JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ANALISIS KESIAPAN AKREDITASI DASAR
PUSKESMAS MANGKANG DI KOTA SEMARANG
Nissa Farzana K, Anneke Suparwati, Septo Pawelas Arso
Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email:
[email protected]Abstract : Health Minister of Indonesia Regulation No. 46 Year 2015 on
Accreditation of Community Health Center is issued to guarantee the quality in
primary health care level. Mangkang Community Health Center is one of the
proposed health centers represent Semarang to do the basic accreditation.
However, the health center has not succeeded due to lack the role of head of
community health center and across sectors also lack of assistance by the escort
team so it must make improvements for the next accreditation assessment. The
purpose of this study is to determine the readiness of accreditation in Mangkang
community health center. The approach of this research is a qualitative
descriptive. Data of this research were collected by in-depth interviews and
observations. The main informants numbered 6 are head and internal staff of
Mangkang community health center with the triangulans numbered 7 are the
escort team of accreditation for Mangkang community health center, internal staff
of Mangkang community health center, and across sectors. From the results of
this research, Mangkang community health center is not ready to be accredited. It
is seen from the communication process that is not running optimally in terms of
dissemination of information that has not been evenly distributed, lack of
understanding of staff, and inconsistent information. Resources state seen from
the lack of resources such as number and competence of staff and availability of
clear information to support the preparation of the accreditation as well as the
characteristic disposition of the implementor is also not entirely supportive. The
bureaucratic structure has been running in a good way, it can be seen from the
availability and utility of SOP with regular fragmentation. The research suggest to
continuously raising commitments, increase the intensity of good communication
in written or unwritten between staffs in community health center, across sectors
and the accreditation team of community health center. It also needs to make
adjustment in number and competence of Mangkang community health center
staffs.
Keywords : Policy Implementation, Accreditation of Primary Healthcare
94
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
PENDAHULUAN kesehatan yang menjadi garda
depan dalam penyelenggaraan
Latar Belakang upaya kesehatan dasar khususnya
Pembangunan kesehatan dalam era JKN saat ini.(5)
adalah bagian terpenting dari
pembangunan nasional yang Namun, hanya 24%
dilaksanakan dan didukung oleh Puskesmas yang mampu
seluruh komponen Bangsa melaksanakan seluruh komponen
Indonesia dengan tujuan untuk diagnosis.(1) Oleh karena itu upaya
meningkatkan kesadaran, kemauan, peningkatan mutu, manajemen risiko
dan kemampuan hidup sehat bagi dan keselamatan pasien perlu
setiap orang agar terwujud derajat diterapkan dalam pengelolaan
kesehatan masyarakat yang Puskesmas dalam memberikan
setinggi-tingginya.(1) Keberhasilan pelayanan kesehatan yang
pembangunan kesehatan sangat komprehensif kepada masyarakat
ditentukan oleh sinergisitas antar melalui upaya pemberdayaan
upaya program dan sektor, serta masyarakat dan swasta.(2)
didukung upaya-upaya yang telah
dilaksanakan pada periode Kebijakan yang dilakukan
sebelumnya demi peningkatan mutu oleh Kementerian Kesehatan dalam
dan daya saing sumber daya upaya peningkatan mutu pelayanan
manusia Indonesia.(2) di fasilitas kesehatan tingkat
pertama khususnya Puskesmas
Berdasarkan Rencana adalah dengan menerbitkan
Strategis Kementerian Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan
Tahun 2015-2019, program (Permenkes) Republik Indonesia
pembangunan kesehatan 2015-2019 Nomor 46 Tahun 2015 Tentang
adalah Indonesia Sehat dengan Akreditasi Puskesmas, Klinik
sasaran yang mengacu pada Pratama, Tempat Praktik Mandiri
RPJMN 2015-2019, salah satunya Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri
yaitu meningkatnya akses dan mutu Dokter Gigi. Hal ini bertujuan untuk
pelayanan kesehatan dasar dan menjamin bahwa perbaikan mutu,
rujukan terutama di daerah terpencil, peningkatan kinerja dan penerapan
tertinggal dan perbatasan yang manajemen risiko dilaksanakan
sesuai dengan Undang-Undang No. secara berkesinambungan di
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Puskesmas. Oleh karena itu, perlu
bahwa setiap orang mempunyai hak dilakukan penilaian oleh pihak
dalam memperoleh pelayanan eksternal dengan menggunakan
kesehatan yang aman, bermutu, dan standar yang ditetapkan yaitu
terjangkau.(1,4) melalui mekanisme akreditasi dan
bukan sekedar penilaian untuk
Untuk mencapai tujuan mendapatkan sertifikat akreditasi.
