Laporan PKL Anggi Fitri Nurhalimah - 20250117 - 083836 - 0000
Laporan PKL Anggi Fitri Nurhalimah - 20250117 - 083836 - 0000
Disusun oleh:
ANGGI FITRI NURHALIMAH
NISN: 0062473865
Disusun oleh:
ANGGI FITRI NURHALIMAH
NISN: 0062473865
Disusun oleh:
ANGGI FITRI NURHALIMAH
NISN: 0062473865
Mengetahui
Ketua Kompetensi Keahlian Tata Busana
II
LEMBAR PENETAPAN
Ditetapkan di Sumedang
Tanggal...., Oktober 2025
Mengetahui,
Kepala SMK YPPS SUMEDANG
III
KATA PENGANTAR
Sumedang,
10 Januari 2025
IV
UCAPAN TERIMAKASIH
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini
banyak melibatkan orang-orang yang sangat berjasa bagi penulis. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa hormat serta ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
2. Yth, ibu Annisa Annur, S. Pd. Selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum
SMK YPPS Sumedang.
3. Yth, ibu Rika Kartini, S. Pd. Selaku wakil kepala sekolah dibidang kesiswaan
SMK YPPS Sumedang.
4. Yth, ibu Fina Indriani, S. Pd. I. Selaku ketua kompetensi Tata Busana dari
SMK YPPS Sumedang.
5. Yth, ibu Elis Kurniasari, S. Pd. Selaku wali kelas dan guru pembimbing dari
SMK YPPS Sumedang.
6. Yth, ibu Tini Hartini, S. Pd. Selaku direktur Studio Jahit Rafarya Bandung.
V
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................I
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................II
LEMBAR PENETAPAN..........................................................................III
KATA PENGANTAR...............................................................................IV
UCAPAN TERIMAKASIH......................................................................V
DAFTAR ISI.............................................................................................VI
DAFTAR GAMBAR.................................................................................VIII
DAFTAR BAGAN....................................................................................X
DAFTAR TABEL.....................................................................................XI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
1.1. Latar Belakang Laporan PKL...............................................................1
A. Sejarah Perusahaan..........................................................................2
B. Visi...................................................................................................3
C. Misi..................................................................................................3
D. Slogan..............................................................................................3
E. Struktur Organisasi..........................................................................3
F. Strategi Marketing...........................................................................4
G. Disiplin Kerja..................................................................................5
VI
2.3. Alat dan Bahan........................................................................................ 6
BAB IV TEMUAN..................................................................................... 25
BAB V PENUTUP..................................................................................... 27
5.1. Kesimpulan............................................................................................. 27
5.1. Saran....................................................................................................... 27
LAMPIRAN.............................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 35
VII
DAFTAR GAMBAR
VIII
Gambar 3.4. Cutting............................................................................................................ 22
Gambar 3.5. Menjelujur....................................................................................................... 22
Gambar 3.6. Menjahit.......................................................................................................... 22
Gambar 3.7. Membuat kancinh bungkus............................................................................. 22
Gambar 3.8. Mempayet........................................................................................................ 23
Gambar 3.9. Hasil................................................................................................................ 24
IX
DAFTAR BAGAN
X
DAFTAR TABEL
XI
BAB I
PENDAHULUAN
4. Memacu peningkatan kualitas sistem pembelajaran dan perilaku kerja di duia kerja.
5. Untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan sertifikat pengakuan praktik
kerja lapangan.
1
BAB II
PROSES KEGIATAN
Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan selama enam
bulan terhitung pada tanggal 01 Juli 2024 sampai dengan tanggal 31 Desember 2024.
Tempat pelaksanaan PKL di Butik Rafarya yang terletak di jalan Puri Cipageran Indah 1
blok E no.69 A RT 01/RW 24 Cipageran Cimahi utara kota Cimahi. 4051.
2.1
(Foto Perusahaan Studio Jahit Rafarya)
Sejarah berdirinya "Studio Jahit Rafarya" berawal dari seorang perempuan muda bemarma
Tini Hartini. Sejak bersekolah di SMKK Negeri Garut jalan Merdeka tahun 1994, sekarang
dikenal dengan nama sekolah SMKN 3 Garut. Beliau mengambil jurusan Tata Busana dan
lulus tahun 1996. Saat kelas 2, beliau mendapatkan juara ketiga perlombaan LKS (Lomba
Ketrampilan Siswa) se-SMK provinsi Jawa Barat untuk desain modifikasi kebaya Sunda.
