0% found this document useful (0 votes)
57 views11 pages

Download

This document discusses connecting the grounding systems of electrical and telecommunication equipment using EMTP simulation to provide improved lightning protection. Connecting the grounding systems reduces overvoltages during lightning strikes by preventing the radial spread of lightning currents, which causes elevated voltages on other nearby grounding electrodes. EMTP simulation results show that connecting the grounding systems keeps overvoltages below 1500V, meeting protection standards. Connected grounding systems provide better protection against lightning strikes than separate grounding systems.

Uploaded by

Erick Antonius
Copyright
© Attribution Non-Commercial (BY-NC)
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
57 views11 pages

Download

This document discusses connecting the grounding systems of electrical and telecommunication equipment using EMTP simulation to provide improved lightning protection. Connecting the grounding systems reduces overvoltages during lightning strikes by preventing the radial spread of lightning currents, which causes elevated voltages on other nearby grounding electrodes. EMTP simulation results show that connecting the grounding systems keeps overvoltages below 1500V, meeting protection standards. Connected grounding systems provide better protection against lightning strikes than separate grounding systems.

Uploaded by

Erick Antonius
Copyright
© Attribution Non-Commercial (BY-NC)
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 11

Perlindungan Terhadap Sambaran Petir Peralatan Listrik Dan

Telekomunikasi Dengan Pentanahan Yang Disatukan Menggunakan


EMTP

rederik Haryanto Sumbung
Irederikhsyahoo.com
Program Studi Teknik Elektro akultas Teknik Universitas Musamus Merauke
Jl. Kamizaun Mopah Lama Merauke


A lightning strike is one of many causes resulting in electrical and
telecommunication system fault. Lightning strike may overvoltage to electrical and
telecommunication and it causes electrical current flowing toward electrical connection to
ground, which normally has no current. The protection of electrical equipment against
lightning overvoltage generally uses is own equipment grounding system. Up to this time,
this kind of protect has not yet provided enough protetion to equipment. The result of it is
shown by the existence of over voltage at other equipment grounding system located, near
by lightning strike.
How good and advanced protection system or system protection device (SPD)
installed at a building if there is no grounding installed it does not have any meaning. The
effect of electrical and telecommunication grounding system connected is studied by
means of EMTP. It is also studied the influence of grounding resistance to voltage drops at
equipments under lightning strike condition.
According to EMTP result and calculation of electrical and telecommunication
equipments overvoltage in scenario
3
at condition
3
having RgL2 0,006 ohm, and RgL2
RgT2 0,006 ohm, and RgT2 0,006 ohm, result in JRL1,2 721,17 volt and JRT1,2
379,56 volt, and overvoltage calculation related to the conductor surge impedance is
JRL1,2 1293,546 volt and JRT1,2 796,366 volt. According to the result of simulation
calculations the over voltages that happen at the electrical equipment and
telecommunication, which have their grounding systems connected is not more than 1500
v. this fulfills DIN JDE 0110 part two, sub part III, II, and I.

Key word . Lightning strike, grounding system connected, protection equipment.


. Pendahuluan
Terjadinya tegangan lebih akibat
sambaran langsung petir dan sambaran
induksi petir pada peralatan, akan
mengakibatkan adanya aliran listrik yang
masuk secara konduktiI pada hubungan
peralatan dengan sistem pentanahan yang
pada kondisi normal tidak dialiri arus
listrik. Akibat masuknya tegangan lebih
(tegangan yang melebihi tegangan normal)
secara konduktiI pada peralatan listrik dan
peralatan telekomunikasi yang terhubung
dengan jaringan tenaga listrik dan
pentanahan, maka hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan. Pada
saat terjadi gangguan, arus gangguan yang
dialirkan ke tanah melalui pentanahan
peralatan akan menimbulkan perbedaan
tegangan pada permukaan tanah yang
disebabkan oleh adanya tahanan tanah.
Besaran yang sangat dominan untuk
diperhatikan dari suatu sistem pentanahan
adalah tahanan sistem pentanahan.
Dalam membatasi penyebaran arus
petir secara radial yang menyebabkan
terjadinya elevasi tegangan pada elektroda
pentanahan peralatan lain, yang berada di
sekitar elektroda pentanahan peralatan yang
mentanahkan tegangan lebih, maka dalam
penelitian ini tahanan pentanahan peralatan
listrik dan telekomunikasi yang berada pada
bangunan gedung disatukan.

