PENGARUH MINYAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Salmonella typhi SECARA
IN VITRO
Uun Mudzalifah1
Suliati2
Retno Sasongkowati3
Program D-III Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya
ABSTRACT
Staphylococcus aureus and Salmonella typhi are bacterial pathogen that causes various
types of infections to human. Therefore it needs a natural antibiotic that inhibits the growth of
the bacteria without causing harmful side effect that is black cumin oil. Black cumin oil
(Nigella sativa) contains active substance such as thymoquinone, dityhmoquinone,
thymohydroquinone and thymol which have peculiar properties as antibacterial.
The research is aimed to determine the ability of black cumin oil in inhibiting the
growth of Staphylococcus aureus and Salmonella typhi with in vitro way. It use gelatin disc
diffusion method that is held on May 14th until 17th 2016 at the Laboratory of Bacteriology
Department of Health Analyst Poltekkes Surabaya. The concentration of black cumin oil that
is used is 2.5%, 5%, 10%, 20%, 40%, 60%, 80%, and 100% with three time of replication.
The positive control uses antibiotic disc of Streptomycin and Chloramphenicol while the
negative control uses blank disc.
From the research showed that diameter of bacterial growth inhibition zone, KHM and
KBM. Black cumin oil inhibit Staphylococcus aureus with in vitro way, it is evidenced by the
formation of inhibition zone at consentration of 5% to 100% with a 5% KHM and 60% of
KBM. Black cumin oil also has the ability to inhibit Salmonella typhi, but it shows the small
inhibition zone at the consentration of 80% to 100% with a 80% KHM while in a KBM is
zero. By using normal and uniform test of Kolmogorov smirnov and followed by One Way
Anova parametric test, it shows that there is an influence of black cumin oil foward the
bacterial growth of Staphylococcus aureus and Salmonella typhi with in vitro way.
Key words : Black cumin oil (Nigella sativa), Staphylococcus aureus, Salmonella typhi, disc
diffusion method.
PENDAHULUAN pada kandungan zat aktifnya yang lebih
Jintan hitam (Nigella sativa) atau tinggi dibandingkan dalam bentuk serbuk
Habatus sauda adalah sejenis rempah- dengan berat yang sama. Dalam bentuk
rempah yang digunakan sebagai tanaman minyak, kandungan zat aktif dari jintan
obat. Minyak dan herbanya diyakini bisa hitam sudah tersarikan tanpa harus
mengobati penyakit yang berhubungan menyertakan bagian yang tidak diperlukan
dengan sistem pernapasan, saluran (Nugroho, 2012). Kandungan jintan hitam
pencernaan, gangguan lambung dan hati bermacam-macam terdiri atas asam amino,
serta untuk meningkatkan sistem protein, karbohidrat, volatile oil (minyak
kekebalan tubuh (Dewi, 2012). atsiri), alkaloid, saponin dan banyak
Jintan hitam sudah banyak dijual kandungan lain. Thymoquinone (TQ),
dipasaran dalam berbagai bentuk salah dithymoquinone(DTQ),thymohydroquinon
satunya berupa minyak. Keunggulan dari e (THQ), dan thymol (THY) dalam minyak
jintan hitam dalam bentuk minyak adalah atsiri jintan hitam dilaporkan mempunyai
efek farmakologi seperti antiparasit, Kementrian Kesehatan RI (2015)
antibakteri, antifungi, antioksidan dan bisa menyatakan bahwa demam tifoid dan
meningkatkan respon imun dalam tubuh paratifoid menempati urutan keempat dari
(Sari dalam Clorinda, 2009). sebelas penyakit utama penyebab
Saat ini minyak jintan hitam masih morbiditas dan mortalitas anak balita di
menjadi pilihan alternatif masyarakat Indonesia pada tahun 2013 dengan jumlah
sebagai pengobatan penyakit secara herbal, penderita sebesar 9.747 jiwa.
karena mudah didapat, memiliki banyak Staphylococcus aureus
khasiat, dan lebih aman untuk digunakan menyebabkan berbagai jenis infeksi pada
tanpa menimbulkan efek samping. manusia, antara lain infeksi pada kulit,
Biasanya minyak jintan hitam dikonsumsi seperti bisul dan furunkulosis; infeksi yang
untuk mengatasi gangguan pencernaan lebih serius, seperti pneumonia, mastitis,
seperti diare ataupun dipakai secara topical flebitis, dan meningitis; dan infeksi pada
pada luka infeksi dan berbagai penyakit saluran urine. Bakteri patogen tersebut
pada kulit. Diare bisa disebabkan oleh juga dapat menyebabkan infeksi kronis,
bakteri Salmonella serotipe typhi, seperti osteomielitis dan endokarditis.