pembangunan kesehatan nasional, Puskesmas wajib untuk diakreditasi
diselenggarakan berbagai upaya secara berkala paling sedikit tiga
kesehatan secara menyeluruh, tahun sekali, demikian juga
berjenjang dan terpadu. akreditasi merupakan salah satu
Berdasarkan Peraturan Menteri persyaratan kredensial sebagai
Kesehatan No.75 Tahun 2014 fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
tentang Puskesmas, Puskesmas pertama yang bekerja sama dengan
merupakan fasilitas pelayanan BPJS. BPJS akan menghentikan
95
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
kerjasama kemitraan dengan kembali mempersiapkan diri dalam
Puskesmas yang belum terakreditasi pelaksanaan akreditasi berikutnya.
sampai tahun 2019.(2)
Rencana adalah 20%
Penyelenggaraan akreditasi keberhasilan, implementasi adalah
Puskesmas dilakukan secara 60 % sisanya, 20% sisanya adalah
bertahap kepada 9.740 Puskesmas bagaimana kita mengendalikan
di Indonesia, begitu pula kepada 37 implementasi. Implementasi
Puskesmas di Kota Semarang kebijakan adalah hal yang paling
sebagai ibukota provinsi Jawa berat, karena di sini masalah-
Tengah.(6) Akreditasi Puskesmas masalah yang kadang tidak dijumpai
dapat terselenggara didukung dalam konsep, muncul di lapangan.
dengan tersedianya pendanaan Selain itu, ancaman utama, adalah
melalui DAK dari APBN dan APBD konsistensi implementasi.(8)
serta telah terbentuknya tim
pendamping dari pihak Dinas Hal ini sesuai dengan
Kesehatan Kota Semarang. Pada pendapat George Edward III bahwa
bulan Agustus tahun 2015, Dinas terdapat beberapa faktor yang
Kesehatan Kota Semarang berpengaruh terhadap implementasi
merencanakan untuk melakukan kebijakan yaitu: 1) komunikasi, 2)
akreditasi terhadap dua Puskesmas sumber daya, 3) disposisi, dan 4)
yaitu Puskesmas Mangkang dan struktur birokrasi. Semua faktor itu
Puskesmas Gunungpati. bekerja dan mempengaruhi tingkat
efektivitas implementasi kebijakan,
Berdasarkan wawancara baik secara langsung, tidak
dengan pihak Dinas Kesehatan Kota langsung dan berinteraksi secara
Semarang Subdin Yankes yang simultan.(9) Keberhasilan
bertugas sebagai tim pendamping implementasi kebijakan akan
akreditasi, Kota Semarang memiliki ditentukan oleh banyak variabel atau
satu Puskesmas yang telah faktor, dan masing-masing variabel
terakreditasi yaitu Puskesmas tersebut saling berhubungan satu
Gunungpati yang mendapatkan sama lain.(8)
akreditasi tingkat dasar pada bulan
Januari tahun 2016. Akreditasi Berdasarkan latar belakang
Puskesmas tingkat dasar lebih permasalahan yang telah diuraikan,
mengutamakan pemenuhan standar maka peneliti tertarik untuk
dokumen Puskesmas. Hal ini sangat menganalisis kesiapan akreditasi
disayangkan karena awalnya dasar Puskesmas Mangkang di Kota
terdapat dua Puskesmas yang Semarang.
diajukan untuk akreditasi. Kendala
yang menyebabkan Puskesmas
Mangkang belum mendapatkan
akreditasi karena kurangnya METODE PENELITIAN
dukungan dari lintas sektor seperti
Kecamatan, PKK, dan kader, serta Jenis penelitian yang digunakan
kurangnya peranan dari kepala dalam penelitian ini adalah penelitian
Puskesmas. Namun, kendala yang bersifat deskriptif-kualitatif.
tersebut tidak menjadi halangan bagi Pengambilan sampel dalam
pihak Puskesmas Mangkang untuk penelitian ini menggunakan
96
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
purposive sampling. Informan utama 6. Proses penentuan dan
dalam penelitian ini berjumlah 6 penyusunan dokumen
orang yaitu kepala Puskesmas akreditasi.
