Analisis Pajak Pinjaman Intragroup
Analisis Pajak Pinjaman Intragroup
                                                                                                                                             19
TINJAUAN TEORITIS                                       dan kelaziman usaha menururt Darussalam
1. Konsep TaxAvoidance                                  (2013, 92) yang mengutip OECD Guidelines
     Menurut Danny dan Darussalam (2009, 1),            berawal dari premis bahwa kondisi hubungan
tax avoidance biasanya diartikan sebagai suatu          komersial dan keuangan dari transaksi yang
skema transaksi yang ditujukan untuk                    dilakukan oleh perusahaan independen
meminimalkan beban pajak dengan                         ditentukan oleh kekuatan pasar. Sedangkan
memanfaatkan kelemahan kelemahan    -                   kekuatan kontrol yang dimiliki oleh pihak yang
( loophole ) ketentuan perpajakan suatu negara.         berafiliasi dapat mendorong keputusan bisnis
Hal ini sesuai dengan kepentingan perusahaan            yang tidak mengacu pada pertimbangan rasional.
yang berorientasi laba, baik perusahaan domestik        Prinsip kewajaran dan kelaziman usaha
maupun multinasional.                                   diletakkan dalam tiga lapisan hierarki, yaitu
     Danny dan Darussalam               ( 2009 , 1 )    kewajaran dan kelaziman usaha pada: struktur,
berpendapat tax avoidance dibagi menjadi                perilaku dan kineija.
acceptable tax avoidance dan unacceptable tax                Analisis kesebandingan digunakan untuk
avoidance. Namun, masing-masing negara                  menilai kewajaran transaksi afiliasi. Oleh karena
memiliki pandangan berbeda tentang                      itu, diperlukan pembanding yang andal dan
batasannya. Dalam menghadapi skema-skema                memiliki derajat kesebandingan yang tinggi.
tax avoidance umumnya suatu negara                      Perlu dilihat atribut-atribut transaksi yang secara
menerbitkan ketentuan anti avoidance rule               material berpengaruh. Atribut-atribut tersebut
sebagai berikut.                                        disampaikan oleh Darussalam (2013, 142)
a. Specific Anti Avoidance Rule (SAAR), yaitu           tercermin dalam lima faktor kesebandingan yang
ketentuan anti penghindaran pajak atas transaksi        di anataranya adalah analisis fungsional.
seperti transfer pricing, thin capitalization, treaty       Tujuan dilakukannya analisis fungsional
shopping, dan Controlled Foreign Corporation            menurut Darussalam (2013, 109) adalah untuk
(CFC).                                                  mendapatkan informasi mengenai peran ,
                                                        tanggung jawab serta substansi ekonomi dari
b. General Anti Avoidance Rule (GAAR), yaitu            rangkaian transaksi dalam grup.
ketentuan anti penghindaran pajak untuk                 Darussalam (2013, 113-117) menulis bahwa
mencegah transaksi yang dilakukan oleh wajib            terdapat setidaknya tiga pertimbangan dalam
pajak yang semata - mata untuk tujuan                   melakukan analisis fungsional.
penghindaran pajak atau transaksi yang tidak            1) Identifikasi proses bisnis yang relevan.
mempunyai substansi bisnis.                             2) Ketentuan kontrak.
                                                        3) Derajat keterlibatan pihak-pihak dalam
2. Konsep transfer pricing.                                  aktivitas.
     Transfer pricing dalam perspektif
perpajakan menurut Darussalam (2013, 9)                 3. Pendanaan Internal.
“ adalah suatu kebijakan harga dalam transaksi               Pendanaan internal menurut Bambang
yang dilakukan oleh pihak - pihak yang                  Riyanto (2004, 25) dalam bukunya Dasar-Dasar
mempunyai hubungan istimewa.” Proses                    Pembelanjaan Perusahaan adalah bentuk dana
kebijakan tersebut menentukan pula besaran              dimana pemenuhan kebutuhan dananya berasal
penghasilan dari setiap entitas yang terlibat.          dari dalam perusahaan itu sendiri, di antaranya
     Dalam article 9 OECD Model, hubungan               dalam bentuk dana dari pemilik perusahaan.
istimewa diartikan sebagai hubungan antara dua               Pendanaan internal dari pemilik perusahaan
atau lebih entitas yang memiliki partisipasi            dapat berupa utang/ pinjaman dan modal. Khusus
secara langsung maupun tidak langsung dalam             perusahaan grup , dapat memanfaatkan
manajemen, penguasaan atau penyertaan modal.            pendanaan dari perusahaan afiliasinya. Salah
     Disebutkan oleh Darussalam (2013: 69),             satunya berbentuk pinjaman yang dikenal dengan
article 9 OECD Model juga menyatakan bahwa              istilah intercompany loan.
suatu negara diperbolehkan melaksanakan                      Pinjaman dalam ilmu akuntansi
kewenangan domestiknya dalam mengoreksi                 dikategorikan dalam definisi kewajiban .
transfer pricing dalam hal: (1) terdapat transaksi      Menurut PSAK Nomor 57, “ Kewajiban adalah
di antara entitas yang memiliki hubungan                kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa
istimewa; dan (2) transaksi tersebut tidak sesuai       masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan
dengan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha.           mengakibatkan pengeluaran sumber daya
     Pemahaman mengenai prinsip kewajaran               entitas.”
20
    Menurut PSAK Nomor 26 tentang Biaya                empat tipe financial distress sebagai berikut.
Pinjaman yang diadopsi dari IAS 23 Borrowing           a. Economic failure.
Costs, disebutkan bahwa “ Biaya pinjaman adalah           Kondisi ini teijadi ketika perusahaan tidak
bunga dan biaya lain yang ditanggung entitas           dapat menutupi total biayanya, termasuk cost of
sehubungan dengan peminjaman dana.                     capital.
