0% found this document useful (0 votes)
356 views11 pages

Tafhim Quran Dengan Manhaji

Ari Anshori Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Pabelan Tromol Pos I Surakarta 57102 E-Mail: [email protected]
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
356 views11 pages

Tafhim Quran Dengan Manhaji

Ari Anshori Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Pabelan Tromol Pos I Surakarta 57102 E-Mail: [email protected]
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 11

CORAK TAFHIM AL-QURAN DENGAN METODE MANHAJI

Ari Anshori
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Pabelan Tromol Pos I Surakarta 57102
E-Mail: [email protected]

Abstract: many varieties and ways for someone to understand al-Quran or tafhim
al-Quran. It is because ones ability to understand and to explain about the essence
of Allahs commandment is dierent, based on his/her ability and understanding
himself/herself. The dierence in understanding is not separable from many factors,
among other are: the level of intellegence, the level of education, the level of underlying
religious understanding. The focus of problem in this research was to find the proper
formulation of tafhim, in order that the messages contained in al-Quran are easy
to understand correctly based on the text and the context of the referred verse. The
results of the research were: that al-Quran has verses in the forms of muhkamat and
mutasyabihat, therefore, to understand them, aided tools are needed such as tafhim
manhaji, in order that the messages contained on them can be understood correctly
based on the referred text and context. Although it is proper to appreciate if every eort
of tafhim and interpretation of al-Quran always uses a method or strategy of new
study, including a new style contained in the tafhim manhaji of al-Quran, because the
method of tafhim manhaji is considered as being able to reduce many kinds of abstruse
in understanding the verses of Allah written in al-Quran or verses which are broadly
spread on this universe.

Keywords: Tafhim, al-Quran, method, manhaji.

Abstrak: Banyak ragam dan cara seseorang memahami al-Quran atau tafhim al-
Quran. Hal ini dikarenakan kemampuan seseorang untuk memahami dan menjelaskan
tentang esensi firmanAllah juga berbeda-beda, sesuai dengan kemampuan dan
pemahaman seseorang itu sendiri. Perbedaan pemahaman ini juga tidak lepas dari
berbagai faktor, diantaranya tingkat kecerdasan, tingkat pendidikan, dan tingkat
kefahaman agama yang melatarbelakaninya. Fokus permasalahan dalam penelitian
ini adalah untuk mencari rumusan model tafhim yang tepat, agar pesan-pesan yang
terkandung dalam al-Quran mudah dipahami secara benar sesuai teks dan konteks
ayat yang dimaksud. Hasildari penelitian ini, bahwa al-Quran ada ayat yang berupa
muhkamat dan mutasyabihat, maka untuk memahaminya diperlukan alat bantu seperti
tafhim manhaji, hal ini dimaksudkan agar pesan-pesan yang terkandung di dalamnya
bisa dipahami secara benar sesuai teks dan konteks yang dimaksud.Meskipun layak
diapreasiasi kalau setiap upaya tafhim dan penafsiran al-Quran selalu menggunakan
metode atau strategi pengkajian yang baru, termasuk corak baru yang ada dalam
tafhim manhaji al-Quran ini, karena metode tafhim manhaji dirasa dapat mengurangi
berbagai kemusykilan dalam memahami ayat-ayat Allah yang tertulis dalam al-Quran
maupun ayat yang terbentang luas di alam semesta ini.

Kata kunci: Tafhim, al-Quran, metode, manhaji.

25
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 16, No. 1, Juni 2015: 50-60

