0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
54 tayangan21 halaman

829-Article Text-2995-1-10-20191223

This study examines the effect of profitability, asset structure, growth opportunity, non-debt tax shield, and business risk on the capital structure of mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2013 to 2016. The sample includes 12 mining companies selected using purposive sampling. Multiple linear regression analysis was used. The results show that profitability, asset structure, growth opportunity, non-debt tax shield, and business risk have a significant simultaneous effect on capital structure. Specifically, profitability, growth opportunity, and non-debt tax shield have a negative and significant effect, while asset structure has a positive but insignificant effect. Business risk has a negative and insignificant effect.

Diunggah oleh

Irma Indira
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
54 tayangan21 halaman

829-Article Text-2995-1-10-20191223

This study examines the effect of profitability, asset structure, growth opportunity, non-debt tax shield, and business risk on the capital structure of mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2013 to 2016. The sample includes 12 mining companies selected using purposive sampling. Multiple linear regression analysis was used. The results show that profitability, asset structure, growth opportunity, non-debt tax shield, and business risk have a significant simultaneous effect on capital structure. Specifically, profitability, growth opportunity, and non-debt tax shield have a negative and significant effect, while asset structure has a positive but insignificant effect. Business risk has a negative and insignificant effect.

Diunggah oleh

Irma Indira
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 21

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen e-ISSN: 2461-0593

PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR ASET, GROWTH OPPORTUNITY,


NDTS, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL

Nur Afifah Dawud


[email protected]
Imam Hidayat

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

This research aimed to examine the effect of profitability, asset structure, growth opportunity, non-debt tax shield
and business risk on the capital structure through annual financial statement of Mining company on Indonesia
Stock Exchange (IDX). The data collection technique used purposive sampling. While, the population was mining
company which was listed on Indonesia Stock Exchange (IDX) 2013-2016. Moreover, there were 12 mining
companies as sample. Furthermore, the data analysis technique used multiple linear regression. The research result
in general, from significance test, concluded profitability, asset structure, growth opportunity, non-debt tax shield,
and business risk simultaneously had significant effect on the capital structure. In addition, based on the
hypothesis test, it concluded profitability, growth opportunity, non-debt tax shield, had negative and significant
effect on the capital structure. On the other hand, the asset structure had positive but insignificant effect on the
capital structure. Meanwhile, business risk had negative and insignificant effect on the capital structure.

Keywords: profitability, asset structure, growth opportunity, non-debt tax shield, business risk, capital structure

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, struktur aset, growth opportunity, non
debt tax shield, dan risiko bisnis terhadap struktur modal melalui laporan keuangan tahunan yang telah
disusun oleh Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2013 sampai dengan 2016. Berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan maka diperoleh sampel sebanyak 12 perusahaan pertambangan. Metode analisis
yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian uji kelayakan model
menunjukkan bahwa profitabilitas, struktur aset, growth opportunity, non debt tax shield, dan risiko bisnis
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan hasil uji hipotesis
menunjukkan bahwa profitabilitas, growth opportunity dan non debt tax shield berpengaruh negatif
signifikan terhadap struktur modal. Sementara itu, Struktur aset berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap struktur modal. Sedangkan, risiko bisnis berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
struktur modal.

Kata kunci: profitabilitas, struktur aset, growth opportunity, non-debt tax shield, risiko bisnis, struktur
modal

PENDAHULUAN
Perekonomian Indonesia yang berkembang pesat dengan adanya globalisasi,
teknologi, serta didukung perekonomian dunia, sehingga menciptakan persaingan bisnis
antar perusahaan. Pada tahun 2013 melemahnya ekonomi dunia telah membuat demand
(permintaan) komoditas tambang menurun, berdampak pada menurunnya harga jual
komoditas tambang. Selain harga komoditas tambang, ada faktor lain, yaitu Pemerintah
akan membatasi ekspor hasil tambang mentah mulai 1 Januari 2014, serta menerapkan
Permen (Peratuaran Mentri) tentang pembangunan smelter yang beroperasi pada tahun
2015. Tujuan tersebut agar industri pengolahan komoditas tambang di dalam negeri bisa
hidup Ini.com (2013). Namun, industri tambang dalam negeri masih ragu-ragu dalam
membangun smelter (pabrik pengolahan tambang), karena dibutuhkan modal besar, dan
Pengaruh Profitabilitas, Struktur...- Nur Afifah Dawud; Imam Hidayat 2

listrik berkapasitas tinggi untuk pengolahan komoditas tambang. Pada tahun 2016 hasil
riset Pricewaterhouse Coopers (PwC) menyebutkan 40 perusahaan tambang global (dunia)
mengalami kerugian terbesar dari tahun 2013-2015. Pricewaterhouse Coopers (PwC)
merupakan kantor jasa professional terbesar di dunia.
Menurunnya perekonomian dunia menyebabkan perekonomian di Indonesia
mengalami kondisi serupa. Pada tahun 2016, perusahaan pertambangan dunia menderita
kerugian US$ 27 milliar dengan kurs Rp 13.500 per US$, setara dengan Rp 364,5 triliun.
Hal ini juga terjadi pada perusahaan pertambangan di Indonesia, dengan harga
komoditas tambang pada tahun 2016 kembali turun sebesar 25%. Beberapa usaha yang
dilakukan perusahaan pertambangan di Indonesia yaitu, berfokus pada produktivitas,
pengurangan biaya, dan disiplin modal. Tetapi ada juga perusahaan pertambangan yang
melepas aset atau menutup usahanya. Menurunnya perekonomian dunia berdampak
menurunnya permintaan komoditas tambang dari Cina, mengakibatkan menurunnya
harga komoditas tambang, dan hal ini berdampak bagi kinerja keuangan perusahaan
pertambangan dalam negeri. Krisis di perusahaan pertambangan membuat Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor mineral, dan batubara menurun. Kondisi ini
dipengaruhi oleh harga komoditas tambang global (dunia) yang berfluktuasi karena
dinamika volume penawaran, dan permintaan Kompas.com (2016).
Pada kuartal 1 tahun 2016, komoditas tambang secara keseluruhan mengalami
penurunan harga. Pada kuartal 4 tahun 2016 terjadi kenaikan harga komoditas tambang
batubara, minyak bumi, nikel, emas, bijih besi dan lainnya. Sampai pada kuartal 1 tahun
2017 yang memberikan dampak kenaikan produksi komoditas tambang, dan investasi
barang modal perusahaan tambang termasuk kontraktornya Kompas.com (2016).
Menurut Linkedin.com (2017) peraturan mengenai pertambangan di Indonesia diatur
pada: (1) Undang-Undang Nomer 4 Tahun 2009 (UU Minerba No.4/2009) Tentang
Pertambangan Mineral Dan Batubara. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh
tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau
batubara, yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang. (2) Peraturan Mentri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomer 7 Tahun
2012 (Permen No.7/2012) Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan
Pengolahan Dan Pemurnian Mineral. Implikasi Permen adalah (i) Kewajiban perusahaan
tambang untuk melakukan pengolahan bahan galian tambang di Dalam Negeri. (ii)
Pelarangan ekspor bijih mentah, atau hasil tambang yang belum dilakukan pengolahan.
Dengan adanya Permen, maka perusahaan tambang berkewajiban untuk melakukan
pembangunan smelter (pabrik pengolahan tambang). Regulasi yang berimplikasi pada
bisnis tambang adalah DMO (Domestic Market Obligation yaitu penjualan komoditas
tambang di dalam negeri), dan royalti (fee yaitu pembayaran kepada pemerintah sesuai
dengan aturan dalam Permen). (3) Peraturan Pemerintah Nomer 23 Tahun 2010 (PP
No.23/2010) Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara.
Pada awal tahun 2017 dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) 1/2017 tentang
pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara, serta peraturan untuk
melakukan divestasi saham hingga 51% secara bertahap.
Perekonomian global (dunia) yang terjadi mengakibatkan perusahaan harus bisa
menggunakan pengambilan keputusan keuangan yang berbeda dan sesuai dengan
keadaan perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam struktur pengambilan
keputusan keuangan harus berdasarkan pada teori keuangan. Teori keuangan
menjelaskan alasan suatu fenomena terjadi, dan alasan keputusan keuangan perlu
diambil untuk menghadapi persoalan keuangan perusahaan. Setelah memahami teori
keuangan, perusahaan dapat melaksanakan manajemen keuangan. Menurut Husnan dan
Pudjiastuti (2002:4) manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis,
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 2, Februari 2019 3

