Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Optimal
pada Apotek Antara Dengan Metode ABC-VEN dan Analytical Hierarchy
Procces
Yulian Nias Titi
Mahasiswa Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
[email protected]Abstract Drugstore is one of the types of businesses
that do work in the field of pharmacy. Drugstore is
authorized in the distribution of free drugs, free
limited drugs, hard drugs, psychotropic drugs, and
narcotic drugs. Product inventory is one of a very
important aspect for business development, including
the Pharmacy business. ABC-VEN method is one of
pharmaceutical science method that aims to get a
better drug plan. ABC method in the count for the
correction on economic aspects, and methods for
correction VEN calculated on therapeutic aspects.
Analytical Hierarchy Process (AHP) is one method of
decision support systems in a variety of problem
solving multicriteria decision making systems can
also be used in the optimal supplier selection. ABC
method of calculation results obtained for a number
of drug purchases in 2012 was valued at Apotek
Antara by Rp.184.185.814, where for the class A
drugs worth Rp.128.141.428, Rp.36.142.535 worth of
class B and class C valued at Rp.19.901.852. VEN
method showed that from the 49 types of drugs used
in the clinic which includes a group of as many as 15
species Vital, Essential group consisted of 20 types of
drugs, while non-essential group consists of 14 types
of drugs. In AHP defined criteria for selecting
suppliers is price, discounts, bonuses, payment due,
lead time, distance. The results of the calculation
method of Analytical Hierarchy Process, the
calculation of PRIMOLUT drug, the most optimal
supplier is a supplier for selected MBS with the
highest priority value of 23.62%.
Keywords Decision Support Systems (DSS), the
Analytical Hierarchy Process (AHP), ABC-VEN,
Supplier, Criteria.
1. Pendahuluan
Apotek merupakan salah satu jenis usaha di bidang
kesehatan yang melakukan pekerjaan kefarmasian.
Apotek diberikan kewenangan dalam penyaluran obat
bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat psikotropik
dan obat narkotik. Persediaan produk merupakan salah
satu aktifitas kerja yang sangat penting bagi
perkembangan usaha, termasuk usaha Apotek.
Persediaan produk dapat dengan baik dilaksanakan
dengan efektif dan efisien bila sudah terencana. Efisiensi
dan efektifitas pada bagian pengadaan tentunya sangat
berpengaruh terhadap eksistensi Apotek. Apotek Antara
bekerja sama dengan 9 supplier yang bertugas untuk
memasok produk. Sistem pengadaan produk yang ada
selama ini tidak terencana dengan baik karena hanya
berdasarkan pesanan konsumen dan perkiraan saja,
pemilihan supplier pemasok obat ditentukan langsung
oleh pemilik apotek. Terdapat beberapa jenis dan
golongan obat yang dipasok oleh lebih dari satu
supplier. Hal ini membuat pihak Apotek harus memilih
supplier mana yang paling optimal untuk suatu jenis
obat. Selama ini pemilik apotek yang berperan sebagai
pengambil keputusan memilih dan menyeleksi supplier
dengan cara manual yaitu dengan cara membandingkan
supplier satu-persatu secara manual dan hanya
berdasarkan perkiraan, cara ini tentulah tidak efektif dan
efisien karena tidak diperhitungkan secara terarah dan
jelas.
Salah satu bentuk penyelesaian masalah adalah
dengan
memperhitungkan
perencanaan
obat
menggunakan metode ABC-VEN dan memperhitungkan
pemilihan supplier optimal menggunakan metode AHP
Penerapan metode ABC-VEN dan AHP dalam sistem,
diharapkan
nantinya
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan kinerja sistem pengadaan produk obatobatan dan menjadikan aliran informasi lebih cepat
sehingga dapat mencapai efektifitas dan efisiensi dalam
kegiatan memenuhi kebutuhan pembelian.
Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana analisis kombinasi ABC-VEN untuk
mendapatkan perencanaan kebutuhan obat yang lebih
baik dengan melihat aspek ekonomis dan aspek
terapi pada obat ?
2. Bagaimana menentukan supplier optimal untuk suatu
obat dengan metode Analytical Hierarcy Procces
(AHP) ?
3. Bagaimana merancang dan mengimplementasikan
sebuah sistem yang dapat membantu pihak Apotek
Antara dengan menggunakan metode ABC-VEN
dan Analytical Hierarcy Procces (AHP) ?
