Prolog
Aku adalah seorang siswi dari salah satu SMA bergengsi di
Kota ini, 5 bulan yang lalu aku berumur 17 tahun. Kehidupan
yang aku lalui selama 17 tahun ini tidak ada yang spesial
kecuali berkumpul bersama teman-temanku. Dari semua hal
didunia ini yang paling aku suka adalah berkumpul bersama
teman dan menyendiri.
Kita akan mundur ke 17 tahun yang lalu dimulai dari aku
lahir hingga saat ini, saat dimana aku merasa semuanya
nampak biasa saja, sampai suatu hal yang datang dan
mengubah pandanganku tentang semua ini.
Perkenalkan namaku Arzeya, anak ketiga dari tiga
bersaudara. Panggil saja aku Cece, kadang juga dipanggil
Yaya.
BAB I
1
KILAS BALIK
“Bu… kayaknya aku bakal lahiran deh”
“Hah? Lahiran? Gimana nih, suami kamu kemana”
“Gatau bu mungkin ke desa sebelah”
“Aduh udah tengah malam juga kok belum pulang”
“Telpon aja bu, suruh panggil bidan”
Percakapan antara mertua dan menantu pada pukul 23.46
disebuah rumah bertembok putih. Itu bukan aku, melainkan
ibuku dan nenek. Oh iya percakapan diatas itu terjadi sesaat
sebelum aku lahir, aku lahir pada pukul 00.13 hari jumat
tanggal 13 Mei 2005. Kata ibu saat aku lahir ayah tidak ada,
dia hanya memanggil bidan untuk ibu lalu pergi lagi bermain
bersama temannya.
2
Aku adalah anak bungsu. Aku memiliki 2 orang kakak
perempuan yang cerewetnya minta ampun, usiaku dan
mereka terpaut cukup jauh yaitu 11 tahun dengan anak
sulung dan 9 tahun dengan anak kedua. Keduanya telah lulus
dari jenjang perkuliahan dan aku masih berada di bangku
SMA.
“Mitta uaa”
Itu aku yang sedang meminta uang pada teman ibuku di usia
10 bulan, kata ibuku itu adalah kalimat yang sering aku
ucapkan saat itu, aku cukup cepat berbicara mungkin karena
selalu dibawa ibu ke kantor dan mendengarkan lalu meniru
teman-temannya.
Saat ikut ke kantor ibu aku akan diculik oleh para pegawai
yang masih muda dan mengajakku bermain, itu seru untuk
ukuran anak batita, kalau untuk sekarang pasti akan langsung
ku tolak, membayangkannya kembali saja membuatku lelah.
3
Pada umur itu aku tidak memiliki teman yang seumuran,
teman-temanku adalah teman ibuku jadi jangan heran kalau
aku tua sebelum umur, aku baru memiliki teman ketika
berusia 2 tahun, itupun temanku adalah sepupuku sendiri.
Usia kami terpaut 10 bulan jadi sangat cocok untuk berteman.
Setelah aku memiliki teman yang sepantaran aku hanya ikut
sesekali ke kantor karena lebih seru bermain dengan teman
baruku yang baru saja bisa berjalan, nama teman pertamaku
didunia ini adalah Ainun sekaligus sepupu terdekat untukku,
tidak ada yang bisa menggantikannya didunia ini. Ainun
memiliki kakak yang seumuran denganku tetapi dia adalah
seorang laki-laki yang menyebalkan, aku tidak menyukainya
kecuali dia membagi makanannya denganku, salah satu hal
yang membuatku tidak menyukainya yaitu dia sering
membuat teman terbaikku Ainun menangis. Dia tidak bisa
menjadi kakak yang baik, dasar laki-laki.
4
Seperti itulah aku mendapatkan teman untuk pertama
kalinya, kalian mungkin berpikir bahwa pertemanan kami tidak
akan awet karena banyak sepupu diluar sana yang sering
bertengkar, tetapi kami berbeda. Bahkan sampai sekarang
tidak ada yang berubah, dan kami masih terus bersama.
Walaupun saat itu kami jarang bertemu karena aku akan
mulai bersekolah di TK.
Aku juga menemukan banyak teman di TK, aku memiliki 2
teman yang sangat dekat denganku sampai-sampai mereka
bertengkar memperebutkan aku, eits… mereka berdua
perempuan kok, aku menganggap mereka berdua teman,
tetapi mereka malah saling bermusuhan.
“aku yang duduk disamping Cece”
“kan aku duluan yang simpan tas disitu”
“ini kelas aku, kamu mau aku usir?”
”IBUUU….”
5
Salah satu dari mereka adalah anak kelas sebelah
sekaligus anak dari salah satu guru disini, makanya dia
sebebas ini, kami sekelas tidak mempermasalahkannya
kecuali temanku yang ada disampingku ini.
Waktu bermainku bersama mereka hanya 10 bulan, 2 bulan
lebihnya kuhabiskan bermain dirumah sendirian atau ikut
ayah ke sekolah. Ayah ku seorang guru SD makanya aku
mulai bosan bersekolah di TK karena melihat kehidupan anak
SD lebih seru, mulai dari saat itu 2 bulan penuh aku tidak ke
sekolahku malah ke sekolah ayah. Aku kembali kesekolah
hanya pada hari kelulusanku, hari itupun aku terlambat
datang, acaranya sudah selesai saat aku tiba. Ibu guru
menyanyaiku kenapa tidak pernah ke sekolah, aku Cuma
menjawab, bosan. Bu guru hanya geleng kepala lalu
meninggalkanku. Aku tidak sendiri kok, hanya saja ibuku
bertemu dengan temannya jadi mereka berbincang.
6
Apa kabar kedua temanku? Mereka berteman selama aku
tidak ada, tetapi saat itu mereka kembali bertengkar karena
saling mengejek, karena apa? Karena anak dari bu guru
sebenarnya tidak seumuran denganku jadi dia belum dapat
masuk SD tahun itu, sedangkan yang satunya akan masuk ke
SD bersama denganku, kenalkan sajanya namanya Ica, dia
sangat berisik dan seru aku menyukainya karena kami berdua
sama-sama suka membuat keributan.
Setelah lulus dari TK beberapa minggu kemudian aku resmi
menjadi anak SD kelas 1, aku bersekolah disekolah tempat
ayahku mengajar dan hampir semua guru dan siswa
mengenalku disekolah ini. Aku masih berteman baik dengan
Ica, kami bahkan duduk bersebelahan di kelas, dia masih
tidak ingin melepasku.