2. Landasan Teori
2.1 Petir
Kilat petir merupakan peristiwa alam
yaitu proses pelepasan muatan listrik
(electrical discharge) yang berasal dari
atmosIer antara awan dan bumi yang terdiri
dari satu sambaran atau lebih. Sambaran
petir adalah pelepasan muatan listrik
tunggal pada kilat petir ke bumi (SNI 03-
70.-2000).

2.2 Proses Terjadinya Petir
Sambaran akan diawali oleh kanal
muatan negatiI, menuju daerah yang
terinduksi positiI dan sambaran yang terjadi
umumnya adalah sambaran muatan negatiI
dari awan ke tanah.

ambar 2.1 Tahapan sambaran petir ke tanah serta
arus impuls yang terjadi
(Proteksi sistem tenaga, Sirait K.T., et.al, 7)

2.3 Pengaruh Sambaran Petir Pada
Bangunan edung dan Sistem
Kelistrikan.
Kenaikan kerapatan sambaran petir
yang terjadi pada saluran terbuka pada
daerah jaringan distribusi ke tanah, dengan
dasar sambaran 17 flashes/100 circuit
mi/year, dengan besar kerapatan sambaran
ke tanah (N
g
) adalah 1flash/km
2
/year
(sambaran/00km/tahun), (Short T.A,
200). Kerapatan sambaran ke saluran
sangat berbeda dengan kerapatan sambaran
ke tanah. Pada daerah terbuka jaringan
tenaga listrik akan banyak menerima
serangan sambaran petir, nilainya dapat
ditentukan berdasarkan pada tingginya
Iungsi saluran (Erikson, 7) :

N N
g

28 h
0.6
+ b
10
...................... (2.)

dengan :
N jumlah sambaran (sambaran/00
km/tahun) untuk jaringan
N
g
kerapatan sambaran ke tanah
(km
2
/tahun)
h tinggi konduktor (atau kawat
pentanahan saluran udara) dari
menara, (m)
b jarak antara kawat pentanahan saluran
udara, (m).
Untuk jaringan distribusi, batas b
diabaikan, dapat ditentukan :
N 2,8 N
g
. h
0.6
............................... (2.2)
Untuk h dalam meter dan N dalam
sambaran/00 km/ tahun, atau
N 2,2 N
g
. h
0.6
............................... (2.3)

2.4 Bentuk Tegangan dan Arus Impuls
Petir
Bentuk umum tegangan impuls
adalah tegangan yang naik dalam waktu
singkat sekali, disusul dengan penurunan
yang lambat menuju nol yang dapat
dinyatakan dengan persamaan :
J t Js(e
-at
e
bt
) ............................ (2.)
dengan :
V(t) tegangan Impuls (kV)
Vs tegangan puncak (kV)
e bilangan alam : 2,7
t waktu
a konstanta muka gelombang
b konstanta ekor gelombang
Bentuk gelombang semacam
persamaan 2. ini mudah di buat, yaitu
dengan menetapkan konstanta a dan b.
harga maksimumnya disebut harga puncak
(peak or crest) dari tegangan impuls.

ambar 2.3 Bentuk standar gelombang
tegangan sambaran petir (IEC 60).

2.5 Tegangan yang Timbul Akibat
Sambaran Petir.
Petir yang menyambar pada kawat
Iasa akan menimbulkan tegangan lebih
yang akan merambat pada saluran. Arus
petir dipengaruhi oleh impedans surja
saluran (Arismunandar, 75), karena arus
petir akan mengalir ke kedua arah, maka
besarnya tegangan di titik sambaran petir
berdasarkan pendekatan adalah :
W
1
2
I
P
Z
0
..................................... (2.5)
dengan,
e : tegangan akibat sambaran petir secara
langsung (V)
I
p
: arus petir (A)
Z
0
: impedans surja saluran (O)
Arus petir yang mengalir pada hantaran
arus petir menimbulkan tegangan jatuh di
tahanan pentanahan sebesar :
J
E
I . R
st
(V) ................................ (2.6)
dengan :
V
E
tegangan jatuh (V)
I arus (A)
R
st
tahanan pentanahan ()

2.6 Tegangan Ketahanan Impulse
Peralatan
Penentuan kelas dari Iasilitas operasi
dilakukan dengan memperhatikan kategori
tegangan lebih dengan mempertimbangkan:
a. Tegangan-lebih yang memasuki
Iasilitas operasi melalui terminal-
terminal.
b. Tegangan-lebih yang dibandingkan
oleh sistem operasi itu sendiri yang
sampai pada terminal.

