(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar: Governance Terhadap Kinerja Perusahaan
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar: Governance Terhadap Kinerja Perusahaan
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the effect arising from the characteristics of
corporate governance by proxy size of the board of directors, the independence of the board of
commisioners and the size of the audit committee; the ownership structure with a proxy family
ownership, institutional ownership, public ownership and foreign ownership of the company’s
performance. Dependent variabel in this research is the company’s performance measured by
Tobin’s Q. This study uses secondary data collected from Indonesia Stock Exchange. The reserach
data is the annual financial statement of the firms in the manufactur sector for the period 2010-
2014. The sampling method in this study is purposive sampling. And at the last, this study used 220
firms-years observations. This study uses multiple reggresion analysis. Based on the result of
hypothesis test,there are a positive effect among the size of the board of directors, audit committees
and public ownership on company’s performance measured by Tobin's Q. On the other hand, there
are no effect among the independence of the board of commissioners, family ownership,
institutional ownership and foreign ownership on company’s performance.
PENDAHULUAN
Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memaksimalkan kekayaan pemilik perusahaan,
dalam upaya mencapai kemakmuran pemilik perusahaan diperlukan usaha untuk meningkatkan
nilai perusahaan (Salvatore, 2005). Kesejahteraan pemilik perusahaan dapat ditingkatkan melalui
kinerja perusahaan yang baik. Menurut Astuti (2015) kinerja perusahaan merupakan prestasi kerja
yang telah dicapai perusahaan. Prestasi kerja perusahaan dapat diperoleh melalui kontrol yang baik
antara fungsi pengelolaan yaitu manajemen dan fungsi kepemilikan. Kinerja perusahaan sendiri
adalah kemampuan perusahaan dalam menjelaskan operasionalnya (Payatma, 2001). Tujuan dari
penilaian kinerja ialah untuk dapat memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan
standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar dapat membedakan hasil dan tindakan
sesuai yang diinginkan (Nur’aeni,2010). Kinerja perusahaan merupakan prestasi kerja yang telah
dicapai, namun adanya perbedaan pada fungsi kepemilikan dan pengendalian perusahaan
menyebabkan corporate governance yang lemah.
Kelemahan pada sistem corporate governance di Asia telah banyak dikaitkan dengan
penyebab utama krisis ekonomi yang melanda pada tahun 1997 (Kim et al, 2010; Dickinson dan
Mullineus, 2001; Capulong et al, 2000; Johnson et al, 2000). Monks dan Minow (2001)
menyatakan bahwa corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan
hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah dan kinerja
perusahaan. Sejak tahun 2000, Bapepam terlibat aktif menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance. Salah satu upayanya adalah dengan memasukkan klausul yang mewajibkan emiten
atau perusahaan publik untuk memiliki komisaris independen, direktur independen,komite audit,
sekretaris independen dan komite remunerasi dalam rancangan undang-undang (RUU).
Berdasarkan pada UU No.1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas mengenai struktur corporate
1
Corresponding author
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman 2
governance di Indonesia, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan badan tertinggi yang
terdiri atas pemegang saham yang memiliki hak untuk memilih anggota dewan komisaris dan
dewan direksi. Jumlah anggota dewan komisaris dan dewan direksi masing-masing 2 orang untuk
perusahaan yang telah go public. Bapepam dengan Surat Edaran No. SE03/PM/2000 mensyaratkan
bahwa setiap perusahaan publik di Indonesia wajib membentuk komite audit dengan anggota
minimal 3 orang yang diketuai oleh satu orang komisaris independen perusahaan dengan dua orang
eksternal yang independen terhadap perusahaan serta menguasai dan memiliki latar belakang
akuntansi dan keuangan.
