0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
116 tayangan18 halaman

Kemenperin - Bahan - E-Waste - 14okt2021 EPR

Dokumen tersebut membahas tentang permintaan pasar domestik produk elektronika di Indonesia dan jumlah limbah elektronik yang dihasilkan. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil limbah elektronik terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah 1,618 kiloton pada tahun 2019. Limbah elektronik mengandung bahan berbahaya namun juga bahan bernilai ekonomi yang dapat didaur ulang. Dokumen tersebut juga menjelaskan dasar-das

Diunggah oleh

dewi rasyad
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
116 tayangan18 halaman

Kemenperin - Bahan - E-Waste - 14okt2021 EPR

Dokumen tersebut membahas tentang permintaan pasar domestik produk elektronika di Indonesia dan jumlah limbah elektronik yang dihasilkan. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil limbah elektronik terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah 1,618 kiloton pada tahun 2019. Limbah elektronik mengandung bahan berbahaya namun juga bahan bernilai ekonomi yang dapat didaur ulang. Dokumen tersebut juga menjelaskan dasar-das

Diunggah oleh

dewi rasyad
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 18

Extended Producer Responsibility (EPR) dalam

Mendukung Pengelolaan Sampah Elektronik


Direktorat Industri Elektronika & Telematika
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin,
Alat Transportasi dan Elektronika
Kementerian Perindustrian
5 Sektor berkontribusi > 30% PDB Indonesia dan
mempekerjakan > 43 juta orang atau 1/3 dari tenaga kerja Indonesia (2019)……
• PDB dihitung dari harga konstan 2010
• Jumlah tenaga kerja dihitung dari data
yang diterbitkan oleh BPS. Karena
keterbatasan data, produktivitas
diasumsikan sama di semua
subsektor.

Sumber: Bank Indonesia, BPS, dalam


Bappenas, UNDP. 2021. Ringkasan Eksekutif
Manfaat Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
dari Ekonomi Sirkular di Indonesia.
Sumber: Bank Indonesia, BPS, dalam Bappenas, UNDP. 2021. Ringkasan Eksekutif Manfaat Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan dari Ekonomi Sirkular di Indonesia.
Permintaan Pasar Domestik Elektronik di Indonesia
Pasar D/N (Juta Set) Pasar dalam negeri untuk produk
Kategori
2019 2020 2021 (Est.) elektronika, didominasi oleh TV, Kipas Angin,
Pompa Air, Lemari Es, Mesin Cuci, AC, dan
1) Televisi 3.8 3.4 3.8 Ponsel

Tahun 2021, jumlah permintaan


2) Kipas Angin 3.8 3.7 3.8 diestimasikan akan kembali ke keadaan
normal sebelum Pandemi. Hal ini menjadi
potensi atau gambaran terkait jumlah dan
3) Pompa Air 3.1 2.7 2.9 jenis sampah elektronik yang beredar di
masyarakat.

4) Lemari Es 2.6 2.4 2.6 Ponsel cerdas diestimasikan memiliki


kontribusi 10% terhadap sampah elektronik
global
5) Mesin Cuci 2.5 2.5 2.5 Sumber : www.weforum.org

6) RAC Ponsel cerdas biasa, diestimasikan


1.8 1.5 1.8 memiliki kandungan 62 logam
berbeda, di antara emas, perak,
dan paladium.
7) Ponsel 101 97.6 (data belum tersedia)
Sumber : www.dw.com

Sumber: Kemenperin, GABEL


Limbah Elektronik di Indonesia
Negara E-waste yang E-waste yang E-waste yang
Jumlah Limbah Elektronik 2019 (Metrik Ton)
dihasilkan dihasilkan (kg dikumpulkan dan
(kiloton) (2019) per kapita) didaur-ulang Prancis
(2019) Britania Raya
Jerman
Indonesia 1618 6.1 N/A Indonesia
Rusia
Thailand 621 9.2 N/A Brasil