dan pengendalian terhadap kegiatan keuangan. Kegiatan keuangan dilakukan oleh para
pemimpin puncak (Direktur Keuangan, Manajer Keuangan, Kepala Bagian Keuangan,
dan sebagainya). Untuk pengambilan keputusan keuangan, dan kegiatan keuangan yang
akan dijalankan di sebuah perusahaan merupakan tugas Manajer Keuangan. Kegiatan
keuangan dikelompokan dalam dua kegiatan utama, yaitu kegiatan menggunakan
pendanaan, dan mencari pendanaan. Sedangkan keputusan pendanaan perusahaan,
yaitu tentang berapa banyak utang, dan modal yang akan digunakan perusahaan.
Menurut Sartono (2017:225) struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan.
Struktur modal adalah perimbangan jumlah utang (jangka pendek yang bersifat
permanen dan utang jangka panjang) dengan modal sendiri dari (saham preferen dan
saham biasa). Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu, profitabilitas,
struktur aset, tingkat pertumbuhan (growth opportunity), variabel laba dan perlindungan
pajak (non debt tax shield), dan risiko bisnis.
Penelitian struktur modal sudah banyak diteliti oleh para peneliti terdahulu.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, peneliti menemukan hasil dan pendapat yang
berbeda-beda dari peneliti sebelumnya yaitu terdapat variabel yang berpengaruh dan ada
variabel yang tidak berpengaruh. Oleh karena itu, ketidak konsistenan hasil penelitian
terdahulu membuat peneliti ingin meneliti kembali untuk membuktikan konsistensi dari
penelitian terdahulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari
profitabilitas, struktur aset, growth opportunity, non debt tax shield, dan risiko bisnis
terhadap struktur modal (studi kasus perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016).
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti dapat
mengambil rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apakah terdapat pengaruh
profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek
Indonesia? (2) Apakah terdapat pengaruh struktur aset terhadap struktur modal pada
perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia? (3) Apakah terdapat pengaruh
growth opportunity terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek
Indonesia? (4) Apakah terdapat pengaruh non debt tax shield terhadap struktur modal pada
perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia? (5) Apakah terdapat pengaruh risiko
bisnis terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia?
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas
terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia. (2) Untuk
mengetahui pengaruh struktur aset terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan
di Bursa Efek Indonesia. (3) Untuk mengetahui pengaruh growth opportunity terhadap struktur
modal pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia. (4) Untuk mengetahui
pengaruh non debt tax shield terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan di
Bursa Efek Indonesia. (5) Untuk mengetahui pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal
pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

TINJAUAN TEORITIS
Teori Struktur Modal
Sartono (2017:225) menyatakan bahwa struktur modal adalah perimbangan jumlah
utang (jangka pendek yang bersifat permanen dan utang jangka panjang) dengan modal
sendiri (saham preferen dan saham biasa). Sementara itu struktur keuangan adalah
perimbangan antara total utang dengan modal sendiri. Struktur modal merupakan bagian
dari struktur keuangan. Menurut Sitanggang (2013:71) perusahaan membutuhkan modal
yang bersumber dari utang, dan modal sendiri. Sumber pembiayaan dibedakan menjadi
struktur keuangan, dan struktur modal. Struktur modal digunakan untuk menentukan
besarnya masing-masing sumber pembiayaan utang tergantung tujuan perusahaan yaitu
Pengaruh Profitabilitas, Struktur...- Nur Afifah Dawud; Imam Hidayat 4

untuk menetapkan modal optimal. Rasio utang terhadap modal sendiri (Debt to Equity
Ratio-DER) digunakan untuk menetapkan modal optimal dengan rumus sebagai berikut:
Total Utang
DER = x 100%
Modal Sendiri
Komponen struktur modal terdiri dari utang (utang jangka pendek dan utang jangka
panjang) serta modal sendiri. Utang jangka pendek yaitu perjanjian yang telah disepakati
untuk mengembalikan utang tidak lebih dari 1 tahun. Utang jangka panjang yaitu
perjanjian yang telah disepakati untuk mengembalikan utang lebih dari 1 tahun atau
sampai batas waktu yang ditentukan, seperti obligasi, saham preferen dan saham biasa.
Modal sendiri yaitu sumber pembiayaan utama sebagai bentuk penyertaan dari pemilik
perusahaan, terdiri dari; modal saham preferen, modal saham biasa, dan laba ditahan.
Peneliti dalam menentukan struktur modal optimal dalam suatu perusahaan memilih
rasio Debt to Equity Ratio (DER), karena biaya optimal perusahaan diperoleh dari total
utang atas modal sendiri. Manfaat utang jangka pendek bersifat permanen digunakan
untuk biaya operasional perusahaan. Utang jangka panjang berupa obligasi, saham
preferen, dan saham biasa digunakan sebagai investasi perusahaan untuk
mengoptimalkan modalnya. Modal optimal dilihat dari perusahaan dalam membayar
risiko keuangan (bunga dan pengembalian utang).

Profitabilitas
Kasmir (2017:60) menyatakan bahwa rasio profitabilitas digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio profitabilitas memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan, dan pendapatan investasi. Sehingga rasio profitabilitas menunjukkan efisiensi
suatu perusahaan. Rasio profitabilitas menurut Hanafi (2013:42) rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat
penjualan. Net Profit Margin (NPM) menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan laba bersih atas penjualan, sehingga menunjukkan laba relatif
terhadap perusahaan.
Laba Bersih
NPM = x 100%
Penjualan
Peneliti memilih menggunakan rasio Net Profit Margin (NPM) untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan laba bersih terhadap penjualan, sehingga
menunjukkan laba relatif terhadap perusahaan. Dengan menggunakan rasio Net Profit Margin
(NPM) perusahaan lebih mengutamakan penjualan yang tinggi, sehingga memperoleh
pendapatan yang tinggi, dan perusahaan bisa menghasilkan laba yang maksimal bagi
perusahaan.

Struktur Aset
Riyanto (2011:298) menyatakan bahwa perusahaan industri sebagian besar dari modalnya
tertanam dalam aset tetap. Pemenuhan modal dilakukan dengan menggunakan modal
permanen yaitu modal sendiri, dan modal asing yaitu utang. Sebagian besar perusahaan
menggunakan utang jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan modal aset lancar. Menurut
Sitanggang (2013:75) struktur aset perusahaan yang memiliki komposisi aset tetap yang
jumlahnya besar, akan mempunyai peluang untuk memperoleh tambahan modal utang,
karena aset tetap dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh utang.
Aset Tetap
Struktur Aset = x 100%
Total Aset
Peneliti menggunakan rasio Struktur Aset untuk menentukan alokasi dana aset tetap terhadap
total aset. Aset tetap (tanah, bangunan, mesin, dan sebagainya) akan digunakan untuk
memperoleh utang jangka panjang sebagai jaminan. Modal utang yang diperoleh, digunakan
untuk mendanai kegiatan operasional, dan digunakan untuk membeli aset baru. Perusahaan
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 2, Februari 2019 5

yang memiliki aset tetap dengan jumlah besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke
sumber dana dibandingkan dengan perusahaan dengan aset tetap kecil.

Growth Opportunity (Peluang Tumbuh)


Sartono (2017:248) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan semakin cepat, maka
semakin besar kebutuhan dana yang dibutuhkan perusahaan untuk pembiayaan ekspansi.
Karena pembiayaan makin besar maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan
laba. Perusahaan sedang dalam posisi tumbuh sebaiknya membagikan laba perusahaan
sebagai dividen lebih kecil, dan laba ditahan lebih besar. Menurut Prasetya dan Asandimitra
(2014) growth opportunity merupakan kesempatan yang dimiliki oleh perusahaan dalam
mengembangkan dirinya dalam pasar sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan di masa
depan. Growth opportunity dalam penelitian ini menggunakan rasio Market to Book Value of
Asset (MBVA).
Total Utang+Nilai Perusahaan
MBVA = x 100%
Total Aset
Peneliti menggunakan rasio Market to Book Value of Asset (MBVA) untuk menentukan
kesempatan tumbuh perusahaan, dan menunjukkan perkembangan perusahaan. Menurut
Sartono (2017:248) manfaat dari rasio MBVA, yaitu (1) Meningkatkan nilai perusahaan
menggunakan utang, dan nilai perusahaan. (2) Kesempatan tumbuh perusahaan
menunjukkan peluang pertumbuhan di masa depan. Surat berharga, seperti obligasi dan
saham digunakan perusahaan untuk memperoleh dana mengambang. Potensi pertumbuhan
diukur dari besarnya biaya resource and development (penelitian dan pengembangan) yang
merupakan modal perusahaan di masa depan. Hal ini menunjukkan seberapa efisien
perusahaan dalam menggunakan aset, untuk biaya operasional dan investasi perusahaan.

