Akhlak Nabi dalam Menjaga Lingkungan Hidup
Khutbah I
َأ َأ
اْلَح ْمُد ِلَّلِه اَّلِذي نَز َل ِمَن الَّسَماِء َماًء َف ْحَيا ِبِه اَأْلْرَض َبْعَد
، َوالَّصاَل ُة َوالَّس اَل ُم َعَلى َس ِّيِدَنا ُمَح َّمٍد َر ُس ْوِل اللِه.َمْوِتَها األية
َأْش َهُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل اللُه َوْحَدُه اَل،َوَعَلى آِلِه َوَصْح ِبِه َوَمْن َوااَل ُه
اَل ، ُل َع ا ا َأْش َأ، َش َك َل
َن
ِبَّي ُس
ُه َوَر ْو ُه ْبُد ًد َح
ُم َّم ِّيَدَن َس َّن ِرْي ُه َو َهُد
ُأ َأ
َّما َبْعُد َفَيا ِع َباَد الله ْوِصْيُكْم َوِإَّياَي ِبَتْقَوى اللِه َفَقْد َفاَز.َبْعَدُه
. ِاَّتُقوا اللَه َح َّق ُتَقاِتِه َواَل َتُمْوُتَّن ِإاَّل َوَأْنُتْم ُمْس ِلُمْوَن. . الُمَّتُقْوَن
َفُقْلُت اْسَتْغِفُرْواَرَّبُكْم ِاَّنٗهَكاَن َغَّفاًرۙاۙا:َفَقاَل اللُه َتَعاَلى
َّسَمۤاَء َعَلْيُكْم ِّمْدَر اًر ۙاۙا
ِل ُّيْر ِس ۤاال
Jamaah Khutbah Jumat yang berbahagia, Alhamdulillah ungkapan syukur pada Allah,
yang telah memberikan kita kesehatan dan juga kesempatan hingga bisa melaksanakan shalat
Jumat secara berjamaah. Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Nabi Muhammad saw,
yang telah membimbing kita semua dari alam kejahilan, menuju cahaya Islam.
اللُهَّم َصِّل َوَس ِّلْم َوَباِرْك َعَلى َس ِّيِدَنا ُمَح َّمٍد
َوَعَلى آِلِه َوَصْح ِبِه
Sebagai khatib, sudah jadi tanggung jawab kami untuk mengajak kita semua untuk
meningkatkan iman dan takwa pada Allah. Sejatinya iman dan takwa adalah suluh manusia
dalam menghadapi dunia yang penuh tipu dan daya. Dengan modal keduanya manusia akan
selamat dari kebejatan dunia. Hal ini sebagaimana nasihat Luqman al Hakim pada anaknya,
untuk selalu beriman dan bertakwa dalam hidup.
َفْلَتُكْن، َيا ُبَنَّي ِإَّن الُّدْنَيا َبْح ٌر َعِميٌق َيْغَر ُق ِفيِه َناٌس َكِثيٌر
، َوَح ْش ُوَها اِإْليَماُن ِبالَّلِه َتَعاَلى،َس ِفيَنُتَك ِفيَها َتْقَوى الَّلِه َتَعاَلى
َوِش َر اُعَها الَّتَوُّكُل َعَلى الَّلِه َلَعَّلَك َتْنُج و
Artinya: "Wahai anak ku, sesungguhnya dunia adalah lautan yang sangat dalam.
Banyak manusia terjebak dan tenggelam di dalamnya, maka jadikanlah iman
sebagai sampan, takwa kepada Allah sebagai layar agar engkau tak tenggelam
dalam gemerlap lautan dunia ini”
Maasyiral Muslimin rahimakumullah Allah swt telah memberikan beberapa
larangan kepada manusia, salah satunya adalah larangan untuk membuat kerusakan di
muka bumi. Hal ini tercantum dalam beberapa ayat Al-Qur'an. Dalam al-Baqarah [2] ayat
11, Allah melarang manusia mengeksploitasi alam yang menimbulkan kerusakan di muka
bumi. Allah berfirman; Baca Juga Tiga Kontribusi Utama NU terhadap Kelestarian
Lingkungan Hidup.
َاْلْر ِۙض َقاُلْٓوا ِاَّنَما
ِۙض َوِاَذا ِقْيَل َلُهْم اَل ُتْفِسُدْوا ِف اى
َنْح ُن ُمْصِلُح ْوَن
Artinya: "Apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di
bumi,” mereka menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah orang-orang yang
melakukan perbaikan.”