Filipina 425 3.9 N/A Jepang


India
Malaysia 364 11.1 N/A Amerika Serikat
Tiongkok
Vietnam 257 2.7 N/A
0 2000000 4000000 6000000 8000000 10000000 12000000
Singapura 113 19.9 N/A
Myanmar 82 1.6 N/A Indonesia termasuk dalam 10 negara penghasil
sampah elektronik terbanyak pada tahun 2019 dan
Kamboja 19 1.1 N/A merupakan negara penghasil sampah elektronik
Laos 17 2.5 N/A tertinggi di Asia Tenggara.
Brunei Darussalam 8.7 19.7 N/A
Selain mengandung bahan berbahaya yang dapat
mencemari lingkungan, e-waste juga mengandung
Timor Leste 3.8 2.9 N/A
bahan-bahan bernilai ekonomi yang dapat diekstrak
melalui proses penanganan dan perlakuan yang tepat.
Sumber: The Global E-Waste Monitor 2020
Dasar Kebijakan
PP 41/2015 UU No.3/2014
UU No.18/2008
Pembangunan Sumber Daya Industri Tentang Perindustrian
Tentang Pengelolaan Sampah
PP 29/2018 Industri Hijau
Pemberdayaan Industri PP 81/2012
Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Peraturan Presiden 59/2017
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan PP 27/2020
Pembangunan Berkelanjutan Tentang Pengelolaan Sampah Spesifik
Pengelolaan
Sampah/Limbah
Peraturan Presiden 18/2020 Peraturan Presiden 97/2017
Rencana Pembanguna Jangka Menengah Tentang Jakstragnas Pengelolaan Sampah
Nasional (RPJMN) 2020-2024 Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga

Peraturan Presiden No.83/2018


UU No.11/2020
Tentang Penanganan Sampah Laut
Tentang Cipta Kerja

PP 28/2021 PP 22/2021
Penyelenggaraan Bidang Perindustrian Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Sumber: Pusat Industri Hijau, Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri disampaikan pada Workshop Pengelolaan Limbah Elektronik (23 Juni 2021)
Ekonomi Sirkular: RPJMN 2020 – 2024 (Prioritas Nasional)

PN Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk PN Membangun Lingkungan Hidup,


6 Meningkatan Ketahanan Bencana, dan
1 Pertumbuhan yang Berkualitas
Perubahan Iklim

Melalui penguatan ekonomi sirkular sebagai Melalui implementasi Pembangunan Rendah


sumber dari efisiensi dan pertambahan nilai Karbon untuk mencapai potensi pertumbuhan
dengan mempertahankan aktivitas rendah emisi

SEKTOR KUNCI
Sektor Industri: Makanan dan Minuman, Elektronik, Tekstil, Plastik, dan Konstruksi

Implementasi Ekonomi Sirkular


895
perusahaan
Penilaian terhadap Standar Industri Hijau (SIH)
berdasarkan Undang-Undang 03/2014 Sejak 2010-2019 telah menerima
Tentang Perindustrian penghargaan industri hijau

Sumber: Kementerian PPN/Bappenas (Dipresentasikan pada Konsinyering Ekonomi Sirkuler untuk Mewujudkan Industri Mandiri, Berdaya Saing, dan Berkelanjutan)
Analisis SWOT
STRENGTHS
• Tersedia kebijakan pengelolaan limbah & lingkungan
• Pengembangan ekonomi sirkular di Indonesia S
WEAKNESSES
• Insentif terhadap produsen belum dirancang
• Ketersediaan akses dan sarana dan prasarana masih
minim
W
OPPORTUNITIES
• Produksi dan konsumsi barang elektronik terus meningkat
• Pembentukan kemitraan/komunitas (pemerintah, pengusaha,
masyarakat) dalam pengelolaan limbah
• Bernilai jual tinggi
O
PENGELOLAAN
CHALLENGE
LIMBAH •
C/T
Kesadaran & kapabilitas konsumen
• Anggaran pengelolaan E-Waste bagi produsen
ELEKTRONIK •

Ketersediaan data (life cycle, supply chain)
Koordinasi lintas sektoral (pemerintah, pengusaha, masyarakat, & stakeholder lainnya)
Pedoman Pengelolaan Limbah Elektronik
Berdasarkan UNEP 2007 & PP 101/2014
MODEL ALIRAN LIMBAH ELEKTRONIK (4 FASE)
Fase I Fase II Fase III Fase IV
Produksi dan penjualan Pengumpulan end of life
peralatan elektronik - peralatan elektronik –
Penggunaan (konsumsi) konsumen, importir, Pengolahan dan
manufaktur, importir,
peralatan elektronik - eksportir, pengumpul, pemusnahan limbah
eksportir, dan retailer
konsumen pedagang limbah, elektronik.
(baru atau bekas) dismantler, operator
pengolah limbah.