Non Debt Tax Shield (Pelindung Pajak Bukan Utang)


Hanafi (2013:320) menyatakan bahwa manfaat bunga atas utang bisa dipakai sebagai
pengurang pajak perusahaan. Tapi untuk mengurangi pajak perusahaan bisa menggunakan
cara lain, seperti depresiasi (biaya tetap bukan bunga), dana pensiun, amortisasi, dan natura.
Jika perusahaan memiliki depresiasi tinggi maka perusahaan tidak perlu menggunakan utang
yang tinggi karena perusahaan akan memperoleh perlindungan pajak dari depresiasi
perusahaan. Menurut Prasetya dan Asandimitra (2014) non debt tax shield merupakan
pengurang pajak selain utang. Salah satu faktor yang bisa digunakan untuk mengurangi pajak
yaitu depresiasi.
Depresiasi
NDTS = x 100%
Total Aset
Peneliti menggunakan rasio Non Debt Tax Shield (NDTS) untuk menentukan pelindung pajak
dari depresiasi atas aset tetap perusahaan. Aset tetap yang besar dalam suatu perusahaan,
maka depresiasi juga akan semakin besar, sehingga depresiasi mampu digunakan untuk
mengganti penggunaan utang dalam suatu perusahaan. Perusahaan menggunakan depresiasi
aset tetap sebagai penghematan pajak perusahaan.

Risiko Bisnis
Hanafi (2013:321) menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai risiko default (gagal
bayar) yang tinggi sebaiknya menggunakan utang yang lebih kecil. Maka stabilitas dan
besarnya earning (pendapatan) yang diperoleh perusahaan, menentukan perusahaan tersebut
untuk menarik modal. Perusahaan dengan pendapatan yang stabil dapat memenuhi
kewajiban keuangan. Jika pendapatan perusahaan tidak stabil, maka perusahaan akan
menanggung risiko tidak mampu membayar beban bunga, dan angsuran-angsuran utang.
Menurut Sitanggang (2013:73) rencana penjualan tidak selalu sama dengan realisasinya.
Karena itu perlu dipertimbangkan risiko usaha yang dihadapi perusahaan yaitu risiko atas
Pengaruh Profitabilitas, Struktur...- Nur Afifah Dawud; Imam Hidayat 6

perubahan penjualan terhadap laba usaha ditandai dengan tingkat ungkitan operasional
(Degree Operating Leverage–DOL).
⧍ EBIT
DOL = x 100%
⧍ Penjualan
Peneliti menggunakan rasio Degree Operating Leverage (DOL) untuk menentukan beban
operasional bersifat tetap yang tidak berubah saat penjualan naik atau turun. Risiko bisnis
merupakan harapan atau realisasi perusahaan untuk meningkatkan penjualan, sehingga laba
perusahaan juga akan meningkat, maka modal perusahaan akan bertambah.

Rerangka Konseptual

Profitabilitas
(NPM)

Struktur Aset
(SA)

Growth Opportunity Struktur Modal


(MBVA) (DER)

Non Debt Tax Shield


(NDTS)

Risiko Bisnis
(DOL)

Gambar 1
Rerangka Konseptual

Penelitian Terdahulu
Penelitian menurut Prasetya dan Asandimitra (2014) dengan judul Pengaruh
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity, Likuiditas, Struktur Aset, Resiko
Bisnis, Dan Non Debt Tax Shield Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Sub-Sektor Barang
Konsumsi. Hasil penelitian membuktikan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal. Sedangkan ukuran perusahaan, growth opportunity, likuiditas, struktur aset,
risiko bisnis, dan non debt tax shield tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Persamaan penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama
menggunakan topik struktur modal sebagai penelitian, dan persamaan pada variabel
independen yaitu profitabilitas, struktur aset, growth opportunity, non debt tax shield, dan risiko
bisnis. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel
yang digunakan, peneliti mengurangi variabel ukuran perusahaan, dan likuiditas sebagai
variabel independen.
Penelitian menurut Zuliani (2014) dengan judul Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan
Penjulan, Struktur Aset, Dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal. Hasil
penelitian membuktikan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Sedangkan pertumbuhan penjualan, struktur aset, dan tingkat pertumbuhan tidak
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Persamaan penelitian saat ini dengan
penelitian sebelumnya adalah sama-sama menggunakan topik struktur modal sebagai
penelitian, dan persamaan pada variabel independen yaitu profitabilitas, pertumbuhan
penjulan struktur aset, dan tingkat pertumbuhan. Perbedaan penelitian sekarang dengan
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 2, Februari 2019 7

penelitian sebelumnya terletak pada variabel yang digunakan, peneliti menambahkan


variabel non debt tax shield sebagai variabel independen.
Penelitian menurut Krisnanda dan Wiksuana (2015) dengan judul Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, Dan Non Debt Tax Shield Terhadap Struktur Modal Pada
Perusahaan Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian membuktikan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan pertumbuhan
penjualan, dan non debt tax shield berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Persamaan
penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menggunakan topik
struktur modal sebagai penelitian, dan persamaan pada variabel independen yaitu
pertumbuhan penjualan, dan non-debt tax shield. Perbedaan penelitian sekarang dengan
penelitian sebelumnya terletak pada variabel yang digunakan, peneliti menambahkan
variabel profitabilitas, struktur aset, dan growth opportunity sebagai variabel independen.
Penelitian menurut Andika (2016) dengan judul Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal. Hasil penelitian
membuktikan struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan
ukuran perusahaan, profitabilitas, dan risiko bisnis berpengaruh tidak signifikan terhadap
struktur modal. Persamaan penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-
sama menggunakan topik struktur modal sebagai penelitian, dan persamaan pada variabel
independen yaitu struktur aktiva, profitabilitas, dan risiko bisnis. Perbedaan penelitian
sekarang dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel yang digunakan, peneliti
menambahkan variabel growth opportunity, dan non debt tax shield sebagai variabel independen.
Penelitian menurut Mahardika dan Aji (2017) dengan judul Analisis Perbandingan
Profitabilitas, Struktur Aset, Growth Opportunity, dan Non Debt Tax Shield Terhadap Struktur
Modal. Hasil penelitian membuktikan profitabilitas, struktur aset, dan non debt tax shield
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan growth opportunity tidak
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Persamaan penelitian saat ini dengan
penelitian sebelumnya adalah sama-sama menggunakan topik struktur modal sebagai
penelitian, dan persamaan pada variabel independen yaitu profitabilitas, struktur aset, growth
opportunity, dan non debt tax shield. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian
sebelumnya terletak pada variabel yang digunakan, peneliti menambahkan variabel risiko
bisnis sebagai variabel independen.
Penelitian menurut Dewi dan Dana (2017) dengan judul Pengaruh Growth Opportunity,
Likuiditas, Non Debt Tax Shield Dan Fixed Asset Ratio Terhadap Struktur Modal. Hasil
penelitian membuktikan Growth opportunity, Non debt tax shield, dan Fixed asset ratio
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan likuiditas tidak berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal. Persamaan peneliti saat ini dengan peneliti sebelumnya
adalah sama-sama menggunakan topik struktur modal sebagai penelitian, dan persamaan
pada variabel independen yaitu growth opportunity, non debt tax shield, dan fixed asset ratio.
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel yang
digunakan, peneliti menambahkan variabel profitabilitas, dan risiko bisnis sebagai variabel
independen.
Penelitian menurut Li dan Stathis (2017) dengan judul Determinants of capital structure in
Australia: an analysis of important factors. Hasil penelitian membuktikan industry growth, median
industry leverage, dan market to book assets ratio berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal. Sedangkan profits, capital expenditure to assets, log of assets, investment tax credits, dan
tangibility berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur modal. Persamaan penelitian saat
ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menggunakan topik struktur modal
sebagai penelitian, dan persamaan pada variabel independen yaitu profits, tangibility, and
market to book assets ratio. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya
terletak pada variabel yang digunakan, peneliti menambahkan variabel non debt tax shield, dan
risiko bisnis sebagai variabel independen.
Pengaruh Profitabilitas, Struktur...- Nur Afifah Dawud; Imam Hidayat 8

