra Survey dapat dilihat bahwa tingkat kepentingan adanya
kerjasama tim terhadap produktivitas kerja sebesar 90%, artinya kerjasama tim
memiliki peran penting terhadap produktivitas PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa
Bagian Tengah. Adanya kerjasama tim sebagai pemecah masalah sebesar 92%
menandakan bahwa dalam memecahkan masalah dapat dilakukan dengan kerjasama
tim. Responden juga menyatakan kerjasama tim berpengaruh terhadap produktivitas
kerja sebesar 89%, hal tersebut menjelaskan bahwa pengaruh kerjasama tim terhadap
produktivitas kerja karyawan benar adanya.
Dengan menerapkan kerjasama tim maka terdapat pula aturan-aturan serta
mekanisme kerja yang jelas, sehingga usaha yang dihasilkan dapat lebih maksimal.
Usaha besar yang tercipta karena adanya kerjasama akan mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan pada perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, penelitian ini
diberi judul: “Pengaruh Kerjasama Tim Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Di PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah”.

1.3 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana produktivitas karyawan di PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian
Tengah?
2) Bagaimana kerjasama tim yang diterapkan di PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa
Bagian Tengah?
3) Seberapa besar pengaruh kerjasama tim terhadap produktivitas karyawan di PT.
PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah?

1.4 Tujuan Penelitian


1) Untuk mengetahui dan menganalisis produktivitas karyawan di PT. PLN
(Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah.
2) Untuk mengetahui dan menganalisis kerjasama tim yang diterapkan di PT. PLN
(Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah.
3) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kerjasama tim terhadap
produktivitas karyawan di PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah.

11
1.5 Kegunaan Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan pemahaman
dalam bidang SDM, khususnya yang berkaitan dengan kerjasama tim dan
pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan.
b. Beberapa penelitian yang terungkap dalam penelitian ini diharapkan bisa
dijadikan sebagai bahan referensi bagi pihak yang ingin melakukan penelitian
selanjutnya.

1.5.2 Manfaat Praktis


a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai salah satu bahan
masukan maupun evaluasi bagi perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan
kerjasama tim yang dapat berpengaruh dalam meningkatkan produktivitas kerja
karyawan.
b. Untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman peneliti mengenai pengaruh
kerjasama tim terhadap produktivitas kerja karyawan PT. PLN (Persero)
Transmisi Jawa Bagian Tengah, dan untuk melihat kesesuaian teori yang ada
dengan kenyataan yang berada di lapangan.

1.6 Waktu dan Periode Penelitian


Penelitian pengaruh kerjasama tim terhadap produktivitas kerja karyawan di PT.
PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah ini dilaksanakan pada bulan
September 2018 sampai dengan November 2018.

1.7 Sistematika Penulisan


Penelitian ini berjudul Pengaruh Kerjasama Tim Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Di PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah. Adapun
sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang
masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, waktu dan
periode penelitian, serta sistematika penulisan.

12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang tinjauan pustaka penelitian, penelitian terdahulu,
kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN


Dalam bab ini berisi tentang jenis penelitian, variabel operasional tahapan penelitian,
populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, dan teknik
analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Bab ini menjelaskan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan dan
pembahasan dari analisis data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Sebagai bab akhir, dalam bab ini akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian
penulis dan beberapa saran penulis bagi pihak yang berkepentingan.

DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka merupakan daftar bacaan yang menjadi sumber, atau referensi atau
acuan untuk membuat kutipan yang disajikan dalam isi tugas akhir.

13

Anda mungkin juga menyukai