0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan9 halaman

Kajian Simpanan Karbon Pada Biomassa Mangrove Di P

Diunggah oleh

Ario Brebes
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan9 halaman

Kajian Simpanan Karbon Pada Biomassa Mangrove Di P

Diunggah oleh

Ario Brebes
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 9

Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 2022 Volume 10 No.

1: 63-71

KAJIAN SIMPANAN KARBON PADA BIOMASSA MANGROVE


DI PESISIR DESA TATENGESAN KECAMATAN PUSOMAEN
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
PROVINSI SULAWESI UTARA
(Study of Carbon Storage in Mangrove Biomass at The Coastal Village of
Tatengesan, Pusomaen District Southeast Minahasa Regency
North Sulawesi Province)

Tirsa Lumbu1, Antonius P. Rumengan2*, Carolus P. Paruntu2, Suria Darwisito2,


Medy Ompi1, Stephanus Mandagi3
1.
Program Studi Ilmu Kelautan, FPIK UNSRAT Manado.
2.
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK UNSRAT Manado
* Corresponding author: [email protected]

ABSTRACT
Mangroves are referred to as coastal forests or brackish forests, coastal forests which
mean forests that live in coastal areas (coastal) which are influenced by tidal areas and coastal
land. Mangroves have an important role in the absorption and storage of carbon, the amount
of carbon contained in a tree is influenced by the ability of the tree to absorb carbon from the
environment by the process of photosynthesis or known as the sequestration process. The
purpose of this study was to identify the types of mangroves on the coast of Tatengesan and
determine the carbon storage in the biomass of mangrove trees on the coast of Tatengesan.
Data collection on mangrove tree vegetation was carried out in 3 transects, on the left, right
and middle of the mangrove ecosystem on the Tatengesan coast. The transects were drawn
perpendicular from the sea to the coast according to the thickness of the mangroves at the
site. One transect has three quadrants, with a size of 10 m x 10 m. For how it works, the
transect is pulled 100 m from the sea to the beach, then the quadrants are measured 10 m x
10 m using a plastic rope as a marker, and the quadrant positions are placed randomly and
for 25 m intervals. The results of this study provide information that there are 3 types of
mangroves, namely Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, and Bruguiera
gymnorhiza, the value of mangrove biomass content ranges from 69.2 - 118.61 tons/ha, and
the value of carbon storage in mangrove biomass. ranged from 32.52 to 55.75 tons/ha. Future
research is expected to obtain time series data on the amount of carbon stored in a certain
time period.

Keywords: Biomass, carbon, mangrove, Tatengesan

63
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 2022 Volume 10 No. 1: 63-71

ABSTRAK
Mangrove disebut sebagai hutan pantai atau hutan payau, hutan pantai yang berarti
hutan yang hidup di daerah pantai (pesisir) yang dipengaruhi oleh daerah pasang surut air
laut dan daratan pesisir. Mangrove memiliki peranan penting dalam hal penyerapan dan
penyimpanan karbon, besarnya kandungan karbon yang terdapat dalam satu pohon
dipengaruhi oleh kemampuan pohon tersebut untuk menyerap karbon dari lingkungan dengan
proses fotosintesis atau yang dikenal dengan proses sequestration. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis mangrove di pesisir Tatengesan dan mengetahui
simpanan karbon pada biomassa pohon mangrove di pesisir Tatengesan. Pengambilan data
pada vegetasi pohon mangrove dilakukan sebanyak 3 transek, pada bagian kiri, kanan dan
tengah ekosistem man grove di pesisir Tatengesan. Transek ditarik tegak lurus dari arah laut
ke pantai sesuai ketebalan mangrove di lokasi. Satu transek terdapat tiga kuadran, dengan
ukuran 10 m x 10 m. Untuk cara kerjanya, transek ditarik sejauh 100 m dari laut ke pantai,
kemudian kuadran diukur 10 m x 10 m dengan menggunakan tali plastik sebagai penanda,
dan untuk posisi kuadran diletakkan acak dan untuk intervalnya 25 m. Hasil penelitian ini
memberikan informasi bahwa jenis-jenis mangrove ditemukan sebanyak 3 jenis, yaitu
Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, dan Bruguiera gymnorhiza, nilai kandungan
biomassa mangrove berkisar antara 69,2 – 118,61 ton/ha, dan nilai simpanan karbon pada
biomassa mangrove berkisar antara 32,52 – 55,75 ton/ha. Penelitian selanjutnya diharapkan
untuk memperoleh data time series jumlah simpanan karbon dalam suatu periode waktu
tertentu.