Menurut La Porta (2000) bahwa penerapan corporate governance bervariasi antar satu
negara dengan lainnya. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan sistem hukum yang
melindungi investor antar negara. Perbedaan sistem hukum tersebut berpengaruh pada struktur
kepemilikan perkembangan pasar modal dan perekonomian suatu negara. Struktur kepemilikan
dapat dibagi berdasarkan konsentrasinya yaitu struktur kepemilikan tersebar dan struktur
kepemilikan terkonsentrasi. La Porta et al. (1999) menyatakan bahwa struktur kepemilikan tersebar
biasanya terjadi di negara - negara common law yaitu hukum yang memberikan perlindungan
cukup baik terhadap investor. Menurut Claessens et al. (2000) bahwa struktur kepemilikan
terkonsentrasi terjadi pada negara - negara yang menganut civil law yaitu negara dengan
perlindungan hukum yang lemah terhadap investornya. Berdasarkan mekanismenya dibagi menjadi
kepemilikan piramida dan kepemilikan silang. La Porta et al. (1999) menyatakan bahwa
mekanisme kepemilikan yang paling lazim di negara berkembang adalah kepemilikan piramida.
Claessens et al. (2000a) menemukan kepemilikan piramida paling tinggi terjadi di Indonesia (67%)
dan Singapura (55%). Kepemilikan silang paling tinggi terjadi di Jerman dan Austria masing-
masing 20% dan 15%. La Porta et al. (1999), Claessens et al. (2000a), serta Faccio dan Lang
(2002) mengklasifikasi pemegang saham pengendali menjadi lima, yaitu keluarga, pemerintah,
institusi keuangan dengan kepemilikan luas, perusahaan dengan kepemilikan luas, dan pemegang
saham pengendali lainnya (seperti investor asing, koperasi, dan karyawan). Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh dari karakteristik corporate governance dan struktur kepemilikan
saham terhadap kinerja perusahaan.
2
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman 3
La Porta et al. (2002), Claessens et al. (2002), Lemmons dan Lins (2003), Yeh et al. (2003), dan
Yurtoglu (2003) bahwa terdapat argumen tentang pengaruh konsentrasi kepemilikan terhadap nilai
perusahaan, yaitu PIE (positif incentive effect). Argumen PIE menyatakan bahwa pemegang saham
pengendali tidak akan melakukan ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas karena
konsekuensi ekspropriasi terlalu mahal bagi pemegang saham pengendali. Anderson dan Reeb
(2003) dan Bukart et al (2002) menyatakan bahwa kendali oleh keluarga seharusnya dapat
meningkatkan nilai sebuah perusahaan. Keluarga sebagai pemegang saham pengendali memiliki
suatu kepentingan untuk meminimalisir konflik kepentingan yang mungkin terjadi di perusahaan.
Ketika keluarga masih memiliki hubungan dengan perusahaan untuk periode yang cukup lama,
mereka memiliki suatu perspektif jangka panjang yang lebih kondusif untuk membuat keputusan
dalam penciptaan nilai bagi perusahaan.
H4. Kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
4
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman 5
perusahaan. Hal ini didasarkan karena adanya proporsi kepemilikan asing yang cukup besar dalam
sebuah perusahaan sehingga membuat pemilik modal asing (PMA) melakukan proses monitoring
secara efektif bagi perusahaan. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Majumdar (1999) dan Kumar
(2004) bahwa kepemilikan asing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
perusahaan. Banyaknya pihak asing yang menanamkan sahamnya diperusahaan maka akan
meningkatkan kinerja dari perusahaan yang di investasikan sahamnya, hal ini terjadi karena pihak
asing yang menanamkan modal sahamnya memiliki sistem pengawasan, manajemen,teknologi dan
inovasi, keahlian dan pemasaran yang cukup baik yang bisa membawa pengaruh positif bagi
perusahaan.
H7. Kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan
merupakan kemampuan perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Dalam pemelitian ini
kinerja perusahaan diukur dengan pengukuran berbasis pasar yaitu Tobin’s Q. Tobins’Q adalah
pengukuran kinerja dengan membandingkan dua penilaian dari aset yang sama. Untuk dapat
menghitung Tobins’Q terdapat rumus seperti berikut :
Tobin’s Q =
Keterangan :
TA : Total Aset
MVE : Harga penutupan saham di akhir tahun buku x Banyaknya saham biasa yang beredar.
