0% found this document useful (0 votes)
68 views10 pages

Kesiapan Kota Pekalongan Menuju Smart City: Abstrak

ghgh
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
68 views10 pages

Kesiapan Kota Pekalongan Menuju Smart City: Abstrak

ghgh
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

KESIAPAN KOTA PEKALONGAN MENUJU SMART CITY

Paminto Agung
Mujiyono, Christianto,
M. Projo Angkasa,Siti Nuhayati,
Shinta Dewi Mujiyono, dkk
Rismawati, dkk

Dewan Riset Daerah Kota Pekalongan

ABSTRAK

THE CITY HAS A PROBLEM THAT CONTINUES TO GROW IN THE SPATIAL ARRANGEMENT
OVER TIME. IT IS NOT UNCOMMON PROBLEMS THAT ARISE DUE TO THE
CONSTRUCTION OF HIS OWN CITY. TO BE ABLE TO PREVENT THAT CITY MANAGEMENT
IS NEEDED THROUGH A SUSTAINABLE APPROACH TO THE CONCEPT OF PLANNING. AND
IS CURRENTLY DEVELOPING THE CONCEPT OF INTELLIGENT CITY AND ONE OF THE MOST
IMPORTANT DIMENSIONS OF THE SMART CITY IS THAT THE CITY SHOULD PROVIDE A
SERVICE THAT USES THE LATEST TECHNOLOGY AND SMART BUILDING
INFRASTRUCTURE, SO AS TO PROVIDE EFFECTIVE SERVICES AND THE COST TO THE
PEOPLE LIVING IN THE CITY. TICK INVOLVEMENT IN PEKALONGAN CITY BUILDING HAS
BEEN GOING WELL, IT IS SEEN FROM SUPPORT FOR POLICY AND REGULATION OF
PEKALONGAN CITY GOVERNMENT AND VARIOUS RELATED AWARDS RECEIVED TIK
PEKALONGAN CITY GOVERNMENT BOTH REGIONALLY AND NATIONAL LEVEL.
EMPOWERMENT COMPONENT OF THE COMMUNITY THROUGH VOLUNTEER BOARD TIK
TIK AND ALSO DELIVER GREAT RESULTS TO ENCOURAGE PEOPLE TO BE LITERATE
PEKALONGAN CITY TICK. TO DETERMINE THE LEVEL OF READINESS OF PEKALONGAN
CITY TOWARDS THE IMPLEMENTATION OF SMART CITY CONCEPT, THE RIGHT STRATEGY
CAN BE PROPOSED TO THE CITY GOVERNMENT SO THAT IT CAN BE REALIZED
PEKALONGAN PEKALONGAN SMART CITY THAT CAN PROVIDE SERVICES EFFECTIVELY
AND EFFICIENTLY AND PROVIDE COMFORT FOR THE PEOPLE LIVING IN THE TOWN OF
PEKALONGAN.

Keywords : Intelligent city, readiness level, Strategy

LATAR BELAKANG
Kota memiliki permasalahan yang terus bertambah dalam penataan ruangnya
seiring waktu berjalan. Tidak jarang permasalahan yang muncul diakibatkan oleh
pembangunan kotanya sendiri. Untuk dapat mencegah hal tersebut dibutuhkan
manajemen kota melalui pendekatan konsep perencanaan yang berkelanjutan. Dan saat
ini sedang berkembang konsep kota cerdas, dimana kota-kota besar di Indonesia sudah
mulai menerapkan konsep tersebut, namun masih belum mencapai seutuhnya. Salah satu
dimensi terpenting dari kota cerdas adalah bahwa kota saat ini seharusnya memberikan
pelayanan yang menggunakan teknologi terkini dan membangun infrastruktur yang
pintar, sehingga dapat memberikan pelayanan yang efektif dan murah kepada seluruh
masyarakat yang tinggal di kota.
Kota cerdas merupakan kota yang mampu menggunakan sumber daya manusia
(SDM), modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan
manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi
masyarakat. Ada 6 (enam) dimensi dalam kota cerdas, yaitu smart government

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 11 TAHUN 2016 | 107


KESIAPAN KOTA PEKALONGAN MENUJU SMART CITY . . . . .