Maasyiral Muslimin rahimakumullah Dalam ayat ini, jelas Allah menciptakan
manusia untuk menjaga dan merawat bumi. Maka perbuatan merusak, sedikit maupun
banyak, tergolong pada tindakan yang buruk. Hal ini sebagaimana dikatakan Imam
Qurthubi bahwa manusia dilarang untuk melakukan kerusakan baik yang kecil maupun
yang besar di muka bumi ini.
ِفيِهَمْسَأَلٌةَواِحَدٌةَوُهَوَأَّنُهُسْبَحاَنُه َنَهىَعْنُكِّل
َل ْل َأ اَل َأ
َفُهَو َع ى ا ُعُموِم. َفَس اٍد َقَّل ْو َكُثَر َبْعَد َص ٍح َقَّل ْو َكُثَر
معناه ال: وقال الضحاك.َعَلى الَّصِح يِح من األقوال
َواَل َتْقَطُعوا الَّش َج َر اْلُمْثِمَر ِضَر اًر ا، تعوروا اْلَماَء اْلَمِعيَن.
Artinya; "Ini berisi satu masalah, dan itu adalah bahwa Allah melarang
memperbuat kerusakan baik yang kecil atau pun besar. Dan berkata Dhahak;
Maha Suci-Nya, melarang setiap kerusakan, apakah itu lebih besar atau lebih
kecil, setelah kebenaran, katakan sedikit atau lebih. Hal ini umumnya benar dalam
ucapan. Dan berkata Dhahhak; maknanya adalah jangan mengotori sumber mata
air, jangan memotong pohon buah yang tengah berbuah yang bisa menimbulkan
kerusakan."
Maasyiral Muslimin rahimakumullah Larangan merusak di muka bumi ini berlaku
untuk semua manusia, baik yang beragama Islam maupun non-Muslim. Sejatinya,
perbuatan merusak bumi adalah perbuatan yang tidak bertanggung jawab. Perbuatan ini
dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Hal ini karena bumi adalah milik bersama semua makhluk hidup, termasuk manusia.
Oleh karena itu, setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestariannya.
Pasalnya, manusia diciptakan oleh Allah swt sebagai khalifah di muka bumi. Khalifah
artinya pengganti atau wakil. Dengan demikian, manusia memiliki tugas untuk
menggantikan Allah swt dalam menjaga dan merawat bumi. Tugas ini tidak hanya
terbatas pada menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga menjaga keharmonisan alam
dan manusia. Maasyiral Muslimin rahimakumullah Pada sisi lain, Nabi Muhammad saw
selaku Nabi yang membawa risalah kenabian, merupakan teladan terbaik bagi umat
manusia dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam menjaga lingkungan. Rasulullah
saw sangat mencintai dan menyayangi lingkungan, dan selalu mengajarkan kepada
umatnya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Salah satu cara untuk menjaga
lingkungan dari Rasulullah adalah menanam pohon. Pohon memiliki banyak manfaat
bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Pohon dapat menghasilkan oksigen,
menyerap karbon dioksida, mencegah erosi tanah, dan menjadi tempat tinggal bagi
berbagai macam hewan. Selain itu, pohon juga dapat memperindah lingkungan dan
memberikan kesejukan bagi manusia. Maasyiral Muslimin rahimakumullah Nabi
Muhammad saw sangat menganjurkan umatnya untuk menanam pohon. Dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim Nabi bersabda bahwa menanam pohon
termasuk dalam sedekah jariyah. Nabi bersabda;
ُأ
َما ِمْن ُمْس ِلٍم َيْغِرُس َغْر ًس ا ِإاَّل َكاَن َما ِكَل ِمْنُه َلُه
َأ
َصَدَقًة َوَما ُس ِرَق ِمْنُه َلُه َصَدَقٌة َوَما َكَل الَّس ُبُع ِمْنُه َفُهَو
َأ َأ
َلُه َصَدَقٌة َوَما َكَلْت الَّطْيُر َفُهَو َلُه َصَدَقٌة َواَل َيْر َز ُؤُه َحٌد
ِإاَّل َكاَن َلُه َصَدَقٌة
Artinya: "Tak satupun seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu
yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi pahala sedekah baginya, dan yang
dicuri orang lain akan bernilai sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang
buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya.
Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah
baginya. Tak ada seorangpun yang menguranginya, kecuali itu akan menjadi
sedekah baginya.” (HR. Muslim).
