0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
836 tayangan50 halaman

Implementasi BCMS Workshop 26 - 27 Juni 2024

Diunggah oleh

annisa.tesis
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
836 tayangan50 halaman

Implementasi BCMS Workshop 26 - 27 Juni 2024

Diunggah oleh

annisa.tesis
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 50

Workshop Implementasi

Business Continuity Management


(Manajemen Kelangsungan Bisnis)

BCMS ISO 22301: 2019

Enterprise Risk Management PT Elnusa Tbk


Rabu – Kamis, 26 -27 Juni 2024
SUSUNAN ACARA WORKSHOP BCMS ELNUSA
Rabu, 26 Juni 2024
Pukul 09.00 - 17.00 WIB

No. Waktu Durasi Acara Pengisi Acara


1. 09.00 - 09.30 30" Pembukaan Acara: EPS
1. Pembukaan & Sambutan oleh Ibu Mira Puspitawati
2. Doa
3. Akhlak Moment dan Safety Momen
4. Pres Test

2. 09.30 - 09.40 10” Arahan Pak Stanley Irawan terkait Implementasi BCMS Bpk Stanley Irawan
3. 09.40 - 09.45 5" Penyampaian Agenda Workshop BCMS Tim ERM PT Elnusa Tbk
4. 09.45 – 10.00 15” Coffee Break Seluruh Peserta
5. 10.00 - 12.00 145" Kegiatan Workshop:
1. Sistem Manajemen Keberlangsungan Bisnis (BCMS) ISO Tim ERM dan QM PT Elnusa Tbk
22301:2019
2. Penerapan Sistem Manajemen Keberlangsungan Bisnis
base on Proses Bisnis Elnusa

ISOMA
6. 13.00 – 15.00 120" Pendampingan dan Review bersama Pengisian Form BCMS Tim ERM dan QM PT Elnusa Tbk
7. 15.00 – 15.30 30" Coffee Break Seluruh Peserta
8. 15.00 – 17.00 120” Pendampingan dan Review bersama Pengisian Form BCMS Tim ERM dan QM PT Elnusa Tbk
SUSUNAN ACARA WORKSHOP BCMS ELNUSA
Kamis, 27 Juni 2024
Pukul 09.00 - 17.00 WIB

No. Waktu Durasi Acara Pengisi Acara


1. 09.00 - 09.30 30" Pendahuluan Study Case dan Diskusi Top Table Team ERM dan QM

2. 09.30 – 09.45 15” Coffee Break Seluruh Peserta

3. 09.45 – 12.00 135” Study Case dan Diskusi Top Table Seluruh Peserta

ISOMA
4. 13.00 – 15.00 120" Presentasi masing-masing Fungsi Seluruh Peserta
5. 15.00 – 15.30 30" Coffee Break Seluruh Peserta
6. 15.30 – 16.00 90” Presentasi masing-masing Fungsi Seluruh Peserta
7. 16.00 – 16.30 30” Post Test Seluruh Peserta
8. 16.30 – 17.00 30” Penutup oleh SM ERM Ibu Mira Puspitawati
Sistem Manajemen Keberlangsungan Bisnis (BCMS)
ISO 22301:2019
Latar Belakang

1. Arahan dari holding dan


Subholding untuk
mengimplementasikan BCMS
(ISO 22301)
2. Process Business Elnusa dan
SHU
3. Catatan Supreme tahun 2022
PENGERTIAN (Menurut ISO 22300:2018)

Business Continuity adalah kemampuan Business Continuity Management/BCM) adalah


organisasi untuk melanjutkan pengiriman suatu proses manajemen dalam mengidentifikasi
produk atau realisasi layanan pada tingkat ancaman bencana beserta dampaknya bagi
yang telah ditentukan sebelumnya yang pencapaian tujuan bisnis suatu organisasi, sehingga
memberikan kerangka kerja untuk membangun
dapat diterima setelah gangguan.
ketahanan organisasi melalui kemampuan Respon
yang efektif terhadap ancaman bencana tersebut.

Business Continuity Management (Manajemen


Kelangsungan Bisnis)
MENGAPA KITA PERLU MENGELOLA KELANGSUNGAN BISNIS?
 Karena kondisi tidak KAPAN?
bisa dijamin selalu ideal
untuk menjalankan
kegiatan bisnis
Organisasi.

 Karena kondisi di luar


normal yang tidak dapat
dikendalikan seringkali
menyebabkan “sudden &
massive lost”

 Terdapat cukup banyak


hal yang tidak dapat
dicegah, namun banyak
yang bisa dilakukan adalah
mengurangi dampaknya
PROSES BISNIS & CAKUPAN BCM
PENGERTIAN
 MTPD (Max Tolerable Period of
Disruption/Maximum Acceptable
Outage/MAO): Kerangka waktu
maksimum di mana dampak dari
terhentinya kegiatan masih dapat
diterima oleh organisasi (diluar
MTPD kerusakan tidak dapat
diterima).
 RPO (Recovery Point Objective):
Jumlah data yang dapat ditoleransi
untuk hilang setelah kejadian yang
tidak terduga terjadi, seperti
kegagalan sistem atau bencana alam.
 RTO (Recovery Time Objective):
Jumlah waktu yang diharapkan
untuk memulihkan sistem setelah
kegagalan sistem atau bencana alam
(Seluruh tahapan RTO dalam
MTPD).
DIAGRAM KONTEKSTUAL BCMS

