257 668 1 SM
257 668 1 SM
ABSTRACT
This study analyses the effect of the dimensions of service quality toward the satisfaction and
its implication of the customers’ loyalty at PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)
Surabaya branch. It is a causal research using primary data gathered from the questionnaire
filled by BTPN’s 125 customers. The respondents were chosen using systematic random
samplings due to the data of the customers have already been in the database of Personal
Banking Officer (PBO). The result of this research indicates that the reliability, responsiveness,
tangible are positively significant toward satisfaction, but assurance and empathy are not
positively significant toward satisfaction, beside satisfaction is positively significant toward
loyalty. Referring to the research result focusing on the weakness score of mean and the test
result of hypotheses, some implications to BPTN are considerations in order to be able to
provide better service quality such as in reliability and responsiveness in which there should be
more strictly-time based service; in assurance and satisfaction there should better analysis to
refer in controlling the service process; in empathy there should be on time in starting the
counter; and in tangible there should be renew policy in the facilities.
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis pengaruh dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan dan
implikasinya dalam loyalitas pelanggan di PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)
cabang Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian kausal dengan menggunakan data
primer yang dikumpulkan dari kuesioner diisi oleh 125 pelanggan BTPN. Responden dipilih
menggunakan sampling acak sistematik karena data pelanggan sudah berada dalam database
Personal Banking Officer (PBO). Hasilnya menunjukkan bahwa reliability, responsiveness,
tangible berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan, namun assurance dan empati tidak
berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan, dan kepuasan berpengaruh positif
signifikan terhadap loyalitas. Berdasarkan pada skor kelemahan dan hasil pengujian hipotesis,
beberapa implikasi yang diajukan kepada BPTN adalah pertimbangan agar mereka mampu
memberikan kualitas layanan yang lebih baik seperti dalam kehandalan dan ketanggapan yang
seharusnya berbasis pelayanan yang lebih tepat waktu; dalam jaminan dan kepuasan yang
seharusnya dianalisis lebih baik yang merujuk pengendalian proses pelayanan; dalam empati
yang seharusnya tepat waktu dalam memulai counter; dan dalam bukti fisik (tangible) yang
seharusnya ada kebijakan pembaharuan fasilitas.
93
ISSN 2088-7841 Pengaruh Dimensi Kualitas … (Bindi Febry Idham)
94
Journal of Business and Banking Volume 3, No. 1, May 2013, pages 93 – 108
Gambar 1
Rerangka Pemikiran
Kualitas Layanan
Reliability H1
Responsiveness H2
Tangible
Sumber: Mubbsher Munawar Khan dkk. 2011, Rahim Mosahab dkk. 2010.
di akhir tahun 2011 Bank BTPN sukses konsep SERVQUAL oleh Parasuraman,
melanjutkan kinerja gemilang kembali yang Zeithaml, dan Berry (1988) dalam Tjiptono
sudah diraih pada tahun sebelumnya. Dalam & Chandra (2011: 198), yaitu reliability,
upaya Bank BTPN mengembangkan responsiveness, assurance, empathy dan
bisnisnya dengan tetap mempertahankan tangible. Tingkat kepuasan merupakan
Corp Business yaitu bisnis pensiun dan juga fungsi dari perbedaan antara kinerja yang
melakukan ekspansi terukur melalui bisnis dirasakan (percieved performance) dan
dalam usaha kecil menengah (Mass harapan (expectations), kalau kinerja sesuai
Market), Syariah bisnis dan upaya dalam dengan harapan maka pelanggan puas dan
memperkuat citra pada pendanaan bisnis jika kinerja melampaui harapan maka
(Retail Funding Business). pelanggan akan sangat puas, senang atau
Secara konsisten Bank BTPN telah bahagia.
melakukan perubahan-perubahan pada aspek Menurut Spreng dkk. (1996); Kotler
kualitas layanan sebagai standarisasi di (2000); Parasuraman dkk. (1990) dalam
kantor funding business. Perubahan kualitas Panjaitan (2011: 31) terdapat tiga faktor
layanan tersebut dapat terlihat dari dimensi dalam variabel kepuasan, yaitu: Diskon-
kantor cabang yang unik berawal dari tam- firmasi, Rasa Puas dan Kepuasan Informasi.