sedangkan penyakit kulit seperti jerawat Selain itu, Staphylococcus aureus
dan bisul bisa terjadi karena infeksi bakteri merupakan salah satu penyebab utama
Staphylococcus aureus. infeksi nosokomial akibat luka tindakan
Salmonella bersifat patogen untuk operasi dan pemakaian alat-alat
manusia atau hewan yang penularannya perlengkapan perawatan di rumah sakit
didapat melalui jalur oral. Organisme ini (Radji , 2011).
ditularkan dari hewan dan produk hewan Berdasarkan latar belakang diatas
ke manusia, dan menyebabkan enteritis, maka peneliti mencoba melakukan
infeksi sistemik, dan demam enterik penelitian tentang pengaruh minyak jintan
(Jawetz, et al., 2013). Kejadian demam hitam (Nigella sativa) dalam menghambat
tifoid di seluruh dunia diperkirakan pertumbuhan kuman patogen
mencapai 22 juta per tahun dengan Staphylococcus aureus dan Salmonella
200.000 diantaranya berakhir dengan typhi.
insiden kematian (CDC, 2015).
METODE PENELITIAN ini diperoleh dari Balai Laboratorium
A. Tempat dan Waktu Peneitian Kesehatan Surabaya dengan ATCC 25923.
Penelitian dilaksanakan di 3. Salmonella typhi
Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Biakan murni bakteri Salmonella typhi
Kesehatan Poltekkes Kemenkes Surabaya yang digunakan dalam penelitian ini
pada bulan Januari-Juni 2016. diperoleh dari Tropical Disease Center
(TDC) Universitas Airlangga Surabaya.
B. Bahan Penelitian
1. Minyak jintan hitam C. Metode Pengujian
Minyak jintan hitam (Nigella sativa) Pengujian aktivitas antimikroba minyak
yang digunakan dalam penelitian ini jintan hitam (Nigella sativa) dilakukan
adalah minyak jintan hitam ber-merk yang dengan metode difusi disk agar dengan
diperoleh dari toko di Jalan Sasak Ampel teknik observasi, yaitu mengamati zona
Surabaya. Minyak jintan hitam ini hambat pertumbuhan bakteri dan
merupakan produk dalam kemasan botol mengukur diameternya untuk menentukan
yang diimpor dari Makkah (Saudi Arabia). nilai Kadar Hambat Minimum (KHM) dan
2. Staphylococcus aureus Kadar Bunuh Minimum (KBM).
Biakan murni bakteri Staphylococcus
aureus yang di gunakan dalam penelitian
D. Prosedur Penelitian 7) Konsentrasi 5% : memipet 0,2 ml
1. Sterilisasi alat minyak jintan hitam + 3,8 ml VCO.
Semua alat yang akan digunakan dalam 8) Konsentrasi 2,5%: memipet 0,1 ml
penelitian dilakukan sterilisasi panas basah minyak jintan hitam + 3,9 ml VCO.
menggunakan autoklaf, dengan cara Semua tabung yang telah berisi minyak
ditutup kapas berlemak dan dibungkus jintan hitam dan VCO dihomogenkan dan
kertas koran, selanjutnya disterilisasi pada diberi label yang sesuai pada masing-
suhu 121C selama 15 menit. masing tabung.
2. Pembuatan Virgin Coconut Oil 4. Pembuatan larutan Mc Farland 0.5
Minyak kelapa murni atau Virgin Larutan Mc Farland 0,5 merupakan
Coconut Oil (VCO) dibuat dari daging standart yang akan digunakan untuk
buah kelapa yang tua dan segar. Kelapa pembuatan suspensi bakteri, dibuat dengan
dicuci terlebih dahulu kemudian diparut cara memipet sebanyak 0,05 ml BaCl2 1%
dan diambil santannya. Santan disaring ditambah 9,95 ml H2SO4 1%, kemudian
kemudian dimasukkan dalam toples besar dihomogenkan. Perkiraan jumlah bakteri
untuk didiamkan selama 2 jam sampai pada Mc Farland 0,5 yaitu
terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas 150.000.000/ml.