(pemerintahan cerdas), smart economy (ekonomi cerdas), smart society (kehidupan sosial
cerdas), smartmobility (mobilitas cerdas), smart environment (lingkungan cerdas), dan
quality of live (hidup berkualitas).
Kota Pekalongan merupakan salah satu kota di Indonesia yang tengah
berkembang dengan permasalahan kota yang juga ikut bertambah. Sementara itu,
pemerintah pusat saat ini sedang mengusung konsep kota cerdas untuk nantinya dapat
dicontoh oleh kota-kota di Indonesia. Pembangunan TIK di kota Pekalongan sudah
berjalan baik, terlihat dari dukungan kebijakan dan regulasi pemerintah kota Pekalongan
serta berbagai penghargaan terkait IT yang diterima pemerintah kota Pekalongan baik
dari tingkat regional, nasional maupun internasional. Pemberdayaan komponen
masyarakat melalui dewan TIK dan relawan TIK juga memberikan hasil yang bagus untuk
mendorong masyarakat kota Pekalongan agar melek IT.
Pembangunan TIK sudah menghasilkan puluhan aplikasi yang digunakan oleh
semua SKPD/Instansi/Badan yang tentunya untuk mendorong peningkatan kinerja dan
layanan ke masyarakat oleh SKPD/Instansi/Badan terkait. Walau saat ini ditemukan
beberapa kendala atas aplikasi yang ada, namun tidak menyurutkan langkah untuk terus
melakukan perbaikan aplikasi dan berbagai inovasi lainnya. Langkah ini terus dilakukan
untuk dapat mensejajarkan pelayanan pemerintah kota Pekalongan dalam memberikan
kenyamanan dan transparasi keuangan ke masyarakat, dengan beberapa pemerintah
kota/kabupaten lainnya yang sudah bisa mengoptimalkan TIK dalam mendukung
kinerjanya dan yang telah mencanangkan ke arah kota cerdas. Untuk itu, dalam kajian ini
ingin diketahui tingkat kesiapan kota Pekalongan dalam bidang TIK terhadap penerapan
konsep kota cerdas.
RUMUSAN MASALAH
Penerapan TIK di kota Pekalongan telah berkembang pesat dan menorehkan
beberapa prestasi baik pada tingkat regional dan tingkat nasional. Bidang TIK merupakan
salah satu bidang penting untuk bisa diterapkannya konsep kota cerdas pada suatu kota,
sehingga perlu diteliti penerapan TIK di Kota Pekalongan beserta permasalahan dan
kebutuhan pengembangannya dengan tetap mempertimbangkan kesiapan masyarakat
kota Pekalongan berserta infrastruktur yang ada. Dari uraian diatas maka rumusan
masalah untuk kajian ini adalah: Bagaimana tingkat kesiapan bidang TIK kota Pekalongan
menuju konsep kota cerdas?

TINJAUAN TEORI
Konsep Kota Cerdas
Konsep kota cerdas (smart city) merupakan salah satu konsep pengembangan
kota yang saat ini masih berkembang. Perkembangan konsep smart city membawa
definisi yang tidak sama dari berbagai pihak. Pemahamannya tidak hanya berfokus pada
aspek tunggal. Meskipun memberikan banyak definisi dan membahas berbagai aspek,
masih mungkin untuk mengidentifikasi berbagai aspeknya sebagai dasar untuk penjelasan
lebih lanjut.
Definisi Kota Cerdas
Konsep kota cerdas dapat diambil pemahamannya dengan cara melihat dan me-
resume karakteristik yang tepat untuk sebuah kota cerdas yang cenderung umum dari
beberapa sumber.
Nijkamp (2009) menganggap sebuah kota dapat dikatakan cerdas ketika memiliki
manajemen sumber daya alam (SDA) yang bijaksana melalui tata pemerintahan yang
partisipatif. Manajemen tersebut diterapkan pada investasi modal manusia dan sosial,

108 | JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 11 TAHUN 2016


KESIAPAN KOTA PEKALONGAN MENUJU SMART CITY . . . . .

