0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan10 halaman

Sempro Hanif

Diunggah oleh

Hanif Nurhaq
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan10 halaman

Sempro Hanif

Diunggah oleh

Hanif Nurhaq
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 10

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA PASIEN DENGAN

POST OP APENDIKTOMI DI RUANG X


RSUD X

PROPOSAL KARYA TULIS ILMAH

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan


Pendidikan Program Diploma III Keperawatan
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Serulingmas Cilacap

Disusun Oleh:
HANIF NURHAQ
22.03.0078

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SERULNGMAS CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2024/2025
PERSETUJUAN

PROPOSAL KARYA TULIS LMIAH

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dengan Post Apendiktomi


di RSUD X telah disetujui untuk diajukan ke
Uji Seminar Proposal Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh:
HANIF NURHAQ
NIM: 22.03.0078

Pembimbing I

Budi Priyanto,Ns.,M.Kep
NIK:

Pembimbing II

Arif Hendra Kusuma,Ns.,M.Kep


NIK: 69110987
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Apendisitis atau usus buntu merupakan penyakit yang menjadi
penyebab kematian yang paling tinggi di dunia, karena angka kejadian
penyakit apendisitis tinggi di setiap negara. Apendisitis bisa terjadi
karena peradangan (Hidayat, 2020). Peradangan bisa muncul secara
mendadak pada apendiks atau usus buntu, dimana usus buntu adalah
saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus
besar atau sekum. Penyebab apendisitis adalah inflamasi akibat adanya
sumbatan lumen apendiks yang disebabkan oleh hiperplasia jaringan
limfe, fekalit, tumor apendiks, dan cacing askaris, selain itu apendisitis
juga dapat terjadi akibat adanya erosi mukosa apendiks karena parasit
seperti E.Histolytica (Afriani Erlina, 2020).

Apendisitis yang tidak segera ditangani akan menimbulkan


komplikasi seperti perforasi, peritonitis, plylefblitis dan satusatunya cara
penanganan adalah pembedahan apendiktomi. Tindakan pembedahan
bermanfaat untuk mengangkat apendiks yang bertujuan menurunkan risiko
perforasi. Pembedahan itu menimbulkan efek nyeri karena terputusnya
jaringan kontinuitas kulit, nyeri akan dirasakan selama berhari-hari,
berminggu-minggu atau bahkan hingga 3 bulan setelah dilakukannya post
operasi apendiktomi (Astuti et al., 2020).

