0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
51 tayangan9 halaman

Estimasi Cadangan Karbon Komunitas Mangrove Dusun Keranji, Desa Paremas, Lombok Timur

Penelitian ini mengestimasi cadangan karbon di komunitas mangrove Dusun Keranji, Lombok Timur, dengan fokus pada enam spesies mangrove. Hasil menunjukkan bahwa cadangan karbon rata-rata mencapai 104,96 ton/ha untuk karbon batang dan 56,05 ton/ha untuk karbon akar, dengan kondisi tutupan hutan yang jarang. Penelitian ini bertujuan untuk mendukung pengelolaan dan pelestarian ekosistem mangrove lokal.

Diunggah oleh

Jaya Dg.Situru
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
51 tayangan9 halaman

Estimasi Cadangan Karbon Komunitas Mangrove Dusun Keranji, Desa Paremas, Lombok Timur

Penelitian ini mengestimasi cadangan karbon di komunitas mangrove Dusun Keranji, Lombok Timur, dengan fokus pada enam spesies mangrove. Hasil menunjukkan bahwa cadangan karbon rata-rata mencapai 104,96 ton/ha untuk karbon batang dan 56,05 ton/ha untuk karbon akar, dengan kondisi tutupan hutan yang jarang. Penelitian ini bertujuan untuk mendukung pengelolaan dan pelestarian ekosistem mangrove lokal.

Diunggah oleh

Jaya Dg.Situru
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 9

Jurnal Ilmu Kelautan Lesser Sunda P-ISSN: 2775-0078

Januari 2025 E-ISSN: 2775-0086


Vol. 5(1):11-19 [email protected]

Estimasi Cadangan Karbon Komunitas Mangrove Dusun


Keranji, Desa Paremas, Lombok Timur

Muhammad Haykal1, Carlen Aufa Harman1, Siti Asiah ZA1, Nurliah


Buhari1, Wiwid Andriyani Lestariningsih1, Ayu Adhita Damayanti1,
Ibadur Rahman1*

1
Program Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas
Pertanian,
Universitas Mataram,
*[email protected]

Abstract : Carbon dioxide is one of the greenhouse gases that reflects sunlight radiation.
Mangrove trees have the ability to absorb and store carbon in the air, so the existence of a
mangrove tree could be one of the solutions to the global warming problem. This research aims
to find out the amount of carbon reserves in the mangrove communities that exist in Keranji
Hamlet, Paremas, East Lombok. The survey method used in this research is an explorative
descriptive method that will make it easier to understand and interpret the data. To determine
the stock of mangrove carbon, data is needed that will influence the carbon content such as
diameter, density, type and percentage of the coverage of the mangrove. In this study, six species
of mangroves were identified: Avicennia alba, A. marina, Rhizophora apiculata, R. mucronata,
R. stylosa, and Sonneratia alba. The average density value obtained is 988,889 ind/ha so it is
known that the mangrove forests of Keranji Hamlet, Paremas, Jerowaru, East Lombok have rare
cover conditions based on standard quality of forest damage. The average diameter of the
mangrove tree is the highest value at transec 2, so the highest carbon reserve value is found at
transec 2, whether it's root or rod. The average estimated reserve is spread out at 104.96 tons/ha
of rod carbon and at 56.05 tons/he of root carbon that marks the rod carbon belonging to the
high category and the rod carb belongs to the medium category..
Keyword: Allometric, Biomass, Carbon, Density.