Mangkang dan staf internal 7. Proses implementasi pra
Puskesmas Mangkang. Informan survey.
triangulasi dalam penelitian ini 8. Proses kontrol pelaksanaan
berjumlah 7 orang yaitu tim standar akreditasi.
pendamping akreditasi Puskesmas 9. Proses penilaian pra survey.
Mangkang, staf internal Puskesmas 10. Proses pengajuan survey.
Mangkang, dan lintas sektor.
Pengumpulan data penelitian Namun, masih ditemukan
dilakukan dengan cara observasi kendala dalam beberapa
kemudian wawancara mendalam tahapan seperti perbedaan
(indepth interview) kepada informan. informasi terkait tindakan pasca
Keabsahan data dilakukan kegagalan pada penilaian
dengan teknik triangulasi yaitu akreditasi sebelumnya antara tim
triangulasi sumber dan data. pendamping dengan Dinas
Triangulasi sumber diakukan dengan Kesehatan Provinsi, staf
cara mengecek data yang diperoleh Puskesmas yang masih belum
melalui beberapa sumber. memahami penyiapan dokumen,
Reliabilitas penelitian dapat dicapai kurangnya sumber daya khusus
dengan melakukan verifikasi hasil dari ketersediaan staf, dan
wawancara dengan hasil observasi proses pengajuan dan penilaian
peneliti. yang dilakukan secara
mendadak oleh komisi akreditasi
HASIL DAN PEMBAHASAN tanpa ada koordinasi terlebih
dahulu dengan tim pendamping
A. Gambaran Umum Persiapan ataupun Dinas Kesehatan Kota
Akreditasi Dasar Semarang. Hal ini dapat
Dalam tahapan pra mempengaruhi kesiapan
akreditasi, terdapat beberapa Puskesmas Mangkang dalam
langkah persiapan yang harus menghadapi penilaian.
dipenuhi. Keberlangsungan dari
setiap tahapan tidak lepas dari 4 B. Komunikasi
faktor menurut Edwards III yaitu Komunikasi dinilai melalui
komunikasi, sumber daya, tiga poin yaitu proses transmisi
disposisi, dan struktur birokrasi kepada staf internal, lintas
yang saling berkaitan sektor, dan tim pendamping,
didalamnya. langkah persiapan pemahaman staf, dan
yaitu: konsistensi informasi. Sejauh
1. Pengajuan permohonan ini, komunikasi terkait akreditasi
akreditasi. Puskesmas belum berjalan
2. Penggalangan komitmen dengan optimal pada setiap
akreditasi. tahapan persiapan akreditasi
3. Proses peningkatan Puskesmas. Hal ini didasarkan
pemahaman akreditasi. pada
4. Pembentukan tim persiapan 1. Transmisi. Proses
akreditasi. transmisi yang sudah
5. Proses dan hasil self dilakukan dengan
assessment (SA). pemberian sosialisasi,
97
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
diskusi, pemaparan menghadapi persiapan
materi oleh staf yang akreditasi kembali.
telah mengikuti Perubahan dokumen
pelatihan, rapat rutin yang terus menerus
serta pendampingan diperbaharui oleh
oleh tim pendamping surveior menimbulkan
sedangkan dengan lintas tidak konsistennya
sektor melalui rapat informasi yang diterima
setiap 3 bulan. Namun, mengakibatkan
masih terdapat kendala perbedaan pendapat
seperti penyebaran antara pihak Puskesmas
informasi terkait jadwal dengan tim pendamping
penilaian akreditasi oleh Hal ini juga menyulitkan
komisi akreditasi yang proses penyiapan
dilakukan secara dokumen dan
mendadak tanpa adanya pengimplementasian.