OPERASIONAL
KLAUSUL 8.2.2 – BUSINESS IMPACT ANALYSIS (BIA)
Organisasi harus mendefinisikan proses untuk menganalisis dampak bisnis untuk menentukan prioritas
kelangsungan bisnis beserta persyaratannya, melalui tahapan berikut:
1) Mendefinisikan tipe dampak dan kriteria yang relevan dengan konteks bisnis organisasi;
2) Mengidentifikasi kegiatan yang mendukung penyediaan produksi/pelayanan organisasi;
3) Menggunakan jenis dampak dan kriteria dampak untuk menilai dampak yang terjadi terhadap
waktu (assessing the impacts over time) akibat gangguan yang terjadi terhadap kegiatan tersebut;
4) Mengidentifikasi kerangka waktu di mana dampak dari terhentinya kegiatan akan terjadi serta tidak
dapat diterima oleh organisasi (kerangka waktu ini dapat disebut sebagai "periode gangguan
maksimum yang dapat ditoleransi" atau MTPD);
5) Mengatur kerangka waktu yang diprioritaskan dalam waktu yang diidentifikasi dalam butir d) di atas,
untuk melanjutkan kembali kegiatan yang terganggu sebagaimana yang dijelaskan dalam butir b) di
atas pada spesifikasi/kapasitas minimum yang dapat diterima (kerangka waktu ini dapat disebut
sebagai "recovery time objective" atau RTO);
6) Menggunakan analisis ini untuk mengidentifikasi kegiatan yang diprioritaskan;
7) Menentukan sumber daya apa yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan yang diprioritaskan;
8) Menentukan ketergantungan, termasuk mitra dan pemasok, dan saling ketergantungan antar kegiatan yang
diprioritaskan
KLAUSUL 8.2.2 – BUSINESS IMPACT ANALYSIS (BIA)
KLAUSUL 8.2.3 – DISRUPTIVE RISK ASSESSMENT (DRA)
Proses Risk Assessment dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi risiko gangguan terhadap kegiatan yang diprioritaskan organisasi dan kebutuhan mereka sumber
daya;
2. Menganalisis dan mengevaluasi risiko yang diidentifikasi;
3. Menentukan risiko mana yang perlu penanganan.
KLAUSUL 8.2.3 – DISRUPTIVE RISK ASSESSMENT (DRA)
Direktorat/Fungsi
Tanggal
Form Distruptive Risk Register Leher/Anak
Unit/Divisi PIC

Klasifikasi Distruptive Faktor Positif/Internal Inherent Mitigasi


Proses Bisnis
No. Kategori Distruptive Risk Event Distruptive Risk Cause Control/Aktivitas

bilitas

Priorit
Numb
Damp
Proba
Deskripsi Kategori Distruptive Deskripsi Dampak Mitigation Plan PIC

Risk
ak

er
y
Distruptive Pengendalian

1. Koordinasi awal (2 jam)


Keadaan darurat yang masih dapat 2. Penentuan strategi pengamanan yang
ditanggulangi oleh Emergency Potensi terjadinya Terjadinya bencana Potensi terjadinya
akan dilakukan (4 jam)
Penerimaan barang Response Team (ERT) level Penghentian Pekerjaan, gempa Telah memiliki SOP Tanggap Penghentian Pekerjaan,
1 Level 1 - Mendesak 2 5 10 3. Melakukan koordinasi dengan RC EPCOM
di warehouse Manajemen Lini sesuai dengan Schedule pekerjaan menjadi bumi/banjir/kebarakan/ Darurat Bencana/ Team ERT Schedule pekerjaan
anggota team ERT masing-masing di terhambat. Huu hara/ Bencana menjadi terhambat. fungsi/instansi terkait dan mitra kerja (3
lokasi kerja. jam)
4. Kegiatan pengamanan (11jam)
KLAUSUL 8.3 – BUSINESS CONTINUITY STRATEGY (BCS)
8.3.2 Identification of strategies and solutions
• Memenuhi persyaratan untuk melanjutkan serta memulihkan kegiatan prioritaskan dalam identifikasi kerangka waktu dan kapasitas yang disepakati;
• Melindungikegiatan yang diprioritaskan organisasi;
• Mengurangi kemungkinan gangguan;
• Mempersingkatperiode gangguan;
• Membatasidampak gangguan pada produk dan layanan organisasi;
• Menyediakan ketersediaan sumber daya yang memadai

8.3.3 Selection of strategies and solutions


• Memenuhi persyaratan untuk melanjutkan serta memulihkan kegiatan prioritaskan dalam identifikasi kerangka waktu dan kapasitas yang
disepakati;
• Mempertimbangkan jumlah dan jenis risiko yang mungkin atau mungkin tidak diambil oleh organisasi;
• Mempertimbangkan biaya dan manfaatyang terkait

8.3.4 Resource requirements

•SDM;
•Informasi dan data;
•Infrastruktur fisik seperti bangunan, tempat kerja atau fasilitas lain dan utilitasterkait;
•Peralatan dan barang habis pakai;
•Sistem teknologi informasi dan komunikasi (TIK);
•Transportasidan logistik;
•Keuangan;
•Mitradan pemasok.
KLAUSUL 8.3 – BUSINESS CONTINUITY STRATEGY (BCS)
KLAUSUL 8.3 – BUSINESS CONTINUITY STRATEGY (BCS)
KLAUSUL 8.4 – BUSINESS CONTINUITY PLAN (BCP)
Dokumen BCP atau dokumen yang memuat rencana/prosedur/uraian langkah/instruksi kerja pada saat terjadi disruptif insiden/bencana
yang disusun berdasarkan strategi & solusi kelangsungan yang dipilih di butir 8.3.3 BCS di atas, serta secara spesifik memuat informasi-
dengan cara sebagai berikut:
1. Penentuan eksekusi strategi pemulihan bisnis.
2. Eksekusi pemulihan bisnis sesuai strategi pemulihan bisnis.
3. Mengelola dampak/konseuensi yang terjadi akibat kondisi tidak normal. Response & Warning
4. Pemantauan hasil pemulihan bisnis
KLAUSUL 8.4 – BUSINESS CONTINUITY PLAN (BCP)
RENCANA KEBERLANGSUNGAN BISNIS
BUSINESS CONTINITY PLAN

A. Proses Bisnis yang Relevan

B. Uraian Disruptive Risk Event and Disruptive Risk Cause


No Disruptive Risk Event Disruptive Risk Cause
1. Kelalaian Personil/ Human Error/ Kurang memamadainya prosedur
1 Potensi kehilangan Data / Informasi
2. Potensi kebakaran gedung/ kebanjiran
2 Potensi terjadinya Penghentian Pekerjaan, Schedule Terjadinya bencana gempa bumi/banjir/kebarakan/ Huu hara/ Bencana
pekerjaan menjadi terhambat.

