BAB II
PREPARASI GIGI ABUTMENT
Preparasi gigi abutment adalah mempersiapkan gigi terhadap restorasi dengan
jalan pengasahan. Preparasi ini juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan
pengasahan gigi untuk tujuan menyediakan tempat bagi bahan restorasi mahkota
tiruan atau sebagai pegangan gigi tiruan jembatan. 1,2. Keberhasilan restorasi sangat
tergantung pada preparasi yang baik dan karena itu sangat penting seorang dokter
gigi harus menguasai bagian ini. Perlu diperhatikan mengenai penggunaan anestesi,
bor highspeed, dan semprotan air, juga perhatikan dengan cermat semua tindakan-
tindakan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pulpa, gingival dan gigi
tetangga, yang kebanyakan terjadi pada preparasi.
Tujuan dari preparasi antara lain memberikan tempat bagi bahan retainer atau
mahkota, menyesuaikan sumbu mahkota dengan arah pemasangan jembatan,
memungkinkan pembentukan retainer atau mahkota sesuai dengan bentuk anatomi
gigi yang dipreparasi, membangun bentuk retensi, menghilangkan jaringan-jaringan
yang lapuk oleh karies jika ada.3
Gambar 1 : Gigi-gigi penyangga yang telah dipreparasi dan siap untuk dilekatkan oleh crown
Sumber : http://www.royzmandental.com/Services/crowns.php
3
Mahkota Sementara
Pemasangan mahkota sementara dilakukan sampai mahkota tiruan selesai
dibuat yang berguna untuk memperbaiki dan menjaga estetik penderita, menjaga
posisi gigi dan mencegah pergerseran, memperbaiki fungsi dan kemampuan gigi
pasien untuk mengunyah secara nyaman melindungi dentin dan pulpa selama
pengerjaan, melindungi jaringan gingiva dari trauma, serta menjaga kesehatan gigi,
oklusi gigi, melindungi jaringan mukosa mulut.
Gingiva Retraksi
Gingiva retraksi adalah proses penurunan gingiva yang berguna untuk
memperoleh detail yang baik pada saat akan melakukan preparasi di daerah servikal
gigi, dan sebelum pencetakan.
Teknik Gingival Retraksi
Untuk meretraksi gingiva diketahui ada tiga teknik, yaitu mechanical,
surgical, chemical.
1. Mechanical
Gingiva dapat diretraksi secara mekanik yaitu dengan cara
meletakkan sebuah benang di sulcus gingiva lalu menekannya. Prosedur ini
umumnya tidak menyebabkan trauma yang berlebihan selama retraksi
gingival.
2. Surgical
Prosedur elektrosurgical dan pembedahan periodontal dengan
menggunakan sebuah scalpel mempunyai keuntungan khusus dan indikasi-
4
indikasi tertentu. Pengambilan sejumlah kecil dari jaringan (1-2 mm) adalah
lebih mudah dan lebih efektif bila dikombinasikan dengan elektro surgery.
Tetapi ketika banyak jaringan yang harus diambil atau dibuang, hal ini lebih
baik diselesaikan dengan periodontal surgery.
3. Chemical
Bahan-bahan kimia sering digunakan untuk meningkatkan retraksi
gingiva dan untuk mengontrol perdarahan. Benang-benang untuk retraksi
gingiva yang tersedia biasanya sudah mengandung bahan kimia atau bahan-
bahan kimia dapat digunakan pada benang tersebut secara terpisah. Contoh
bahan-bahan kimia tersebut antara lain Visine (tetrahydrozoline HCl,0.05%),
Afrin (oxymetazoline, 0.05%), Neosynephrine (phenylephrine HCl,0.25%).13
Preparasi gigi abutment dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Preparasi Intrakoronal
Preparasi intrakoronal dilaksanakan dalam perawatan konservasi, di
mana bila gigi abutment terdapat karies dan memerlukan perawatan.1
Perawatan karies merupakan tujuan utama dari preparasi intra koronal.
Gambar 2 : Preparasi intrakoronal yang dilakukan dalam perawatan konservasi
Sumber : http://wn.com/the_amalgam_proximal_box_cavity_preparation
5
2. Preparasi Ekstra Koronal
Pada preparasi ekstra koronal dilakukan terutama pada pengasahan
gigi abutment secara efisien menggunakan bor highspeed dan mata bor intan.