PS : Nilai likuditas dari saham preferen yang beredar.
DEBT : (Utang lancar – aktiva lancar) + nilai buku sediaan + utang jangka panjang/ nilai buku
total aktiva
Variabel independen besaran dewan direksi diukur melalui jumlah dewan direksi yang
terdapat dalam perusahaan. Independensi dewan komisaris diukur melalui jumlah seluruh anggota
komisaris independen yang berasal dari luar perusahaan dibagi seluruh besaran anggota dewan
komisaris perusahaan. Besaran komite audit diukur menggunakan jumlah dari komite audit yang
tercatat dalam perusahaan.
Variabel kontrol pada penelitian ini adalah kepemilikan keluarga yang diukur melalui
kepemilikan saham keluarga apabila pimpinan atau keluarga memiliki lebih dari 20 % hak suara
selain itu, penelusuran kepemilikan keluarga dilakukan dengan melihat nama dewan direksi dan
dewan komisaris. Penelusuran kepemilikan juga dapat dilakukan melalui analisis kepemilikan
piramida dan struktur lintas kepemilikan. Kepemilikan institusional diukur melalui persentase
saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi. Institusi yang dimaksud dalam hal ini adalah
LSM, perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan perusahaan swasta. Kepemilikan publik
diukur melalui persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh publik. Kepemilikan publik
merupakan sumber pendanaan eksternal yang diperoleh dari penyertaan saham masyarakat.
Kepemilikan asing diukur melalui persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh perorangan,
badan hukum dan pemerintah serta bagian-bagiannya yang berstatus luar negeri namun
menanamkan modal di wilayah Republik Indonesia.
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang go public pada tahun
2010-2014 dan memiliki laporan tahunan serta laporan keuangan perusahaan yang lengkap dan
sudah dipublikasikan dari tahun 2010-2014. Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari website
Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).Untuk menentukan sampel, digunakan metode purposive
sampling atau pengambilan sampel yang memenuhi kriteria-kreiteria yang ditentukan. Adapun
kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan manufaktur yang berada di Indonesia
dan sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan dari
tahun 2010-2014 dan tidak mengalami delisting dan relisting selama periode penelitian.
3. Mempunyai informasi lengkap yang sesuai dengan kebutuhan variabel dalam penelitian.
5
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman 6
Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan uji regresi berganda melalui asumsi ordinary least square
(OLS) dengan persamaan regresi:
Tabel 1
Ringkasan Perolehan Sampel Penelitian
No. Kriteria Sample Penelitian 2010 2011 2012 2013 2014
3. Perusahaan yang tidak memiliki data (86) (81) (84) (84) (96)
lengkap untuk penelitian
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa objek penelitian yang diperoleh dari Indonesia Stock
Exchange (IDX) tahun 2010-2014 sebanyak 669 perusahaan. Dari total objek penelitian tersebut,
hanya 220 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pada hasil penelitian bahwa seluruh perusahaan sampel telah memenuhi persyaratan
sesuai dengan ketentuan Undang – undang No.1 tahun 1995 tentang perseroan terbatas yaitu,
minimal dewan direksi adalah dua orang. Hal tersebut menunjukkan hasil bahwa jumlah dewan
direksi diatas nilai minimum 2 orang mampu mempengaruhi kinerja perusahaan. Hal tersebut
dikarenakan, jumlah dewan direksi yang besar mampu memberikan saran atas kebijakan dan
sumber daya serta pengambilan keputusan bagi perusahaan dengan lebih optimal dibandingkan
dalam jumlah yang kecil. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Hermalin dan Weisbach (2003)
bahwa jumlah dewan direksi termasuk dalam mekanisme corporate governance dan berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Pearce dan Zahra, 1992;
Dwivedi dan Jain, 2002; Fitriya dan Stuart, 2012 bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara dewan direksi dan kinerja perusahaan.