2. Teori Dasar
Teori yang mendukung dalam penelitian ini adalah :
a. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Turban., 2005, sistem pendukung
keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang
menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian
data. Sistem itu digunakan untuk membantu
pengambilan
keputusan
dalam
situasi
yang
semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur,
dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana
keputusan seharusnya dibuat.
b.
Analisis ABC
Menurut Zaluchu,F., 2008, analisis ABC juga
dikenal dengan nama analisis Pareto. Analisis ABC
merupakan metode pembuatan grup atau penggolongan
berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga
terendah, dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yang
disebut kelompok A, B dan C.
Berdasarkan hukum Pareto yang dikutip dari
Zaluchu,F., 2008, analisis ABC adalah sebagai berikut :
1. Kelompok A adalah kelompok 70% terbanyak nilai
investasinya dan merupakan kelompok barang
persediaan yang membutuhkan dana investasi yang
tinggi.
2. Kelompok B adalah kelompok yang berada diantara
kedua kelompok (20%) dan merupakan kelompok
barang persediaan yang membutuhkan dana
investasi yang sedang.
3. Kelompok C adalah kelompok 10% atau terendah
nilai investasinya dan merupakan kelompok barang
persediaan yang membutuhkan dana investasi yang
rendah.
c.
Analisis VEN
Analisis VEN merupakan pengelompokan obat
berdasarkan kepada dampak tiap jenis obat terhadap
kesehatan. Semua jenis obat yang direncanakan
dikelompokan kedalam tiga kategori yakni: (Zaluchu,
Fotarisman., 2008)
1. Vital (V)
Kelompok jenis obat yang sangat esensial (vital),
yang termasuk dalam kelompok ini antara lain : obat
penyelamat (life saving drug), obat-obatan untuk
pelayanan kesehatan pokok dan obat-obatan untuk
mengatasi penyakit penyebab kematian terbesar.
Contoh obat yang termasuk jenis obat Vital adalah
adrenalin, antitoksin, insulin dan obat jantung.
2. Esensial (E)
Bila perbekalan farmasi tersebut terbukti efektif
untuk menyembuhkan penyakit, atau mengurangi
penderitaan pasien. Contoh obat yang termasuk jenis
obat
Essensial
adalah
antibiotic,
obat
gastrointestinal, NSAID dan lain-lain.
3. Non-esensial (N)
Meliputi aneka ragam perbekalan farmasi yang
digunakan untuk penyakit yang sembuh sendiri (self
limiting disease), perbekalanfarmasi yang diragukan
manfaatnya, perbekalan farmasi yang mahal namun
tidak mempunyai kelebihan manfaat dibanding
perbekalan farmasi lainnya. Contoh obat yang
termasuk jenis obat Non-essensial adalah vitamin,
suplemen dan lain-lain.
d. Kombinasi ABC dan VEN
Menurut Depkes,RI.,2002, analisis ABC- VEN
yaitu merupakan analisis yang menggabungkan
analisis ABC dan VEN ke dalam suatu matriks
sehingga analisis menjadi lebih tajam. Matriks dapat
dibuat seperti berikut:
Tabel 1. Matriks ABC-VEN
A
B
C
V
VA
VB
VC
E
EA
EB
EC
N
NA
NB
NC
Sumber : (Depkes,RI, 2002)
Metode gabungan ini digunakan untuk melakukan
pengurangan obat. Mekanismenya adalah sebagai
berikut: (Zaluchu,Fotarisman.,2008)
1. Obat yang masuk kategori NC menjadi prioritas
pertama untuk dikurangi atau dihilangkan dari
rencana kebutuhan bila dana masih kurang maka obat
kategori NB menjadi prioritas selanjutnya dan obat
yang masuk kategori NA menjadi prioritas
berikutnya. Jika setelah dilakukan dengan
pendekatan ini dana yang tersedia masih juga kurang
lakukan langkah selanjutnya.
2. Pendekatan sama dengan pada saat pengurangan obat
pada kriteria NC, NB, NA dimulai dengan
pengurangan obat kategori EC, EB dan EA.