Duri sana beliau mengikuti dunia mode khususnya mendesain dan menjahit kebaya
Setelah lulus SMKK beliau melanjutkan kuliah di Jurusan Pendidikan Tata Busana
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, beliau mengambil spesialisasi busana butik.
Untuk mengisi waktu luang, beliau menerima jasu jahit dari lingkungan sekitar dan teman-
temannya, selain untuk menambah penghasilan, juga untuk meningkatkan ketrampilan
dalam mendesain dan menjahit pakaian wanita dan kebaya.
2
Setelah kuliah beliau mengembangkan desainnya dengan membuka studio jahit dengan
nama Studio Jahit Rafarya. Rafarya berasal dari dua nama anaknya yaitu Rafa dan Arya.
Awalnya, studio jahit mengeluarkan merk Shula di tahun 2001, kemudian di tahun 2016
mengeluarkan merk Rafarya.
Sejak tahun 2006, Ibu Tini pindah ke J1 Purimas No 69A PCI 1 Cimahi dan menetap disana
hingga sekarang. Mulai saat itu Studio Jahit Rafarya menerima pesanan busana pengantin,
busana pesta, dan modifikasi kebaya
B. Visi
Menjadikan Studio Jahit Rafarya sebagai sahabat desainer dan jahit bagi wanita.
C. Misi
Memberikan pelayanan jasa jahit yang prima melalui pengerjaan metode butik dengan
mengutamakan kualitas jahitan, kerapihan jahitan, kekinian model dan kesesuaian model
serta melakukan perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan kepuasan. konsumen.
D. Slogan
"Fit Your Style" mempunyai makna bahwa setiap busana yang dihasilkan oleh Rafarya
memenuhi selera, keinginan dan gaya para konsumen.
E. Struktur Organisasi
Direktur
Tini Hartini
Supervisor
JuniPurwanto
3
F. Strategi Marketing
Strategi pemasaran untuk layanan jasa jahit perlu mencakup berbagai aspek untuk
menarik pelanggan potensial dan membangun basis klien yang setia Berikut adalah beberapa
langkah strategi pemasaran:
1. Segmentasi Pasar: Identifikasi segmen pasar yang berpotensi tertarik dengan layanan
jasa jahit Rafarya. Segmen pasar untuk jasa jahit, pasar menengah ke atas, segmen
butik dengan harga biaya jasa jahit terjangkau. Kualitas jahit atas dengan harga
menengah.
2. Berkomunikasi Melalui Media Sosial Memanfaatkan platform media sosial seperti
Instagram (Studio Jahit Rafarya), Facebook (Studio Jahit Rafarya), dan Google ads
(www.rafarya.com) untuk memamerkan portofolio karya jahit Rafarya. Posting foto
dan video proses pembuatan pakaian, serta menampilkan hasil akhir dapat menarik
perhatian pelanggan potensial.
3. Buat Situs Web www.rafarya.com untuk menampilkan tentang layanan Rarfarya,
portofolio, daftar harga, dan cara menghubungi Rarfarya. Berisi juga konten-konten
terkait seperti tren fashion terbaru, atau panduan memelihara pakaian.
4. Kemitraan dengan Penyedia Bahan: Jalin hubungan dengan toko-toko kain lokal
atau penyedia bahan. Hal ini bisa membantu Rafarya mendapatkan bahan berkualitas
dengan harga lebih baik, dan Rarfarya juga bisa merujuk pelanggan ke toko tersebut.
5. Pelayanan Pelanggan yang Unggul: memberikan pelayanan pelanggan yang ramah,
responsif, dan profesional. Tanggapi pertanyaan dan permintaan pelanggan dengan
cepat, dan pastikan mereka merasa didengar dan dihargai.
6. Promosi Untuk membangun basis pelanggan awal, pertimbangkan penawaran
khusus atau diskon kepada pelanggan pertama. Hal ini dapat membantu membangun
loyalitas awal dan menciptakan testimoni positif.