pilan depan kantor, kenyamanan di dalam Begitupun Empat Tahap Kekuatan Loya-
ruangan, peralatan banking hall dan layanan litas” (The Four Stage Model of Loyality
prima yang diberikan dari satpam, teller, Strength) oleh Pedersen dan Nysveen (2004)
customer service dan juga peningkatan pada dalam Panjaitan (2011: 36), yakni meliputi:
fasilitas banking lainnya yang diberikan Loyalitas Kognitif (cognitive loyalty),
kepada nasabah. Membandingkan hasil Loyalitas Afektif (affective loyality),
pengukuran layanan prima perbankan Loyalitas Konatif (conative loyality) dan
indonesia yang telah disajikan oleh biro riset Loyalitas Tindakan (action loyality). Ber-
infobank dan terlihat Bank BTPN Belum dasarkan latar belakang masalah serta kajian
dapat masuk dalam sepuluh bank terbaik teori maupun empiris yang telah dijelaskan,
pada pengukuran layanan prima. maka rerangka pemikiran dapat dilihat pada
Gambar 1. Hipotesis yang akan diuji dapat
RERANGKA TEORITIS DAN HIPO- dirumuskan sebagai berikut:
TESIS H1: Reliability berpengaruh signifikan
Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran positif terhadap Kepuasan Nasabah
kualitas layanan berdasarkan pada lima H2: Responsiveness berpengaruh signifi-
95
ISSN 2088-7841 Pengaruh Dimensi Kualitas … (Bindi Febry Idham)
kan positif terhadap Kepuasan Nasabah berikutnya dipilih secara sistematis menurut
H3: Assurance berpengaruh signifikan pola tertentu. Pola dibentuk berdasarkan
positif terhadap Kepuasan Nasabah angka kelipatan tepat dari ukuran sampel
H4: Empathy berpengaruh signifikan po- (Sanusi 2011: 90).
sitif terhadap Kepuasan Nasabah Jenis data yang digunakan dalam
H5: Tangible berpengaruh signifikan po- penelitian ini adalah data primer, yaitu data
sitif terhadap Kepuasan Nasabah yang diperoleh secara langsung dari obyek
H6: Kepuasan Nasabah berpengaruh sig- yang diteliti melalui kuesioner yang
nifikan positif terhadap Loyalitas Nasabah. disebarkan pada responden. Data primer
adalah karya riset asli atau data mentah
METODE PENELITIAN tanpa interprestasi atau pernyataan yang
Dilihat dari tujuan studi penelitian ini mewakili suatu opini atau posisi resmi
merupakan penelitian deskriptif (descriptive (Donald R Cooper ; Pamelas Schindler
study). Ditinjau dari jenis investigasi, 2006: 83).
penelitian ini termasuk dalam penelitian Metode pengumpulan data yang
kausal karena ingin menemukan penyebab digunakan dalam penelitian ini adalah
dari satu atau lebih masalah (Sekaran 2007: metode survei secara tertulis dengan
165). Sumber data yang digunakan pada pembagian kuesioner kepada nasabah dana
penelitian ini adalah sumber data primer pihak ketiga (DPK) pada tabungan dan
yang mengacu pada informasi yang deposito sebagai responden terpilih sebagai
diperoleh dari tangan pertama (responden) sampel. Pada kuesioner yang akan di
secara tertulis atau disebut kuesioner (Sanusi bagikan kepada nasabah sebagai responden
2011: 105). Berdasarkan horizon waktu terpilih melalui PBO (Personal Banker
dalam pengumpulan data penelitian ini Officer) Bank BTPN.
menggunakan studi one-shot atau cross -
sectional (Sekaran 2007: 177). Definisi Operasional
Menurut Kuncoro (2009: 118), populasi Dalam melakukan penyusunan kuesioner,
adalah kelompok elemen yang lengkap, menurut Singarimbun (2006) variabel yang
yang biasanya berupa orang, objek, ingin diteliti perlu dilakukan penerjemahan
transaksi atau kejadian dimana kita tertarik konsep-konsep yang ingin diteliti agar bisa
untuk mempelajari atau menjadi objek dioperasionalkan dalam bentuk pertanyaan
penelitian. Populasi penelitian ini adalah penelitian. Dalam penelitian ini secara
nasabah dana pihak ketiga (DPK) baik pada operasional didefinisikan sebagai berikut :
produk tabungan ataupun deposito pada Sebagai Variabel Eksogen yaitu,
Retail Funding Business di bank BTPN Variabel Kehandalan (Reliability) RL1
Cabang Kertajaya Surabaya. Penentuan menjelaskan bahwa kemampuan perusahaan
sampel dengan cara memilih nasabah yang untuk memberikan layanan yang akurat
tercatat pada RFB (Retail Funding sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan
Business), selanjutnya melakukan langkah apapun dan menyampaikan jasanya sesuai
penentuan kerangka pemilihan sampel waktu yang disepakati. Variabel Daya
(Sampling Frame) untuk memisahkan Tanggap (Responsiveness) RS2 menjelaskan
elemen-elemen yang tidak diperlukan pada bahwa kesediaan dan kemampuan para
penelitian ini. karyawan untuk membantu para pelanggan
Teknik Pengambilan sampel pada dan merespon permintaan mereka. Variabel
penelitian ini menggunakan metode Sampel Jaminan (Assurance) AS3 menjelaskan
Acak Sistematik (Systematic Random bahwa prilaku para karyawan mampu
Sampling) dimana cara pengambilan sampel menumbuhkan kepercayaan pelanggan
hanya anggota sampel pertama yang dipilih terhadap perusahaan dan perusahaan bisa
secara random, sedangkan anggota sampel menciptakan rasa aman bagi para
96
Journal of Business and Banking Volume 3, No. 1, May 2013, pages 93 – 108
97
ISSN 2088-7841 Pengaruh Dimensi Kualitas … (Bindi Febry Idham)
persentase tertinggi pada frekuensi jawaban pada range di kisaran nilai 500
transaksi ≥ 3 kali sebanyak 49% atau 61 “SETUJU” akan tetapi dari indikator
nasabah. pertanyaan KP6_3 memiliki nilai mean
terendah dengan pertanyaan ‘Setelah
Analisis Deskriptif bertransaksi dengan Bank BTPN, saya
Variabel kehandalan (Reliability) memiliki merasa puas’.
