Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
(Skripsi)
Oleh
HANANG AGUNG PRASTYO
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
1
ABSTRACT
By
Palm oil is now a superior commodity compared to other plantation sectors, such
as rubber or pepper. Palm oil, which produces vegetable oils, can be processed
into a variety of products including cooking oil and butter. Ripple mill is machine
for breaking the shell so that the core (kernel) and shell can be separated. The
objective of this research is to test the performance of palm seed breaking tool, to
know the percentage of kernel loose intact and to know the consumption of fuel
used.
This study used 3 sizes of palm oil seed with 3 replicates for each treatment. The
oil palm seeds used are small, medium and large. There are 3 clearance is 10
mm, 12 mm, and 14 mm. All treatments were repeated 3 times. The tool success
characteristics are seen from (50% shell breaker, 50% shell rupture, complete
kernel release, kernel rupture, scratched kernel, and seed pass), as well as engine
The result of research that has shown that shell fragment less that <50% for
small, medium, and large seed size consecutively are 6%, 15%, and 11%. On the
2
other hand, shell splitting that more than > 50% are 3% (for small seed size), 5%
(for medium seed size), and 16% (for large seed size). Detacled intact kernel for
small seed sizes of 65%, medium 73%, and 63% large. Rupture kerner for small
seed size ie 11%, medium 3%, and big 3%. Kernels are scratched for small seed
sizes of 15%, medium 11%, and large 5%. Seeds pass for small sizes ie 0%,
medium 3%, and 1% large. As for fuel consumption at seed size of 210 ml / 1000
3
ABSTRAK
Oleh
dibandingkan sektor perkebunan lainnya, seperti karet atau lada. Kelapa sawit,
yang menghasilkan minyak nabati ini dapat diolah menjadi berbagai macam
produk di antaranya adalah minyak goreng, dan mentega. Ripple mill adalah
suatu alat untuk memecahkan cangkang agar inti (kernel) dan cangkang dapat
dipisahkan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja alat pemecah benih
kelapa sawit, mengetahui persentase lepas kernel utuh serta mengetahui konsumsi
ulangan untuk setiap perlakuan. Benih kelapa sawit yang digunakan berukuran
kecil, sedang, dan besar, serta dengan menggunakan 3 clearance yaitu 10 mm, 12
keberhasilan alat dilihat dari (pecah cangkang < 50%, pecah cangkang > 50%,
lepas kernel utuh, pecah kernel, kernel tergores,dan benih lolos), serta kapasitas
4
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa parameter pecah
cangkang < 50% untuk ukuran benih kecil yaitu 6%, sedang 5%, dan besar 11%.
Pecah cangkang > 50% untuk ukuran benih kecil yaitu 3%, sedang 5%, dan besar
16%. Lepas kernel utuh untuk ukuran benih kecil yaitu sebesar 65%, sedang
73%, dan besar 63%. Pecah kerner untuk ukuran benih kecil yaitu 11%, sedang
3%, dan besar 3%. Kernel tergores untuk ukuran benih kecil yaitu 15%, sedang
11%, dan besar 5%. Benih lolos untuk ukuran kecil yaitu 0%, sedang 3%, dan
besar 1%. Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar pada ukuran benih sebesar
5
UJI KINERJA ALAT PEMECAH BENIH KELAPA SAWIT
Oleh
Skripsi
Pada
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
6
RIWAYAT HIDUP
kec. Sekampung, kab. Lampung Timur (Tamat pada tahun 2006), Sekolah
Lampung Timur (Tamat pada tahun 2009), dan Sekolah Menengah Atas di SMK
Negeri 2 Metro, Kota Metro (Tamat pada tahun 2012). Pada tahun 2012 (tahun
10
2013/2014 dan 2014/2015. Penulis juga pernah menjadi Asisten Dosen Mata
Pada tahun 2016 penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik
periode I pada tahun 2016 di Desa Warga Indah Jaya, Kecamatan Banjar Agung,
Budidaya Tanaman Tomat Cherry Varietas Fortesa Dengan Menggunakan Sistem Irigasi
Barat, Jawa Barat”. Penulis berhasil mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian
(S.T.P) dengan judul skripsi “Uji Kinerja Alat Pemecah Benih Kelapa Sawit”.