Independensi dewan komisaris (KOMBOD) tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja
perusahaan. Hasil pengujian ini diperkuat dengan data statistik dimana jumlah rata-rata
independensi dewan komisaris sebesar 0.39 artinya jumlah komisaris independen yang berada pada
dewan komisaris telah sesuai dengan peraturan pada surat direksi nomor kep-305/BEJ/07/2004
yang menyatakan bahwa proporsi komisaris independen sebanding dengan jumlah saham yang
dimiliki oleh bukan pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen
sekurang-kurangnya 30% dari seluruh jumlah anggota komisaris. Namun ternyata terdapat
perusahaan sampel yang memiliki proporsi komisaris independen dibawah nilai minimum 0.30
yaitu sebesar 0.14 sesuai pada data statistik deskriptif variabel independensi dewan komisaris,
sehingga hal tersebut mampu mempengaruhi hasil penelitian. Selain itu, diperkuat dengan
penelitian Kusumaningtyas (2015) melalui pernyataanya bahwa jumlah dewan komisaris
independen yang telah memenuhi standar ternyata tidak menjamin independensinya. Keberadaan
dari independensi dewan komisaris dianggap kurang objektif dalam melakukan fungsi pengawasan
pada perusahaan terutama dewan direksi sehingga, kinerja dewan direksi menjadi kurang efektif
yang berdampak pada menurunnya nilai perusahaan. Keberadaan dari independensi dewan
komisaris bukan merupakan jaminan bahwa kinerja perusahaan akan meningkat sebab hal tersebut
tidak menghalangi perilaku manajer untuk memaksimumkan kepentingan pribadinya sehingga
target perusahaan untuk memaksimumkan nilai perusahaan menjadi sulit tercapai
(Kusumaningtyas,2015). Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Charlie Weir et al (2000),
Yermack (1996) dan Agrawal dan Knoeber (1996) bahwa terdapat hubungan negatif antara
proporsi dewan komisaris yang independen dan kinerja perusahaan. Hasil tersebut diperkuat
dengan penelitian Wulandari (2006) bahwa para pemegang saham belum mampu mengambil sisi
positif dari independensi dewan komisaris terhadap jalannya kinerja perusahaan.
Besaran komite audit (COMMITE) memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil
pengujian tersebut diperkuat dengan data statistik deskriptif dimana variabel komite audit memiliki
nilai standar deviasi sebesar 1.48 yang lebih rendah dari nilai rata-rata sebesar 3.12 sehingga
menunjukkan sampel yang digunakan memiliki variasi yang cukup rendah (tidak terdapat
kesenjangan yang besar dari besaran komite audit terendah dan tertinggi), jadi rata-rata besaran
komite audit secara statistik dapat mempresentasikan keseluruhan besaran komite audit perusahaan
sampel. Selain itu, dengan jumlah rata-rata komite audit sebesar 3.12 menunjukkan bahwa semua
perusahaan sampel telah memenuhi kriteria yaitu minimal tiga orang komite audit pada perusahaan.
Kriteria yang telah dipenuhi oleh perusahaan sampel menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan
berusaha mencapai good corporate governance. Salah satu caranya adalah dengan memenuhi
kriteria persyaratan tersebut yaitu minimal tiga komite audit pada perusahaan dimana komite audit
merupakan mekanisme corporate governance penting dalam melakukan fungsi pengawasan dan
penilaian sehingga mampu mempengaruhi kinerja perusahaan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
jumlah komite audit yang besar mampu berpengaruh terhadap jalannya kinerja perusahaan menjadi
lebih baik. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Focker (1992) dalam Said et al (2009), Ekowati
Dyah Lestari (2011); Nadah Nadiah (2009); Ayu Novi (2008); Arifiningtyas (2014) bahwa adanya
hubungan yang positif dan signifikan antara besaran komite audit dengan kinerja perusahaan.