total skor nilai jawaban pada range masih Variabel loyalitas nasabah (Loyalty)
mendekati nilai 500 “SETUJU” akan tetapi memiliki total skor nilai jawaban pada range
dari indikator pertanyaan RL1_4 memiliki di kisaran nilai 500 “SETUJU” akan tetapi
nilai mean terendah dengan pertanyaan dari indikator pertanyaan LY7_1 dan LY7_2
‘Bank BTPN telah memberikan layanan memiliki nilai mean terendah dengan
sesuai waktu yang telah ditentukan’. pertanyaan ‘Karyawan Bank BTPN
Variabel daya tanggap (Responsiveness) menjalankan prinsip–prinsip industri
memiliki total skor nilai jawaban pada range perbankan, kemungkinan saya akan memilih
di kisaran nilai 500 “SETUJU” akan tetapi Bank BTPN dari Bank lain dan Saya lebih
dari indikator pertanyaan RS2_1 memiliki menyukai Bank BTPN di banding Bank
nilai mean terendah dengan pertanyaan Lain’.
‘Karyawan Bank BTPN dapat
menyelesaikan transaksi dan layanan dengan Uji Asumsi SEM
cepat’. (1) Ukuran Sampel
Variabel jaminan (Assurance) memiliki Menurut Hair dkk. dalam Ferdinand (2002:
total skor nilai jawaban pada range di atas 47), ukuran sampel yang sesuai adalah
nilai 500 “SETUJU” akan tetapi dari antara 100-200 dan menggunakan teknik
indikator pertanyaan AS3_4 memiliki nilai Maximum Likelihod Estimations (ML)
mean terendah dengan pertanyaan dimana pada penelitian ini menggunakan
‘Karyawan telah dipersiapkan dengan baik 125 responden terpilih dengan demikian
oleh Bank BTPN untuk melakukan telah memenuhi ukuran sampel yang
pekerjaan mereka’. digunakan.
Variabel empati (Empathy) memiliki (2) Uji Normalitas
total skor nilai jawaban pada range di atas Berdasarkan hasil uji normalitas yang
nilai 500 “SETUJU” akan tetapi dari dilakukan menunjukkan terdapat nilai
indikator pertanyaan EM4_5 memiliki nilai critical skewness (kemencengan) pada tiga
mean terendahengan pertanyaan ‘Bank belas indikator memiliki kritisi tidak sesuai
BTPN memiliki jam operasional yang dengan keriteria yang harus dipenuhi nilai Z-
nyaman kepada nasabah’. value. Nilai Z-value = ± 2,58 (Hair dkk.