Tahap preparasi ini harus dilakukan secara sistematis oleh operator. 1 Model
belajar dan hasil foto rontgen harus selalu siap disisi kita selama preparasi.
Gambar 3 : Preparasi Ekstrakoronal yang dilakukan dalam perawatan Prosthodonty
Sumber : http://www.toothiq.com/dental-image/contact-area-dental-interproximal-crown-tooth-
preparation-visible-jpg.html
Syarat-syarat preparasi
Persyaratan pada Preparasi
Aspek penting dalam preparasi gigi abutment harus diperhatikan. Ini
termasuk bagaimana mengontrol rasa sakit, perlindungan pulpa dari kerusakan,
penyemprotan air pada saat preparasi dan penyusunan pandangan yang baik selama
preparasi, perlindungan jaringan mukosa mulut dari trauma, dan perlindungan
terhadap operator.
6
Sebelum kita melakukan preparasi harus kita ingat syarat-syaratnya terlebih dahulu :
a. Anestesi5
Pengasahan dengan menggunakan bor highspeed yang dilakukan saat
preparasi tetap menimbulkan rasa sakit pada rata-rata pasien sehingga
anestesi secara rutin digunakan dalam preparasi retainer pada mahkota dan
jembatan. Anestesi lokal yang digunakan haruslah efektif dan bebas dari efek
samping. Walaupun anestesi dapat mengontrol persepsi rasa sakit tetapi
anestesi tidak dapat mengontrol trauma pada jaringan pulpa.
b. Respon pulpa5
Dalam perawatan gigi untuk retainer pada jembatan, diperlukan
perawatan yang baik dan teliti, agar tidak menimbulkan kerusakan pada
pulpa. Pada gigi yang bebas karies, preparasi lebih banyak dilakukan
daripada gigi yang berkaries. Jadi respon pulpa menjadi lebih besar ketika
preparasi dilakukan pada gigi yang bebas karies.
c. Kecepatan putaran harus tinggi (highspeed Handpiece)4,5
Banyak manfaat yang didapatkan dalam penggunaan highspeed
handpiece, tidak hanya operator, tetapi juga pasien mendapatkan banyak
manfaatnya. Bagi operator, dapat mengurangi ketegangan otot yang terjadi
dan kelelahan akibat penggunaan lowspeed handpiece. Alat ini banyak sekali
mengurangi waktu yang diperlukan sewaktu preparasi dan mempersingkat
prosedur klinis pembuatan mahkota dan jembatan.
7
d. Semprotan air (water spray)4,5,6
Pada preparasi gigi dengan highspeed handpiece, harus disertai
dengan pendingin yang berupa semprotan air. Hal ini sangatlah penting untuk
mencegah kerusakan pada jaringan pulpa akibat panas yang ditimbulkan pada
pengasahan gigi.
e. Pandangan yang baik waktu preparasi.5
Highspeed handpiece mengasah dengan cepat sehingga memerlukan
pandangan yang baik dari daerah operasi. Dengan mengatur kursi pasien, di
mana posisi pasien dibuat lebih horizontal, pandangan langsung dapat dilihat
secara maksimal.
f. Perlindungan terhadap jaringan gingival.
Jaringan yang terluka atau tersayat menyulitkan penentuan posisi
yang benar dari garis akhir servikal pada preparasi dan dapat mengarah ke
salah perhitungan yang dapat menyebabkan batas preparasi menjadi terlihat,
sementara seharusnya tetap tersembunyi dalam sulkus gingiva. Penggunaan
string pack yang mengandung adrenalin (benang adrenalin) akan sangat
membantu. Fungsinya adalah untuk menurunkan jaringan gingiva, sehingga
dengan demikian preparasi di daerah servikal dapat dilakukan dengan teliti.
g. Perlindungan terhadap operator.5
Dalam penggunaan highspeed handpiece, ada kerugian yang didapat
oleh operator, yaitu adanya partikel-pertikel gigi akibat preparasi yang
berterbangan. Selain itu, ada kemungkinan terjadi infeksi akibat semprotan
halus bersamaan dengan penggunaan highspeed handpiece. Untuk
8
mengurangi bahaya tersebut, operator harus selalu menggunakan kacamata
pelindung, penutup mulut, dan sarung tangan bila diperlukan.
h. Bentuk preparasi.7
Preparasi harus mempunyai bentuk optimal. Preparasi gigi harus
dibentuk sampai pada jaringan yang sehat (extension for prevention).