Maasyiral Muslimin rahimakumullah Hadits Rasulullah saw ini menerangkan
bahwa menanam pohon merupakan amal yang sangat dianjurkan dalam Islam. Allah swt
akan memberikan pahala sedekah bagi setiap Muslim yang menanam pohon, baik pohon
itu dimakan oleh manusia, binatang, atau burung. Adapun pahala sedekah yang dimaksud
dalam hadits ini adalah pahala yang akan terus mengalir hingga hari kiamat, sebagaimana
pahala sedekah jariyah lainnya. Hal ini dikarenakan pohon yang ditanam akan terus
memberikan manfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, baik berupa buah,
oksigen, maupun tempat tinggal. Maasyiral Muslimin rahimakumullah Selanjutnya, cara
Rasulullah dalam menjaga lingkungan adalah dengan tidak membuang sampah
sembarangan karena hal itu dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan. Dalam
hadits, Nabi Muhammad saw menyebutkan bahwa membuang sampah sembarangan
adalah salah satu dari tujuh perkara yang membinasakan. Hal ini menunjukkan bahwa
membuang sampah sembarangan adalah perbuatan yang sangat buruk dan harus
dihindari. Pasalnya, membuang sampah sembarangan dapat membahayakan kesehatan
manusia karena sampah dapat menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri dan virus.
Hal ini dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti diare, kolera, dan malaria. Pada sisi
lain, membuang sampah sembarangan juga dapat membahayakan lingkungan. Sampah
yang dibuang sembarangan dapat mencemari tanah, air, dan udara. Hal ini dapat merusak
ekosistem dan membunuh hewan-hewan liar. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam
harus mematuhi larangan Nabi Muhammad untuk membuang sampah sembarangan. Kita
harus membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan lingkungan. Imam
Ath-Thabrani dalam kitabnya Al-Mu'jam Al-Kabir menjelaskan tentang pentingnya
menjaga kebersihan dalam Islam. Rasulullah saw bersabda bahwa Islam dibangun atas
dasar kebersihan, dan tidak akan masuk surga kecuali orang yang bersih.
َتَنَّظُفْوا ِبُكِّل َما ِاْس َتَطْعُتْم َفِاَن اللَه َتَعاَلي َبَني
اِالْس َالَم َعَلي الَنَظاَفِة َوَلْن َيْدُخ َل اْلَج َّنَة ِاَالُكُّل َنِظْيٍف
Artinya: "Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah ta'ala
membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali
setiap yang bersih". (HR Ath-Thabrani).
Maasyiral Muslimin rahimakumullah Sementara itu, dalam sebuah hadits
Rasulullah saw menjelaskan bahwa Allah menjanjikan surga bagi orang yang membuang
sampah, meskipun hanya sekadar membersihkan dahan pohon di jalanan. Hal ini
menunjukkan bahwa Allah sangat menghargai perbuatan baik, bahkan perbuatan kecil
sekalipun, yang dilakukan untuk kepentingan orang lain.
: مَّر رُج ٌل ِبُغْصِن َش َج َر ٍة َعَلى َظْهِر َطِرْيٍق َفَقاَل
ُأ
َف ْدِخ َل اْلَج َّنَة، َوالَّلِه ُأَلَنِّحَيَّن هَذا َعِن اْلُمْس ِلِمْيَن اَل ُيْؤِذْيُهْم
Artinya: "Seorang laki-laki melewati ranting pohon di tengah jalan, lalu dia
berkata, "Demi Allah, aku akan menyingkirkan ranting ini agar tidak mengganggu
kaum Muslimin." Maka dia pun masuk surga." (HR Muslim).
Dalam hadits tersebut, seorang lelaki melihat ada dahan pohon yang melintang di
jalan. Dahannya cukup besar dan bisa membahayakan orang yang lewat. Lelaki tersebut
pun berniat untuk menyingkirkannya agar tidak membahayakan orang lain. Atas
perbuatannya itu, Allah swt pun memasukkan lelaki tersebut ke dalam surga. Hal ini
menunjukkan bahwa Allah sangat menghargai perbuatan baik yang dilakukan untuk
kepentingan orang lain.