Variabel bukti fisik (Tangible) memiliki 1998), dengan keriteria adalah dipenuhinya
total skor nilai jawaban pada range masih kondisi -2,58 ≤ Z-value ≤ 2,58. Pada
mendekati nilai 500 “SETUJU” akan tetapi penelitian-penelitian yang ada, keriteria nilai
dari indikator pertanyaan TN5_1 dan TN5_3 tersebut pun sulit untuk dipenuhi dimana
memiliki nilai mean terendah dengan sebaran data akan bervariasi pada skewness
masing-masing pertanyaan adalah tentang serta kurtosis yang negatif atau positif
‘Ketersediaan fasilitas fisik kantor Bank (Santoso 2001: 74) dan terdapat pendapat
BTPN pada bagian luar maupun didalam lain yang mengatakan bahwa metode pada
kantor telah sesuai dengan layanan yang SEM menghasilkan estimasi parameter yang
dimiliki dan Bank BTPN telah memiliki tetap konsisten dalam kondisi data yang
peralatan kantor terbaru, modern dan tidak normal (Engel & Moosbrugger 2003:
memenuhi standarisasi industri perbankan’. 26). Merujuk pendapat tersebut maka
Variabel kepuasan nasabah penelitian ini tetap dilakukan dimana dengan
(Satisfaction) memiliki total skor nilai diperoleh data primer dari jawaban
98
Journal of Business and Banking Volume 3, No. 1, May 2013, pages 93 – 108
responden yang sangat beragam tentunya indikator yang digunakan secara univariate,
sangat sulit untuk memperoleh data sesuai telah diketahui bahwa seluruh indikator telah
dengan keriteria normalitas. (3) Uji Outliers memenuhi keriteria nilai CR (Critical Ratio)
Univariate, berdasarkan hasil uji univariate ≥ 0,2 dan faktor loading atau lamda value ≥
outliers pada penelitian ini bahwa semua 0,4 serta mempunyai pengaruh signifikan
nilai telah distandarisir dalam bentuk Z- terhadap variabel yang digunakan dan
score yang mempunyai nilai mean sama langkah pengujian ini dilakukan modifica-
dengan nol dengan standar deviasi sebesar tion indicies untuk menghasilkan sebuah
satu dan terlihat tidak adanya nilai Z-score ≥ tingkat keriteria Goodness Of Fit yang lebih
3.0 ataupun nilai di ambang batas pada baik.
rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk. 1995),
maka dapat disimpulkan bahwa tidak Uji Variance Extracted dan Construct
terdapat univariate outliers. (4) Uji Outliers Reliability
Multivariate, selanjutnya dengan keriteria Setelah dilakukan uji analisis Analisis Faktor
jika Mahalanobis Distance > X² (df; 0,05), Konfirmatori (CFA), tahap selanjutnya
maka dinyatakan data multivariat yang diuji adalah menghitung nilai variance extracted
mengandung outlier (Hair dkk. 1998). Pada dan construct reliability. Cut-off value dari
penelitian ini terdapat jumlah indikator variance extracted adalah minimal 0,50
pertanyaan digunakan sebanyak 30, maka X² sedangkan Cut-off value untuk construct
(30, 0,001) = 59.703, dimana hasil observasi reliability adalah minimal 0,70 (Imam
penelitian yang mempunyai mahalanobis Ghozali 2011: 233) dan pengukuran disetiap
distance yang lebih besar dari 59.703 adalah konstruk atau variabel dengan menggunakan
multivariate outliers. Hasil output dari uji hasil output standardized loading estimate
multivariate ouliers yang telah dilakukan atau faktor loading nya dengan syarat yang
pada penelitian ini terdapat tujuh kasus atau harus dipenuhi nilai faktor loading harus
observasi dari data yang termasuk dalam signifikan. Hasil perhitungan dalam peneli-
kategori outliers dimana memiliki nilai tian ini menunjukkan bahwa variance ex-
mahalanobis distance di atas 59.703, akan tracted dari seluruh variabel menunjukkan
tetapi dalam analisis penelitian ini kasus atau valid dimana value di atas minimal 0,50
observasi tersebut tetap diikut sertakan sedangkan construct reliability yang dihasil-
dimana bila tidak terdapat alasan khusus kan di seluruh variabel menunjukkan hasil
untuk mengeluarkan kasus yang reliabel dimana value di atas minimal 0,70.
mengindikasikan outlier, maka kasus itu
harus tetap diikut sertakan dalam analisis Analisis Full Model Struktural (SEM)
selanjutnya (Ferdinand 2002: 108). Hasil perhitungan variance extracted dan
construct reliability yang telah dilakukan,
Uji Confirmatory Factor Analysis (CFA) terlihat bahwa masing-masing variabel dapat
Analisis Faktor Konfirmatori adalah salah digunakan untuk mendefinisikan sebuah
satu jenis analisis faktor yang ditujukan konstruk laten, maka sebuah full model
untuk menguji sebuah teori atau konsep structural (SEM) dapat dianalisis. Melalui
mengenai sebuah proses atau sebuah pengelolahan AMOS versi 20.0 dapat dilihat
pengertian atau sebuah fenomena. Dalam pengujian hasil full model structural awal
Ferdinand (2002: 126) Tabachink & Fidell dengan membandingkan output yang
menyatakan bahwa tujuan analisis faktor terbentuk pada keriteria Goodness of fit yang
konfirmatori adalah ”to test theory about terlihat pada Tabel 1, menunjukkan bahwa
underlyin process” atau juga ”to test theory uji kesesuaian Goodness of fit dari full
regrading factor structure”. model struktural yang ada masih terlihat
Berdasarkan hasil uji CFA dalam kurang baik, dengan hasil jauh di atas dari
penelitian ini dari setiap variabel dan keriteria yang ada.