   Karakteristik utang/ pinjaman dibanding             b. Businessfailure.
modal menurut Darussalam (2013, 438) yang                  Kondisi ini terjadi ketika bisnis
mengutip Marjana Helminen dapat dilihat pada           menghentikan operasinya akibat kerugian
Tabel 2.                                               kepada kreditur.
                                                       c. Insolvency.
Tabel 2. Karakteristik Utang dan Penyertaan Modal      1) Technical insolvency, kondisi ini teijadi jika
           Utang                Penyertaan modal       perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban
          Dana akan              Dana hanya akan       lancamya.
     dikembalikan sesuai        dikembalikan pada
      jangka waktu yang            saat likuidasi      2) Insolvency in Bancruptcy, kondisi ini teijadi
       telah ditetapkan                                jika nilai buku utang lebih besar dari nilai pasar
     Imbalan dari utang             Imbalan dari       aset.
     tetap harus dibayar         penyertaan modal
     meskipun penerima             tergantung dari     d. Legal bankruptcy, kondisi ini teijadi saat
          utang dalam              performa usaha      perusahaan sudah bangkrut secara hukum.
       keadaan merugi             penerima modal
        Dalam keadaan           Hak pemberi modal
      likuidasi, kreditor       atas aset adalah hak   METODE PENELITIAN
         memiliki hak               tagih terakhir     1. Model penelitian.
     prioritas untuk atas          setelah kreditor
              asset                                        Penelitian ini menggunakan metode
         Kreditor tidak          Pemberi modal         kualitatif deskriptif, pendekatan grounded
       memiliki kontrol          memiliki control      theory, dan analisis induktif. Penelitian kualitatif
        atas perusahaan          atas perusahaan
                                                       menurut Creswell (2014, 4) merupakan metode
Sumber: Darussalam, Transfer pricing: Ide,             eksploratif untuk memahami permasalahan yang
Strategi, dan Panduan Praktis dalam Perspektif Pajak   teijadi karena kehidupan sosial. Analisis induktif
Intemasional (Jakarta: DDTC, 2013), hal. 438.          menurut Sekaran (2006, 36), “ ...merupakan
                                                       proses di mana kita mengamati fenomena
    OECD tidak secara khusus memberi                   tertentu dan berdasarkan hal tersebut tiba pada
perhatian kepada transaksi pendanaan internal.         kesimpulan” .
Namun, OECD Report 1979 Bab V menyatakan               2. Prosedur penelitian.
ada dua hal yang harus dilakukan sebelum                    Uma Sekaran (2006, 73) dalam bukunya
menentukan tingkat bunga wajar pada pendanaan          “ Research Methods for Business” menjelaskan
internal berupa pinjaman, yaitu menganalisis           langkah-langkah penelitian, yaitu pengamatan
substansi transaksi dan kelaziman syarat dalam         hingga pengambilan keputusan. Maka prosedur
                                                                       —— —
peijanjian pinjaman. Lebih lanjut pada OECD            dalam penelitian kualitatif non hipotesis ini dapat
Guideline 2010 Paragraf 1.65 menyatakan bahwa          dilihat pada Gambar 1.
apabila suatu transaksi tidak terbukti secara
                                                                       Gantar l. Prosedur Pesditun
substansi sebagai pinjaman maka otoritas pajak
berwenang melakukan reklasifikasi menjadi
transaksi penyertaan modal dan mengenakan                    ^
                                                         Fikta ktidi
                                                           tapangan
                                                                                 Mailah
                                                                                pandctiao
                                                                                                      Pmanyatn
                                                                                                       ptntfitkn
pajak sesuai hasil reklasifikasi tersebut.                                                                i
     Analisis intercompany loan            berikut         Kcnn a               Proposal
dilakukan untuk menilai sejauh mana perusahaan                    ^
                                                           pcotfitan            Htpoteai             Landasaottcfl
intragrup berlaku rasional dalam memberikan                   i
pinjaman sesuai motif dan tujuannya.                                          Dceaeod&giin              Anitai
1) Analisis substansi transaksi.                          Wavancam             DcsodlspJsy             dedecptif
2) Analisis kelayakankredit.                                                                              I
3) Evaluasi syarat dan kondisi yang terkait.                                                           Ptaarikao
4) Estimasi tingkat bunga wajar.                                               Rtkcmtndari            keszmpulao
                                                                                                                     21
3. Objekpenelitian.                                HASIL PENELITIAN
     Objek penelitian dalam skripsi ini adalah         Wawancara dilaksanakan dengan 25
pokok sengketa dalam putusan pengadilan pajak      pertanyaan yang dikelompokkan dalam empat
terkait pinjaman tanpa bunga pada perusahaan       tema besar yaitu: karakteristik pinjaman tanpa
intragrup sesuai Tabel 1.                          bunga, kriteria pinjaman tanpa bunga, kondisi
4. Jenis data.                                     kesulitan keuangan dan peraturan pinjaman tanpa
     Jenis data yang digunakan dalam penelitian    bunga. Data hasil wawancara diolah melalui
ini adalah:                                        tahap memoing, coding, dan data display. Data
a. Data primer berupa hasil wawancara.             disajikan dalam bentuk tabel dan diagram .
