0% found this document useful (0 votes)
42 views6 pages

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Frekuensi Kekambuhan Klien Skizofrenia Di Igd Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

This document summarizes a research study on the influence of family support on the frequency of relapses in schizophrenia clients at the emergency department of a mental hospital in Surakarta, Indonesia. The study found that family support has a significant effect on relapse frequency, accounting for 77.4% of the frequency based on a linear regression analysis. Family support levels were either low (40.6%) or high (59.4%). The study concludes that family support influences the frequency of relapses in schizophrenia patients at the emergency department.

Uploaded by

Aflah Jalita
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
42 views6 pages

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Frekuensi Kekambuhan Klien Skizofrenia Di Igd Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

This document summarizes a research study on the influence of family support on the frequency of relapses in schizophrenia clients at the emergency department of a mental hospital in Surakarta, Indonesia. The study found that family support has a significant effect on relapse frequency, accounting for 77.4% of the frequency based on a linear regression analysis. Family support levels were either low (40.6%) or high (59.4%). The study concludes that family support influences the frequency of relapses in schizophrenia patients at the emergency department.

Uploaded by

Aflah Jalita
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP FREKUENSI

KEKAMBUHAN KLIEN SKIZOFRENIA DI IGD RUMAH SAKIT JIWA


DAERAH SURAKARTA

Titik Anggraeni & Sri Sayekti Heni Sunaryanti


Akademi Keperawatan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta

ABSTRACT
Relapsing represent the appearance occurence return the sign and symptom,
though client still experience the medication program. Family have various
function in prevention of soul trouble, among other things by showing empathy
and also lift a hand to natural family member of behavioral change at the
number of occurence skizofrenia at home Psychopath Surakarta become the
case amount in a lot of.
This Research aim to to know the influence of family support to frequency of
relapsing of client skizofrenia at IGD of Mental Hospital Surakarta.
This Research represent the research eksplanatory with the approach of case
study control the ( case control studies). Research location at IGD RSJ of Area
Surakarta. Subyek Research as much 32 responder representing family from client
with history as patient Skizofrenia within treatment 1 - 5 the last year. This research
use the statistical test with linear regresi modestly.
assess the linear analysis regresi modestly indicate that the family support have an
effect on to frequency of relapsing of client skizofrenia in equal to 77,4% shownly
by R Square 0,774 ( F : 102,880, p : 0,000). support from client family is 40,6% with
the support and 59,4% with the high support.
Family Support have an effect on to frequency of relapsing of patient Skizofrenia
at IGD RSJ of Area Surakarta

Keyword : Family Support, relapsing frequency, Skizofrenia

PENDAHULUAN kesehatan jiwa paripurna,


Kesehatan sebagai salah mencakup upaya kesehatan jiwa
satu unsur kesejahteraan harus masyarakat sebagai landasan,
diwujudkan sesuai dangan cita- didukung pelayanan kesehatan jiwa
cita bangsa Indonesia dasar dan diperkuat pelayanan
sebagaimana dimaksud dalam kesehatan jiwa rujukan yang
Pembentukaan UUD 1945. Untuk terintegrasi. Perubahan paradigma
mewujudkan cita-cita tersebut perawatan di rumah sakit jiwa
diperlukan upaya yang lebih menjadi perawatan berbasis
memadai bagi peningkatan masyarakat. Kemajuan dalam
derajat kesehatan dan psikofarmakologi akan berdampak
pembinaan penyelenggaraan positif pada penggunaan obat
upaya kesepakatan secara psikotropik yang selektif dan aman,
menyeluruh dan terpadu (UU RI sehingga hari perawatan dirumah
No. 23 Th 1992 Tentang sakit jiwa menjadi lebih pendek,
Kesehatan). yaitu 10 – 20 hari dan diteruskan
Indonesia telah menyusun dengan rawat jalan. (Susanto, 2001).
Kebijakan Nasional Pembangunan Kekambuhan adalah
Kesehatan Jiwa 2001 – 2005. munculnya kembali tanda dan
Penanganan masalah kesehatan gejala secara akut, meskipun klien
jiwa merujuk pada konsep upaya tetap menjalani pengobatan.
42
43