7. Testimoni dan Ulasan memintalah pelanggan Rarfarya yang puas untuk memberikan
ulasan dan testimoni tentang layanan Rarfarya. Ulasan positif dapat membangun
kepercayaan pada calon pelanggan.
8. Iklan menggunakan iklan google adsense untuk menjaring calon konsumen yang
mencari layanan jasa jahit butik melalui google search engine, area iklan di Jawa Barat
dan Jakarta.
9 Kualitas Terjamin Pastikan pekerjaan Rafarya memiliki kualitas yang tinggi.
Hasil yang bagus akan membuat pelanggan puas dan mungkin merujuk Rarfarya
kepada teman dan keluarga.Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan target
pasar dan lingkungan bisnis Rafarya. Dengan teerus mengikuti tren terbaru dalam
industri fashion dan selalu beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan Rafarya.
4
G. Disiplin Kerja
3. agenda harian (jurnal) sesuai dengan bidang pekerjaan sesuai yang di laksanakan
setiap hari dan disahkan oleh instruktur atau pembimbing di tempat PKL.
6. Mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di tempat PKL dengan seijin instruktur atau
pembimbing.
7. Berperilaku sopan, jujur, tanggung jawab, berinisiatif dan kreatif terhadap pimpinan,
petugas lain dan instruktur atau pembimbing.
8. Menggunakan pakaian yang sopan dan rapi sesuai dengan ketentuan tempat PKL.
9. Memberi salam pada waktu datang, memohon diri pada waktu mau pergi dari
tempat PKL
11. Melaporkan dengan segera kepada guru pembimbing disekolah atau petugas
yang ditunjuk apabila menghadapi kesulitan.
12. Menaati peraturan dan menggunakan alat/bahan yang dipakai dalam praktik.
13. Melaporkan dengan segera kepada petugas yang berwenang apabila terjadi
kerusakan atau kesalahan dalam mengambil alat/bahan.
14. Membersihkan dan mengatur kembali alat-alat. dengan rapi seperti semula
apabila akan meninggalkan tempat PKL.
5
2.3. Alat dan Bahan
Mesin jahit high speed adalah mesin jahit
yang memiliki kecepatan tinggi dan
digunakan untuk menjahit pakaian dalam
jumlah besar.
2.2
Mesin obras high speed adalah mesin jahit
yang memiliki kecepatan tinggi dan
digunakan untuk menghasilkan jahitan yang
rapi dan kuat pada tepi kain.
2.3
Mesin jahit portable adalah mesin jahit yang
ukurannya kecil dan dapat dipindahkan
dengan mudah dan memiliki beberapa
fungsi, seperti: Membuat jahitan zig-zag,
Membuat lubang kancing, Menjahit semi
obras, Membuat bordir manual.
2.4
Setrika uap adalah alat yang digunakan
untuk menyetrika pakaian dengan cara
mengeluarkan uap air. Uap air yang
dihasilkan setrika uap membantu
melemaskan serat kain sehingga kerutan
lebih mudah dihilangkan.
2.5
6
Alat kancing hand press adalah alat
untuk menyatukan kancing dengan
kain. Alat ini juga bisa digunakan
untuk membungkus kancing.
2.6
Gunting benang adalah alat untuk
memotong benang atau membuang
benang sisa yang ada pada kain.
Gunting ini umumnya digunakan saat
menjahit di mesin.
2.7
Sekoci mesin jahit adalah tempat
untuk meletakkan kumparan benang,
sedangkan palet adalah tempat untuk
menampung benang pada mesin jahit.
2.8
Jarum kecil yang memiliki kepala
cembung atau tonjolan kecil dan
bundar. Jarum ini digunakan untuk
menahan kain agar tidak mudah
bergeser.
2.9
7
Benang jahit adalah serat yang dipilin dan
digunakan untuk menyambung potongan
kain, bulu, atau kulit binatang menjadi
pakaian, aksesori, dan produk tekstil
lainnya. Benang jahit dapat dibuat dari
berbagai bahan, baik alami maupun sintetis.
2.10
Benang obras adalah benang khusus yang
digunakan untuk merapikan tepi kain.
Proses merapikan tepi kain dengan benang
obras disebut obras.