Pengembangan Hipotesis
Hubungan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Profitabilitas digunakan untuk menilai posisi laba perusahaan dengan menggunakan
rasio profitabilitas (Net Profit Margin) perusahaan; lebih mengutamakan penjualan yang
tinggi, sehingga menunjukkan laba relatif sebuah perusahaan. Dengan melihat penjualan
yang mampu mempengaruhi pendapatan, dan laba perusahaan. Menurut Prasetya dan
Asandimitra (2014), Zuliani (2014), dan Andika (2016) profitabilitas berpengaruh terhadap
struktur modal. Rasio profitabilitas memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen
perusahaan. Karena perusahaan lebih mengutamakan penjualan yang tinggi. Sehingga
memperoleh pendapatan yang tinggi dan perusahaan bisa menghasilkan laba yang maksimal
bagi perusahaan. Modal perusahaan semakin besar dan utang akan semakin kecil. Hal ini
menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif (tidak searah) dengan struktur modal.
H1 : Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.

Hubungan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal


Struktur aset digunakan untuk menentukan alokasi dana aset tetap terhadap total aset.
Aset tetap dapat digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh modal asing perusahaan.
Utang yang diperoleh digunakan untuk mendanai kegiatan operasional, dan membeli aset
baru. Perusahaan yang memiliki aset tetap dengan jumlah besar akan lebih mudah
mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan perusahaan dengan aset tetap
kecil. Menurut Dewi dan Dana (2017), dan Li dan Stathis (2017) struktur aset berpengaruh
terhadap struktur modal. Perusahaan yang memiliki struktur aset yang besar menentukan
modal yang akan digunakan oleh perusahaan. Penggunaan utang dalam jumlah besar dengan
aset tetap sebagai jaminan akan mengakibatkan risiko keuangan meningkat. Sehingga aset
tetap akan memperkecil modal sendiri, dan akan memperbesar utang perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa struktur aset berpengaruh positif (searah) dengan struktur modal.
H2 : Struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.

Hubungan Growth Opportunity Terhadap Struktur Modal


Kesempatan tumbuh suatu perusahaan yang menunjukkan perkembangan dalam
perusahaan, sehingga mampu meningkatkan nilai perusahaan. Potensi pertumbuhan diukur
dari besarnya biaya resource and development (penelitian dan pengembangan) modal
perusahaan di masa depan. Kesempatan mengembangkan perusahaan menunjukkan
seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan aset, untuk biaya operasional, dan investasi
perusahaan. Penelitian menurut Dewi dan Dana (2017), dan Li dan Stathis (2017) growth
opportunity berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Nilai perusahaan meningkat
ditentukan pada perubahan aset perusahaan, dengan mengukur sejauh mana laba per lembar
saham akan dibagikan, dan pengembalian utang beserta risikonya mampu dilaksanakan.
Sehingga jika total aset meningkat, maka nilai perusahaan juga akan meningkat, dan modal
sendiri semakin besar, maka utang semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa growth
opportunity berpengaruh negatif (tidak searah) dengan struktur modal.
H3 : Growth opportunity berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.

Hubungan Non Debt Tax Shield Terhadap Struktur Modal


Non debt tax shield digunakan untuk menentukan pelindung pajak. Depresiasi digunakan
untuk mengganti penggunaan utang dalam suatu perusahaan. Penelitian menurut Krisnanda
dan Wiksuana (2015), Mahardika dan Aji (2017), dan Dewi dan Dana (2017) non debt tax shield
berpengaruh terhadap struktur modal. Perusahaan yang semakin besar non debt tax shield
berupa depresiasi terhadap aset tetap, maka semakin besar aset tetap yang dimiliki
perusahaan. Laba operasi dikurangi dengan biaya depresiasi sehingga diperoleh laba bersih
perusahaan, maka laba bersih akan masuk dalam modal sendiri bagi perusahaan, dan dividen
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 2, Februari 2019 9

bagi pemegang saham. Maka modal sendiri akan lebih besar, dan utang akan lebih kecil. Hal
ini menunjukkan bahwa non debt tax shield berpengaruh negatif (tidak searah) dengan struktur
modal.
H4 : Non Debt Tax Shield berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.

Hubungan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal


Risiko bisnis menentukan beban operasional yang tidak berubah saat penjualan naik atau
turun. Karena beban operasional merupakan biaya tetap dan biaya variabel. Penelitian
menurut Zuliani (2014), dan Andika (2016) risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal. Ketidakpastian pada perkiraan penjualan menentukan risiko yang akan
dihadapi perusahaan. Risiko bisnis merupakan harapan, atau realisasi perusahaan untuk
meningkatkan pendapatan. Jika selisih penjualan perusahaan meningkat, maka selisih laba
operasi perusahaan akan meningkat. Sehingga modal perusahaan akan meningkat, dan utang
perusahaan akan menurun. Hal ini menunjukkan bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif
(tidak searah) dengan struktur modal.
H5 : Risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Pengujian ini dimaksudkan untuk
menguji kebenaran dari hipotesis dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara. Populasi penelitian yaitu pada sektor perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi awal dari perusahaan pertambangan
sebanyak 44 perusahaan.

Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling.
Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1)Perusahaan
pertambangan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan selama 5 tahun periode
Desember 2012 sampai dengan Desember 2016. (2)Perusahaan pertambangan yang
menyajikan informasi dan data yang diperlukan dalam menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal. Jumlah total perusahaan pertambangan sebanyak 44
perusahaan dikurangi 32 perusahaan yang tidak memenuhi kriteria, sehingga diperoleh
populasi 12 perusahaan. Keterangan tertentu penelitian dilakukan selama 4 tahun periode
2013-2016, sehingga total seluruh sampel berjumlah 48 data perusahaan.

Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data yang relevan agar sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
maka data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
yang berupa laporan keuangan tahunan periode 2012-2016 yang dipublikasikan di Bursa Efek
Indonesia. Teknik pengumpulan data ini adalah dengan melakukan pengecekan laporan
keuangan dan harga penutupan (clossing price) dari Bursa Efek Indoensia dan kurs dolar
diambil dari website Bank Indonesia pada periode 2012-2016.

Variabel dan Definisi Operasional Variabel


Variabel
Menurut Sugiyono (2014:96) variabel penelitian adalah suatu atribut, atau sifat, atau nilai
orang, obyek, organisasi, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berikut ini variabel yang
digunakan peneliti yaitu variabel independen dan variabel dependen. Sugiyono (2014:96)
Pengaruh Profitabilitas, Struktur...- Nur Afifah Dawud; Imam Hidayat 10

menyatakan bahwa variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi,


atau yang menjadi sebab perubahan, atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel
bebas yang digunakan dalam penelitian ini antara lain yaitu profitabilitas, struktur aset, growth
opportunity, non debt tax shield, dan risiko bisnis. Sugiyono (2014:97) menyatakan bahwa variabel
dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini menggunakan struktur modal.

Variabel Independen
Profitabilitas
Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga
menentukan struktur modal perusahaan. Rasio Net Profit Margin (NPM) untuk menentukan
laba relatif perusahaan dengan rumus sebagai berikut:
Laba Bersih
NPM = x 100%
Penjualan
Rasio NPM menunjukkan bahwa perusahaan lebih mengutamakan penjualan yang tinggi.
Sehingga memperoleh pendapatan yang tinggi dan perusahaan bisa menghasilkan laba yang
maksimal bagi perusahaan, maka nilai NPM harus positif.

Struktur Aset
Struktur aset yaitu modal yang telah disusun sesuai dengan kondisi perusahaan. Rasio
struktur aset untuk menentukan komposisi aset tetap dengan rumus sebagai berikut:
Aset Tetap
Struktur Aset = x 100%
Total Aset
Perusahaan yang memiliki aset tetap dengan jumlah besar akan lebih mudah mendapatkan
akses ke sumber dana. Namun penggunaan utang dalam jumlah besar juga akan
mengakibatkan risiko keuangan meningkat.