Keluarga merupakan sistem Pengertian skizofrenia


pendukung utama yang memberi menurut Diagnostic and Statistical
perawatan langsung pada setiap Manual (DSM) IV adalah adanya
keadaan (sehat atau sakit) klien, dua atau lebih dari karakteristik
umumnya keluarga meminta gejala delusi, halusinasi, gangguan
bantuan tenaga kesehatan jika bicara (disorganization speech),
mereka tidak sanggup lagi misalnya inkoheren, tingkah laku
merawatnya. Oleh karena itu, katatonik dan adanya gejala-gejala
asuhan keperawatan yang berfokus negatif (Stuart dan Laraia, 2002).
pada keluarga ditujukan untuk Menurut Supratiknya (2006),
memulihkan keadaan klien serta skizofrenia adalah gangguan psikotik
mengembangkan dan berat yang ditandai dengan distorsi
meningkatkan kemampuan berat atas realitas, menarik diri dari
keluarga dalam mengatasi masalah interaksi sosial, disorganisasi dan
kesehatan dalam keluarga, fragmentasi persepsi
sehingga keluarga dapat 2. Tanda dan gejala:
mengambil keputusan untuk a. Delusi
melakukan pencegahan (Rasmun, b. Halusinasi
2001). c. Cara bicara/berpikir yang tidak
Angka kejadian skizofrenia teratur
di Rumah Sakit Jiwa Daerah d. Perilaku negatif, misalkan: kasar,
Surakarta menjadi jumlah kasus kurang termotivasi, muram,
terbanyak dengan jumlah 1.893 perhatian menurun
(72,2%) klien dari 2.605 klien yang (Media Indonesia, 2008)
tercatat dari jumlah seluruh klien dari 3. Penanganan:
tahun 2004. Skizofrenia heberfrenik a. Sikap menerima adalah langkah
471, paranoid 648, tidak khas 317, awal penyembuhan
katatonik 95, residual 116, dalam b. Klien perlu tahu penyakit yang
remisi 15 (Rekam medik Rumah Sakit diderita dan bagaimana
Jiwa Daerah Surakarta, 2007). melawannya.
Hasil survei yang pernah c. Dukungan keluarga akan sangat
dilakukan peneliti bulan September berpengaruh.
2008 di Rumah Sakit Jiwa Daerah d. Perawatan yang dilakukan para ahli
Surakarta yang berobat di Poliklinik bertujuan mengurangi gejala
terdapat 530 klien skizofrenia dari skizofrenia dan kemungkinan gejala
1.511 klien. Sedangkan di IGD psikosis.
terdapat 184 klien skizofrenia dari 290 e. Klien skizofrenia biasanya menjalani
klien (63,5%). Dari fenomena tersebut pemakaian obat-obatan selama
di atas, peneliti tertarik untuk waktu tertentu, bahkan mungkin
mengetahui pengaruh dukungan harus seumur hidup.
keluarga terhadap frekuensi (Media Indonesia, 2008)
kekambuhan pada klien skizofrenia.
Secara umum tujuan Kambuh
penelitian ini adalah untuka. Pengertian
mendeskripsikan dan menganalisa Kambuh atau relapse adalah
pengaruh dukungan keluarga terulangnya kembali gejala-gejala
terhadap frekuensi kekambuhan yang cukup berat yang
klien skizofrenia. mempengaruhi aktivitas sehari-hari
(Stuart dan Sundeen, 1998)
Skizofrenia b. Gejala-gejala kambuh
1. Pengertian
44