2.7 Impedans Surja
Impedans surja dapat dideIinisikan
sebagai perbandingan antara tegangan surja
dan arus surja. Saluran kawat terbuka akan
mempunyai impedans surja sebagai berikut:
Untuk hantaran udara :
Z


1
Cv
vL
Z _
L
C
60 ln
2h
r

dengan :
L 2(ln
R


1
2

2
3R
2
-

4
12R
4

6
3R
6
- .)0
-

henry/cm
C
e10
-11
18 In
R
r
Iarad/cm
v 3.0
0
/ Ve cm/detik
Sedangkan untuk kabel :
Z
60
VeIn
R
r
ohm ................................. (2.7)
Dengan,
Z : impedans surja (ohm)
C : kapasitans (Iarad)
L : induktans (ohm)
R : tahanan (ohm)
v : kecepatan (cm/detik)
h : tinggi penghantar dari tanah
(meter)
r : jari-jari penghantar (mm)
Harga impedans surja untuk saluran terbuka
berkisar antara 00 600 ohm, dan untuk
kabel berkisar antara 50 60 ohm.

2.8 Metode Perlindungan pada
Sambaran Petir.
Perlindungan sambaran petir pada
beberapa gedung atau keamanan bangunan
yang biasanya terdiri dari konduktor
impedans rendah pada jalur aliran dari arus
pelepasan muatan sambaran petir ke tanah
dengan tidak membuatnya mengalir secara
terus-menerus melalui bangunan gedung.
Dalam hubunganya, seperti perlindungan
yang terdiri dari terminasi udara,
pentanahan konduktor, dan pentanahan
elektrode.

2.9Pengaman Peralatan Telekomunikasi
Sistem komunikasi jaringan
broadband mencakup sistem komunikasi
daya jaringan broadband dengan beberapa
kombinasi dari suara, video audio, data dan
layanan interaktiI yang dihubungkan oleh
sebuah jaringan (NEC artikel 30). Pada
standar spesisIikasi peralatan untuk
keseragaman inIrastruktur pentanahan dan
bonding telekomunikasi melalui dinding
bangunan komersiil sebagai tempat
pemasangan peralatan komunikasi (ANSI J-
STD-607-A).

2.10 Arester Tegangan Rendah MOV
etal Oxide Jaristor)
Arester surja jenis MOV didesain
tanpa menggunakan celah (gapless).
Arester jenis MOV merupakan arester yang
banyak diterapkan pada sistem tegangan
rendah, karena memiliki kemampuan
pemotongan tegangan rendah jenis MOV
memiliki rating arus pelepasan sebesar kA
hingga 5 kA.

2.11 Pentanahan Sistem Telekomunikasi

Pentanahan sistem telekomunikasi pada
ruangan peralatan telekomunikasi
umumnya terdiri atas tiga pentanahan
sendiri-sendiri, yaitu : pentanahan sumber
tegangan (sistem tenaga), pentanahan
perisaian pelindung ruangan, dan
pentanahan penangkal sambaran petir.
2.12 Pentanahan Peralatan
Pentanahan peralatan, berbeda dengan
pentanahan sistem, ialah pentanahan bagian
dari peralatan yang pada kerja normal tidak
dilalui arus.
Penghantar pentanahan merupakan
saluran arus surja menuju tanah, oleh
karena itu pemasangannya harus dilakukan
dengan benar. Gambar 2. menjelaskan
lintasan arus surja melalui penghantar
pentanahan dalam sebuah instalasi jaringan
listrik gedung.