C. Sumber Daya Utama yang Dibutuhkan


1. SDM
2. Informasi
3. Infrastruktur/ GA
4. Teknologi Informasi & Komputasi

D. Langkah-langkah Pemulihan
Disruptive Risk Event: Potensi Kehilangan Data/Informasi
No Aktivitas PIC Waktu Dokumen T erkait
1 Koordinasi awal - Manager 2 menit
2 Koordinasi dengan IT - Manager 1 menit
Penentuan strategi
3 pengamanan yang akan - Manager 2 menit
dilakukan
Melakukan koordinasi dengan
4 fungsi/instansi terkait dan - Manager 1 menit
mitra kerja

5 Kegiatan pemulihan - Manager 1

6 Evaluasi - Manager
Recovery Time Objective 8 Hari 7 hari 8 jam 30 menit)

Disruptive Risk Event: Risk event #2


No Aktivitas PIC Waktu Dokumen T erkait
1
2
3
4
5
6
Recovery Time Objective 0 menit

D. Kesimpulan dan Catatan


KLAUSUL 8.4 – BUSINESS CONTINUITY PLAN (BCP)
KLAUSUL 8.4 – BUSINESS CONTINUITY PLAN (BCP)
KLAUSUL 8.4 – BUSINESS CONTINUITY PLAN (BCP)
KLAUSUL 8.5 – PENGUJIAN/SIMULASI BCP
Dari sisi mekanismenya, simulasi dan/atau pengujian dapat
dibagi menjadi dua hal:

1) Tabletop Exercise: merupakan pengujian dan simulasi


dengan cara mengeksekusi BCP di atas meja/di dalam suatu
ruangan pertemuan, tanpa perlu mobilisasi personil ke
lapangan (setiap tahun).

2) Drill Exercise: yang merupakan pengujian dan simulasi


dengan cara mengeksekusi BCP secara real di lapangan (2
tahun sekali).
Penerapan Sistem Manajemen Keberlangsungan
Bisnis Based on Process Business Elnusa
Roadmap Implementasi Sistem Manajemen Keberlangsungan Bisnis
(BCMS)

Pedoman dan Komitmen Implementasi BCMS Elnusa

Isu Internal & Eksternal

Harapan Pemangku Kepentingan

Identifikasi Risiko dan Peluang

Sasaran BCMS Elnusa

Operasi: BIA, BCS, DRA, BCP

Evaluasi Kinerja

Lesson Learn & Perbaikan

Improvement
1. Roadmap Sistem Manajemen Keberlangsungan Bisnis (BCMS)
Elnusa
ISO 22301:2019 BCMS • Training Workshop Pemahaman ISO 22301:2019 Sistem Manajemen Keberlangsungan
Bisnis
Persiapan • Analisis Kesenjangan
• Penyusunan BCM Program
(April 2022 – Apr • Penyusunan Pedoman dan SOP BCMS

2023) •
Sosialisasi Pedoman BCMS
Kick Off Meeting Implementasi BCM

Pembangunan • Pendampingan penyusunan BIA, BCS, DRA dan BCP


• Coaching Clinic & Challenge Session BIA, BCS, DRA dan BCP
Dokumen • Workshop Sosialisasi Pedoman dan Simulasi Table Top
(April – Juni 2023) • Finalisasi BCP dan & Pedoman BCMS

Audit Internal & • Menyusun Program Kerja Audit


Evaluasi Internal dan Evaluasi untuk lingkup
Elnusa tahun 2024
(Jul – Okt 2023)

Tinjauan
• Tinjauan Perbaikan
Manajemen • Tinjauan Manajemen
(Nov – Des 2023)
TAHAPAN IMPLEMENTASI SMKB ELNUSA

Building BCMS Knowledge • Training, Sosialisasi terkait dengan ISO 22301:2019


& Awareness

Analisa Gap SMKB • Roadmap, Organisasi, Infrastruktur, Sumber Daya

• PIC (Risk Owner & Risk Champion Fungsi & AP)


Prepared Dokumen • BIA, DRA, BCS, BCP & Kertas Kerja
SMKB • Kebijakan (SK Dir, Pedoman dan SOP)

• Tabletop Simulation (setiap tahun, disesuaikan dengan fokus & prioritas)


Simulasi SMKB
• Drill Simulation (Lead by HSSE)

• Kecukupan implementasi sesuai ISO 22301:2019 (Lead by QM)


Audit Internal • Perbaikan dan improvement

• Tinjauan Manajemen
Laporan Implementasi • Evaluasi Kinerja:
 Sasaran & Monitoring, Kecukupan SDM, Pelaksanaan Tabletop Simulasi, Hasil Audit Internal, Tinjauan Manajemen,
Dokumentasi SMKB
• Arahan dan Saran Perbaikan Manajemen
2. Pedoman, Kebijakan dan Komitmen Implementasi BCMS di Elnusa
ISO 22301:2019 BCMS
Sistem Manajemen Berbasis ISO /H300000/2021–S9 tgl. 25 November
2021 Pengelolaan Sistem Manajemen Kelangsungan Bisnis (SMKB)
Pertamina

DIADOPSI Menjadi
Pedoman BCMS
Elnusa
Sistem Manajemen Berbasis ISO

Revisi PEDOMAN BUSINESS


CONTINUITY MANAGEMENT
SYSTEM (BCMS)
A42-003/F04004/2022
Revisi PEDOMAN BUSINESS CONTINUITY MANAGEMENT SYSTEM
(BCMS) A42-003/F04004/2022
KONTEN PEDOMAN BCMS disesuaikan dengan TUJUAN/SASARAN PERTAMINA) :
a) Tujuan dan Ruang Lingkup
b) Kebijakan Umum
c) Kebijakan Khusus
1) Konteks Organisasi,
2) Kepemimpinan,
3) Perencanaan,
4) Dukungan yang Dibutuhkan Dalam Penerapan SMKB,
5) Operasi (Kondisi Normal, Response & Warning, Pemulihan Bisnis, Kondisi Normalisasi & Normal),
6) Evaluasi Kinerja (Pemantauan, Pengukuran, Analisis, dan Evaluasi, Audit Internal SMKB, Tinjauan Manajemen),
7) Peningkatan Berkelanjutan
d) Tugas, Kewenangan & Tanggung Jawab
1) Organisasi SMKB,
2) Tanggung Jawab & Wewenang Organisasi
e) Lampiran:
1) Format Identifikasi Isu Internal dan Eksternal,
2) Format Identifikasi Kebutuhan & Harapan dari Pihak-Pihak yang Berkepentingan thd SMKB,
3) Format Risiko dan Peluang SMKB,
4) Format Sasaran SMKB,
5) Format Matriks Komunikasi SMKB,
6) Tabel Identifikasi Proses Bisnis yang Memiliki Dampak Penting,
f) Tabel Identifikasi Prosbis Kritikal, Kertas Kerja DRA
TUJUAN SISTEM MANAJEMEN KEBERLANGSUNGAN
BISNIS (BCMS) PT ELNUSA Tbk
Dengan menerapkan BCMS atau SMKB (Sistem Manajemen Kelangsungan Bisnis) diharapkan Elnusa
Group dapat mengidentifikasi ancaman bencana beserta dampaknya bagi pencapaian tujuan bisnis, dan
memberikan kerangka kerja untuk membangun ketahanan bisnis melalui kemampuan respon yang efektif
terhadap ancaman bencana tersebut.

