0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan12 halaman

Ventilator 87

Penelitian ini mengevaluasi efek terapi Foot Massage terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Hasil menunjukkan penurunan signifikan pada tekanan darah pasien, dengan Tn. M dari 145/90 mmHg menjadi 125/80 mmHg dan Ny. W dari 159/100 mmHg menjadi 130/90 mmHg setelah terapi. Kesimpulannya, Foot Massage dapat menjadi intervensi non-farmakologis yang efektif untuk mengelola hipertensi di lingkungan rumah sakit.

Diunggah oleh

lia linasari
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan12 halaman

Ventilator 87

Penelitian ini mengevaluasi efek terapi Foot Massage terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Hasil menunjukkan penurunan signifikan pada tekanan darah pasien, dengan Tn. M dari 145/90 mmHg menjadi 125/80 mmHg dan Ny. W dari 159/100 mmHg menjadi 130/90 mmHg setelah terapi. Kesimpulannya, Foot Massage dapat menjadi intervensi non-farmakologis yang efektif untuk mengelola hipertensi di lingkungan rumah sakit.

Diunggah oleh

lia linasari
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 12

Jurnal Ventilator: Jurnal riset ilmu kesehatan dan Keperawatan

Vol.1, No.3 September 2023


e-ISSN:2986-7088; p-ISSN:2986-786X, Hal 87-98
DOI : https://doi.org/10.59680/ventilator.v1i3.

Penerapan Terapi Foot Massage Terhadap Penurunan Tekanan Darah


Pada Pasien Hipertensi Di Ruang ICU Di RS PKU
Muhammadiyah Karanganyar

Inggit Zulkharisma1, Fida’ Husain2, Andri Setiyawan3


1,2
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta
3
RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

Alamat: Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah:57146


Korespondensi penulis: [email protected]

Abstract.Background: Blood pressure is an important indicator in assessing the cardiovascular system and the
performance of a person's body so it is necessary to know that someone has hypertension. There are 1.28 billion
adults with hypertension in the world in 2021 who suffer from hypertension. While the number of patients in the
ICU who suffered from hypertension in the last 1 year was 140 patients. Based on these conditions, management
is needed to reduce blood pressure by providing Foot Massage intervention. Objective: To find out the results of
the implementation of giving Foot Massage on Lowering Blood Pressure in Hypertensive Patients in the ICU
Room at PKU Muhammadiyah Karanganyar Hospital. Method : This type of research is a case study of foot
massage in hypertensive patients. Results: The results of the implementation of Foot Massage found a decrease
in blood pressure in both rospenden Mr. M from 145/90mmHg to 125/80mmHg, and Mrs. W 159/100mmHg to
130/90mmHg Conclusion: There are differences in blood pressure in hypertensive patients after Foot Massage
therapy at PKU Muhammadiyah Karanganyar Hospital.

Keywords: Foot Massage, Blood Pressure, Hypertension

Abstrak Latar Belakang : Tekanan darah merupakan salah satu indikator penting dalam menilai sistem
kardiovaskuler dan kinerja tubuh seseorang sehingga perlu diketahui bahwa seseorang yang mengidap hipertensi.
Penderita hipertensi didunia pada tahun 2021 terdapat 1,28 miliar orang dewasa yang menderita hipertensi.
Sedangkan jumlah pasien di ICU yang menderita hipertensi dalam 1 tahun terakhir 140 pasien. Berdasarkan
kondisi tersebut perlu penatalaksanaan untuk menurunkan tekanan darah dengan memberikan intervensi Foot
Massage. Tujuan : Mengetahui hasil implementasi pemberian Foot Massage Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertendi Di Ruang ICU Di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Metode : Jenis penelitian studi
kasus Foot Massage pada pasien hipertensi. Hasil : Hasil dari pelaksanaan Foot Massage didapatkan penurunan
tekanan darah pada kedua rospenden Tn. M dari 145/90mmHg menjadi 125/80mmHg, dan Ny. W 159/100mmHg
menjadi 130/90mmHg Kesimpulan : Terdapat perbedaan tekanan darah pada pasien hipertensi setelah dilakukan
terapi Foot Massage di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar.

Kata Kunci : Foot Massage, Tekanan Darah, Hipertensi

LATAR BELAKANG
Berdasarkan data WHO tahun 2021, diperkirakan terdapat 1,28 miliar orang dewasa di
seluruh dunia menderita hipertensi. Sebagian besar kasus berasal dari negara-negara dengan
ekonomi menengah ke bawah. Sedangkan di Asia Tenggara, angka kejadian hipertensi pada
tahun 2020 adalah 39,9% (Jeemon et al., 2021). Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar tahun
2018 prevalensi hipertensi di Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 260 juta adalah
34,1%. Provinsi Banten pada tahun 2019, persentase yang mengalami hipertensi sebesar
29,47%. Pada Kabupaten Tangerang pada tahun 2018 jumlah penduduk yang mengalami
hipertensi tercatat sebanyak 274.792 penduduk (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
2019).
Received Juni 30, 2023; Revised Juli 2, 2023; Accepted Agustus 7, 2023
* Inggit Zulkharisma, [email protected]
Penerapan Terapi Foot Massage Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Di Ruang ICU Di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi di Indonesia


sebesar 34,1%. Ini mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada Riskesdas
Tahun 2013 sebesar 25,8%. Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan
(44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur
31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Prevalensi
hipertensi sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3%
orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat
(Kemenkes, 2018)
Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi penduduk di
Provinsi Jawa Tengah dengan hipertensi sebesar 37,57 persen. Prevalensi hipertensi pada
perempuan (40,17%) lebih tinggi dibanding dengan laki-laki (34,83 persen). Prevalensi di
perkotaan sedikit lebih tinggi (38,11 persen) dibandingkan dengan perdesaan (37,01 persen).
Prevalensi semakin meningkat seiring dengan pertambahan umur. Jumlah estimasi penderita
hipertensi berusia >15 th tahun 2019 sebanyak 8.070.378 orang atau sebesar 30,4 persen dari
seluruh penduduk berusia >15 tahun. Dari jumlah estimasi tersebut, sebanyak 2.999.412 orang
atau 37,2 persen sudah mendapatkan pelayanan kesehatan Hipertensi terkait dengan perilaku
dan pola hidup. Pengendalian hipertensi dilakukan dengan perubahan perilaku antara lain
menghindari asap rokok, diet sehat, rajin aktifitas fisik dan tidak mengkonsumsi alkohol.
Kabupaten/kota dengan persentase pelayanan kesehatan kepada penderita hipertensi tertinggi
adalah di Karanganyar, Jepara dan Kota Magelang, masing-masing sebesar 100 persen.
Sementara persentase terrendah di Purworejo 12,9 persen (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah, 2019).
Hasil data pendataan penyakit di wilayah Kabupaten Karanganyar didapatakan
prevelensia hipertensi di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2021 berjumlah 6.973
pendudukan yang menderita penyakit hipertensi (Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar,
2021). Angka kejadian di RS PKU Muhammdiyah khususnya di ruang ICU dengan kasus
pasien penderita penyakit hipertensi berjumlah 147 selama satu tahun terakhir.
Tekanan darah merupakan salah satu indikator penting dalam menilai sistem
kardiovaskuler dan kinerja tubuh seseorang sehingga perlu diketahui bahwa seseorang yang
mengidap hipertensi kerap kali tidak menimbulkan gejala sampai timbul komplikasi yang
membahayakan seperti penyakit jantung, stroke, diabetes melitis hingga penyakit ginjal.
Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Menurut The

88 Ventilator - Vol.1, No.3 September 2023


e-ISSN:2986-7088; p-ISSN:2986-786X, Hal 87-98

American Heart Association sekitar 40,5% dari populasi menderita penyakit kardiovaskuler
dan 34% meninggal karena penyakit tersebut setiap tahun (As’adia, 2021). Dengan
bertambahnya usia seseorang, maka tekanan darah juga akan meningkat, ini disebabkan oleh
beberapa faktor seperti perubahan alami pada jantung serta pembuluh darah, perubahan ini
terjadi sebagai akibat proses penuaan (Niswah et al., 2022).
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada dinding
pembuluh darah yang mengalami peningkatan tekanan darah sehingga mengakibatkan suplai
oksigen dan nutrisi tidak bisa sampai ke jaringan yang membutuhkannya. Hal tersebut
mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Apabila
kondisi tersebut berlangsung dalam waktu yang lama dan menetap akan menimbulkan penyakit
hipertensi (Sutaryono, 2022). Penyakit hipertensi yang tidak dikontrol akan meningkatkan
resiko penyakit lain yaitu penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, dan lainnya. Dampak
jika hipertensi tidak terkontrol akan menyebabkan penyakit jantung koroner, stroke, gagal
jantung, gagal ginjal, retinopati (kerusakan retina), penyakit pembuluh darah tepi (Kemenkes,
2020).
Penanganan untuk menurunkan tekanan darah dengan cara pengobatan farmakologis
dan non farmakologis. Terapi farmakologis dapat dilakukan dengan pemberian obat anti
hipertensi. Terapi farmakologi yang digunakan dan efektif dalam mengatasi masalah yaitu
obat-obatan sedasi dan analgesik yang digunakan untuk memberikan rasa nyaman dan
ketenangan pada pasien. Tetapi penggunaan obat-obatan farmakologi secara terus menerus
dapat menyebabkan ketergantungan. Terapi non farmakalogi yang sudah dilakukan di Rumah
Sakit untuk menurunkan tekanan darah belum ada, terapi yang diberikan dengan cara
farmakologi dengan pemberian obat amlodipin, candesartan, ramipril, simvastatin, captropil
dsb. Terapi non farmakologis dilakukan dengan mengurangi asupan garam, diet, olahraga,
berhenti merokok dan massage therapy yang salah satunya adalah pijat kaki atau foot massage
(Ardiansyah & Huriah, 2019).
Foot massage merupakan salah satu terapi komplementer yang aman dan mudah
diberikan dan mempunyai efek meningkatkan sirkulasi mengurangi rasa sakit, merelaksasikan
otot dan memberikan rasa nyaman pada pasien (Ainun et al., 2021).
Foot massage adalah manipulasi jaringan lunak pada kaki secara umum dan tidak
terpusat pada titik-titik tertentu pada telapak kaki yang berhubungan dengan bagian lain pada
tubuh (Abduliansyah, 2018). Foot massage bertujuan untuk menurunkan tekanan darah,
mengurangi kegiatan jantung dalam memompa, dan mengurangi mengerutnya dinding-dinding
Penerapan Terapi Foot Massage Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Di Ruang ICU Di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

pembuluh nadi halus sehingga tekanan pada dinding-dinding pembuluh darah berkurang dan
aliran darah menjadi lancar sehingga tekanan darah akan menurun (Patria & Haryani, 2019).
Ada beberapa penelitian terapi foot massage terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi diantaranya penelitian (Erda et al., 2020) menunjukkan perbedaan yang
signifikan sebelum dan sesudah pemberian foot massage refleksologi dengan perbedaan rata-
rata pra 5,08 dan post 2,45, dengan signifikansi nilai p, 000 (<0,05).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang saya lakukan pada bulan Juni 2023 yang
difokuskan di ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Data dari rekam medis
menunjukkan sejumlah 20 orang mengalami penyakit hipertensi. Wawancara dari 2 responden
mengatakan memiliki penyakit hipertensi karena faktor keturunan dan tidak mengonsumsi obat
secara rutin sehingga tekanan darah tidak terkontrol. Terapi yang dilakukan perawat di ICU
dengan cara farmakologi dengan pemberian obat penurun tekanan darah, untuk terapi non
farmakologi tidak diberikan.
Berdasarkan fenomena di atas, peneliti akan melakukan penerapan Foot Massage untuk
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Peneliti berinovasi menggunakan terapi foot
massage sebagai alat bantu untuk menurunkan tekanan darah pasien. Penulis juga ingin
memberikan wawasan dan terapi non farmakologis untuk diterapkan di Rumah Sakit.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penerapan
tentang”Penerapan Terapi Foot Massage Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Di Ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Karanganyar”

KAJIAN TEORITIS
Tekanan darah di dalam arteri bisa berubah-ubah berirama sejalan dengan denyut
jantung yang sudah mencapai maksimum saat ventrikel kiri mengeluarkan darah ke dalam aorta
atau disebut dengan sistole dan kembali turun selama diastole yang mencapai minimal sebelum
denyut jantung berikutnya (Sutaryono, 2022). Hipertensi ataupun tekanan darah tinggi
merupakan suatu kondisi dimana terjadi kenaikan tekanan darah dapat lanjut oleh hambatan
sistem organ, semacam stroke otak, penyakit jantung coroner, kendala pembuluh darah jantung
serta kendala otot jantung (Istichomah, 2020).
Menurut (Purwono et al., 2020) faktor penyebab hipertensi secara umum terbagi
menjadi 2 kelompok yaitu: Faktor penyebab yang tidak dapat dikendalikan antara lain : usia,
jenis kelamin, genetik. Faktor yang bisa diubah : pola hidup seperti merokok, kurang
melakukan aktivitas fisik, kelebihan berat badan, konsumsi garam yang berlebih.

90 Ventilator - Vol.1, No.3 September 2023


e-ISSN:2986-7088; p-ISSN:2986-786X, Hal 87-98

Foot massage adalah manipulasi jaringan lunak pada kaki secara umum dan tidak
terpusat pada titik-titik tertentu pada telapak kaki yang berhubungan dengan bagian lain pada
tubuh (Ainun et al., 2021). Foot massage merupakan salah satu terapi komplementer yang
aman dan mudah diberikan dan mempunyai efek meningkatkan sirkulasi mengurangi rasa
sakit, merelaksasikan otot dan memberikan rasa nyaman pada pasien (Ainun & Leini, 2021).
Tujuan foot massage menurut (Umamah & Paraswati, 2019 ), sebagai berikut :
memperlancar aliran darah, menurunkan kadar norefineprin, menurunkan ketegangan otot,
menurunkan stress, menurunkan tekanan darah.
Manfaat foot menurut Djamaludin dan Yulendasari, 2021 sebagai berikut : tubuh
menjadi relax, rasa cemas berkurang, gisik lebih nyaman, dan mencegah hipertensi
Indikasi foot massage menurut Abduliansyah, 2018 sebagai berikut : Pasien dengan
hipertensi tekanan darah 140/90 -160/100 mmHg, pasien yang tidak mempunyai komplikasi
penyakit lain : stroke, gagal ginjal, dan infark miocard.
Kontrakindikasi menurut Abduliansyah, 2018 sebagai berikut : Adanya patah tulang
terbuka, adanya peradangan dengan ditandai adanya benjolan, panas, lecet, kemerahan, dan
nyeri hebat.

METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian dekriptif dalam bentuk studi kasus foot massage menurunkan
tekananan darah yang dilaksanakan pada bulan Juni tanggal 6 Juni – 11 Juni 2023. Dengan
melakukan penerapan kepada 2 responden yang dirawat inap di ICU RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Penerapan
a) Tekanan darah pasien hipertensi sebelum dilakukan terapi foot massage
Tabel 4. 1 Tekanan darah pasien hipertensi sebelum dilakukan terapi foot
massage
No Nama Tanggal Tekanan Darah
1 Tn. M 06 Juni 2023 145/90mmHg
2 Ny. W 09 Juni 2023 159/100mmHg
Berdasarkan diatas sebelum dilakukan foot massage kepada kedua
responden Tn. M tekanan darah 155/90mmHg tergolong hipertensi derajat 1
dan Ny. W tekanan darah 15/100mmHg tergolong hipertensi derajat 2.
Penerapan Terapi Foot Massage Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Di Ruang ICU Di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

b) Tekanan darah pasien hipertensi sesudah dilakukan terapi foot massage


Tabel 4. 2 Tekanan darah pasien sesudah dilakukan terapi foot massage
No Nama Tanggal Tekanan Darah
1 Tn. M 06 Juni 2023 125/80mmHg
2 Ny. W 09 Juni 2023 130/90mmHg
Berdasarkan tabel diatas sesudah dilakukan foot massage sealam 3 hari
kepada kedua responden mengalami perubahan tekanan darah , Tn. M dari
tekanan darah 155/90mmHg menjadi 125/80mmHg tergolong tekanan darah
normal, dan Ny. W dari tekanan darah 165/100mmHg menjadi 140/90mmHg
tergolong tekanan darah normal.
c) Catatan perkembangan perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah
dilakukan terapi foot massage
Berikut adalah hasil tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan terapi foot
massage :
Tabel 4. 3 Tekanan darah pasien sebelum dan sesudah dilakukan
terapi foot massage pada Tn. M
No Tanggal Sebelum Sesudah Keterangan
1 06 Juni 145/90mmHg 145/80mmHg Terdapat
2023 perubahan sistol
dan diastol
2 07 Juni 145/70mmHg 135/80mmHg Terdapat
2023 perubahan sistol
dan diastol
3 08 Juni 135/90mmHg 125/80mmHg Terdapat
2023 perubahan sistol
dan diastol
Berdasarkan tabel diatas, penerapan terapi foot massage dilakukan
selama 3 hari dengan 1 kali dalam sehari dalam waktu 15 menit untuk kaki kiri
dan kaki kanan. Dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar pada
tanggal 2023. Penerapan ini diawal dengan melihat tekanan darah pada bed
side monitor, kemudian mempersiapkan diri dan pasien, setelah itu melakukan
terapi foot massage.

92 Ventilator - Vol.1, No.3 September 2023


e-ISSN:2986-7088; p-ISSN:2986-786X, Hal 87-98

Tabel 4. 4 Tekanan darah pasien sebelum dan sesudah dilakukan terapi


foot massage pada Ny. W
No Tanggal Sebelum Sesudah Keterangan
1 09 Juni 2023 159/100mmHg 159/90mmHg Terdapat perubahan
diastol
2 10 Juni 2023 155/100mmHg 140/90mmHg Terdapat perubahan
sistol dan diastol
3 11 Juni 2023 145/90mmHg 130/90mmHg Terdapat perubahan
sistol dan diastol
Berdasarkan tabel diatas, penerapan terapi foot massage dilakukan selama
3 hari dengan 1 kali dalam sehari dalam waktu 15 menit untuk kaki kiri dan kaki
kanan. Dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar pada tanggal 2023.
Penerapan ini diawal dengan melihat tekanan darah pada bed side monitor,
kemudian mempersiapkan diri dan pasien, setelah itu melakukan terapi foot
massage.
d) Perbandingan hasil akhir tekanan darah 2 respinden setelah dilakukan terapi
foot massage
Tabel 4. 5 Perbandingan hasil akhir tekanan darah 2 respinden setelah
dilakukan terapi foot massage
No Nama Sebelum Sesudah Keterangan
1 Tn. M 145/90mmHg 125/80mmHg Terdapat
perubahan sistol
dan diastol
2 Ny. W 159/100mmHg 130/90mmHg Terdapat
perubahan sistol
dan diastol

Grafik 4. 1 Perbandingan Hasil Tekanan Darah

300 PERBANDINGAN HASL


TEKANAN DARAH
200

100

0
Tekanan Darah Tn. M Tekanan Darah Ny. W
Sebelum Sesudah
Penerapan Terapi Foot Massage Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Di Ruang ICU Di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukkan perbandingan penurunan tekanan


darah pada kedua respon pada Tn. M hari 1 menunjukkan tekanan darah pada klasifikasi
hipertensi tingkat 1 menjadi normal dan Ny. W hari ke 1 menujukkan tekanan darah pada
klasifikasi hipertensi tingkat 2 menjadi hipertensi tingkat 1

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilampirkan tersebut akan dilakukan
pembahasan lebih lanjut untuk menginterprestasikan data hasil penelitian, yang kemudian
dibandingkan dengan konsep dan teori terkait.
a. Mendiskripsikan tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum dilakukan penerapan terapi
foot massage di ruang ICU di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
Hasil penelitian tekanan darah pada 2 responden diketahui sebelum dilakukan
terapi foot massage pada Tn. M 145/90mmHg dan Ny. W 159/100mmHg. Hasil ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Patria & Haryani, 2019) diketahui bahwa dari 30
responden, dengan kasus hipertensi derajat 1.
Hasil penelitian menunjukkan pada kedua responden dengan hipertensi derajat 1
Tn. M 145/90mmHg dan Ny. W 159/100mmHg. Hasil wawancara terhadap kedua
responden mengatakan menderita penyakit hipertensi derajat 1 karena faktor keturunan.
Hipertensi pada dewasa muda berhubungan dengan genetik. Tekanan darah anak dengan
orang tua hipertensi lebih tinggi dibandingkan anak dengan orang tua yang mempunyai
tekanan darah normal, walaupun secara statistik perbedaannya tidak signifikan Stefania
(Ina et al., 2020).
Bertambahnya umur pada seseorang, kemungkinan besar seseorang menderita
hipertensi juga hal ini bisa saja disebabkan oleh perubahan perubahan struktur pada
pembuluh darah besar dan juga disebakan kan oleh penurunan daya tahan tubuh. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Maulidina, 2019) yang menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadian hipertensi
dikarenakan umur >60 Tahun meningkatkan terjadinya hipertensi dikarenakan adanya
perubahan alamiah dalam tubuh yang mempengaruhi elastisitas pembuluh darah
berkurang dan penurunan daya tahan tubuh , semakin bertambahnya usia karena proses
penuaan yang menyebabkan seseorang rentan terhadap penyakit.
Ada Hubungan Jenis Kelamin dengan kejadian Hipertensi. Wanita memasuki
masa menopause maka resiko hipertensi meningkat sehingga prevalensinya lebih tinggi

94 Ventilator - Vol.1, No.3 September 2023


e-ISSN:2986-7088; p-ISSN:2986-786X, Hal 87-98

dibandingkan dengan pria. Hal ini disebabkan oleh produksi hormon estrogen menurun
pada saat menopause sehingga menyebabkan meningkatnya tekanan darah
(Artiyaningrum, 2018). Berdasarkan hasil penelitian tidak ada kesenjangan antara teori
dan hasil penelitian sebelumnya dengan hasil yang didapatkan bahwa kejadian hipertensi
ini banyak dialami oleh perempuan yang sudah memasuki masa menopause yang dimana
perempuan dimasa menopause sangat beresiko terjadinya hipertensi karena gangguan
hormonal.
Hipertensi ataupun tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi dimana terjadi
kenaikan tekanan darah dapat lanjut oleh hambatan sistem organ, semacam stroke otak,
penyakit jantung coroner, kendala pembuluh darah jantung serta kendala otot jantung
(Istichomah, 2020). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat
melebihi batas normal. Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan
denyut jantung, peningkatan resistensi dari pembuluh darah tepi dan peningkatan volume
aliran darah darah (Hani, 2020).
b. Mendiskripsikan hasil penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi sesudah
dilakukan penerapan terapi foot massage di ruang ICU di RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar.
Hasil penelitian tekanan darah pasa pasien hipertensi di ruang ICU (Intesnsive Care
Unit) RS PKU Muhammadiyah Karanganyar sesudah dilakukan penerapan foot massage
pada responden menunjukkan bahwa tekanan darah pada Tn. M dan Ny. W dengan hasil
tekanan darah normal.
Penuruan tekanan darah pada pasien hipertensi setelah dilakukan penerapan terapi
foot massage menunjukkan bahwa foot massage mampu menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi, hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Abduliansyah, 2018
foot massage adalah manipulasi jaringan lunak pada kaki secara umum dan tidak terpusat
pada titik-titik tertentu pada telapak kaki yang berhubungan dengan bagian lain pada
tubuh. Foot massage merupakan salah satu terapi komplementer yang aman dan mudah
diberikan dan mempunyai efek meningkatkan sirkulasi mengurangi rasa sakit,
merelaksasikan otot dan memberikan rasa nyaman pada pasien (Ainun & Leini, 2021).
Terapi foot massage dapat mempelancar aliran darah, menurunkan kadar
norefineprin, menurunkan kadar hormone cortisol, menurunkan ketegangan otot, sehingga
dapat menurunkan stress yang secara tidak lansung menurunkan tekanan darah (Umamah
& Paraswati, 2019). Foot massage bertujuan menurunkan tekanan darah, mengurangi
kegiatan jantung dalam memompa, mengurangi mengerutnya dindingdinding pembuluh
Penerapan Terapi Foot Massage Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Di Ruang ICU Di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

nadi sehingga tekanan pada dinding-dinding pembuluh darah berkurang dan aliran darah
menjadi lancar sehingga dapat menurunkan tekanan darah (Patria & Haryani, 2019)
Mekanisme foot massage yang dilakukan pada kaki bagian bawah selama 15 menit
dimulai dari pemijatan pada kaki yang diakhiri pada telapak kaki diawali dengan
memberikan gosokan pada permukaan punggung kaki, dimana gosokan yang berulang
menimbulkan peningkatan suhu diarea gosokan yang mengaktifkan sensor syaraf kaki
sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan getah bening yang mempengaruhi aliran
darah meningkat, sirkulasi darah menjadi lancar. Hal ini menunjukkan bahwa massage
memiliki peranan penting dalam pengobatan sebagai terapi komplementer dengan metode
yang efektif untuk menurunkan tekanan darah (Kurniasanti & Ismerini, 2022)
c. Mendiskripsikan perkembangan foot massage sebelum dan sesudah pemberian foot
massage di ruang ICU di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar pada 2 responden
Hasil penelitian penerapan terapi foot massage yang dilakukan selama 3 hari
terhadap ke 2 responden dengan perkembangan terhadap tekanan darah Tn. M hari pertama
dari 145/90 mmHg menjadi 145/80 mmHg, hari kedua dari 145/70 mmHg menjadi
135/80mmHg, hari ke tiga dari 135/90mmHg menjadi 125/80mmHg. Sedangkan pada Ny.
W perkembangan tekanan darah hari pertama 159/100mmHg menjadi 159/90mmHg, harui
kedua dari 155/100mmHg menjadi 140/90 mmHg, dan hari ke tiga dari 145/90mmHg
menjadi 130/90mmHg.
Penjelasan di atas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rahmasari et al.,
2021) menjelaskan perkembangan tekanan darah 2 responden sesudah dilakukan
penerapan foot massage pada Ny. S hari pertama dari 150/90mmHg menjadi
140/90mmHg, hari kedua dari 140/80mmHg menjadi 140/80mmHg, dan hari ketiga dari
140/80mmHg menjadi 130/80mmHg. Sedangkan pada Ny. K hari pertama dari
140/90mmHg menjadi 140/90mmHg, hari kedua dari 140/90mmHg menjadi
140/80mmHg dan hari ke tiga dari 140/80mmHg menjadi 130/70mmHg.
d. Mendiskripsikan perbandingan hasil akhir antara 2 responden
Hasil penelitian yang dilakukan kepada kedua responden selama 3 hari dengan
jangka waktu 15 menit mengalami penurunan tekanan darah dari sebelum dilakukan
terapi foot massage dan sesudah dilakukan terapi foot massage.
Tekanan darah pada Tn. M sebelum dilakukan terapi foot massage 145/90mmHg,
dan sesudah dilakukan terapi foot massage menjadi 125/80mmHg. Pada Ny. W sebelum

96 Ventilator - Vol.1, No.3 September 2023


e-ISSN:2986-7088; p-ISSN:2986-786X, Hal 87-98

dilakukan terapi foot massage 159/100mmHg, dan sesudah dilakukan terapi foot massage
menjadi menjadi 130/90mmHg.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Tekanan darah pada Tn. M sebelum dilakukan terapi foot massage 145/90mmHg dan Ny.
W 159/100mmHg.
2. Tekanan darah pada Tn. M sesudah dilakukan terapi foot massage 125/80mmHg dan Ny.
W 130/90mmHg.
3. Hasil perkembangan sesudah pemberian terapi foot massage terhadap penurunan tekanan
darah pada Tn. M di hari pertama dari 145/90mmHg menjadi 145/80mmHg, hari kedua
145/70mmHg menjadi 135/80mmHg, hari ketiga dari 135/90mmHg menjadi
125/80mmHg, sedangkan pada Ny. W hari pertama dari 159/100mmHg menjadi
159/90mmHg, hari kedua dari 155/100mmHg menjadi 140/90mmHg, hari ketiga dari
145/90mmHg menjadi 130/90mmHg.
4. Hasil penelitian yang dilakukan kepada kedua responden menunjukkan perubahan setelah
pemberian foot massage selama 15 menit dalam jangka waktu 3 hari menunjukkan tekanan
darah pasien menurun.

Saran
Bagi Perawat, hasil penelitian ini berdasarkan SOP yang dilampirkan bisa membantu
perawat untuk melakukan perawatan kepada pasien dengan cara non farmakologi. Bagi
Institusi Kesehatan, dapat menerapkan dan menjadikan terapi foot massage untuk menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi. Bagi Peneliti Selanjutnya, bisa melakukan penelitian
lebih lanjut sebagai gagasan dan jenis model terapi foot massage untuk menurunkan tekanan
darah pada pasien hipertensi sehingga dapat dijadikan acuan yang baik.
Penerapan Terapi Foot Massage Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Di Ruang ICU Di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

DAFTAR REFERENSI
Abduliansyah, M. R. (2018). Analisa Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Hipertensi
Primer dengan Intervensi Inovasi Terapi Kombinasi Foot Massage dan Terapi Murrotal
Surah Ar- Rahman terhadap Penurunan Tekanan Darah di Ruang Instalasi Gawat
Darurat RSUD Abdul Wahab Sjahranie Sama. In Karya Ilmiah Akhir Ners.
Ainun, K., Kristina, K., & Leini, S. (2021). Terapi Foot Massage Untuk Menurunkan Dan
Menstabilkan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Abdimas Galuh, 3(2), 328.
https://doi.org/10.25157/ag.v3i2.5902
Ardiansyah, & Huriah, T. (2019). Metode Massage Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi: a Literatur Review. Jurnal Penelitian Keperawatan, 5(1).
https://doi.org/10.32660/jurnal.v5i1.334
Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar. (2021). Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar
2021. Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jateng Tahun 2019.
In Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (Vol. 87).
Istichomah, I. (2020). Penyuluhan Kesehatan Tentang Hipertensi Pada Lansia di Dukuh Turi,
Bambanglipuro, Bantul. Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (JPHI), 2(1), 24.
https://doi.org/10.30644/jphi.v2i1.369
Jeemon, P., Séverin, T., Amodeo, C., Balabanova, D., Campbell, N. R. C., Gaita, D., Kario,
K., Khan, T., Melifonwu, R., Moran, A., Ogola, E., Ordunez, P., Perel, P., Piñeiro, D.,
Pinto, F. J., Schutte, A. E., Wyss, F. S., Yan, L. L., Poulter, N. R., & Prabhakaran, D.
(2021). World heart federation roadmap for hypertension – A 2021 update. Global
Heart, 16(1). https://doi.org/10.5334/GH.1066
Kemenkes. (2018). Data Kesehatan 2018. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kurniasanti, N. A., & Ismerini, H. (2022). Foot Massage Sebagai Intervensi Keperawatan
Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Stroke Di Ruang Intensive Care Unit (ICU):
Case Report. Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2022(1), 24–29.
Niswah, A., Armiyati, Y., & Samiasih, A. (2022). Penurunan Tekanan Darah Pasien
Hipertensi Dengan Terapi Foot Massage : Studi Kasus Prevalensi hipertensi di dunia
Menurut laporan World Health Organization. 1318–1328.
Patria, A., & Haryani, R. P. (2019). Pengaruh Massage Kaki Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Provinsi. Kesehatan Panca Bhakti Lampung, VII(1), 48–56.
Sutaryono, S. R. B. (2022). Jurnal Inovasi dan Pengabdian Masyarakat Indonesia. Jurnal
Inovasi Dan Pengabdian Masyarakat Indonesia (JIPMI), 1(3), 10–13.
Umamah, F., & Paraswati, S. (2019). Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Kaki Dengan Metode
Manual Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Karangrejo
Timur Wonokromo Surabaya. Jurnal Ilmu Kesehatan, 7(2), 295.

98 Ventilator - Vol.1, No.3 September 2023

Anda mungkin juga menyukai