berupa krim (kental) dan skim (cair). Krim
dipisahkan dan ditambah fermipan (ragi 5. Pembuatan suspensi bakteri uji
roti), diaduk sampai merata. Selanjutnya Suspensi bakteri dibuat dengan
krim dibiarkan (diperam) selama 24 jam mengambil satu ose kuman
hingga terbagi menjadi tiga lapisan yaitu Staphylococcus aureus dan Salmonella
minyak kelapa murni, gelondo (protein), typhi dari kultur, masing-masing
dan air. Minyak dipisahkan dari gelondo diinokulasikan pada media NAS kemudian
dengan kertas saring. diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam.
Selanjutnya meyiapkan 2 tabung reaksi
3. Pembuatan konsentrasi minyak steril diisi dengan 9 ml aquades steril.
jintan hitam Mengambil sebanyak 1 ose koloni bakteri
Karena bahan uji berupa minyak yang dari media NAS diinokulasikan pada
tidak larut air, maka digunakan VCO tabung berisi aquades steril, kemudian
untuk proses pengenceran minyak jintan dihomogenkan menjadi suspensi bakteri.
hitam. Disiapkan 8 tabung reaksi untuk Suspensi bakteri dibandingkan dengan
membuat konsentrasi minyak jintan hitam larutan Mc Farland 0,5 hingga kekeruhan
100%; 80%; 60%; 40%; 20%; 10%; 5%, sama.
dan 2,5% dengan ketentuan, sebagai
berikut: 6. Pembuatan media Mueller Hinton
1) Konsentrasi 100% : memipet 4 ml Agar
minyak jintan hitam Menimbang (gram) media sesuai
2) Konsentrasi 80% : memipet 3,2 ml kebutuhan berdasarkan perhitungan lalu
minyak jintan + 0,8 ml VCO. dilarutkan dengan aquades dan dipanaskan
3) Konsentrasi 60% : memipet 2,4 ml hingga larut sempurna. Media diperiksa
minyak jintan hitam + 1,6 ml VCO. keasamannya dengan indikator pH yaitu
4) Konsentrasi 40% : memipet 1,6 ml 7,4 0,2 untuk media MHA. Selanjutnya
minyak jintan hitam + 2,4 ml VCO. media disterilisasi dengan autoklaf pada
5) Konsentrasi 20% : memipet 0,8 ml suhu 121C selama 15 menit. Media
minyak jintan hitam + 3,2 ml VCO. dituang pada cawan petri dengan volume
6) Konsentrasi 10% : memipet 0,4 ml 15 ml dan dibiarkan hingga memadat.
minyak jintan hitam + 3,6 ml VCO.
7. Uji daya hambat minyak jintan menggunakan disk Kloramfenikol. Kontrol
hitam negatif berupa paper disk kosong (blank
Menyiapkan bahan uji antimikroba disc). Media diinkubasi pada suhu 37C
yang terdiri dari 8 tabung reaksi berisi selama 24 jam dalam inkubator. Zona
minyak jintan hitam dengan konsertrasi hambat yang terbentuk di sekeliling disk
100%, 80%; 60%; 40%; 20%; 10%; 5%; diamati dan diukur diameternya. Nilai
2,5%. Paper disk kosong (Blank disc) Kadar Hambat Minimum (KHM)
direndam dalam semua tabung selama 60 ditentukan dengan mengamati konsentrasi
menit. Selanjutnya koloni pada suspensi terkecil dari disk berisi antibakteri yang
bakteri diambil dengan lidi kapas steril masih mempunyai daya hambat, ditandai
yang dicelupkan ke dalam suspensi dan dengan tidak terdapat pertumbuhan
diperas pada dinding tabung. Lidi kapas bakteri. Pada daerah disekeliling disk
steril mengandung kuman uji kemudian dimana tidak terdapat pertumbuhan
diinokulasikan pada seluruh permukaan bakteri, di swab dan digoreskan pada
media MHA dengan teknik streak dan media NAP, diinkubasi selama 24 jam
biarkan 5 menit. Selanjutnya meletakkan pada suhu 37C. Konsentrasi terkecil yang
disk kontrol positif, kontrol negatif dan tidak terdapat pertumbuhan bakteri
paper disk yang telah direndam bahan uji dinyatakan sebagai Kadar Bunuh
antimikroba dan telah ditiriskan, pada Minimum (KBM).