ambar 2.8 Lintasan arus surja melalui penghantar
pentanahan menuju tanah

2.13 Ikatan onding)
Tujuan bonding adalah untuk
menghilangkan perbedaan tegangan
diantara bagian-bagian metal dan sistem
dalam ruang yang diproteksi terhadap petir.
ungsi utama jaringan bonding adalah
untuk mencegah beda tegangan yang
berbahaya di antara perangkat di dalam dan
di atas bangunan dan untuk mengurangi
medan magnet dalam bangunan. Kawat
pentanahan dari jaringan listrik (PE) harus
diintegrasikan ke jaringan bonding
(menurut metoda satu titik atau metoda
jaring).
Kriteria ukuran ruangan besar atau
kecil tidak ditetapkan dalam standar. Tetapi
praktek umum menggunakan pendekatan
persamaan :
L
m

20
......................................... (2.7)
dengan :
L
m
: panjang kabel bonding
m : panjang gelombang pada Irekuensi
tertinggi.

2.14 EMTP (lectromagnetic 1ransient
Program
EMTP adalah program komputer
terintegrasi yang di desain untuk
menyelesaikan permasalahan peralihan
pada sistem tenaga listrik untuk rangkaian
tergumpal, terdistribusi dan kombinasi
keduanya. Prosedur simulasi dengan EMTP
dapat dijelaskan pada uraian berikut:
a. Model rangkaian simulasi.,
b. Data-data masukan..
c. Variabel keluaran.
Data-data dari seluruh komponen
jaringan dan peralatan pengaman
dimasukkan ke dalam program melalui
lembar masukan data yang terdapat pada
EMTP.

3. Metode Penelitian
3.1 Data-data Penelitian
Penelitian dilakukan pada sistem
perlindungan peralatan listrik dan peralatan
telekomunikasi, yang terhubung pada
instalasi jaringan listrik 220Vac dan Vdc.
Pada penelitian ini, peneliti membatasi pada
pengaruh sistem perlindungan pentanahan
dalam mengamankan peralatan listrik dan
peralatan telekomunikasi dari gangguan
akibat sambaran petir, jika pentanahan
kedua peralatan tersebut disatukan. Secara
spesisIik tentang penelitian ini dapat
diuraikan dalam pengambilan data-data,
yang dapat dijelaskan sebagai berikut :



3.1.1 Data parameter arus sambaran
petir.
Berdasarkan pengalaman pada
bebarapa dasawarsa, dalam kesepakatan
internasional (IEC) mempertimbangkan
untuk arus surja adalah /20 3s pada
amplitudo 5 atau 0 kA. Besaran tersebut
digunakan untuk suatu simulasi kasus arus
lebih sambaran petir, pada sebuah jaringan
tenaga listrik.

3.1.2 Diagram instalasi jaringan listrik
dan peralatan.
a. Diagram instalasi peralatan listrik
b. Diagram instalasi peralatan
telekomunikasi

3.1.3 Kabel Penghantar Pada Instalasi


Peralatan Listrik Dan Peralatan
Telekomunikasi
a. Kabel instalasi peralatan listrik
b. Kabel penghubung instalasi
peralatan telekomunikasi