PENDAHULUAN
Karbon merupakan suatu unsur yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup sebagai
pembangun biomassa dalam tubuh serta sebagai sumber energi organisme yang memiliki klorofil
melalui proses fotosintesis (Ghafar et al., 2018). Karbon di bumi dapat berasal dari alam dan
aktivitas manusia. Di alam, karbon mengalami siklus materi yang dikenal sebagai siklus karbon.
Dalam siklus tersebut, karbon mengalami perpindahan atau pertukaran antara reservoir biotik
(biosfer) dan abiotik, seperti laut, atmosfer dan kerak bumi. Siklus karbon membutuhkan
makhluk hidup yang berperan dalam fotosintesis.. Di laut, siklus karbon melibatkan fitoplankton,
sedangkan di darat, tumbuhan seperti mangrove turut berkontribusi dalam proses tersebut
(Firdaus & Wijayanti, 2019). Meskipun dibutuhkan, karbon yang berlebih pada atmosfer bisa
menjadi emisi yang mengakibatkan pemanasan global (Ramlan, 2002).
Pemanasan global dapat terjadi akibat meningkatnyameningkatnya konsentrasi gas
rumah kaca salah satunya karbon dioksida (CO2). Radiasi matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi, akan diserap dan disebarkan ke seluruh bagian bumi oleh gas rumah kaca salah
satunya karbon dioksida (Pratama, 2019). Pemanasan global memiliki berbagai macam dampak,
salah satunya adalah pengasaman air laut, kenaikan muka air laut (Latuconsina, 2010). Aktivitas
manusia seperti pembakaran bahan bakar, pengeringan lahan gambut, operasi pabrik dan
pertanian merupakan salah satu sumber gas karbon dioksida penyebab pemanasan global
(Samiaji, 2011). Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi emisi karbon dioksida,
seperti pengeluaran kebijakan terkait iklim, upaya efisiensi energi (Noor & Mahardika, 2020)
dan konservasi wilayah hutan terutama hutan mangrove (Lumbessy et al., 2015).
Pohon mangrove memiliki kemampuan untuk menyerap karbon anorganik CO 2 menjadi
karbon organik berupa hasil vegetasi melalui proses fotosintesis (Akbar et al., 2019) dan
menyimpan karbon tersebut pada biomassa tubuhnya, seperti akar, batang, dan daun (Senoaji &
Hidayat, 2016). Kemampuan tersebut menjadikan pohon mangrove sebagai salah satu solusi
untuk permasalahan pemanasan global. Selain itu, kemampuan penyerapan karbon dari pohon
mangrove lebih baik daripada tumbuhan lain. Berbeda dengan tumbuhan pada umumnya,
mangrove memiliki sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk ketika membentuk
bahan vegetasi sehingga mangrove berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan
sumber karbon (Haryani, 2013). Karbon yang disimpan oleh mangrove pada daun, batang dan
ranting disebut sebagai biomassa atas, sementara karbon yang disimpan mangrove pada akar
disebut sebagai biomassa bawah (Kusuma et al., 2022).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah cadangan karbon pada komunitas
mangrove yang ada di Dusun Keranji, Paremas, Jerowaru, Lombok Timur. Hal tersebut
dilakukan agar pemerintah setempat dan warga di sekitar ekosistem mangrove Keranji dapat
memaksimalkan pengelolaan ekosistem mangrove untuk mendukung pelestarian dan
keberlanjutan ekosistem mangrove yang ada.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2024 dilakukan pengambilan data di
kawasan ekosistem mangrove Dusun Keranji, Desa Paremas, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten
Lombok Timur. Kemudian, untuk pengolahan data dilakukan pada bulan Juli 2024 di Gedung H
Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian


Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif, untuk mempermudah dalam
memahami dan menafsirkan data (Rachman et al, 2024). Pengambilan data diameter batang
pohon mangrove dilakukan dengan membuat plot persegi berukuran 10×10 m yang digunakan
untuk mengamati mangrove kategori pohon. Dalam plot tersebut, dibuat sub-plot berukuran 5×5
m untuk mengamati anakan, dan dibuat lagi sub-plot berukuran 1×1 m di dalam sub-plot 5×5 m
untuk mengamati mangrove semai. Penentuan kategori mangrove pohon, anakan dan semai
ditentukan berdasarkan diameter, keliling dan tinggi dari pohon. Mangrove kategori pohon
memiliki diameter >4 cm serta keliling batang 16 cm, kategori anakan memiliki diameter <4 cm,
12
Lesser Sunda 5(1): 11-19, Januari 2025
keliling batang <16 cm serta tinggi 1,5 m. Kemudian untuk semai, memiliki ketinggian <1,5 m
(Dharmawan & Pramudji, 2017). Data mangrove kategori anakan dan semai tidak digunakan
dalam penentuan stok karbon karena memiliki nilai yang kecil (Hilmi, 2003 dalam Lestariningsih
et al., 2018).
Pengambilan data biomassa mangrove diperoleh dengan mengukur diameter batang
pohon mangrove dengan menggunakan metode DBH (Diameter at Breast Height), ketinggian
dari DBH umumnya berada di angka 130 cm atau 1,3 m di atas permukaan tanah. Apabila pohon
bercabang di bawah 1,3 m diukur sebagai pohon yang terpisah tergantung dengan jumlah
cabangnya, kemudian apabila pohon memiliki cabang yang mengalami abnormalitas maka
diukur diameter di atas atau di bawah tempat abnormalitas tersebut tidak mempengaruhi bentuk
normal mangrove (Snedaker & Snedaker, 1984) seperti yang terlihat pada Gambar 2.
Data yang diperoleh berupa data jenis, tinggi, jumlah dan diameter batang pohon
mangrove dianalisis menggunakan Microsoft excel. Adapun data yang diperlukan dalam mencari
estimasi cadangan karbon diperlukan basal area, berat jenis, biomassa akar dan biomassa batang.
Nilai basal area digunakan untuk memberikan gambaran mengenai besarnya biomassa atau
volume tegakan dalam suatu area (Waskitho, 2019). Untuk mendapatkan nilai basal area bisa
menggunakan persamaan sebagai berikut.
1
BA = × 3.14 × DBH 2
4
Keterangaan: BA = Basal Area
DBH = Diameter pada ketinggian dada

Gambar 2. Posisi pengukuran diameter mangrove kategori pohon sumber (Dharmawan &
Pramudji, 2017)
Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan persamaan alometrik untuk
menghitung biomassa tegakan mangrove. Setiap spesies mangrove memiliki nilai persamaan
alometrik yang berbeda-beda. Kandungan karbon mangrove dapat dihitung berdasarkan
biomassa pohon dan akar menggunakan persamaan alometrik yang telah ditentukan (Analuddin
et al., 2020; Komiyama et al., 2008; Al-Nabadi & Sulaiman, 2018; Suryono et al., 2018).
Persamaan alometrik untuk bagian batang setiap spesies dapat dilihat pada Tabel 2, kemudian
persamaan alometrik untuk bagian akar mangrove setiap spesies dapat dilihat pada Tabel 3.
Sedangkan nilai berat jenis mangrove untuk menghitung nilai alometrik akar mangrove bisa
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 2. Persamaan alometrik untuk bagian batang mangrove
Spesies Persamaan alometrik Referensi
Avicennia alba B=0.079211×D2.470895 Suryono et al., 2018
Avicennia marina B=0.1848×D2.3524 Suryono et al., 2018
Rhizophora apiculata B=0.268×D2.345 Analuddin et al., 2020
Rhizophora mucronata B=0.143×D2.519 Analuddin et al., 2020
Rhizophora stylosa B=0.1579×D2.593 Analuddin et al., 2020