Menurut Mansjoer (1999), keluarga terhadap klien selama


pada klien skizofrenia terdapat dua perawatan dirumah.
gejala, yaitu:
1) Gejala-gejala positif
Meliputi: halusinasi Instrumen Penelitian
(pendengaran, somatik taktil, Dalam penelitian ini
penciuman, pengecapan), delusi, kuesioner digunakan untuk
waham (cemburu, rasa mengukur dukungan keluarga, terdiri
bersalah/berdosa berlebihan, dari 20 item pertanyaan
kebesaran, curiga berlebihan dan menggunakan skala Likert dengan
lain-lain), tingkah laku bizarre nilai (1 – 4), nilai (4) sangat setuju,
(mematung, tingkah laku yang nilai (3) setuju, nilai (2) tidak setuju
berulang-ulang, tingkah laku agresif- dan nilai (1) sangat tidak setuju.
agitasi), gangguan arus pikir Dukungan keluarga dibagi menjadi
(tangentiality, inkoheren, illogically). 3, yaitu ; tinggi, jika skore mencapai
2) Gejala-gejala negatif 61 – 80; sedang, jika skore mencapai
Meliputi afek datar yaitu 41 – 60; dan rendah, jika skore
ekspresi muka yang tidak berubah- mencapai 20 – 40.
ubah, spontanitas menurun, tidak
ada kontak mata, afek tidak spesifik, Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
sikap tubuh ekspresif, alogia yaitu Instrumen Penelitian.
gangguan pikir, apathy yaitu warna Validitas adalah suatu ukuran
emosi yang tumpul, acuh tidak yang menunjukkan tingkat kevalidan
peduli, anhedonia-asosiety yaitu dan kesahihan suatu instrumen
ketidakmampuan mengekspresikan (Arikunto, 1998). Dalam penelitian ini
kesenangan dan mempertahankan untuk mengetahui validitas instrumen
kontak sosial, gangguan perhatian digunakan rumus korelasi product
yaitu ketidakmampuan moment milik Pearson Hasil dari uji
memfokuskan pikiran. validitas dinyatakan valid karena
c. Faktor predisposisi kambuh menunjukkan bahwa nilai rhitung lebih
Faktor predisposisi besar dari 0,778 (> rtabel). Kuesioner
kekambuhan klien skizofrenia yang dipakai reliabel digunakan
menurut Stuart dan Sundeen (1998) dalam penelitian ini dengan
meliputi kesehatan, lingkungan dan didukung hasil uji reliabilitas alpha
sikap atau perilaku crownbach menunjukkan hasil lebih
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi dari 0,60.
kambuh
Kekambuhan klien skizofrenia D. Hasil dan Pembahasan
dapat dipengaruhi oleh empat 1. Hasil Penelitian
factor yaitu klien, dokter sebagi Analisis silang menunjukan jumlah
pemberi resep, penanggungjawab, yang berhubungan dengan besar
dan keluarga. dukungan dan frekuensi
kekambuhan.
Metodologi Penelitian Tabel 1. Hasil Analisis Silang Dukungan Keluarga
Penelitian ini merupakan terhadap frekuensi kekambuhan
penelitian kuantitatif eksplanatory Frekuensi Kek
dengan pendekatan studi kasus Dukungan Kada
Jarang
kontrol (case control studies) yaitu kada
penelitian yang dilakukan dengan Count 5
mengidentifikasi klien yang berobat Sedang
% of total 15,6
kemudian diusut secara retrospektif Count 16
untuk mengetahui dukungan Tinggi
% of total 50,0
45