transportasi dan infrastruktur komunikasi modern melalui teknologi informasi dan


komunikasi, serta pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan kualitas hidup yang
tinggi. Aspek yang dikedepankan antara lain sumber daya alamnya, pemerintahan, sosial,
transportasi, ekonomi, dan kualitas hidup. Kota yang cerdas juga menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi untuk mendukung pelayanan kotanya serta memperhatikan
pentingnya pembangunan yang berkelanjutan dengan menjaga sumber daya alam dan
lingkungannya.
Giffinger (2007) menganggap kota cerdas adalah cerdas adalah cerdas melakukan
pembangunan kotanya dengan cara melihat ke depan. Pendekatan pembangunan kota
yang melihat ke depan menuju kota cerdas mempertimbangkan isu-isu, seperti kontribusi,
ketegasan diri, kemandirian, dan kesadaran. Terutama isu kesadaran, dimana potensi
tertentu hanya dapat dimobilisasi jika masyarakat, swasta, dan pemerintahan menyadari
posisi kota, yaitu mengetahui kota tidak hanya dari dalam tetapi juga sadar akan
lingkungan sekitarnya. Pembangunan kota yang melihat ke depan dilakukan pada 6
karakteristik yaitu ekonomi, masyarakat kota, pemerintahan, mobilitas, lingkungan, dan
kehidupan.
Boyd Cohen (2012), berpendapat bahwa kota cerdas merupakan pendekatan
terpadu yang luas untuk meningkatkan efisiensi dari operasi kota, kualitas hidup warga
kotanya, dan menumbuhkan ekonomi lokal. Konsep kota cerdas ini memang
membicarakan pemanfaatan teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak
hanya mengenai teknologi informasi dan komunikasi, tapi juga mengenai teknologi
transportasi modern. Selebihnya juga, berbagai macam aspek pada kehidupan di kota
masih berhubungan dengan konsep kota cerdas, seperti keamanan, penghijauan, efisiensi
dan keberlanjutan, energi, dan lain-lain. Jadi, diupayakan teknologi informasi dan
komunikasi tersebut dalam pemanfaatannya dapat mendukung manajemen sumber daya,
meningkatklan pelayanan kepada masyarakatnya, dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat kotanya, dengan tetap memperhatikan aspek-aspek keamanan, penghijauan,
dan keberlanjutan kotanya.
Dimensi Kota Cerdas
Konsep kota cerdas memiliki atribut-atribut yang dapat disebut dengan istilah
dimensi dan terdapat 6 dimensi dari konsep kota cerdas (Giffinger, 2007), yaitu:
1) Smart Government (Pemerintahan Cerdas)
Pemerintahan cerdas terdiri dari aspek partisipasi politik dan layanan bagi warga
negara sebaik fungsi administrasinya. Dengan faktor-faktor yang ada didalamnya,
seperti partisipasi dalam pengambilan keputusan, pelayanan umum dan sosial,
pemerintahan yang transparan, layanan online, sarana dan prasarananya.
2) Smart Environment (Lingkungan Cerdas)
Lingkungan cerdas dideskripsikan oleh daya tarik kondisi alam (baik dari iklim, ruang
hijau, dan lain-lain), polusi, pengelolaan sumber daya, serta dilihat dari upaya
perlindungan terhadap lingkungan. Dengan faktor-faktor yang ada pada lingkungan
cerdas yaitu seperti daya tarik kondisi alamnya, polusi, perlindungan lingkungan,
serta pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan.
3) Smart People (Masyarakat Cerdas)
Masyarakat cerdas tidak hanya dideskripsikan oleh tingkat kualifikasi atau pendidikan
dari masyarakatnya, namun juga dilihat dari kualitas interaksi sosial mengenai
kehidupan publik dan keterbukaan terhadap dunia luar. Faktor-faktor yang ada
didalamnya seperti tingkat kualifikasi, daya tarik untuk belajar sepanjang hayat, etnis
sosial dan pluralitas, fleksibilitas, kreativitas, keterbukaan pikiran/pendapat, serta
partisipasi dalam kehidupan publik.

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 11 TAHUN 2016 | 109


KESIAPAN KOTA PEKALONGAN MENUJU SMART CITY . . . . .

4) Smart Economy (Ekonomi Cerdas)


Ekonomi cerdas termasuk di dalamnya faktor-faktor seputar kompetisi ekonomi
sebagai inovasi, kewirausahaan, merek dagang, produktivitas, dan fleksibilitas pasar
tenaga kerja serta integrasi dalam pasar internasional. Dengan faktor-faktor seperti
semangat berinovasi, kewirausahaan, citra ekonomi dan merek dagang,
produktivitas, fleksibilitas dari pasar tenaga kerja, serta kemampuan untuk
melakukan perubahan.
5) Smart Living (Kehidupan Cerdas)
Kehidupan cerdas meliputi berbagai aspek dari kualitas hidup sebagai budaya,
kesehatan, keselamatan, perumahan, pariwisata, dan lain-lain. Dengan faktor-
faktornya antara lain fasilitas budaya, kondisi kesehatan, keselamatan individu,
kualitas perumahan, fasilitas pendidikan, daya tarik wisata, dan keterpaduan sosial.
6) Smart Mobility (Mobilitas Cerdas)
Mobilitas cerdas memiliki aspek penting yaitu aksesibilitas lokal dan internasional
yang sama baiknya dengan ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi dan
modern serta sistem transportasi yang berkelanjutan. Dengan faktor-faktor yang
terdapat pada mobilitas cerdas antara lain aksesibilitas lokal dan internasional,
ketersediaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, serta sistem
transportasi yang berkelanjutan, inovatif, dan aman.
Dimensi yang telah disebutkan dari berbagai sumber tersebut kemudian dirumuskan
ke dalam sebuah sintesis mengenai enam dimensi konsep kota cerdas. Sintesis yang
terumuskan yaitu lingkungan cerdas, ekonomi cerdas, pemerintahan cerdas,
kehidupan cerdas, masyarakat cerdas, dan mobilitas cerdas.