Aku dan Ica awalnya hanya bermain berdua tetapi karena
disuruh ibu guru berbaur jadinya kami akan nimbrung ketika
mereka berkumpul. Kala itu sangat seru karena teman
7
kelasku semuanya sangat baik kecuali Yuda dan Fadel,
mereka berdua sangat menyebalkan, hampir setiap minggu
kami bertengkar.
Kelas 1 ku berlalu begitu saja dan tak terasa sudah masuk
tahun keduaku di SD ini, tidak ada yang berubah kecuali
kelasku, temanku sama saja seperti biasa tidak ada
perubahan baik sikap dan sifat mereka.
Dikelas 2 ini guru jarang masuk jadi aku selalu berkeliaran
seorang diri, sangat seru. Tetapi ada suatu waktu saat aku
lewat di depan kelas 5 dan gurunya memanggilku, aku sedikit
panik tetapi tetap santai karena aku mengenal guru tersebut.
“Yaya sini sebentar”
“kenapa pak?”
“yang dipapan tulis apa bacanya?”
“Budi suka makan apel”
8
“anak kelas 2 saja tahu membaca masa kamu yang sudah
kelas 5 tidak tahu membaca!” pak guru itu memarahi
muridnya yang sedang dihukum karena tidak tahu membaca.
Aku yang tidak tahu apa-apa hanya diam menyaksikan lalu
keluar saat disuruh keluar.
Aku langsung berlari ke kelas untuk menceritakannya pada
Ica, tetapi teman kelasku malah ikut menyimak semuanya
dan mulai bertanya siapa anak yang tidak tahu membaca itu,
katanya mereka akan pergi mengejeknya karena tidak tahu
membaca. Hal itu di idekan oleh Fadel, dia sangat
menyebalkan bukan, saat itu aku kembali bertengkar, bukan
hanya bertengkar karena kami sudah saling pukul sampai ada
guru yang datang memisahkan, aku tidak menangis saat itu.
Sesampainya aku dirumah, barulah aku menangis dan
memberitahu hal tersebut ke ibuku. Dia Cuma bilang siapa
yang pukul siapa, sampai ayahku datang dan berkata ada
9
apa, ibuku memberitahunya dan berkata, bagus kalau ada
yang memukul harus dipukul kembali, sudah jangan
menangis. Kata-kata itu mampu membuatku berhenti
menangis dan saat itu aku mulai mempertahankan prinsip itu.
Ayahku tidak pernah ada disekolah ketika aku berkelahi, dia
selalu saja ada urusan diluar sekolah, dan juga aku sengaja
agar dia tidak mengamuk. Astaga ternyata pernah sekali ayah
mendapatiku berkelahi, saat itu aku berkelahi dengan Yuda,
Yuda mencekikku dan teman-teman pun panik memanggil
ayahku. Ayahku berlari ke arah kelas dan menarik kerah
Yuda, sehingga kakinya sudah melayang diatas lantai.
“berani sekali kamu memukul perempuan, apa lagi mencekik,
saya saja ayahnya tidak pernah, beraninya kamu ini”
“ampun pak, ampun” kata Yuda sambil bergetar menahan
tangis
“masih mau seperti itu pada perempuan? Sekali lagi saya
mendapat kamu, saya akan lempar keluar jendela”
10
Ayahku memang orangnya keras sangat sangat keras,
apalagi dia mengenal ayah Yuda dan ayahnya pernah
perkata kalau Yuda nakal pukul saja, jadi dia tidak segan
memperlakukan Yuda seperti itu. Ah iya, ayahku terkenal
akan kerasnya makanya seluruh murid disekolah ini takut
padanya dan banyak juga yang segan kepadaku karena takut
pada ayahku.
Sejak kejadian itu Yudha sudah tidak pernah mengangguku
lagi karena takut, berbeda dengan Fadel, dia masih saja
nakal dan suka menganggu yang lain, aku bertengkar saat
dia menganggu teman-temanku sangat menyebalkan, aku
tidak menyukainya
11
12
BAB II
SIAPA DIA?
Semuanya berlalu begitu saja, tidak terasa aku sudah
berada dibangku kelas 6. Satu tahun lagi aku akan masuk ke
jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP, apa yang terjadi di kelas
sebelumnya sama saja, biasa saja. Tetapi ternyata ada yang
berbeda tahun ini, terjadi suatu hal yang aneh.
Setelah beberapa minggu aku mengikuti les bahasa inggris
dan bertemu seorang anak laki-laki yang menyebalkan, dia
selalu menyembunyikan barang-barangku dan tidak mengaku
walaupun ada yang menyaksikan perbuatannya.
Namanya Arka, dia adalah anak kecil, bocah SD kelas 6
yang sangat-sangat menyebalkan, hingga setiap melihatnya
13
rasanya seperti harus dipukuli. Tetapi yang mengherankan
banyak temanku yang suka padanya, mereka semua gila.
Apa lagi temanku bernama Fadillah dia sangat-sangat
menyukainya.
Setiap les pasti aku akan bertengkar dengannya karena
kebiasaannya menyembunyian barangku, aku hampir stress
menghadapi bahasa inggris sekaligus dia, membuatku sangat
muak. Untung saja kami berbeda sekolah, aku tidak bisa
membayangkan satu sekolah dengannya, sudah pasti aku
akan gila.
Aku tidak akan menceritakan hal yang terjadi disekolahku
pada masa itu karena seperti biasa, itu sama saja. Hal aneh
yang aku maksud terjadi ditempat itu, iya tempat les ku
dengan lelaki usil yang aku sebutkan diatas.
14
Saat itu mendengar kata les saja membuatku marah, ingin
berhenti pun rasanya rugi, jadi lanjutkan saja walaupun ada
manusia super menyebalkan. Ini sudah bulan kedua aku les
disini dan dia tidak berhenti mengangguku, akhirnya aku juga
mulai menganggunya dengan menyembunyikan barangnya,
memang dia saja yang bisa melakukan hal itu.
Akhirnya dia merasakan apa yang aku rasakan yaitu
berteriak mencari barangnya, rasakan itu, siapa suruh usil.
Karena aku tak tahan akhirnya aku ketawa dan ketahuan
bahwa aku yang menyembunyikannya, saat itu dia terlihat
marah dan tersenyum kepadaku, sangat menyeramkan tapi
bodoamat.
Keesokan harinya dia lebih nakal lagi, dia merampas sandal
dari kakiku lalu meletakkannya diatas pintu, rasa amarahku
meningkat tinggi, akhirnya aku mengejarnya dan memukulnya
menggunakan sandalku yang satunya lagi. Dia hanya
15
tertawa, seperti tidak kesakitan sama sekali melihat, anak-
anak yang menyaksikan itu mulai berteriak menggoda kami,
aku bingung kenapa mereka seperti itu. Tapi itu sangat
memalukan rasanya ingin menghilang saja saat itu juga.