13
Haykal. et al. – Estimasi Cadangan Karbon Komunitas Mangrove
Sonneratia alba B=0.251×p×D2.46 Komiyama et al., 2008

Tabel 3. Persamaan alometrik untuk bagian akar mangrove


Spesies Persamaan alometrik Referensi
Avicennia alba B=0.199×p0.899×D2.22 Komiyama et al., 2008
Avicennia marina B=1.28×D1.17 Al-Nadabi & Hameed 2018
Rhizophora apiculata B=0.00698×D2.61 Komiyama et al., 2008
Rhizophora mucronata B=0.199×p0.899×D2.22 Komiyama et al., 2008
Rhizophora stylosa 𝐵 = 0. 261 × 𝐷1.86 Komiyama et al., 2008
Sonneratia alba B=0.199×p0.899×D2.22 Komiyama et al., 2008
Keterangan: B = biomassa
P = berat jenis
D = diameter (cm)
Tabel 4. Nilai berat jenis setiap spesies mangrove
Spesies Berat jenis (p)
Avicennia alba 0,506
Avicennia marina 0,670
Rhizophora apiculate 0,08814
Rhizophora mucronate 0,8483
Rhizophora stylosa 0,94
Sonneratia alba 0,6443
(sumber: Asiah-Z.A. et al., 2024; Purwiyanto & Agustriani, 2017)
Estimasi cadangan karbon pada batang dan akar dapat dihitung setelah didapatkan nilai
biomassa batang dan akar mangrove. Nilai biomassa dapat diubah menjadi nilai estimasi
cadangan karbon dengan mengalikan nilai biomassa yang didapat dengan nilai bahan organik
karbon yakni 0,47 sesuai dengan metode yang digunakan oleh Analuddin et al. (2020) dalam
Asiah-Z. A. et al. (2024).
Cb =B×%C organik
Keterangan: Cb = kandungan karbon dari biomassa, dinyatakan dalam kilogram (kg)
B = total biomassa, dinyatakan dalam (kg)
%C organik = 0,47 berdasarkan SNI
Estimasi karbon pada substrat dapat dihitung dengan menggunakan metode Colorimetri
walkey and black. Untuk menemukan nilai karbon substrat terlebih dahulu dicari kandungan
densitas karbon tanah sesuai dengan metode yang digunakan Marbun et al., (2020).
Densitas karbon tanah (g C/cm³) = %C × BD
Keterangan: %C = kandungan karbon bahan sedimen organik yang diperoleh dari hasil analisis
colorimetri walkey and black.
BD = Bulk density (g/cm³)
Kemudian, setelah ditemukan nilai densitas karbon dihitung nilai persamaan karbon total
pada substrat dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
Karbon tanah (Mg C/ha) = BD × SDI × %C
Keterangan : SDI = Soil depth interval (cm)
BD = Bulk density (g/cm³)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan, terdapat 6 jenis mangrove pada
lokasi penelitian, yaitu: Avicennia alba, A. marina, Rhizophora apiculata, R. mucronata, R.
stylosa, dan Sonneratia alba.. Mangrove S. alba merupakan jenis mangrove yang sering

14
Lesser Sunda 5(1): 11-19, Januari 2025
ditemukan di lokasi penelitian, hal tersebut bisa dilihat pada Tabel 5. Mangrove S. alba bisa
ditemukan pada Transek 1, 2 dan 3. Hal tersebut bisa terjadi karena lokasi pengamatan
merupakan daerah pasang surut yang benar-benar dipengaruhi oleh air laut (Tihurua et al., 2020).
Pada penelitian ini didapatkan nilai basal area paling besar pada transek 2 yakni sebesar
5198 cm², kemudian diikuti oleh transek 1 dengan nilai basal area sebesar 4063 cm² dan nilai
basal area paling kecil ditemukan pada transek 3 sebesar 2278 cm². Karena nilai basal area pada
transek 2 lebih besar dibanding transek lain, maka nilai rata-rata diameter yang didapat pada
transek 2 lebih besar dibandingkan transek lain seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 5. Jenis tegakan pohon mangrove yang ditemukan di lokasi penelitian
No. Jenis Keterangan
Transek 1 Transek 2 Transek 3
1. Avicennia alba - - +
2. Avicennia marina - - +
3. Rhizophora apiculata - + -
4. Rhizophora mucronata + - +
5. Rhizophora stylosa - - +
6. Sonneratia alba + + +
Berdasarkan pengamatan, didapatkan nilai biomassa pohon dan nilai cadangan karbon
batang tertinggi pada Transek 2, masing-masing sebesar 315,99 ton/ha biomassa pohon dan
sebesar 148,52 ton/ha nilai cadangan karbon batang. Sementara itu, untuk nilai biomassa pohon
dan cadangan karbon terendah didapatkan pada Transek 3 sebesar 133,98 ton/ha nilai biomassa
pohon dan nilai cadangan karbon didapatkan sebesar 62,97 ton/ha. Hal tersebut bisa terjadi
karena diameter batang rata-rata pada Transek 2 memiliki nilai yang lebih tinggi daripada transek
lain. Semakin besar ukuran diameter batang maka CO2 yang dikonversi menjadi biomassa juga
akan meningkat (Amaliyah et al., 2022; Heriyanto & Subiandono, 2012). Nilai diameter rata-rata
pohon per transek dapat dilihat pada Tabel 6. dan perhitungan biomassa dan cadangan karbon
pada tegakan batang pohon mangrove dapat dilihat pada Gambar 3.
Tabel 6. Diameter rata-rata pohon tiap transek
Transek Diameter rata-rata pohon (cm)
1 10,65
2 12,59
3 10,80