     Wawancara akan dilakukan kepada:                  Analisis ini penulis lakukan dengan bantuan
1) DJP: perwakilan regulator dan fiskus.           bagan. Untuk menggambarkan hasil penelitian
2) Wajib Pajak: konsultan pajak dan tax center.    atas tema karakteristik pinjaman tanpa bunga,
3) Ahli Perpajakan: Widyaiswara pusdiklat          penulis menggunakan bagan pada Gambar 2
     pajak dan Profesor Perpajakan UI.             dimana pinjaman tanpa bunga dilihat karaktemya
b. Data sekunder, yaitu putusan pengadilan         sebagai pinjaman dan bedanya dengan
     pajak, jumal, buku, peraturan perpajakan di   penyerahan modal, serta karakteristik khususnya
     Indonesia mengenai pinjaman tanpa bunga,      yang bukan merupakan bagian dari pinjaman
     dan literatur lainnya yang terkait.           maupun penyerahan modal. Hasil penelitian
5. Cara pengumpulan data.                          mengenai analisis kriteria diperkenankannya
     Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan      pinjaman tanpa bunga digambarkan pada
data yang digunakan sebagai berikut.               Gambar 3 dimana harus memenuhi tes
1 ) Penelitian kepustakaan.                        kewajaran, kemanfaatan dan keberadaan. Selain
2) Metode wawancara.                               itu, kriteria tersebut juga dilihat dari sisi
     Peneliti menggunakan metode wawancara         pembanding yang ada di dunia intemasional.
semi terstruktur untuk mengumpulkan informasi      Tema ketiga tentang analisis kondisi kesulitan
yang relevan dengan topik penelitian.              keuangan digambarkan dalam Gambar 4 dimana
6. Metode pengolahan data.                         kondisi tersebut dilihat dari sudut pandang
                         -
     Neuman (2013, 562 569) dalam bukunya          tataran teori, sudut pandang lembaga jasa
“ Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan         keuangan serta sudut pandang industri sejenis.
Kualitatif dan Kuantitatif ’ menjelaskan tiga      Tema terakhir yang juga merupakan ringkasan
metode yang dapat digunakan untuk mengolah         dari ketiga tema utama sebelumnya digambarkan
data kualitatif.                                   pada Gambar 5 tentang analisis Pasal 12 PP
1) Penyandian dan pembentukan konsep, yaitu        Nomor 94 Tahun 2010 sebagai peraturan
menyusun data dalam satu rangkaian pokok           pinjaman tanpa bunga yang saat ini berlaku.
bahasan utama melalui proses open coding, axial    Berikut bagan hasil analisis tersebut.
coding, dan selective coding.
2) Penulisan memo analitis, yaitu mendoku      -    Gsmbx l. Anafaii Knlcteratik Pinjaman Tanpa Bunga
                                                                                 —
mentasikan dan menyususn berdasarkan kode                                  wBottPWCT
data yang telah ditetapkan sebelumnya.
3) Outcropping , yaitu menganalisis untuk
mendapatkan pemahaman yang utuh mengenai
                                                    KAAMCTOOTK
                                                      PBUtMJtM
                                                                      =
                                                                      c0
                                                                             OCNQAM
                                                                           PDfiVWW
                                                                             MOO
                                                                                *
                                                                                        <=>
                                                                                6 A pftmwNw
                                                                                M^krnA      .
                                                                                                 KHJ3U3
                                                                                                 PMMNM
                                                                                                TAtPAQUNGA
                                                                                MAMAi
jawaban dari masalah yang diteliti. Pemahaman             ft) A«)Mi                                  > «MyiQT>#o«w
tersebut disimpulkan dengan melihat kembali               UhMA                  toed
                                                                                                     waahftMdmt
22
                 .
Samfatl Antiirii Kriterii Dipakcnanlunoya Pmjimin Tanpa Bunga                                                      PEMBAHASAN
                                                                                                                   1. Karakteristik pinjaman tanpa bunga.
                                                          wmaow
  omMia
                         O                     «
                                                  =>                              =
                                                                                  «0          KHWM
                                                                                                                        Pinjaman dalam tataran akuntansi maupun
  —|                          |y*fr y
                                  ^            |
                                                                                                                                                                   23
d. PUT.44876/PP/M.V/15/2013                         Pembuktian ini menjadi beban berat pada
     Karakteristik utama pinjaman tanpa bunga       pelaksanaan kewajiban perpajakan jika
bahwa diberikan dalam rangka menjaga                dilakukan oleh WP. Sebaliknya jika beban
keberlangsungan usaha sudah sesuai. Namun,          pembuktian ada di DJP, DJP telah menambah tax
tambahan ekonomi berupa bunga menjadikan            collection cost.
transaksi ini tidak lagi sesuai karakteristik       2. Kriteria diperkenankannya pinjaman
pinjaman tanpa bunga.                                   tanpa bunga.
e. PUT.49894/PP/M.XV/15/2014                            Berdasarkan hasil analisis di atas, salah satu
     Transaksi ini belum dapat dikategorikan        karakteristik pinjaman tanpa bunga adalah teijadi
sebagai pinjaman hanya karena adanya kontrak        karena adanya hubungan istimewa. DJP memiliki
pinjaman . Kontrak pinjaman setidaknya              wewenang menilai kewajaran dan kelaziman
menerangkan karakteristik pinjaman tanpa bunga      terkait transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak
terkait peruntukan diberikannya pinjaman tanpa      yang memiliki hubungan istimewa. Hubungan
bunga dan waktu pengembalian yang jelas.            istimewa yang dimaksud adalah hubungan
f. PUT.51874/PP/M.XVA/12/2014                       istimewa pada UU PPh Pasal 18 ayat (4). Bahkan
     Transaksi pinjaman harus sesuai dengan         OECD Guideline 2010 Paragraf 1.65
karakteristik pinjaman, khususnya jika pinjaman     menyatakan bahwa apabila suatu transaksi tidak
tersebut tanpa bunga. Ketiadaan kontrak             terbukti secara substansi sebagai pinjaman maka
menjadikannya tidak sesuai salah satu               otoritas pajak berwenang melakukan
karakteristik pinjaman bahwa didasarkan atas        reklasifikasi menjadi transaksi penyertaan modal
kontrak. Adanya kontrak tanpa memberikan            dan mengenakan pajak sesuai hasil reklasifikasi
syarat akan dibayarkan kembali atau tidaknya        tersebut.
