ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.3, No.
2 Agustus 2017 | Page 542
ANALISIS POSITIONING E-COMMERCE B2B2C ZALORA, BERRYBENKA,
VIPPLAZA, ETCLO BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN
ANALYSIS OF E-COMMERCE POSITIONING B2B2C ZALORA, BERRYBENKA,
VIPPLAZA, ETCLO BASED ON CONSUMER PERCEPTION
Otniel Immanuel Pangaribuan 1, Osa Omar Sharif S. Si., M. SM. 2
Prodi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Telkom
1
[email protected], [email protected]
Abstract
The development of e-commerce in Indonesia is growing so rapidly, one type of e-commerce in Indonesia
that becoming a phenomenal is B2B2C. B2B2C become parties to provide their products themselves and
other parties by providing easy and secure transactions. It is, to be a solution in the midst of online
shopping fraud. B2B2C popular in Indonesia in the field of fashion that is Zalora, Berrybenka, Vipplaza
and Etclo. This shows the competition between the four B2B2C to get a position in the minds of consumers.
Related to this need to do research on the positioning of B2B2C be known attributes that are the hallmark
of each B2B2C thus, can be optimized and enhance the company's revenue. This study mapped the
positioning of B2B2C Zalora, Berrybenka, Vipplaza and Etclo to attribute website design, reliability,
responsiveness, trust, and personalization based on consumer perception. Positioning is the act of designing
deals to occupy a typical place in the minds of consumers. Processing data using SPSS version 20.0 and
analysis techniques multidimensional scaling (MDS). The results showed Zalora in first place on all
attributes, followed by Vipplaza in the second position, third position Berrybenka, Etclo fourth position.
The advice given, Zalora need to maintain the existing advantages and other B2B2C need to increase the
confidence level attributes (trust) because, had the most effect on consumer perceptions..
Keywords: Positioning, B2B2C, MDS, e-servqual.
Abstrak
Perkembangan e-commerce di Indonesia berkembang begitu pesat, salah satu jenis e-commerce di
Indonesia yang sedang menjadi fenomenal adalah B2B2C. B2B2C menjadi pihak yang menyediakan
produknya sendiri dan pihak yang lain dengan menyediakan transaksi mudah dan aman. Hal ini, menjadi
solusi di tengah maraknya penipuan online shopping. B2B2C terpopuler di Indonesia di bidang fashion
yaitu Zalora, Berrybenka, Vipplaza dan Etclo. Hal tersebut menunjukkan adanya persaingan diantara
keempat B2B2C untuk mendapatkan posisi di benak konsumennya. Terkait hal tersebut perlu dilakukan
penelitian tentang positioning B2B2C agar diketahui atribut yang menjadi keunggulan tiap B2B2C
sehingga, dapat dioptimalkan dan meningkatkan pendapatan perusahaan. Penelitian ini memetakan
positioning dari B2B2C Zalora, Berrybenka, Vipplaza dan Etclo terhadap atribut website design,
reliability, responsiveness, trust, dan personalization berdasarkan persepsi konsumen. Positioning adalah
tindakan merancang penawaran untuk menempati tempat yang khas dalam benak konsumen. Pengolahan
data menggunakan SPSS versi 20.0 dan teknik analisis multidimensional scaling (MDS). Hasil penelitian
menujukkan Zalora menempati posisi pertama pada semua atribut, disusul Vipplaza di posisi kedua,
Berrybenka posisi ketiga, Etclo posisi keempat. Saran yang diberikan, Zalora perlu mempertahankan
keunggulan yang sudah ada dan B2B2C lain perlu meningkatkan atribut tingkat kepercayaan (trust)
karena, memiliki pengaruh paling besar terhadap persepsi konsumen.
Kata Kunci: Positioning, B2B2C, MDS, e-servqual.
1
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.3, No.2 Agustus 2017 | Page 543
1. Pendahuluan
Perkembangan TI yang semakin pesat membawa perubahan yang cukup besar terhadap perubahan
perilaku dan lingkungan, baik dalam dunia pendidikan, perusahaan, maupun lingkungan masyarakat secara
umum[1]. Pertumbuhan internet di dunia berdampak juga pada pertumbuhan internet di Indonesia.