Setelah kejadian itu dia mendatangiku dengan sandalku
ditangan kirinya dan cokelat ditangan kanannya, aku tidak
menyangka coklat itu untukku, kukira dia membawa ke
hadapanku hanya untuk pamer.
“maaf ya hehehe”
Dia mengatakan itu sambil menyodorkan kedua tangannya,
sekali lagi anak-anak mulai menggoda kami, aku sangat malu
sampai tiba-tiba dia menarik tanganku untuk keluar dari
ruangan dan menuju ke kantin tempat les.
Sejak saat itu aku mulai berteman dengannya, tetapi
kebiasaan usilnya tidak hilang, dia masih suka
16
menyembunyikan barangku dan akupun membalasnya, lama
kelamaan kami jadi bersaing siapa yang lebih duluan
menemukan barang yang disembunyikan maka dialah
pemenangnya.
Sangking seringnya bersama aku bahkan tidak sadar
bahwa temanku cemburu, saat itu aku berpikir, kenapa
seperti itu sih kan kita berteman kenapa harus cemburu
segala.
Lewat beberapa bulan kami bertambah dekat dan lebih
dekat, aku mulai merasakan hal aneh yang terjadi pada diriku,
rasanya seperti ada kupu-kupu yang terbang dalam diriku
ketika aku sedang bergurau dengannya atau pipiku mulai
panas ketika melihatnya tersenyum, aku baru menyadari
bahwa dia cukup tampan untuk bisa disukai. Karena itu aku
mulai menjauhinya, dia sadar akan hal itu makanya dia
semakin gencar mendekatiku.
17
2 minggu aku menjauhinya, dan aksiku berhasil, dia pun
mulai menjauh. Aku rasa itu yang terbaik, ternyata aku salah
langkah. Sekolahnya menjadi tuan rumah perlombaan seni
dikota ini dan sekolahku ikut serta, aku menjadi salah satu
finalis lombanya, aku membacakan sinopsis yang ditarikan
oleh temanku. Sebelum berlomba kami melakukan gladi
bersih dan mencari kelas kosong untuk ditempati, aku
memilih satu kelas yang kosong, ternyata pilihanku salah.
Awalnya aku tidak sadar, tetapi entah mengapa aku sangat
penasaran dengan salah satu buku yang tergeletak diatas
meja. Akhirnya aku membukanya dan boom, itu adalah buku
milik Arka, ini adalah kelasnya dan aku sedang duduk
dibangkunya.
Aku sudah berusaha agar tidak bertemu dengannya tapi
apa ini? Aku malah masuk ke kandangnya. Tapi untungnya
aku tidak bertemu dengannya, aku sangat bersyukur sampai
saat dimana aku tampil dan ternyata dia sedang menontonku
dengan senyuman lebar dan berkata semangat Cece, aku
yang sedang berada di atas panggung tiba-tiba merasa
18
canggung dan hanya menganggukkan kepalaku kepadanya
sebagai tanda iya.
Aku tidak tahu bahwa itu adalah pertemuan terakhirku
dengannya. Jika aku tahu, aku akan menyetujui ajakannya
untuk berbicara denganku. Ah iya, setelah aku tampil dia
mengajakku bertemu tetapi aku menolaknya dengan alasan
akan segera pulang.
Setelah hari itu dia sangat jarang datang les, saat datang
pun dia seperti orang asing. Aku bersyukur tapi entah kenapa
rasanya agak sesak, ini sangat lucu untuk ukuran anak SD,
benar-benar cinta monyet.
Mengingat hal itu membuatku malu sampai sekarang, tapi
kadang aku tertawa jika mengingatnya, waktu itu lucu juga.
Kukira akan melupakan hal itu begitu saja, ternyata tidak.
Sampai waktu itu salah satu temannya memberitahukan
sesuatu kepadaku pada hari ulang tahunku ditempat les.
19
“Arka bilang dia menyukaimu, dia menyuruhku
memberitahukanmu karena dia terlalu malu untuk
mengucapkannya”
Saat itu aku tidak terlalu peduli karna aku berpikir kita masih
anak-anak jadi aku hanya diam dan tidak menjawabnya
sampai temannya berkata,
“Dia akan keluar kota untuk bersekolah, mungkin nanti malam
sudah berangkat”
Saat itu juga aku berpikir ah ternyata dia akan pergi,
baguslah. Aku tidak akan bertemu dengannya lagi. Awalnya
seperti itu, tapi setelah beberapa minggu berlalu aku baru
sadar bahwa aku merasa kehilangan.
20
21
BAB III
TERNYATA SEPERTI INI RASANYA
Tidak terasa aku sudah duduk dibangku SMP, sejak saat
dimana dia pergi kata yang diucapkan temannya selalu
terngiang dikepalaku. Tetapi tidak terlalu aku hiraukan, aku
rasa pada masa inilah yang paling berbahagia dalam hidupku.
Aku bertemu dengan 3 orang sahabat yang masih bersamaku
sampai sekarang.
Hari pertama orientasi sekolah aku tidak memiliki teman
karena semua teman SD ku memilih sekolah yang lain. Aku
bertemu dengan 3 orang itu secara tidak sengaja, yang paling
pertama kutemui adalah Sovia. Aku bertemu dengannya
ketika aku kehilangan ID card dan dia membantuku
mencarinya.
22
“dimana yah aku menjatuhkannya “
Aku sudah mengitari daerah yang kulalui hari ini tetapi aku
tetap tidak menemukan ID card ku
“inikan yang kamu cari”
“hah?”
Tiba-tiba seorang anak perempuan muncul dan
menyodorkan sebuah ID card tepat didepan wajahku
“inikan? Dari tadi aku melihatmu mencari-cari sesuatu, dan
aku menemukan ini tergeletak ditanah”
Aku yang tercengang diam beberapa saat dan berkata
“oh iya, terima kasih”
Mulai dari situ kami selalu bersama hingga saat pembagian
gugus, dan entah keajaiban dari mana kami ternyata satu
gugus, aku sangat senang karena tidak harus mencari teman
baru.
23
Di gugus inilah aku menemukan orang kedua yang akan
menjadi sahabatku, dia adalah Vaulin. Orangnya sangat
cerewet dan suaranya cempreng mirip seperti Ica, Ngomong-
ngomong soal Ica dia pindah saat kelas 5, dia mengikuti
kakaknya untuk masuk pesantren.
Gugusku berisi orang-orang yang sangat asik, jadi mudah
berbaurnya, di gugus itu aku selalu bersama Sovia dan Vaulin
serta 3 teman SD Vaulin. Kami selalu bersama hingga
pembagian kelas, dan sekali lagi entah keajaiban darimana
kami bertiga berada dikelas yang sama. Ini seperti skenario
film, tetapi aku sangat-sangat senang.