pokok pinjaman maka transaksi tersebut                   Narasumber sepakat bahwa transaksi
bukanlah pinjaman. Transaksi tersebut lebih         pinjaman tanpa bunga harus dilihat
mirip dengan penyertaan modal.                      kebenarannya. Kebenaran transaksi pinjaman
g. PUT.51875/PP/M.XVA/ l 2/2014                     tanpa bunga ketika transaksi tersebut
     WP berpendapat transaksi ini adalah            mencerminkan kewajaran . Hal tersebut
penyerahan modal. Namun, tidak ada dokumen          dilakukan untuk menghindari upaya tax
pendukung berupa kontrak maupun akte                avoidance yang mungkin dilakukan melalui
penyertaan modal. Untuk menentukan suatu            transaksi pinjaman tanpa bunga. Dalam hal ini
transaksi memiliki substansi sebagai pinjaman       adalah skema transfer pricing atas transaksi
tanpa bunga atau penyertaan modal, menurut          pinjaman tanpa bunga.
penulis harus dikembalikan kepada karakteristik          Dalam transaksi pinjaman tanpa bunga yang
masing-masing jenis transaksi. Tidak serta merta    hanya teijadi pada perusahaan intragrup, maka
tidak adanya imbalan berarti bukan pinjaman         analisis fungsional sebagai salah satu atribut
tanpa bunga. Transaksi dikatakan sebagai            dalam analisis kesebandingan digunakan .
pinjaman tanpa bunga di antaranya karena            Analisis fungsional melihat kewajaran dan
memiliki kontrak pinjaman.                          kelaziman kondisi suatu transaksi dari sisi fungsi,
h. PUT.58582/PP/M.VIB/12/2014                       risiko dan aset. Analisis fungsional ini terdapat
     WP berpendapat dana yang diterimanya           pada lampiran SE-50/PJ/2013. Selain itu,
merupakan modal yang belum diaktekan. Perlu         lampiran SE-50/PJ/2013 juga memberikan
dilihat apakah dana tersebut akan dikembalikan      petunjuk dalam melakukan analisis bunga
dalam jangka waktu tertentu . Tujuan                pinjaman. Narasumber menganalogikan analisis
diberikannya dana untuk memenuhi penyertaan         tersebut ke dalam tiga tes yaitu tes keberadaan,
modal atau membantu keberlangsungan usaha           tes kemanfaatan , dan tes kewajaran dan
juga perlu dilihat.                                 kelaziman. Analogi ini disesuaikan dengan tiga
     Sengketa terkait karakteristik pinjaman        pertimbangan dalam analisis fungsional seperti
tanpa bunga terkesan selesai dengan pembuktian      disebutkan sebelumnya. Analisis fungsional dan
di depan hakim pengadilan pajak. Akan tetapi,       analisis bunga pinjaman dalam SE-50/PJ/2013
dengan melihat analisis hasil penelitian terhadap   sedikit banyak telah sesuai dengan analisis
putusan banding di atas kita memahami bahwa         fungsional dan analisis intercompany loan
ketiadaan karakteristik pinjaman khususnya          OECD yang berisi: analisis FAR, analisis
pinjaman tanpa bunga menjadikan beban               substansi transaksi, analisis kelayakan kredit,
pembuktian tidak memiliki dasar dan berlanjut       evaluasi syarat dan kondisi yang terkait serta
dari satu pembuktian kepada pembuktian lain.        estimasi tingkat bunga wajar.
24
    Hasil pengolahan data menunjukkan urutan        dari dana pemberi pinjaman sendiri. Alasan WP,
prioritas pengujian yang harus dilakukan sebagai    hal ini dilakukan untuk menjaga arus kas
langkah menentukan kriteria diperkenankannya        penerima pinjaman agar dapat beroperasi
pinjaman tanpa bunga, yaitu tes kewajaran dan       membayar biaya operasionalnya.
kelaziman usaha, tes kemanfaatan, serta tes              Hal-hal yang seharusnya tercermin dalam
keberadaan.                                         kriteria diperkenankannya pinjaman tanpa bimga
    Berdasarkan hasil penelitian, kriteria ideal    adalah lazim secara skema dan perilaku usaha.
pinjaman tanpa bunga setidaknya mencakup hal-       Pemberian pinjaman tanpa bunga dari kreditor
halberikut:                                         menggunakan dana milik pihak ketiga artinya
a. Lazim skema transaksi dan perilaku               penerima pinjaman dapat langsung meminjam
    usahanya;                                       kepada pemilik dana sendiri tanpa melalui
b. Ada manfaat ekonomi yang diberikan               kreditor tersebut. Kondisi ini membuat skema
    kepada debitor yang membutuhkan suntikan        transaksi ini tidak lazim. WP perlu memahami
    likuiditas melalui analisis rasio;              lebih lanjut pengujian transaksi dan tujuannya
c. Tidak ada bunga yang diberikan kepada            yang tercermin dalam empat kriteria
    kreditor;                                       diperkenankannya pinjaman tanpa bunga.