pemberitahuan kepada Namun, menurut tim
tim pendamping dan pendamping akreditasi
Dinas Kesehatan Kota Puskesmas Mangkang,
Semarang. tidak ada perubahan
2. Pemahaman. instrumen, hanya ada
Pemahaman staf sudah pengembangan
ditingkatkan melalui dokumen yang harus
pendampingan dan dilengkapi. Tidak
pemaparan materi oleh konsistensi informasi
staf yang telah mengikuti yang beredar akan
pelatihan. Namun, masih berdampak terhadap
ada staf yang belum proses persiapan
memahami khususnya akreditasi yang
dalam penyiapan dilakukan oleh
dokumen dikarenakan Puskesmas Mangkang.
pengembangan C. Sumber Daya
dokumen yang terus Keadaan sumber daya dinilai
terjadi. melalui empat poin yaitu jumlah
3. Konsistensi. Tidak dan kualitas staf, ketersediaan
konsistennya informasi fasilitas, ketersediaan informasi
sudah dapat dilihat sejak yang jelas bagi staf, dan
tahap awal persiapan kewenangan para implementor.
yaitu perbedaan Menurut tim pendamping
informasi tindakan pasca akreditasi Puskesmas
kegagalan akreditasi Mangkang, sumber daya yang
sebelumnya yang dibutuhkan adalah sumber daya
diterima Puskesmas manusia, pendanaan,sarana
dalam menghadapi prasarana, serta penataan
akreditasi ulang antara tempat.
tim pendamping dengan 1. Staf. Sumber daya
Dinas Kesehatan dilihat dari segi
Provinsi. Hal ini sangat kecukupan jumlah dan
mempengaruhi sikap staf kompetensi staf masih
Puskesmas dalam kurang terpenuhi, dilihat
98
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
dari staf yang bekerja dilakukan
merangkap beberapa pengembangan.
tugas serta kompetensi 4. Kewenangan.
IT yang belum dimiliki Kewenangan yang
oleh staf yang dimiliki Puskesmas
seharusnya memiliki Mangkang dalam
keahlian tersebut mengatur internal dan
sehingga tugas eksternal terkait
dilimpahkan kepada staf akreditasi, setiap pokja
yang mampu memiliki caranya
menyelesaikannya. masing-masing untuk
Pelatihan terkait menyelesaikan elemen
akreditasi Puskesmas penilaian yang harus
sudah pernah diberikan dipenuhi. Sedangkan
kepada 3 orang staf untuk pihak eksternal,
Puskesmas dengan berjalannya
Mangkang,namun hanya koordinasi dan
tersisa 1 orang karena memberikan data yang
dipindahtugaskan. Tim dibutuhkan dari
pendamping untuk tahun masyarakat kepada
ini berstatus baru, Puskesmas. Namun,
namun pendampingan sejauh ini, tidak ada
terkendala jarak dan hambatan yang
SDM karena berasal dari dirasakan oleh staf
Puskesmas Gunungpati. Puskesmas dengan
2. Fasilitas. Puskemas adanya kebijakan
Mangkang berusaha akreditasi Puskesmas.
memaksimalkan dan Berdasarkan keadaan
menyesuaikan diatas, masih terdapat
penyediaan fasilitas beberapa kendala
dengan menyesuaikan khususnya pada
anggaran. Puskesmas keadaan staf dan
Mangkang dapat ketersediaan informasi
mengajukan proposal yang jelas untuk staf.
untuk pengajuan fasilitas D. Disposisi
pengembangan kepada Berdasarkan hasil penelitian,
Dinas Kesehatan Kota disposisi dalam bentuk fisik
Semarang. sudah baik dengan adanya
3. Informasi. Ketersediaan penandatangan komitmen dan
informasi yang jelas kerjasama yang berjalan. Tidak
tentang akreditasi untuk ada pengulangan penggalangan
staf, informasi yang komitmen kembali secara fisik
didapatkan masih sering untuk persiapan tahun ini. Tidak
berubah-ubah sehingga ada sistem reward/punishment
menyulitkan proses yang berjalan dalam pemberian
persiapan akreditasi. komitmen dan dukungan.