99
ISSN 2088-7841 Pengaruh Dimensi Kualitas … (Bindi Febry Idham)
Tabel 1
Goodness of Fit Full Model Struktural Awal
Goodness of Fit Index Cut-off Value Hasil Pengujian awal Kesimpulan
X²-Chi-square Diharapkan kecil ≤ 446,574 1329,691 Kurang Baik
Probabilty ≥ 0,05 0,000 Kurang Baik
RMSEA ≤ 0,08 0,137 Kurang Baik
GFI ≥ 0,90 0,574 Kurang Baik
AGFI ≥ 0,90 0,503 Kurang Baik
CFI ≥ 0,95 0,722 Kurang Baik
CMIN/DF ≤ 2,00 3,333 Kurang Baik
TLI ≥ 0,95 0,697 Kurang Baik
Sumber : Data diolah.
Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan keriteria RMSEA, CFI, CMIN/DF, TLI
modification indicies dengan harapan Goodness of fit yang baik, sedangkan nilai
mendapatkan hasil yang sesuai dengan pada keriteria X²-Chi-square, Probabilty,
keriteria Goodness of fit yang ada GFI, AGFI Goodness of fit marginal, akan
dengan hasil signifikansi yang lebih baik. tetapi dari keseluruhan uji kesesuaian ini
Peneliti melakukan modification indicies dapat telah dikatakan baik (Fit).
dalam menghubungkan korelasi antara Berdasarkan hasil pada Tabel 3
variabel SERVQUAL (Reliability, menunjukkan bahwa adanya tingkat
Responsiveness, Assurance, Empathy, signifikansi pada variabel yang digunakan
Tangible) dengan merujuk pada penelitian pada penelitian ini adalah terdapat empat
terdahulu dari Rahim Mosahab, Osman variabel yang memliki tingkat signifikansi p-
Mohamad, T Ramayah. (2010), Service value di bawah 0,05 dan dua variabel dengan
Quality, Customer Satisfaction and Loyalty tingkat signifikansi p-value di atas 0,05,
dimana melakukan penelitian dengan dimana causal relationship yang signifikan
menggunakan kualitas layanan dengan satu terlihat dari tingkat signifikansi uji hipotesis
keutuhan dari dimensi yang dimiliki, begitu yang lebih kecil dari 5% atau p-value ≤ 0,05
pula konsep dimensi SERVQUAL dari (Ferdinand 2002: 141). Sedangkan hasil uji
Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1988) enam hipotesis dari penelitian ini dijelaskan
dalam Tjiptono & Chandra (2011: 198) sebagai berikut : (A) Hasil Uji Hipotesis 1
memiliki lima dimensi yang saling adalah bahwa Reliability berpengaruh
berhubungan dalam suatu dimensi kualitas signifikan positif terhadap Kepuasan
layanan. Selanjutkan dalam penelitian ini Nasabah dengan didapatkan signifikansi p-
juga melakukan beberapa kali modification value sebesar 0,006 di bawah 0,05, H1
indicies dengan menghubungkan korelasi “Diterima”. (B) Hasil Uji Hipotesis 2 adalah
antara error ataupun zero score yang bahwa Responsiveness berpengaruh
tercermin pada modification indicies untuk signifikan positif terhadap Kepuasan
mendapatkan hasil yang maksimal, hasil Nasabah dengandidapatkan signifikansi p-
akhir full model struktural terlihat pada value sebesar 0,041 di bawah 0,05, H2
Gambar 2 dan hasil uji kesesuaian keriteria “Diterima”. (C) Hasil Uji Hipotesis 3 adalah
Goodness of fit terlihat pada Tabel 2, dimana bahwa Assurance tidak berpengaruh
telah menunjukukan bahwa uji kesesuaian signifikan positif terhadap Kepuasan
Goodness of fit dari full model struktural Nasabah dengan didapatkan signifikansi p-
dengan telah dilakukan modification value sebesar 0,606 di atas 0,05, H3
indicies, maka telah diperoleh nilai pada “Ditolak“. (D) Hasil Uji Hipotesis 4 adalah
100
Journal of Business and Banking Volume 3, No. 1, May 2013, pages 93 – 108
Gambar 2
Full Model Struktural Akhir
101
ISSN 2088-7841 Pengaruh Dimensi Kualitas … (Bindi Febry Idham)
Tabel 2
Goodness of Fit Full Model Struktural Akhir
Goodness of Fit Index Cut-off Value Hasil Pengujian Akhir Kesimpulan
X²-Chi-square Diharap kecil 403,382 Marginal
Probabilty ≥ 0,05 0,005 Marginal
RMSEA ≤ 0,08 0,041 Baik
GFI ≥ 0,90 0,836 Marginal
AGFI ≥ 0,90 0,771 Marginal
CFI ≥ 0,95 0,979 Baik
CMIN/DF ≤ 2,00 1,211 Baik
TLI ≥ 0,95 0,973 Baik
Sumber : (Data diolah)
102
Journal of Business and Banking Volume 3, No. 1, May 2013, pages 93 – 108
yang dirasakan oleh nasabah. Jadi meskipun dapat dikatakan industri perbankan harus
karyawan Bank BTPN telah memberikan dapat memprioritaskan jaminan dalam
salam dan bersikap sopan kepada nasabah memberikan kualitas layanan kepada
akan tetapi belum membuat nasabah merasa nasabah dengan upaya pemahaman dan
puas atas jaminan dalam suatu kualitas penerapan yang baik dalam kualitas layanan
layanan. yang diberikan oleh pihak perbankan
Dalam hal ini Bank BTPN telah terlihat sehingga diharapkan dapat dirasakan
mempersiapkan untuk dapat terciptanya nasabahnya.