PENDAHULUAN Memang kemampuan itu bertingkat-


tingkat, sehingga apa yang dicerna
Harus diakui bahwa metode tafsir dan diperoleh seorang penafsir dari al-
yang ada dan dikembangkan sekarang Quran bertingkat-tingkat pula. Apalagi
ini memiliki benyak kelebihan dan kecenderungan manusia juga berbeda-
keistimewaan. Disamping itu, juga ada beda sesuai tingkat kecerdasan, faham
kekurangan dan kelemahan-kelemahan agama dan tingkat pendidikannya.1
yang harus diperbaiki. Masing-masing Begitu juga dengan penulisan tafsir al-
dari metode itu tentunya digunakan sesuai Quran sekarang ini, bila kita cermati,
dengan maksud dan tujuan yang ingin ternyata penulisan al-Quran jika ditinjau
dicapai, karena metode merupakan cara, dari segi sistematika penulisannya, dapat
sarana, dan strategi dalam melaksanakan dibagi menjadi dua bagian (tingkat),
segala hal. Sebagaimana diungkapkan yaitu sistem runtut (tahlili) dan sistem
dalam al-Hadits bahwasegala sesuatu tematik (maudhui). Hal ini juga berlaku
itu ada metodenya dan metode masuk untuk tafhim al-Quran, jika ditinjau
surga adalah dengan ilmu (HR. Dailami). dari segi bahasa dan metode tafhim al-
Begitu metode dalam mahami al-Quran Quran, ternyata banyak kita jumpai
atau Tafhim al-Quran, banyak kita berbagai macam bahasa dan metode yang
temukan berbagai corak dan ragamnya. digunakan ahli tafsir dan al-Quran untuk
Apalagi dalam memahami kitab suci al- memudahkan masyarakat agar mudah
Quran, dimana kitab ini penuh dengan memahami dan mempelajari al-Quran.
corak pemikiran, gaya bahasa, metode Berikut ini adalah model metode-metode
pemahaman, sampai pada keunikan pemahaman/penafsiran al-Quran yang
sastra dan tingkat kemukjizatannya. berkembang selama ini, yaitu: a). Metode
Tidak heran jika Muhammad Iqbal tahlily/analisis, b). Metode ijmaly/global,
pernah menyebut bahwa al-Quran c). Metode muqarin/perbandingan, d).
lebih dari sekedar sebuah kitab, maka Metode maudhui/tematik.2
jika ia merasuk ke dalam hati, manusia Dalam konteks pengkajian ini, ada
akan berubah menjadi lebih baik. Dan upaya dari peneliti untuk menambahinya,
bila manusia berubah tentu dunia pun yaitue). Metode tafhim manhaji, atautafhim
berubah. Ungkapan ini menunjukkan al-Quran dengan metode manhaji.
bahwa al-Quran adalah ruh dan sumber Dan juga ditambah betapa pentingnya
tenaga hati, oleh karena itu, belajar dan memahami ketiga metode ini, yaitu
mengajarkan al-Quran menjadi hal metode asbabu al nuzul, metode mun sabah
utama. Belajar al-Quran merupakan dan metode siyaq. Memang banyak varian
sarana menyingkap misteri keagungan- yang digunakan dalam metode tafhim
Nya. Melalui hal tersebut, al-Quran al-Quran, baik metode tahlili, ijmali,
mewujud dalam mukjizat besar sepanjang maudhui, muqarin, dan lain sebagainya.
sejarah kehidupan umat manusia.Untuk Untuk itu, berdasarkan uraian tersebut,
itu, diperlukan metode tafhim yang tepat maka permasalahan dalam penelitian ini
sebagai upaya menggali berbagai makna adalah bagaimanakah corak dan model
yang tersurat dan tersirat dalam lembaran tafhim yang tepat, agar pesan-pesan yang
ayat-ayat al-Quran. terkandung dalam al-Quran mudah
Tafhim adalah upaca memahami al- dipahami secara benar sesuai teks dan
Quran. Identik dengan tafhim adalah 1 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta:
tafsir al-Quran,dimana inti dari tafsir Lentera Hati, 2002), hlm.Xvii.
adalah usaha untuk memahami atau 2 M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, Syarat, ketentuan,
dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami
menjelaskan tentang firman-firman Ayat-Ayat al-Quran, (Tangerang: Lentera Hati,
Allah sesuai kemampuan manusia. 2013), hlm. 377-393.

26
Corak Taim Al-Quran...(Ali Anshori)

konteks ayat yang dimaksud? Sedangkan bingkai suasana Qurani. Ia tidak


tujuan dari penelitian ini adalah untuk perlu menyinggung asbab an-nuzul
mengungkap corak dan metode yang atau munasabah, apalagi makna-makna
tepat dalam memahami (tafhim) al- kosakata dan segi-segi keindahan bahasa
Quran. al-Quran. Tetapi langsung menjelaskan
kandungan ayat secara umum atau hukum
METODE TAFSIR AL-QURAN dan hikmah yang dapat ditarik. Sang
mufasir bagaikan menyodorkan buah
a. Metode Tahlily/Analisis segar yang telah dikupas, dibuang bijinya,
Metode ini berusaha menjelaskan dan telah diiris-iris pula, sehingga siap
kandungan ayat-ayat al-Quran dari untuk segera disantap. Contoh metode
berbagai seginya, sesuai dengan ini antara lain: tafsir karya Abdurrahman
pandangan, kecenderungan, as-Sady (1307-1376 H) Tafsir al-Karim ar-
dan keinginan mufasirnya yang Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan. Uraian
dihidangkannya secara runtut sesuai singkat yang dihidangkan oleh Ahmad
dengan perurutan ayat-ayat dalam Musthafa al-Maraghy (w.1952 M) dalam
Mushaf. Biasanya yang dihidangkan bagian akhir dari setiap kelompok
itu mencakup pengertian umum ayat yang ditafsirkannya dapat juga
kosakata ayat, Munasabah/hubungan dianggap contoh Tafsir Ijmaly, walaupun
ayat dengan ayat sebelumnya, Sabab an- itu terhidang dalam kitab tafsir Tahlily
Nuzul (kalau ada), makna global ayat,
yang disusunnya. Tafsir al-Lubab karya
hukum yang dapat ditarik, yang tidak
M. Quraish Shihab agaknya dapat juga
jarang menghidangkan pendapat ulama
digolongkan dalam metode ini.
madzhab. Ada juga yang menghidangkan
uraian tentang aneka qiraat, Irab ayat-
c. Metode Muqarin/Perbandingan
ayat yang ditafsirkan, serta keistimewaan
Diantara hidangan metode ini adalah:
susunan kata-katanya.
1). Ayat-ayat al-Quran yang berbeda
Metode ini memiliki beragam jenis
redaksinya satu dengan yang lain,
hidangan yang ditekankan penafsirannya;
ada yang bersifat Kebahasaan, Hukum, padahal sepintas terlihat bahwa ayat-ayat
Sosial Budaya, Filsafat/Sains dan Ilmu tersebut berbicara tentang persoalan yang
Pengetahuan, tasawuf/Isyary,dan lain- sama, 2). Ayat yang berbeda kandungan
lain. Malik bin Nabi berpendapat: informasinya dengan hadis Nabi saw.
tujuan utama para ulama menggunakan Dan 3). Perbedaan pendapat ulama
metode Tahlily adalah untuk meletakkan menyangkut penafsiran ayat yang sama.
dasar-dasar rasional bagi pemahaman Sebagai disebutkan dalam firman Allah:
dan pembuktian kemukjizatan al-
Quran. Contoh: Kitab-kitab Tafsir yang Allah tidak menjadikannya (pemberitaan
menekankan uraiannya pada Hukum/ tentang bala bantuan malaikat)
Fiqih, juga Tahlily yang bercorak melainkan sebagai kabar gembira bagi
kebahasaan. kamu, dan agar menjadi tenteram hati
kamu disebabkan olehnya. Kemenangan
b. Metode Ijmaly/Global itu hanyalah bersumber dari Allah Yang
Sesuai dengan namanya, Ijmaly/ Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS.
global, metode ini hanya menguraikan Ali Imran [3]; 126).
makna-makna umum yang dikandung
oleh ayat yang ditafsirkan, namun Ayat di atas sedikit berbeda dengan
sang penafsir diharapkan dapat ayat 10 dari surah al-Anfal. Di sana
menghidangkan makna-makna dalam dinyatakan:
27
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 16, No. 1, Juni 2015: 50-60