Kalian tidak salah, ketiga sahabatku berkumpul dikelas ini.
Aku bertemu dengan Shasa, lucu bukan? Ini seperti
pertemuan bertahap. Sejak saat itu kami selalu berempat,
kadang kami bernyanyi dikelas hingga membuat teman kelas
lainnya muak, aku merindukan masa itu.
24
Kami berempat selalu bersama tetapi tetap bermain
bersama teman yang lain. Baru-baru ini Shasa menceritakan
bahwa ada salah satu teman kelas yang menyuruhnya jangan
bersama kami, dan teman tersebut malah mendekat ke kami,
kalau diingat-ingat itu memang pernah terjadi tetapi kami tidak
tahu jika dia berkata seperti itu ke Shasa.
Kami semakin dekat dan dekat hingga tidak ada rahasia
diantara kami, aku bahkan menceritakan tentang dia kepada
mereka dan aku mendapatkan sebuah plot twist, ternyata
Arka satu sekolah dengan Shasa. Oh iya sebuah fun fact
kami berempat berasal dari SD yang berbeda-beda.
Di kelas itu kami berempat menjadi pengurus inti, Vaulin
adalah ketua kelas, aku wakil dan Sovia bendahara serta
Shasa yang menjadi sekretaris. Kami mendominasi kelas itu,
tapi untungnya tidak ada yang protes, kami juga
mendapatkan wali kelas yang baik.
25
Semuanya berjalan lancar tidak ada masalah hingga saat
hari guru. Kami pengurus inti dan 2 orang teman lainnya
membuat kue dirumah Sovia, saat menunggu kue yang
sedang di oven aku, Sovia, Shasa dan juga Intan berniat
untuk keluar membeli balon untuk hiasan kelas. Kami
mengendarai motor, aku berboncengan dengan intan dan
Sovia dengan Shasa. Aku tidak menduka bahwa Shasa dan
Sovia akan kecelakaan pada hari itu, mereka berdua jatuh
didepan rumah Sovia ketika dia menarik jaketnya untuk
menutupi tangannya sehingga tidak dapat mengendalikan
motor hanya dengan satu tangan, naasnya mereka berdua
terjatuh.
Aku yang panik langsung turun dari motor dan berlari ke
rumah Sovia, aku menggedor jendela kamar Sovia hingga
membuat Vaulin dan Asya kaget dan langsung kepanikan
juga. Mereka berdua terluka cukup parah, tangan Shasa
robek dan tangannya diperban selama satu minggu lebih,
sedangkan Sovia terluka dibagian kaki serta tangannya yang
tergores akibat tergesek dibatu berpasir.
26
Akibat kejadian itu, keesokan harinya Shasa dan Sovia
tidak datang ke sekolah, akhirnya kami merayakan hari guru
tanpa mereka berdua. Hari itu sangat membekas walaupun
mereka berdua tidak ada, aku merasa senang sekaligus
sedih.
Kejadian itu masih menjadi hal yang tercetak jelas
dikepalaku saat ini. Sejak itu juga kami lebih giat berkumpul
dirumah Sovia, kami melakukan banyak hal, ehm sebenarnya
tidak sih, kami hanya bercerita saja dan bergosip. Jangan ada
yang men-judge naluri seorang perempuan adalah bergosip,
kegiatan ini memang agak negatif tapi itu hal yang paling seru
ketika berkumpul.
Disaat itu juga aku menyadari bahwa sebenarnya aku
menyukai Arka, awalnya kuabaikan dan saja dan tidak
memberi tahukan kepada pada sahabatku tercinta karena
saat itu ada seorang kakak kelas yang sedang berusaha
27
mendekati Vaulin. Aku lupa mengatakannya,Vaulin ini sangat
cantik dan juga pintar, bisa dibilang dia primadona disekolah,
oleh karena itu banyak kakak kelas perempuan yang tidak
suka padanya.
Kakak kelas itu menyukai Vaulin hingga dia lulus, saat itu
dia memang sudah kelas 9, jadi waktunya mendekati Vaulin
hanya sebentar, dan hal itu tidak berhasil, Vaulin tidak
membalas perasaan kakak kelas itu. Sampai sekarang jika
melihat kakak kelas itu kami selalu tertawa, itu tidak
berdosakan?.
Kelas 7 ku kulewati dengan penuh gembira, tidak tahu saja
bahwa ditahun berikutnya ada masalah yang harus dihadapi.
Saat itu terjadi mengeburan salah satu kelas karena kelas itu
akan dihapuskan, jadi siswanya dibagi rata ke setiap kelas.
Masalah yang kumaksud adalah salah satu siswa hasil
peleburan yang masuk dikelasku adalah siswa paling
menyebalkan disekolah ini, rasa setiap melihat wajah seperti
ingin memukulnya dan mecakar-cakarnya, aku sangat kesal.
28
Masalah lainnya adalah kakak-kakak kelas yang saat itu
sudah kelas 9 sangat berbeda saat kelas 8, mereka seperti
berubah orang dan ingin dipandang sebagai orang-orang
terhormat, hal itu sangat mengesalkan. Aku pernah dipanggil
guru kesiswaan karena membuat masalah dengan kakak
kelas, bagaimana tidak jika mereka selalu ingin dihormati
setiap saat tetapi sangat tidak sopan. Mereka sering bertindak
seenaknya terhadap teman-temanku contohnya jika kami
ingin ke kantin tiba-tiba mereka memanggil dan berkata
belikan permen yah mereka berkata seperti itu tanpa
memberikan uang, memangnya orang tua kami memberi kami
uang untuk kalian apa?. Aku sangat sensitif jika menyangkut
temanku, oleh karena itu aku melawan dan tiba-tiba saja aku
dan temanku diserang oleh satu angkatan mereka.
Hal itu terdengar sampai telinga para guru sehingga aku
dipanggil oleh guru kesiswaan. Sangat menyesakkan berada
di satu ruangan dengan kakak kelas seperti itu, tapi
untungnya aku tidak dihukum melainkan merekalah yang
dihukum, rasakan itu.
29
Hal diatas kembali terulang ketika kami osis yang menjabat
waktu itu sedang mengurus perpisahan mereka, mereka
banyak minta mau ini itu tetapi kekurangan dana dan tidak
puas akan hasil yang kami berikan, akhirnya kami cepukan
saja ke guru-guru dan mereka dimarahi dan dilarang ikut
campur.