3.2 Simulasi EMTP dan Analisis
Variabel.
Simulasi dilakukan dengan
mengamati proIil puncak tegangan lebih
transien yang terjadi pada jaringan listrik
sampai ke peralatan yang terpasang dan
pentanahan peralatan yang terdapat pada
masing-masing ruangan tempat peralatan
terpasang dalam berbagai kondisi.
variabel penelitian secara ringkas
adalah sebagai berikut :
. Nilai tahanan pentanahan masing-
masing peralatan elektronik (RL,RL2,
RT dan RT2) yang di satukan melalui
tahanan elektroda pentanahan peralatan
elektronik (RgL2 dan RgT2), sebagai
variabel perlindungan peralatan listrik.
2. Impedans penghantar saluran instalasi
perlatan peralatan listrik dan
telekomunikasi dan Impedans surja
masing-masing penghantar.
3. Kecepatan rambat gelombang.
. Tegangan jatuh V
E
, yaitu tegangan
yang mengalir pada tahanan
pentanahan peralatan elektronik pada
saat terjadi sambaran petir pada
penghantar saluran udara tegangan
rendah, pada pentanahan masing-
masing dan pada saat pentanahan
disatukan.
5. Tegangan (e) dan arus (I) lebih
transien pada saat rangkaian instalasi
peralatan elektronik mengalami
gangguan arus sambaran petir, tanpa
dan dengan pengaman surja.
6. Tegangan dan arus pada tahanan
elektroda pentanahan peralatan listrik
dan telekomunikasi pada saat
disatukan.
Cara menganalisis perlindungan
peralatan listrik dan telekomunikasi dengan
pentanahan yang disatukan, yaitu dilakukan
dengan cara menentukan dan menghitung
berdasarkan hasil simulasi EMTP. Dari
variabel hasil simulasi yaitu :
Impedans penghantar pada instalasi
masing-masing peralatan.
2 Tegangan yang timbul pada titik
sambaran petir, berdasarkan rumus 2.5.
3 Tegangan terminal arrester berdasarkan
persamaan 2.2.
Tegangan jatuh (V
E
) tahanan
pentanahan akibat mengalirnya arus
petir pada penghantar instalasi
peralatan elektronik (listrik dan
telekomunikasi).
5 Tegangan dan arus lebih sambaran
induksi petir langsung dan tak langsung
pada penghantar instalasi peralatan
listrik dan telekomunikasi, pada
tahanan elektroda pentanahan peralatan
elektronik berdasarkan standar ohm,
yaitu 0,5 ohm.
Urutan perhitungannya adalah
sebagai berikut :
. Tentukan tegangan yang timbul pada
titik sambaran petir, berdasarkan rumus
2.5.
2. Tentukan tegangan jatuh pada
penghantar saluran (V
E
) pada arus petir
5 kA, /20 3s.
3. Tentukan nilai tegangan impuls arus
yang datang (e) dengan menggunakan
rumus 2. untuk nilai tahanan
pentanahan 0.06 ohm.
. Tentukan nilai tegangan sentuh pada
peralatan berdasarkan rumus 2.3.
Buat graIiknya dan tentukan nilai tahanan
yang menghasilkan tegangan maksimum
yang melebihi BIL peralatan.

. Hasil Penelitian dan
Pembahasan
Perhitungan Impedans Penghantar
A. Penghantar saluran phasa instalasi
peralatan listrik
Impedans surja kabel NYGbY:
Z
60
Vs
ln

1
ohm
60
V3,5
ln
22,95
6,91

3.5 O
Tahanan permeter dari kabel
NYGbY/50 mm
2
, adalah :
R
p.I
A

1.77 .10
-8
150 .10
-6
, . 0
-
O/meter
B. Penghantar saluran phasa instalasi
peralatan telekomunikasi
Impedansi surja kabel T-EJ (Perm) E :
Z
60
Vs
ln

1
ohm
60
V3,0
ln
19
0,3091

2,67 O
Impedansi surja kabel R-V (Pe)V
(Indoor cable)
Z
60
Vs
ln

1
ohm
60
V3,5
ln
6,3
0,3091

6,6 O

4.1 Hasil Simulasi Pengujian Tahanan
Pentanahan Peralatan Listrik (skenario
1 dan Penyatuan Pentanahan Peralatan
(skenario 3.

Berdasarkan hasil pengujian dengan
skema gambar ,2,3 dan 7,, pada kondisi
, 2, 3 dan pada lampiran , dengan
diketahui gangguan arus sambaran petir
terjadi pada jaringan antara MDP2 dan
PHB, maka diperoleh hasil simulasi pada
skenario 1 dan skenario 3, adalah sebagai
berikut:
a. rafik tegangan hasil simulasi
skenario 1 dan skenario 3,
(file 1_SC1kondisi1.pl4; x-var t) v:MDP2 v:R1 v:R2 v:PHB v:GEL
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10
[s]
-300
-200
-100
0
100
200
300
[V]
Settingan deltaT: 1E-7 & Tmax: 0,1 microsecond