permukaan media MHA menggunakan
pinset steril dengan ketentuan satu cawan
petri berisi 4 paper disk. Kontrol positif
untuk Staphylococcus aureus
menggunakan disk Streptomisin dan
kontrol positif Salmonella typhi
HASIL PEMERIKSAAN 3 60% Negatif
Tabel 4.1 Rata-rata diameter zona hambat 4 40% Positif
minyak jintan hitam terhadap pertumbuhan 5 20% Positif
bakteri Staphylococcus aureus 6 10% Positif
Konsentrasi minyak Rata-rata 7 5% Positif
No
jintan hitam (cm) 8 2.5% Positif
1 Kontrol positif 2.10 Tabel 4.3 Rata-rata diameter zona hambat
2 100% 5.03 minyak jintan hitam terhadap pertumbuhan
3 80% 4.00 bakteri Salmonella typhi
4 60% 3.53 Konsentrasi minyak Rata-rata
No
5 40% 2.43 jintan hitam (cm)
6 20% 1.73 1 Kontrol positif 3.30
7 10% 1.07 2 100% 1.00
8 5% 0.88 3 80% 0.82
9 2.5% 0 4 60% 0
10 Kontrol negatif 0 5 40% 0
Tabel 4.2 KBM minyak jintan hitam 6 20% 0
terhadap bakteri Staphylococcus aureus 7 10% 0
Konsentrasi 8 5% 0
Pertumbuhan
No minyak 9 2.5% 0
koloni
jintan hitam 10 Kontrol negatif 0
1 100% Negatif
2 80% Negatif
Tabel 4.4 KBM minyak jintan hitam Minyak jintan hitam lebih efektif dalam
terhadap bakteri Salmonella typhi menghambat Staphylococcus aureus
Konsentrasi dibandingkan dengan antibiotik
Pertumbuhan
No minyak Streptomisin, terbukti dari zona hambat
koloni
jintan hitam pada konsentrasi 40% hingga 100%
1 100% Positif memiliki diameter lebih besar daripada
2 80% Positif diameter kontrol positif (Streptomisin).
3 60% Positif Sehingga lebih baik menggunakan minyak
4 40% Positif jintan hitam untuk pengobatan yang lebih
5 20% Positif aman terhadap infeksi Staphylococcus
6 10% Positif aureus daripada antibiotik sintetis
7 5% Positif Streptomisin.
8 2.5% Positif Daya hambat yang diberikan oleh
minyak jintan hitam karena Thymoquinone
PEMBAHASAN (TQ), dityhmoquinone (DTQ),
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa pada thymohydroquinone (THQ), dan thymol
konsentrasi terkecil 2.5% minyak jintan (THY) dalam volatile oil (minyak atsiri)
hitam belum mampu menghambat dalam jintan hitam dilaporkan mempunyai
pertumbuhan Staphylococcus aureus efek farmakologi salah satunya adalah
ditandai dengan tidak terbentuknya zona sebagai antibakteri.
hambat. Zona hambat mulai terbentuk Hasil penelitian ini sesuai dengan
pada konsentrasi 5% dengan rata-rata 0.88 penelitian sebelumnya yang dilakukan
cm. Sehingga nilai Kadar Hambat oleh Clorinda dari Fakultas Kedokteran
Minimum (KHM) berada pada konsentrasi Universitas Jember pada tahun 2012
5%. Pada konsentrasi 10%, 20%, 40%, tentang pengaruh minyak jintan hitam
60%, 80%, dan 100% memiliki rata-rata terhadap pertumbuhan bakteri
diameter zona hambat masing-masing Staphylococcus aureus menggunakan
sebesar 1.07 cm, 1.73 cm, 2.43 cm, 3.53 metode difusi sumuran, didapatkan hasil
cm, 4.00 cm dan 5.03 cm. Kontrol positif positif memberikan zona hambat dengan
terhadap bakteri Staphylococcus aureus nilai KHM sebesar 3.12%. Sehingga dapat
pada penelitian ini menggunakan disk disimpulkan bahwa minyak jintan hitam
antibiotik Streptomisin yang memberikan mempunyai potensi dalam menghambat
rata-rata diameter zona hambat sebesar pertumbuhan bakteri Staphylococcus
2.10 cm. Sedangkan kontrol negatif pada aureus.