Aku baru merasa tenang ketika mereka benar-benar sudah
meninggalkan sekolah ini, aku dan temanku merasa damai
karena sekarang sudah tidak ada kakak kelas menyebalkan
serta teman kelas yang menyebalkan pun sudah pindah,tapi
itu tidak lama. Tiba-tiba seorang anak baru masuk dikelasku
dan itu adalah Yuda, benar itu Yuda yang sama. Kurasa
kehidupan kelas 9 ku akan damai, dia adalah laki-laki paling
berisik yang aku temui.
Aku dan ketiga sahabatku sudah lepas jabatan dikelas ini
karena lelah 2 tahun menjadi babu kelas, sebenarnya hanya
aku dan Shasa yang berhenti, Sovia masih menjadi
bendahara dan Vaulin menjadi wakil ketua kelas. Saat itu
30
ketua kelas kami seorang laki-laki, yang menggantikan Shasa
adalah intan.
Kurasa pada kelas inilah yang paling berkesan, karena kami
sudah hampir lulus dan lebih banyak waktu yang dihabiskan
bersama-sama. Kadang-kadang kami berkumpul dan
membicarakan akan SMA dimana, ini momen paling
kurindukan.
Tahun itu aku memiliki banyak kegiatan, oh iya selain OSIS
dan MPK aku juga mengikuti eskul pramuka, aku seorang
anggota yang aktif sejak SD. Saat itu pramuka sangat
mengasikkan dan penuh orang-orang yang mengasikkan,
saat itu aku melakukan pelantikan sebagai wakil ketua MPK
dan pensiun dari OSIS, setelah kegiatan itu selesai sekolah
melakukan kegiatan LDK setelah itu pula dilaksanakan
kegiatan PORSENI dan dilanjutkan kegiatan PERSAMI.
Kelihatan banyak kan? Pasti kalian berpikir tidak ada waktu
belajar, tentu salah. Aku belajar jika ada waktu luang
walaupun sulit mengatur waktu.
31
Setelah melewati semua itu tiba-tiba waktu ujian sekolah
mendekat, tidak terasa akan masuk kejenjang yang lebih
tinggi lagi. Aku mulai fokus belajar lagi dan bersekolah hingga
sore karena harus diberi pelajaran tambahan. Ujian semakin
dekat, sudah sangat dekat tetapi tiba-tiba wabah penyakit
muncul, wabah ini berasal dari negara lain dan entah
bagaimana bisa masuk ke negara ini.
Memang sudah banyak diberita soal wabah itu, aku terus
berpikir itu tidak akan sampai ke negara ini, tetapi kali ini
kehendakku berbeda dengan kehendak Tuhan. Wabah itu
telah menjangkiti dua orang dinegara ini dan kemudian
bertambah menjadi ratusan orang. Saat itu tiba-tiba beredar
surat pemerintah untuk meliburkan sekolah selama 2 minggu
lamanya yang bertujuan untuk melakukan karantina mandiri.
Aku tidak mengambil serius tentang wabah itu hingga
melihat diberita bahwa sudah banyak orang yang meninggal
32
akibat wabah itu bahkan suami salah satu guru sekolahku
meninggal karena wabah itu. Dari saat itu aku mulai waspada,
pemerintah juga mengeluarkan perintah dilarang keluar
rumah dan jika keluarpun harus menggunakan masker serta
menjaga jarak minimal 1 meter.
Karena pandemi itu aku yang ingin menikmati masa-masa
akhir bersama teman sekelas tidak bisa terlaksana. Ujian
sekolah pun tidak terlaksana, ya benar libur 2 minggu itu
bohong. Setelah 2 minggu aku tetap tidak bersekolah malah
melakukan sekolah dari rumah alias online school. Seperti
kataku, ujian tidak terlaksana jadi aku lulus begitu saja dari
sekolah itu, padahal sebelum pandemi menyerang aku sudah
melalukan banyak persiapan. Agak bersyukur tapi tidak
tenang juga karena pandemi malah semakin meningkat.
Sebelum dinyatakan lulus aku dan seluruh teman kelasku
mendapat kabar duka, ketua kelas kami meninggal dunia.
33
Sampai saat ini aku merasa itu mimpi, betapa sedihnya kami
karena hal ini terjadi, apa lagi saat itu adalah bulan
Ramadhan. Saat itu pula masih dalam keadaan pandemi,
tetapi kami tidak menghiraukannya dan pergi melayat.
Almarhum meninggal karena penyakit.
Setelah kejadian itu aku dan ketiga sahabatku rutin setiap
bulan untuk berziarah, oh iya tidak lama setelah itu hanya
berjarak 2 minggu ayahnya Almarhum juga menyusulnya
karena sakit. Kami yang mendengar kabar itu kembali
melayat kerumah Almarhum, duka yang dirasakan keluarga
itu juga menembus hatiku.
Kami melewati hari kelulusan tanpa ketua kelas, hari itu
tidak terasa menggembirakan malahan menyedihkan. Aku
yang tidak tahan memilih untuk mengajak para temanku untuk
makan bersama sebagai perayaan kelulusan, untungnya
mereka setuju.
34
Selagi kami makan, kami mulai membahas akan
melanjutkan sekolah dimana. Sudah pasti aku dan ketiga
sahabatku akan mendaftar di sekolah yang sama. Jangan
lupakan bahwa saat itu masih masa pandemi, masa itu
sangat merugikan banyak orang. Akupun ikut rugi karena
pandemi ini.
Kami mendaftar di salah satu SMA bergengsi dikota ini,
saat itu aku agak pesimis tapi ternyata aku dan ketiga
sahabatku berhasil masuk ke sekolah ini.
35
36
BAB IV
BIASA SAJA, TAPI…
Aku berhasil masuk ke SMA ini setelah tersiksa beberapa
hari karena kakak OSISnya memberikan petunjuk yang salah,
pada masa itu pandemi sudah mulai berkurang dan
pemerintah mengeluarkan pernyataan new normal, yaitu
keluar menggunakan masker serta menjaga jarak. Sudah
lumayan bebas tidak seperti sebelumnya, tidak boleh keluar
dari rumah.
Tahun itu aku kira hanya bencana pandemi yang akan
datang, tenyata tidak hanya itu. Sehari setelah melakukan
pra-MPLS kota ku terkena bencana alam yaitu banjir,
kejadian itu benar-benar tidak terduga sama sekali.
Untungnya daerah tempat tinggalku tidak terkena dampaknya
tetapi tetap saja aku harus waspada.
37
Awal kejadian itu kukira hanya banjir kecil saja hingga saat
pagi aku menuju ke tempat kejadian, ternyata semuanya
tenggelam oleh lumpur. Ya benar bukan air, melainkan
lumpur yang ketika di injak malah melembek dan
menenggelamkan. Itu termasuk kejadian yang amat pedih
karena tidak sedikit keluarga dan rekan yang berhasil
selamat, serta fasilitas hampir semuanya rusak.