2.11
Hanger atau gantungan pakaian adalah alat
yang digunakan untuk menggantung
pakaian agar tetap rapi dan tidak kusut.
Hanger dapat digunakan untuk
menggantung berbagai jenis pakaian, seperti
kemeja, blus, jas, celana, dan lain-lain.
2.12
Viselin adalah kain pelapis yang terbuat dari
serat halus dan sering digunakan untuk
memperkuat kain utama. Viselin biasanya
dipasang di sisi non-motif kain utama.
2.13
8
Kain keras adalah kain yang digunakan
untuk melapisi atau mengeraskan bagian-
bagian tertentu pada pakaian, tas, dan
aksesoris. Kain keras juga disebut sebagai
kain interlining.
2.14
Gunting kain dan gunting kertas adalah alat
potong yang berbeda fungsi dan bentuknya.
Gunting kain biasanya digunakan untuk
memotong kain, sedangkan gunting kertas
digunakan untuk memotong kertas.
2.15
Pola kerah adalah pola dasar yang
menggambarkan garis perubahan kerah
pada busana. Pola kerah ini kemudian
digunting dan dipisahkan sesuai dengan
garis dan bentuknya.
2.16
Tricot adalah kain rajutan lungsin yang
memiliki tenunan zigzag. Kain ini memiliki
permukaan yang halus di satu sisi dan
bertekstur di sisi lainnya. Tricot bisa terbuat
dari serat alami atau sintetis, seperti wol,
sutra, atau nilon.
2.17
9
Kain keras ban pinggang adalah kain keras
yang dijahit pada ban pinggang untuk
memberikan dukungan ekstra pada
pinggang.
2.18
Karet elastis adalah benda yang memiliki
sifat elastis, yaitu kemampuannya untuk
kembali ke bentuk semula setelah ditarik
atau diberi gaya. Karet elastis terbuat dari
bahan elastis seperti lateks, poliuretana,
atau neoprene.
2.19
Pita satin yang berukuran kecil dan
digunakan untuk berbagai keperluan,
seperti hiasan, aksesoris, dan dekorasi.
Dapat juga dijadikan untuk
menggantungkan rok atau celana dijahit
disisi bagian dalam rok.
2.20
Resleting biasa adalah resleting yang
giginya terbuat dari plastik/besi dan dapat
digunakan untuk berbagai proyek, seperti
baju, rok, celana, dan craft.
2.21
10
Resleting jepang adalah sebutan untuk
resleting YKK, yang merupakan salah satu
merek resleting yang terkenal dengan
kualitasnya. Resleting YKK diproduksi
oleh perusahaan Yoshida Kōgyō
Kabushikigaisha di Jepang. Berfungsi
untuk menyatukan belahan kain.
2.22
Obeng mesin obras adalah alat yang
digunakan untuk membuka baut jarum
pada mesin jahit obras. Obeng ini
berbentuk hexagonal atau L.
2.23
Obeng mesin jahit adalah alat yang
digunakan untuk membuka, mengatur, dan
memperbaiki mesin jahit. Obeng mesin
jahit dapat digunakan untuk berbagai
keperluan, seperti membuka baud sepatu,
jarum, dan plat jarum.
2.24
Manekin adalah boneka yang berbentuk
manusia yang digunakan untuk
memamerkan pakaian atau produk fesyen
lainnya. Manekin juga disebut boneka
etalase.
2.25
11
Label perusahaan adalah bagian dari produk
yang berisi informasi mengenai produk dan
perusahaan yang memproduksinya. Label
perusahaan biasanya berupa nama atau
merek produk.
2.26
Pendedel adalah alat kecil yang digunakan
untuk memotong dan melepas benang dari
kain. Pendedel juga dikenal sebagai seam
ripper atau peretas jahitan.
2.27
Meteran jahit adalah alat ukur panjang yang
digunakan untuk mengukur tubuh, kain,
dan pola jahit. Meteran jahit juga dikenal
sebagai meteran kain atau pita ukur.
2.28
Kapur jahit adalah alat yang digunakan
untuk menandai pola pada kain. Kapur jahit
berbentuk lempengan dan tersedia dalam
berbagai warna.