11
Saya persembahkan karya kecil ini untuk
i
SANWACANA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) ini. Sholawat
teriring salam semoga selalu tercurah kepada syuri tauladan Nabi Muhammad
Skripsi yang berjudul “Uji Kinerja Alat Pemecah Benih Kelapa Sawit” ini
adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian
Penulis memahami bahwa dalam penyusunan skripsi ini begitu banyak cobaan,
suka dan duka yang dihadapi, namun berkat ketulusan doa, semangat, bimbingan,
motivasi, dan dukungan orang tua serta berbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Maka pada kesempatan kali ini penulis
1. Bapak Dr. Ir. Tamrin, M.S., selaku pembimbing pertama, yang telah
ii
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Kukuh Setiawan, M.Sc., selaku Pembahas yang telah
ini.
4. Bapak Dr. Ir. Agus Haryanto, M.P., selaku Ketua Jurusan Teknik Pertanian,
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banua, M.S., selaku dekan Fakultas
skripsi ini.
6. Bapak dan Mamak tercinta yang telah memberikan kasih sayang, dukungan
Rifki Maulana, Prasetya Adi Chandra, dan Nasirin Sukron, yang telah
9. Kakak Tingkat 2011 dan Adik-adik 2013, 2014, dan 2015 yang selalu
Sangat penulis sadari bahwa, Skripsi ini masih jauh dari sempurna kritik dan saran
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Teks
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
iv
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................ 18
v
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 37
LAMPIRAN .......................................................................................................... 42
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Teks
1. Tebal cangkang. ................................................................................................ 25
Lampiran
10. Data pengukuran dimensi benih kelapa sawit dan hasil pemecahan benih
12. Data pengukuran dimensi benih kelapa sawit dan hasil pemecahan benih
14. Data pengukuran dimensi benih kelapa sawit dan hasil pemecahan benih
vii
15. Hasil proses pemecahan benih ukuran besar. .................................................. 43
16. Persentase keberhasilan pemecahan benih kelapa sawit pada ukuran kecil,
18. Data proses pemecahan manual menggunakan ragum dengan tiga posisi
19. Persentase penggunaan puli kecil dan puli besar pada benih ukuran besar. ... 46
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Teks
1. Jenis Buah Kelapa Sawit. .................................................................................... 7
12. Sketsa pemecahan manual (a) memecah pada posisi tebal benih, .................. 30
Lampiran
14. Hasil proses pemecahan benih kelapa sawit dengan ukuran kecil .................. 51
15. Hasil proses pemecahan benih kelapa sawit dengan ukuran sedang............... 52
16. Hasil proses pemecahan benih kelapa sawit dengan ukuran Besar................. 53
ix
18. Menghidupkan mesin pemecah ....................................................................... 54
x
1
I. PENDAHULUAN
dibandingkan dengan sektor perkebunan lainnya, seperti karet atau lada. Kelapa
sawit, yang menghasilkan minyak nabati dapat diolah menjadi berbagai macam
menjanjikan, karena beberapa tahun yang akan datang, selain digunakan untuk
minyak goreng, mentega, sabun, dan kosmetika, minyak sawit juga dapat
dijadikan sebagai substitusi bahan bakar minyak. Menurut Rawi, Hariyadi, dan
Budijanto (2004), kelapa sawit dan hasil olahannya {berupa minyak sawit (CPO)
salah satu penentuan perkembangan perkebunan kelapa sawit. Hal ini dapat
dilihat dari luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Sebelum tahun 1983
total luas kurang dari satu juta hektar, tetapi sampai tahun 2004 telah mencapai
4,2 juta hektar dengan produksi CPO (Crude Palm Oil) per tahun 10,6 juta ton
2
(Anonim, 2004). Perkembangan rata-rata luas areal kelapa sawit di Indonesia per