Count 21 Tabel 10
3 menunjukan
1 bahwa 32
Total
% of total koefisien korelasi
65,6 31,3 antara
3,1 dukungan100,0
keluarga terhadap frekuensi
Tabel 1 menunjukkan besarnya kekambuhan sebesar 0,880 (R)
dukungan dan frekuensi dengan Sig 0,00 nilai R Square yang
kekambuhan, dukungan sedang disebut sebagai koefisien
menunjukan kekambuhan dengan determinasi sebesar 0,774
frekuensi jarang 15,6 % (5 orang), menunjukan bahwa 77,4 % frekuensi
kadang-kadang 21,9 % (7 orang), kekambuhan dipengaruhi oleh
sering 3,1 % (1 orang), sedangkan dukungan keluarga.
untuk dukungan tinggi menunjukan
kekambuhan dengan frekuensi 2. Pembahasan
jarang 50,0 % (16 orang), kadang- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kadang 9,4 % (3 orang), sering 0 %. 77,4% frekuensi kekambuhan
Analisis bivariat menunjukan dipengaruhi oleh dukungan
pengaruh dukungan keluarga keluarga (p=0,00). Kekambuhan
terhadap frekuensi kekambuhan adalah terulangnya kembali gejala-
dengan menggunakan regresi linear gejala yang cukup berat yang
sederhana dengan hasil sebagai mempengaruhi aktivitas sehari-hari
berikut : (Stuart and Sundeen, 1998).
Tabel 2 : ANOVAb Sedangkan faktor-faktor yang
Sum of mempengaruhiMean kekambuhan klien
Model df
skizofrenia F
adalah: klien, Sig
dokter,
Squares Squares
1 Regression 39,389 penanggung
1 jawab102,880
39,389 dan keluarga.
,000a
Residual 11,486 Keluarga
30 adalah
,383 dua atau lebih
Total 50,875 individu
31 yang tergantung karena
a. Predictors : (Constant), hubungan darah, perkawinan atau
Dukungan adopsi yang hidup dalam satu
b. Dependent Variable : rumah tangga, berinteraksi satu
Kekambuhan sama lain dalam peranannya untuk
menciptakan dan mempertahankan
Tabel 2 menunjukan bahwa F hitung suatu budaya (Effendi, 1998).
(102,880) lebih besar dari F tabel Penanganan untuk klien skizofrenia
(4,171) dengan Sig 0,00 (< 0,05). Dari menurut Media Indonesia (2008),
hasil tersebut bisa diketahui bahwa antara lain:
koefisien korelasi signifikan secara a. Sikap menerima adalah langkah
statistik. Koefisien korelasi ditunjukan awal penyembuhan
pada nilai R dibawah ini : b. Klien perlu tahu penyakit yang
Tabel 3 : Model Summary diderita dan bagaimana
Std. melawannya.
Adju Error c. Dukungan keluarga akan sangat
R sted of berpengaruh
Mo d. Perawatan yang dilakukan para ahli
R Squ R the
del bertujuan mengurangi gejala
are Squ Esti
are mat skizofrenia dan kemungkinan gejala
e psikosis.
1 ,8 e. Klien skizofrenia biasanya menjalani
,77 pemakaian obat-obatan selama
80 ,767 ,619
a
4 waktu tertentu, bahkan mungkin
a. Predictors : (Constant), Dukungan harus seumur hidup.
Dari teori diatas menunjukkan
bahwa dukungan keluarga sangat
46