Menurut tim 1. Komitmen. Komitmen
pendamping, dokumen tersebut ditandatangani
tidak berubah oleh oleh seluruh staf
surveior, namun terus Puskesmas bersamaan
99
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
dengan foto bersama persiapan akreditasi
dan dipajang di ruang dilihat dari teori Edwards
tunggu pelayanan dalam III, disposisi para
bentuk MMT. Walaupun implementor sudah baik
sudah adanya bentuk secara fisik, namun
komitmen secara fisik, terkadang tidak selalu
namun masih ada staf tercermin dalam sikap.
yang terkadang bersikap E. Struktur Birokrasi
kurang berkomitmen. Ada dua karakteristik yang
Untuk bentuk disposisi dapat mendorong kinerja
secara non fisik, dilihat struktur organisasi ke arah yang
melalui sikap dan lebih baik, yaitu SOP dan
pemberian dukungan. fragmentasi.(24)
Seluruh implementor 1. SOP. Penggunaan SOP
belum secara total memudahkan proses
mendukung dan pekerjaan karena
berkomitmen. Hal adanya
tersebut dipengaruhi pendokumentasian
sifat individu dan kegiatan. Untuk kontrol
karakter setiap orang penggunaan SOP sendiri
yang berbeda-beda. dilakukan oleh tim audit
Alasan lain internal.
berkurangnya komitmen 2. Fragmentasi.
para implementor juga Pembagian tanggung
dipengaruhi belum jawab dilakukan dengan
berhasil terakreditasi menyesuaikan antara
tahun lalu. Hal ini elemen penilaian dengan
seharusnya menjadi tugas pokok pekerjaan
tanggung jawab dan setiap staf. Untuk jalinan
tantangan bagi kepala koordinasi dengan lintas
Puskesmas sebagai sektor maupun tim
pimpinan untuk pendamping sudah
mengajak stafnya agar berjalan dengan baik.
ikut serta.
2. Dukungan. Dukungan KESIMPULAN
diberikan melalui Secara umum, persiapan
hubungan koordinasi implementasi kebijakan Permenkes
dan pemberian masukan No 46 Tahun 2015 tentang
dalam menjalankan Akreditasi Puskesmas tingkat dasar
program. Sikap dan di Puskesmas Mangkang belum
dukungan sangat sepenuhnya berjalan optimal
penting dalam proses walaupun sudah ada perbaikan dan
implementasi, karena tahapan yang dilaksanakan berjalan
kesamaan pandangan dengan baik sehingga dapat
terhadap apa yang dikatakan Puskesmas Mangkang
dikerjakan bersama akan belum siap menghadapi akreditasi.
mempermudah Hal ini berdasarkan keempat
pencapaian tujuan.(21) variabel yang saling berkaitan dan
Dapat disimpulkan mempengaruhi menurut teori
bahwa tahapan George Edward III belum terpenuhi
100
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
serta terdapat kendala dalam terkadang tidak selalu
beberapa tahapan persiapan tercermin dalam sikap. Hal
akreditasi Puskesmas. Secara tersebut dikarenakan
khusus, dapat disimpulkan berikut timbulnya kekecewaan akibat
ini: kegagalan pada penilaian
1. Komunikasi sebelumnya dan keapatisan
Komunikasi terkait individu sehingga
akreditasi Puskesmas belum mempengaruhi sikap dalam
berjalan dengan optimal. Hal persiapan tahun ini.
ini dikarenakan masih 4. Struktur Birokrasi
adanya informasi yang belum Pengaruh struktur
tersebar merata, kurangnya birokrasi di Puskesmas
pemahaman terhadap Mangkang sudah berjalan
informasi, dan tidak dengan baik didukung
konsistennya informasi yang dengan ketersediaan dan
tersebar khususnya pada manfaat yang diperoleh dari
tahapan peningkatan penggunaan SOP serta
pemahaman mengenai fragmentasi yang teratur
akreditasi dan penentuan memudahkan persiapan
dan penyusunan dokumen akreditasi.
akreditasi yang termasuk
dalam tahapan persiapan
DAFTAR PUSTAKA
akreditasi. Hal tersebut
terjadi dikarenakan minimnya
pelatihan dan pengarahan 1. Kementerian Kesehatan.
yang diberikan dan Rencana Strategis
kurangnya keterlibatan Kementerian Kesehatan
seluruh staf. Tahun 2015-2019. No.
2. Sumber daya HK.02.02/MENKES/52/2015
Indonesia; 2015.