Adapun tujuan dari SMKB di Elnusa Group adalah sbb:


1. Memberikan perlindungan kepada pekerja dan aset Elnusa Group.
2. Memberikan panduan perencanaan organisasi sebagai bentuk kesiapsiagaan dalam menghadapi
kondisi tidak normal.
3. Menjamin terselenggaranya penanggulangan kondisi tidak normal di Elnusa Group secara terencana,
terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.
4. Memulihkan kelangsungan proses bisnis kritikal Elnusa Group sebagai bentuk ketahanan dan
kemampuan Elnusa Group menjalankan fungsi dan tugas pokoknya.
MEKANISME IMPLEMENTASI KONDISI DARURAT & SMKB
1. Dalam merespon keadaan darurat tersebut, Elnusa mengutamakan kesehatan,
keselamatan, dan keamanan personel yang bekerja di lingkungan Elnusa.
2. Pengelolaan keadaan darurat terkait kebakaran, security, wabah penyakit
menular/pandemik, dan bencana alam mengacu kepada SOP Kesiapsiagaan Tanggap
Darurat Elnusa (HSSE), termasuk penetapan Kondisi Darurat.

3. Pemulihan bisnis dilakukan dengan menjalankan recovery plan sesuai strategi yang dipilih
dalam BCS, dan BCP yang sudah dipersiapkan oleh masing-masing Fungsi.
4. Semua pemilik proses bisnis kritikal memastikan pemenuhan SMKB yang meliputi:
a. Alokasi sumber daya manusia.
b. Alokasi logistik.
c. Pengadaan barang/jasa.
d. Pengelolaan dan pertanggungjawaban anggaran dan/atau barang.
e. Penyelamatan personel.
5. Koordinator penanganan Kondisi Darurat dipimpin oleh HSSE sesuai SOP Kesiapsiagaan
Tanggap Darurat Elnusa (HSSE)

6. Pencabutan status bencana dilaksanakan pada saat:


a. Kegiatan penyelamatan, perlindungan dan evakuasi korban dan aset telah selesai.
b. Sistem teknologi informasi telah berfungsi memadai (jika keadaan daruratnya
disebabkan oleh cyber attack).
7. Pencabutan status bencana di Kantor Pusat Elnusa diputuskan dan ditetapkan mengikuti
SOP Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Elnusa (HSSE).
3. Isu Internal & Eksternal
Eksternal
PESTEL: Politik, Sosial, Ekonomi,
Teknologi & Legal

Isu terkait
BCMS

Internal

Divisi/Departement/ Enterprise Risk Management


Project
Isu Internal & Eksternal sudah teridentifikasi Identifikasi Isu Internal dan Eksternal Tanggal Pembuatan 25 Mei 2023

dan terdokumentasi Revisi 2023


Classification
No Isu Dampak Terhadap Organisasi (Risk / Tindakan Pengendalian
Opportunity)
A Isu Eksternal
A.1 Sinergi Pertamina Group Pemantauan dan monitoring oleh terhadap Opportunity Membangun System Support untuk
implementasi Risk Management oleh SHU sehingga
membutuhkan database Risk Register yang akurat dan mendukung pengelolaan risiko dan
valid pengambilan keputusan oleh manajemen
A.2 Perubahan politik dan ekonomi baik Keterlambatan response Perusahaan dalam Risk Membuat perencanaan untuk mengantisipasi
nasional maupun international, menghadapi perubahan politik dan ekonomi dapat
dapat mempengaruhi industry jasa membuat pencapaian kinerja perusahaan tidak efektif perubahan politik dan ekonomi agar target
energi kinerja tetap stabil
A.3 Maraknya aksi anarkis atau Ketidaksiapan Perusahaan dalam mengantisipasi Risk Meningkatkan system keamanan bagi
terorisme di Indonesia ancaman keamanan seperti aksi anarkis atau terorisme,
sehingga menyebabkan kerugian materi dan non materi Perusahaan
bagi Perusahaan
A.4 Kebutuhan akan teknologi yang Ketidaksiapan sumber daya manusia dan sarana Risk Menyusun scenario untuk merespon kondisi
mampu menjamin kelangsungan prasarana dalam penggunaan teknologi baru pada saat
bisnis organisasi saat kondisi darurat kondisi darurat sehingga dapat menghambat penerapan darurat sehingga kegiatan operasional tetap
sesuai dengan tuntutan interested keberlangsungan bisnis di Perusahaab dapat berjalan dalam keadaan minimum dan
parties
mendukung sasaran yang sudah ditetapkan
A.5 Kondisi geografis Indonesia yang Ketidakpastian respon Perusahaan dalam menghadapi Risk Menyusun scenario bisnis dalam keadaan
rawan bencana /indisen disruptif berbagai potensi bencana/insiden disruptif di wilayah
operasionalnya dapat membuat kelangsungan bisnis darurat di seluruh wilayah kerja perusahaan
tidak sesuai dengan yang diharapkan. untuk menjamin keberlangsungan bisnis
4. Harapan Pemangku Kepentingan
ISO 22301:2019 BCMS
Harapan dan Kebutuhan sudah teridentifikasi dan
terdokumentasi
Manajemen
Perusahaan Pekerja Division/ Department/ Project Risk Management
Identifikasi Kebutuhan dan Harapan Location

Pihak Berkepentingan Tanggal Pembuatan 25 Mei 2023


Revisi

No Pihak Berkepentingan Kebutuhan dan Harapan Tindakan


Pemilik/ 1 Seluruh Risk Champion dan Risk Owner Fungsi Melakukan identifikasi, pengukuran, dan penanganan risiko dengan benar, terkini dan tepat Sosialisasi, meeting, sharing session
Pemegang Saham Regulator
waktu
Melakukan update terhadap Risk Register dan realisasi mitigasi risiko Sosialisasi, meeting, sharing session
Melakukan monitoring terhadap penanganan risiko Sosialisasi, meeting, sharing session
2 Seluruh Risk Champion dan Risk Owner Project (Bisnis/Investasi baru) Melakukan identifikasi, pengukuran, dan penanganan risiko dengan benar, terkini dan tepat Sosialisasi, meeting, sharing session
waktu
Melakukan update terhadap Risk Register dan realisasi mitigasi risiko Sosialisasi, meeting, sharing session
Melakukan monitoring terhadap penanganan risiko Sosialisasi, meeting, sharing session
3 Mitra kerja (termasuk supplier, penyedia jasa, rekan bisnis atau pihak-pihak Mitra kerja diberikan informasi yang cepat, tepat dan akurat jika terjadi kondisi darurat/ tidak Menerapkan Sistem Manajemen
yang terikat kontrak/ kerjasama dengan perusahaan normal pada operasional perusahaan Keberlangsungan Bisnis
Jika terjadi kondisi darurat/tidak normal, Perusahaan dapat terus memproses pembayaran Menerapkan Sistem Manajemen
tagihan mitra kerja dengan baik dan tepat waktu Keberlangsungan Bisnis