tahun setelah 2001 mencapai 3,58% (Ditjenbun, 2002). Sebagian besar areal
perkebunan kelapa sawit saat ini berada di Sumatera dan sebagian lagi tersebar di
tanaman kelapa sawit dibutuhkan benih yang bermutu. Benih yang berkualitas
tinggi untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit adalah benih hasil
benih kelapa sawit mengalami dormansi dan perkecambahan alami sangat jarang
terjadi. Hal ini dapat mempengaruhi hasil perkecambahan pada benih kelapa
sawit, baik secara kualitas maupun kuantitas. Salah satu permasalahan dalam
Menurut Sadjad (1993), dormansi benih adalah keadaan dimana benih mengalami
istirahat total sehingga meskipun dalam keadaan media tumbuh benih optimum,
benih tidak menunjukan gejala atau fenomena hidup. Benih dikatakan dorman
diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan
seperti asam kuat ( dan HCl), alcohol dan yang bertujuan untuk
Ripple mill adalah suatu alat yang digunakan untuk memecahkan cangkang
supaya inti (kernel) dan cangkang dapat dipisahkan. Namun alat ripple mill yang
sudah ada ini belum mampu memecahkan benih dengan baik karena ripple mill
(kernel) utuh adalah salah satu penentu kualitas untuk menghasilkan minyak inti
sawit yang berkualitas, maka digunakan alat atau mesin pemecah biji yang
berlangsung pada alat ripple mill (alat pemecah biji). Inti sawit yang utuh dari
hasil pemecahan di ripple miil adalah tolak ukur keberhasilan kerja ripple mill,
karena semakin banyak inti utuh maka losses inti sawit semakin kecil. Maka
penelitian ini memodifikasi bentuk dan kekuatan motor atau daya yang lebih besar
menggunakan motor diesel dengan daya 8 HP agar kernel tidak pecah dan dapat
Hasil penelitian ini direkomendasikan alat pemecah benih kelapa sawit kepada
petani atau perkebunan agar mengurangi terjadinya dormansi pada benih kelapa
(biodiesel). Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah
perluasan areal pertanaman, rehabilitas kebun yang sudah ada dan intensifikasi.
Pelaku usaha tani kelapa sawit di Indonesia terdiri dari perusahaan perkebunan
kebun kelapa sawit rakyat rata-rata 16 ton tandan buah segar (TBS) per hektar,
sementara potensi produksi bila menggunakan bibit unggul sawit bias mencapai
rakyat hanya mencapai rata-rata 2,5 ton CPO/hektar/tahun dan 0,33 ton minyak
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Monocotyledoneae
Ordo : Palmales
Family : Palmae
Subfamily : Cocoidae
Genus : Elaeis
kambium dan umumnya tidak bercabang. Batang kelapa sawit berbentuk silinder
Bunga dan buahnya berupa tandan bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak
barwarna merah kehitaman. Buah kelapa sawit terdiri dari dua bagian utama yaitu
tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang
menghasilkan buah. Menurut Tim Penulis Penebar Swadaya (1999), jenis tenera
adalah persilangan antara induk Dura dan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit
cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertile. Beberapa jenis tenera
minyak pertandannya dapat mencapai 28%. Kelapa sawit memilik banyak jenis.
Berdasarkan ketebalan cangkangnya, kelapa sawit dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
kolonial Belanda adalah pada tahun 1848. Tanaman kelapa sawit ini baru
dikembangkan secara kormersil pada tahun 1911 oleh Andrien Hallet seorang
8
Belgia yang telah banyak belajar tentang kelapa sawit di Afrika. Perkebunan
kelapa sawit pertama kali berlokasi di pantai timur Sumatera (Deli) dan Aceh.
Pohon kelapa sawit yang telah dibudidayakan hingga saat ini adalah jeni Dura,
Pisifera, dan Tenera. Kelapa sawit yang banyak dibudidayakan oleh pemilik
perkebunan adalah varietas Tenera karena daging buahnya cukup tebal sedangkan
cangkangnya tipis.
Bunga betina setelah dibuahi akan berkembang menjadi buah. Buah disebut
dengan fructus. Buah yang terletak disebelah dalam tandan berukuran lebih kecil
dan bentuknya kurang sempurna dibandingkan dengan yang berada diluar tandan.
Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang tumbuh baik dan subur sudah dapat
menghasilkan buah serta siap dipanen pada umur sekitar 3,5 tahun jika dihitung
mulai dari penanaman biji kecambah di pembibitan. Buah kelapa sawit berukuran
kecil antara 12 – 18 gram/butir yang duduk pada bulir. Setiap bulir terdiri dari 10
dipanen dalam tandan disebut tandan buah sawit. Lama proses pembentukan
buah, dari saat terjadinya peyerbukan sampai matang, dipengaruhi oleh keadaan
iklim. Selama buah kelapa sawit masih muda, yaitu umur 3 – 4 bulan, buah
kelapa sawit tersebut masih berwarna ungu. Setelah itu, warna kulit buah ungu
pembentukan minyak pada dading buah. Cangkang dan inti merupakan biji
pertumbuhan embrio.
1. Epikarpium, Kulit buah yang keras dan licin. Ketika buah masih muda,
warnanya hitam atau ungu tua atau hijau. Semakin tua, warnanya berubah
endokarp memiliki tektur lunak dan berwarna coklat muda. Ketika buah sudah
tua, endokarp berubah menjadi keras dan berwarna hitam. Ketebalan endokarp
2. Endosperm (kernel/daging biji) berwarna putih dan dari bagian ini akan
10
4.
5.
pada usia 4 – 6 tahun. Pada usia 7 – 10 tahun disebut periode matang, karena
periode tersebut kelapa sawit mulai menghasilkan tandan buah segar (TBS).
produksi TBS dan terkadang mati pada usia 20 – 25 tahun (Anonim, 2006).
Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada
bakal akar (radikula). Beberapa ciri yang dapat digunakan untuk menandai
kecambah yang dikatagorikan baik dan layak untuk ditanam antara adalah
Ukuran radikula lebih panjang dari plumula. Pertumbuhan radikula dan plumula
1. Varietas Dura
Kelapa sawit ini memiliki tempurung (cangkang) yang sangat tebal, tetapi
2. Varietas Pisifera
3. Varietas Tenera
pohon bapak. Tenera memiliki tempurung yang tipis dan kandungan minyak
tinggi.
12
Benih yang baik adalah benih yang akan tumbuh menghasilkan tanaman yang
bermutu, berproduksi tinggi, memiliki sifat sekunder yang baik atau unggul, serta
telah dilepas oleh pemerintah secara resmi. Pada UU No. 12 tahun 1992 sistem
Budidaya Tanaman dikatakan bahwa, benih bermutu jika varietasnya benar dan
murni serta mempunyai mutu genetis, mutu fisiologis dan mutu fisik yang tinggi
Lubis (1993) menyatakan bahwa benih kelapa sawit unggul memiliki ciri-ciri,
yaitu :
1. Berasal dari hasil pemulian serta telah diuji pada berbagai kondisi.
3. Umur genjah.
8. Benih diperoleh dari Pusat Sumber Benih yang resmi dan telah diakui
pemerintah.
Benih kelapa sawit termasuk kelompok benih rekalsitran, yaitu benih yang tidak
tahan disimpan dalam suhu dingin di bawah C dan akan mati apabila kadar
airnya dibawah 12,5% (Chin dan Robert, 1980). Tingkat kemasakan buah tidak
buah. Menurut Khan (1977), after ripening merupakan periode setelah benih
terlepas dari tanaman induk dimana benih tidak dapat berkecambah meskipun
terbaik adalah tiga bulan. Waktu konservasi yang kurang atau lebih dari tiga
benih.
Imbibisi adalah tahapan pertama yang sangat penting dalam benih berkecambah,
dan Powell, 2000). Jika proses ini terhambat maka perkecambahan juga akan
cukup lama dan saat perkecambahan tidak serentak. Dalam budidaya tanaman
aren, hal tersebut menyebabkan proses pembibitan tidak efisien baik dalam hal
berbagai cara dilakukan untuk mematahkan dormansi benih, agar benih dapat
berkecambah.