Sumber :Giffinger (2007)


Gambar 1 Enam (6) Dimensi Kota Cerdas

Tingkat Kesiapan
Tingkat kesiapan yaitu suatu pengukuran sistematis yang mendukung penilaian
kematangan atau kesiapan dari suatu kota. Pengertian ”kesiapan” menunjukkan adanya
kemungkinan perbedaan antara “siap”, “belum siap” dan “tidak siap”-nya suatu kota.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa kesiapan berasal dari
kata dasar “siap” yang memiliki arti “sudah sedia”.

110 | JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 11 TAHUN 2016


KESIAPAN KOTA PEKALONGAN MENUJU SMART CITY . . . . .

METODE PENELITIAN
Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian yang memberikan gambaran spesifik mengenai obyek penelitian
akan dikumpulkan dengan menggunakan beberapa teknik berikut ini:
1. Studi Literatur
Pengumpulan data melalui beberapa referensi/jurnal yang terkait.
2. Focus Group Disccusion (FGD)
Pengumpulan data melalui hasil diskusi dalam suatu forum terkait.
3. Penyebaran Kuisioner
Pengumpulan data melalui hasil rekapitulasi kuisioner yang disebarkan ke responden.

Teknik Analisis
1. Identifikasi Data
Tahap ini dilakukan untuk dapat mengindentifikasi beberapa hal berikut ini:
 Identifikasi permasalahan dan kebutuhan TIK kota Pekalongan
 Pengukuran tingkat kesiapan kota Pekalongan dari bidang TIK terhadapan
penerapan konsep kota cerdas
2. Validasi Data
Tahap ini merupakan tahap validasi terhadap hasil yang didapatkan pada tahap
identifikasi data melalui kegiatan focus group discussion.
3. Usulan Strategi
Tahap ini merupakan tahap penyusunan usulan strategi yang akan diberikan ke
pemerintah kota Pekalongan untuk dapat dijadikan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan selanjutnya terkait dengan penerapan konsep kota cerdas.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Identifikasi Kepemilikan Website Resmi Instansi
50% instansi pemerintahan/SKPD di kota Pekalongan tidak memiliki website resmi
untuk menyampaikan berbagai informasi/program/capaian ke masyarakat dan tentunya
jmemberikan kesulitan tersendiri bagi masyarakat yang ingin mengetahui
informasi/program/capaian dari instansi terkait. Kondisi seperti sudah tidak sesuai lagi di
era digital saat ini, dimana prinsip akuntable dan transparan menjadi prioritas.
94% kecamatan/kelurahan memiliki website resmi dan tentunya ini menjadi
informasi yang baik karena penyampaian informasi/program/capaian dari
kecamatan/keluarahan bisa tersampaikan secara luas ke masyarakat dan begitu
sebaliknya, masyarakat juga dimudahkan untuk mendapatkan informasi yang
diperlukannya. Namun dari hasil pantauan, sebagian besar website tersebut tidak
menampilkan informasi terbaru (update data kurang), sehingga keberadaan website
tersebut kurang memberikan manfaat untuk kecamatan/kelurahan dan masyarakatnya.
100% puskesmas belum memiliki website resmi, sedangkan salah satu fungsi
puskesmas selaku instansi kesehatan adalah mampu memberikan informasi tentang
pencegahan suatu penyakit dan informasi tentang penanganan penyakit. Dengan tidak
dimilikinya website resmi sebagai saluran informasi ke masyarakat tentunya akan
berdampak pada tidak optimalnya fungsi tersebut dijalankan.
100% SMKN, 100% SMAN, 41% SMPN dan 1% SDN yang memiliki website resmi,
kemudian 59% SMPN dan 4% SDN menggunakan blog, sedangkan sisanya tidak memiliki