Growth Opportunity (Peluang Tumbuh)


Kesempatan bertambah besarnya suatu perusahaan menunjukkan semakin cepatnya
pertumbuhan perusahaan. Rasio Market to Book Value of Asset (MBVA) digunakan untuk
menentukan kesempatan tumbuh perusahaan di masa depan dengan rumus sebagai berikut:
Total Utang+Nilai Perusahaan
MBVA = x 100%
Total Aset
Pembiayaan ekspansi yang semakin besar, sehingga perusahaan yang sedang tumbuh lebih
memilih menggunakan laba ditahan dari pada utang. Maka nilai perusahaan akan lebih besar
saat perusahaan menggunakan prospek.

Non Debt Tax Shield (Pelindung Pajak Bukan Utang)


Non Debt Tax Shield yaitu pengurang pajak selain utang salah satunya menggunakan
depresiasi dari aset tetap perusahaan. Rasio Non Debt Tax Shield (NDTS) menentukan
pelindung pajak perusahaan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Depresiasi
NDTS = x 100%
Total Aset
Perusahaan hendak memperbaiki current ratio (aset lancar) dengan menggunakan depresiasi
terhadap aset perusahaan. Karena perusahaan ingin mempunyai kas besar, sisa kas yang
dimiliki perusahaan akan digunakan untuk memperbaiki aset lancar.

Risiko bisnis
Risiko bisnis yaitu ketidakpastiaan pada perkiraan pendapatan operasi perusahaan di
masa depan. Rasio Degree Operating Leverage (DOL) menentukan beban operasional yang tidak
berubah saat penjualan naik atau turun menggunakan rumus sebagai berikut:
⧍ EBIT
DOL = x 100%
⧍ Penjualan
Beban operasional merupakan biaya yang digunakan untuk produksi. Jika selisih laba
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 2, Februari 2019 11

semakin kecil, maka perusahaan mengalami penurunan laba. Artinya laba operasi ditentukan
dari volume penjualan dan beban operasi yang digunakan.

Variabel Dependen
Struktur modal
Struktur modal yaitu pendanaan perusahaan yang menunjukkan perimbangan jumlah
utang dengan modal sendiri. Debt to Equity Ratio (DER) menentukan biaya optimal perusahaan
dengan rumus sebagai berikut:
Total Utang
DER = x 100%
Modal Sendiri
Biaya optimal diperoleh dari total utang terhadap modal sendiri dalam suatu perusahaan.
Utang jangka pendek bersifat permanen yang digunakan untuk biaya operasional
perusahaan, dan akan masuk dalam aset lancar. Adanya utang jangka panjang digunakan
sebagai investasi perusahaan untuk mengoptimalkan modalnya, sehingga mampu menambah
nilai perusahaan. Modal optimal dilihat dari seberapa seimbangnya perusahaan dalam
membayar risiko (bunga), dan pengembalian utang. Sehingga diperoleh struktur modal
optimal bagi perusahaan dengan adanya utang yang mengurangi beban pajak.

Teknik Analisis Data


Menurut Sugiyono (2014:238) analisis data merupakan suatu kegiatan setelah data dari
keseluruhan responden, atau sumber data lain terkumpul. Tahapan kegiatan analisis data
yaitu mengelompokan data, mentabulasi data, menyajikan data, melakukan perhitungan
untuk menjawab masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis. Tahapan
Analisis data pada penelitian ini yaitu; analisis regresi linear berganda, uji asumsi klasik, uji
koefisien determinasi (R2), uji kelayakan model (uji F), dan uji hipotesis (uji t).

Analisis Regresi Linear Berganda


Ghozali (2016:93) menyatakan bahwa analisis regresi adalah metode analisis dengan
menjelaskan hubungan beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam
penelitian ini, analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh profitabilitas,
struktur aset, growth opportunity, non debt tax shield, dan risiko bisnis terhadap struktur modal.
Persamaan regresinya dirumuskan sebagai berikut:
DER = α + β1NPM + β2SA + β3MBVA + β4NDTS + β5DOL + εi
Keterangan:
DER = Struktur Modal
α = Konstanta
β1,2,3,4,5 = Koefisien Regresi
NPM = Net Profit Margin
SA = Struktur Aset
MBVA = Market to Book Value of Asset
NDTS = Non Debt Tax Shield
DOL = Degree of Operating Leverage
εi = Standar Eror

Uji Asumsi Klasik


Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diuji terlebih dahulu untuk memenuhi
persyaratan statistik pada model regresi linear berganda, yaitu sebagai berikut; uji normalitas,
uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

Uji Normalitas
Ghozali (2016:154) menyatakan bahwa uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam model regresi variabel-variabel dalam penelitian mempunyai variabel penganggu, atau
Pengaruh Profitabilitas, Struktur...- Nur Afifah Dawud; Imam Hidayat 12

residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal, atau mendekati normal. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: (1) Analisis
grafik normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal, dan mengikuti arah garis
diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, atau tidak mengikuti arah garis
diagonal sehingga tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas. (2) Analisis statistik non-parametrik uji Kolmogrof-Smirnov
(KS). Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka nilai residual berdistribusi normal. Apabila nilai
signifikansi < 0,05 maka nilai residual berdistribusi tidak normal.

Uji Multikolinearitas
Ghozali (2016:103) menyatakan bahwa uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang
baik tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Multikolinearitas dilihat dari nilai
tolerance (TOL), atau variance inflation factor (VIF). (1) Jika nilai VIF < 10, atau nilai TOL > 0,10,
maka menunjukkan tidak adanya Multikolinearitas. (2) Jika nilai VIF ≥ 10, atau nilai TOL ≤
0,10, maka menunjukkan adanya Multikolinearitas.

Uji Autokorelasi
Ghozali (2016:107) menyatakan bahwa uji autokorelasi bertujuan untuk menguji adanya
korelasi yang tinggi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik tidak terjadi autokorelasi. (1) Jika, dU < d
< 4dU, maka H0 diterima, artinya tidak ada autokorelasi. (2) Jika, 4 – dL < d < 4, maka H0
ditolak, artinya ada autokorelasi negatif. (3) Jika, 0 < d < dL, maka H0 ditolak, artinya ada
autokorelasi positif. (4) Jika, dL ≤ d ≤ dU, atau 4 – dU ≤ d ≤ 4 – dL, maka H0 tidak ada
keputusan, artinya tidak ada kesimpulan.

Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2016:134) menyatakan bahwa uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik plot, antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID. (1) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar secara
acak di atas, dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. (2)
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu, yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

Uji Koefisien Determinasi (R2)


Ghozali (2016:95) menyatakan bahwa koefisien determinasi digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam model regresi menerangkan variabel
dependennya. (1) Jika nilai (R2) mendekati 1, maka menunjukkan bahwa kontribusi variabel
bebas terhadap variabel terikat secara simultan kuat. Artinya variabel-variabel independen
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. (2)
Jika nilai (R2) mendekati 0, menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas terhadap variabel
terikat secara simultan semakin melemah. Artinya kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas.

Uji Kelayakan Model (Uji F)


Ghozali (2016:96) menyatakan bahwa uji F digunakan untuk menguji joint hipotesis
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 2, Februari 2019 13

bahwa variabel-variabel indpenden secara simultan, apakah memiliki pengaruh terhadap


variabel dependen. Kriteria pengujian dilakukan dengan tingkat signifikan α = 5%, atau 0,05.
(1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis diterima, artinya semua variabel independen
secara stimultan berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen. (2) Jika nilai
signifikansi < 0,05 maka hipotesis ditolak, artinya semua variabel independen secara stimultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Uji Hipotesis (Uji t)


Ghozali (2016:97) menyatakan bahwa uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Kriteria pengujian dilakukan dengan tingkat signifikan α = 5% atau 0,05. (1) Apabila nilai
signifikansi t > 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh signifikan antara satu
variabel independen terhadap variabel dependen. (2) Apabila nilai signifikansi t < 0,05, maka
H0 ditolak, artinya ada pengaruh signifikan antara satu variabel independen terhadap
variabel dependen.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Analisis Regresi Linear Berganda
Ghozali (2016:93) menyatakan bahwa analisis regresi linear berganda digunakan untuk
menguji beberapa variabel independen terhadap varibel dependen. Analisis regresi linear
berganda digunakan untuk menguji pengaruh profitabilitas, struktur aset, growth opportunity,
non debt tax shield, dan risiko bisnis terhadap struktur modal.