Kata kunci: Biomassa, karbon, mangrove, Tatengesan

64
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 2022 Volume 10 No. 1: 63-71

PENDAHULUAN panjang garis pantai 102 km, yang di


Mangrove adalah hutan pantai atau dalamnya terkandung kawasan ekosistem
hutan payau, yang berarti hutan yang hidup mangrove, di mana sebagian arealnya
di daerah pantai atau hutan yang tumbuh di berada di sekitar pesisir Desa Tatengesan
daerah pertemuan air laut dan air tawar yang Kecamatan Posumaen Kabupaten
pertumbuhannya dipengaruhi oleh pasang Minahasa Tenggara. Selain ekosistem
surut air laut dengan substrat berpasir dan mangrove di daerah ini berfungsi sebagai
berlumpur (Harahap, 2010). penyimpan karbon, ekosistem ini juga
Ekosistem hutan mangrove ini berpotensi dijadikan tempat objek wisata
sangat penting sebagai jasa ekonomi bahari oleh pemerintah setempat, sehingga
masyarakat yang dapat diambil secara kawasan mangrove ini perlu dijaga dan
langsung maupun tidak langsung (misalnya: dilestarikan. Kajian tentang struktur
batang, akar, daun, dan buah). Selain itu, komunitas mangrove, termasuk jenis-jenis
hutan mangrove juga memiliki fungsi baik mangrove di kawasan ini belum pernah
secara ekologi, fisik maupun secara estetika, dilakukan penelitian sebelumnya. Penelitian
seperti ekowisata bahari. Fungsi mangrove ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-
secara ekologi yaitu sebagai pelindung garis jenis mangrove dan mengetahui jumlah
pantai, sebagai tempat tinggal biota (habitat) simpanan karbon pada biomassa mangrove
mencegah intrusi air laut, tempat pemijahan di ekosistem mangrove pesisir Desa
(spawning ground), tempat mencari makan Tatengesan.
(feeding ground) bagi biota perairan, dan
tempat asuhan dan pembesaran (nursery METODE PENELITIAN
groud) (Prihadi et al., 2018). Fungsi fisik Waktu dan Lokasi Penelitian
mangrove adalah menjaga kestabilan garis Penelitian ini dilaksanakan selama 3
pantai, melindungi pantai dari proses abrasi, bulan, April – Juli 2021, di lokasi ekosistem
meredam atau menahan angin kencang, mangrove pesisir Desa Tatengesan,
meredam dan menahan gempuran badai Kecamatan Pusomaen, Kabupaten
tsunami, dan secara berkala menahan Minahasa Tenggara. Peta lokasi
sedimen hingga terbentuk daratan baru pengambilan data penelitian dapat dilihat
(Tiolong et al.,2019) pada Gambar 1.
Kabupaten Minahasa Tenggara
merupakan kabupaten pesisir yang memiliki

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

65
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 2022 Volume 10 No. 1: 63-71

Alat dan bahan Rumus biomassa akar:


Alat dan bahan yang digunakan
dalam penelitian ini, meteran rool, tali B akar = 0.199 x ρ 0,899 x (D)2,22
raffia, kamera handpone, alat tulis, dan
GPS Keterangan :
B akar adalah Biomassa akar (kg)
Pengambilan Data 𝐷 adalah diameter setinggi dada (cm)
Pengambilan data pada vegetasi ρ adalah berat jenis kayu( g/cm3)
pohon mangrove dilakukan pada 3 stasiun,
dengan menggunakan metode line c. Penghitungan karbon dari biomassa
transek, yang ditarik sepanjang 100 meter menurut SNI 7724:2011
tegak lurus dari arah laut ke pantai sesuai
ketebalan mangrove di lokasi. Satu stasiun Rumus karbon dari biomassa:
terdapat tiga kuadran, dengan ukuran 10
Cb = B x % C organic
m x 10 m2. Untuk cara kerjanya, transek
ditarik sejauh 100 meter, kemudian Keterangan :
kuadran diukur 10 m x 10 m dengan Cb adalah kandungan karbon dari
menggunakan tali plastik sebagai biomassa, dinyatakan dalam
penanda, dan untuk posisi kuadran kilogram (kg);
diletakkan acak dan untuk intervalnya 25 B adalah total biomassa, dinyatakan
m. Jenis mangrove yang masuk dalam dalam (kg);
kuadran dicatat dan diukur diameter %C organik adalah nilai persentase
batang setinggi dada (DBH). kandungan karbon, sebesar 0,47.