15
Haykal. et al. – Estimasi Cadangan Karbon Komunitas Mangrove
Gambar 3. Nilai biomassa dan estimasi cadangan karbon batang
Untuk nilai biomassa akar dan cadangan karbon akar, didapatkan nilai tertinggi pada
Transek 2. Didapatkan sebesar 162,19 ton/ha biomassa akar dan 76,23 ton/ha nilai cadangan
karbon akar (Gambar 3). Nilai biomassa akar dan cadangan karbon akar yang terendah
didapatkan pada Transek 3, dengan nilai biomassa akar sebesar 66,93 ton/ha dan nilai cadangan
karbon akar sebesar 31,46 ton/ha. Hal tersebut terjadi karena nilai biomassa akar akan
dipengaruhi oleh nilai biomassa batang, semakin besar apabila nilai biomassa batang maka nilai
biomassa akar juga semakin besar (Rahmah et al., 2015). Hasil perhitungan nilai biomassa akar
dan cadangan karbon akar bisa dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Nilai biomassa dan estimasi cadangan karbon akar


Jumlah cadangan karbon pada pohon mangrove dapat dipengaruhi oleh beberapa hal,
diantaranya adalah jenis mangrove, diameter batang, basal dan tutupan kanopi. Akan tetapi,
menurut pendapat Umam et al. (2022) total kandungan karbon dipengaruhi oleh diameter pohon
dan kerapatan namun faktor kerapatan tidak memberikan total kandungan karbon yang besar
apabila diameter pohonnya kecil. Jenis mangrove juga dapat mempengaruhi nilai biomassa dan
cadangan karbon karena setiap spesies mangrove memiliki persamaan allometrik yang berbeda-
beda (Sutaryo, 2009). Selain itu, usia juga mempengaruhi kadar cadangan karbon dari pohon
mangrove. Menurut (Sjostrom 1998 dalam Aisoi & Megawati, 2021) semakin tua usia dari pohon
mangrove maka potensi biomassa tegakan akan makin besar.
Cadangan karbon pada batang mangrove lebih tinggi apabila dibandingkan dengan
cadangan karbon pada akar, karena nilai dari karbon akar tergantung dari nilai karbon yang
tersimpan pada batang (Ngidu et al., 2023). Semakin besar diameter batang, maka nilai cadangan
karbon pada mangrove akan semakin besar pula (Alviana et al., 2023). Nilai karbon substrat
tertinggi didapatkan nilai tertinggi pada Transek 3 dan yang paling rendah pada transek 2.
Perbandingan antara cadangan karbon pada batang, cadangan karbon pada akar serta substrat
disajikan pada Gambar 5.