3 LEVEL PENANGANAN TEKNOLOGI DAUR ULANG LIMBAH ELEKTRONIK


Level 1
Kegiatan umum adalah pembersihan serta penghilangan seluruh cairan dan gas, pembongkaran
(dismantling) secara manual, pemilahan dan pemisahan komponen yang dicopot.
Level 2
Pemecahan dan pemotongan

Level 3
Pemrosesan lebih lanjut dari hasil proses level 2, digunakan sebagai bahan baku atau bahan bakar
alternatif.
Langkah Penanganan Limbah Elektronik
Berdasarkan UNEP 2007

Pengambilan (penyingkiran) bagian


Pengambilan bagian yang berharga
komponen/bahan berbahaya

Misal: CFC, Hg switch, PCB kabel tembaga, baja, besi, logam berharga
lainnya

Penanganan bahan dan limbah Pemisahan bagian berbahaya


berbahaya dan/atau bernilai ekonomi

CFC diolah secara termal, logam besi, logam non-besi dan plastik,
PCBs di-insinerasi/disimpan bawah tanah, (pemisahan mekanis dan magnetis. Logam besi-
Hg bisa didaur-ulang diurug pada baja dilebur pada electrical arc-furnace, dan
landfill, residu dan bagian halus lainnya dibakar logam non besi dilebur pada pabrik peleburan)

Sumber: Laporan Final Extended Producer Responsibility (EPR) Limbah Elektronik-Elektrikal (LEE),UNDP, 2019
Langkah Umum Pengelolaan Limbah Elektronik

Barang elektrikal dan Industri daur ulang


Industri daur ulang biasa
elektronik masuk ke berlisensi sesuai
industri daur ulang PP 101/2014
(formal/informal) Critical Point
1 Peningkatan volume limbah elektronik

Pengelompokkan Pengelompokkan Pengelompokkan 2 Tempat pembuangan limbah elektronik


berdasarkan jenisnya berdasarkan jenisnya berdasarkan jenisnya
3 Pengangkutan limbah elektronik

4 Tata letak pada industri daur ulang


Komponen/ Bahan B3
Dismantling/ Komponen/
- PP 101/2014
Pembongkaran Bahan Non B3 5 Tata cara pengolahan – pelaku daur ulang
- Kriteria universal

6 Perlengkapan keselamatan kerja

Pemisahan berdasarkan
kategori Limbah B3 dan 7 Ketersediaan data
Limbah Non B3

Sumber: Pusat Industri Hijau, Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri disampaikan pada Workshop Pengelolaan Limbah Elektronik (23 Juni 2021)
Roadmap Penerapan Ekonomi Sirkular Industri Elektronika
RENCANA AKSI

Pemetaan industri elektronik dan Pemetaan potensi supply and Penguatan koordinasi dan
industri daur ulang elektronika demand ES di industri elektronika Kerjasama dunia usaha
I. Penguatan Dasar 2021 - 2023
Perencanaan
Penentuan baseline ES di industri
Start Up sistem database Pengembangan sistem database
elektronika

Penyusunan dokumen kebijakan (regulasi, Penguatan koordinasi dan


Sosialisasi kebijakan ekonomi
pedoman teknis, standar, skema bisnis, kolaborasi antar K/L, pemerintah
kajian insentif) ES di industri elektronika sirkular
I. Penguatan Dasar pusat dan daerah
2023 - 2025
Perencanaan
Peningkatan kapasitas industri dan Penguatan komitmen, koordinasi,
Pengembangan riset dan teknologi
sektor informal dalam penerapan ES dan Kerjasama dunia usaha

Peningkatan sarana dan prasarana


Pilot project penerapan ES di
dalam penerapan ES di Kawasan
Kawasan Industri
I. Penguatan Dasar Industri
2025 - 2030
Perencanaan Pembentukan sharing platform Peningkatan jumlah dan
Peningkatan standar dan usaha daur
antar dunia usaha dalam pengembangan teknologi industri
ulang
menciptakan bisnis ES daur ulang elektronika