ambar 4.1 GraIik pengujian tegangan skenario


pada kondisi

ambar 4.2 GraIik pengujian tegangan skenario 3
peralatan listrik pada kondisi
(file 1_SC3kondisi1.pl4; x-var t) v:MDP2 v:PHB v:RL1 v:RL2 v:GEL
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 [s]
-250.0
-187.5
-125.0
-62.5
0.0
62.5
125.0
187.5
250.0
[V]
Settingan deltaT: 1E-7 & Tmax: 0,0001 microsecond. Skenario 3 Peralatan listrik
(file 2_SC2kondisi2.pl4; x-var t) v:MDP2 v:PHB v:RL1 v:RL2 v:GEL
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 [ms]
-1.0
1.2
3.4
5.6
7.8
10.0
[kV]
Settingan deltaT: 1E-7 & Tmax: 0,1 microsecond

ambar 4.5 GraIik pengujian tegangan skenario


pada kondisi 2

ambar 4.6 GraIik pengujian tegangan skenario 3
peralatan listrik pada kondisi 2

(file 3_SC11kondisi3.pl4; x-var t) v:MDP2 v:PHB v:R1 v:R2 v:GEL
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10
[ms]
-200
0
200
400
600
800
1000
1200
[V]
Settingan deltaT: 1E-7 & Tmax: 0,0001 microsecond
ambar 4.7 GraIik pengujian tegangan peralatan
listrik pada kondisi 3

ambar 4.8 GraIik pengujian tegangan skenario 3
peralatan listrik pada kondisi 3
b. rafik arus hasil simulasi skenario 1
dan skenario 3,
(file 1_SC1kondisi1.pl4; x-var t) c:MDP2 -Z1 c:Z1A -PHB c:R1 -R1A c:R2 -R2A
c:GEL1 -GEL
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 [s]
-500
-375
-250
-125
0
125
250
375
500
[A]
Settingan deltaT: 1E-7 & Tmax: 0,1 microsecond

ambar 4.9 GraIik pengujian arus skenario pada


kondisi


ambar 4.10 GraIik pengujian arus skenario 3
peralatan listrik pada kondisi

ambar 4.11 GraIik pengujian arus peralatan listrik
pada kondisi 2


ambar 4.12 GraIik pengujian arus scenario 3
peralatan listrik pada kondisi 2
(f ile 2_SC3kondisi2.pl4; x-var t) v:MDP2 v:PHB v:R1 v:R2 v:GEL
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 [ms]
-1.0
1.2
3.4
5.6
7.8
10.0
[kV]
Settingan deltaT: 1E-7 & Tmax: 0,0001 microsecond
(file 3_SC3kondisi3.pl4; x-var t) v:MDP2 v:PHB v:RL1 v:RL2 v:GEL
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10
[ms]
-200
0
200
400
600
800
1000
1200
[V]
Settingan deltaT: 1E-7 & Tmax: 0,0001 microsecond. Skenario 1 Peralatan Listrik
(file 1_SC3kondisi1.pl4; x-var t) c:MDP2 -XX0003 c:XX0004-PHB c:RL1 -XX0101
c:RL2 -XX0009 c:XX0061-GEL
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 [s]
-500
-375
-250
-125
0
125
250
375
500
[A]
Settingan deltaT: 1E-7 & Tmax: 0,1 microsecond. Skenario 3 Peralatan Listrik
(file 2_SC3kondisi2.pl4; x-var t) c:MDP2 -XX0003 c:XX0075-PHB c:R1 -XX0091
c:R2 -XX0009 c:XX0063-GEL
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 [ms]
-2000
-1000
0
1000
2000
3000
4000
[A]
Settingan deltaT: 1E-7 & Tmax: 0,0001 microsecond. Skenario 3 Peralatan Listrik
(file 3_SC11kondisi3.pl4; x-var t) c:MDP2 -XX0003 c:XX0028-XX0030 c:XX0028-PHB
c:R1 -XX0058 c:R2 -XX0009 c:XX0038-GEL
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10
[ms]
-500
500
1500
2500
3500
4500
[A]
Settingan deltaT: 1E-7 & Tmax: 0,0001 microsecond

ambar 4.13 GraIik pengujian arus peralatan listrik


pada kondisi 3
4.2 Perhitungan nilai tegangan lebih
pada titik sambaran petir.
Laporan IEC 66, tegangan tahanan
peralatan elektronik 500 volt, selebihnya
akan menimbulkan kegagalan isolasi pada
peralatan.