Allah tidak menjadikannya (pemberitaan METODE MANHAJI


tentang bala bantuan malaikat) melainkan
sebagai kabar gembira dan agar menjadi Nahaja-Yanhaju-Nahjan-Nuhuujan
tenteram-disebabkan olehnya-hati kamu. artinya at-Tariq, atau jalan, metode,
Kemenangan itu hanyalah bersumber strategi guna mencapai pemahaman
dari sisi Allah. Sesungguhnya AllahMaha atas suatu ayat-ayat dalam suatu surah
Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. al- berkait kelindan dalam kesatuan Firman
Anfaal [8]; 10) Allah yang bernama al-Quran.Dalam at-
Thabat Thabaiwa manahijul mufassir n
Dalam ayat Ali Imran di atas kata dinyatakan tafsir dengan al-Quran dari
bihi terletak sesudah qulubukum, berbeda Rasulullah asshalatu was salam wa shahabah
dengan ayat al-Anfal yang letaknya wa tabiin.3Belajar memahami al-Quran
sebelum qulubukum. Dalam surah al-Anfal dengan metode Manhaji merupakan
fashilat (penutup ayat) dibarengi dengan perangkat teknik memahami al-Quran
Harf Taukid (inna/sesungguhnya), sedang dengan cara praktis dan dapat dipelajari
dalam surah Ali Imran huruf tersebut secara otodidak, karena setiap ayat
tidak ditemukan. Mengapa demikian? banyak pengulangan kata-kata, dan
Sedang kedua ayat tersebut berbicara arti yang mengiringi setiap ayatpun
tentang turunnya malaikat untuk dapat membantu menemukan artinya
mendukung kaum Muslimin. Seperti perkata secara mudah. Seperti halnya
dicontohkan dalam Tafsir al-Mishbah, Juz I yang kira-kira 70% nya merupakan
ketika membahas ayat Ali Imran di atas,
pengulangan, yang asal katanya sama,
Quraish Shihab antara lain menyatakan
hanya berubah bentuknya saja, itupun
bahwa ayat al-Anfal berbicara tentang
masih dipermudah lagi dengan cirri-ciri
peperangan Badar, sedang ayat Ali Imran
setiap kata yang Musytaq yang sama.
berbicara tentang peperangan Uhud.
Bila diterapkan pada jenjang
pendidikan, maka metode Manhaji ini
d. Metode Maudhui/Tematik
sangat tepat karena sudah terbagi kepada
Metode ini adalah suatu metode yang
empat jenjang menurut tingkatan dan
mengarahkan pandangan kepada suatu
tema tertentu, lalu mencari pandangan jenjang kemampuan peserta didik dan
al-Quran tentang tema tersebut dengan disesuaikan dengan buku yang terdiri dari
jalan menghimpun semua ayat yang empat jilid. Jilid satu untuk tingkat dasar,
membicarakannya, menganalisis, dan memahami arti kata-kata dan perubahannya,
memahaminya ayat demi ayat, lalu bagi kata-kata yang bisa berubah.
menghimpunnya dalam benak ayat yang Tingkat menengah memakai buku jilid
bersifat umum dikaitkan dengan yang dua, masih mempelajari teknik mengartikan
khusus, yang muthlaq digandengkan kata-kata (kalimah), ditambah dengan cara
dengan ayat Muqayyad, dan lainlain, mengubahnya. Jilid tiga untuk tingkat
sambil memerpekaya uraian dengan atas, mulai mengenali susunan kalimat.
hadis-hadis yang berkaitan untuk Terakhir adalah jilid empat untuk tingkat
kemudian disimpulkan dalam satu tinggi, yaitu dengan penekananpada
tulisan pandangan menyeluruh dan aplikasi Ilmu Balaghah. Adapun untuk
tuntas menyangkut tema yang dibahas buku panduan yang tersedia digunakan
itu. Contoh tafsir Tematik ialah: Tafsir untuk pembantu dan sebagai kamus
ath Thabary (839-923 M) dinilai sebagai waktu belajar. Metode ini dibagi-bagi per
kitab Tafsir pertama yang mengusung Juz karena muatan yang berbeda, model
Maudhui, karena benihnya dimulai 3 Thabat Thabai, al-Mizan fi Tafs ril Quran, (Beirut:
penafsiran ayat dengan ayat. Muassasah al-Ilmi, 1991), hlm. 241.