d. Debitor berlebih dalam pendanaan;                c. PUT.46740/PP/M.XI/12/2013
e. Diperbolehkan imtuk debitor luar negeri               Dalam transaksi ini, surat peijanjian ada
    asalkan memberi keuntungan pada negara;         dengan tujuan untuk membantu kelangsungan
f. Tercantum jelas dalam kontrak dan terdapat       usaha. Namun menurut fiskus, transaksi tersebut
    buktialirandana;                                tidak memenuhi salah satu kriteria
g. Tidak untuk memanfaatkan tax benefit.            diperkenankannya pinjaman tanpa bunga, yaitu
                                                    dana milik pemegang saham sendiri. Menurut
                                                    penulis, meskipun karakteristik transaksi ini
    Pokok sengketa tentang kriteria pinjaman
                                                    cukup jelas diidentifikasi tetapi transaksi ini tidak
tanpa bunga terdapat pada putusan banding           mencerminkan kewajaran sesuai empat kriteria
berikut.                                            yang diberikan. Pinjaman tanpa bunga yang
a. PUT.31201/PP/M.XV/15/2011                        diberikan menggunakan dana pihak ketiga
    Saat memberikan pinjaman tanpa bimga            artinya penerima pinjaman dapat langsung
kepada debitor, kreditor dalam keadaan merugi.      meminjam kepada pemilik dana sendiri tanpa
Saat itu, debitor dinilai layak menerima pinjaman   melalui kreditor tersebut. Kondisi ini membuat
tersebut karena sedang dalam kesulitan              skema transaksi ini tidak lazim.
keuangan. Berdasarkan hasil penelitian, kriteria
diperkenankannya pinjaman tanpa bunga berupa
                                                    3. Kondisi kesulitan keuangan.
kondisi pemberi pinjaman yang tidak merugi
adalah upaya pengujian kelaziman dan
kewajaran usaha. Pemberian pinjaman tanpa                                                -
                                                         Menurut Fachrudin (2008,2 3), financial
bunga diberikan karena adanya dana berlebih         distress terdapat empat tipe. sebagian besar
pada pemberi pinjaman guna disalurkan sebagai       narasumber menyatakan tahap insolvensi
investasi pada afiliasinya tanpa mengharapkan       merupakan tahap yang paling sesuai untuk
pengembalian berupa bunga. Jika pemberi             menerjemahkan kondisi kesulitan keuangan
pinjaman dalam kondisi merugi, maka dia masih       sehingga suatu perusahaan layak mendapatkan
mengharapkan pengembalian atas setiap dana          pinjaman tanpa bunga . Alasan yang
yang diinvestasikan. Perilaku lazim perusahaan      dikemukakan oleh narasumber adalah karena
adalah mempertahankan keberlangsungan               kondisi business failure maupun economic
usahanya sesuai separate entity approach. Maka      failure masih memungkinkannya menerima
transaksi dalam putusan banding ini tidak wajar.    pinjaman dengan bunga. Hal tersebut sesuai
WP perlu memahami lebih lanjut pengujian            dengan pendapat Khaira Amalia Fachrudin
transaksi dan tujuannya yang tercermin dalam        (2008, 2) yang mengutip Brigham dan Daves.
empat kriteria diperkenankannya pinjaman tanpa      Kondisi ini juga sesuai dengan hasil wawancara
bunga.                                              terkait sudut pandang LJK berupa bank dalam
                                                    menilai kesulitan keuangan calon debitomya.
b. PUT.44876/PP/M.V/15/2013
                                                    Diperlukan analis kredit handal untuk melihat
    WP tidak memenuhi keempat syarat
                                                    kemampuan membayar kembali pokok
kumulatif diperkenankannya pinjaman tanpa           pinjaman.
bunga, yaitu pada kriteria dana pinjaman berasal
                                                                                                      25
    Berdasarkan hasil penelitian di atas,                 melalui pengujian dokumen seperti otoritas
kesulitan keuangan yang merupakan kriteria                pajak Kamboja, pembedaan perlakuan
diperkenankannya pinjaman tanpa bunga adalah              afiliasi WP domestik dan asing oleh otoritas
perusahaan dalam kondisi insolvensi, rasio                pajak Singapura, GAAR Australia, dan
likuiditasnya serta arus kasnya di bawah industri         batas kondisi likuiditas debitor serta batas
sejenis di lokasi yang sama, namun masih layak            tanggung jawab kreditor seperti otoritas
menerima pinjaman seperti hasil analis kredit             pajak Afrika Selatan.
bank.                                                2.b. Kriteria diperkenankannya pinjaman tanpa
    Pokok sengketa tentang kondisi kesulitan              bunga saat ini sudah mencerminkan
keuangan terdapat pada putusan banding nomor              kewajaran transaksi berdasarkan analisis
PUT.31201 /PP/M.XV/15 / 2011 dengan isi                   fungsional karena sudah mencakup ketiga
sengketa kondisi kesulitan keuangan diakui WP             pengujian. Meskipun demikian, terdapat
dengan adanya kerugian sedangkan menurut                  beberapa kriteria yang di lapangan
fiskus rasio likuiditasnya masih tergolong likuid.        dipahami berbeda oleh WP, yaitu kriteria
Menurut penulis, kondisi merugi belum                     dana milik pemberi pinjaman sendiri dan
menjadikan sebuah perusahaan layak menerima               kriteria pemberi pinjaman tidak sedang
pinjaman tanpa bunga. Kondisi ini harus dilihat           merugi. WP perlu memahami lebih lanjut
lebih jauh pada rasio likuiditas perusahaan dan           mengenai pengujian dan tujuannya yang
arus kasnya. Jika memungkinkan, kondisi ini               tercermin pada empat kriteria
dapat dibandingkan dengan kondisi industri                diperkenankannya pinjaman tanpa bunga
sejenis di lokasi yang sama.                              Pasal 12 PP Nomor 94 Tahun 2010.