A. Tegangan lebih pada instalasi
peralatan listrik skenario 1 dan
skenario 3, pada kondisi 2 dan 3 :
Tegangan lebih pada panel PHB
MDP2, Berdasarkan persamaan 2.7.
Impedans surja untuk kabel adalah :
Z
60
VeIn
R
r
ohm
dengan :
Impedans surja kabel NYGbY :
Z
0
2,65 Ohm dan,
Impedans surja kabel NYY :
Z
0
3,675 Ohm.
I
P
.
PHB
36,6 A; I
P.RL
2,5
e
PHB

1
2
I
P
.Z
0

1
2
. 36.6 .2,65
763, V
e
RL

1
2
I
P
.Z
0

1
2
. 2.5.3,675
353,5 V

B. Tegangan lebih pada instalasi
peralatan telekomunikasi, kondisi 2
dan 3:
Tegangan lebih pada panel DLC,
e
PHB

1
2
I
P
.Z
0

1
2
. 6,6.,53
02 Volt
e
RT

1
2
. 20, . 2.5
22223 Volt
Hasil perhitungan tegangan lebih
pada instalasi peralatan telekomunikasi
dengan tahanan pentanahan 0,006 ohm,
berdasarkan data simulasi EMTP untuk :
. Skenario 2 dan 3 kondisi 2 termasuk
pada kategori tegangan lebih III, tetapi
tidak memenuhi syarat tegangan
tahanan peralatan elektronik.
2. Skenario 2 dan 3 kondisi 3 termasuk
dalam kategori tegangan lebih I, dan
memenuhi syarat tegangan tahanan
peralatan elektronik, kecuali tegangan
pada tahanan pentanahan(RgT2).

4.3 Perhitungan nilai tegangan jatuh
pada penghantar saluran.
A. Tegangan jatuh pada instalasi
peralatan listrik.

J
E
I . R
st
(V)
Tegangan jatuh pada panel PHB,
J
E.PHB
36.6. 0,006
23,76 volt

B. Tegangan jatuh pada instalasi
peralatan telekomunikasi

J
E
I . R
st
(V)
Tegangan jatuh pada panel DLC,
V
E.DLC
6,6. 0,006
25,076 volt




4.4 Perhitungan nilai tegangan impuls
dari arus impuls yang datang untuk
nilai tahanan pentanahan 0.006 ohm.
A. Tegangan impuls peralatan listrik
. Tegangan impuls pada skenario
kondisi
Tegangan impuls pada skenario
kondisi tidak ada karena tidak
ada surja petir yang terjadi pada
instalasi peralatan listrik.
2. Tegangan impuls pada skenario
kondisi 2 dan 3
Tegangan impuls pada panel PHB,
J t Js(e
-at
e
bt
)
J t 367. (2.7
-0,000002
-2.7
-0.00005
)
367.(.737 x 0
-5
)
0.570 volt.
Kelebihan tegangan pada panel PHB,
V` 0,005 x V
s
0,005 x 367.
6,3 volt

B. Tegangan impuls peralatan
telekomunikasi
. Tegangan impuls pada skenario 2
kondisi
2. Tegangan impuls pada skenario 2
kondisi tidak ada karena tidak ada
surja petir yang terjadi pada instalasi
peralatan listrik.
3. Tegangan impuls pada skenario
kondisi 2 dan 3
Tegangan impuls pada panel DLC,
J t Js(e
-at
e
bt
)
J t 353 (2.7
-0,000002
-2.7
-0.00005
)
353 (.737 x 0
-5
)
,773 volt.
Kelebihan tegangan pada panel DLC,
V` 0,005 x V
s
0,005 x 353
7,7volt

C. Tegangan impuls pada penyatuan
tahanan pentanahan peralatan
listrik dan telekomunikasi
. Tegangan impuls pada skenario 3
kondisi
2. Tegangan impuls pada skenario 3
kondisi tidak ada karena tidak ada
surja petir yang terjadi pada instalasi
peralatan listrik.
3. Tegangan impuls pada skenario 3
kondisi 2 dan 3
Tegangan impuls pada panel PHB,
J t Js(e
-at
e
bt
)
J t 0. (2.7
-0,000002
-2.7
-0.00005
)
0. (.737 x 0
-5
)
0,572volt.
Kelebihan tegangan pada panel PHB,
V` 0,005 x V
s
0,005 x 0.
7,007 volt