penelitian ini menggunakan blank disc Dari tabel 4.3 diketahui bahwa minyak
berdiameter 0.60 cm yang tidak jintan hitam pada konsentrasi 2.5% hingga
menunjukkan adanya zona hambat. 60% tidak memberikan zona hambat
Setelah dilakukan uji daya hambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi.
minyak jintan hitam terhadap bakteri Zona hambat mulai terbentuk pada
Staphylococcus aureus, selanjutnya konsentrasi 80% dengan rata-rata diameter
dilakukan penentuan Kadar Bunuh sebesar 0.82 cm. Sehingga Kadar Hambat
Minumum (KBM). Dari tabel 4.2 dapat Minumum (KHM) berada pada
dilihat pada konsentrasi 2.5% hingga 40% konsentrasi 80%. Sedangkan pada
masih menunjukkan pertumbuhan koloni konsentrasi terbesar 100% memiliki
pada media Nutrient Agar Plate (NAP). diameter zona hambat dengan rata-rata
Sedangkan pada konsentrasi 60% hingga sebesar 1.00 cm. Kontrol positif terhadap
100% sudah tidak ada pertumbuhan bakteri Salmonella typhi menggunakan
koloni. Sehingga nilai KBM minyak jintan disk antibiotik Kloramfenikol yang
hitam terhadap bakteri Staphylococcus memberikan rata-rata diameter zona
aureus adalah 60%. hambat sebesar 3.30 cm. Sedangkan
kontrol negatif pada penelitian ini SIMPULAN DAN SARAN
menggunakan blank disc berdiameter 0.60 Dari hasil penelitian mengenai
cm yang tidak menunjukkan adanya zona pengaruh minyak jintan hitam (Nigella
hambat. sativa) terhadap pertumbuhan bakteri
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada Staphylococcus aureus dan Salmonella
seluruh konsetrasi yaitu 2.5% hingga typhi, didapatkan bahwa minyak jintan
100% terdapat pertumbuhan koloni pada hitam (Nigella sativa) mempunyai
media NAP. Sehingga nilai KBM adalah pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri
nol. Staphylococcus aureus dan Salmonella
Hasil pemeriksaan minyak jintan hitam typhi secara in vitro.
terhadap pertumbuhan Salmonella typhi Setelah dilakukan penelitian tersebut maka
juga menjukkan adanya pengaruh, terbukti peneliti menganjurkan :
dari terbentuknya zona hambat di sekitar 1. Dilakukan penelitian minyak jintan
disk namun hanya pada konsentrasi 80% hitam (Nigella sativa) terhadap bakteri
dan 100% dengan diameter yang kecil. Staphylococcus aureus pada
Sehingga dapat dikatakan minyak jintan konsentrasi 2.5% hingga 5% serta dapat
hitam kurang efektif dalam menghambat dilakukan penelitian terhadap bakteri
Salmonella typhi jika dibandingkan gram positif maupun gram negatif lain.
dengan antibiotik kloramfenikol 2. Dilakukan penelitian minyak jintan
Hasil penelitian ini berbeda dengan hitam (Nigella sativa) terhadap bakteri
penelitian oleh Noorhamdani dkk, dari Salmonella typhi secara in vivo karena
Fakultas Kedokteran Universitas dalam penelitian secara in vitro ini
Brawijaya tentang efek antimikroba minyak jintan hitam hanya memberikan
ekstrak biji jintan hitam terhadap diameter zona hambat yang kecil.
Salmonella typhi, yang terbukti dapat 3. Minyak jintan hitam (Nigella sativa)
memberikan efek antibakteri dengan dapat digunakan oleh masyarakat
Kadar Hambat Minimal (KHM) sebagai obat alternatif untuk
didapatkan pada dosis 45% serta Kadar menyembuhkan penyakit infeksi yang
Bunuh Minimal (KBM) didapatkan pada disebabkan oleh bakteri Staphylococcus
dosis 47,5%. aureus karena terbukti dari penelitian
Zat aktif pada jintan hitam yang ini bahwa pada konsentrasi 100%
berkhasiat sebagai antibakteri dapat memiliki diameter zona hambat
memberikan daya hambat terhadap melebihi kontrol positif streptomisin.