Menurut Dareh, (2020) data dari WHO (World Health


Organization) menyebutkan bahwa insiden apendisitis pada tahun 2014
menempati urutan delapan sebagai penyebab utama kematian di dunia dan
di perkirakan pada tahun 2020 akan menjadi penyebab kematian kelima di
seluruh dunia. Angka kejadian apendisitis di Indonesia dilaporkan sekitar
95/1000 penduduk dengan jumlah kasus sekitar 10 juta setiap tahunnya
dan merupakan kejadian tertinggi di ASEAN (Depkes, 2018). Di Asia
Tenggara, Indonesia menempati urutan pertama sebagai angka kejadian
Apendisitis akut dengan prevalensi 0.05%, diikuti oleh Filipina sebesar
0.022% dan Vietnam sebesar 0.02%. Menurut penelitian Anggraini Wirda,
(2020) kasus apendisitis yang ada di data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa
Timur tahun 2017 sebanyak 5.980 penderita dengan 177 penderita
berakibat kematian. Orang yang sangat berisiko terkena penyakit
apendisitis terbanyak berjenis kelamin laki-laki dengan presentase 72,2%
sedangkan berjenis kelamin perempuan hanya 27,8%. Hal ini dikarenakan
laki-laki lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah untuk bekerja
dan lebih cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji, sehingga hal ini
dapat menyebabkan beberapa komplikasi atau obstruksi pada usus yang
bisa menimbulkan masalah pada sistem pencernaan salah satunya yaitu
apendisitis (Erianto et al. 2020).
Prevalensi data yang didapatkan dari hasil studi pendahuluan pada
tanggal X di Ruang X Rumah Sakit Umum Daerah X Kabupaten X, klien
yang mengalami apendisitis dengan indikasi operasi pada tahun 2024
terdapat…. .Klien yang telah menjalani operasi apendisitis mengalami
masalah keperawatan Nyeri Akut
Nyeri pasca operasi dirasakan pada daerah pusar menjalar ke
daerah perut kanan bawah. Penatalaksanaan nyeri dapat dilakukan
dengan tekhnik non farmakologi yaitu pemberian aromaterapi lavender
dan tekhnik farmakologi yaitu pemberian obat sesuai dengan advice
dokter. Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat
individual. Klien merespon nyeri yang dialami dengan cara, misalnya
berteriak, meringis, dan lain-lain. Terapi farmakologi merupakan
pendekatan kolaborasi antara perawat dan dokter dalam memberikan obat
untuk menghilangkan sensasi nyeri. Sedangkan terapi non farmakologi
adalah pemberian aromaterapi lavender, hipnotis, relaksasi nafas dalam
(Afriani Erlina,2020).
Pemberian terapi aromaterapi lavender dapat membuat relaksasi
saraf dan otot yang tegang Lavender merupakan salah satu minyak
essensial analgesik yang mengandung 8% etena dan 6% keton. Keton yang
ada di lavender dapat menyebabkan peredaan nyeri dan peradangan, juga
membantu dalam tidur. Sedangkan etena merupakan senyawa kimia
golongan hidrokarbon yang berfungsi dalam bidang kesehatan sebagai
obat bius. Kelebihan lavender dibanding dengan aroma yang lain karena
aromaterapi lavender sebagian besar mengandung linalool (35%) dan
linalyl asetat (51%) yang memiliki efek sedatif dan narkotik. Secara fisik
baik digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, sedangkan secara psikologis
dapat merilekskan pikiran, menurunkan ketegangan dan kecemasan serta
memberi ketenangan (Putri, 2019). Studi kasus ini menggunakan terapi
pemberian aromaterapi lavender. Terapi aromaterapi lavender ini dipilih
karena mudah dalam penerapannya, dan kandungan di dalamnya sangat
bermanfaat untuk menurunkan nyeri dan memberikan efek relaksasi.
Terapi ini diberikan pada klien yang post operasi apendiktomi 2-3 jam
setelah menjalani operasi.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
dengan Aromaterapi Lavende Essensial oil untuk insensitas nyeri pada
pasien Post Op Apendiktomi di ruang X RSUD X
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Post
Op Apendiktomi, penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan
sesuai dengan kewenangan perawat dan standar operasional asuhan
keperawatan yang berlaku dan memberikan pengalaman yang nyata
pada penulis.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Post Op
Apendiktomi,penulis dapat:
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan
dengan Post Op Apendiktomi di RSUD X
b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
dengan Post Op Apendiktomi di RSUD X
c. Mampu menyusun diagnosa pada pasien dengan dengan Post Op
Apendiktomi di RSUD X
d. Mampu menyusun intervensi keperawatan dengan Aromaterapi
lavender essensial oil pada pasien dengan dengan Post Op
Apendiktomi di RSJD X
e. Mampu menerapkan implementasi tindakan Keperawatan pada
pasien dengan Post Op Apendiktomi di RSUD X
f. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan dengan Post
Op Apendiktomi di RSUD X
g. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
sesuai proses asuhan keperawatan di RSUD X

D. Manfaat Studi Kasus


1. Mahasiswa
Memberikan pengalaman yang nyata tentang pengelolaan asuhan
keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat melakukan Aromaterapi
lavender essensial oil dapat mengontrol Insensitas Nyeri pada pasien
dengan Post Op Apendiktomi
2. Rumah Sakit
Sebagai bahan masukkan bagi Rumah Sakit agar termotivasi untuk
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Post Op
Apendiktomi secara maksimal.
3. Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukkan dalam kegiatan proses belajar mengajar
tentang asuhan keperawatan pada pasien Post Op Apendiktomi dan
dapat digunakan sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan
gambaran tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan Post Op
Apendiktomi
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan proposal karya tulis ilmiah dengan judul
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Post Op Apendiktomidi
Ruang X RSUD X terdiri dari 3 Bab yang meliputi:
1. BAB I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari empat sub bab yaitu tentang latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat studi kasus serta
sistematika penulisan.
2. BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tentang konsep dasar yang dibahas dan konsep
asuhan keperawatan yang berhubungan dengan studi kasus yang sesuai
dengan teori yang jelas. Adapun sub bab yang dituliskan adalah
sebagai berikut yang meliputi: pengertian, etiologi, tanda dan gejala,
psikopatologi, psikodinamika/pohon masalah, pemeriksaan penunjang,
penatalaksanaan medis dan keperawatan. Asuhan keperawatan yang
meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, dan rencana keperawatan,
serta berisi penerapan berdasarkan hasil penelitian.
3. BAB III Metodologi Penelitian
Pada metodologi penelitian proposal KTI meliputi rancangan studi,
subyek studi kasus, metode pengumpulan data, instrumen studi kasus,
pross studi yang terdiri dari identifikasi kasus, pemilihan kasus, kerja
lapangan, pengolahan data, interpretasi data, tempat dan waktu serta
etika studi kasus.

Anda mungkin juga menyukai