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 11 TAHUN 2016 | 111


KESIAPAN KOTA PEKALONGAN MENUJU SMART CITY . . . . .

website maupun blog, yaitu 95% SDN/SDLBN dan 100% TKN. Ini menjadi perhatian serius,
karena tanpa memiliki website resmi atau minimal memiliki blog, berarti akan ada
informasi/program/capaian yang tidak tersampaikan dengan baik ke masyarakat.
Identifikasi Kepemilikan SIM Internal
Hampir semua instansi pemerintahan, kecamatan, kelurahan, rumah sakit,
puskesmas dan sekolah negeri dari berbagai tingkatan sudah memanfaatkan SIM internal
untuk membantu melaksanakan berbagai tugas dan layanan ke masyarakat. Jumlah SIM
(aplikasi) yang digunakan oleh instansi di kota Pekalongan cukup banyak dan ini
merupakan capaian tersendiri untuk Diskominfo kota Pekalongan.
Dijumpai beberapa instansi mempergunakan lebih dari 1 SIM (aplikasi), namun
sebagian besar SIM (aplikasi) tidak saling terintegrasi, sehingga merepotkan karena harus
meng-entry data yang sama untuk beberapa SIM (aplikasi). Kondisi tersebut memberikan
peluang besar terciptanya data yang tidak akurat yang tentunya akan berdampak pada
pengambilan keputusan. Keluhan lain dari para pemakai SIM (aplikasi) adalah adanya SIM
(aplikasi) yang tidak sempurna dan kurang sesuai dengan kondisi yang ada pada saat ini.
Identifikasi Kepemilikan Layanan Online ke Masyarakat
Semua instansi/SKPD/kecamatan/kelurahan/rumah sakit/puskesmas/sekolah negeri
memiliki layanan online ke masyarakat. Namun sebagian besar layanan online tersebut
hanya sebatas menerima/merespon keluhan/masukan dari masyarakat, yaitu melalui
layanan SIWARTAPALEJA (Sistem Informasi Wargane Pak Alek Njawab).
Beberapa instansi sudah menyediakan layanan online ke masyarakat (sesuai
dengan tugas pokok) dan ini merupakan penanda adanya peningkatan kualitas layanan ke
masyarakat melalui kemudahan mengakses layanan secara online. Beberapa aplikasi
layanan online (sesuai tugas pokok) juga sedang disempurnakan untuk semakin
memudahkan dan melengkapkan pelayanan yang ada.
Identifikasi Pemenuhan Dimensi Kota Cerdas Untuk Bidang TIK
Ada 6 (enam) dimensi kota cerdas, yaitu (1)lingkungan cerdas, (2)ekonomi cerdas,
(3)pemerintahan cerdas, (4)kehidupan cerdas, (5)masyarakat cerdas, dan (6)mobilitas
cerdas. Berikut disampaikan penerapan TIK maka kota Pekalongan dengan mengkaitkan
dimensi kota cerdas, yaitu:
1) Smart Government (Pemerintahan Cerdas)
Beberapa indikator yang menunjukkan penerapan dimensi pemerintahan cerdas
bidang TIK di kota Pekalongan adalah adanya tata kelola pemerintahan yang baik dan
tersedianya layanan online untuk masyarakat, yang semuanya itu terlihat pada
penerapan beberapa SIM (aplikasi) internal untuk tiap/antar SKPD (e-Surat Online, e-
Presensi, e-Gaji, SIMLIK, SIM EIS, SIMRAL, dll) dan aplikasi layanan online untuk
masyarakat (SIWARTAPALEJA, dll).
Kemampuan pemerintah kota pekalongan dalam penerapan e-Gov sudah tidak perlu
diragukan lagi, terbukti dengan banyaknya penghargaan bidang TIK yang diterima,
baik dari tingkat regional dan nasional.
2) Smart People (Masyarakat Cerdas)
Berikut ini adalah berapa indikator yang menunjukan kota Pekalongan sudah
menerapkan dimensi masyarakat cerdas bidang TIK:
- Tersedianya berbagai layanan online dari KPAD kota Pekalongan untuk
memudahkan masyarakat kota Pekalongan dalam belajar dan mengetahui
berbagai informasi/pengetahuan yang ada (DIGILIB, Katalog Online).
- Tersedianya telecenter di tiap RW yang dapat dimanfaatkan masyarakat setempat
untuk belajar dan mengetahui berbagai informasi dan pengetahuan yang ada.