16
Lesser Sunda 5(1): 11-19, Januari 2025
Gambar 5. Perbandingan cadangan karbon pada batang dan akar mangrove
Mengacu kepada Bappenas (2010), cadangan karbon batang pada Transek 1 dan Transek
2 bisa dikatakan tinggi sedangkan pada Transek 3 cadangan karbon batangnya sedang.
Kemudian, pada cadangan karbon akar diketahui pada ketiga transek cadangan karbon akarnya
termasuk ke dalam kategori sedang. Nilai rata-rata cadangan karbon pada mangrove di Dusun
Keranji, Desa Paremas, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur adalah sebesar 104,96
ton/ha untuk cadangan karbon batang dan cadangan karbon akar adalah sebesar 56,05 ton/ha

KESIMPULAN
Hutan mangrove yang ada di Dusun Keranji, Paremas, Lombok Timur memiliki kondisi
tutupan yang jarang berdasarkan nilai baku mutu kerusakan hutan. Nilai kandungan karbon
tertinggi didapatkan pada transek 2, baik itu bagian batang maupun bagian akar. Berdasarkan
nilai kandungan karbon rata-rata, didapatkan nilai kandungan karbon batang yang tergolong
tinggi dan nilai kandungan karbon akar yang tergolong sedang.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada mahasiswa mata kuliah
Ekologi Laut Tropis dan Panitia Praktikum Lapangan Terpadu (Fieldtrip) Program Studi Ilmu
Kelautan, Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Mataram yang telah membantu
dalam pengumpulan data kerapatan dan tutupan vegetasi mangrove yang digunakan dalam
pembuatan artikel ini. Serta kepada bapak Kepala Dusun Pantai Keranji dan Kepala Desa
Paremas, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, yang telah memberikan akses untuk
dapat melakukan kegiatan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Aisoi, L. E., & Megawati, R. (2021). Estimasi Stok Karbon Pada Tegakan Pohon Mangrove Di
Kawasan Wisata Alam Teluk Youtefa. Prosiding Seminar Hasil Penelitian
Pengembangan Ipteks Dan Sains, 7. 211-224.
Akbar, C., Arsepta, Y., Dewiyanti, I., Bahri, S. (2019). Dugaan Serapan Karbon Pada Vegetasi
Mangrove, Di Kawasan Mangrove Desa Beureunut, Kecamatan Seulimum, Kabupaten
Aceh Besar. Jurnal Laôt Ilmu Kelautan, 1 (2). 11-22.
https://doi.org/10.35308/jlaot.v1i2.2314.
Al-Nabadi, A., & Sulaiman, H. (2018). Carbon Sink Potential Of Avicennia Marina In The Al-
Qurm Nature Reserve, Muscat, Oman. Iop Conference Series: Earth And Environmental
Science, 151 (1). 1-6. https://doi.org/10.1088/1755-1315/151/1/012003.