3. Analisis P (prioritas), U (utama), T (tambahan)
sebagai berikut:
a. Prioritas : Harus diadakan tanpa memperdulikan
sumber anggaran. Pada analisis ABC dan VEN
termasuk dalam kelompok AV, BV dan CV
b. Utama : Dialokasikan pengadaannya dari
sumber dana tertentu. Pada analisis ABC dan
VEN termasuk dalam kelompok AE, BE, CE.
c. Tambahan : Dialokasikan pengadaannya setelah
obat prioritas dan utama terpenuhi. Pada analisis
ABC-VEN dalam kelompok AN, BN dan CN.
d. Pengertian Analytical Hierarcy Procces (AHP)
Menurut Thomas,L.Saaty., 2008, AHP merupakan
sebuah teknik pengambilan keputusan multikriteria
(berkriteria banyak), dimana faktor kuantitatif dan faktor
kualitatif dikombinasikan sehingga dapat dilakukan
pengurutan prioritas, kedudukan dan evaluasi terhadap
alternatif-alternatif.
Kelebihan dari Analitycal Hierarchy Process (AHP)
dibandingkan dengan metode yang lain adalah:
(Thomas,L.Saaty., 2008)
1. Struktur yang berhirarki sebagai konsekuensi dari
kriteria yang dipilih, sampai pada sub-sub kriteria
yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas
toleransi inkosistensi berbagai kriteria
dan
alternatif yang dipilih oleh para pengambil
keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output
analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
Dalam perhitunganya, metode AHP menentukan
skala-skala perbandingan bobot untuk masing-masing
elemen dan hasil dari penentuan skala tersebut disajikan
dalam bentuk matrik yang dinamakan pairwise
comparison. Nilai-nilai pembobotan dalam metode AHP
adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Skala dalam Perbandingan Berpasangan
Intensitas
pentingnya
Definisi
sama
Dua elemen mengembangkan
sifat besar pada sifat itu
Elemen yang satu sedikit
lebih penting dibanding
yang lain
Pengalaman
dan
sedikit
menyokong satu atas caranya
Elemen yang satu esensial
atau
sangat
penting
dibanding elemen yang lain
2,4,6,8
Kebalikan
Kedua
elemen
pentingnya
Penjelasan
Satu elemen yang jelas
lebih penting dari elemen
yang lainnya
Satu elemen mutlak lebih
penting dibanding yang
lain
Pengalaman
dan
pertimbangan dengan kuat
menyokong
satu
elemen
dalam praktek
Satu elemen dengan kuat
disokong dan dominannya
jelas terlihat dalam praktek
Bukti
yang
menyokong
elemen satu atas yang lain
memiliki tingkat penegasan
tertinggi
yang
mungkin
menguatkan
Kompromi diperlukan antara
dua pertimbangan
Nilai-nilai diantara dua
pertimbangan
yang
berdekatan
Jika untuk aktivitas satu angka bila dibandingkan dengan
aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila
dibandingkan dengan i.
Sumber : (Thomas,L.Saaty, 2008)
3. Diagram Alir Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui serangkaian
langkah-langkah yang harus dilalui untuk mencapai
tujuan. Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat
dilihat pada diagram alir :
4. Hasil Eksperimen
Berikut disajikan hasil perhitungan dengan analisis
ABC, analisis kombinasi ABC-VEN, AHP serta hasil
Perancangan dan implementasi sistem pendukung
keputusan pemilihan supplier optimal dengan metode
abc-ven dan ahp.