Keadaan sumber
daya terhadap persiapan 2. Kementerian Kesehatan.
akreditasi Puskesmas belum Peraturan Menteri Kesehatan
secara keseluruhan No. 46 Tahun 2015 Tentang
mendukung karena masih Akreditasi Puskesmas, Klinik
terdapat beberapa Pratama, Tempat Praktik
kekurangan dari segi Mandiri Dokter, dan Tempat
kuantitas dan kualitas staf, Praktik Mandiri Dokter Gigi.
fasilitas yang tersedia, Indonesia; 2015.
informasi yang sulit untuk
dipahami. Namun 3. Istiarti, Tinuk, et al.
kekurangan tersebut Pemberdayaan Masyarakat.
berusaha diminimalkan Cetakan ke. Semarang:
dengan memaksimalkan Bagian Pendidikan Kesehatan
sumber daya yang dimiliki. dan Ilmu Perilaku FKM Undip;
2014.
3. Disposisi
Karakteristik disposisi
para implementor sudah baik
secara fisik, namun
101
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
4. Undang-Undang No. 36 13. Dinas Kesehatan Kota
Tahun 2009 Tentang Semarang. Gambaran
Kesehatan. Indonesia; 2009. Akreditasi 3. Semarang; 2015.
5. Kementerian Kesehatan. 14. Moleong, Lexy J. Metodologi
Peraturan Menteri Kesehatan Penelitian Kualitatif. Cetakan
No. 75 Tahun 2014 Tentang ke. Bandung: PT Remaja
Puskesmas. 2014. Rosdakarya Offset; 2013.
6. Kementerian Kesehatan. 15. Notoadmodjo, Soekidjo.
Jumlah Puskesmas Per Juni Metodologi Penelitian
2015 Menurut Provinsi dan Kesehatan. Edisi Revi.
Kabupaten/Kota. Indonesia; Jakarta: PT Rineka Cipta;
2015. 2005.
7. Dinas Kesehatan Kota 16. Aedi, Nur. Pengolahan Dan
Semarang. Kaji Banding Analisis Data Hasil Penelitian.
Akreditasi Puskesmas Bahan Belajar Mandiri,
[Internet]. 2015 [cited 2016 Metode Penelitian
Mar 17]. Available from: Pendidikan. 2010.
http://www.dinkes-
kotasemarang.go.id/?p=kegiat 17. Pawito. Penelitian Komunikasi
an_mod&j=lihat&id=253 Kualitatif. Cetakan II.
Yogyakarta: LKiS Yogyakarta;
8. Nugroho, Riant. Public Policy. 2008.
Jakarta: PT Elex Media
Komputindo; 2012. 18. Umar, Husein. Metode Riset
Bisnis. Cetakan ke. Jakarta:
9. Tangkilisan, Hessel Nogi S. Penerbit PT Gramedia
Implementasi Kebijakan Pustaka Utama; 2003.
Publik Transformasi Pikiran
George Edwards. Yogyakarta: 19. Kasiyan. Kesalahan
Lukman Offset; 2003. Implementasi Teknik
Triangulasi Pada Uji Validitas
10. Pasolong, Harbani. Teori Data Skripsi Mahasiswa
Administrasi Publik. Bandung: Jurusan Pendidikan Seni
Alfabeta; 2011. Rupa FBS UNY. Imaji.
2015;13:1–13.
11. Subarsono AG. Analisis
Kebijakan Publik Konsep, 20. Haerul. Implementasi
Teori dan Aplikasi. Kebijakan Tentang Ketentuan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar; Pemeliharaan Hewan Ternak
2012. Kabupaten Maros. Universitas
Hasanuddin; 2014.
12. Winarno, Budi. Kebijakan
Publik (Teori, Proses, Dan 21. Marenden, Ebony.
Studi Kasus). Yogyakarta: Implementasi Kebijakan
CAPS; 2012. Rehabilitasi Dan Reklamasi
Hutan Di Kabupaten Mamuju.
102
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Universitas Hasanuddin;
2011.
22. Harsini dan Zaili Rusli.
Implementasi Program
Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan. Jurnal Kebijakan
Publik. 2013;Volume 4, :119–
218.
23. Kementerian Kesehatan.
Instrument Akreditasi
Puskesmas.
24. Pramana, Luthfi Hianata dan
Indah Prabawati.
Implementasi Program
Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) Di Poli Geriatri Rumah
Sakit Umum (RSU) Dr
Soetomo Surabaya. Publika.
2015;Vol 3, No.
103