Salmonella typhi apabila dalam bentuk Sehingga lebih baik mengkonsumsi
ekstrak. Dalam bentuk minyak zat aktif antibiotik alami dari pada antibiotik
kurang bekerja secara optimal. Selain itu yang mengandung bahan kimia.
struktur antigen dari Salmonella typhi
memiliki antigen Vi atau antigen kapsul DAFTAR PUSTAKA
yang terbuat dari polimer polisakarida
Aniys, Aqiyl. 2014. Nigella sativa.
terdapat dibagian paling luar badan bakteri
http://www.naturallifeenergy.com/black-
sehingga melindungi bakteri dari pengaruh
seed-nigella-sativa-treat-all-traditional-
luar. Hal tersebut mengakibatkan zat
medicine [Accessed 14 Februari 2016]
antibakteri pada minyak jintan hitam tidak
dapat mencapai tempat kerjanya dalam
Asniyah. 2009. Efek Antimikroba Minyak
tubuh bakteri sehingga tidak dapat
Jintan Hitam (Nigella sativa) terhadap
menghambat ataupun membunuh bakteri
Pertumbuhan Escherichia coli In Vitro
Salmonella typhi.
Bamusa, A. dan Y.A. Al-Hujaj. 2011.
Sembuh dan Sehat dengan Habbatus
sauda. Solo: PT Aqwam Media Profetika
Clorinda, FR. 2012. Uji Kemampuan Nugroho, Insan Agung. 2012. Habbatus
Minyak Jintan Hitam (Nigella sativa) sauda Obat Segala Penyakit. Surakarta:
Menghambat Pertumbuhan Bakteri Ziyad Visi Media
Staphylococcus aureus secar in vitro.
skripsi. Jember Pontoh, Julius., M.B. Surbakti dan M.
Papilaya. 2008. Kualitas Virgin Coconut
Dewi, Nurfita. 2012. Dahsyatnya Jintan Oil dari Beberapa Metode Pembuatan.
Hitam untuk Pengobatan Berbagai Manado. (Vol 1, No 1)
Penyakit. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi
Elliot, T., T. Worthington, H. Osman, dan Farmasi. Jakarta: Erlangga
M. Gill. 2013. Mikrobiologi Kedokteran
dan Infeksi. Jakarta: Penerbit Buku Radji, Maksum. 2011. Buku Ajar
Kedokteran EGC Mikrobiologi Panduan Mahasiswa
Farmasi dan Kedokteran. Jakarta: Penerbit
Fachry, AR., A.Oktarian dan W. Buku Kedokteran EGC
Wijanarko. 2006. Pembuatan Virgin
Coconut Oil dengan Metode Sentrifugasi. Stepwards. 2016. Staphylococcus aureus.
Seminar nasional. Pelembang http://www.stepwards.com/?page_id=366
[Accessed 14 Februari 2016]
Gillespie S. dan K.Bamford. 2009.
Mikrobiologi Medis dan Infeksi. Jakarta: Suryanti, Rizki. 2009. Pengaruh Infusa
Erlangga Medical Series Rimpang Kunyit (Curcuma longa Linn.)
terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella
Jawetz, Melnick, dan Adelbergs. 2014. typhi. Poltekes Kemenkes Surabaya
Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC Todar, Kenneth. 2012. Flagellar stain of
Salmonella typhi.
Julianti, Citra, Nirwana, & Bowo. 2007. http://textbookofbacteriology.net/salmonel
Manfaat Sirih Merah (Pipercrocatum) la_2.html [Accessed 14 Februari 2016]
sebagai Agen Antibakterial terhadap
Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram
Negatif. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Indonesia. 2(3): 1-10.
Moehario, Lucky. 2009. The molecular
epidemiology of SalmonellaTyphi across
Indonesia reveals bacterial migration.
Department of Microbiology, Faculty of
Medicine, Universitas Indonesia: Jakarta
Newton, Anna., J.A Routh, B.E Mahon.
2015. Typhoid and Paratyphoid Fever.
Centers for Disease Control and
Prevention. USA
Ngatemin. Prosedur Penelitian Pembuatan
Minyak VCO (Vitgin Coconut Oil).
Teknologi pangan Universitas
Muhammadiyah. Semarang