Analisis Data d. Penghitungan cadangan karbon per


hektar untuk biomassa di atas
a. Identifikasi jenis-jenis Mangrove
permukaan tanah menurut SNI
Analisis dilakukan dengan melihat bentuk 7724:2011
daun, buah, serta akar Identifikasi jenis
Rumus cadangan karbon per hektar;
mangrove menggunakan buku identifikasi
(Noor et al., 2006).

b. Analisis data biomassa dan karbon


mangrove Keterangan:
a. Analisis data biomassa batang Cn adalah kandungan karbon per hektar
mangrove menurut Komiyama (2005) pada masing-masing carbon
pool pada tiap plot, dinyatakan
Rumus biomassa pohon: dalam ton per hektar (ton/ha).
𝐵 = 0,251 𝜌 𝐷2,46 Cx adalah kandungan karbon pada
Keterangan : masing-masing carbon pool
𝐵 adalah Biomassa permukaan(kg) ρ pada tiap plot, dinyatakan
adalah Massa jenis kayu (cm) dalam kilogram (kg).
𝐷 adalah Diameter Pohon (cm) Iplot adalah luas plot pada masing-masing
pool, dinyatakan dalam meter
b. Analisis data biomassa atas permukaan persegi (m2) (SNI 7724:201)
mangrove menurut Komiyama et al.
(2008) dalam Kauffman and Donato
(2012)

66
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 2022 Volume 10 No. 1: 63-71

HASIL DAN PEMBAHASAN karena pada Stasiun ini ukuran diameter


pohon lebih besar dibandingkan dengan
Jenis-Jenis Mangrove
Stasiun 2 dan 3, dengan nilai rata-rata
Setelah diidentifikasi jenis-jenis
diameter pohon pada Stasiun 1 berjumlah
mangrove yang ditemukan di kawasan
11,60 cm; Stasiun 2 memiliki nilai rata-rata
pesisir Tatengesan, dengan menggunakan
diameter pohon 9,96 cm, dan pada
metode line transek yaitu, Rhizophora
Stasiun 3 yaitu jumlah rata-rata diameter
apiculata, Rhizophora mucronata, dan
pohon 10,08 cm, pada Stasiun 3 nilai rata-
Bruguiera gymnorrhiza. Sulawesi
rata diameter lebih tinggi dibandingkan
Utara memiliki 17 jenis mangrove dari 9
Stasiun 2. Dari data tersebut dapat
Famili dimana jenis yang dominan
dikatakan bahwa dalam perhitungan
ditemukan adalah Rhizophora, Bruguiera
Stasiun 1, memiliki nilai terbanyak dalam
dan Sonneratia (Karauwan, 2011).
kandungan biomassa dan jumlah rata-rata
Schaduw (2015) menemukan 7 spesies
diameter pohon. Stasiun 2, menempati
mangrove, yaitu Xylocarpus granatum,
tempat kedua dalam tingginya kandungan
Avicennia lanata, Avicennia marina,
biomassa, tetapi menempati urutan
Avicennia officinalis, Bruguiera
terakhir dalam jumlah rata-rata diameter
gymnorrhiza, Rhizophora apiculata, dan
pohon, paling sedikit kandungan biomassa
Sonneratia alba yang berasal dari family
ada pada Stasiun 3, tetapi untuk rata-rata
Avicenniaceae, Meliaceae,
jumlah diameter pohon Stasiun ini memiliki
Rhizophoraceae, dan Sonneratiaceae di
nilai yang lebih tinggi dari Stasiun 2. Hal ini
pesisir Desa Blongko. Perbedaan jenis
disebabkan karena jenis pohon, dimana
mangrove yang ditemukan pada penelitian
untuk mencari biomassa setiap jenis pohon
saat ini dengan yang diperlihatkan oleh
memiliki perhitungan yang berbeda. Nilai
penelitian-penelitian sebelumnya diduga
biomassa pada atas permukaan pohon
disebabkan oleh perbedaan lokasi
mangrove dapat dilihat pada gambar 2.
penelitian, habitat dan sifat-sifat fisika,
kimia perairan.