Tabel 1
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 212.512 38.454 5.526 .000
Profitabilitas -8.341 1.595 -.620 -5.229 .000
Struktur aset 1.465 .993 .181 1.476 .147
Growth opportunity -.478 .133 -.446 -3.579 .001
Non debt tax shield -1.071 .529 -.242 -2.023 .049
Risiko bisnis -.067 .090 -.088 -.741 .463
Sumber : Data sekunder, diolah 2019

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada Tabel 1 diperoleh persamaan regresi
yaitu:

DER=212,512 –8,341NPM +1,465SA –0,478MBVA –1,071NDTS –0,067DOL+εi

Dari persamaan regresi dapat diuraikan sebagai berikut: (1) konstanta sebesar 212,512 artinya
jika variabel independen yang terdiri dari profitabilitas, struktur aset, growth opportunity, non
debt tax shield, dan risiko bisnis sama dengan 0, maka struktur modal sebesar 212,512. (2)
Koefisien regresi profitabilitas sebesar –8,341 menunjukkan arah hubungan negatif (tidak
searah) antara profitabilitas dengan struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi profitabilitas, maka struktur modal akan semakin menurun. Dengan asumsi bahwa SA,
MBVA, NDTS, dan DOL konstan. (3) Koefisien regresi struktur aset sebesar 1,465
menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara struktur aset dengan struktur modal. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin tinggi struktur aset, maka struktur modal akan semakin
meningkat. Dengan asumsi bahwa NPM, MBVA, NDTS, dan DOL konstan. (4) Koefisien
regresi growth opportunity sebesar –0,478 menunjukkan arah hubungan negatif (tidak searah)
Pengaruh Profitabilitas, Struktur...- Nur Afifah Dawud; Imam Hidayat 14

antara Growth Opportunity dengan struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi Growth Opportunity, maka struktur modal akan semakin menurun. Dengan asumsi
bahwa NPM, SA, NDTS, dan DOL konstan. (5) Koefisien regresi non debt tax shield sebesar –
1,071 menunjukkan arah hubungan negatif (tidak searah) antara non debt tax shield dengan
struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi non debt tax shield, maka struktur
modal akan semakin menurun. Dengan asumsi bahwa NPM, SA, MBVA, dan DOL konstan.
(6) Koefisien regresi risiko bisnis sebesar –0,067 menunjukkan arah hubungan negatif (tidak
searah) antara risiko bisnis dengan struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi risiko bisnis, maka struktur modal akan semakin menurun. Dengan asumsi bahwa
NPM, SA, MBVA, dan NDTS konstan.

Uji Asumsi Klasik


Hasil data yang diperoleh akan diuji untuk memenuhi persyaratan statistik regresi. Uji
asumsi klasik sebagai berikut; uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji
heteroskedastisitas.

Uji Normalitas
Ghozali (2016:154) menyatakan bahwa uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam model regresi variabel-variabel dalam penelitian mempunyai variabel penganggu, atau
residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal, atau mendekati normal. Menggunakan analisis sebagai berikut: (1) Analisis grafik
dilihat dari data menyebar disekitar garis diagonal, dan mengikuti arah garis diagonal
menunjukkan pola distribusi normal.

Gambar 2
Grafik Normal P-P Plot
Sumber : Data sekunder, diolah 2019

Berdasarkan pada Gambar 2 hasil analisis grafik normal P-P Plot dapat disimpulkan
bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, dan penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Artinya pada analisis regresi
layak digunakan, meskipun terdapat sedikit plot menyimpang dari garis diagonal. (2)
Analisis statistik non-parametrik uji Kolmogrof-Smirnov (KS) dilihat dari nilai signifikansi >
0,05 maka nilai residual berdistribusi normal.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 2, Februari 2019 15

Tabel 2
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 48
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 62.55710948
Most Extreme Differences Absolute .185
Positive .185
Negative -.086
Test Statistic .185
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
Exact Sig. (2-tailed) .064
Point Probability .000
Sumber : Data sekunder, diolah 2019

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 2 perhitungan nilai test statistic Kolmogorov-
Smirnov sebesar 0,185 dan nilai signifikansi sebesar 0,064 > 0,05 maka data residual
berdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas
Ghozali (2016:103) menyatakan bahwa uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Pada model regresi
yang baik tidak terjadi multikolinearitas. Multikolinearitas dilihat dari nilai Tolerance (TOL),
atau variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF < 10, atau nilai TOL > 0,10, maka tidak ada
Multikolinearitas. Hasil uji Multikolinearitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Keterangan
Tolerance VIF
1 (Constant)
Profitabilitas .897 1.115 Tidak Ada Multikolinearitas
Struktur aset .834 1.199 Tidak Ada Multikolinearitas
Growth opportunity .812 1.231 Tidak Ada Multikolinearitas
Non debt tax shield .882 1.134 Tidak Ada Multikolinearitas
Risiko bisnis .897 1.115 Tidak Ada Multikolinearitas
Sumber : Data sekunder, diolah 2019

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 3 perhitungan nilai tolerance (TOL) menunjukkan
bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance (TOL) lebih dari 0,01 dan nilai
variance inflation factor (VIF) kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi
tidak terjadi gejala Multikolinearitas.

Uji Autokorelasi
Ghozali (2016:107) menyatakan bahwa uji autokorelasi bertujuan untuk menguji adanya
korelasi yang tinggi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik tidak terjadi autokorelasi. Uji Durbin-
Watson (DW) dengan pengambilan keputusan tidak adanya autokorelasi pada model regresi.
Jika nilai Durbin-Watson berada di antara dU hingga (4 – dU), maka model regresi tidak terjadi
autokorelasi. Nilai dl dan dU dapat dilihat pada Tabel Durbin-Watson, dengan n = ukuran
sampel dan K = jumlah variabel independen.
Pengaruh Profitabilitas, Struktur...- Nur Afifah Dawud; Imam Hidayat 16

Tabel 4
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Nilai Durbin-Watson

Model Durbin-Watson Dl dU 4 – dl 4 – dU
1 2.022 1.335 1.771 2.665 2.229
Sumber : Data sekunder, diolah 2019

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4 nilai Durbin-Watson sebesar 2,022 terletak
diantara dU < d < 4 – dU. Dilihat dari Tabel Durbin-Watson dengan n = 48 dan K = 5 diperoleh
nilai dL dan dU pada Tabel di atas, sehingga diperoleh 1,771 < 2,022 < 2,229, artinya model
regresi tidak terjadi autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2016:134) menyatakan bahwa uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Pada model regresi yang baik tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot, antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
secara acak di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y (Regression Studentized Residual),
maka berdasarkan uji heteroskedasitas menggunakan metode grafik tidak terjadi gejala
heterokedastisitas. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu,
yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan terjadi
heteroskedastisitas.

Gambar 3
Grafik Scatterplot
Sumber : Data sekunder, diolah 2019

Berdasarkan pada Gambar 3 hasil analisis grafik scatterplot dapat disimpulkan bahwa
tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar secara acak di atas, dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Artinya pada model regresi yang
terbentuk tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

Uji Koefisien Determinasi (R2)


Ghozali (2016:95) menyatakan bahwa koefisien determinasi mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Jika nilai (R2) mendekati
1, maka menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara
simultan kuat. Artinya variabel-variabel independen memberikan informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 2, Februari 2019 17

Tabel 5
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .686a .471 .408 63.07184
Sumber : Data sekunder, diolah 2019

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5 diketahui bahwa besarnya R Square sebesar 0,471
artinya bahwa profitabilitas, struktur aset, growth opportunity, non debt tax shield, dan risiko
bisnis dapat menjelaskan variabel struktur modal sebesar 47,1%, sedangkan sisanya sebesar
52,9% dipengaruhi oleh variabel lain.

Uji Kelayakan Model (Uji F)


Ghozali (2016:96) menyatakan bahwa uji F digunakan untuk menguji joint hipotesis
bahwa variabel-variabel indpenden secara simultan, apakah memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen. Kriteria pengujian dilakukan dengan tingkat signifikan α = 5%, atau 0,05.
Jika nilai signifikansi < 0,05, maka hipotesis ditolak, artinya semua variabel independen secara
stimultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 6
Uji Kelayakan Model
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 148642.731 5 29728.546 7.473 .000b
Residual 167078.408 42 3978.057
Total 315721.139 47
Sumber : Data sekunder, diolah 2019

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 6 di bawah, diketahui bahwa nilai F sebesar 7,473
dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, artinya bahwa variabel independen profitabilitas,
struktur aset, growth opportunity, non debt tax shield, dan risiko bisnis secara simultan
berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.