                                                     3. Koridor kondisi kesulitan keuangan
SIMPULAN                                                  sebagai salah satu kriteria
 1. Karakteristik pinjaman tanpa bunga pada               diperkenankannya pinjaman tanpa bunga
     perusahaan intragrup adalah akan dibayar             pada perusahaan intragrup dapat dilihat dari
     kembali, berdasarkan kontrak, jelas waktu            tataran teori, sudut pandang LJK dan sudut
     jatuh temponya, bentuk pendanaan internal,           pandang industri sejenis. Berdasarkan tiga
     untuk keberlangsungan usaha, tanpa                   sudut pandang tersebut, koridor kondisi
     imbalan , diberikan karena hubungan                  kesulitan keuangan dalam transaksi
     istimewa, tanpa menambah kemampuan                   pinjaman tanpa bunga ini adalah perusahaan
     kontrol perusahaan, merupakan dana lebih             dalam kondisi insolvensi, rasio
     kreditor. Sampai saat ini belum ada regulasi         likuiditasnya serta arus kasnya di bawah
     yang mengakomodir karakteristik ini.                 industri sejenis di lokasi yang sama, namun
2.a. Pinjaman tanpa bunga merupakan transaksi             masih layak menerima pinjaman seperti
     khusus yang dilakukan hanya oleh                     hasil analis kredit bank. Sampai saat ini
                 -
     perusahaan perusahaan yang memiliki                  belum ada penjelasan lebih lanjut tentang
     hubungan istimewa sehingga diperlukan                koridor kondisi kesulitan keuangan yang
     kriteria untuk menilai kewajarannya dalam            dimaksud pada pasal 12 ayat (1) PP Nomor
     rangka mencegah upaya tax avoidance .                94 Tahun 2010.
     Saat ini, DJP memiliki empat kriteria
     diperkenankannya pinjaman tanpa bunga.          SARAN
     Langkah identifikasi kewajaran pada             1. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa
     transaksi p i n j a m a n t a n p a b u n g a      karakteristik pinjaman tanpa bunga
     menggunakan analisis fungsional. Lebih             dikembalikan kepada karakteristik pinjaman
     lanjut pada analisis intercompany loan             yang belum memiliki definisi pasti.
     OECD. Di Indonesia, pelaksanaan analisis           Karakteristik khusus atas pinjaman tanpa
      tersebut tertuang pada lampiran SE-               bunga dipahami sama oleh ketiga pihak
     50/PJ/2013. Kriteria yang mencerminkan             narasumber. Sebaiknya DJP perlu membuat
      kewajaran transaksi pinjaman tanpa bunga          aturan lebih detail terkait karakteristik
     berdasarkan analisis OECD dan lampiran             p i n j a m a n. L e b i h l a n j u t D J P p e l u
        -
     SE 50/PJ/2013 terkait tiga pengujian, yaitu        menjelaskan substansi pinjaman tanpa bunga
     kewajaran dan kelaziman, kemanfaatan dan           diberikan melalui kewenangan Direktorat
     keberadaan. Hasil pembandingan dengan              Peraturan Perpajakan 2. Hal ini dapat berupa
     negara lain menunjukkan analisis yang              penjelasan atas Pasal 12 PP Nomor 94 Tahun
     tidak jauh berbeda. Terdapat beberapa              2010 atau penjelasan dalam peraturan di
     perlakuan pinjaman tanpa bunga di negara           bawahnya berupa Peraturan Menteri
     lain yang dapat diadopsi dalam regulasi            Keuangan (PMK).
     otoritas pajak Indonesia. Di antaranya,
26
 -
2.       Tetdapat beberapa kriteria yang
dipahami berbeda oleh WP di lapangan, yaitu
                                                      Copeland dan Weston. • 1992. Manajeriah
                                                                  ,
pinjaman tanpa bimga. Hal ini dapat dilakukan         Creswell, John W. 2013. Penelitian Kualitatif
melalui penyamaan persepsi konsultan pajak atas              dan Desain Riset Edisis 3.Thousan Oaks
tujuan adanya kriteria diperkenankannya                      California: SAGE Publication, ••
pinjaman tanpa bunga.                                                   c                  1         /
3. Koridor kesulitan keuangan dalam Pasal 12          Darussalam, Septriadi, Danny dan Kristiaji, B.
     ayat (1) PP Nomor 94 Tahun 2010 dipahami                Bawono. 2013. Transfer Pricing: Ide,
     berbeda oleh ketiga pihak narasumber. WP                Strategi, dan panduan Praktis dalam
     berpendapat kondisi merugi sudah dapat                  Perspektif Pajak Intemasional. Jakarta:
     dijadikan acuan. Fiskus berpendapat haras               Danny Darussalam Tax Center.
     melihat arus kas dan insolvensinya.
     Akademisi berpendapat kondisi ini tidak          Fachradin, Khaira Amalia. 2008. Kesulitan
     dapat didefinisikan karena terlalu dinamis              Keuangan Perusahaan dan Personal.
     dan spesifik setiap WP. Oleh karena itu, perlu          Medan: USUPress.
     penjelasan atas Pasal 12 ayat (1) PP Nomor
     94 Tahun 2010 terkait kondisi kesulitan          Hansen, Don R. dan Mowen, MaryanneM. 2012.
     keuangan yang khusus dijadikan kriteria                 Akuntansi Manajerial Buku 1 Edisi 8.
     sebuah perusahaan layak menerima                        Jakarta: SalembaEmpat.
     pinjaman tanpa bunga. Penjelasan ini dapat
     berapa penjelasan atas pasal dalam PP atau       Hamanto. 2003. Akuntansi P.erpajakan Edisi
     penjelasan dalam peraturan di bawahnya                 Pertama.Yogyakarta: BPFE.
     berapa PMK.
4. Dalam pelaksanaan Pasal 12 ayat (2) PP             Harold, J. 2013. Indian Intercompany Loans
     Nomor 94 Tahun 2010 terdapat gap. Fiskus                Legislation. Journal of International
     melakukan koreksi atas pinjaman tanpa                   Taxation.
     bunga dan membebankan kewajiban PPh 23
     atas bunga. Padahal, pihak WP maupun             Neuman, W. Lawrence. 1991. Social Research
     akademisi sepakat bahwa PPh 23 atas bunga              Methods: Qualitative and Quantitative
     merapakan secondary adjusment setelah                  Approaches. Needham Heights: A
     bunga dibayarkan atau akan dibayarkan                  Viacom Company.
     sesuai amanah dalam Pasal 23 UU PPh.