7
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman 8
Tabel 2
Tabel Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
it
220 0.22 2.41 1.12 0.49
Tabel 3
Hasil Pengujian Hipotesis
No Hipotesis β p-value Kesimpulan
Kepemilikan keluarga (family) sebagai variabel kontrol tidak memiliki pengaruh terhadap
kinerja perusahaan. Hasil tersebut diperkuat melalui data statistik deskriptif yang menunjukkan
bahwa rata-rata kepemilikan saham keluarga pada perusahaan sampel masih sedikit yaitu sebesar
0.06 sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata kepemilikan saham keluarga pada perusahaan
manufaktur di Indonesia pada periode waktu tersebut hanya 6% serta nilai minimum sebesar 0.00
menunjukkan bahwa tidak semua perusahaan sampel terdapat komposisi saham keluarga
8
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman 9
9
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman 10
diperoleh hasil yaitu komposisi kepemilikan saham publik pada perusahaan akan meningkatkan
kinerja perusahaan karena adanya tidakan perusahaan untuk menciptakan good corporate
governance. Meskipun kepemilikan saham publik dibawah 5%, kepemilikan publik berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan sebab, perusahaan berusaha untuk bertindak transparan sehingga
publik tetap menanamkan saham di perusahaan.
Kepemilikan asing (foreign) sebagai variabel kontrol tidak memiliki pengaruh terhadap
kinerja perusahaan. Hasil pengujian tersebut diperkuat dengan data statistik deskriptif dimana nilai
rata-rata kepemilikan saham asing yang kecil sebesar 0.33 daripada nilai rata-rata kinerja
perusahaan sebesar 1.12 menunjukkan rata-rata perusahaan melakukan peningkatan kinerja
perusahaan lebih besar dari kepemilikan saham asing yang dilakukan sehingga, komposisi saham
asing kurang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Selain itu, berdasarkan data
penelitian sebanyak 13 perusahaan sampel memiliki nilai minimum sebesar 0.00 yang
menunjukkan perusahaan sampel tersebut tidak memiliki kepemilikan saham asing didalamnya
sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Mollah et al
(2012) bahwa kepemilikan asing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Berdasarkan pengujian hipotesis ketujuh diperoleh hasil yaitu keberadaan kepemilikan saham asing
tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan hal tersebut dikarenakan investor asing yang
menanamkan sahamnya pada perusahaan tidak ikut serta dalam pengambilan keputusan
perusahaan. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan sudah diwakilkan dan
dilindungi dewan komisaris selaku pengawas perusahaan sehingga, tidak adanya pengaruh
kepemilikan asing terhadap kinerja perusahaan.
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besaran dewan direksi berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q. Hal tersebut disebabkan karena dewan direksi
merupakan mekanisme corporate governance yang memiliki tugas ssebagai pelaksana dalam
menentukan arah dan kebijakan perusahaan serta pengawas manajer. Jumlah yang terdapat dalam
dewan direksi dapat berpengaruh terhadap kecepatan pengambilan keputusan yang dilakukan
perusahaan. Semakin tinggi besaran komite audit maka kinerja perusahaan yang dihasilkan juga
semakin baik. Hal tersebut disebabkan komite audit sebagai alat vital dalam mekanisme
pengawasan dan penilaian laporan keuangan dalam perusahaan. Keberadaan komite audit dapat
mengurangi tindakan pelaksanaan dan pelaporan yang tidak sesuai standar oleh auditor internal
maupun eksternal yang nantinya akan berdampak pada kinerja perusahaan yang semakin baik.
Semakin tinggi kepemilikan publik suatu perusahaan maka akan semakin baik kinerja perusahaan.
Hal tersebut dikarenakan publik memiliki financial interest dan dapat bertindak independen dalam
menilai manajemen perusahaan sehingga kepemilikan saham publik berdampak pada transparansi
yang dilakukan perusahaan untuk mencapai penciptaan good corporate governance yang akan
meningkatkan kinerja perusahaan. Jumlah kepemilikan publik dibawah 5% akan tetap memberikan
dampak bagi perusahaan sebab, publik memiliki pengaruh terhadap jalannya kinerja perusahaan.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu objek penelitian yang digunakan
masih relatif terbatas yaitu hanya menggunkan perusahaan manufaktur saja sehingga sample yang
digunakan dalam penelitian dianggap masih kurang mencakup kondisi kinerja perusahaan di
Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian hanya menggunakan besaran
dewan direksi, independensi dewan komisaris dan besaran komite audit dalam proksi karakteristik
corporate governance dan belum menambahkan variabel-variabel yang mungkin dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan. Selain itu, pada penelitian ini hanya menggunakan Tobin’s Q
dalam pengukuran kinerja perusahaan, oleh karena itu hasil penelitian ini belum mencerminkan
pengaruh kinerja perusahaan seutuhnya.