Saat itu tidak ada listrik yang tersedia, mungkin sekitar 3
hari baru listrik menyala tetapi itu hanya untuk daerah yang
tidak terkena banjir, daerah yang terkena banjir baru menyala
listriknya 1 minggu lebih. Rumahku yang tidak terkena banjir
dan berada di pinggir jalan menjadi tempat orang-orang
menitipkan barang logistik dan keluargaku akan membantu
membagikan barang-barang tersebut.
Bencana itu hampir merugikan semua pihak, apalagi
pandemi masih berlanjut. Soal MPLS, itu tidak terlaksana
karena bencana alam. Sekolah ku memang tidak terkena
38
dampak banjir tetapi akses jalannya tertutup, sehingga saat
itu sangat macet dan harus putar jalan.
Karena hal itu hampir setahun penuh aku hanya berada
dirumah. Benar sekali, saat itu pembelajaran dilakukan via
daring. Kelas 10 ku tidak berkesan karena hanya tinggal
dirumah saja.
Sebenarnya akses jalan ke sekolah memang sudah mulai
membaik tetapi pandemi mulai naik lagi. Bagiku online school
sangat tidak efektif, dan hal itu membuatku malas mengikuti
pembelajaran. Memang dasarnya aku yang malas sih,
bagaimana tidak malas jika hanya berhadapan dengan
handphone, itu tidak seru.
Kehidupan SMA yang kuimpikan tidak bermula sesuai
keinginanku. Karena aku bosan berada dirumah, aku mulai
mengstalk akun Arka. Aku bermutualan dengannya di
instagram sejak kelas 8. Ini menjadi kegiatan rutinku setiap
kali bosan.
39
Kalian tahu apa yang dia katakan setelah lama tak
berhubungan dan aku menemukan akunnya, “kamu tahu dari
mana aku memiliki instagram”. Karena aku panik, aku
memberitahunya bahwa kudapatkan dari temanku, padahal
aku mengetahuinya dari akun facebook ibunya. Tetapi mana
mungkin aku mengatakan yang sebenarnya.
Dugaan kalian benar, aku masih menyukainya sampai saat
ini. Aneh bukan? Bertemu pun sangat jarang, mungkin 2 kali
setahun, itupun hanya berpapasan dijalan. Sahabat-
sahabatku sudah mengetahui hal ini, dan bahkan mereka
lebih heboh ketika mengetahui bahwa dia sedang pulang.
Tahun inipun dia melanjutkan sekolahnya dikota lain, dia
tinggal diasrama orang tuanya masih berada disini.
Kali inipun aku melewatkan kelas10 dengan biasa, tapi saat
penaikan kelas sekolah mulai melakukan pembelajaran tatap
muka walaupun dibagi persesi tiap kelas. Aku mulai
40
merasakan kembali apa itu bersekolah, bangun pagi untuk
bersiap dan berangkat lalu melakukan apel pagi.
Mungkin sekitar 2 bulan lamanya pembelajaran tatap muka
bersesi ini berlangsung, saat ini juga aku mulai dekat dengan
teman kelasku, awalnya aku sangat bingung karena tidak
punya teman dikelas ini, ketiga sahabatku berada dikelas lain.
Aku kira tidak akan ada yang mengajakku bicara, ternyata
ada dan aku berteman dengannya sampai sekarang.
Namanya adalah Fani, dia lebih muda setahun dariku.
Tetapi kami sangat cocok, dia menjadi teman sebangku ku
sampai saat ini. Aku lupa percakapan pertama kami, tapi itu
tidak penting karena sekarang aku masih berteman baik
dengannya.
Aku hanya mengingat percakapan pertama melalui
WhatsApp dengan Fani, dia meminta foto karena hari itu kami
berfoto menggunakan handphone ku. Sejak saat itu aku
41
berbagi banyak cerita dengan Fani, ternyata kami sama-sama
menyukai orang dalam waktu yang lama.
Aku menceritakan tentang Arka lalu dia menceritakan
tentang Davka dia adalah lelaki yang disukainya, pokoknya
yang kami lakukan hanya berbagi cerita setiap waktu.
Pada tahun itu banyak hal yang terjadi, tahun itu seperti
roller coaster, baru saja kita tertawa bahagia tiba-tiba
menangis dan masalah datang tak berhenti. Aku sangat
menikmati tahun keduaku di SMA.
Hal yang paling membuatku syok adalah kejadian antara
teman kelasku, mereka berdua adalah pasangan tapi hari itu
si laki-laki, tiba-tiba melempar pulpen ke arah si perempuan
hingga kepalanya merah terkena pulpen. Saat itu kami
sedang makan dengan penuh gembira, tetapi si laki-laki itu
malah membuat masalah. Alasannya karena cemburu melihat
si perempuan dekat dengan lelaki lain, padahal lelaki lain
42
yang dia maksud adalah setengah lelaki, maksudnya agak
belok.
Karena hal ini mereka berdua membuat atmosfer kelas
menjadi aneh, ada suatu waktu ketika kami sedang latihan
menari, si laki-laki datang mengancam si perempuan dengan
merampas handphone dan akan menghancurkannya, benar-
benar gila. Saat itu laki-laki itu ditetapkan sebagai lelaki paling
gila dikelas, bagaimana tidak jika dia seperti itu.
Tahun itu aku seperti beruntung tapi tidak juga, jika dipikir-
pikir banyak masalah yang datang tetapi semua masalah itu
diselesaikan dengan cara yang seru, aku sangat menyukai
hal yang seru.
Aku bertemu teman kelas yang jauh diatas ekspektasiku,
maksudnya aku tidak menyangka mereka semua sangat baik,
aku benar-benar harus menerapkan “don’t look by the cover”.
Saat pertama kali melihat teman kelasku, kukira mereka
43
adalah orang yang tidak peduli, ternyata kepedulian mereka
sangat-sangat tinggi.
Saat itu aku berhasil dekat dengan hampir seluruh teman
kelasku, walaupun dalam kelas itu banyak circle tetapi aku
hanya membawa diri kesana kemari. Jika mereka semua
sibuk dengan temannya, maka aku akan menuju ke kelas
sahabatku. Oh iya, yang sekelas cuma Sovia dan Shasa aku
dan Vaulin berada dikelas yang berbeda. Jadi aku akan ke
kelas mereka berdua, Vaulin adalah tipe orang yang tidak
akan keluar kelas kecuali harus melakukan hal penting.
Jika disekolah kami lebih sering kumpul bertiga karena
alasan diatas, tetapi jika diluar sekolah kami berempat selalu
bersama.