berpengaruh terhadap Dalam melaksanakan asuhan


penanganan klien skizofrenia. keperawatan jiwa supaya
Dukungan keluarga itu sendiri melibatkan keluarga, untuk
adalah suatu pernyataan guna memberikan dukungan yang
memberi dukungan serta dorongan berguna dalam mempercepat
kepada klien atau keluarga agar proses kesembuhan klien.
timbul rasa kepercayaan terhadap c. Bagi Rumah Sakit Jiwa Daerah
diri sendiri atau untuk menimbulkan Surakarta
rasa empati (Depkes RI, 2002) Hasil penelitian ini dapat sebagai
masukkan bagi Rumah Sakit Jiwa
E. Simpulan dan Saran Daerah Surakarta dalam
1. Simpulan pengambilan kebijakan untuk lebih
Hasil penelitian terhadap 32 mengoptimalkan peran aktif
responden tentang pengaruh keluarga dalam memberikan
dukungan keluarga terhadap dukungan dalam proses
frekuensi kekambuhan klien penyembuhan klien. Hal tersebut
skizofrenia di IGD Rumah Sakit Jiwa bisa dilakukan antara lain dengan
Daerah Surakarta dapat disimpulkan mennetapkan standar operasional
sebagai berikuit: yang baku bagi perawat untuk
a. Dukungan keluarga terhadap klien memberikan dorongan keluarga
skizofrenia untuk dukungan sedang untuk mengunjungi klien minimal
sebesar 40,6 % (13 orang) untuk dua kali dalam satu minggu atau
dukungan tinggi sebesar 59,4 % (19 dengan memberikan sanksi bagi
orang). keluarga yang tidak
b. Kekambuhan pada klien skizofrenia mengindahkannya.
menunjukkan 65,6 % dengan d. Bagi Peneliti Selanjutnya.
frekuensi jarang, 31,3 % dengan Hasil penelitian ini dapat digunakan
frekuensi kadang-kadang, dan 3,1 % sebagai acuan untuk melakukan
dengan frekuensi sering. penelitian selanjutnya tentang
c. Pengaruh dukungan keluarga pengaruh dukungan keluarga yang
terhadap frekuensi kekambuhan lebih spesifik terhadap frekuensi
klien skizofrenia sebesar 77,4 %. kekambuhan, antara lain lingkungan
Dimana klien dengan dukungan dan sosial, fasilitas, media, situasi dan
keluarga sedang menunjukan kondisi, program dan aktivitas.
kekambuhan dengan frekuensi
jarang 15,6 % (5 orang), kadang- Daftar Pustaka
kadang 21,9 % (7 orang), sering 3,1 %Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu
(1 orang), sedangkan untuk Pendekatan Praktek (Edisi V).
dukungan tinggi menunjukan Rineka Cipta, Jakarta.
kekambuhan dengan frekuensi
jarang 50,0 % (16 orang), kadang-Depkes RI. 1998. Dasar-dasar Perilaku.
kadang 9,4 % (3 orang), sering 0 %. Pusat Pendidikan Kesehatan.
Jakarta.
Saran
a. Bagi Keluarga Depkes RI. 2002. Sistem Kesehatan
Menyarankan kepada keluarga klien Nasional. Depkes RI. Jakarta.
agar lebih memperhatikan, memberi
semangat dan dukungan kepadaEffendi. 1998. Dasar Keperawatan
klien karena dapat mempengaruhi Kesehatan Komunitas edisi II. EGC.
frekuensi kekambuhan klien. Jakarta.
b. Bagi Perawat
47

Friedman, M. 1998. Keperawatan


Keluarga Teori dan Praktek. EGC.
Jakarta.

Keliat, B.A. 2002. Hubungan Terapeutik


Perawat-Klien. EGC. Jakarta

Mansjoer, A. 1999. Kapita Selekta


Kedokteran Jilid I, Media
Aesculapius FK UI, Jakarta.

Media Indonesia. 2008. Gejala dan


Penanganan Skizofrenia.
Didapatkan 10 Nopember 2008,
dari http://www.narsad.org –
www.schizoprenia.com.

Niven. 2002. Psikologi Kesehatan, Edisi


kedua. EGC. Jakarta

Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi


Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta. Jakarta.

Nursalam. 2001. Konsep dan Penerapan


Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Salemba Medika.
Jakarta.

Rasmun. 2001. Keperawatan Kesehatan


Mental Psikiatri Terintegrasi
dengan Keluarga. EGC. Jakarta.

Stuart and Laraia. 2002. Buku Saku


Keperawatan Jiwa. EGC. Jakarta.

Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku


Keperawatan Jiwa. EGC. Jakarta.

Supratiknya, M. 2006. Mengenal Perilaku


Abnormal. Kanisius. Yogyakarta.

Susanto, A. 2001. Kesehatan Jiwa,


Pemahaman Baru, Harapan Baru.
Didapatkan 10 Nopember 2008,
dari
http://www.kompas.com/kompas-
cetak/0110/12
/nasional/pema25.htm.

Widayatun. 1999. Ilmu Perilaku. CV


Sagung Seto. Yogyakarta.

You might also like