َوَنَفَعِنْي،َباَر َك اللُه ِلْي َوَلُكْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظْيِم
َوَتَقَبَّل اللُه،َوِإَّياُكْم ِبَما ِفْيِه ِمَن ْاآلَياِت َوالِّذْكِر اْلَح ِكْيِم
َأ
ُقْوُل َقْوِلْي، ِإَّنُه ُهَو الَّسِمْيُع اْلَعِلْيُم،ِمِّنْي َوِمْنُكْم ِتَالَوَتُه
ِل ْلا ِئ ا ِل ُكَل ِل ْلا الل ْغ َهَذا َأ
َنِمْي ُمْس ِر َس َو ْم ْي َو َمَعِظْي َه ُر ِف َت ْس َو
ْل ْل
َوا ُمْس ِلَماِت َفاْس َتْغِفُرْوُه ِإّنُه ُهَو ا َغُفْوُر الّر ِح ْيِم
Khutbah II
َأْشَهُدَأْن َالِإَلَه ِإَّال. َاْلَحْمُدِلَّلِهاَّلِذْي َأَمَرَناِبْاِالِّتَحاِدَوْاِالْعِتَصاِمِبَحْبِل اللِهاْلَمِتْيِن
َأ
َو ْش َهُد. ِإَّياُه َنْعُبُد َوِإَّيُاه َنْس َتِعْيُن،اللُه َوْحَدُه َالَش ِرْيَك َلُه
. َاْلَمْبُعْوُث َر ْح َمًة ِلْلَعاَلِمْيَن،َأَّن ُمَح َّمًدا َعْبُدُه َوَر ُس ْوُلُه
َأ
َالَّلُهَّم َصِّل َعَلى َس ِّيِدَنا ُمَح َّمٍد َوَعَلى آِلِه َو ْصَح اِبِه
َأ
ِاَّتُقوا اللَه َما اْس َتَطْعُتْم َوَس اِرُعْوا ِإَلى َمْغِفَر ِة. ْج َمِعْيَن
َياَأُّيهَا، ِإَّن اللَه َوَمَالِئَكَتُه ُيَصُّلْوَن َعَلى الَّنِبِّي. َر ِّب اْلَعاَلِمْيَن
اَّلِذْيَن َءاَمُنْوا َصُّلْوا َعَلْيِه َوَس ِّلُمْوا َتْس ِلْيًماَ .وَصَّلى الله
َعَلى َس ِّيَدَنا َوَمْواَل َنا ُمَح َّمٍد َوَعَلى آِلِه َوَصْح ِبِه َوَس َّلَم َالَّلُهَّم
اْغِفْر ِلْلُمْؤِمِنْيَن َواْلُمْؤِمَناِت َواْلُمْس ِلِمْيَن َو اْلُمْس ِلَماِت
َاَالْحَياِء ِمْنُهْم َواَاْلْمَواْت ِإَّنَك َس ِمْيٌع َقِرْيٌب ُمِج ْيُب
الَّدَعَواِت َوَيا َقاِضَي اْلَح اَج اِت ِبَر ْح َمِتَك َيا َاْر َح َم الَّر ِح ِمْيَن
الَّلُهَّم ِإَّنا َنُعوُذ ِبَك ِمْن َعَذاِب َج َهَّنَم َوَنُعوُذ ِبَك ِمْن َعَذاِب
اْلَقْبِر َوَنُعوُذ ِبَك ِمْن ِفْتَنِة اْلَمِس يِح الَّدَّج اِل َوَنُعوُذ ِبَك ِمْن
ِفْتَنِة اْلَمْحَيا َواْلَمَماِت ،الَّلُهَّم ِإَّنا َنُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَهِّم
َواْلَحَز ِن َوَنُعوُذ ِبَك ِمْن اْلَعْج ِز َواْلَكَس ِل َو َنُعوُذ ِبَك ِمْن
اْلُجْبِن َواْلُبْخ ِل َوَنُعوُذ ِبَك ِمْن َغَلَبِة الَّدْيِن َوَقْهِر الِّر َج اِل
َر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّدْنَيا َح َس َنًة َوِفي اآلِخ َر ِة َح َس َنًة َوِقَنا َعَذاَب
ْأ
الَّناِر ِع َباَد اللِهِ ،إَّن اللَه َي ُمُر ُكْم ِباْلَعْدِل َوْاِإلْح َس اِن َوِإيَتآِئ
ِذي اْلُقْر َبى َوَيْنَهى َعِن اْلَفْح َش آِء َواْلُمنَكِر َواْلَبْغِي َيِعُظُكْم
َلَعَّلُكْم َتَذَّكُرْوَن َ .فاْذُكُر وا اللَه اْلَعِظْيَم َيْذُكْر ُكْم َواْدُعْوُه
َأ
َيْس َتِج ْب َلُكْم َوَلِذْكُر اللِه ْكَبُر