Adanya keterbatasan tersebut untuk penelitian selanjutnya disarankan agar menambah
sampel perusahaan sehingga tidak hanya meneliti pada perusahaan manufaktur saja namun dapat
melakukan penelitian pada perusahaan non keuangan di Indonesia. Penelitian selajutnya
diharapkan dapat menambah variabel independen lain yang dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan khususnya untuk proksi karakteristik corporate governance. Penelitian selanjutnya juga
disarankan untuk menggunakan pengukuran lain untuk mengukur kinerja perusahaan. Sehingga
10
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman 11
pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya menggunakan Tobin’s Q namun dapat menggunakan
ROE, dan PER agar lebih tepat dan akurat dalam mengukur kinerja perusahaan.
REFERENSI
Andre, Paul., Yen, Tze Yu. (2007). Ownership Structure and Operating Performance of Acquiring
Firm: The Case of English- Origin Countries. Journal of Economics and Bussiness, Vol.59.
pp380-405.
Claessens, Stijn., Djankov, Simeon., dan Lang, Larry H.P. (2000). The separation of ownership and
control in East Asia Corporation. Journal of Financial Economics, Vol. 58, pp81-112.
Demsetz, Harnold, dan Villalonga, Belen. (2001). Ownership structure and corporate performance.
Journal of Corporate Finance, Vol.7, pp209-233.
Eisenhardt, Kathleen M. (1989). Agency theory: an assesment and review. Academy of
Management Review, Vol. 14, pp57-74.
Fauzi, Fitriya, dan Locke, Stuart. (2012). Board structure, ownership structure and firm
performance: a study of New Zealand listed firm. Asian Academy of Management Journal
of Accounting and Finance, Vol. 8, pp43-67.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hair, Joseph F., Black, William C., Babin, Barry J., Anderson, Rolph E. 2010. Multivariate Data
Analysis 7th Ed. Pearson Prentice Hall.
Hastuti, Theresia D. (2005). Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur
Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Unika Soegijapranata.
Jensen, Michael C., Meckling, William H. (1976). Theory of the firm: Managerial Behaviour,
Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol.3, pp305-360.
Nugrahanti, Yeterina Widi., Wiranata, Yulius A. (2013). Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap
Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Vol.15, pp15-26.
Nur’aeni, Dini. (2010). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham terhadap Kinerja Perusahaan.
Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Pirzada, Kashan., Mustapha, Mohd Zulkhairi Bin., dan Wickramasinghe, Danture. (2015). Firm
performance, institutional ownership and capital structure: a case of Malaysia. Social and
Behaviour Science, Vol. 211, pp170-176.
Prabowo, Arfian, Budianto. (2009). Pengaruh Karakteristik Dewan Direksi Terhadap Pengukuran
Kinerja Bank di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Pemasaran, Vol.2.
Purba, Jan Horas V. (2004). Pengaruh Proporsi Saham Publik Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal
Ilmiah Ranggagading, Vol.4, pp109-116.
11
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman 12
Riniati, Kuslinah. (2015). Pengaruh Komisaris Independen dan Besaran komite audit Terhadap
Kinerja Perusahaan. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Solomon, Jill., Solomon, Aris. (2005). Corporate Governance and Accountability. England: British
Library.
Sukandar, Panky Pradana. (2014). Pengaruh Besaran Dewan Direksi dan Dewan Komirsaris serta
Besaran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Widigdo, Idie. (2013). Effect of Corporate Social Performance , Intellectual Capital, Ownership
Structure, and Corporate Governance on Corporate Performance adn Firm Value.
International Journal of Business, Economic and Law, Vol.2.
12