jaminan dalam kualitas layanan yang
diberikan kepada nasabah. Seperti halnya Pengaruh Empati (Empathy) terhadap
telah terdapat pelatihan-pelatihan yang Kepuasan Nasabah (Satisfaction)
diberikan kepada karyawan ataupun Berdasarkan hasil uji hipotesis, menurut
karyawati sebagai upaya dalam pemberian nasabah bahwa Bank BTPN telah dapat
service excellence kepada nasabah, hal ini memberikan empati dalam suatu kualitas
bagian dari dukungan untuk membentuk layanan, namun halnya empati yang telah
kepuasan atas pemberian suatu layanan ada belum dapat memberikan kepuasan dari
dalam menumbuhkan rasa aman dan kualitas layanan yang dirasakan oleh
percaya, akan tetapi adanya kecenderungan nasabah, hal ini adanya kecenderungan
pelatihan-pelatihan yang telah diberikan karyawan Bank BTPN telah dapat
belum dapat diterapkan secara baik dari memberikan layanan yang berkesan di hati
keseluruhan karyawan. Hal ini masih nasabah akan tetapi pada perhatian secara
menjadi suatu kelemahan dimana karyawan pribadi seperti halnya cara berintraksi
belum tersiapkan dengan baik untuk dapat ataupun bahasa tubuh dari karyawan dan
memberikan layanan kepada nasabah, begitu karyawati dalam memberikan layanan
pula informasi internal yang diberikan oleh kepada nasabah masih belum membentuk
pejabat Bank BTPN bahwa dalam penerapan kepuasan yang dirasakan oleh nasabah.
layanan service excellence masih belum Situasi yang terdapat di Bank BTPN
dapat terjalankan secara baik dan konsisten, tampak sudah dikondisikan untuk
dimana penerapan job description sebagai terciptanya empati dalam kualitas layanan
fungsi kontrol pada layanan dalam aktivitas yang diberikan kepada nasabah. Sebagai
kerja secara keseharian fungsi tersebut contoh telah terdapat standarisasi konsep
masih terfokuskan pada transaksi layanan untuk dapat diterapkan kepada
operasional seperti halnya melakukan nasabah, dimana nasabah tidak menunggu di
validasi data, override dan melakukan depan layanan CS (Customer Service) akan
approve pada system dari transaksi CS tetapi pada ruangan banking hall, begitu
(Customer Service) ataupun Juru Bayar pula layanan pada juru bayar (Teller) dimana
(Teller). nasabah dapat melakukan pembayaran tunai
Hasil uji hipotesis ketiga ini tidak ataupun non tunai dengan tersedia tempat
mendukung penelitian terdahulu dari duduk untuk dapat berinteraksi langsung.
penelitian Dwi Aryani, Febrina Rosinta Upaya ini sebagai perhatian secara individu
(2010), tentang “Pengaruh Kualitas Layanan serta mencoba memahami kebutuhan dari
Terhadap Kepuasan Pelanggan Dalam nasabahnya, akan tetapi masih terdapat
Membentuk Loyalitas Pelanggan”, dimana kecenderungan dalam memberikan perhatian
dari penelitian terdahulu ini menyatakan secara pribadi belum dapat dirasakan.