2.29
12
Kancing kait kecil adalah kancing hak
(hook and eye fastenings) yang berukuran
kecil dan digunakan untuk membuka dan
menutup bagian depan kebaya dll.
2.30
Kancing kait besar adalah kancing hak
yang berukuran besar dan berfungsi untuk
mengaitkan ban pinggang celana atau rok
atau celana. Kancing kait besar juga
dikenal dengan nama hook and eye
fastenings.
2.31
Jarum mesin jahit adalah alat yang
digunakan untuk menembus kain dan
merapikannya dengan bantuan benang.
Jarum mesin jahit memiliki bentuk bulat
panjang, kecil, dan berujung runcing.
2.32
Jarum jahit tangan adalah alat yang
digunakan untuk menjahit dengan tangan.
Jarum jahit tangan berbentuk batang
panjang dan ramping dengan ujung runcing
dan lubang untuk menampung benang.
2.33
13
Penggaris pola adalah alat jahit yang
digunakan untuk membuat garis pada kertas
pola. Penggaris pola dapat membantu
membuat pola jahitan yang presisi.
2.34
Biasa disebut kancing jepret atau kancing
tekan, atau kancing cetet. Biasanya memiliki
4 lubang di sisi-sisinya untuk jalur masuknya
benang jahitan. Kancing jenis ini digunakan
untuk melekatkan 2 sisi kain tanpa harus
terlihat dari sebelah luar. Terdiri dari 2
bagian, yaitu bagian yang cembung dan
bagian yang cekung.
2.35
Kaleng kancing bungkus merupakan
cetakan untuk membuat kancing bungkus
agar kain yang akan dijadikan kancing
membentuk kancing yang sempurna dan
sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
2.36
Sepatu resleting Jepang adalah alat bantu
menjahit resleting yang digunakan pada
mesin jahit. Sepatu ini dapat digunakan
untuk menjahit resleting pada berbagai jenis
pakaian, seperti baju formal dan informal.
2.37
14
2.4. Proses Kerja
A. Uraian kerja di Studio Jahit Rafarya
1. Desain
adalah pembuatan model atau bentuk pakaian yang akan dibuat, Proses ini berupa
tahap awal pada pembuatan pakaian, pembuatan model disesuaikan dengan
kemauan dari pemesan.
3. Sizing/Pengukuran
Melakukan pengukuran sesuai dengan proporsi tubuh pemesan dengan
menggunakan pola standar.
4. Pembuatan Pola
pola yang akan dipakai sesuai dengan desain dan ukuran yang telah ditentukan.
5. Cutting/Pemotongan
Proses pemotongan bahan yang sesuai dengan pola yang sudah ditentukan.
6. Menjahit
Proses ini dilakukan untuk menyatukan kembali potongan-potongan kain sesuai
pola, untuk menghasilkan bentuk pakaian sesuai dengan ukuran dan desain yang
sudah ditentukan.
7. Accessories
Menyempurnakan bentuk pakaian dengan memasang accessories supaya pakaian
terlihat menarik.
8. Finishing
Proses pengerjaan akhir waktu produksi yang meliputi:
a. Triming, yaitu membersihkan sisa-sisa benang pada baju yang sudah dijahit
agar terlihat lebih rapih dan bersih.
b. Streaming, yaitu proses penyetrikaan dengan menggunakan setrika uap.
c. Packing, yaitu proses pengemasan.
15
B. Kegiatan ditempat Industri
Kegiatan di bulan Juli :
Memasang kancing
Mengesom
Pressing
Membuat fragmen kerah shanghai
Membuat kancing bungkus
Menjahit celana anak
Menjelujur
Menjahit sarung
Menjahit rok sarung jadi
Mencantum
Mendedel
Belanja kebutuhan butik
Merombak
Memasang tricot
Mengobras
Menjahit rok rempel SD
Menjahit seragam SD
Menempel vislin
Membuat fragmen kerah kemeja
Mempayet
Packing
Kegiatan di bulan Agustus :
Mengesom
Menjelujur
Merombak
Mempayet
Mendedel
Membuat kancing bungkus
Menjahit obi
Merombak
Memasang kancing
Menjahit kemeja
Menjahit celana kulot karet pinggir
Cutting bahan untuk celana
Cutting bahan untuk kemeja
Merader
Melamban
16
Kegiatan di bulan September:
Belanja kebutuhan butik
Menjelujur
Merombak
Mengesom
Memasang kancing
Melamban
Merader
Mempayet
Packing
Memasang label
Memotong bahan untuk cadar
Menjahit cadar
Mengobras
Mendedel
18
BAB III
TUGAS AKHIR
Menurut sejarah, kemunculan kebaya di Indonesia bermula pada sekitar abad ke-15
atau ke-16. Sebutan "Kebaya" merupakan kata yang berasal dari "Abaya" yang artinya
jubah atau pakaian.
Kebaya Encim. Dari namanya saja sudah menunjukkan adanya budaya China
dalam kebaya tersebut.
19
3.4. Pembuatan Kebaya
1. Membuat Desain
(Sesuai yang diinginkan).
3.1
2. Mengukur
(menggunakan ukuran sendiri).
Ukuran kebaya:
Lingkar badan 84 Panjang muka 40
Lebar punggung 35 Lebar muka 33
Lingkar pinggang 63 Panjang tangan 25
Kerung lengan 40 Tinggi dada 24
Lingkar panggul 92 Jarak dada 18
Lingkar bisep 30 Panjang baju 55
Lebar bahu 36/10 Panjang punggung 42
Ukuran rok:
Lingkar pinggang 63
Lingkar panggul 92
Panjang rok 105
Tinggi panggul 18
20
3. Pemilihan kain
(pemilihan & pembelian kain sesuai yang diinginkan).
3.2
4. Pola
(membuat pola kebaya & rok).
3.3
21
5. Cutting
(memotong kain sesuai pola).
3.4
6. Menjelujur
(menyatukan brokat dengan satin agar memudahkan kita
saat menjahit).
3.5
7. Menjahit
(menyatukan potongan-potongan kain yang telah dipotong).
3.6
22
8. Membuat kancing bungkus
(digunakan dibagian belakang kebaya).
3.7
9. Mempayet
(memasang mutiara dll, bertujuan untuk mempercantik kebaya).
3.8
23
10. hasil
3.9
24
BAB IV
TEMUAN
2. Keleluasaan yang 100% diberikan kepada peserta PKL untuk pekerjaan- pekerjaan
tertentu yang tidak beresiko dan sudah dipastikan kompetensi dikuasai peserta PKL
dan tentu saja dibawah bimbingan dan pengawasan pembimbing.
4. Direktur dan pembimbing di tempat PKL yang selalu memberi semangat dan turut
ikut andil dalam permasalahan di tempat PKL maupun luar tempat PKL.
B. Faktor Penghambat.
1. Peserta PKL bukan karyawan ditempat PKL, jadi walau bagaimanapun tidak
dapat leluasa bekerja layaknya karyawan.
3. Masalah antara rekan PKL sehingga membuat sedikit malas saat bekerja.
25
4.3. Masalah yang dihadapi dan Pemecahannya
1. Saat pressing kebaya pada bagian brokat bolong.
Pemecahannya adalah ketika menggunakan strika yang suhunya sudah tak dapat
lagi di kontrol dan hanya mengandalkan tombol on, off. Dapat diatasi dengan
menggunakan kain pelembab yang disimpan di atas bajunya. Caranya yaitu dengan
diberi air/disemprotkan air pada bagian atas alas tersebut.
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan untuk siswa siswi SMK sangatlah membantu
dan memberikan gambaran pada siswa siswi SMK ketika bekerja setelah lulus skolah.
Siswa siswi akan lebih lancar ketika mulai terjun pada dunia industri karena sudah
memiliki dasar pada saat PKL.
5.2 Saran
1. Saran untuk sekolah
Lebih meningkatkan pembekalan pada semua jurusan.
Sebaiknya apa yang diterapkan di industri bisa di terapkan di sekolah.
Sekolah disarankan untuk mempunyai alat pres seperti setrika uap agar
siswa siswi dapat belajar mengepres dengan baik sebelum terjun ke tempat PKL.
27
LAMPIRAN
Hasil Menjahit
28
Hasil Mempayet
29
30
31
Foto karyawan dan peserta PKL
32
DAFTAR PUSTAKA
33