Ketebalan gigi harus dipertahankan dalam keadaan seimbang. Sudut-sudut
yang menonjol dibulatkan sampai mendapatkan bentuk yang tepat.
i. Retensi dan resistensi.1
Preparasi harus menjamin adanya suatu retensi dan resistensi yang
baik. Ini berarti bahwa bentuknya harus dibuat sedemikian hingga restorasi
tidak mudah terlepas pada pembebanan dalam berfungsi.
j. Kemiringan dinding aksial
Preparasi dinding aksial yang saling sejajar terhadap poros gigi sulit
untuk menentukan arah pemasangan. Di samping itu semen juga sulit keluar
dari tepi retainer sehingga jembatan tidak dapat duduk sempurna pada
tempatnya. Untuk itu dibuat kemiringan yang sedikit konus ke arah oklusal.
Retensi sangat berkurang jika derajat kemiringan dinding aksial preparasi
meningkat.8,10
k. Pengambilan jaringan gigi
Banyaknya preparasi berbeda sesuai dengan kebutuhan dan bahan
yang digunakan sebagai retainer. 8 Pengambilan jaringan gigi yang terlalu
berlebihan dapat menyebabkan terganggunya vitalitas pulpa seperti
hipersensitifitas, pulpitis hingga nekrose pulpa. Pengambilan jaringan gigi
9
yang terlalu sedikit dapat mengurangi retensi retainer karena retainer terlalu
tipis sehingga dapat berubah bentuk akibat daya kunyah. Perubahan bentuk
ini mengakibatkan ikatan semen akan hancur sehingga retainer akan lepas
dari penyangga.3,10
l. Kesejajaran preparasi gigi abutment
Preparasi gigi penyangga pada pembuatan jembatan harus membentuk
arah pemasangan dan pelepasan yang sama antara satu gigi penyangga
dengan gigi penyangga yang lain. Bila tidak sama maka jembatan tidak dapat
dipasangkan dengan baik, seperti pada fixed-fixed bridge. Untuk menentukan
arah pemasangan dengan melakukan survei pada model. Arah pemasangan
harus dipilih yang paling sedikit mengorbankan jaringan keras gigi, tetapi
dapat menyebabkan jembatan duduk sempurna pada tempatnya.1,3
m. Preparasi mengikuti bentuk anatomi gigi dan preparasi lebih konus.
Preparasi gigi harus mengikuti bentuk anatomi gigi pada daerah yang
tidak menimbulkan undercut dan preparasi lebih konus pada daerah yang
menimbulkan undercut
Preparasi yang tidak mengikuti anatomi gigi seperti bentuk yang
membulat di samping dapat membahayakan vitalitas pulpa serta dapat juga
mengurangi retensi retainer gigi tiruan.3,9 Gigi mempunyai pulpa yang
bentuknya sama dengan bentuk morfologi gigi. Apabila preparasi tidak
mengikuti bentuk anatomi gigi maka pulpa dapat terkena sehingga
menimbulkan reaksi negatif pada pulpa seperti hipersensitifitas, pulpitis
hingga nekrose pulpa.
10
n. Pembulatan sudut-sudut preparasi
Preparasi yang dilakukan akan menciptakan sudut-sudut yang
merupakan pertemuan dua bidang preparasi. Sudut-sudut ini harus
dibulatkan, karena sudut yang tajam akan menimbulkan tegangan (stress)
pada restorasi dan sulit dalam pemasangan jembatan.3,9
Pada pembuatan jembatan, pontic disambungkan pada restorasi
penyangga dengan suatu konektor. Konektor ini harus kuat karena
menyalurkan daya-daya yang bekerja pada pontik. Konsentrasi tegangan yang
terjadi pada konektor akan disalurkan lebih merata bila sudut-sudut aksial
preparasi dibulatkan.1
Tahap-Tahap Preparasi
Suatu preparasi menjadi lebih mudah dan lebih berhasil jika dilakukan tahap
demi tahap yang sudah terlebih dahulu direncanakan urutannya. Tahap-tahap
pelaksanaan yang lazim dalam preparasi adalah pengambilan dinding-dinding
proksimal, pengurangan permukaan oklusal atau pinggiran insisal, pengasahan
bidang lingual, labial, atau bukal, pembulatan sudut-sudut dan pembentukan
pinggiran servikal, pembuatan groove dan lubang pin.