bahwa jaminan (assurance) dari kualitas Melihat lanjut informasi internal yang
layanan terdapat hubungan signifikan positif diberikan oleh karyawan ataupun karyawati
terhadap kepuasan (satisfaction) yang telah Bank BTPN bahwa terkadang terdapat
dirasakan. nasabah telah menunggu pada ruangan
Dengan demikian hasil penelitian ini Banking hall di kisaran jam 08.00 sebelum
103
ISSN 2088-7841 Pengaruh Dimensi Kualitas … (Bindi Febry Idham)
layanan kantor di buka dan pada jam kualitas layanan yang diberikan kepada
layanan buka kantor yang telah ditentukan nasabah. seperti halnya telah terlihat pada
tidak dimulai dengan tepat waktu. Hal ini perubahan fasilitas layanan fisik dari luar
masih menjadi suatu kelemahan yang maupun dalam ruangan kantor dan tampilan
tentunya berpengaruh pada rasa kepuasan ruangan yang unik dan menarik. Di sisi lain
yang dimiliki dari nasabah atas empati pun telah didukung peralatan kantor terbaru
dalam suatu layanan yang diterima. dan modern seperti pada perangkat
Hasil uji hipotesis keempat ini tidak komputer, passbook printer, EDC (Electric
mendukung dari penelitian Rahim Mosahab, Debit Card) serta tidak ketinggalan
Osman Mohamad, T Ramayah (2010), penerapan seragam pakaian kerja baik
tentang “Service Quality, Customer karyawan ataupun karyawati telah memilki
Satisfaction and Loyalty”, dimana dari penampilan secara baik dan rapi.
penelitian terdahulu ini menyatakan bahwa Hasil uji hipotesis kelima ini tidak
empati (empathy) dari kualitas layanan mendukung penelitian terdahulu dari
terdapat hubungan signifikan positif Mubbsher Munawar Khan, Ishfaq Ahmed,
terhadap kepuasan (satisfaction) yang telah Muhammd Musarrat Nawaz (2011), tentang
dirasakan. ”Student’s Perspective of Service Quality ini
Dengan demikian dapat diindikasikan Higher Learning Institutions”, dimana
bahwa rendahnya empati pada layanan yang menyatakan bahwa bukti fisik (tangible) dari
diberikan mengurangi rasa kepuasan yang kualitas layanan tidak terdapat hubungan
dimiliki nasabah, hasil penelitian ini signifikan positif terhadap kepuasan
menguatkan bahwa empati merupakan aspek (satisfaction) yang dirasakan mahasiswa.
yang sangat penting di industri perbankan Fandy Tjiptono berpendapat bahwa bukti
dan diharapkan upaya penerapan dari fisik merupakan daya tarik fasilitas fisik,
karyawan ataupun karyawati telah perlengkapan dan meterial yang digunakan
dilakukan, khususnya pada bagian frontliner. perusahaan serta penampilan dari karyawan
(Tjiptono 2011: 198). Hal ini telah
Pengaruh Bukti Fisik (Tangible) terhadap tergambarkan pada kondisi di Bank BTPN,
Kepuasan Nasabah (Satisfaction) dengan demikian hasil penelitian ini
Berdasarkan hasil uji hipotesis, menurut menguatkan dalam industri perbankan bukti
nasabah Bank BTPN telah memiliki bukti fisik dalam layanan yang diberikan
fisik dalam suatu kualitas layanan dan rasa merupakan aspek yang sangat mendukung
kepuasan dari suatu layanan dengan bukti dan perbankan harus dapat memberikan
fisik telah dirasakan dengan baik oleh kualitas layanan ini dengan upaya
nasabah, hal ini adanya kecenderungan melakukan standarisasi dalam memenuhi
nasabah sebagai responden terpilih telah kebutuhan pada penyesuaian segmentasi
merasakan bahwa Bank BTPN telah tertentu.
memiliki ketersediaan fasilitas fisik kantor
yang telah sesuai dengan layanan yang Pengaruh Kepuasan Nasabah (Satisfacti-
dimiliki kantor baik di luar maupun dalam on) terhadap Loyalitas Nasabah (Loyalty)
ruangan serta mempunyai tampilan yang Berdasarkan hasil uji hipotesis, menurut
menarik yang didukung peralatan kantor nasabah Bank BTPN telah menumbuhkan
terbaru modern yang memenuhi standarisasi suatu rasa loyalitas sebagai pengguna
industri perbankan, tentunya hal ini layanan dan loyalitas yang telah dirasakan,
membuat nasabah puas setelah melakukan terbentuk dari rasa kepuasan nasabah atas
transaksi di Bank BTPN. kualitas layanan yang telah diberikan, hal ini
Situasi yang terdapat di Bank BTPN adanya kecenderungan nasabah sebagai
tampak sudah dikondisikan untuk responden terpilih telah merasakan bahwa
mendukung terciptanya bukti fisik dalam layanan menyenangkan terhadap kepenting-
104
Journal of Business and Banking Volume 3, No. 1, May 2013, pages 93 – 108
105
ISSN 2088-7841 Pengaruh Dimensi Kualitas … (Bindi Febry Idham)
deskriptif dengan total skor indikator ini pemberian layanan sehingga menumbuhkan
memiliki skor terendah dari indikator lain rasa aman dan percaya kepada nasabahnya
yaitu sebesar 487. Untuk itu sebaiknya Bank serta memiliki rasa kepuasan atas jaminan
BTPN perlu mereview kembali pada dalam suatu layanan yang diterima.