44
45
BAB V
TENTANG DIA
Tahun itu tepat 6 tahunnya aku menyukai lelaki yang
namanya kusebut disetiap cerita, aku rutin melakukan hal
bodoh setiap kali dia aktif disosial media. Dia jarang aktif
karena sekolahnya hanya memperbolehkan bermain
handphone saat libur sekolah.
Tahun itu juga aku melakukan hal gila, dan itupun 2 kali
dengan jarak 6 bulan. Pertengahan tahun saat itu aku memilih
confess kepada Arka, sebenarnya dia sudah tahu hal itu. Tapi
aku hanya ingin memperjelasnya, saat aku mengaku bahwa
menyukainya dia tidak memberi respon apapun. Aku tidak
terlalu memikirkannya karena kupikir dia terkejut.
Aku masih membawa santai apa yang kulakukan waktu itu,
sampai tiba saat Shasa memberitahukan yang sebenarnya.
46
Sehari setelah aku confess, Arka juga melakukan hal tersebut
ke salah satu temanku yang cukup dekat.
Memang hal itu menyayat hati tapi aku tetap tidak
memikirkannya dan berusaha untuk Move on. Hal itu tidak
mudah, hingga aku menemukan seorang adik kelas laki-laki
yang memiliki perawakan yang hampir mirip dengannya.
Entah perasaan dari mana, aku tiba-tiba menyukai adik kelas
itu. Tapi itu tidak lama, hanya sekitar 2 bulan lamannya dan
aku kembali jatuh kedalam pesona lelaki yang menolakku
mentah-mentah.
Aku yang masih menyukai Arka kembali berusaha untuk
move on dan hal yang terjadi 2 bulan lalu kembali terulang,
kali ini perawakan mereka sangat berbeda, tetapi dia sangat
menarik. Kali ini adalah seorang kakak kelas yang tingginya
tidak jauh berbeda denganku. Sebenarnya tipe pria yang
kusuka itu berbadan tinggi karena Arka tinggi, tetapi kakak
kelas itu tidak masuk kriteria. Entah mengapa aku
menyukainya, hal gila yang kumaksud adalah perngakuanku
47
terhadap Arka dan saat aku dengan beraninya mengajak
kakak kelas itu berfoto didepan banyak orang karena saat itu
sedang ada event disekolah.
Akibat perbuatanku itu, aku dikenali oleh seluruh teman
kelasnya. Awalnya memang biasa saja, tetapi semakin lama
rasanya makin mengitimidasi. Tetapi aku masih berfoto 2 kali
setelah event tersebut. Saat last ceremony nya dan saat
perpisahan.
Setelah kejadian itu, aku sudah tidak menyukainya.
Mungkin karena sudah sadar bahwa dia akan pergi, jadi lebih
baik berhenti sampai disini saja, dan dengan mudahnya aku
melupakannya. Tetapi kenapa dengan lelaki yang bernama
Arka itu berbeda?
Sebesar apapun usahaku pasti gagal, bahkan aku sudah
menghapusnya dari pengikutku.
48
Beberapa bulan pun terlewat.
Usahaku hampir berhasil hingga masuk sebuah notifikasi
dihandphoneku. Itu notifikasi dari aplikasi instagram, ternyata
dia kembali mengikutiku. Sedikit senang tetapi geram juga,
karena persentase move on ku sudah hampir mencapai
100%. Tetapi notifikasi itu mengacaukan semuanya.
Aku kembali jatuh ke pesonanya, sahabat serta temanku
hanya tertawa melihatku seperti itu. Seperti orang bodoh yang
kembali jatuh cinta.
Setelah semua kejadian itu tidak terasa sudah memasuki
waktu ujian kenaikan kelas, wah aku tidak percaya. Tahun
depan adalah tahun terakhirku disekolah ini, aku akan lulus
dan berkuliah. Aku rasa baru kemarin aku lulus dari SD,
kenapa tiba-tiba sudah akan lulus.
49
Aku berhasil naik kelas dengan hasil yang cukup
memuaskan, tahun inipun tidak ada perombakan kelas
sehingga kami masih tetap bersama.
Kini aku berada pada tahun terakhir di SMA ini, aku telah
menceritakan sedikit kisahku 17 tahun terakhir. Kado paling
spesial tahun ini adalah kami berempat masih bersama, tetapi
ternyata itu hanya sampai saat itu. Kami bertiga sudah
beberapa bulan ini tak berbicara dengan Sovia, kami tak tahu
alasannya. Dia tiba-tiba saja marah dan tak berbicara lalu
keluar dari grup begitu saja.
Tetapi sebagai gantinya, tahun ini Arka mengucapkan
selamat ulang tahun kepadaku. Aku sangat terkejut melihat
notifikasi dilayar hpku memunculkan namanya, tidak lama
setelah itu, dia mengikutiku dengan akun lainnya yang hanya
berisi orang-orang tertentu.
50
Usaha yang kubangun selama berbulan-bulan seketika
runtuh. Ulang tahun tahun ini sangat tidak terduka dan penuh
kejutan hingga rasanya aku ingin tidak ada yang mengetahui
ulang tahunku. Memasuki usia dewasa adalah hal
menakutkan bagiku.
Beberapa bulan kemudian…
Persahabatanku yang kukira akan terus berempat hingga
sampai kapanpun ternyata tidak, hal yang tidak diketahui
pastinya dan komunikasi yang kurang membuat seseorang
pergi. Kami memang cukup sering bertengkar, tetapi tak
kusangka bahwa kali ini kami tidak akan kembali bersama.
Persahabatan yang dibangun 4 tahun lalu dengan berisikan
4 orang, tahun ini sisa 3 orang. Kadang aku mengingat masa-
masa dahulu saat kami asik bersama, tetapi sekarang sudah
tidak bisa. Kami sudah mencoba beberapa kali tetapi tidak
bisa, rasanya sangat canggung. Mungkin sudah setengah
51
tahun jadi kami bersikap seperti hanya seorang teman
kepada Sovia, bukan lagi sahabat.
Dia pun melakukan hal serupa, dia sudah memiliki teman
yang selalu ada disisinya, sudahlah kami memilih jalan
terbaik. Mungkin jika menjadi Sovia hal ini memang
menyakitkan, tetapi kamipun sama.
Aku mulai kewalahan selalu ditanya oleh ibu dimana
keberadaan Sovia karena sudah lama tidak melihatku
bermain bersamanya. Aku hanya menjawab seadanya,
kadang kubilang dia sibuk atau sedang bermain bersama
teman yang lain.
Sampai sekarang orang dirumahku tidak mengetahui bahwa
kami sudah hampir asing satu sama lain, aku tidak berniat
memberitahukannya karena aku masih meyakinkan diri
bahwa suatu saat dia mungkin kembali kepada kami.