28
Corak Taim Al-Quran...(Ali Anshori)

kedalaman air laut, semakin ke tengah


semakin dalam dan luas.4 isim dan
fiil dan
huruf, dengan
Jadi, metode Manhaji membantu cara mengidentifikasi ciri-ciri masing-
memahami al-Quran secara bertahap masing. Kemudian dilanjutkan dengan
dengan struktur yang mula-mula harus rangkuman kata yang ada pada Juz I dari
al-Quran, dimulai dari rangkuman huruf
mengerti arti perkatanya , yang dibagi kepada 3 bagian, pertama
kemudian rangkaian bahasanya yang yang terdiri dari satu huruf abjad, contoh
berupa perubahan kata dan diulang sebanyak (20x) dalam Juz I,

susunan kalimat , dilanjutkan
diulang sebanyak (106 x),

diulang
dengan maksud dan jiwa bahasanya
sebanyak (2x). kedua huruf yang terdiri

.Buku jilid satu misalnya dijelaskan dari 2 huruf abjad, contoh diulang
secara singkat contoh susunan Juz I dari sebanyak (6x) dalam Juz I, diulang
al-Quran mulai dari surah al-Fatihah
sebanyak (12x),
yang dimulai dengan kajian kata perkata, diulang sebanyak
(3x). ketiga adalah huruf yang terdiri dari
seperti dalam ayat satu surah al-Fatihah:

, diurai kata perkata: 3 s/d 5 huruf abjad, contoh diulang


artinya dengan, artinya nama, sebanyak (2x) dalam Juz I, diulang

artinya Allah, artinya maha sebanyak (1x), dan diulang sebanyak
(2x).

pengasih, artinya maha penyayang.
Dengan cara kajian kata perkata ini akan Setelah huruf masuk kepada
memudahkan memahami ayat al-Quran
karena pengungkapan kata yang sangat
isim, yang terbagi kepada dua bagian
banyak dari ayat ke ayat, seperti ayat yaitu Ghairu Mutasharrif
kelima dari surah al-Baqarah misalnya,
hanya ada dua kata baru yang perlu dan Mutasharrif. Isim Ghairu


Mutasharrif adalah seperti kata bertanya,
dicari maknanya yaitu dan

,karena kata yang lain pada ayat tersebut contoh
bagaimana diulang sebanyak
(1x) dalam Juz I, apa diulang sebanyak
sudah ada pada ayat-ayat sebelumnya,

seperti kata
sudah ada di surah al-
(3x), kata menunjukkan, contoh
Fatihah ayat tujuh dan beberapa ayat
di mana saja diulang sebanyak (1x), dan
lain sebelumnya, kata

sudah ada di kata keterangan tempat dan waktu,
surah al-Baqarah ayat 2, dan begitu juga
denga kata yang lain.
contoh selamanya diulang (1x),
Setelah belajar dan mengetahui sabtu diulang sebanyak (1x). Isim
makna kata perkata selanjutnya terdapat yang Mutasharrif ada dua yaitu Jamid
pembelajaran tentang bagaimana
dan Musytaq
. untuk Isim
mengidentifikasi perbedaan antara Jamid di antaranya seperti nama Allah

4 M. Anas Adnan, Belajar Memahami al-Quran Metode dan Malaikat, contoh Allah diulang
Manhaji, Jilid I, (Sidoarjo: Yayasan Pendidikan dan
Pengembangan al-Quran, 2013), hlm. xiii-xvi.

29
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 16, No. 1, Juni 2015: 50-60


Pada buku jilid satu membahas Juz
sebanyak (85x) dalam Juz I, Jibril I yaitu kandungan surah al-Baqarah
diulang sebanyak (2x), nama-nama dari ayat 1 sampai dengan ayat 141,
tempat, contoh bumi diulang
dengan ringkasan sebagai berikut: a).
Ayat 1 s/d ayat 20 berbicara tentang
sebanyak (13x) dalam Juz I,
jalan pembagian golongan manusia kepada
diulang sebanyak (1x). untuk Isim Musytaq tiga golongan, yaitu: Mukmin, Kafir,
dan Munafiq., b). Ayat 21 s/d 29 tentang
seperti kata yang mengikuti bentuk kekuasaan Allah sebagai pencipta langit
fail menunjukkan yang berbuat, contoh dan bumi, yang harus disembah., c). Ayat
dari kata , dari
30 s/d 39 mengupas tentang bagaimana
penciptaan Adam dan Hawa di surga,
kata , dan kata yang mengikuti
namun akhirnya harus tinggal di bumi
fa alun menunjukkan keahlian, contoh selama hidup mereka., d). Ayat 40 s/d 124
adalah cerita tentang Bani Israil, manusia