4 Pemerintah/Regulator/Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Pemerintah/Regulator/Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) diberikan informasi yang cepat, tepat Menerapkan Sistem Manajemen
Pelanggan Mitra Kerja dan akurat jika terjadi kondisi darurat/ tidak normal pada operasional perusahaan Keberlangsungan Bisnis
Jika terjadi kondisi darurat/tidak normal. Perusahaan dapat terus memberikan Menerapkan Sistem Manajemen
dokumentasi/informasi yang sesuai dengan aturan yang berlaku Keberlangsungan Bisnis

5 Masyarakat/Publik Masyarakat/Publik diberikan informasi yang cepat, tepat dan akurat jika terjadi kondisi darurat/ Menerapkan Sistem Manajemen
tidak normal pada operasional perusahaan Keberlangsungan Bisnis
Jika terjadi kondisi darurat/tidak normal. Perusahaan dapat memberikan informasi terbaru Menerapkan Sistem Manajemen
untuk menjamin lingkungan atau aspek masyarakat lainnya tidak mengalami ganguan atau Keberlangsungan Bisnis
kerugian

Masyarakat/
DPR RI Publik
5. Identifikasi Risiko & Peluang

RISIKO

Isu Ekternal
Proses bisnis Disruptive Risk
&
Kritikal Assessment
Isu Internal

PELUANG
Divisi/Departement/ Enterprise Risk Management
Project

Identifikasi Isu Internal dan Eksternal Tanggal Pembuatan 25 Mei 2023

Identifikasi Risiko dan Peluang


Revisi 2023
Classification

telah diidentifikasi terhadap


No Isu Dampak Terhadap Organisasi (Risk / Tindakan Pengendalian
Opportunity)
A Isu Eksternal
isu internal dan eksternal, A.1 Sinergi Pertamina Group Pemantauan dan monitoring oleh terhadap
implementasi Risk Management oleh SHU sehingga
membutuhkan database Risk Register yang akurat dan
Opportunity Membangun
mendukung
System
pengelolaan
Support
risiko
untuk
dan
serta risiko disruptif terhadap A.2 Perubahan politik dan ekonomi baik
valid
Keterlambatan response Perusahaan dalam Risk
pengambilan keputusan oleh manajemen
Membuat perencanaan untuk mengantisipasi
nasional maupun international, menghadapi perubahan politik dan ekonomi dapat
proses kritikal dan dapat mempengaruhi industry jasa
energi
membuat pencapaian kinerja perusahaan tidak efektif perubahan politik dan ekonomi agar target
kinerja tetap stabil
A.3 Maraknya aksi anarkis atau Ketidaksiapan Perusahaan dalam mengantisipasi
didokumentasikan.
Risk Meningkatkan system keamanan bagi
terorisme di Indonesia ancaman keamanan seperti aksi anarkis atau terorisme,
sehingga menyebabkan kerugian materi dan non materi Perusahaan
bagi Perusahaan
A.4 Kebutuhan akan teknologi yang Ketidaksiapan sumber daya manusia dan sarana Risk Menyusun scenario untuk merespon kondisi
mampu menjamin kelangsungan prasarana dalam penggunaan teknologi baru pada saat
bisnis organisasi saat kondisi darurat kondisi darurat sehingga dapat menghambat penerapan darurat sehingga kegiatan operasional tetap
sesuai dengan tuntutan interested keberlangsungan bisnis di Perusahaab dapat berjalan dalam keadaan minimum dan
parties
mendukung sasaran yang sudah ditetapkan
A.5 Kondisi geografis Indonesia yang Ketidakpastian respon Perusahaan dalam menghadapi Risk Menyusun scenario bisnis dalam keadaan
rawan bencana /indisen disruptif berbagai potensi bencana/insiden disruptif di wilayah
operasionalnya dapat membuat kelangsungan bisnis darurat di seluruh wilayah kerja perusahaan
tidak sesuai dengan yang diharapkan. untuk menjamin keberlangsungan bisnis
6. Sasaran BCMS (SMKB) Elnusa
Sasaran Sistem Manajemen Keberlangsungan Bisnis telah ditetapkan oleh organisasi dan merupakan
tolak ukur untuk melihat efektivitas implementasi BCMS
7. Operasi: BIA, BCS, DRA, BCP
Dalam melakukan proses operasional BCMS, telah dilakukan Identifikasi BIA, BCS, DRA untuk melihat proses
kritikal, risiko distruptif yang relevan, hingga solusi yang dipilih. Pemilihan solusi ditetapkan oleh process
owner untuk mencapai Minimum Business Continuity Objective (MBCO). Dimana 1 solusi dapat berlaku untuk
lebih dari 1 risiko disruptif (refer clause 8.3 ISO 22301:2019). Berikut hasil Identifikasinya:
8. Evaluasi Kinerja BCMS
9. Lesson Learned & Peluang Peningkatan
[Revisi] SK DIR Pembentukan Struktur Organisasi dan Pelaksanaan Business
Continuity Management Systems (BCMS)

Dewan BCMS
Sekretaris & Koordinator (HSSE)

Emergency
Business Process Owner Response Team
(ERT)

Subsidiary Dir Operasi Dir Pengembangan Crisis Management


Dir Utama Usaha
Dir Keuangan Dir SDM & Umum
Committee (CMC)

EPN Upstream Service Controller


Internal Audit HC
Busdev & MKT
1
EPC OM Treasury &
Corporate SCU PMGS
Secretary Financing
SPCM
ARP
SCM
ETSA

EFK Process Recovery Team


1
Revisi SK DIR Pembentukan Struktur Organisasi dan
Pelaksanaan Business Continuity Management Systems
(BCMS)
Latar Belakang:

• BCMS sebagai bagian dari Risk Management dilakukan secara kontinyu dengan level
penerapan mencakup Fungsi (meliputi: Operation Services, Shared Services, dan Anak
Perusahaan) dan Proyek;

• BCMS memberikan panduan untuk mengurangi terjadinya suatu peristiwa yang mengganggu
operasional perusahaan dan mampu merespons secara efektif ketika terjadi gangguan, dan
cepat pulih jika kasus peristiwa serupa itu muncul.