1. Pengambilan dinding-dinding proksimal
Tujuannya antara lain menghilangkan kecembungan yang akan
menghalangi masuknya mahkota sampai akhiran servikal, mensejajarkan
bidang mesial dan distal terhadap arah masuk mahkota tiruan (path of
11
insertion), menyediakan tempat untuk mahkota tiruan, membulatkan sudut-
sudut atau membuat groove di permukaan mesial dan distal.
Peralatannya menggunakan mata bor kerucut (tapered) atau fissured
bor dengan menggunakan contraangle
Pelaksanaan :
Pengasahan menggunakan mata bor tapered atau fissured dimulai dari
permukaan oklusal atau pinggiran insisal pada marginal ridge kurang lebih 1-
1,5 mm dari sisi gigi menuju ke arah gusi atau batas cemento enamel
junction. Dijaga jangan sampai terjadi pengerucutan yang terlalu banyak
(over tapering) atau undercut. Dengan highspeed pengasahan dari permukaan
bukal atau lingual.
Gambar 4 : Pengasahan pada bagian proksimal dalam preparasi gigi abutment
Sumber : http://maxlabdental.com/services/noritake04.php
2. Pengurangan permukaan oklusal atau pinggiran insisal.
a. Pengurangan Permukaan Oklusal
Tujuan :
Pengurangan ini menghasilkan suatu ruangan di antara gigi atas
dan gigi bawah, untuk lapisan logam yang tebal dan kuat. Lapisan ini
12
pada molar merupakan perlindungan dinding-dinding mahkota yang
melindungi gigi terhadap karies, rangsang termal, dan fraktur. Lapisan
bahan yang tebak ini cukup kuat untuk menangkal abrasi tanpa terjadinya
karies.
Pelaksanaan :
Pengurangan daerah oklusal dapat dilakukan dengan mata bor
round-end tapered bur. Sebelum dilakukan pengasahan lereng lingual dari
cusp buccal dan lingual dikerat menjadi 3 bagian, 2 pada puncak cusp dan
1 pada groove, masing-masing sedalam 1mm. Kemudian keenam keratan
tersebut dihubungkan satu dengan yang lainnya dengan round-end tapered
bur.15 Pengasahan ini menghasilkan suatu permukaan oklusal yang kira-
kira sama bentuknya dengan permukaan sebelum diasah (sesuai bentuk
asli) dan berjarak kurang lebih 1mm terhadap gigi antagonisnya.
b. Pengurangan Bidang Insisal
Tujuan :
Bidang insisal dikurangi untuk menyediakan tempat bagi mahkota
tiruan. Pada mahkota tiruan sebagian bahan merupakan lapisan logam
yang akan melindungi lapisan email yang tipis dari tekanan, yang
menyebabkam keretakan. Lapisan logam ini memberi kekakuan pada
mahkota.
Pelaksanaan :
Permukaan incisal gigi dikerat sedalam 1-1,5mm pada 3 bagian
dengan menggunakan fissure diamond bur, untuk memberikan pedoman
13
bagi banyaknya atau dalamnya pengasahan bidang incisal. Kemudian
dengan diamond fissure ketiga bagian keratan tersebut diratakan dengan
arah yang miring ke palatal dengan sudut 45 o terhadap bidang
horizontal.15
3. Bidang Lingual, Labial, atau Bukal dan Palatal
Tujuan :
Pengurangan pada bidang-bidang ini bertujuan menyediakan tempat
bagi mahkota tiruan, menghubungkan bagian-bagian proksimal, membentuk
suatu lapisan logam atau bahan lain yang menutupi gigi (seluruhnya atau
sebagian), menambah retensi, kekuatan dan kekakuan, mencegah retaknya
gigi dan mencegah terjadinya proses karies.
Pelaksanaan :
Pada gigi posterior, bidang lingual, bukal dan palatal dapat dikurangi
dengan mata bor chamfer dengan contra angle handpiece di mana sumbu
mata bor diletakkan sejajar dengan sumbu panjang gigi. Pertama-tama ketiga
bagian lingual, bukal dan palatal dikerat menjadi 3 bagian sedalam 0.5mm
sesuai dengan kecembungan gigi, kemudian diratakan dengan bor chamfer.