112 | JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 11 TAHUN 2016


KESIAPAN KOTA PEKALONGAN MENUJU SMART CITY . . . . .

- Kota Pekalongan memiliki dewan TIK dan relawan TIK yang ikut membantu
peningkatkan kemampuan masyarakat kota Pekalongan akan penguasaan TIK.
- Tersedianya kegiatan dan dukungan dari Kantor Ristekin dan Diskominfo kota
Pekalongan untuk masyarakat kota Pekalongan dalam melakukan kegiatan
penelitian atau inovasi dibidang TIK.
3) Smart Economy (Ekonomi Cerdas)
Beberapa indikator penerapan dimensi ekonomi cerdas bidang TIK di kota
Pekalongan, sudah terlihat pada:
- Penerapan Pasar Batik Online yang dikelola Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi & UMKM yang menghubungkan UMKM batik kota Pekalongan dengan
pasar yang lebih luas
- Penerapan SIMPADU (Sistem Informasi Pelayanan Terpadu), yaitu aplikasi untuk
melakukan dukungan layanan perizinan dari mulai proses pendaftaran izin sampai
dengan izin diserahkan ke pemohon
4) Smart Living (Kehidupan Cerdas)
Berikut beberapa indikator penerapan dimensi kehidupan cerdas TIK di kota
Pekalongan:
- Bidang pendidikan, sudah tersedia PPDB online yang memudahkan masyarakat
kota Pekalongan dalam mendaftarkan putra/putrinya ke sekolah.
- Bidang kesehatan, sudah tersedia berbagai aplikasi seperti SIKDA Generik,
Primary Care, Seruni dan Sepia.
- Bidang pariwisata, sudah tersedia beberapa media social dan blog yang dikelola
oleh dinas terkait untuk menginformasikan berbagai agenda budaya dan tempat
pariwisata menarik di kota Pekalongan.
5) Smart Mobility (Mobilitas Cerdas)
Kota Pekalongan juga sudah menerapkan dimensi mobilitas cerdas melalui beberapa
indikator berikut ini:
- Dimilikinya jaringan batik.net yang menghubungkan semua instansi di kota
Pekalongan.
- Dimilikinya aplikasi SIQUPON (Sistem Informasi Qiuck Response) yaitu aplikasi
yang menyediakan fasilitas penyampaian informasi dari masyarakat secara cepat
dan segera ditindak lanjuti oleh institusi yang terkait (operator = petugas pada
pusat pengendalian lalulintas kota Pekalongan).
- Dimilikinya aplikasi ATCS kota Pekalongan sehingga masyarakat mudah untuk
mendapatkan informasi tentang kondisi lalu lintas kota Pekalongan.
6) Smart Environment (Lingkungan Cerdas)
Kota Pekalongan belum menerapakannya.
Tingkat Kesiapan Kota Pekalongan
Dengan memperhatikan bahwa kota Pekalongan sudah menerapkan 5 (lima) dari 6
(enam) dimensi kota cerdas dan juga mempertimbangkan bahwa masih terdapat kendala-
kendala penerapan TIK kota Pekalongan serta segala potensi yang dimiliki kota
Pekalongan, maka dapat disimpulkan bahwa kota Pekalongan SUDAH SIAP BERPROSES
MENUJU KOTA CERDAS.
Untuk bisa berproses dengan baik menuju kota Pekalongan Cerdas, diperlukan
strategi tepat yang mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang dimiliki oleh kota Pekalongan.

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 11 TAHUN 2016 | 113


KESIAPAN KOTA PEKALONGAN MENUJU SMART CITY . . . . .

Identifikasi kekuatan yang dimiliki oleh kota Pekalongan, yaitu:


- Memiliki kebijakan dan regulasi di bidang TIK
- Semua instansi sudah menerapkan perangkat lunak open source
- Memiliki server sendiri yang terletak pada Diskominfo
- Memiliki Diskominfo yang aktif menciptakan beberapa aplikasi
- Beberapa kali menerima penghargaan nasional di bidang TIK
- Tiap instansi aplikasi pendukung kegiatan (lingkup internal/antar/eksternal)
- Memiliki jaringan Batik.Net
- Memiliki Dewan TIK serta Relawan TIK
- Memiliki Dewan Riset Daerah yang aktif dengan berbagai riset dan kajian
- Memiliki beberapa perguruan tinggi
- Memiliki beberapa perusahaan telekomunikasi
- Memiliki Komunitas bidang TIK yang sedang berkembang
- Memiliki Kantor Ristekin yang menghasilkan banyak penelitian
- Memiliki Telecenter RT-RW dan Telecenter Bisnis
- Memiliki layanan internet keliling (MCAP)
Identifikasi kelemahan yang dimiliki kota Pekalongan, yaitu:
- Jaringan Batik.Net belum menjangkau 100% SKPD
- 50% instansi pemerintah kota Pekalongan belum memiliki website resmi
- Masih adanya keluhan terhadap aplikasi yang digunakan oleh instansi terkait
- Banyak aplikasi yang digunakan oleh tiap instansi, namun tidak saling terintegrasi
- Masih minimnya instansi yang menyediakan layanan online ke masyarakat
- Kurangnya staf ahli di bidang TIK
- Konsistensi keberadaan Dewan TIK dan relawan TIK yang bergantung pada kebijakan
- PAD kota Pekalongan yang tidak tinggi
- Kurangnya kemampuan dan komitmen staf yang ada akan penguasaan TIK
- Kurangnya staf pengumpul berita untuk instansi yang memiliki website resmi
- Kurangnya pemahaman stakeholder terkait tentang produk surat digital
- Spesifikasi hardware yang tidak sesuai dengan peruntukannya
- Kurangnya peripheral (finger print) untuk mendukung aplikasi yang ada
Identifikasi peluang yang dimiliki kota Pekalongan adalah:
- Perkembangan teknologi informasi sudah pesat
- Adanya dukungan dari pemerintah untuk kota yang berproses ke kota cerdas
- Beberapa kota sudah berproses ke kota cerdas sehingga bisa menjadi tempat belajar
- Kota Bandung dan beberapa kota lainnya, bersedia menghibahkan aplikasi kota
cerdas yang digunakannya untuk kota lain yang juga sedang berproses
- Tri Dharma Perguruan Tinggi dari beberapa perguruan tinggi di kota Pekalongan
- Makin meleknya masyarakat kota Pekalongan terhadap TIK
Identifikasi ancaman yang dimiliki kota Pekalongan adalah:
- Era Masyarakat Ekonomi ASEAN dan ekonomi global
- Perkembangan kota Pekalongan akan tertinggal dengan kota-kota lain di Indonesia
- Turunnya minat investor
- Meningkatnya ketidakpuasan masyarakat akan kinerja instansi
- Meningkatnya ketidakpedulian masyarakat terhadap perkembangan dan pencapaian
kota Pekalongan
- Kurangnya transparasi dan pengawasan akan meningkatkan kasus korupsi,
nepotisme.

114 | JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 11 TAHUN 2016


KESIAPAN KOTA PEKALONGAN MENUJU SMART CITY . . . . .

Validasi Data
Kegiatan validasi data sudah dilakukan melalui kegiatan FGD Validasi yang
diselenggarakan pada hari Jumat (21 Oktober 2016), dengan mengundang semua
SKPD/Instansi/Badan/Sekolah di kota Pekalongan, berikut hasilnya:
1. Penguatan terhadap hasil kajian ini.
2. Beberapa koreksi data (perubahan nama kelurahan dan beberapa SD merger).
3. Dukungan untuk berproses menuju kota cerdas.