• Guna memenuhi maksud sebagaimana tersebut di atas, dipandang perlu untuk


menambahkan tugas dan tanggung jawab Risk Owner dan Risk Champion Fungsi dan Proyek
dan membentuk team BCMS.
Revisi SK DIR Pembentukan Struktur Organisasi dan
Pelaksanaan Business Continuity Management Systems
(BCMS)
• Penjelasan Diagram Struktur Organisasi Implementasi BCMS

Dewan BCMS adalah para pengambil keputusan kebijakan yang mempunyai wewenang dalam melakukan hal-hal yang
berkaitan dengan kondisi disaster dan atau kondisi krisis. Dewan BCMS diketuai oleh Direktur Utama dan beranggotakan
1. Dewan BCMS :
Direksi (BoD) Perusahaan yaitu Direktur Operasi, Direktur Pengembangan Usaha, Direktur Keuangan dan Direktur SDM &
Umum.

2. Emergency : • Disebut juga sebagai Komite Pengendalian Krisis, yaitu team yang dibentuk dari fungsi teknikal untuk menindaklanjuti setiap
Response laporan tentang ancaman, kemungkinan insiden atau telah terjadi keadaan darurat dan atau kondisi krisis serta Evaluasi
Team (ERT) Kondisi Bencana dan melakukan penilaian kerusakan.
• ERT disebut juga sebagai Crisis Management Committee (corporate wide) dan Tanggap Darurat Team (Functional Wide/Local
Area)
• Koordinator penanganan Kondisi Darurat dipimpin oleh HSSE sesuai SOP Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Elnusa (HSSE)

3. Business : • Business Process Owner dikoordinasijkan oleh ERM. Menyiapkan dokumen BCMS dan memastikan BCP telah dikinikan
Process sehingga dapat digunakan dalam kondisi Darurat dan sebagai Recovery Team dari sisi Business Process. Business Process
Owner Owner berkoordinasi dengan ERT.
Pelaksanaan Simulasi Top Table BCMS Elnusa
2023
Proses Bisnis T ransporta
Proses Bisnis yang Memiliki T otal Nilai RT O Opsi dan Solusi Strategi Peralatan dan Mitra dan
No Fungsi Kritikal (Y/T ) SDM Informasi Infra T IK si dan Keuangan
Dampak Penting* (Jam) Pemulihan yang Dapat Digunakan Consumable Pemasok
** Logistik
PT. Elnusa
Fabrikasi 1. Melihat contoh request material Admin, SPV Produksi,
1 Oil Country Tubular Goods Y 1 n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
sebelumnya; Staff produksi
Konstruksi
PT. Elnusa
Fabrikasi 1. Melihat contoh list kalibrasi Admin, SPV Produksi,
2 Oil Country Tubular Goods Y 1 n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
sebelumnya; QC
Konstruksi
PT. Elnusa 1. Melihat contoh job order
Fabrikasi sebelumnya yang sudah benar; Admin, SPV Produksi,
3 Oil Country Tubular Goods Y 2 n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
2. Koordinasi dengan PIC lain Marketing.
Konstruksi tentang pembuatan job order
PT. Elnusa
Fabrikasi 1. Melihat contoh project schedule Admin, SPV Produksi,
4 Oil Country Tubular Goods Y 2 n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
sebelumnya; Staff produksi
Konstruksi
PT. Elnusa 1. Menggunakan alat angkut
Transport
Biaya agen &
Fabrikasi untuk Biaya
5 Oil Country Tubular Goods Y 2 cadangank Mekanik n/a Listrik Peralatan kerja n/a distributor
pembelian perbaikan
Konstruksi 2. Memperbaiki alat angkut utama;
sparepart
terkait

Nilai dari Peridoic Quality Meminta hasil PQA kepada tim Tim Internal Audit ELN
Internal Audit Laporan hasil Internet dan Jika site Jika site
6 Assessment (PQA) tidak Y 2 internal maupun tim auditor yang dengan tim Auditor Komputer Internet Tidak ada
PQA aplikasi visit visit
mencapai target melaksanakan assessment PQA PQA
PT. Elnusa
Fabrikasi 1. Melihat contoh checklist material SPV Produksi, QC,
7 Oil Country Tubular Goods Y 3 n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
senelumnya Material man
Konstruksi
PT. Elnusa Project manager, Site
Fabrikasi 1. Meminta perpanjangan waktu ke
8 Maintenance Y 3 manager, Project n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
client
Konstruksi control

Rekapan
Jumlah
Jumlah Laporan Hasil Audit Setiap tim setiap minggunya wajib
Laporan Hasil
Internal Audit (LHA) yang release dalam satu melakukan penambahan progress Internet dan Jika site Jika site
9 Y 3 Auditor, Auditee Audit Release Komputer Internet Tidak ada
tahun penugasan kurang dari atas setiap penugasan yang aplikasi visit visit
vs Target
jumlah target dilakukan secara bersamaan
Penugasan
AAP

A. Melakukan koordinasi dengan Ketersedia


Upstream Services Mobilisasi Peralatan, Personel fungsi/instansi terkait
Informasi
an
Untuk cost
Jasa
10 Y 4 jalur kendaraan
(sebelumnya OFS) ke Sumur B. Menggunakan moda tranportasi
mobilisasi
kendaraan
pengganti
Forw arder
lain pengganti

PT. Elnusa
Fabrikasi 1. Memperbaiki kinerja; Project manager,
11 Maintenance Y 6 n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
2. Memperbaiki kualitas tim project; Project control
Konstruksi
A. Menyelesaikan pekerjaan dengan
peralatan back-up
Upstream Services B. Menyelesaiakan pekerjaan Technical dan
Informasi Spare part dan Ketersedian
Cost Spare
Jasa penyedia
12 Pelaksanaan Pekerjaan Y 6 terkait peralatan back- kendaraan material spare
(sebelumnya OFS) dengan peralatan Sewa maintenance team
pekerjaan up operasional
part
part
C. Menyelesaikan pekerjaan dengan
menggunakan jasa PIHAK ke-3