Uji Hipotesis (Uji t)


Ghozali (2016:97) menyatakan bahwa uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas, atau independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen. Kriteria pengujian dilakukan dengan tingkat signifikan α = 5% atau 0,05.
Jika nilai signifikansi t < 0,05, maka H0 ditolak, artinya berpengaruh signifikan antara satu
variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil analisis uji hipotesis (uji t) sebagai
berikut:
Tabel 7
Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model B Std. Error t Sig. Sig. α Keterangan
1 (Constant) 212.512 38.454 5.526 .000
Profitabilitas -8.341 1.595 -5.229 .000 0.05 Negatif Signifikan
Struktur aset 1.465 .993 1.476 .147 0.05 Positif Tidak Signifikan
Growth opportunity -.478 .133 -3.579 .001 0.05 Negatif Signifikan
Non debt tax shield -1.071 .529 -2.023 .049 0.05 Negatif Signifikan
Risiko bisnis -.067 .090 -.741 .463 0.05 Negatif Tidak Signifikan
Sumber : Data sekunder, diolah 2019

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 7 diketahui bahwa uji t dijelaskan sebagai berikut:
(1) Pengujian Hipotesis 1: Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur
modal. Nilai koefisien (Unstandardized coefficients) sebesar -58,341 dan nilai signifikansi (0,000).
Pengaruh Profitabilitas, Struktur...- Nur Afifah Dawud; Imam Hidayat 18

Karena nilai signifikansi (0,000) < α(0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga
pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal terbukti signifikan dan positif. Artinya
profitabilitas berpengaruh signifikan bersifat negatif terhadap struktur modal. (2) Pengujian
Hipotesis 2: Struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Nilai
koefisien (Unstandardized coefficients) sebesar 1,465 dan nilai signifikansi (0,147). Karena nilai
signifikansi (0,147) > α (0,05), maka H0 diterima dan H2 ditolak, sehingga pengaruh struktur
aset terhadap struktur modal terbukti tidak signifikan dan negatif. Artinya struktur aset
berpengaruh tidak signifikan bersifat positif terhadap struktur modal. (3) Pengujian Hipotesis
3: Growth opportunity berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Nilai koefisien
(Unstandardized coefficients) sebesar -0,478 dan nilai signifikansi (0,001). Karena nilai
signifikansi (0,001) < α (0,05), maka H0 ditolak dan H3 diterima, sehingga pengaruh growth
opportunity terhadap struktur modal terbukti signifikan dan negatif. Artinya growth
opportunity berpengaruh signifikan bersifat negatif terhadap struktur modal. (4) Pengujian
Hipotesis 4: Non Debt Tax Shield berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.
Nilai koefisien (Unstandardized coefficients) sebesar -1,071 dan nilai signifikansi (0,049). Karena
nilai signifikansi (0,049) < α (0,05), maka H0 ditolak dan H4 diterima, sehingga pengaruh non
debt tax shield terhadap struktur modal terbukti signifikan dan negatif. Artinya non debt tax
shield berpengaruh signifikan bersifat negatif terhadap struktur modal. (5) Pengujian Hipotesis
5: Risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Nilai koefisien
(Unstandardized coefficients) sebesar -0,067 dan nilai signifikansi (0,463). Karena nilai
signifikansi (0,463) > α (0,05), maka H0 diterima dan H5 ditolak, sehingga pengaruh risiko
bisnis terhadap struktur modal terbukti tidak signifikan dan negatif. Artinya risiko bisnis
berpengaruh tidak signifikan bersifat negatif terhadap struktur modal.

Pembahasan
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Profitabilitas dengan rasio Net Profit Margin (NPM) menentukan laba relatif perusahaan.
Data Net Profit Margin (NPM) menunjukkan penurunan harga jual, hal ini karena melemahnya
perekonomian dunia yang berdampak pada perekonomian regional serta penurunan
permintaan komoditas dari eksportir terbesar dunia (Cina). Dengan demikian, maka
perusahaan berusaha menjual komoditas tambang pada eksportir yang baru dengan harga
lebih murah untuk menutupi biaya operasional. Penurunan harga jual menyebabkan
pendapatan menurun, laba bersih perusahaan menurun sehingga, pertumbuhan modal
perusahaan kecil, modal perusahaan relatif kecil, perusahaan cenderung mengurangi utang
agar tidak menambah risiko keuangan. Artinya profitabilitas berpengaruh negatif signifikan
terhadap struktur modal. Hasil analisis ini konsisten dengan penelitian menurut
Prasetya dan Asandimitra (2014), Zuliani (2014), Andika (2016) profitabilitas berpengaruh
terhadap struktur modal. Namun hasil analisis ini tidak sejalan dengan penelitian menurut
Mahardika dan Aji (2017), dan Li dan Stathis (2017) profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
struktur modal.

Pengaruh Struktur Aset Terhadap Struktur Modal


Struktur aset menentukan investasi aset tetap perusahaan yang terdiri dari aset tetap
terhadap total aset. Dari data struktur aset pada periode penelitian, didapatkan bahwa terjadi
perubahan positif yang kecil, perubahan ini menyebabkan aset tetap bertambah tidak
signifikan (kecil). Kenaikan aset tetap yang kecil berpengaruh kecil juga terhadap volume
produksi yang selanjutnya pada volume penjualan. Mengingat dari data Net Profit Margin
(NPM) menurun, sehingga diperoleh laba yang menurun. Namun dilihat dari penjualan yang
naik sedikit, karena melemahnya pasar global (dunia) pertambangan, mengakibatkan kegiatan
ekspor industri tambang stagnan. Dengan demikian, pertumbuhan (aset tetap) melambat, laba
menurun dengan jumlah tidak besar atau keuntungan kecil ini mengakibatkan modal
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 2, Februari 2019 19

perusahaan bertambah kecil, dengan modal yang bertambah kecil maka struktur modal
menjadi berubah tidak signifikan (kecil). Sehingga struktur aset berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap struktur modal. Hasil analisis ini konsisten dengan penelitian menurut
Dewi dan Dana (2017), dan Li dan Stathis (2017) struktur aset berpengaruh terhadap struktur
modal. Namun hasil analisis ini tidak sejalan dengan penelitian menurut Prasetya dan
Asandimitra (2014), Zuliani (2014), Andika (2016) dan Mahardika dan Aji (2017) struktur aset
tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Pengaruh Growth Opportunity Terhadap Struktur Modal


Setiap perusahaan pertambangan mempunyai growth opportunity yang akan menentukan
nilai perusahaan. Dari data Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan perusahaan mengurangi
utang dan data Market to Book Value of Asset (MBVA) menunjukkan perusahaan berusaha
memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan adanya prospek perusahaan yang baik seperti
melaksanakan kebijakan yang masih dalam tahap realisasi, misalnya pembangunan smelter.
Maka nilai fundamental akan semakin meningkat, dan branding perusahaan akan semakin
baik. Sehingga perusahaan akan lebih memilih modal internal perusahaan, seperti laba
ditahan dan penerbitan saham baru yang akan digunakan untuk pembiayaan ekspansi. Nilai
perusahaan akan meningkat, walaupun modal yang diperoleh perusahaan relatif tetap.
Perusahaan akan cenderung mengurangi utang, karena prospek perusahaan pertambangan
membutuhkan waktu yang lama. Growth opportunity berpengaruh negatif signifikan terhadap
struktur modal perusahaan. Hasil analisis ini konsisten dengan penelitian menurut Dewi dan
Dana (2017), dan Li dan Stathis (2017) growth opportunity berpengaruh terhadap struktur
modal. Namun hasil analisis ini tidak sejalan dengan penelitian menurut Prasetya dan
Asandimitra (2014), Zuliani (2014), dan Mahardika dan Aji (2017) growth opportunity tidak
berpengaruh terhadap struktur modal.