a. Analisis ABC
Perhitungan perencaan obat menggunakan
metode ABC didapatkan hasil bahwa obat yang
diadakan pada Apotek Antara selama tahun 2012
adalah sebanyak 49 jenis obat dengan klasifikasi
untuk golongan A,B dan C dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3. Obat Golongan A
Golongan A
No
Jenis Obat
Total Pembelian 1
Tahun
%
Kumulatif
Asam Mefenamat
Rp20,491,580
11.13%
Alilestrenol
Rp18,660,040
21.26%
Amoxicillin
Rp14,812,219
29.30%
Besi Derivat
Rp8,710,844
34.03%
Vitamin B dengan kombinasi
Rp7,204,650
37.94%
Desogestrel
Rp7,167,036
41.83%
Ambroxol
Rp7,089,958
45.68%
Alprazolam
Rp6,882,074
49.42%
Vitamin B
Rp6,446,083
52.92%
10
Eritromisin
Rp5,955,171
56.15%
11
Parasetamol
Rp5,390,278
59.08%
12
Attapulgit
Rp4,524,943
61.53%
13
Ampisillin
Rp3,843,060
63.62%
14
Alluminium hidroksida
Rp3,739,485
65.65%
15
Dekstrometorfan hidrobromida
Rp3,699,334
67.66%
16
Multivitamin
Rp3,524,673
69.57%
Obat golongan A berjumlah 16 jenis obat dengan
total pembelian senilai Rp.128.141.428. Obat golongan
A merupakan obat yang termasuk dalam nilai kumulasi
antara 0-70%. Obat golongan A memerlukan
pemantauan ketat, sistem pencatatan yang akurat dan
lengkap, serta peninjauan tetap oleh pengambil
keputusan, hal ini dikarenakan obat golongan A jumlah
konsumsinya banyak dan tergolong obat yang penting
untuk diadakan
Tabel 4. Obat Golongan B
Golongan B
No
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Jenis Obat
Total Pembelian 1
Tahun
% Kumulatif
Vitamin D
Rp3,455,640
71.45%
Estradiol
Rp3,440,290
73.32%
Finasferid
Rp3,132,500
75.02%
Diltiazem
Rp2,977,300
76.63%
Vitamin A
Rp2,846,475
78.18%
Betakaroten
Rp2,782,750
79.69%
Betahistin
Rp2,580,000
81.09%
Bisoprolol Derivat
Rp2,538,243
82.47%
Alopurinol
Rp2,281,681
83.71%
10
Glukosamin
Rp2,281,681
84.95%
11
Vitamin E
Rp2,072,500
86.07%
12
Deksametason
Rp1,957,927
87.13%
13
Bisakodil
Rp1,949,995
88.19%
14
Fluosinolon
Rp1,845,553
89.19%
Obat golongan B berjumlah 14 jenis obat dengan
total pembelian senilai Rp.36.142.535. Obat golongan B
merupakan obat yang termasuk dalam nilai kumulasi
antara 71-90%. Obat golongan B memerlukan
pengendalian yang tidak terlalu ketat, sistem pencatatan
yang cukup baik, dan peninjauan berkala.
Tabel 5. Obat Golongan C
Golongan C
No
Jenis Obat
Total Pembelian 1
% Kumulatif
Tahun
Eugenol
Rp1,843,500
90.20%
Asam Traneksamat
Rp1,822,771
91.19%
Amlodipin
Rp1,709,090
92.11%
Vitamin C
Rp1,698,277
93.04%
Budenosid
Rp1,456,714
93.83%
Deksklorfeniramin Maleat
Rp1,420,767
94.60%
Dipridamol
Rp1,368,300
95.34%
Klotrimazanol
Rp1,358,750
96.08%
Glibenklamid
Rp1,261,194
96.76%
10
Fenilbutazon
Rp1,196,731
97.41%
11
Haloperidol
Rp1,078,039
98.00%
12
Betametason, derivat
Rp988,225
98.53%
13
Efedrin hidroklorida
Rp768,723
98.95%
14
Gentamisin
Rp538,018
99.24%
15
Atenolol
Rp444,784
99.49%
16
Vitamin C dengan kalsium
Rp403,445
99.70%
17
Asam Salisilat
Rp245,517
99.84%
18
Balsamun peruvianum
Rp186,960
99.94%
19
Basitrasin
Rp112,047
100.00%
Obat golongan C berjumlah 17 jenis obat dengan
total pembelian senilai Rp.19.901.852. Obat golongan C
merupakan obat yang termasuk dalam nilai kumulasi
antara 90-100%. Obat golongan C memerlukan
pemantauan yang sederhana, sistem pencatatan yang
sederhana atau tidak menggunakan sistem pencatatan,
dan peninjauan persediaan tidak sesering kelompok A
dan B.
b.
b. Obat yang menjadi kategori utama dialokasikan
pengadaannya dari sumber dana tertentu pada
analisis ABC dan VEN termasuk dalam
kelompok EA, EB dan EC.
c. Obat
yang menjadi kategori tambahan
dialokasikan pengadaannya setelah obat prioritas
dan utama terpenuhi pada analisis ABC-VEN
termasuk dalam kelompok NA, NB dan NC.