     Diperlukan peningkatan kapabilitas fiskus        Nugroho, M. Iqbal Dwi. Analisis Prediksi
     terkait hal ini melalui kewenangan                     Financial Distress dengan
     Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan.                   Menggunakan Model Altman Z-Score
     Peningkatan kapabilitas ini dapat berapa                                      .
                                                             Modifikasi 1995 Semarang: Skripsi
     diklat atau in house training kepada                   Mahasiswa Universitas Diponegoro,
     pemeriksa pajak.                                       2012.
                                                      Radhakrishnan Gopalan Vikram Nanda Amit
DAFTAR REFERENSI
Buku
                                                                               _
                                                             Sera. 2007. A liated Firms and Financial
                                                             Support: Evidence from Indian Business
                                                             Groups. Journal of Financial Economics
Brealey, Myers dan Marcus. 2009. Dasar-Dasar                 86.
        Manajemen Keuangan Perusahaan.
        Jakarta: Erlangga.                            Rahayu, Ning. 2008. Praktik Penghindaran Pajak
                                                             oleh Foreign Direct Investment
Brown, K. B. 2012. A Comparative Look at                     Berbentuk Perseroan Terbatas
       Regulation of Corporate Tax Avoidance.                Penanaman Modal Asing. Jumal Ilmu
       New York: Springer.                                   Administrasi Negara, Volume 10, Nomor
                                                             2, Juli 2010: 171 180 -
                                                                                                                 27
                          .   .
Riyanto, Bambang 2004 Dasar Dasar
      Pembelanjaan Perusahaan.Yogyakarta:
                                               -               Mempunyai Hubungan Istimewa.
                                                               Jakarta: Direktur Jenderal Pajak, 2010.
       BPFE UGM.
             -                                                 . Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Sawir, Agnes. 2004. Kebijakan Pendanaan dan                                   -
                                                               Nomor: PER 23/PJ/2013 tentang
        Restrukturisasi Perusahaan.Jakarta: PT                                            .
                                                               Standar Pemeriksaan Jakarta: Direktur
       Gramedia Pustaka  .                                     Jenderal Pajak, 2013.
Sea Jin Chang and Jaebum Hong. 2000.                           . Surat Penegasan Direktur Jenderal
       Economic Performance of Group               -                           . -
                                                               Pajak Nomor S 165/PJ.312/1992
       Affiliated Companies in Korea:                          tentang Pinjaman Tanpa Bunga dari
       Intragroup Resource Sharingand                                            .
                                                               Pemegang Saham Jakarta: Direktur
       Internal Business Transactions. The                     Jenderal Pajak, 1992   .
       Academy of Management Journal, Vol
       43,No.3   .                                             . Surat Penegasan Direktur Jenderal
                                                               Pajak Nomor.S 89/PJ 311/2000 tentang
                                                                              -           .
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for                       Pinjaman Tanpa Bunga dan Pemegang
       Business.Jakarta:SalembaEmpat.                                  .
                                                               Saham Jakarta: Direktur Jendpral Pajak,
                                                               2000.
Subramanyam, KJL dan Wild, John J 2013         .   .
      Analisis Laporan Keuangan Jakarta:   .           General Department of Taxation. Article 18 Law
       SalembaEmpaL                                           on Taxation (LOT), Circular 1707              .
                                                              Cambodia: General Department of
        .        .
Sugiyono 2003 Metode Penelitian Bisnis.                       Taxation, 2013.
Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas.
                                                       Ikatan Akuntan Indonesia. Pemyataan Standar
Supramono dan Damayanti, Theresia Wore.                                                       . .
                                                               Akuntansi Keuangan No 7 Jakarta:
      2010. Perpajakan Indonesia                   .           Ikatan Akuntan Indonesia, 2009.
      Yogyakarta:CV Andi Offset.
                                                               . Pemyataan Standar 4 kuntansi
Triawan, Dani AdedanKodoatie, Johanna Maria.                                  . .
                                                               Keuangan No 26 Jakarta: Ikatan
             .
       2012 Penggalian Potensi PPh atas                        AkuntanIndonesia, 2011.
       Dividen Sebagai Upaya Peningkatan
       Penerimaan Pajak di KPP Madya                             . Pemyataan Standar Akuntansi
       Semarang. Diponegoro Journal Of                                        . .
                                                               Keuangan No 50 Jakarta: Ikatan
       Economics Volume 1, No I   ..                           Akuntan Indonesia, 2010.
                 ..
Van Dor Vlies, I C dan Doludjawa, Linus. 2005      .            . Pemyataan Standar Akuntansi
       Buku Pegangan Perancang Peraturan                                      . . .
                                                              Keuangan No 57 Jakarta: Ikatan
                          -
       Perundang Undangan Jakarta:     .                      Akuntan Indonesia, 2009
                     —
       Direktorat Jenderal Peraturan
       Penmdang Undangan
Peraturan
                              .                        Inland Revenue Authority of Singapore
                                                              Suplementary TP Guidelines for related
                                                                                      .
                                                              party loan Singapore Singapore: Inland
                                                                                                            .
                          .
Australian Tax Office Taxation Administration
                                                              RevenueAuthority of Singapore, 2009       .
            ..
        Act Australia: Australia Tax Office,
        1953
                                                       Internal Revenue Services. Code 7872
                                                              Washington: Internal Revenue Service,
                                                                                                            .
                                                               1984.
        Australia Tax Office, 1936.
                                           .