Pada dari kata . yang tidak patut dicontoh., d). Dan yang
paparan berikutnya membahas terakhir adalah ayat 125 s/d 141, yaitu
tentang bagaimana perubahan satu akar cerita tentang Nabi Ibrahim A.S, manusia
kata menjadi bentuk lain, contoh akar kata yang harus dicontoh.
badala berubah menjadi baddala Melangkah kepada buku dua
terdapat: Nahwu dan Sharaf, kunci
atinya mengganti, diulang sebanyak
memahami perubahan kata-kata (al-
(1x), berubah menjadi

yatabaddal kalimah) didahului perubahan Fiil
artinya jadi mengganti, diulang sebanyak menurut kata gantinya, rangkuman
macam-macam perubahan Fiil, dalam
(1x), dan berubah menjadi surah al-Baqarah juz II dijelaskan
yastabdiluna artinya kalian meminta ganti, kandungan juz II, setelah menjelaskan
diulang sebanyak (1x). dan perubahan kisah Nabi Ibrahim A S. hamba Allah
kata lain seperti pada kata bayana
SWT. yang harus dicontoh, maka juz II
secara kronologis memberikan pelajaran-
berubah menjadi
bayyanna artinya pelajaran bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara5. Pada hal 146 al Juzu
kami jelaskan, diulang sebanyak (1x),
al-Tsani: al-Baqarah; Isim Musytaq dan
berubah menjadi
tabayyana artinya perubahan Fiil, selanjutnya dinyatakan:
telah nyata, diulang sebanyak (1x), dan sampai dengan ayat ini 202-artinya:

berubah menjadi
ubayyin artinya
mereka itulah orang-orang yang mendapat
kebahagiaan dari apa yang mereka usahakan;
menjelaskan, diulang sebanyak (3x). dan Allah sangat cepat perhitunganNya.
Adapun kandungan Juz I adalah (QS. Al-Baqarah).
sebagai berikut: dimulai dengan surah Sampai dengan ayat ini pembaca
pembuka yaitu surah al-Fatihah yang sudah melampaui separuh juz II. Dan
berisi tentang pokok-pokok ajaran Islam, sudah mengetahui bagaimana perubahan
yaitu masalah Aqidah, Syariah dan Fiil Madhi, Mudhari dan Amr. Pada
Akhlaq; yang rinciannya dijelaskan di halaman 205 diberi petunjuk: berikut ini
dalam surah-surah berikutnya, mulai akan dijabarkan perubahan Isim Musytaq
dari surah al-Baqarah sampai akhir secara rinci berupa Fail, Maful dan
surah.Sesudah itu dilanjutkan dengan seterusnya. Mulai dari ayat 231 hingga
surah al-Baqarah, surat yang pertama akhir juz. Perhatikan baik-baik dan
kali turun ketika Rasulullah di Madinah.
5 M. Anas, Belajar Memahami al-Quran, hlm.Xiv.

30
Corak Taim Al-Quran...(Ali Anshori)

hafalkan! Yang bergaris bawah berarti petunjuk: Isim al-Isyarah.Isim Mabni 3:


dari ayat yang dimaksud, sedangkan kata sambung: al-Mausul: kelompok al-
yang memakai tanda (-) berarti tidak Am, kelompok al-Khas, Isim Mabni 4: kata
ada. Masih dalam surah al-Baqarah, pada bertanya: al-Istifham:Asma, Harfani, Isim
halaman 252 buku juz II dituliskan: untuk Mabni 5: La Yajzim (tidak menjazemkan)
mendapatkan gambaran yang utuh Yajzim (menjazemkan).6
tentang jumlah kata-kata dalam juz II, Pada halaman xxi Isim Mabni 6; kata
yang diberi Bina Mudhaaf, Mahmuz dan benda tapi bermakna kerja Ismu al-
Mutal maka berikut ini diuraikan sejak Fili: M di, masihMudh ri. Isim Mabni
dari awal juz II sampai dengan ayat 202, 6 Amar. Langkah kedua memahami
sedang ayat 203 dan seterusnya uraiannya jabatan kalimat: juz 3 al-Baqarah hal
sudah ada diakhir setiap ayat, baik yang xxv. Pola susunan kalimat dalam bahasa
salim maupun yang tidak. ternyata Arab, al-Jumlah: al-Filiyah,al-Ismiyah. Pola
al-Quran itu memang mudah, hanya susunan kalimat dalam bahasa Arab, al-
mencermati tulisannya sudah paham. Jumlah berupa Sibih al-Jumlah. Hal xxx al-
Catatan untuk uraian dibelakang ini Baqarah juz III, yang merubah susunan
ialah: bahwa Wazan itu ditulis apa kalimat dalam bentuk Jumlah Ismiyah, hal
adanya sebagai aslinya Wazan, baik tata xxxii kelompok-kelompok Isim dalam
tulis maupun harakatnya, karena untuk susunan kalimat jumlah Ismiyah. Hal
menjelaskan bentuk aslinya kata yang xxxiv al-Baqarah juz III, Isim-Isim yang
sepadan. Dituturkan oleh penulisnya, Murab dan tanda-tanya, hal xxxvi pola
Selamat, Anda telah menamatkan memahami Isim yang Marfu, hal xxxvii
juz II berarti Anda telah menguasai pola memahami Isim yang Manshub,
sedikitnya 7000 kata-kata, berikut cara hal xxxviii pola memahami Isim yang
perubahannya. Majrur, hal xxxix Isim yang tidak boleh
Selanjutnya memasuki ke juz III diTanwin (al-Mamnu min al-Sharfi):
berisi: kajian struktur/susunan kalimat karena satu sebab dan karena dua sebab.
bahasa Arab, popular disebut dengan xii al-Baqarah juz III teori membaca kitab
al-Jumlah. Ketika belajar memahami al- melalui pemahaman kalimah. Langkah
Quran Metode Manhaji al-Juzual-Tsani ketiga, juz III: langkah memahami
dimulai memahami susunan kalimat, susunan kalimat.
pada ayat-ayat Juz III: langkah pertama Belajar memahami al-Qur;an metode
memahami kata-kata, sebelum memasuki manhaji, al-juzu al-Rabi, Balaghah,
ayat-ayat, dikenalkan terlebih dahulu mengerti jiwa bahasa Arab/bahasa al-
macam-macam karakter kata-kata bahasa Quran. Pembahasannya meliputi: (1) ilmu
Arab, yang dijabarkan dalam bentuk Maani, membahas kesesuaian pernyataan
diagram anwul kalimah, adapun untuk dengan keadaan. (2) Bayani, yaitu
mengetahui mana yang Mabni dan mana membahas variasi cara menyampaikan
yang Murab, cukup mengingat-ingat maksud, (3) ilmu Badyaitu membahas
yang Mabni,karena selain Mabni pasti tentang keindahan bahasa yang dipakai.
Murab; diagram: al-Mabniyaat (1) Asmau Tujuan mempelajari Balaghah untuk
(2) Af-lun. Rangkuman dan contoh menjaga bahasa lisan atau tulisan
al-Filu al-Mabniyu, al-Filu al-Murabu. dari salah memahami, menggunakan/
Al Ismu al Mabniyu, al Ismu al Murabu. memakai bahasa, baik kata-kata, susunan
Isim Mabni 1: kata ganti al-Dhamir al- kalimat maupun maksudnya.7
Dhahiryang tampak: al-Munfasil, al- Buku pendamping belajar memahami
Muttasil, Isim Mabni 1: kata ganti: yang al-Quran metode Manhaji, dimaksudkan
tidak tampak al-Dhomir al-Mustatir atau 6 M. Anas, Belajar Memahami al-Quran, hlm. xv-xx.
yang tersembunyi,Isim Mabni 2: kata 7 M. Anas,Belajar Memahami al-Quran, hlm. 21.