Untuk mahkota anterior, bagian labial dan palatal diambil dengan
menggunakan mata bur fissure flat end. Sebelum dilakukan pengasahan, pada
bagian labial dikerat sedalam 1-1.5mm pada bagian 2/3 incisal bidang labial.
Pada bagian palatal dikerat sedalam 1-1,5mm pada bagian 1/3 servikal,
kemudian diasah dengan bur fissure flat end. Setelah itu pada 2/3 incisal
14
bidang palatal gigi preparasi dilakukan hal yang sama, tetapi menggunakan
small wheel atau flame diamond bur untuk meratakan permukaannya dengan
tetap mempertahankan bentuk cingulum.15
Sebelum dilakukan pengasahan pada permukaan yang beroklusi,
terlebih dahulu periksa oklusi dan artikulasi. Supaya diketahui daerah mana
yang berkontak dan mana yang tidak berkontak dengan gigi antagonis.
Daerah-daerah yang berkontak dikurangi lebih banyak daripada daerah-
daerah yang tidak berkontak dengan gigi antagonis. Pada permukaan lingual
terdapat foramen caecum yang sering terjadi karies. Jika terdapat jaringan
karies, sebaiknya jaringan karies tersebut dihilangkan terlebih dahulu dengan
menggunakan round bor.
Gambar 5 : Pengasahan pada bagian bukal/palatal, lingual/labial dalam preparasi gigi
abutment
Sumber : http://www.dentalorg.com/crown-preparation-after-rct.html
4. Pembulatan Sudut-Sudut dan Pembentukan Pinggiran Servikal
Pengasahan-pengasahan yang telah dilakukan menghasilkan suatu
bentuk gigi yang bersudut dan suatu pinggiran servikal yang tidak teratur.
Line angle harus dibulatkan dengan menggunakan tapered fissure bur pada
gigi anterior dan pada gigi molar digunakan chamfer diamond bur. Preparasi
15
servikal harus mempunyai bentuk yang jelas supaya pola lilin untuk mahkota
dapat diukir tepat pada servikal dan mahkota tiruan dapat berakhir tepat pada
bentuk preparasi servikal itu. Banyak kegagalan mahkota atau jembatan
disebabkan oleh karena pinggiran mahkota tidak merapat pada bahu.
Pinggiran yang terbuka dapat menyebabkan terjadinya proses karies dan
pinggiran yang terlampau panjang dapat mengiritasi gingiva. Preparasi
servikal dapat berbentuk shoulder, chisel edge, bevel, chamfer, feather edge
Bentuk shoulder dipakai jika bahan mahkota memerlukan ketebalan
tertentu untuk kekuatan atau estetika. Bentuk chisel edge sering diberikan
pada preparasi servikal proksimal atau lingual dan mudah pembentukannya.
Bentuk bevel dipakai jika pada permukaan yang bersangkutan ada karies
sehingga memerlukan pengasahan atau pengambilan jaringan yang lebih
dalam. Bentuk chamfer merupakan bentuk yang paling baik untuk mahkota-
mahkota penuh yang dibuat dari logam.
Pelaksanaan :
Pembentukan preparasi servikal di bagian proksimal dilakukan
dengan tapered bor dengan memakai contra angle handpiece. Mata bor-mata
bor ini harus cukup kecil untuk dapat masuk di sela proksimal dan cukup
panjang supaya ujungnya dapat sampai pada tepi gusi. Preparasi servikal
bagian bukal dan lingual dibentuk dengan mata bor silinder dengan ujung
bulat. Shoulder dapat dibentuk dengan mata bor silinder berujung datar
dengan straight handpiece. Chamfer dapat dibentuk dengan tapered diamond
bur. Untuk memperoleh retensi yang besar, dinding-dinding tidak boleh
16
terlampau mengerucut dan dalam usaha pembentukan servikal tidak boleh
terjadi undercut.
Gambar 6 : Pembulatan sudut-sudut dan pembentukan pinggiran servikal dalam preparasi gigi
abutment
Sumber : http://aegisdental.net/Publications/Inside_Dentistry/article.aspx?id=48265
17