Biomassa Mangrove 45
39,25
Brown (1997) menyatakan bahwa 40
karbon atas permukaan

biomassa merupakan total jumlah materi 35 32,79


hidup di atas permukaan pada suatu pohon
mangrove (ton/ha)

dan dinyatakan dengan satuan ton berat 30


kering per satuan luas. 25,33
25
1). Biomasa atas permukaan mangrove 20
Biomassa mangrove yang ada di 15
wilayah pesisir Tatengesan. Kandungan 10
biomassa pohon pada stasiun 1, jumlah
5
biomassa sebesar 83,51 ton/ha; dan pada
Stasiun 2 yaitu jumlah biomassa pohon 0
mangrove sebesar 69,76 ton/ha, dan pada S1 2. Biomassa
Gambar S2atas permukaan
S3
Stasiun 3 jumlah kandungan biomassa mangrove tiap stasiun
sebesar 53,90 ton/ha. Dari ketiga Stasiun Rusdiana (2011) menyatakan
ini bisa dilihat Stasiun 1 memiliki nilai atau perbedaan biomassa pada masing-masing
kandungan biomassa yang lebih tinggi penutupan lahan dipengaruhi oleh jenis
dibandingkan dengan Stasiun 2 dan 3. pohon, kerapatan, faktor lingkungan yang
Jumlah biomassa tertinggi pada Stasiun 1,

67
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 2022 Volume 10 No. 1: 63-71

mencangkup penyinaran matahari, kadar diameter batang maka semakin besar pula
air, suhu dan kesuburan tanah yang biomassa akar yang dihasilkan. Catur dan
mempengaruhi laju fotosintesis. Imiliyana Sidiyasa (2006) juga Memberikan
et al. (2012) menyatakan bahwa informasi di mana biomassa bagian dari
biomassa akan mengalami peningkatan pohon bertambah sebanding dengan
seiring dengan bertambahnya usia semakin besar diameternya Pohon.
tanaman, hal ini disebabkan karena Secara umum, biomassa bagian tanaman
diameter pohon mengalami pertumbuhan (biomassa daun, biomassa cabang dan
melalui pembelahan sel yang berlangsung daun, biomassa batang, dan biomassa
secara terus menerus dan akan semakin akar) berkorelasi positif dengan diameter
lambat pada umur tertentu. dan tinggi total pohon.
Simpanan Karbon Mangrove
Menurut Murdiyarso (1999),
2). Biomasa bawah permukaan mangrove potensi penyerapan gas karbondioksida
Biomassa bawah permukaan (CO2) diperoleh melalui perhitungan dan
perkalian kandungan karbon terhadap
mangrove (akar) urutannya sama dengan
besarnya serapan karbondioksida (CO2).
biomassa atas permukaan permukaan
mangrove, dimana kandungan biomassa 1). Karbon atas permukaan mangrove
tertinggi berada pada Stasiun 1, dengan
jumlah biomassa bawa permukaan 35,10 Hasil estimasi kandungan karbon
ton/ha; pada Stasiun 2 dengan jumlah mangrove sama halnya dengan biomassa,
33,04 ton/ha, dan kandungan biomassa karena untuk menghitung berat karbon
ialah dengan mengetahui terlebih dahulu
bawa permukaan paling sedikit berada
biomassa, jadi nilai berat karbon urutannya
pada Stasiun 3 dimana jumlah biomassa sama dengan nilai biomassa, karena
akar 15,30 ton/ha. Nilai biomassa bawah tingginya nilai karbon tergantung dari nilai
permukaan dapat dilihat pada gambar 3. biomassanya. Pada Stasiun 1 jumlah
kandungan karbon sebesar 39,25 ton/ha;
Stasiun 2, jumlah kandungan karbon
18 sebesar 32,79 ton/ha dan pada Stasiun 3
16,50 15,53 jumlah kandungan karbon sebesar 25,33
16
ton/ha. Pada ketiga stasiun ini jumlah
karbon bawah permukaan

14 karbon yang paling banyak berada pada


mangrove (ton/ha)

12 Stasiun 1 karena, mangrove pada Stasiun


ini memiliki ukuran pohon dan diameter
10
yang besar dibandingkan dengan Stasiun
8 7,19 yang lain. Pada Stasiun 2 menempati
6 tempat kedua untuk nilai karbon, dan yang
paling sedikit kandungan karbon ialah
4 pada Stasiun 3 dimana pada Stasiun ini
2 jumlah biomassanya paling sedikit
sehingga kandungan karbonnya paling
0
sedikit dibandingkan dengan Stasiun 1 dan
S1 S2 S3
2. Kandungan karbon atas permukaan
Gambar 3. Biomasa bawah permukaan mangrove dapat dilihat pada gambar 4.
mangrove tiap stasiun