Dengan melihat hasil analisis metode ABC-VEN
maka akan memberikan informasi kepada pihak Apotek
Antara mengenai produk-produk utama yang
memberikan revenue terbesar bagi Apotek. Pihak
Apotek Antara dapat meneruskan konsentrasi penjualan
terhadap produk VA,VB,VC sambil mencari strategi
untuk mendongkrak penjualan kelompok EA, EB, EC
dan NA, NB, NC.
c. Perhitungan AHP
Pada perhitungan AHP pemilihan supplier optimal
pada apotek antara ditetapkan 6 kriteria, yaiyu kriteria
harga, diskon, bonus, tempo pembayaran, lead tie dan
jarak. Contoh perhitungan AHP pemilihan supplier
untuk obat Primolut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5 Perhitungan Matrik Kriteria
Kriteria
V1A, V2A, V3A,
V4A,V7A,V11A
V6B,V9B, V15B
V5C,V8C,V10C, V12C,
V13C,V14C
E1A, E3A, E4A, E5A, E6A,
E8A, E10A
E7B, E9B,E11B, E12B,
E13B, E14B
E2C, E15C,E16C,E17C,
E18C,E19C, E20C
N1A, N3A,N5A
N2B,N4B,N11B, N12B
N6C, N7C, N8C, N9C, N10C,
N13C, N14C
Dari tabel 3.4 dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Obat yang menjadi prioritas harus diadakan tanpa
memperdulikan sumber anggaran pada analisis
ABC dan VEN termasuk dalam kelompok VA,
VB dan VC.
Bonus
Tempo
Lead Time Jarak
Pembayaran
2
5
7
Harga
0.3333
Bonus
0.3333
0.5000
Tempo Pembayaran
0.5000
0.3333
0.5
Lead Time
0.2000
0.3333
0.5000
0.5000
Jarak
0.1429
0.2
0.3333
0.5
Tabel 7. Hasil max Matrik Kriteria
Kriteria
Harga
Diskon
Bonus
Tempo Pembayaran
Lead Time
Jarak
Total
Lamda () max
Tabel 6. Matrik Kombinasi ABC-VEN
MATRIK KOMBINASI ABC-VEN
Diskon
Diskon
Analisis VEN dan Analisis Kombinasi ABC-VEN
Dari hasil penggolongan obat menggunakan
analisi VEN dan analisis kombinasi ABC-VEN
didapat hasil sbb :
Harga
Lamda ()
6.3684
6.2568
6.1815
6.0600
6.2277
6.1376
37.2320
6.2053
Tabel 8. Nilai Prioritas Global Untuk MasingMasing Supplier
Kriteria/Suplier
Harga
Diskon Bonus
MBS
EPMT
UBF
PP
BMF
PC
DNR
0.0930
0.0953
0.0543
0.0530
0.0420
0.0260
0.0222
0.0539
0.0540
0.0319
0.0300
0.0276
0.0215
0.0149
0.0302
0.0330
0.0283
0.0178
0.0152
0.0133
0.0097
Tempo
Lead
Pembayaran Time
0.0308
0.0250
0.0195
0.0117
0.0106
0.0095
0.0079
0.0161
0.0164
0.0124
0.0094
0.0052
0.0029
0.0025
Jarak
Prioritas
Global
0.0120
0.0103
0.0098
0.0069
0.0053
0.0055
0.0034
0.2359
0.2339
0.1562
0.1287
0.1059
0.0787
0.0607
Dari hasil perhitungan menggunakan metode AHP
didapatkan hasil bahwa supplier MBS terpilih sebagai
pemasok obat Primolut dengan nilai 0.2399
d. Perancangan
dan
Implementasi
Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier
Optimal dengan Metode ABC-VEN dan AHP.
Berikut ditampilkan gambar DFD dan ERD dalam
perancangan sistem pendukung keputusan pemilihan
supplier optimal:
DATA SUPPLIER
Nama Supplier
Alamat
Jarak
No.Telp
Tempo Pembayaran
Kriteria
Spesifikasi
MATRIK KRITERIA
DATA KRITERIA
PRIORITAS
GLOBAL
Hasil_Perhitungan_ABC
DATA OBAT
Hasil_Data_Golongan
Hasil_Nilai_Keputusan
Nilai_Prioritas_Matrik Kriteria
Hasil_Data_ABCVEN
Hasil_Data_Obat
Nama Obat
No.ID
Jenis
Ukuran
Golongan
Harga
Golongan ABC-VEN
Golongan
Keterangan
Golongan
Keterangan
MATRIK SUPPLIER
Hasil_Data_Kriteria
Hasil_Data_Supplier
ABC-VEN
Form_Aplikasi
SPK Pemilihan
Supplier Optimal
Pengguna
Data_User
PERHITUNGAN ABC
DATA_GOLONGAN
Data_Supplier
Data_Kriteria
Data_Obat
Data_ABCVEN
Gambar 4. ERD
Nilai_Matriks_Kriteria
Nilai_Matrisks_Supplier_Kriteria
Dari hasil perancangan didapatkan hasil implementasi
sistem pendukung keputusan. Berikut ditampilkan hasil
implementasi sistem pendukung keputusan pemilihan
supplier optimal dengan metode ABC-VEN dan AHP :
1. Halaman Menu Utama
Pada Halaman menu utama terdiri dari 5
pilihan menu yaitu menu aplikasi, berkas induk,
proses, perhitungan ABC, bantuan dan keluar.