52
53
BAB VI
SAAT INI
Aku punya kabar gembira, sekarang aku benar-benar sudah
tak memiliki perasaan terhadap lelaki yang aku sukai selama
7 tahun terakhir, seperti membuang waktu tetapi cukup indah
untuk dilalui. Sebenarnya beberapa saat lalu aku menyukai
seseorang, jangan tanya apa alasannya. Laki-laki ini menjadi
pria kedua yang membuatku bingung harus menjawab apa
jika ditanya kenapa aku menyukainya.
Dia cukup dekat, mungkin menjadi gebetan terdekatku
selama ini, kami bertemu setiap hari jadi cukup sulit untuk
menghapus perasaan. Saat ini aku berusaha untuk
mengosongkan hati, tidak ingin menyukai siapapun. Sebentar
lagi mungkin tujuanku berhasil.
54
Kalian pasti sadar bahwa didalam cerita ini selalu aku yang
menyukai duluan, ya semua kisah cintaku bertepuk sebelah
tangan. Kenapa aku berusaha move on dari mereka? Karena,
mereka sudah punya pilihan, dan pilihannya bukan aku.
Saat ini aku hanya membutuhkan teman, mereka selalu ada
baik saat kita berbahagia maupun bersedih. Hal inilah yang
membuatku sangat suka berkumpul bersama teman, dengan
sisi lain menyendiri.
Ketika aku menyendiri, aku mencerna semua hasil
perbincangan ketika kumpul bersama teman dan mengoreksi
diri, walaupun kadang-kadang aku agak bodo amat dengan
orang lain.
Kebiasaanku berbicara dahulu sebelum berpikir adalah hal
yang ingin aku hempaskan sejauh-jauhnya. Aku berdoa
semoga teman-temanku tahan berteman denganku dan tidak
meninggalkanku.
55
Rencanaku yang akan move on dari teman sekolahku
ternyata kembali gagal, satu hal yang yang membuatku gagal
adalah sikapnya.
Dia mendatangiku lalu mengelus kepalaku dan berkata
“jangan ada yang ganggu, Cece sedang sibuk”
Setelah itu dia mengambil kipas dimejaku karena melihatku
mengibaskan tangan karena kepanasan, dia pede sekali
berkata seperti itu padahal dia yang mengganggu.
Bayangkan saja, kau sedang asik mengerjakan tugas tiba-
tiba datang seperti itu, maksudnya apa? Apa lagi ketika
masuk dikelasku langsung menghampiriku.
Kejadian ini terus berulang, pertahanan terakhirku runtuh
sampai hancur lebur. Aku kembali menyukainya, lelaki yang
tiba-tiba dengan watadosnya selalu tersenyum kearahku. Aku
selalu berbunga-bunga tiap kali dia memanggil namaku
sambil tersenyum, sampai suatu saat temanku memberitahu
bahwa ternyata dia sedang PDKT dengan orang lain.
56
Karena sudah terbiasa aku menganggap semua ini biasa
saja, tidak ada yang spesial kecuali martabak. Maafkan
lelucon tidak lucuku. Hidupku masih panjang, aku harus fokus
untuk masuk ke perguruan tinggi agar bisa mendapatkan
hasil terbaik.
Saat ini aku menjalani kehidupan dengan mulus dengan
tidak memikirkan masalah dan bersenang-senang bersama
teman-temanku, kurasa yang orang katakan SMA itu adalah
masa yang paling indah memang benar. Sebelumnya aku
sangat tidak percaya akan hal itu, tapi kini aku sadar bahwa
semua akan indah jika kita tidak memedulikan masalah yang
ada.
Setengah perjalanan lagi aku akan memasuki jenjang
perkuliahan, aku tipe orang yang tidak terlalu memedulikan
nilai tetapi berbeda dengan orang tuaku, mereka menuntut
harus nilai yang bagus. Aku berusaha tapi mau bagaimana
lagi kalau aku tak sanggup.
57
Kini aku sangat senang dengan lingkaran pertemananku,
dimataku pertemanan ini sehat tapi entah dimata orang lain
seperti apa, oh iya sekarang aku jarang berkumpul dengan
Vaulin dan Shasa karena kami beda kelas dan sibuk dengan
tugas-tugas yang sangat banyak
Aku lebih sering menghabiskan waktu disekolah bersama
Fani dan Salsa, oh iya Salsa ini teman kelasku, kami cukup
dekat tapi sekarang sudah sangat dekat, Salsa juga adalah
orang yang sangat baik pokoknya dua orang ini adalah
berkah dari Tuhan yang sangat sangat aku sukai.
58
Hari perpisahan…
Aku berhasil, aku berhasil meraih hasil terbaik untuk diriku.
Aku yang mulai fokus memperhatikan pelajaran sejak saat itu,
kini aku lulus dengan nilai lumayan memuaskan dan berhasil
lulus di universitas yang aku inginkan. Seluruh teman dan
keluargaku ikut berbahagia atas diriku.
Kini aku berpegang teguh pada pendirian ‘tidak akan
menyukai orang lebih dahulu’. Kurasa dicintai lebih baik
daripada mencintai.
Akupun lebih berbahagia jika bersama para sahabat dan
temanku, jika bersama mereka aku selalu merasa tidak
membutuhkan yang lainnya.
59
Cukup mereka saja
Aku tidak butuh yang lain
Mereka yang terbaik
60
61
TENTANG PENULIS
Tri Muawiya Syahfitri adalah siswa kelas XII MIPA 4 di SMA
NEGERI 8 LUWU UTARA. Lahir pada tanggal 13 Mei 2005 di
Baebunta. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara.
Ayahnya adalah pensiunan guru dan ibunya pekerja kantoran.
Penulis memulai pendidikannya di UPT SD NEGERI 029
BENTENNA, kemudian melanjutkan sekolahnya di di UPT SMP
NEGERI 1 BAEBUNTA, dan penulis memutuskan untuk
bersekolah di UPT SMAN 8 LUWU UTARA. Untuk lebih
mengenal penulis kalian bisa mengikuti akun instagramnya
@trimuaawiyaaaa.
62
“sebenarnya sebagian isi cerita ini adalah kisah hidupku yang
ingin kusampaikan melalui novel ini, mungkin isi novel ini
kurang jelas tetapi disetiap bab selalu ada makna yang
tersembunyi, saya sebagai penulis mengucapkan terima
kasih sudah membaca novel ini”
“inti sebenarnya dari novel adalah seorang perempuan kecil
yang tumbuh menjadi wanita dewasa dengan dukungan
orang-orang disekitarnya sehingga bisa membuatnya tetap
bertahan sampai saat ini”.
63