Tindak lanjut rekomendasi hasil Rekapan


audit tidak dilakukan atau Melakukan pembahasan meeting seluruh
Internal Audit Internet dan Jika site Jika site
13 terlambat dilakukan oleh auditee Y 6 dengan auditee setiap bulannya atas Auditor, Auditee Matriks Komputer Internet Tidak ada
aplikasi visit visit
sehingga status menjadi rekomendasi yang belum closed rekomendasi
overdue hasil audit

1.1. Menjalankan safe work practice Biaya


Informasi Medivac oleh
2.1. Melakukan training / sertifikasi transportasi
terkait pihak 3.
2.2. Melakukan pemeriksaan Fungsi Operasi, Internet, kendaraan ,
HSSE Execute safety program - kejadian & Infrastruktur Perlatan Penanganan
14 Y 12 kesehatan Emergency Team, Saluran Ops penangana
Occupational Safety Accident perkembang emergency Emergency korban oleh
3.1 Melakukan inspeksi berkala, Intansi Terkait Telephone Ambulans n &
an status klinik /
sertifikasi, function test, secara pengobatan
korban. Rumah Sakit
berkala. korban

Biaya
Medivac oleh
1.1. Menjalankan safe work practice transportasi
Informasi pihak 3.
2.1. Melakukan training / sertifikasi ,
terkait Penanganan
2.2. melakukan pemeriksaan Fungsi Operasi, Saluran Ambulans, penangana
HSSE Manage Transportation Safety - kejadian & Infrastruktur Perlatan korban oleh
15 Y 12 kesehatan MCU & DCU Emergency Team, komunikasi, Kendaraan n &
MVC (Motor Vehicle Crash) perkembang emergency Emergency klinik /
3.1 Melakukan inspeksi berkala, Intansi Terkait GPS Ops, pengobatan
an status Rumah Sakit.
sertifikasi, function test, secara korban,
korban. Evakuasi oleh
berkala. derek /
derek.
kendaraan
Biaya
1.1. Menjalankan safe work practice Informasi Medivac oleh
transportasi
1.2. Menjalankan prinsip industrial terkait pihak 3.
Fungsi Operasi, Ambulans, ,
HSSE Manage Fit to Work - Illness & hygiene kejadian & Infrastruktur Perlatan Saluran Penanganan
16 Y 12 Emergency Team, Kendaraan penangana
Illness Fatality 2.1. Melakukan pemeriksaan perkembang emergency Emergency komunikasi. korban oleh
Intansi Terkait Ops, n &
kesehatan MCU & DCU an status klinik /
pengobatan
korban. Rumah Sakit
korban.
Melaksanakan koordinasi dan 1. IT infrastruktur
Division Controller Informasi
17 Proses closing bulanan Y 16 analisis dengan fungsi/instansi 2. Komunikasi terkait Tidak Ada laptob Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
terkait SAP
terkait 3. Induk Perusahaan pengamanan
1. IT
Melaksanakan koordinasi dan infrastruktur
Division Controller Penyusunan laporan keuangan 2. Komunikasi Informasi
18 Y 16 analisis dengan fungsi/instansi terkait Tidak Ada laptob Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
quartalan dan tahunan 3. Corsec terkait XBRL
terkait pengamanan
4. Bursa
Informasi
1. Koordinasi awal (2 jam)
terkait RS, Mobil
2. Penentuan strategi pengamanan
Terjadinya kecelakaan kerja bengkel, Tangki Panjar Kerja Pengamanan
yang akan dilakukan (4 jam) Mobil Derek,
PT. Elnusa Petrofin dengan kategori fatality, major kantor polisi, Jaringan Internet, pengganti, (biaya oleh instansi
19 Y 24 3. Melakukan koordinasi dengan Industrial Relation Ambulance,
accident atau process safety petugas internet kamera Mobil pengurusan terkait/pihak
fungsi/instansi terkait dan mitra kerja APAR
event derek serta Derek, kecelakaan) ketiga
(5 jam)
Pemadam Ambulance
4. Kegiatan pengamanan (13 jam)
Kebakaran

Upstream Services 1. Komunikasi dengan klien 1. Manager Marketing


1. Wifi
1. 1.
1. Bertemu
20 Tender Y 24 Data Tender (Jaringan Laptop klien untuk Tidak Ada
(sebelumnya GRS) 2. Koordinasi dengan tim legal 2. Legal Manager
Data)
Handphone Kendaraan
negoisasi
Pelaksanaan Simulasi Table Top 2023 - ISO 22301:2019 BCMS
Pelaksanaan Simulasi Table Top 2023 yang dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2023. Simulasi dilaksanakan dengan skenario terjadi insiden disruptif berupa Gempa
Bumi di Jakarta saat dilakukan Rapat persiapan pelaksanaan Mobilisasi Peralatan & Personel dari warehouse Batakan ke lokasi proyek Wireline PHM dan PHKT
antara Fungsi Upstream (OFS), SCM, ARP, Humas dan Mitra Kerja. Peristiwa distruptrive ini mengakitbatkan terhentinya rapat dan berdampak terganggunya
pelaksanaan kegiatan Proses Mobilisasi Peralatan & Personel. Kegiatan Mobilisasi Peralatan & Personel merupakan proses bisnis penting dan kritikal dari Fungsi
Upstream (OFS) sehingga dijadikan scenario simulasi dengan hasil sebagai berikut:

Proses Bisnis Skenario yang Digunakan


1. Terjadinya Gempa Bumi di Jakarta dan sekitarnya pada hari Senin, 29 Mei 2023 pukul 09.30 WIB yang menyebabkan terputusnya Rapat untuk
kegiatan Mobilisasi Peralatan & Personel ke Sumur antara SCM, Logistik, Humas, ARP dan Mitra Pemasok. Tenggat waktu pelaksanaan
proyek dari client adalah 2 hari lagi (31 Mei 2023).
2. Gempa Bumi dengan skala 7,8 SR menyebabkan kantor Elnusa (Graha Elnusa) dan Kantor Mitra Pemasok mengalami kerusakan cukup parah
sehingga tidak bisa digunakan dan lingkungan sekitar dan akses menuju ke Graha Elnusa juga mengalami kerusakan.
3. Gempa juga menyebabkan kerusakan pada infrastuktur di graha Elnusa dan juga kabarnya kerusakan hingga mengganggu backbone network.
Mobilisasi 4. Rapat Mobilisasi Peralatan & Personel ke Sumur diberhentikan hingga menunggu koordinasi dari pihak-pihak terkait. Notulen Rapat belum
Peralatan & ada, sebagai acuan mitra kerja melaksanakan mobilisasi.
Personel ke
Sumur 5. Tim HSSE menyatakan kondisi darurat gempa.Tindakan emergency response dari Emergency Response Team (ERT) Elnusa.
6. Pekerja tidak dapat melakukan aktivitas di kantor sehingga pekerja kembali ke rumah masing-masing atau ke posko bencana. Sampai dengan
pemberitahuan berikutnya.
7. Beberapa pekerja OFS, SCM, ARP, Humas, IT, Keuangan, dan Logistic mengalami cedera ringan hingga menengah, satu pekerja SCM & ARP
(key person) cedera berat. Pekerja dengan cedera ringan dilakukan pertolongan pertama, sedangkan pekerja dengan cedera menengah dan
berat dirujuk ke Rumah Sakit untuk penanganan lanjut.