31
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 16, No. 1, Juni 2015: 50-60

untuk menginformasikan di antara tidak dapat dipahami dengan benar tanpa


hal-hal yang tidak dirinci oleh al- mengetahui sebab-nya, seperti firman-
Quran, uraiannya bersifat Historis, dan Nya dalam QS. At-Taubah [9]: 118:
diusahakan penyajiannya dengan cara
yang mudah, tapi tidak dalam bentuk bab Dan terhadap tiga orang yang
dan fasal, karena bukan untuk menyajikan ditangguhkan (penerimaan taubat)
tema-tema. Semuanya ini dilatarbelakangi mereka, hingga apabila bumi telah menjadi
oleh keinginan memperjelas, baik sempit bagi mereka, Padahal bumi itu
berkenaan dengan pemahaman suatu Luas dan jiwa merekapun telah sempit
ayat maupun cerita-cerita yang bercorak (pula terasa) oleh mereka, serta mereka
sejarah, yang tidak tersebut dalam Surah telah mengetahui bahwa tidak ada tempat
secara utuh. Disisi lain, seringkali orang lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-
memahami cerita Nabi dan rasul yang Nya saja. kemudian Allah menerima
kurang lengkap baik mengenai tempat taubat mereka agar mereka tetap dalam
asalnya maupun hubungan antara satu taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah
Rasul dengan Rasul yang lain, padahal yang Maha Penerima taubat lagi Maha
mereka itu berestafet mengikuti petunjuk Penyayang.(QS. At-Taubah [9]: 118).
Allah swt. Perlu diingat, bahwa semua
yang terjadi di dunia ini sudah diprogram Ayat ini tidak dapat dipahami
oleh Allah swt. Dia menghendaki agar secara baik tanpa mengetahui sebab-
hamba-hamba-Nya mengikut agama- nya, karena aneka pertanyaan dapat
Nya, yaitu Islam.8 M. Quraish Shihab muncul. Misalnya, siapa ketiga orang itu?
menuturkan betapa pentingnya Asbb Mengapa mereka ditinggal? Ditinggal
an-Nuzl,Munsabah, dan Siyaq, terutama dari mana dan dalam perjalanan ke
terkait dengan pemahaman teks suatu mana? Apa makna sempitnya bumi
ayat. buat mereka dan mengapa mereka
merasa bahwa bumi telah sempit? Dan
a). Asbb an-nuzl. lain-lain pertanyaan yang jawabannya
Banyak definisi yang dikemukakan hanya ditemukan melalui Asbb an-nuzl.
oleh para ulama tentang Asbb an-nuzl, Satu hal yang perlu digarisbawahi dan
salah satu yang cukup popular adalah merupakan salah satu Kaidah Tafsir
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa adalah: Sabab An-Nuzul haruslah berdasar
turunnya ayat, baik sebelum maupun sesudah riwayat yang shahih. Tidak ada peranan
turunnya, di mana kandungan ayat tersebut akal dalam menetapkannya. Peranan akal
berkaitan/ dapat dikaitkan dengan peristiwa dalam bidang ini hanya dalam men-tarjih
itu. Peristiwa yang dimaksud bisa jadi riwayat-riwayat yang ada. Dalam konteks
berupa kejadian tertentu, bisa juga pemahaman makna ayat-ayat dikenal
dalam bentuk pertanyaan yang diajukan, luas kaidah yang menyatakan:
sedang yang dimaksud dengan sesudah
turunnya ayat adalah bahwa peristiwa
tersebut terjadi pada masa turunnya al-
Quran, yakni dalam rentang waktu dua
puluh tahun, yakni masa yang bermula Maksudnya: Patokan dalam memahami
dari turunnya al-Quran pertama kali makna ayat adalah lafazhnya yang bersifat
sampai ayat terakhir turun. Semua umum, bukan sebabnya.Sementara
ulama mengakui peran Sabab an-Nuzl ulama masa lampau tidak menerima
dalam memahami kandungan ayat, atau kaidah tersebut. Mereka menyatakan
memperjelasnya, bahkan ada ayat yang bahwa:
8 M. Anas, Belajar Memahami al-Quran, hlm. iii-iv.