. Kesimpulan
Berdasarkan hasil simulasi dan pembahasan
dapat disimpulkan :
. Penyatuan tahanan pentanahan
peralatan yang menggunakan
penyatuan ikatan penyama potensial
(IPP) dengan tahanan, mengakibatkan
turunnya/semakin kecil nilai tahanan
pentanahan sehingga tegangan lebih
makin berkurang dan sebaliknya arus
lebih yang mengalir ke tanah akan
makin besar. Terlihat pada
perbandingan tegangan yang di
tanahkan oleh rangkaian terpisah
dengan rangkaian yang disatukan ,
besar tegangan RgL2 pada tabel .
,56 V dan 26,5 A, sedangkan pada
RgL2 pada tabel .2 6,0025 V dan
30,2 A. Penyatuan tahanan
pentanahan peralatan listrik dan
telekomunikasi juga memberikan suatu
Ienomena tersendiri dalam
pengamanan peralatan, khususnya
pengaruh kenaikan tahanan pentanahan
terhadap arus yang mengalir ke tanah
pada instalasi peralatan telekomunikasi
yang dapat dilihat pada tabel .6.
Pada nilai tahanan pentanahan 5 ohm
arus terjadi pada peralatan berbalik
menjadi besar, walaupun pada
tegangannya tidak mengalami
penurunan.
2. Simulasi menggunakan aplikasi
Electromagnetic Transient Program
(EMTP), maka hasil-hasil yang didapat
untuk menentukan tegangan lebih
transient dan arus lebih transien sudah
dapat teratasi. Maka dengan EMTP,
dapat menyelesaikan banyak persoalan
yang berhubungan dengan transien dan
permasalahan electrical lainnya,
dengan tingkat ketelitian yang tinggi
dan mengurangi biaya dalam
perencanaan dan pemasangan system
perlindungan instalasi peralatan listrik
dan telekomunikasi.

DaItar Pustaka
Agrawal K.C. 5. Industrial Power
Enggineering and Aplications.
Newnes. Butterworth-Heinemann.200
ArieI I. . Overhead Groundwire
Perlindungan Transmisi Tenaga Listrik
dari Sambaran Petir. Artikel.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Arismunandar A. 75. Teknik Tegangan
Tinggi. Jakarta
Bagus A.H. 2006. Pengaruh Nilai Tahanan
Pentanahan Terhadap Tegangan
Pelepasan Arester . Tesis Tidak
Terpublikasi: Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Darwanto D. 2000. Gangguan Petir Sebagai
Salah Satu Penyebab Timbulnya Kedip
Tegangan dan Pengaruhnya Terhadap
Peralatan. Workshop PT. PLN
(Persero) Bandung, 2000.
Haddad A., Warne D.. 200. Advanced in
High Joltage Engineering. IEE Power
and Energy Series 0. Published :The
Instiution oI Electrical Engineers,
London, United Kingdom.
Herman Halomoan Sinaga, 200.
Karakteristik Arester SIC berdasarkan
Pengujian dan Simulasi EMTP. Tesis
Tidak Terpublikasi: Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Hickey R. B. 200. 'Electrical Engineers
Portable`.
SNI 03-70.-200. Proteksi Bangunan
Terhadap Petir Bagian :Prinsip
Umum. ICS .20.0. Badan
Standarisasi Nasional.
Standard IEC-6-32 International
Standard . Protection Against
Lightning Electromagnetic Impulse
IEC Publication, 5.
Vijayaraghavan G., et.all. 200.
'Grounding, Bonding Shielding and
Surge Protection` Newnes : IDC
Techologies, 200.
Yopie, M. 2007. Perhitungan Kebutuhan
Perlindungan Peralatan Komputer
Akibat Sambaran Petir pada Gedung A
Widya Puraya UNDIP. Jurnal.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Zoro R., Sirait K.T. 7. Proteksi
Terhadap Tegangan Lebih Sistem
Tenaga Listrik (Surge Protection).
Institut Teknologi Bandung. Bandung.

You might also like