Sumber: Pusat Industri Hijau, Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri disampaikan pada Workshop Pengelolaan Limbah Elektronik (23 Juni 2021)
Extended Producer Responsibility (EPR)
DEFINISI
“Prinsip kebijakan yang mendorong sistem penciptaan suatu produk dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dari sisi
daur hidup produk tersebut dengan cara memperluas tanggung jawab produsen terhadap keseluruhan daur hidup
komponen-komponen penyusun produk tersebut, terutama terkait pengambilan kembali (take back), daur ulang dan
pembuangan akhir produk.” (Manomaivibool et al., 2007)

Instrumen Kebijakan
ADMINISTRATIF EKONOMI INFORMASI
• sistem pengumpulan • pelaporan kepada instansi yang berwenang
• take back dari barang yang dibuang
• pajak material/produk
• subsidi pengembangan produk yang • pelabelan (labelling) produk dan
• pembatasan suatu bahan di dalam produk (substance
komponennya
restrictions) berwawasan lingkungan (DfE) • konsultasi dengan pemerintah mengenai
• pencapaian pengumpulan
• target pemakaian kembali dan daur ulang
• sistem biaya pengolahan dan jaringan pengumpulan
• arahan untuk pemanfaatan (utilisation mandates) pemrosesan akhir • penyediaan informasi kepada konsumen
• standar pengolahan yang berwawasan lingkungan • sistem pengembalian simpanan mengenai tanggung jawab produsen
• pembatasan pengolahan dan pembuangan • penyediaan informasi mengenai struktur dan
• standar kandungan minimum material yang dapat
(deposit)
substansi yang digunakan di dalam produk
didaur ulang
• standar produk kepada sektor daur ulang

Sumber: UNDP, Kementerian Perindustrian. 2019. Laporan Final Extended Producer Responsibility (EPR) Limbah Elektronik-Elektrikal (LEE).
Extended Producer Responsibility (EPR)
Konsep EPR:
Produsen bertanggungjawab terhadap
produk yang dibuat atau dijual ketika
produknya telah mencapai akhir masa
pakainya.
Produsen membantu menanggung biaya
untuk mengumpulkan, memindahkan,
mendaur ulang, dan membuang produk
atau material di penghujung siklus hidup
barang tersebut

Metode penerapan EPR: Isu Utama Penerapan EPR untuk Limbah ELektronik:
1. Implementasi yang langsung dilakukan oleh 1. Free rider: pemain dalam sistem EPR yang ‘tidak membayar’
produsen produk dengan dukungan dari terhadap keuntungan yang mereka dapatkan.
pemerintah; 2. Orphan product: produk yang masuk dalam subyek EPR, tetapi
2. Pengelolaan lingkungan setelah pemakaian produser barang tersebut sudah tidak ada lagi, mungkin karena
produk dengan menekankan kepada bangkrut atau alasan lain
penambahan biaya produk dan sistem
pembelian kembali untuk beberapa produk 3. Produk Eksisting dan/atau pre-existing: produk yang telah
tertentu (buy-back system). beredar di pasar saat kebijakan EPR diterapkan.

Sumber: UNDP, Kementerian Perindustrian. 2019. Laporan Final Extended Producer Responsibility (EPR) Limbah Elektronik-Elektrikal (LEE).
Contoh Penerapan EPR di Wilayah Asia

PRODUK TV, kulkas, mesin cuci, AC, komputer, audio-vidio, HP, printer, tinta
printer, mesin fotokopi, mesin faks, telepon, telepon genggam, laptop,
yang diatur
televisi

• Biaya masuk dalam harga barang


• Sistem deposit: importir-produsen bayar biaya penanganan berdasarkan kuantitas barang terjual
tahun sebelumnya
Mekanisme • Importir dan manufaktur membayar biaya penanganan produk
Pembiayaan • berdasarkan jumlah yang dijual/diimpor per 3 bulan kepada otoritas yang ditunjuk pemerintah
• Manufaktur membiayai dan mengelola sistem take back dan sistem daur ulang
• Manufaktur membiayai EPR dengan cara membuat sistem pengumpulan individu atau
bergabung dengan sistem pengumpulan yang sudah ada

• Pengantaran ke kantor pos, ke produsen, ke titik pengumpul (drop box) yang ditentukan
• Take-back oleh retailer
Mekanisme
• Denda untuk konsumen yang membuang ke sistem sampah kota
Pengumpulan • Penukaran dengan subsidi potongan harga 10% untuk pembelian barang elektronik
berikutnya