Tampilan halaman menu uatama dapat dilihat
pada gambar berikut :
Data_Golongan
Gambar 2. DFD Level 0
Data_Pengguna
PENGGUNA
1.0
LOGIN
Data_Pengguna
Form_Input
Data_Pengguna
Data_Pengguna
2.0
INPUT DATA
Data_Input
Hasil_Data_Input
Hasil_Input_Data_Pengguna
Hasil_Input_Data_Supplier
Data_Supplier
Data_Obat
SUPPLIER
Hasil_Input_Data_Obat
OBAT
Hasil_Input_Data_Kriteria
Data_Kriteria
Hasil_Input_Data_ABCVEN
KRITERIA
Data_ABCVEN
ABCVEN
Gambar 5. Halaman Menu Utama
Nilai_Matriks_Kriteria
USER
Nilai_Matriks_Kriteria
3.0
PENENTUAN
PRIORITAS
KRITERIA
Nilai_Prioritas_Kriteria
2.
NILAI KRITERIA
Nilai_Prioritas_Kriteria
Nilai_Prioritas_Supplier_Tiap_Kriteria
Nilai_Prioritas_Suppplier_Tiap_Kriteria
Nilai_Supplier_Tiap_Kriteria
4.0
PENENTUAN
PRIORITAS
SUPPLIER
SUPPLIER TIAP
KRITERIA
Nilai_Prioritas_Supplier_Tiap_Kriteria
Nilai_Supplier_Tiap_Kriteria
Hasil_Nilai_Keputusan
5.0
PENENTUAN
NILAI
KEPUTUSAN
Jumlah_Pembelian_Obat
Halaman Menu Proses
Halaman menu proses merupakan halaman
menu utama yang berfungsi untuk menghitung
dan mendapatkan nilai prioritas guna menentukan
supplier optimal untuk suatu produk. Perhitungan
pada aplikasi ini menggunakan metode Analytical
hierarchy process. Halaman menu proses
mempunyai 2 tampilan halaman submenu yaitu
submenu
matrik
kriteria
dan
matrik
supplier/prioritas global. Berikut tampilan
halaman menu proses :
Nilai_Kumulatif_+_Range
Nilai_Prioritas_Kriteria
6.0
PERHITUNGAN
ABC
Gambar 3. DFD Level 2
Gambar 6. Halaman Menu Proses
3.
Halaman Menu Perhitungan ABC
Halaman Perhitungan ABC merupakan
halaman menu utama yang berfungsi untuk
menghitung perencanaan obat yang lebih baik
dan terencana dengan metode ABC. Pada saat
pengguna masuk pada halaman utama
perhitungan ABC maka secara otomatis aplikasi
akan menampilkan data obat yang telah diinput
sebelumnya pada menu berkas induk-data obat
dengan tampilan sebagai berikut :
2.
Gambar 7. Halaman Menu Perhitungan ABC
Dengan melihat kedua hasil perhitungan pada
aplikasi, maka pengguna dapat menjadikan hasil
perhitungan
ABC-VEN
sebagai
acuan
untuk
perencanaan obat yang lebih baik dengan melihat
golongan-golongan obat yang harus menjadi prioritas
untuk diadakan. Penetapan golongan-golongan prioritas
pada metode ABC berdasarkan nilai kumulatif obat
pergolongan yang didapat dari hasil perhitungan
pembelian obat selama satu tahun.