17
Haykal. et al. – Estimasi Cadangan Karbon Komunitas Mangrove
Alviana, D., Anggraini, R., Hidayati, J. R., Karlina, I., Lestari, F., Apdillah, D., Syakti, A. D., &
Sihite, D. (2023). Estimasi Cadangan Karbon Pada Ekosistem Mangrove Di Desa
Pengudang Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan. Jurnal Kelautan Tropis, 26 (3).
464-472. https://doi.org/10.14710/jkt.v26i3.18326.
Amaliyah, A., Purnomo, P. W., & Suprapto, D. (2022). Estimasi Biomasa dan Kandungan
Karbon di Kawasan Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi, Rembang. JURNAL
ENGGANO, 7 (1). 92–105. https://doi.org/10.31186/jenggano.7.1.92-105.
Asiah-Z.A., S., Puna, S. H., Lestariningsih, W. A., & Rahman, I. (2024). Perbandingan Jumlah
Cadangan Karbon Mangrove Aboveground Dan Belowground di Gili Petagan, Sambelia,
Lombok Timur. Journal of Marine Research, 13 (2). 301-310.
https://doi.org/10.14710/jmr.v13i2.43504.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2010). Strategi Nasional REDD+. Bappenas
Kemenhut UN-REDD Programme Indonesia, Jakarta.
Daris, L., J, J., W, W., & Arianto, I. (2023). Kajian Ekosistem Mangrove Berdasarkan Jenis dan
Karakteristik Substrat di Desa Tompotana Kecamatan Kepulauan Tanakeke Kabupaten
Takalar. Lutjanus, 28 (1). 16-27. https://doi.org/10.51978/jlpp.v28i1.550.
Dharmawan, I. W. E., & Pramudji. (2017). Panduan Pemantauan Komunitas Mangrove, Ed. 2.
Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Jakarta. 54pp.
Firdaus, M.R., & Wijayanti, L. A.S. (2019). Fitoplankton Dan Siklus Karbon Global. Oseana,
44 (2). 35-48. http://dx.doi.org/10.14203/oseana.2019.Vol.44No.2.39.
Ghafar, M., Mulia, N. S., Novi, K., Mulyadi., Muslich, H., Kurniawati. (2018). Kandungan
Karbon Tanah Di Kawasan Hutan Sekunder Pegunungan Deudap Pulo Aceh Kabupaten
Aceh Besar. Prosiding Seminar Nasional Biotik. 274-280.
Haryani, N. S. (2013). Analisis Perubahan Hutan Mangrove Menggunakan Citra Landsat. Jurnal
Ilmiah Widya, 1 (1). 72-77.
Heriyanto, N. M., & Subiandono, E. (2012). Komposisi Dan Struktur Tegakan, Biomassa, Dan
Potensi Kandungan Karbon Hutan Mangrove Di Taman Nasional Alas Purwo. Jurnal
Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam, 9 (1). 23-32.
https://doi.org/10.20886/jphka.2012.9.1.023-032.
Komiyama, A., Ong, J. E., Poungparn, S. (2008). Allometry, Biomass, And Productivity Of
Mangrove Forrest: A Review. Aquatic Botany, 89 (2). 128-137.
https://doi.org/10.1016/j.aquabot.2007.12.006.
Kusuma, A. H., Effendi, E., Hidayatullah, M. S., & Susanti, O. (2022). Estimasi Serapan Karbon
Pada Vegetasi Mangrove Register 15, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung
Timur, Provinsi Lampung. Journal of Marine Research, 11 (4). 768-778.
https://doi.org/10.14710/jmr.v11i4.35605.
Latuconsina, H. 2010. Dampak Pemanasan Global Terhadap Ekosistem Pesisir Dan Lautan.
Jurnal Ilmiah Agribisnis Dan Perikanan, 3 (1). 30-37.
https://doi.org/10.29239/j.agrikan.3.1.30-37.
Lestariningsih, W. A., Soenardjo, N., & Pribadi, R. (2018). Estimasi Cadangan Karbon pada
Kawasan Mangrove di Desa Timbulsloko, Demak, Jawa Tengah. Buletin Oseanografi
Marina, 7 (2). 121-130. https://doi.org/10.14710/buloma.v7i2.19574.
Lumbessy, H., Rengkung, J., Gosal,P. H. (2015). Strategi Konservasi Ekosistem Mangrove Desa
Mangega Dan Desa Bajo Sebagai Destinasi Ekowisata DI Kabupaten Kepulauan Sula.
Spasial, 3 (2). 192-200. https://doi.org/10.35793/sp.v2i3.10767.
Ngidu, E. Y., Astiani, D., Ekamawanti, H. A. (2023). Estimasi Kandungan Karbon Mangrove
Pada Areal Penanaman Tahun 2012 Di Kawasan Hutan Mangrove Setapuk Besar
Singkawang Utara. Jurnal Hutan Lestari, 11 (4). 962-974.
https://doi.org/10.26418/jhl.v11i4.72327.