penerapan Layanan Sesuai Waktu dan Dalam variabel empati (empathy), hasil
pemberian layanan cepat kepada nasabah uji hipotesis pada penelitian ini memiliki
dari mulai nasabah datang untuk diberikan pengaruh tidak signifikan positif terhadap
layanan sampai dengan terselesaikan kepuasan (satisfaction) dan hasil analisis
layanan tersebut sehingga diharapkan deskriptif pada indikator “Jam Operasional
adanya peningkatan disiplin proses dalam Kantor” menunjukkan total skor indikator
penggunaan waktu dari layanan yang yang dimiliki merupakan skor terendah dari
diberikan kepada nasabah. indikator lain yaitu sebesar 498. Untuk itu
Dalam variabel jaminan (assurance), sebaiknya Bank BTPN perlu melakukan
hasil uji hipotesis pada penelitian ini perubahan dan perbaikan atas jam layanan
memiliki pengaruh tidak signifikan positif buka kantor di jam 08.30 serta konsistensi
terhadap kepuasan (satisfaction) dan hasil layanan dimulai pada waktu yang telah
analisis deskriptif pada indikator “Karyawan ditentukan sehingga diharapkan nasabah
telah dipersiapkan dengan baik oleh Bank tidak menunggu lama dan layanan segera
BTPN untuk melakukan pekerjaan mereka” dapat dirasakan tepat jam layanan dibuka.
menunjukkan total skor indikator yang Begitu pula sebaiknya Bank BTPN
dimiliki merupakan skor terendah dari melakukan penyesuaian kembali pada
indikator lain yaitu sebesar 506. Untuk itu konsep layanan yang lebih dapat
sebaiknya Bank BTPN perlu mengevaluasi memberikan layanan perhatian secara
dan memperbaiki kembali pada modul pribadi dan individu kepada nasabah serta di
program ataupun pelaksanaan pemberian sisi lain pun melihat telah adanya nasabah
pelatihan-pelatihan layanan, hal ini dapat premium, maka sebaiknya dilakukan
dilakukan secara rutin dan berkelanjutan pengembangan bisnis pendanaan RFB
serta dapat dipastikan untuk diketahui dan (Retail Funding Business) melalui konsep
dipahami bukan hanya pada level manager Priority Banking Service, dimana tentunya
ataupun supervisor akan tetapi sampai nasabah premium akan merasakan
kepada pelaksana sebagai user yang perbadaan atas layanan yang diterima.
berinteraksi langsung dengan nasabah. Dengan upaya ini diharapkan layanan lebih
Begitu pula sebaiknya Bank BTPN secara personal dan perhatian secara pribadi
membedakan job description sebagai fungsi serta individu untuk memahami kebutuhan
kontrol dalam layanan dengan job nasabah dapat dirasakan lebih baik dengan
description fungsi kontrol pada transaksi telah menumbuhkan kepuasan atas empati
operasional sehingga layanan dapat dalam suatu layanan yang diberikan.
diterapkan secara baik dan konsisten, di sisi Dalam variabel bukti fisik (tangible),
lain pun CS (Customer Service) dan Juru pada indikator “Fasilitas Fisik Sesuai
Bayar (Teller) dapat terbantu dalam Layanan” dan indikator “Peralatan Kantor
menyelesaikan transaksi operasional dengan Terbaru” menunjukkan dari hasil analisis
sesuai waktu dan cepat disetiap transaksi deskriptif dengan total skor yang sama dan
yang diinginkan nasabah. Dengan upaya ini memiliki skor terendah dari indikator lain
diharapkan Bank BTPN telah lebih baik yaitu sebesar 479. Untuk itu sebaiknya Bank
dalam mempersiapkan karyawan untuk BTPN perlu terus berinovasi dalam
melakukan pekerjaannya dengan melakukan perubahan fasilitas fisik yang
mempunyai rasa percaya diri atas dimiliki dengan lebih menyesuaikan dari
kemampuan yang dimiliki dan dapat layanan yang dimiliki dan senantiasa
dijalankan secara konsisten dalam melakukan perubahan pada peralatan kantor
106
Journal of Business and Banking Volume 3, No. 1, May 2013, pages 93 – 108
107
ISSN 2088-7841 Pengaruh Dimensi Kualitas … (Bindi Febry Idham)
108