Rahmah et al. (2014) menyatakan


bahwa biomassa bawah permukaan (akar)
juga sangat tergantung kepada ukuran
diameter batang tanaman, semakin besar

68
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 2022 Volume 10 No. 1: 63-71

permukaan (akar) dapat dilihat pada


45 gambar 5.
40 39,25
32,79
karbon atas permukaan

35 18
16,50
mangrove (ton/ha)

16 15,53

karbon bawah permukaan


30
25,33 14

mangrove (ton/ha)
25
20 12

15 10

10 8 7,19
5 6
0 4
S1 S2 S3 2
0
Gambar 4. Karbon atas permukaan S1 S2 S3
mangrove tiap stasiun
Gambar 5. Karbon bawah permukaan mangrove
tiap stasiun
Chanan (2012) menyatakan bahwa
setiap peningkatan biomassa akan disertai
dengan peningkatan kandungan karbon. Chanan (2012) menyatakan
Dilanjutkan oleh Fathoni (2010), simpanan hubungan karbon dan biomassa memiliki
karbon pada tanaman yang berbeda jenis korelasi positif, sehingga segala sesuatu
dan umurnya berbeda, sehingga dengan yang mengarah pada peningkatan atau
bertambahnya umur tanaman maka penurunan biomassa akan menyebabkan
simpanan karbon dan kandungan peningkatan atau penurunan karbon,
biomassa cenderung lebih besar. Naisa (2017) menyatakan bahwa
kandungan karbon dalam akar cenderung
lebih sedikit karena media penyimpanan
2). Karbon bawah permukaan mangrove biomassa yang juga terbatas.
Hasil estimasi kandungan karbon
bawah permukaan (akar) mangrove, KESIMPULAN
seperti halnya dengan karbon atas Kesimpulan dari penelitian ini
permukaa (pohon) untuk menghitung adalah:
karbon pada akar juga menggunakan 1. Jenis-jenis mangrove yang ditemukan di
perhitungan biomassa terlebih dahulu. pesisir Tatengesan adalah 3 (tiga) jenis,
Jadi nilai berat karbon akar sama yaitu: Rhizophora apiculata, Rhizophora
urutannya dengan nilai biomass dan mucronata, dan Bruguiera gymnorhiza.
karbon pohon, dimana Stasiun 1, memiliki 2. Nilai kandungan biomassa mangrove
jumlah karbon akar terbanyak dengan nilai berkisar antara 69,2–118,61 ton/ha, dan
16,50 ton/ha; dan pada Stasiun 2 nilai simpanan karbon pada biomassa
menempati tempat ke dua dengan jumlah mangrove berkisar antara 32,52–55,75
kandungan karbon akar 15,53 ton/ha dan ton/ha.
pada Stasiun ke 3 dengan jumlah
kandungan karbon akar paling sedikit
dibandingkan stasiun 1 dan 2 dengan nilai
7,19 ton/ha. Kandungan karbon bawah

69
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 2022 Volume 10 No. 1: 63-71