18
Lesser Sunda 5(1): 11-19, Januari 2025
Noor, M. A., & Saputra, P. M. A. (2020). Emisi Karbon dan Produk Domestik Bruto: Investigasi
Hipotesis Environmental Kuznets Curve (EKC) pada Negara Berpendapatan Menengah
di Kawasan ASEAN. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 8 (3), 230-246.
https://doi.org/10.14710/jwl.8.3.230-246.
Pratama, R. (2019). Efek Rumah Kaca Terhadap Bumi. Buletin Utama Teknik, 14 (2). 120-126.
https://doi.org/10.30743/but.v14i2.1096.
Purwiyanto, A. I. S., & Agustriani, F. (2017). Estimasi Stok Karbon Mangrove (Aboveground)
Di Tanjung Api-Api, Sumatera Selatan. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, 9
(2). 761-770. https://doi.org/10.29244/jitkt.v9i2.19308.
Rachman, A., Yochanan, E., Ilham, A. S., Hery, P. (2024). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D. Saba Jaya, Karawang. 253pp.
Rahmah, F., Basri, H., Sufardi, S. (2015). Potensi Karbon Tersimpan Pada Lahan Mangrove dan
Tambak di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan, 4
(1). 527-534.
Ramlan, M. (2002). Pemanasan Global (Global Warming). Jurnal Teknologi Lingkungan, 3 (1),
30-32. https://dx.doi.org/10.29122/jtl.v3i1.233.
Samiaji, T. (2011). Gas CO2 Di Wilayah Indonesia. Berita Dirgantara, 12 (2). 68-75.
Senoaji, G., & Hidayat, M. F. (2016). Peranan Ekosistem Mangrove Di Pesisir Kota Bengkulu
Dalam Mitigasi Pemanasan Global Melalui Penyimpanan Karbon. Jurnal Manusia Dan
Lingkungan, 23 (3). 327-333. https://doi.org/10.22146/jml.18806.
Snedaker, S. C., & Snedaker, J. G. (1984). The Mangrove Ecosystem: Research Method. United
Nations Educational, Scientific And Cultural Organization, Paris. 251pp.
Suriani, M., Ulma, O. S., & Kusumawati, I. (2023). Analysis Of Mangrove Vegetation Condition
Using Hemispherical Photography Method In Simeulue District. Journal of Marine
Research, 12 (2). 323-329. https://doi.org/10.14710/jmr.v12i2.36308.
Suryono, S., Soenardjo, N., Wibowo, E., Ario, R., & Rozy, E. F. (2018). Estimasi Kandungan
Biomassa dan Karbon di Hutan Mangrove Perancak Kabupaten Jembrana, Provinsi
Bali. Buletin Oseanografi Marina, 7 (1). 1-8.
https://doi.org/10.14710/buloma.v7i1.19036.
Sutaryo, D. (2009). Penghitungan Biomassa Sebuah Pengantar Untuk Studi Karbon Dan
Perdagangan Karbon. Wetland International Indonesia Programme, Bogor. 39pp.
Tihurua, E. F., Agustiani, E. L., & Rahmawati, K. (2020). Karakter Anatomi Daun sebagai
Bentuk Adaptasi Tumbuhan Penyusun Zonasi Mangrove di Banggai Kepulauan, Provinsi
Sulawesi Tengah. Jurnal Kelautan Tropis, 23 (2). 255-264.
https://doi.org/10.14710/jkt.v23i2.7048.
Umam, I., Subhan., Dahlan. (2022). Pendugaan Cadangan Karbon Di Hutan Mangrove Gampong
Baru Sayeung Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pertanian, 7 (2). 785-795. https://doi.org/10.17969/jimfp.v7i2.20153.
Waskitho, A. H. (2019). Hubungan Antara Keanekaragaman Jenis Vegetsi Dengan Basal Area
Di Sub Das Bangsri, Jawa Timur. Skripsi. Universitas Brawijaya. 39pp.
Marbun, A., Rumengan, A. P., Schaduw, J. N. W., Paruntu, C. P., Angmalisang, P.A., Manopo,
V. E. N. (2020). Analisis Stok Karbon Pada Sedimen Mangrove Di Desa Baturapa
Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis, 8
(1). 20-30. https://doi.org/10.35800/jplt.8.1.2020.27395.

19
Haykal. et al. – Estimasi Cadangan Karbon Komunitas Mangrove

Anda mungkin juga menyukai