Prosbis: Proses Procurement terhenti


Langkah-Langkah Top Table Discussion
1. Fungsi OFS (sebagai Owner Process Business) melakukan test
langkap-langkah pemulihan berdasarkan BCP dari process business
Mobilisasi Peralatan & Personel
1. RTO atas aktivitas pemulihan Proses
2. Fungsi Terkait Probis Critical (SCM, Logistik, Humas, ARP) Bisnis Monilisasi Peralatabn &
melakukan pengecekan apakah sudah terdapat Probis yang terkait Personel adalah 1 hari (4 Jam)
apakah dapat tercapai, berdasarkan
dengan probis Mobilisasi Peralatan & Personel tersebut diatas? Jika: hasil simulasi membutuhkan waktu
a. Sudah ada, test langkah-langkah pemulihan apakah ada yang (RTO) berapa lama?
kurang dan juga waktu yang dibutuhkan (tidak boleh lebih dari 24 Rencana 2. Semua PIC yang bertindak sebagai
aktor telah menjalankan skenario
jam) sesuai RTO Probis Mobilisasi Peralatan & Personel Pencapaian sesuai dengan tugasnya
b.Belum ada, agar diltambahkan langkah-langkah pemulihan dengan 3. Kecukupan dokumen BCP pada saat
simulasi apakah telah memadai
lingkup dari fungsi masing-masing. Contoh: SCM menyiapkan 4. Kecepatan tanggap/respon tim pada
equipment untuk didelivery dari warehouse saat simulasi apakah telah memadai
5. Media komunikasi yang digunakan
3. Fungsi lainnya (tidak Terkait Probis Critical) test prosedur BCP apakah telah memadai
sesuai kondisi darurat gempa.
4. Fungsi Probis Owner dan Fungsi Terkait (No. 1 dan No. 2 agar
berdiskusi menetapkan nilai RTO dari setiap langkahnya
5. Semua Fungsi mempresentasikan hasil pengujian BCP yang telah
dibuat berdasarkan case ini.
Hasil Pelaksanaan Simulasi Table Top 2023 - ISO 22301:2019
BCMS

• RTO atas aktivitas pemulihan Proses Bisnis Monilisasi Peralatabn &


Personel adalah 4 Jam dan belum tercapai, dimana hasil simulasi
membutuhkan waktu (RTO) : 4 jam 15 menit
• Semua PIC telah menjalankan skenario sesuai dengan tugasnya
• Kecukupan dokumen BCP pada saat simulasi telah cukup memadai
• pelaksanaan tanggap/respon pada saat simulasi telah cukup
memadai
• Media komunikasi yang digunakan telah memadai
TIMELINE
Rencana Kerja* Rencana PIC Bobot Keterangan
Biaya Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec

Rencana Rencana PIC Bobot


Kerja* Biaya
Pada tanggal 29 Mei 2023, Fungsi ERM telah melaksanakan one day workshop dengan tema Penerapan Sistem Manajemen Keberlangsungan
Bisnis (BCMS). Workshop ini, sebagai salah satu bentuk komitmen Manajemen yaitu untuk membangun budaya risiko dan meningkatkan
kompetensi dibidang manajemen risiko.

Elnusa sebagai perusahaan energy services, memiliki dan menerapkan BCMS sangatlah penting untuk mengelola keberlangsungan dan
keberlanjutan bisnis. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan kepastian bagi setiap pemangku kepentingan khususnya clients dan
rekanan bahwa layanan akan selalu tersedia di setiap saat mereka membutuhkan.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa sejumlah bisnis mengalami tantangan selama masa pandemi COVID-19 ini baik dari sisi keuangan maupun
operasional. Tidak hanya pemasukan saja yang turun, namun produktivitas juga turun. Istilah Business Continuity Management dan
manfaatnya di organisasi dan perusahaan bukan istilah baru dalam dunia bisnis, namun jarang menjadi prioritas karena memerlukan biaya
yang lebih dan membutuhkan waktu dalam penerapannya. Padahal, bencana bisa terjadi kapanpun dan tidak diketahui kapan dan berapa
lama waktu yang terjadi sehingga perlu dilakukan perencanaan yang matang agar bisnis terus berjalan.

BCMS memastikan bisnis dapat berjalan dan memberikan layanannya saat dan setelah terjadinya bencana dengan merencanakan dan
membuat rencana kerja untuk mengantisipasi kondisi organisasi saat terjadinya bencana. BCMS dirancang sebagai pencegahan atau tindakan
preventif, sehingga apabila timbul bencana perusahaan dan proses bisnis tidak akan terhambat. Tujuan dari BCMS ini adalah menjaga bisnis
tetap beroperasi meskipun ada gangguan dan menyelamatkan sistem informasi dari dampak bencana lebih lanjut. BCMS dapat memperkecil
efek peristiwa dari gangguan pada operasional dan mengurangi risiko kerugian keuangan dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam
proses pemulihan sesegera mungkin dari gangguan tersebut. Berdasarkan tujuan tersebut, BCMS dapat membantu memperkecil biaya yang
berhubungan dengan gangguan dan mengurangi risiko yang berhubungan dengan itu.

Dengan menerapkan BCMS atau SMKB (Sistem Manajemen Kelangsungan Bisnis) diharapkan Elnusa Group dapat mengidentifikasi ancaman
bencana beserta dampaknya bagi pencapaian tujuan bisnis, dan memberikan kerangka kerja untuk membangun ketahanan bisnis melalui
kemampuan respon yang efektif terhadap ancaman bencana tersebut.

Anda mungkin juga menyukai