Pengaruh Non Debt Tax Shield Terhadap Struktur Modal


Pada perusahaan pertambangan aset tetap yang dimiliki cenderung lebih kecil dari aset
lancar. Dengan aset tetap yang kecil maka nilai depresiasi perusahaan rendah. Data Non Debt
Tax Shield (NDTS) pada periode ini menunjukkan adanya peningkatan yang kecil terhadap
perlindungan pajak perusahaan. Peningkatan ini disebabkan karena aset tetap perusahaan
mampu dioptimalkan sebagai pendukung kegiatan operasional. Kegiatan operasi perusahaan
tetap berjalan meskipun harga dan permintaan menurun hal ini dilakukan untuk memelihara
aset tetap dari kerusakan dan untuk menutupi biaya operasi yang bersifat tetap. Laba operasi
yang kecil dikurangi dengan depresiasi menjadi lebih kecil, modal perusahaan akan
bertambah relatif kecil dan perusahaan akan cenderung mengurangi utang untuk
meminimalisir risiko keuangan saat perusahaan tidak mampu memaksimalkan kas
perusahaan. Perusahaan lebih memilih menggunakan dana internal untuk memperbaiki
current ratio (aset lancar). Sehingga non debt tax shield berpengaruh negatif signifikan terhadap
struktur modal. Hasil analisis ini konsisten dengan penelitian menurut Krisnanda dan
Wiksuana (2015), Mahardika dan Aji (2017), dan Dewi dan Dana (2017) non debt tax shield
berpengaruh terhadap struktur modal. Namun hasil analisis ini tidak sejalan dengan
penelitian menurut Prasetya dan Asandimitra (2014) non debt tax shield tidak berpengaruh
terhadap struktur modal.

Pengaruh Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal


Risiko bisnis merupakan ketidakpastian fluktuasi penjualan yang mengakibatkan
fluktuasi laba perusahaan, risiko bisnis yang tinggi berkemungkinan tidak mampu membayar
biaya operasi yang menyebabkan EBIT (laba operasi) menurun. Penjualan yang berfluktuasi
mengakibatkan laba juga berfluktuasi maka risiko bisnis semakin besar, dalam upaya
meminimalisir risiko bisnis, perusahaan mengembangkan kegiatan utama dengan efisiensi
Pengaruh Profitabilitas, Struktur...- Nur Afifah Dawud; Imam Hidayat 20

biaya operasi, biaya operasi lebih rendah dari kompetitor menandakan kemampuan bersaing
tinggi (kompetitif). Karena melemahnya perekonomian dunia maka demand (permintaan)
menurun sehingga terjadi perang harga menyebabkan harga menjadi turun. Nilai penjualan
komoditas tambang cenderung mengalami penurunan karena perusahaan terpaksa menjual
komoditas tambang dengan harga yang lebih murah. Laba operasi sedikit menurun,
menurunnya laba operasi terlihat dari Net Profit Margin (NPM) menurun. Laba menurun maka
modal sendiri pertumbuhannya kecil. Sehingga risiko bisnis berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap struktur modal. Hasil analisis ini konsisten dengan penelitian menurut
Zuliani (2014), dan Andika (2016) risiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal. Namun
hasil analisis ini tidak sejalan dengan penelitian menurut Prasetya dan Asandimitra (2014)
risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dengan
menggunakan SPSS 25 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Profitabilitas
berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan
di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. (2) Struktur aset berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek
Indonesia 2013-2016. (3) Growth opportunity berpengaruh negatif signifikan terhadap
struktur modal pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia 2013-2016. (4)
Non debt tax shield berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal pada
perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia 2013-2016. (5) Risiko bisnis
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan
pertambangan di Bursa Efek Indonesia 2013-2016.

Keterbatasan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, ada beberapa keterbatasan
antara lain, yaitu masih terdapat variabel yang mempengaruhi struktur modal yang tidak
digunakan dalam penelitian. Hal ini dapat ditunjukkan dari konstribusi variabel
profitabilitas, struktur aset, growth opportunity, non debt tax shield, dan risiko bisnis
terhadap struktur modal menjelaskan variabel struktur modal sebesar 47,1%, sedangkan
sisanya sebesar 52,9 % dipengaruhi oleh variabel lain. Penelitian selanjutnya diharapkan
menambah variabel lain diluar penelitian ini, seperti ukuran perusahaan, nilai tukar yang
dapat mempengaruhi struktur modal. Proksi untuk struktur modal bisa menggunakan
Debt to Total Asset Ratio (DTAR) menentukan biaya modal atau Equity Multiplier (EM)
menentukan nilai tambah ekonomis.

Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh, saran untuk penelitian selanjutnya,
yaitu: (1) Perusahaan pertambangan harus mempertahankan dan meningkatkan
profitabilitas untuk menambah investasi aset tetap dengan cara meningkatkan penjualan
dan pengendalian biaya. (2) Mengembangkan dan meningkatkan growth opportunity pada
prospek perusahaan pertambangan dengan cara meningkatkan penjualan, serta
pengendalian biaya operasi rendah meningkatkan nilai perusahaan. Meningkatnya nilai
perusahaan mengakibatkan semakin rendah risiko bisnis. (3) Meningkatkan non debt tax
shield agar perusahaan pertambangan mendapatkan perlindungan atas pajak perusahaan.
Namun dengan non debt tax shield yang terlalu tinggi juga akan menggurangi laba operasi,
mengakibatkan laba perusahaan menurun. (4) Meningkatkan struktur aset agar aset tetap
hasil investasi bertambah, maka volume produksi akan meningkat, penjualan komoditas
naik, perusahaan memperoleh laba yang besar dan modal perusahaan bertambah. Di
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 8, Nomor 2, Februari 2019 21

samping itu dalam kondisi ekonomi yang lesu perusahaan berfokus pada pengendalian
biaya operasi perusahaan. (5) Meminimalisir risiko bisnis agar mampu mengendalikan
fluktuasi penjualan, karena penjualan ditentukan oleh konsumen dan kompetitor yang
merupakan faktor eksternal, tapi perusahaan harus mampu mengendalikan biaya
operasi, sehingga mampu bersaing dengan kompetitor.

DAFTAR PUSTAKA
Andika, P. A. 2016. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Risiko
Bisnis terhadap Struktur Modal. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi 5(9): 1-18.
Dewi, N. K. T. S. dan I. M. Dana. 2017. Pengaruh Growth Opportunity, Likuiditas, Non Debt
Tax Shield dan Fixed Asset Ratio terhadap Struktur Modal. E-Jurnal Manajemen Unud
6(2): 772-801.
Ghozali, I. 2016. Aplikas Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 21. Cetakan Kedelapan.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hanafi, M. M. 2013. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Keenam. BPFE-Yogyakarta.
Yogyakarta.
Husnan, S. dan E. Pudjiastuti. 2012. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Keenam. Cetakan
Pertama. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Kasmir. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kesepuluh. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Krisnanda, P. H. dan I. G. B. Wiksuana. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Penjualan, dan Non Debt Tax Shield terhadap Struktur Modal pada Perusahaan
Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud 4(5): 1434-1451.
Li, H. dan P. Stathis. 2017. Determinants of capital structure in Australia: an analysis of
important factors. Jurnal Keuangan Manajerial 43(8): 881-897.
Mahardika, I. P. K. dan T. S. Aji. 2017. Analisis Perbandingan Profitabilitas, Struktur Aset,
Growth Opportunity, dan Non Debt Tax Shield terhadap Struktur Modal. Jurnal Ilmu
Manajemen 5(3): 1-10.
Prasetya, B. T. dan N. Asandimitra. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Growth
Opportunity, Likuiditas, Struktur Aset, Risiko Bisnis, dan Non Debt Tax Shield
terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Sub-Sektor Barang Konsumsi. Jurnal Ilmu
Manajemen 2(4): 1341-1353.
Riyanto, B. 2011. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Kesepuluh.
BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.
Sartono, A. R. 2017. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Cetakan
Kedelapan. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.
Sitanggang, P. J. 2013. Manajemen Keuangan Perusahaan Lanjutan. Edisi Pertama. Mitra Wacana
Media. Jakarta.
Sugiyono. 2014. Metode penelitian manajemen. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. IKAPI. Bandung.
Zuliani, S. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Penjulan, Struktur Aset, dan Tingkat
Pertumbuhan terhadap Struktur Modal. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi 3(7): 1-16.
www.ini.com. Diakses pada 7 November 2018 (09.00).
www.kompas.com. Diakses pada 7 November 2018 (12.00).
www.linkedin.com. Diakses pada 7 November 2018 (14.00).

Anda mungkin juga menyukai