32
Corak Taim Al-Quran...(Ali Anshori)


disusul pengecualiannya tidak perlu
dicarikan Munsabah-nya, seperti ayat 3
surah al-Ashr [103] dengan ayat kedua.
Pemahaman ayat adalah berdasar Yang dicari Munsabah-nya adalah yang
sebabnya bukan redaksinya, belum jelas. Hubungan yang dicari itu
kendati redaksinya bersifat umum. bisa penggalan ayat dengan lanjutan
Firman Allah QS. An-Nisa [4]: 43; penggalannya, bisa juga antara ayat
dengan ayat berikutnya. Contoh: Firman
Janganlah kamu shalat, sedang kamu Allah, QS. Al-Fajr [89]: 1-2. walFajri (1)
dalam keadaan mabuk (QS. An-Nisa walayaalin Asr (2), artinya: Demi fajar
[4]: 43) dan sepuluh malam Karena al-Quran
jika hendak menjelaskan waktu tertentu,
Jika berpegang pada lafazhnya ayatnya dibarengi dengan sifat atau ciri
yang bersifat umum, dapat menjadikan waktu itu, misalnya Yaum al-Qiyamah,
seseorang menduga bahwa minum al-yaum al Mauud, Lailat al-Qadar, dan
khamar dibolehkan selama seseorang lain-lain. Nah, karena kata alFajr di sini
belum akan shalat dan dengan demikian tidak demikian, maka pengertiannya
ketetapan hukum tentang keharaman adalah fajar yang selalu terjadi setiap
minuman keras terancam diabaikan. hari. Menurut Muhammad Abduh,
Karena memang ada ayat lain tentang sebagaimana dikutip Shihab, makna
khamar dalam QS. Al-Maidah [5]: 90; Layal (en)Asyer adalah sepuluh malam
yang terjadi setiap bulan di mana cahaya
Hai orang-orang yang beriman, bulan mengusik kegelapan malam.9
Sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, c). Siyq
mengundi nasib dengan panah, adalah Siyaq adalah indikator yang
Termasuk perbuatan syaitan. Maka digunakan untuk menetapkan makna
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar yang dimaksud oleh pembicara/ susunan
kamu mendapatkeberuntungan. (QS. kata. Ia adalah bingkai yang di dalamnya
Al-Maidah [5]: 90) terhimpun unsur-unsur teks dan
kesatuan kebahasaannya yang berfungsi
b). Munsabah. menghubungkan, bukan saja kata
Dari segi bahasa, munasabah demi kata, tetapi juga antar rangkaian
bermakna kedekatan. Nasab adalah kalimat secara situasi dan kondisi yang
kedekatan hubungan antara seseorang menyertainya, lalu dari himpunan
dengan yang lain disebabkan oleh keseluruhan unsur tersebut ditemukan
hubungan darah/keluarga. Ulama-ulama oleh pembaca/ pendengar teks, makna
al-Quran menggunakan kata Munsabah atau ide yang dimaksud oleh teks.
untuk dua makna. Pertama, hubungan Siyaq dalam fungsinya sebagai
kedekatan antara ayat atau kumpulan indikator terbagi dalam dua bagian pokok.
ayat-ayat al-Quran satu dengan lainnya. Pertama, Siyq Lughawi/ Maqli, yaitu
Kedua, hubungan makna satu ayat dengan yang berpijak pada indikator-indikator
ayat lain, misalnya pengkhususannya, kebahasaan yang digunakan menetapkan
atau penetapan syarat terhadap ayat lain makna teks. Kedua, Siyq Ghairu Lughawy,
yang tidak bersyarat, dan lain-lain. yakni yang tidak dikaitkan dengan
Para ulama pendukung adanya bahasa, tetapi bertumpu pada sekian
Munsabah menyatakan bahwa tidak banyak indikator guna menetapkan
semua ayat atau bagiannya harus 9 M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, hlm.
dicarikan Munsabah-nya. Ayat yang 252-253.
33
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 16, No. 1, Juni 2015: 50-60