Sumber: UNDP, Kementerian Perindustrian. 2019. Laporan Final Extended Producer Responsibility (EPR) Limbah Elektronik-Elektrikal (LEE).
Contoh Penerapan EPR di Wilayah Asia

Peran Stakeholder

Produsen - Importir Pengumpul / Retailer Konsumen

• Menyediakan dana pengumpulan dan recycling: • Mempunyai lisensi dari pemerintah (jika • Mendapat informasi & penyuluhan
konsumen membayar
formal) berwawasan lingkungan
• Membuat fasilitas daur-ulang sendiri / kerjasama
dengan perusahaan daur-ulang • Menerima pengumpulan e-waste, • Mengumpulkan e-Waste kepada pengumpul
• Memenuhi target pengumpulan dan daur ulang meneruskan ke pengumpul terpusat dan yang ditentukan atau kepada retailer
• Produsen dan importir bertanggung jawab membayar diteruskan ke fasilitas daur-ulang • Mendapatkan insentif berupa potongan
dana EPR untuk penanganan limbah berdasarkan • Mendapatkan revenue dari hasil penjualan e- harga 10% untuk pembelian barang
jumlah penjualan tahun sebelumnya wastte ke sektor daur ulang elektronik berikutnya
• Produsen membayar retribusi untuk membiayai
• Mendapatkan dana kompensasi EPR dari • Terhubung dengan pengumpul/sektor daur
penanganan kepada otoritas yang ditunjuk pemerintah
• Membuat fasilitas pengumpulan (individu/kolektif)/ sektor daur ulang ulang berlisensi
sistem take back • Menerima pengumpulan e-waste dan
• Menghubungkan pengumpul dengan sektor daur meneruskan e-wastekepada
ulang berlisensi dismantlers/sektor daur ulang berlisensi
• Membangkitkan kesadaran konsumen mengenai • Membuat dokumentasi e-waste yang
tanggung jawab produsen terhadap produknya
• Mempublikasikan kontak yang bisa dihubungi untuk
terkumpul
pusat pengumpul dan titik pengumpul berlisensi

Sumber: UNDP, Kementerian Perindustrian. 2019. Laporan Final Extended Producer Responsibility (EPR) Limbah Elektronik-Elektrikal (LEE).
Contoh Penerapan EPR di Wilayah Asia

Peran Stakeholder

Pemerintah Recycler
• Menyediakan dana pengumpulan dan recycling:
konsumen membayar
• Mengolah e-waste yang masuk, berhak menjual hasil daur-ulang, dan • Membuat fasilitas daur-ulang sendiri / kerjasama
• menerima dana kompensasi dari mekanisme EPR. dengan perusahaan daur-ulang
• Mengelola administrasi terkait capaian target daur ulang dan deposit • Memenuhi target pengumpulan dan daur ulang
• yang tidak terkembalikan • Produsen dan importir bertanggung jawab membayar
• Mengelola dana EPR (pengumpulan, pemakaian, distribusi, dan administrasi penggunaan dana) dana EPR untuk penanganan limbah berdasarkan
jumlah penjualan tahun sebelumnya
• Membuat dan mengembangkan persyaratan ijin untuk sektor daur ulang e-waste
• Produsen membayar retribusi untuk membiayai
• Memonitor jumlah unit e-waste yang didaur ulang penanganan kepada otoritas yang ditunjuk pemerintah
• Mendorong produsen untuk membuat operasi daur ulang sendiri • Membuat fasilitas pengumpulan (individu/kolektif)/
• Memberikan insentif kepada produsen yang memasukkan aspek lingkungan ke dalam desain sistem take back
produk • Menghubungkan pengumpul dengan sektor daur
• Memastikan seluruh produsen telah memiliki mekanisme pengumpulan e-waste yang dapat ulang berlisensi
• Membangkitkan kesadaran konsumen mengenai
melayani seluruh masyarakat
tanggung jawab produsen terhadap produknya
• Memastikan sarana dan prasarana yang memadai • Mempublikasikan kontak yang bisa dihubungi untuk
pusat pengumpul dan titik pengumpul berlisensi

Sumber: UNDP, Kementerian Perindustrian. 2019. Laporan Final Extended Producer Responsibility (EPR) Limbah Elektronik-Elektrikal (LEE).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai