Jurnal Al-Fatih Global Mulia
pISSN 2580-8036, eISSN 2746-7058
https://jurnalglobalmulia.or.id/index.php/alfatih
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA
Ely Dewi Priyatin1, Silvia Rahmasari2
Ekonomi Syariah, STEBI Global Mulia Cikarang
email:
[email protected],
[email protected],
Abstract
This research aims to analyze the sources and uses of working capital in a company,
as well as its impact on liquidity and profitability. Working capital is one of the important
elements in business operations that reflects the efficiency of short-term asset use. This
research uses a quantitative descriptive method by analyzing financial statements, especially
cash flow statements and balance sheets, to identify working capital components that come
from operations, investments, and financing. The results of the study indicate that optimal
working capital management contributes to increasing the company's liquidity and financial
stability. In addition, this study found that an imbalance between sources and uses of working
capital can significantly affect a company's profitability. Recommendations are made to
improve working capital management through operational efficiency and strategic planning
in managing short-term assets and liabilities.
Keywords: Working Capital, Sources of Funds, Use of Funds, Liquidity, Profitability,
Financial Management.
Abstrak
Penelitian ini bermaksud guna melakukan analisis sumber serta pemakaian modal
kerja dalam suatu perusahaan, serta dampaknya terhadap likuiditas dan profitabilitas. Modal
kerja yakni satu diantara beragam elemen krusial pada operasi bisnis yang mencerminkan
efisiensi penggunaan aset jangka pendek. Penelitian ini memakai metode deskriptif kuantitatif
melalui melakukan analisis laporan keuangan, khususnya laporan arus kas dan neraca, untuk
mengidentifikasi komponen modal kerja yang bersumber dari operasi, investasi, serta
pendanaan. Resultan penelitian memperlihatkan bahwasanya tata kelola modal kerja yang
optimal berkontribusi pada peningkatan likuiditas dan stabilitas keuangan perusahaan. Selain
itu, penelitian ini menemukan bahwa ketidakseimbangan antara sumber serta pemakaian
modal kerja dapat memengaruhi profitabilitasnya perusahaan secara signifikan. Rekomendasi
disampaikan untuk meningkatkan manajemen modal kerja melalui efisiensi operasional dan
perencanaan strategis dalam pengelolaan aset dan kewajiban jangka pendek.
Kata kunci: Modal Kerja, Sumber Dana, Penggunaan Dana, Likuiditas, Profitabilitas,
Manajemen Keuangan.
1 Jurnal Al-Fatih Global Mulia
PENDAHULUAN
Laporan keuangan perusahaan mencakup arus kas, neraca laba rugi, serta
perubahannya modal. Neraca perusahaan menampilkan aktiva dan pasiva. Pasiva
mencakup hutang dan modal sebagai sumber dana, sedangkan aktiva menunjukkan
penggunaan dana. Modal yakni selisih antara aktiva dan kewajiban, sering
dipertukarkan istilahnya dengan dana tergantung konteksnya. Modal yakni sumber dana
yang dipakai guna perushaan serta menjalankan operasinya. Modal ini tersusun atas
beberapa komponen, yaitu agio saham, modal saham, laba tahun berjalan, laba ditahan,
ekuitas serta selisih penilaian aktiva tetap.
Modal kerja adalah salah satu elemen kunci dalam menjaga kelangsugan operasi
sehari-hari suatu perusahaan. Konsep ini mencakup aset lancar dan kewajiban lancar
yang dikelola untuk mendukung aktivitas bisnis seperti produksi, distribusi, dan
penjualan. Efisiensi dalam pengelolaan modal kerja memiliki kontribusi krusial dalam
memastikan perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sambal
memaksimalkan keuntungan.
Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, pengelolaan sumber serta pemakaian
modal kerja menjadi tantangan tersendiri. Sumber modal kerja dapat berasalnya dari
berbagai aktivitas seperti operasi, investasi, maupun pendanaan eksternal, sementara
penggunaan modal kerja mencakup kebutuhan untuk membiayai aktivias sebagaimana
pembelian bahan baku pembayaran hutang jangka pendek, dan pengelolaan persediaan.
Ketidakseimbangan antara sumber dan pemakaian modal kerja dapat berdampak negatif
pada likuiditas dan profitabilitasnya perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Modal Kerja
Modal kerja ialah aset lancar yang dipakai perusahaan guna mendanai operasi
sehari-harinya, mencakup kas, piutang usaha, dan persediaan. Menurut Gitman (2015),
modal kerja dapat diterjemahkan menjadi selisih antara kewajiban lancer serta aset
lancar. Modal kerja yang cukup diperlukan guna melakukan pemastian perusahaan bisa
melakukan pemenuhan kewajiban jangka pendeknya serta melakukan penjagaan atas
likuiditas operasional. [1]
Sumber Modal Kerja
Sumber modal kerja bisa asalnya dari tiga aktivitas utama perusahaan, yaitu:
Aktivitas Operasi : Menghasilkan arus kas dari penjualan produk atau jasa,
pengelolaan piutang, dan manajemen persediaan (Brigham & Houston, 2019).
Aktivitas Investasi : Meliputi penjualan aset tetap atau pengurangan investasi
pada aset jangka panjang.
Aktivitas Pendanaan: Melalui utang jangka pendek atau ekuitas baru, yang
sering digunakan untuk mendanai kebutuhan modal kerja tambahan [2]
Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan modal kerja meliputi kebutuhan operasional seperti pembelian
bahan baku, pengelolaan persediaan, pembayaran utang dagangnya, serta biaya
operasional lainnya (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2020). Efisiensi dalam pemakaian
modal kerja sangat krusial guna mengurangi biaya modal dan meningkatkan
produktivitas perusahaan.
Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja yang efektif bermaksud guna menjaga keseimbangan
antara likuiditas dan profitabilitas. Deloof (2003) menunjukkan bahwa manajemen
persediaan, pengelolaan piutang, dan kebijakan pembayaran utang mempunyai
2 Jurnal Al-Fatih Global Mulia
Ely Dewi Priyanti1, Silvia Rahmasari2
determinansi langsung atas profitabilitas perusahaan. Kinerja yang optimal dapat
dicapai dengan meminimalkan kebutuhan modal kerja tanpa mengurangi kapabilitas
perusahaan pada tataran melakukan pemenuhan kewajiban jangka pendeknya.
Modal kerja yakni investasi perusahaan pada aset lancar sebagaimana piutang,
kas, serta persediaan, yang dipakai guna memberikan dukungan operasionalnya sehari-
hari. Pengelolaan modal kerja yang efektif sangat krusial guna melakukan penjagaan
likuiditas, efisiensi, serta profitabilitasnya perusahaan. [3]
Pengaruh Modal Kerja Terhadap Likuiditas dan Profitabilitas
Modal kerja yang tidak dilakukan pengelolaannya secara baik bisa menyebabkan
masalah likuiditas dan menghambat pertumbuhan perusahaan. Penelitian oleh Lazaridis
dan Tryfonidis (2006) menjumpai signifikansi korelasi antara siklus konversi kas serta
profitabilitas [4]. Semakin singkat siklus konversi kasnya, bertambah tingginya
profitabilitas yang dapat dicapai perusahaan.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini memakai studi Pustaka (library research) untuk analisis
sumber serta pemakaian modal kerja dijalankan melalui mengumpulkan, mengkaji dan
menganalisis literatur yang relevan seperti buku, jurnal akademik, laporan penelitian,
dan dokumen lain yang mendukung pembahasan. Tujuan dari pendekatan ini adalah
untuk memperoleh pemahaman teoritis dan empiris terkait konsep, variabel, dan
hubungan yang menjadi fokus penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengertian Dana dan Modal Kerja
Seiring ada diversifikasi terkait definisi dana pada laporan keuangan. Dana dapat
dimaknai menjadi modal kerja, dana dalam konteks keuangan merajuk pada sumber
daya moneter yang dimiliki aau diperoleh oleh perusahaan untuk memenuhhi kebutuhan
operasional dan investasi.
Menurut Kasmir (2010), dana adalah seluruh sumber daya keuangan yang
dimiliki dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional maupun strategis suatu
entitas. Dana menjadi elemen penting dalam menjaga kelangsungan aktivitas
perusahaan, termasuk pembiayaan aset, kewajiban, dan modal kerja. [5]
Dana diguakan untuk mendanai operasi harian, memenuhi kewajiban, dan
mendukung strategi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Modal kerja yakni dana atau aset lancar yang dipakai perusahaan guna
menjalankan operasional sehari-hari sebagaimana melakukan pembelian bahan baku,
melakukan pembayaran gaji karyawan, ataupun melakukan pemenuhan kebutuhan
jangka pendek. Modal kerja terbagi menjadi dua kategori utama:
1. Modal Kerja Kotor (Gross Working Capital): Merupakan total dari seluruh aktiva
lancar, sebagaimana piutang, kas, serta persediaan. Modal kerja kotor
menggambarkan total investasinya perusahaan dalam aset yang dapat segera diubah
menjadi kas.
2. Modal Kerja Bersih (Net Working Capital): Ini adalah selisih antara total aktiva
lancar dan total kewajiban lancarnya. Modal kerja bersih menunjukkan likuiditasnya
perusahaan serta kapabilitasnya guna melakukan pemenuhan kewajiban jangka
pendeknya.
Berdasarkan perspektif Kasmir (2008,250) modal kerja dapat dimaknai menjadi
investasi yang ditanamkan pada aktiva jangka pendek ataupun aktiva lancarnya,
3 Jurnal Al-Fatih Global Mulia
sebagaimana bank, kas, surat-surat berharga, persediaan, piutang, serta aktiva lancar
lainnya. [6]
Berdasarkan perspektif Munawir (2007), pemakaian modal kerja dapat
mengubah ragam atau mengurangi aktiva lancarnya perusahaan, namun tidak selalu
berdampak pada perubahan atau penurunan jumlah modal kerja yang dimiliki. [7]
Secara keseluruhan, dana dan modal kerja merupakan komponen vital dalam
manajemen keuangan perusahaan. Mereka membantu memvalidasi bahwasanya
perusahaan mempunyai sumber daya yang cukup guna beroperasi secara efisien dan
memenuhi kewajiban finasialnya. Pengelolaan yang baik terhadap modal kerja dapat
meningkatkan profitabilitas dan keberlangsungan usaha.
Berdasarkan perspektif Gitosudarmo (200,33) definisi modal kerja bisa
dipahami melalui mengenal konsep modal kerja [8]:
a. Konsep Kuantitatif
Modal kerja yakni sejumlah dana yang tertanam pada aktiva lancarnya yang
dalam bentuk piutang-piutang, persediaan persekot biaya, kas. Dana yang
tertanam pada aktiva lancar akan terjadinya perputaran pada waktu yang
pendek. Jad besaran daripada modal kerja yakni sejumlah aktiva lancar.
Adapun rumusnya ialah:
Modal Kerja = Aktiva Lancar
Interpretasi:
Semakin besar jumlah aset lancar, semakin banyak sumber daya
perusahaan untuk mendukung operasi sehari-hari.
b. Konsep Kualitatif
Modal kerja yakni sejumlah dana yang tertanam pada aktiva lancarnya
yang sungguh-sungguh bisa dipakai guna melakukan pembiayaan operasinya
perusahaan ataupun setelah dikurang dengan besarnya utang lancarnya.
Adapun rumusnya ialah:
Modal Kerja = Aktiva Lancar – Hutang Lancar
Interpretasi:
Jika hasilnya positif, perusahaan mempunyai modal kerjanya yang
cukup.
Jika hasilnya negatif, perusahaan mungkin kesulitan melakukan
pemenuhan kewajiban jangka pendeknya.
c. Konsep Fungsional
Modal kerja yakni dilandaskan terhadap fungsi dari dana guna
mendapatkan pendapatan. Pendapatan yang dimaksud pada hal ini yakni
pendapatan untuk satu periode akuntansi (current income) dalam periode-
periode selanjutnya (future income). Dari definisi itu atas dasar tersebut ada
sejumlah dana yang tidak mendatangkan current income, ataupun kalua
mendatangkan tidak selaras sebagaimana misinya perusahaan, yang dikenal
sebagai nonworking capital. Komponen konsep fungsional ialah:
1. Kas
2. Persediaan
3. Piutang – Laba
4. Aktiva Tetap
Menghasilkan current income pada tahun yang terkait.
Menghasilkan future income (pendapatan pada tahun-tahun
setelahnya) tak terkecuali nonworking capital.
Ely Dewi Priyanti1, Silvia Rahmasari2
Arti Penting dan Tujuan Modal Kerja
Modal kerja memiliki peran krusial dalam kelancaran operasional perusahaan.
Ini adalah dana yang digunakan untuk mendukung kegiatan kesehariannya perusahaan.
Modal kerja yang berlebihan bisa menyebabkan turunnya efisiensi perusahaan
dikarenakan banyaknya dana yang menganggur. Di sisi lain, kekurangan modal kerja
bisa menimbulkan hambatan kelancaran kegiatan usaha perusahaan serta menimbulkan
kurangnya laba yang dihasilkan.
Selain itu, manajemen modal kerja memiliki tujuan khusus yang ingin dicapai.
Menurut Kasmir, tujuan dari manajemen modal kerja dalam perusahaan yakni:
1. Melakukan pemenuhan keperluan likuiditasnya perusahaan.
2. Memastikan perusahaan dapat melakukan pemenuhan kewajiban tepat waktu.
3. Memastikan perusahaan mempunyai persediaan yang cukup untuk melakukan
pemenuhan keperluan pelanggannya.
4. Membuka probabilitas perusahaan mendapatkan tambahan dana dari kreditor.
5. Membuka probabilitas perusahaan melakukan pemberian syarat kredit yang
mengundang minat pelanggan.
6. Mengoptimalkan pemanfaatan aktiva lancar guna mengeskalasikan penjualannya
dan profitabilitas.
7. Melindungi perusahaan dari risiko modal kerja [9]
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
Modal kerja perusahaan mendapatkan determinansi dari berbagai aspek yang
dapat beragam tergantung pada jenis dan kondisi perusahaan. Berikut adalah beberapa
faktor utama yang memberikan determinansi kebutuhan modal kerjanya:
1. Tipe Perusahaan
Perusahaan yang beroperasi di sektor industri umumnya memerlukan
modal kerja yang lebih besar dikomparasikan terhadap perusahaan yang
bergerak di sektor jasa.
2. Syarat Kredit
Penjualan pada konteks kredit melakukan pemberian kelonggaran
terhadap konsumen guna melakukan pembayaran, sehingga dapat meningkatkan
jumlah piutang dan mempengaruh kebutuhan modal kerja.
3. Waktu Produksi
Lama waktu yang dibutuhkan guna melakukan proses produksi barang
memiliki determinansi juga. Bertambah lamanya produksi, bertambah besar pula
modal kerja yang dibutuhkan guna mendukung operasi hingga barang siap
dijual.
4. Tingkat Perputaran Persediaan
Tingkatan perputaran persediaannya yang rendah akan meningkatkan
kebutuhan modal kerja, karena barang yang tidak terjual akan mengikat dana
lebih lama. Sebaliknya, perputaran persediaan yang tinggi dapat mengurangi
kebutuhan modal kerja.
5. Kondisi Ekonomi dan Musiman
Fluktuasi ekonomi dan perubahan musiman juga dapat mempengaruhi
modal kerja. Misalnya, perusahaan mungkin membutuhkan lebih banyak modal
kerja selama musim puncak permintaan.
6. Risiko dan Ketidakpastian
Tingkat risiko yang dihadapi perusahaan, seperti kemungkinan
penurunan nilai aktiva lancar atau perubahan mendadak dalam permintaan pasar,
juga dapat mempengaruhi jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menjaga
likuiditas.
7. Kebijakan Manajemen
5 Jurnal Al-Fatih Global Mulia
Kebijakan internal perusahaan terkait pengelolaan kas dan piutang juga
berperan penting dalam menentukan kebutuhan modal kerja. Manajemen yang
efisien dapat membantu mengoptimalkan penggunaan dana.
Menurut Kasmir (2010), fakor-faktor yang memberikan determinansi kebutuhan
modal kerjanya meliputi:
1. Jenis dan Skala Usaha: Perusahaan yang lebih besar dan kompleks
membutuhkan modal kerja lebih besar.
2. Perputaran Kas: Semakin cepat perputaran kas, semakin sedikit modal kerja
yang diperlukan.
3. Kebijakan Kredit: Kredit yang diberikan kepada pelanggan memengaruhi
waktu penerimaan kas.
4. Kondisi Ekonomi: Stabilitas ekonomi memengaruhi kebutuhan modal kerja
perusahaan. [10]
Sumber Modal Kerja
Modal kerja yakni satu diantara beragam unsur krusial pada aktivitas
operasionalnya perusahaan. Modal kerja adalah dana yang dipakai guna melakukan
pembiayaan kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan aktivitas operasionalnya
perusahaan, sebagaimana pembayaran gaji, pembelian bahan bakunya, serta
pemeliharaan fasilitas produksi. Keberadaan modal kerja yang cukup sangat krusial
guna memvalidasi kelancaran operasionalnya dan juga menjaga kestabilan keuangannya
perusahaan. [11]
Sumber modal kerja yakni dana yang diperoleh oleh perusahaan untuk
melakukan pemenuhan keperluan operasionalnya. Modal kerja dapat diperoleh dari
beragam sumber, baik yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan [12]. Berikut
beberapa sumbernya modal kerja yang sering dipakai:
1. Modal Sendiri (Equity)
Modal sendiri atau modal internal adalah dana yang asalnya langsung dari
pemilik perusahaan. Ini termasuk modal yang diinvestasikan oleh pemilik pada saat
pendirian perusahaan maupun dana yang dihasilkan dari laba yang ditahan. Modal
ini bersifat permanen dan tidak perlu dibayar kembali, meskipun dapat dilakukan
pembagiannya menjadi dividen jika perusahaan menghasilkan keuntungan.
Laba yang Ditahan (Retained Earnings): Laba yang tidak dilakukan
pembagiannya menjadi dividen, melainkan ditahan di perusahaan untuk
digunakan sebagai modal kerja di masa depan.
Saham yang Diterbitkan: Pada perusahaan yang bentuknya perseroan terbatas
(PT), saham yang diterbitkan dapat digunakan sebagai sumber modal untuk
operasi perusahaan.
2. Modal Pinjaman (Debt) Modal pinjaman yakni dana yang diperoleh perusahaan
dengan meminjam dari pihak luar, seperti bank, lembaga keuangan, atau investor.
Modal pinjaman biasanya dibayar kembali dalam jangka waktu tertentu dengan
bunga.
Pinjaman Bank: Dana yang dipinjam perusahaan dari bank untuk mendukung
kegiatan operasional. Pinjaman ini umumnya memiliki jangka waktu tertentu
dan kewajiban pembayaran bunga.
Kredit Dagang: Modal yang diperoleh perusahaan dari pemasok melalui
penundaan pembayaran atas barang ataupun jasa yang dilakukan pembeliannya.
Ini sering dipakai guna membiayai persediaan barang.
Obligasi: Surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana
dari investor. Obligasi ini wajib dilunasi dalam periode waktu yang telah
ditentukan, beserta pembayaran bunga yang harus dipenuhi.
Ely Dewi Priyanti1, Silvia Rahmasari2
3. Modal Sumber Lain
Modal dari Investor Asing: Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat
memperoleh modal kerja dari investor asing yang ingin berinvestasi di
perusahaan. Modal ini bisa berupa ekuitas atau pinjaman.
Pembiayaan Leasing: Modal kerja yang diperoleh dengan cara menyewa
peralatan atau aset lain yang diperlukan perusahaan tanpa harus membeli secara
langsung. [13]
Penggunaan Modal Kerja
Pemberdayaan modal kerja sangat terkait dengan kegiatan operasional harian
perusahaan. Modal kerja digunakan untuk berbagai kebutuhan yang diperlukan agar
perusahaan dapat berjalan dengan efisien. Beberapa penggunaan modal kerja yang
utama adalah:
1. Pembelian Bahan Baku
Modal kerja dipakai guna memperoleh bahan baku yang diperlukan pada proses
produksi. Bahan baku ini harus terdapat kesediannya pada jumlahnya yang cukup
supaya perusahaan bisa terus beroperasi tanpa hambatan.
2. Pembayaran Upah dan Gaji
Penggunaan modal kerja juga mencakup pembayaran gaji dan upah kepada
karyawan. Manajemen gaji yang efektif sangat crucial untuk mempertahankan
tingkat produktivitas dan kepuasan karyawan.
3. Pembayaran Hutang Jangka Pendek
Modal kerja digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan yang bersifat
jangka pendek, seperti utang kepada pemasok, bunga pinjaman, dan kewajiban
lainnya yang harus dilunasi dalam waktu dekat.
4. Biaya Operasional Lainnya
Modal kerja juga dipakai untuk biaya operasional lainnya sebagaimana biaya
pemasaran, biaya administrasi, biaya sewa, dan biaya pemeliharaan alat atau
fasilitas produksi.
5. Penyimpanan Persediaan
Perusahaan memerlukan modal kerja untuk membeli dan menyimpan persediaan
barang, baik barang dagangan maupun barang setengah jadi. Keberadaan persediaan
yang cukup memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar tanpa
hambatan.
6. Cadangan Kas untuk Keperluan Darurat
Sebagian dari modal kerja disiapkan sebagai cadangan kas untuk kebutuhan
darurat, seperti perbaikan mendesak atau pengeluaran tak terduga yang bisa
mengganggu kelancaran operasional. [14]
Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Laporan sumber serta pemakaian modal kerja yakni laporan keuangan yang
mengungkapkan bagaimana perusahaan memperoleh dan memanfaatkan modal
kerjanya dalam periode waktu tertentu. Laporan ini membantu pemangku kepentingan
untuk menilai kesehatan keuangannya perusahaan dan efisiensi dalam pengelolaan
modal kerja. Laporan ini biasanya mencakup dua bagian utama:
1. Laporan Sumber Modal Kerja
Laporan ini mencakup informasi tentang sumber-sumber dana yang dipakai
guna melakukan pembiayaan modal kerjanya, baik dari modal sendiri (ekuitas)
maupun dari pinjaman dan sumber eksternal lainnya. Laporan ini dapat disajikan
dalam bentuk:
Modal yang diterima dari pemegang saham atau pemilik perusahaan.
7 Jurnal Al-Fatih Global Mulia
Pinjaman yang diterima dari lembaga keuangan atau investor.
Laba yang ditahan yang digunakan untuk mendanai operasional.
2. Laporan Penggunaan Modal Kerja
Laporan ini menggambarkan bagaimana dana yang diterima dipakai guna
mendukung berbagai kegiatan operasional perusahaan. Penggunaan modal kerja ini
meliputi pembelian bahan bakunya, pembayaran utang jangka pendek, biaya
operasionalnya, serta keperluan lainnya. Laporan ini juga menunjukkan berapa
banyak modal kerja yang digunakan untuk memelihara likuiditas dan menghindari
kesulitan keuangan. [15]
Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja:
PT. XYZ
NERACA YANG DIPERBANDINGKAN
31 Desember 2022, 2023
31 Desember Naik atau Turun
Rekening
2022 2023 *
Kas 545.500 919.700 374.200
Piutang Dagang 1.324.200 1.612.800 288.600
Piutang Wesel 500.000 250.000 *250.000
Persediaan 951.200 1.056.500 105.300
Persekot Biaya 46.000 37.000 9.000
Tanah 200.000 200.000
Gedung 1.600.000 2.000.000 400.000
Alat Kantor 700.000 850.000 150.000
Jumlah 5.826.900 6.926.000 1.059.100
31 Desember Naik atau Turun
Rekening
2022 2023 *
Cad. Penyusutan 225.000 261.000 35.500
Gedung
Cad. Peny. Alt 153.000 201.000 48.000
Kantor
Hutang Dagang 655.000 552.200 *102.800
Hutang Wesel 150.000 125.000 *25.000
Hutang Gaji 312.000 443.500 131.500
Hutang Obligasi 600.000 450.000 *150.000
Modal Saham 2.000.000 2.600.000 600.000
Laba yang ditahan 1.771.400 2.293.300 521.900
Jumlah 5.826.900 6.926.000 1.059.100
Jawaban:
PT. XYZ
Laporan Perubahan Modal Kerja
Untuk Tahun 2023
Rekening 31 Desember Modal Kerja
Ely Dewi Priyanti1, Silvia Rahmasari2
2022 2023 Naik Turun
Kas 545.500 919.700 374.200
Piutang 1.324.200 1.612.800 288.600
Dagang
Piutang Wesel 500.000 250.000 250.000
Persediaan 951.200 1.056.500 105.300
Persekot Biaya 46.000 37.000 9.000
Hutang 655.000 552.200 102.800
Dagang
Hutang Wesel 150.000 125.000 25.000
Hutang Gaji 312.000 443.500 131.500
895.900 390.500
Kenaikan 505.400
Modal Kerja
895.900 895.900
Sumber Modal Kerja
Hasil Operasional:
Laba Ditahan 521.900
Depresiasi 83.50
0
605.400
Penjualan Saham 600.000
1.205.400
Penggunaan Modal Kerja
Pembelian Gedung 400.000
Pembelian Alat Kantor 150.000
Pembayaran Hutang Obligasi 150.000
(700.000)
Kenaikan Modal Kerja 505.400
Modal kerja perusahaan pada umumnya berasal dari: [16]
Resultan operasi perusahaan + amortisasi serta depresiasi
Penjualan serta keuntungan surat berharga dari investasi jangka pendeknya
Penjualan aktiva tidak lancar
Penjualan obligasi ataupun saham
KESIMPULAN
Berlandaskan resultan analisis, bisa dilakukan penyimpulan bahwa pengelolaan
sumber serta pemakaian modal kerja memegang peranan penting pada tataran menjaga
likuiditas dan profitabilitas perusahaan. Sumber modal kerja umumnya berasal dari
kegiatan operasi, pendanaan dan investasi, sedangkan penggunaannya difokuskan pada
kebutuhan operasional seperti pembelian persediaan, pengelolaan piutang dan
pembayaran kewajiban lancar.
Manajemen modal kerja yang efisiensi, seperti mempersingkat siklus
konversinya kas, dapat meningkatkan profitabilitasnya perusahaan secara signifkan.
9 Jurnal Al-Fatih Global Mulia
Sebaliknya, ketidakseimbangan antara sumber serta pemakaian modal kerja, seperti
tingginya peluang atau persediaan yang tidak terkelola dengan baik, dapat menghambat
arus kas dan memengaruhi kapabilitas perusahaan guna melakukan pemenuhan
kewajiban jangka pendeknya. Laporan sumber serta pemakaian modal kerja
memberikan visualisasi yang jelas mengenai bagaimana modal kerja diperoleh dan
digunakan, yang dapat menjadi alat evaluasi bagi pengelola perusahaan dan pemangku
kepentingan lainnya.
Penelitian ini menekankan pentingnya strategi yang efektif dalam pengelolaan
modal kerja untuk memastikan kestabilan keuangan dan mendorong pertumbuhan yang
berkelanjutan. Perusahaan disarankan untuk terus memantau dan mengevaluasi arus kas
serta mengadopsi kebijakan pengelolaan modal kerja yang adaptif terhadap perubahan
kondisi pasar.
DAFTAR PUSTAKA
[1] R. B., Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta: BPFE.
[2] R. S.A, W. R.W. and J. B.D., Corporate Finance, McGraw-Hill Education, 2021.
[3] E. Brigham and J. Houston,, Fundamental of Financial Management, Cengage
Learning, 2019.
[4] L. Lazaridis and D. Tryfonidis, "Relationship Between Working Capital
Management and Profitablity of Listed Companies in the Athens Stock Exchange,"
Journal of Financial Management and Analysis, Vols. Vol. 19, No.1, p. 6, 2006.
[5] K. Manajemen Keuangan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.
[6] A. A. Y. Fadli, "Pengaruh Profitabilitas terhadap Modal Kerja pada Perusahaan
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia," Jurnal Aplikasi
Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, Vols. Vol. 1, No.2, no. ISSN 2541-143; E-ISSN
2550-073, p. 124, 2017.
[7] A. Suratinoyo, "Analisa Laporan Sumber-Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Dalam Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan Pada PT. Fast Food TBK.," Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi, vol. 16, no. 03, p. 3, 2016.
[8] A. Sirait, "Analisis Manajemen Modal Kerja Sehubungan Dengan Pengukuran
Profitabilitas UMKM," p. 3.
[9] D. K. Analisis Laporan Keuangan, Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2008.
[10] N. Fatma and A. Tomu, "Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap
Kemampulabaan Pada Toko Mazayya," p. 52.
[11] S. S. Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Aplikasi, Jakarta: Salemba
Empat, 2017.
Ely Dewi Priyanti1, Silvia Rahmasari2
[12] F. I. Manajemen Keuangan (Edisi Revisi), Bandung: Alfabeta, 2014.
[13] K. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015.
[14] G. L. J. Principles of Managerial Finance (13th ed.), Boston: Pearson Education,
2011.
[15] B. E. F. and E. M. C. , Financial Management: Theory & Practice (14th ed.),
Mason : Cengage Learning, 2013.
[16] H. and S. Syafri, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
11 Jurnal Al-Fatih Global Mulia