Dormansi pada benih atau biji yang terjadi biasanya mengalami periode dorman
Wibisono, 1994). Dormansi adalah keadaan biji yang tidak berkecambah atau
14
dengan kata lain tunas yang tidak dapat tumbuh (terhambatnya pertumbuhan)
selama periode tertentu yang disebabkan oleh faktor-faktor internal dalam biji
atau tunas tersebut. Suatu biji dikatakan dorman apabila biji tersebut tidak dapat
dibutuhkan tersedia (Zuliasdin dan Riska, 2011). Anatomi lapisan biji atau
cangkang merupakan salah satu penyebab adanya dormansi. Wada, Kennedy, dan
Reed (2011) menyarankan bahwa perlakuan skarifikasi pada lapisan biji dapat
Dormansi pada benih atau biji (misalnya buah batu, buah keras, buah padi)
umumnya disebabkan oleh adanya kulit keras yang tidak permeabel untuk air atau
Untuk mengatasi dormansi diperlukan perlakuan terhadap kulit biji atau kulit
buah, misalnya dengan cara digosok atau diberi perlakuan kimia (Soerodikoesomo
Mesin pemecah benih kelapa sawit berfungsi untuk memecah sekaligus memilah
antara cangkang buah dengan biji kelapa sawit. Mekanisme yang digunakan pada
mesin ini adalah dengan menggunakan dua silinder bergerigi yang saling
begesekan berlawanan arah. Pada pemecahan ini buah kelapa sawit dihimpit
- Hopper berfungsi untuk menampung bahan baku yang akan dipecah. Hopper
antara silinder dengan benih kelapa sawit sehingga benih akan pecah.
terdapat pada mesin pemecah benih kelapa sawit. Kerangka ini menggunakan
baja profil “L” sebab selain material ini mudah didapat di pasaran, juga
- Alat pemisah berfungsi untuk memisahkan ukuran benih yang akan dikeluarkan.
16
Ada beberapa jenis alat pengupas cangkang biji sawit. Salah satunya adalah alat
pengupas menggunakan ripple mill. Hasil pengupasan alat ini adalah inti (kernel)
dan cangkang biji sawit. Didapatkan kernel dalam keadaan utuh adalah salah satu
karena semakin banyak kernel sawit yang utuh maka losses kernel sawit semakin
kecil. Untuk mengetahui alat ripple mill bekerja dengan maksimal atau tidak,
maka perlu dilakukan pengecekan pada hasil keluaran ripple mill yaitu cracked
rotor bagian yang berputar di ripple plate bagian yang diam. Benih masuk di
antara rotor dan ripple platese sehingga saling berbenturan dan memecahkan
cangkang dari kernel. Oleh karena itu sangat diperlukan ketelitian untuk dapat
untuk mendapatkan biaya olah yang optimal dengan kinerja yang bagus sehingga
dapat menjadi masukan yang bagus pada pabrik kelapa sawit. Alat yang efektif
dapat dilihat dari sisi perawatan, biaya operasi, dan kemudahan dalam kinerjanya
17
pengelupas kulit polong kacang tanah atau seperti yang dilakukan oleh Hanifah
Tamrin (2010) dengan jurnal penelitian pengembangan alat pengupas kulit polong
kerusakan biji, maka pengupasan kulit harus dilakukan pada keadaan kadar air biji
kacang tanah 8 – 16 %. Kadar air akan mempengaruhi sifat fisik kacang tanah,
antara lain panjang, ketebalan, diameter, kerapatan, koefisien gaya gesek dan
pengupas kulit kacang tanah. Alat dirancang untuk mengupas kulit dan
Prinsip pengupasan yang diterapkan adalah tekanan dan gesekan, unit pengupas
mesin terdiri dari bagian hopper, unit pengupas, kipas, saluran pengeluaran kulit,
pengayak, saluran pengeluaran biji ukuran besar, saluran pengeluaran biji ukuran
kecil, rangka, motor listrik 2 Hp dan Vbelt. Uji performansi alat dilakukan
dengan variasi kecepatan putaran silinder pengupas (168, 192, dan 223 rpm).
Hasil pengujian menunjukan bahwa pada kisaran kecepatan putaran 168 – 223
Alat dan Mesin Pertanian (L. DAMP), Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin pemecah benih kelapa
sawit, stopwatch, ember, timbangan analitik, jangka sorong, gelas ukur, nampan
Sedangkan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kelapa sawit
Penelitian ini menggunakan 3 ukuran benih kelapa sawit dengan 3 ulangan untuk
setiap perlakuan. Benih kelapa sawit yang digunakan adalah berukuran kecil,
sedang, dan besar. Dan dengan menggunakan 3 jarak clearance yaitu 10 mm, 12
Mulai
Sortasi benih
(kecil, sedang, besar)
Data :
- Kapasitas kerja mesin
- Komsumsi bahan bakar
- Persentase lepas kernel utuh
Analisis data
Selesai
Sebelum proses pemecahan dimulai, hal pertama yang dilakukan adalah persiapan
Alat dan Bahan. Benih kelapa sawit yang sudah ada dikeringkan selama 50 hari
20
dipersiapkan dan dilakukan pengecekan terlebih dahulu agar tidak ada kesalahan
teknis.