KESIMPULAN
Kesimpulan ini diambil berdasarkan hasil analisis terhadap data-data yang
dikumpulkan dan hasil kegiatan FGD Validasi Data, yaitu:
1. Kota Pekalongan SUDAH SIAP BERPROSES MENUJU KOTA CERDAS.
2. Untuk berproses menuju kota cerdas, diperlukan strategi tepat yang
mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh
kota Pekalongan.
3. Mewujudkan kota Pekalongan menjadi kota cerdas tidak akan bisa dicapai dalam
waktu yang singkat atau hanya dibebankan pada satu/dua SKPD saja, namun menjadi
tanggungjawab bersama, sehingga strategi yang ada haruslah tertuang pada
Rencana Pembangunan Kota Pekalongan baik untuk jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang.
4. Memiliki Rencana Pembangunan Kota Pekalongan (jangka pendek, jangka
menengah, jangka panjang) yang memuat strategi kota Pekalongan untuk menuju
kota cerdas, maka sudah dapat diklaim bahwa KOTA PEKALONGAN MENUJU KOTA
CERDAS.
USULAN STRATEGI
Berikut disampaikan usulan strategi penerapan konsep kota cerdas di kota
Pekalongan, yaitu:
A. Usulan Strategi bidang TIK kota Pekalongan:
1) Memperhatikan beberapa masukan dibawah ini:
- Menyempurnakan aplikasi yang ada berdasarkan keluhan dan kebutuhan
pemakai sistem di instansi.
- Mengintegrasikan berbagai aplikasi yang ada sehingga tercipta kemudahan,
kecepatan dan kenyamanan dalam bekerja (tidak perlu berulang kali meng-
entry data yang sama) dan tentunya tercipta juga data yang akurat karena
hanya ada 1 data (big data) untuk banyak keperluan.
- Meningkatkan jumlah layanan online ke masyarakat yang terkait dengan
tugas pokok dari instansi, dengan pengembangan aplikasi berbasis mobile.
- Semua instansi kota Pekalongan memiliki website resmi.
- Sudah saatnya kota Pekalongan memiliki PORTAL WEB, sehingga cukup dari
1 (satu) pintu dapat diakses berbagai informasi dan layanan berbagai instansi
kota Pekalongan.
- Membangun jaringan Batik.Net agar mencapai 100%.
- Memiliki dan memenuhi standar spesifikasi dan jumlah hardware untuk
masing-masing instansi serta peripheral pendukungnya.
- Memiliki aplikasi yang dapat membantu mengurangi kebocoran pembayaran
retribusi kota Pekalongan (meningkatkan PAD kota Pekalongan).
- Mendorong optimalisasi keberadaan dan kemanfaatan telecenter RT-RW,
telecenter bisnis dan layanan internet keliling (MCAP).

JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 11 TAHUN 2016 | 115


KESIAPAN KOTA PEKALONGAN MENUJU SMART CITY . . . . .

2) Dengan memperhatikan hasil evaluasi Rencana Pembangunan TIK kota


Pekalongan periode sebelumnya dan juga masukan-masukan diatas, maka perlu
untuk segera menyusun Rencana Pembangunan TIK Menuju Kota Pekalongan
Yang Cerdas.
B. Usulan Strategi bidang sumber daya manusia:
- Mendorong konsistensi dan keterlibatan aktif Dewan TIK dan Relawan TIK.
- Melakukan rekrutmen staf ahli bidang TIK.
- Melakukan rekrutmen staf pengumpul berita untuk instansi yang punya website.
- Meningkatkan kerja sama dengan perguruan tinggi/SMK untuk bidang
penempatan mahasiswa/siswa yang akan magang/kerja praktek.
- Mengadakan dan memperbanyak pelatihan TIK berkelanjutan yang tepat orang
dan tepat kebutuhan.
- Mendorong terbentuknya/penguatan komunitas TIK di kota Pekalongan.
- Melakukan studi banding ke kota lain yang sudah berproses ke arah kota cerdas.
- Meningkatkan kemampuan dan komitmen staf pemerintah dalam memanfaatkan
TIK secara optimal.
- Memperbanyak sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman
stakeholder/masyarakat terkait produk surat digital yang sudah diterapkan.
C. Usulan Strategi bidang riset:
Meningkatkan jumlah riset/inovasi TIK yang sesuai dengan kebutuhan menuju kota
cerdas melalui lembaga litbang, DRD, Diskominfo atau melalui kerjasama dengan
lembaga penelitian perguruan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Cohen, B. (2011), “The Top 10 Smart Cities on The Planet”, Fast Company, 11 Januari 2011

Caragliu, A., Del Bo, C., and Nijkamp (2009), “Smart Cities in Europe”, A paper presented
at the Third Central European Confrence in Regional Science, Kosice, Slovak
Republic

Eko Indrajit, Richardus (2012), “Kerangka Merancang dan Membangun Kota Cerdas
Seantero Nusantara”, © Copyright by Prof. Richardus Eko Indrajit

Giffinger, R., Fertner, C., & Kramar, H. (2007), “City Ranking of European Medium Sized
Cities”, Vienna University of Technology & Delft University of Technology

Kourtit, Karima & Nijkamp, Peter (2012), “Smart Cities in the Innovation Age”, The
European Journal of Social Science Research, Vol.25, Juni 2012, 93-95.
Routledge.

Sudaryono (2014), “Konsep Smart City untuk Kota-Kota di Indonesia”, MPKD UGM

Supangkat, Suhono Harso, dkk (2015), “Pengenalan dan Pengembangan Smart City”, LPIK
ITB dan SII Smart City Initiatives Forum.

116 | JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN VOL. 11 TAHUN 2016

You might also like