Selanjutnya setelah mengetahui golongan-golongan
obat yang diprioritaskan pengadaanya, pengguna dapat
melanjutkan penggunaan aplikasi ini untuk menenetukan
supplier optimal dengan metode Analytical Hierarchy
Procces dengan cara menetapkan nilai-nilai masing
kriteria antara lain kriteria harga, diskon, bonus, tempo
pembayaran, lead time dan jarak. Khusus penetapan
nilai kriteria harga untuk suatu obat, penentuan nilai
tersebut ditentukan berdasarkan hasil perhitungan
metode ABC-VEN. Hal ini dikarenakan pada
perhitungan metode ABC-VEN, nilai harga obat telah
diperhitungkan dan diklasifikan berdasarkan tingkat
pembelian selama satu tahun.
Oleh karena itu penetapan nilai kriteria harga untuk
pemilihan supplier optimal dengan metoe Analytical
Hierarchy Procces, penetapan nilainya mengacu pada
hasil perhitungan metode ABC-VEN.
4. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan evaluasi dari bab-bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Dari hasil perhitunggan metode ABC di
dapatkan hasil jumlah pembelian obat selama tahun
2012 pada apotek antara adalah senilai
Rp184.185.814 yaitu untuk obat pada golongan A
senilai Rp.128.141.428, golongan B senilai
Rp.36.142.535, dan pada golongan C senilai
3.
Rp.19.901.852. Metode kombinasi analisis ABCVEN merupakan analisis yang menggabungkan
analisis ABC dan VEN kedalam suatu matriks
sehingga analisis menjadi lebih tajam. Berdasarkan
hasil analisis ABC-VEN didapatkan hasil bahwa
obat-obat yang termasuk kategori VA, VB dan VC
merupakan obat prioritas yang harus diadakan tanpa
mempedulikan anggaran, obat kategori EA, EB dan
EC merupakan obat utama yang pengadaaanya
dapat disesuaikan dari anggaran, serta obat kategori
NA, NB dan NC pengadaaanya dilakukan setelah
obat prioritas dan utama terpenuhi.
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
merupakan salah satu metode sistem pendukung
keputusan dalam pemecahan berbagai masalah
pengambilan keputusan multikriteria dapat juga
digunakan dalam sistem pemilihan supplier optimal.
Adapun kriteria yang ditetapkan untuk memilih
supplier adalah harga, diskon, bonus, tempo
pembayaran, lead time dan jarak. Dari hasil
perhitungan metode Analytical Hierarchy Process,
untuk perhitungan obat PRIMOLUT, supplier yang
paling optimal untuk dipilih adalah supplier MBS
dengan nilai prioritas tertinggi yakni 23.62%.
Dari hasil perancangan dan implementasi, apikasi
sistem pendukung keputusan pemilihan supplier
optimal pada Apotek Antara dapat digunakan
sebagai alat informasi berupa revenue mengenai
perencanaan obat yang lebih baik dengan
menghitung dan menganalisa obat menggunakan
metode ABC-VEN, dan juga dapat membantu
pengambil keputusan yakni Pemilik Apotek untuk
menentukan supplier yang paling optimal suatu obat
dengan menggunakan metode Analythical Hierarcy
Procces (AHP).
Referensi
[1] Depkes RI, 2002. Asuhan Kefarmasian. Depkes RI,
Jakarta
[2] Efrain, Turban. (2005). Decision Support Systems and
Intellegent System,
edisiBahasa Indonesia jilid 1,
Penerbit ANDI, Yogyakarta.
[3] Saaty, T.L. 2008. Decision making with the analytic
hierarchy process. University of Pittsburgh: USA
[4] Zaluchu, Fotarisman (2008).
Metode Penelitian
Kesehatan, Cita Pustaka Media, Bandung
Biografi
Yulian Nias Titi. Lahir di Ketapang pada tanggal 9 Juli 1991.
Anak ketiga dari Bpk. Mochamad Djalal dan Ibu Ratmi
Ningsih. Penulis memulai pendidikan dasar di SDN 13 Jambi
dan lulus pada tahun 2003, kemudian melanjutkan pendidikan
menengah di SLTP Negeri 12 Jambi dan lulus pada tahun
2006. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan menengah
atas di SMA Negeri 1Sungai Raya dan lulus pada tahun 2009.
Penulis melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi pada
tahun 2009 dan diterima menjadi mahasiswa Universitas
Tanjungpura, pada program studi Teknik Industri, jurusan
Teknik Elektro, Fakultas Teknik.