2. Sortasi benih
Setelah alat dan bahan disiapkan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan
adalah sortasi benih. Benih kelapa sawit yang sudah dikeringkan, maka dilakukan
Pengukuran jarak clearance ditentukan saat benih sudah disortasi dan di ukur
diameter benih untuk mengetahui berapa jarak yang sesuai terhadap tiga ukuran
jarak clearance yang sudah ditentukan. Untuk ukuran benih kecil, clearance yang
digunakan adalah 10 mm, untuk ukuran benih sedang, clearance yang digunakan
adalah 12 mm, dan untuk ukuran benih besar, clearance yang digunakan adalah
14 mm.
5. Pengambilan data
6. Analisis data
Data hasil percobaan, pengamatan yang diperoleh dianalisis dalam bentuk tabel
dan grafik.
21
pemecah benih kelapa sawit yang dioperasikan pada kondisi tertentu. Pada mesin
Pengujian ini juga akan mencoba seberapa efektif apabila bahan baku pada
atau tempurung benih kelapa sawit tiap satuan waktu. Perhitungan kapasitas
Ka = ………………………………………..(1)
22
Dimana :
Konsumsi bahan bakar diukur dengan cara mengisi tangki bahan bakar hingga
penuh sebelum mesin beroperasi, setelah selesai memecah benih kelapa sawit,
tangki diisi kembali hingga penuh seperti semula. Banyaknya bahan bakar yang
Fc = ………....................................................(2)
Keterangan :
Ada 6 kriteria ukuran pecahan benih kelapa sawit untuk menguji tingkat
Benih yang sudah melalui proses pemecahan tetapi cangkang hanya lepas
sebagian.
Benih yang sudah melalui proses pemecahan secara sempurna karnel akan lepas
dari cangkang.
4. Pecah kernel
Benih yang sudah melaui proses pemecahan secara sempurna akan tetapi kernel
5. Kernel tegores
Benih sawit yang sudah melalui proses pemecahan dengan baik tetapi kernel
6. Benih lolos
Benih yang sudah melalui proses pemecahan namun tidak terpecah atau utuh.
Data hasil percobaan, diperoleh dianalisis dalam bentuk tabel dan grafik.
36
5.1 Kesimpulan
persentase 73% merupakan hasil lepas kernel utuh yang lebih baik
3. Konsumsi bahan bakar alat pemecah benih kelapa sawit sebesar 210
2600 rpm. Dengan pengurangan rpm putaran motor 50 kali pada selinder
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Asiedu, E. A., dan T. Powell,. Stuchbury. 2000. Cowpea seed coat chemical
analysis in relation to storage seed quality. Afric. Crop Sci. J. 8(3):283-
294.
Chin H. F dan E. H Robert. 1980. Recalsintrant Crop Seeds. Kuala Lumpur: BHD
Publishing.
Mahyunis, A.p.g. Goal dan R.H. Lestari, 2015. Analisis Hasil Ckacked Mixture
Pada Alat pemecah biji (Ripple Mill) kelapa sawit kapasitas 250 kg/jam.
Jurnal Penelitian STIPAP. Vol 6(1). Hal 17 – 24.
Tamrin. 2010. Pengembangan Alat Pengupas Kulit Polong Kacang Tanah Tipe
Piring. Teknologi Pertanian. 11: 170-176.
Tim Penulis PS. 1999. Kelapa Sawit: Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil, dan
Aspek Pemasaran. Jakarta: Penebar Swadaya.
39
Wada S, J.A. Kennedy, and B.M. Reed. 2011. Seed-coat anatomy and
proanthocyanidins contribute to the dormancy of Rubus seed. Scientia
Horticulturae 130: 762-768.