        . Income Tax Assessment Act Australia:
                                                       International Accounting Standard Board (IASB)       .
                                                                2007. International Accounting Standard
Central Board for Direct Taxes. Income Tax Act
        New Delhi: Central Board for Direct
                                                   .            23Borrowing Cost  .
        Taxes, 1961   .                                       .   2009. International Accounting
                                                               Standard 24 Related Party Disclosures    .
Direktur Jenderal Pajak. Peraturan Direktur
        Jenderal Pajak Nomor: PER                  -          .
                                                              ,  2009. International Accounting
        32/PJ/201I tentang Perubahan atas                      Standard 37 Provisions, Contingent
        Peraturan Direktur Jenderal Pajak                      Liabilities and Contingent Assets    .
                          -
        Nomor Per 43/ Pj/ 2010 tentang
        Penerapan Prinsip Kewajaran dan
                                                              , 2012. Internationa! Accounting
                                                               Standard 32 Financial Instrument:
        Kelaziman Usaha Dalam Transaksi                        Presentation
        Antara Pajak dengan Pihak Yang
28
Menteri Keuangan . Peraturan Tata Cara                                   ws/ Risalah.asp (diakses 26 Maret 2015).
        Pemeriksaan . Peraturan Menteri                                  . 2013. Putusan Banding Nomor
        Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013.                                   P U T. 4 4 8 7 6 / P P / M . V / 1 5 / 2 0 1 3 .
National Tax Agency of Japan. Corporate Tax Law                          http://www.setpp.depkeu .go.id /ind / Ne
        37 & 35-2. Tokyo: National Tax Agency                            ws/ Risalah.asp (diakses 16 Mei 2015).
        of Japan, 2007.
                                                                         . 2013. Putusan Banding Nomor
OECD. OECD Model Tax Convention. Paris:                                  P U T. 4 6 7 4 0 / P P / M . X I / l 2 / 2 0 1 3 .
OECD Publishing, 2010.                                                   http://www.setpp.depkeu.go.id / ind / Ne
        . OECD Transfer Pricing Giudelines for                           ws/ Risalah.asp (diakses 22 Maret 2015).
Multinational Enterprises and TaxAdministration                          . 2014. Putusan Banding Nomor
2010. Paris: OECD Publishing, 2010.                                      P U T. 4 9 8 9 4 / P P I M.X V / 1 5 / 2 0 1 4 .
Republik Indonesia. Undang Undang Pajak -
       Penghasilan. Undang-Undang Republik
                                                                         http://www.setpp.depkeu.go.id / ind / Ne
                                                                         ws/ Risalah.asp (diakses 26 Maret 2015).
       Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang
       Perubahan Keempat atas Undang-                                    . 2014. Putusan Banding Nomor
       Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang                                 PUT.518 7 4 / P P / M . X V A / 1 2 / 2 0 1 4 .
       Pajak Penghasilan.                                                http://www.setpp.depkeu.go.id /ind / Ne
                                                                         ws/ Risalah .asp (diakses 25 Mei 2015).
       . Peraturan Penghitungan Penghasilan
       Kena Pajak dan Pelunasan Pajak                                    . 2014. Putusan Banding Nomor
       Penghasilan dalam Tahun Berjalan.                                 P U T. 5 1 8 7 5 / P P / M . X V A / l 2 / 2 0 1 4 .
       Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun                               http:// www.setpp.depkeu .go.id /ind / Ne
       2010.                                                             ws/ Risalah.asp (diakses 31 Maret 2015).
       . Peraturan Tata Cara Pelaksanaan Hak                             . 2014. Putusan Banding Nomor
       dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.                               P U T. 5 8 5 8 2 / P P / M . V I B / 1 2 / 2 0 1 4 .
       Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun                               http://www.setpp.depkeu .go.id /ind/ Ne
       2011.                                                             ws/ Risalah .asp (diakses 4 Februari 2015).
South Africa Revenue Services. Income Tax Act.
       South Africa: South Africa Revenue                         The Income Tax Appellate Tribunal. 2011.
       Services, 1962.                                                  Putusan Banding Nomor ITA 894/2011.
Website                                                                 http:// indiankanoon .org /doc/16298925
                                                                        6/ (diakses 18 Agustus 2015).
Darussalam dan Dany. 2009. Tax Avoidance, Tax
        Planning , Tax Evasion dan Anti
        Avoidance Rule.
                                                                         . 2012. Putusan Banding Nomor ITA NO.
        http:// www.ortax.org /ortax/? mod = issu                        7354/MUM/11(A.Y. 2007-08).
        e & page = show & id = 36 & q = & hlm = 3
        (diakses 9 September 2015).
Menteri Keuangan. 2015. Realisasi Pendapatan
        Negara Tahun 2014 Capai Rpl .537,2
        T     r     i    l    i     u     n
        http://www. kemenkeu.go.id / Berita / reali
       sasi- pendapatan - negara -tahun 2014-        -
        capai - rpl 5372 - triliun ( diakses 9
        September 2015).
Pengadilan Pajak. 2011. Putusan Banding Nomor
        P U T . 2 9 5 6 4 / P P / M V 11/ 1 5 / 2 0 1 1 .
        http://www.setpp.depkeu.go.id / ind / Ne
        ws/ Risalah.asp (diakses 24 Juni 2015).
         . 2011. Putusan Banding Nomor
         P U T .3 1 2 0 1 / P P / M . X V / 1 5 / 2 0 1 1 .
         http://www.setpp.depkeu .go.id / ind / Ne
         ws/ Risalah.asp (diakses 26 Maret 2015).
         . 2013. Putusan Banding Nomor
         P U T. 4 3 5 0 1 / P P / M . X I I I / 1 5 / 2 0 1 3 .
         http://www.setpp.depkeu .go.id / ind / Ne
29