DAFTAR PUSTAKA Mangrove Management Project,


Ministry of Forest Indonesia and
Agus, S., Hariah, K., Mulyani, A. 2011. Japan International Cooperation
Pengukuran Cadangan Karbon Agency.
Tanah Gambut. Balai Besar Komiyama, A., Poungparn S., Kato, S.
Penelitian Pengembangan 2005. Common Allometric
Sumberdaya Lahan Pertanian Bogor. Equantions For Estimating The Tree
Universitas Brawijaya. Malang Weight Of Mangroves. Jurnal of
Brown, S. 1997. Estimating Biomass And Tropical Ecology, 21(4), 471-477.
Biomass Change Of Tropical Forest. Kauffman, J.B., Kurnianto, S., Donato, D.,
A Primer, FAO. Forestry Paper No. Stidham, M., Kanninen, M. 2009.
134. FAO, USA. Carbon Storage In Mangrove And
Catur, K., Sidiyasa, 2006. Model Peatland Ecosystems. Center For
Pendugaan Biomassa Pohon. International Forestry Research
Chanan, M. 2012. Pendugaan Cadangan (CIFOR). Mahoni (Swietenia
Karbon (C) Tersimpan di Atas macrophyla King) Di Atas
Permukaan Tanah pada Vegetasi Permukaan Tanah. Jurnal
Hutan Tanaman Jati (Tectona Penelitian Hutan dan Konservasi
Grandis Linn. F) (Di RPH Sengguruh alam, 3(1), 1-10.
BKPH Sengguruh KPH Malang Murdiyarso, D. 1999. Perlindungan Atmosfer
Perum Perhutani II Jawa Timur). Melalui Perdagangan Karbon:
Jurnal Gamma, 7(2), 61-73. Paradigma Baru Dalam Sektor
Fathoni, T. 2010. Cadangan Karbon Pada Kebutuhan. Orasi Ilmiah Guru Besar
Berbagai Tipe Hutan dan Jenis Tetap Ilmu Atmosfer. Fakultas MIPA
Tanaman Di Indonesia. Pusat IPB. Bogor. 47 hal.
Penelitian dan Pengembangan Noor, Y.R.M. Khazali, I.N.N. Suryadiputra.
Perubahan Iklim dan Kebijakan. 1999. Panduan Pengenalan
Kampus Balitbang Kehutanan. Mangrove di Indonesia. PKA/WI-IP,
Bogor. Bogor.
Harahab, 2010. Penilaian Ekonomi Noor, R., Yus., Khazali, M., Suryadiputra
Ekosistem Hutan Mangrove dan I.N.N. 2006. Panduan pengenalan
Aplikasinya dalam Perencanaan mangrove di Indonesia.PHKA/WI IP.
Wilayah Pesisir. Graha Ilmu. Bogor.
Yogyakarta Prihadi, D. J., Riyantini, I. R., Ismail, M. R.
Imiliyana, I.M., Muryono, Purnobasuki, H. 2018. Pengelolaan Kondisi
2012. Estimasi Stok Karbon pada Ekosistem Mangrove dan Daya
Tegakan Pohon Rhizophora stylosa Dukung Lingkungan Kawasan
di Pantai Camplong, Samping- Wisata Bahari Mangrove Di
Madura. Fakultas Matematika dan Karangsong Indramayu. Jurnal
Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Kelautan Nasional, 1(1).
Teknologi Sepuluh November. https://doi.org/i1.6748
Karauwan, M. 2011. Kondisi Ekosistem Rahma, F., H, Basri., Sufardi. 2014. Potensi
Mangrove Di Kecamatan Bunaken Karbon Pada Lahan Mangrove Dan
Sulawesi Utara.Jurnal. Ekowisata Tambak Di Kawasan Pesisir Kota
Edisi II. Banda Aceh. Jurusan Konservasi
Kitamura, S., Anwar, C., Chaniago, A., Sumberdaya Lahan, Fakultas
Baba, S. 1997. Handbook of Pertanian Unsyah. Darusalam
Mangroves in Indonesia; Banda Aceh. 4-1.
Bal & Lombok.Denpasar: The
Development of Sustainable

70
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 2022 Volume 10 No. 1: 63-71

Rusdiana, O., Sugirahayu, L. 2011. masyarakat Desa Blongko


Perbandingan Simpanan Karbon Kecamatan Sinonsayang Kabupaten
pada Beberapa Penutupan Lahan di Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi
Kabupaten Paser, Kalimantan Timur Utara. Jurnal LPPM Bidang Sains
Berdasarkan Sifat Fisik dan Sifat dan Teknologi, 2(1), 89-102.
Kimia Tanahnya. Jurnal Silvikultur Tiolong, G. M., Rumengan, A. P., Sondak, C.
Tropika, 2(3), 149-155. F. A., Boneka, F. B., Mamangkey, N.
G., Kondoy, C. 2019. Estimasi
SNI. 2011. Pengukuran Dan Penghitungan
Karbon Vegetasi Mangrove Di
Cadangan Karbon –Pengukuran
Kelurahan Pintu Kota Kecamatan
Lapangan Untuk Penaksiran
Lembeh Utara Kota Bitung. Jurnal
Cadangan Karbon Hutan (Ground
Pesisir Dan Laut Tropis, 7(2), 98.
Based Forest Carbon Accounting),
https://doi.org/10.35800/jplt.7.2.2019
SNI 7724.
.24215
Schaduw, J. N. 2015. Bioekologi mangrove
daerah perlindungan laut bebasis

71

Anda mungkin juga menyukai