maksud yang sebenarnya. Dalam konteks Sementara orang yang memahami


hubungan ayat-ayat al-Quran dan dari ayat di atas sebagai isyarat al-Quran
sisi keumuman dan kekhususannya, tentang kemampuan manusia menembus
sementara pakar mengemukakan tiga angkasa luar jika mereka memiliki
macam Siyq. Pertama, berkaitan dengan kekuatan pengetahuan, bahkan ada di
satu surah. Disini Siyq itu menjadikan antara mereka yang telah menunjuk
satu surah berhubungan sejak awal keberhasilan itu dengan mendaratnya
surah hingga akhirnya. Kedua, berkaitan manusia di bulan. Pemahaman demikian,
dengan penggalan-penggalan dalam satu karena mereka melepaskan ayat tersebut
surah. Ketiga, adalah Siyq Ayat. Ayat dari Siyq-nya. Terlihat kesalahan terjadi
adalah bagian dari Maqtha/penggalan karena tidak memperhatikan Siyaq ayat
surah. Sebagaimana penggalan surah sehingga konteks ayat yang mestinya
tidak terpisah dari keseluruhan ayat-ayat dipahami sebagai berbicara tentang
surah, maka demikian juga halnya dengan kehidupan akhirat, malah dipahami
ayat, tidak terpisah dari penggalan surah, sebagai pembicaraan tentang kehidupan
sehingga pada akhirnya setiap ayat dunia.
mengarah kepada uraian surah.
Banyak indikator yang dapat KESIMPULAN
digunakan untuk menetapkan Siyq,
antara lain yang terpenting adalah Allah memang telah bersumpah
riwayat yang shahih yang sampai dalam surah al-Qamar [54]: 17, yaitu
rentetan perawinya kepada Rasul SAW, mempermudah al-Quran untuk menjadi
atau sahabat-sahabat yang dikenal piawai pelajaran. Tetapi ini bukan berarti setiap
dalam bidang al-Quran, yakni riwayat orang dengan mudah dapat memahami
yang menjelaskan kedudukan dan makna secara benar kandungan dan pesan-pesan
ayat, atau indikator kebahasaan yang al-Quran, orangsepatutnya berhati-
diangkat dari penggunaaan al-Quran, hati dan mempersiapkan diri, karena di
atau nalar dan kenyataan, serta suasana samping yang muhkam, ada juga ayat-ayat
kebatinan ayat. yang mutasyabih. (QS. Ali Imran [3: 7]).
Para ulama sepakat untuk menjadikan Untuk itu, diperlukan alat bantu, seperti
Siyq sebagai salah satu faktor penting Tafhim Manhaji ini, hal ini dimaksudkan
dalam menetapkan makna. Siyq-lah agar pesan-pesan dari Allah Swt bisa
yang mengantar kepada pemahaman dipahami secara benar sesuai konteks
yang mujmal sehingga menjadi mubayyan. dan maksudnya.Dan kita sebagai orang
Siyq juga yang membantu menetapkan muslim yang yakin akan kebenaran,
satu dari aneka kemungkinan makna, orisinalitas, keuntetikan, dan keragaman
sebagaimana membantu menetapkan metode pemahaman al-Quran, sudah
makna yang umum menjadi khusus. seharusnya mengapreasiasi setiap upaya
Berikut contoh tentang Siyq dalam tafhim dan penafsiran al-Quran dengan
konteks penafsiran al-Quran. beragam metode atau strategi pengkajian
yang baru, termasuk corak baru dalam
Wahai kelompok-jin dan manusia, jika Tafhim Manhaji al-Quran,karena usaha
kalian mampu menembus penjuru langit seperti ini dapat mengurangi kemusykilan
dan bumi, tembuslah! Kalian tidak dapat dalam memahami ayat-ayat Allah yang
menembusnya kecuali dengan kekuatan. tertulis dalam al-Quran maupun ayat
(QS. ar-Rahman [55]: 33) yang terbentang luas di alam semesta.

34
Corak Taim Al-Quran...(Ali Anshori)

DAFTAR PUSTAKA

Adnan M. Anas. 2013.Belajar Memahami al-Quran Metode Manhaji, Jilid I, II,III,IV.


Sidoarjo: Yayasan Pendidikan dan Pengembangan al-Quran.
_______________. 2014.Buku Pendamping Belajar Memahami al-Quran Metode Manhaji,
Edisi Revisi. Sidoarjo: Yayasan Pendidikan dan Pengembangan al-Quran.
Barlas Asma. 2005.Cara Quran Membebaskan Perempuan, Jakarta: PT Serambi Ilmu
Semesta.
Eldeeb Ibrahim. 2009.Be Living QuranPetunjuk Praktis Ayat-Ayat al-Quran dalam
Kehidupan Sehari-hari, Jakarta: Lentera Hati.
Shihab M. Quraish. 2014.Kaidah Tafsir Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda
Ketahui dalam Memahami Ayat-ayat al-Quran, Tangerang: Lentera Hati.
_________. 2007.Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran Volume 1, Jakarta:
Lentera Hati.
_________. 2007.Kaidah Tafsir, Tanggerang: Lentera Hati.
ThabatThabai Seyyed Muhammad Husain. 1991.al Mzan f Tafsril Quran, al Mujallid
alAwwal, Bairut: Muassasah alAla lilMadbuuaat.
Yunus Mahmud. [t.th.]Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Pentafsir al-Quran.
Zainuri Nur Muhammad. 2014.30 Kajian al-Quran Tematik Sistematis (Bahan Pengkaderan
Generasi Muslim Kaah) Praktis dan Ilmiyah, Cilacap: Pustaka Surya Mandiri.

35

You might also like