0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
122 tayangan3 halaman

Ruang Kolaborasi (Topik 2)

Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran berdiferensiasi, yaitu strategi pembelajaran yang mengakomodasi keberagaman siswa. Pembelajaran berdiferensiasi memperhatikan kesiapan, minat, dan gaya belajar siswa untuk mendesain pengalaman belajar yang sesuai. Guru dapat membedakan konten, proses, produk, dan lingkungan belajar berdasarkan profil siswa dengan menggunakan berbagai strategi seperti disk

Diunggah oleh

ppg.herikussyairi63
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
122 tayangan3 halaman

Ruang Kolaborasi (Topik 2)

Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran berdiferensiasi, yaitu strategi pembelajaran yang mengakomodasi keberagaman siswa. Pembelajaran berdiferensiasi memperhatikan kesiapan, minat, dan gaya belajar siswa untuk mendesain pengalaman belajar yang sesuai. Guru dapat membedakan konten, proses, produk, dan lingkungan belajar berdasarkan profil siswa dengan menggunakan berbagai strategi seperti disk

Diunggah oleh

ppg.herikussyairi63
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 3

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

RUANG KOLABORASI
TOPIK 2
Oleh
Piska Sarry Kurnia Cristy, Elisabet Lia Rosanti, Lusi Purnawati, Windy Setyawati, Nurbaiti,
Heri Kussyairi.

Pembelajaran berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi proses belajar mengajar yang
mengakomodasi, melayani, dan mengakui keberagaman peserta didik dalam belajar sesuai
dengan kesiapan, minat dan preferensi belajarnya. Pada pembelajaran berdiferensiasi siswa
dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, apa yang disukai dan
kebutuhannya sehingga mereka tidak frustrasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajar-
nya.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu usaha bagaimana pendidik


memberdayakan peserta didik untuk menggali semua potensi yang dimilikinya. Pembelajaran
berdiferensiasi bukanlah pembelajaran yang diindividualkan. Namun, lebih cenderung kepada
pembelajaran yang mengakomodir kekuatan dan kebutuhan belajar peserta didik dengan
strategi pembelajaran yang independen. Dalam merencanakan pembelajaran berdiferensiasi,
guru harus memahami secara mendalam peserta didik-nya, baik dalam hal kesiapan belajar,
minat, maupun gaya atau profil belajar-nya.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi empat aspek yang ada dalam kendali atau kontrol
guru adalah Konten, Proses, Produk, dan Lingkungan atau Iklim Belajar di kelas. Guru dapat
menentukan bagaimana empat aspek ini akan dilaksanakan di dalam pembelajaran di kelas.
Guru mempunyai kesempatan dan kemampuan untuk mengubah konten, proses, produk, dan
lingkungan dan iklim belajar di kelasnya masing-masing sesuai dengan profil siswa yang ada
di kelasnya. Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai pembelajaran berdiferensiasi proses.

Pembelajaran Berdiferensiasi Proses


Pembelajaran berdiferensiasi proses adalah pendekatan yang menempatkan siswa sebagai
pusat pembelajaran dengan mempertimbangkan kebutuhan, minat, dan gaya belajar individu
mereka. Dalam konteks ini, guru mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan yang
unik dan merancang pengalaman belajar yang dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.

Pembelajaran berdiferensiasi proses melibatkan berbagai strategi dan metode yang


memungkinkan guru untuk menyesuaikan pengajaran mereka sesuai dengan tingkat
pemahaman dan minat siswa. Guru dapat menggunakan berbagai pendekatan, termasuk
penggunaan bahan pembelajaran yang berbeda, penugasan yang disesuaikan, penggunaan
teknologi, dan berbagai bentuk penilaian untuk menilai kemajuan setiap siswa.
Kegiatan yang dilakukan oleh siswa ini tidak diberi penilaian kuantitatif berupa angka,
melainkan penilaian kualitatif yaitu berupa catatan-catatan umpan balik mengenai sikap,
pengetahuan dan keterampilan apa yang masih kurang dan perlu diperbaiki/ditingkatkan oleh
siswa. Kegiatan yang dilakukan harus memenuhi kriteria sebagai kegiatan yang;

1. baik, yaitu kegiatan yang menggunakan keterampilan informasi yang dimiliki siswa
2. berbeda dalam hal tingkat kesulitan dan cara pencapaiannya.

Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi Proses di Kelas


Kegiatan-kegiatan yang bermakna yang dilakukan oleh peserta didik di dalam kelas
harus dibedakan juga berdasarkan kesiapan, minat, dan juga profil belajar peserta didik.
1. Kesiapan
Pengertian kesiapan di sini adalah sejauh mana kemampuan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru perlu bertanya,
apa yang dibutuhkan oleh peserta didiknya sehingga mereka dapat berhasil dalam
pelajarannya. Kesiapan peserta didik harus berhubungan erat dengan cara pikir guru-guru
yaitu bahwa setiap peserta didik memiliki potensi untuk bertumbuh baik secara fisik,
mental dan kemampuan intelektualnya. Kemudian, guru dapat menanyakan kepada
peserta didiknya apa yang mereka minati.

2. Minat
Minat memiliki peranan yang besar untuk menjadi motivator dalam belajar. Guru dapat
menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka minati, hobby, atau pelajaran yang
disukai oleh peserta didik. Tentu saja peserta didik akan mempelajari dengan tekun hal-
hal yang menarik minat mereka masing-masing.

3. Profil Belajar
Profil belajar peserta didik mengacu pada pendekatan atau bagaimana cara yang paling
disenangi peserta didik agar mereka dapat memahami pelajaran dengan baik. Ada
peserta didik yang senang belajar dalam kelompok besar, ada yang senang berpasangan
atau kelompok kecil atau ada juga yang senang belajar sendiri. Di samping itu panca
indra juga memainkan peranan penting dalam belajar peserta didik. Ada peserta didik
yang dapat belajar lewat pendengaran saja (auditory), ada yang harus melihat gambar-
gambar atau ada yang cukup melihat tulisan-tulisan saja (visual). Namun ada pula
peserta didik yang memahami pelajaran dengan cara bergerak baik menggerakan hanya
sebagian atau seluruh tubuhnya (kinestetik). Ada juga peserta didik yang hanya dapat
mengerti jika ia memegang atau menyentuh benda-benda yang menjadi materi pelajaran
atau yang berhubungan dengan pelajaran yang sedang dipelajarinya.

Strategi-strategi untuk membedakan kegiatan-kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut


ini:

Kesiapan Minat Profil belajar


Diskusi kelas dengan
Diskusi kelas dengan Diskusi kelas dengan
pertanyaan yang
pertanyaan yang berbeda chatting di media online,
berbeda level
sesuai minat peserta didik. podcast, talk show.
kesulitannya
Tutor sebaya Tutor sebaya yang memiliki Tutor sebaya di kelompok
menjelaskan teman minat yang sama. besar (kelas), kecil, individu,
yang kesulitan. lewat video, gambar, lagu).
Tugas dengan
menggunakan RAFT Tugas menggunakan RAFT
RAFT yang dimainkan dalam
(Role Audience Format yang berbeda topiknya sesuai
Role play (bermain drama)
Topic) yang berbeda minat peserta didik.
level kesulitannya
Jigsaw (expert group Pameran berjalan (gallery
Think – Pair – Share
berdasarkan minat) walk)
Dadu berpikir yang berbeda
Dadu berpikir yang Dadu yang berbeda
tugasnya berdasarkan
level kesulitan tugasnya pertanyaannya sesuai dengan
auditori, visual, atau
berbeda minat peserta didik
kinestetik.
Kontrak Belajar untuk Kontrak belajar kegiatan Kontrak belajar sesuai dng
kegiatan berdasarkan berdasarkan minat peserta gaya belajar auditori, visual,
kesiapan peserta didik. didik. atau kinestetik
Papan Pilihan dengan
Belajar mandiri sesuai Asesmen dengan berbagai
kegiatan yang berbeda
dengan minat peserta didik gaya belajar
kesulitannya.

Anda mungkin juga menyukai