Pertumbuhan internet di Indonesia yang signifikan mendorong perkembangan e-commerce dan
diperkirakan nilai pasar e-commerce di Indonesia antara $1 miliar hingga $10 miliar pada 2015.
Diprediksikan pula dalam tiga tahun ke depan pangsa pasar e-commerce Indonesia akan tumbuh sebesar
250 persen[2]. Terdapat beberapa jenis e-commerce, namun yang sedang menjadi fenomenal di Indonesia
adalah B2B2C dengan kategori fashion.
Di Indonesia terdapat Sembilan e-commerce fashion yang sudah beroperasi namun, empat B2B2C
yaitu, Zalora, Berrybenka, VIPplaza dan Etclo yang paling populer (most trafficked) dan memiliki pangsa
pasar yang paling besar untuk kategori B2B2C[3]. Namun hal tersebut belum dapat menunjukkan
positioning dari keempat B2B2C tersebut. Terkait akan hal itu perlu dilakukan penelitian tentang
positioning B2B2C agar diketahui atribut apa yang menjadi keunggulan tiap-tiap marketplace sehingga,
dapat dioptimalkan dan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Bagi perusahaan mengetahui positioning perusahaan adalah penting untuk mengetahui sejauh
mana konsumen aware terhadap brand mereka dan mengetahui keunggulan mereka. Pada perusahaan
B2B2C banyak pembeli dan penjual yang berubah-ubah sehingga, cukup sulit mengetahui positioning
perusahaan. Hasil dari positioning adalah menciptakan kesuksesan customer-focused value proposition
untuk meyakinkan alasan mengapa target market harus membeli produk tersebut. Positioning yang baik
akan membantu strategi pemasaran untuk mencapai tujuannya.
Melalui penelitian ini akan dilakukan pemetaan positioning dari B2B2C Zalora, Berrybenka,
VIPplaza dan Etclo terhadap atribut website design, reliability, responsiveness, trust, dan personalization
berdasarkan persepsi konsumen. Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebar
secara online pada facebook fanpage setiap B2B2C, personal chatdan grup chat. Dari kuesioner yang
disebar diperoleh 385 data responden yang valid. Pengolahan data menggunakan SPSS versi 20.0 dan
teknik analisis multidimensional scaling (MDS) yang dilakukan dengan aplikasi xlstat 2017.
2. Dasar Teori
2.1 Positioning
Positioning Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan gambaran untuk menempati
tempat yang khas dalam benak konsumen [4]. Positioning memungkinkan untuk membangun individu dan
membentuk individu untuk memahami tentang layanan yang diberikan perusahaan. Positioning berkaitan
dengan identitas perusahaan yang diposisikan di dalam pikiran target market dan mungkin ini menjadi satu-
satunya cara untuk membedakan layanan yang diberikan oleh perusahaan dengan layanan yang diberikan
pesaing. Positioning akan menyimpulkan pernyataan perusahaan seperti merek apa, untuk apa merek
tersebut, dan nilai apa yang akan diberikan oleh perusahaan melalui merek tersebut untuk meningkatkan
keyakinan target market sehingga, mendukung strategi komunikasi yang baik pada pelanggan. Terdapat
beberapa kategori dalam pendekatan positioning, yaitu attributes, price/quality, competitor, application,
product user, product class[5].
2.2 E-commerce
E-commerce adalah sebuah perusahaan atau situs yang menawarkan untuk melakukan transaksi
atau memfasilitasi dalam menjual produk dan jasa secara online [6]. E-commerce memiliki beberapa tipe
dan diantaranya terdapat enam model bisnis e-commerce yang digunakan di Indonesia, yaitu classifieds,
marketplace, shopping mall, toko business to consumer, toko di media social, took business to business to
consumer. B2B2C adalah sebuah perusahaan menyediakan produk atau jasa kepada sebuah perusahaan
lainnya. Perusahaan lain tersebut kemudian menyediakan produk atau jasa kepada individu yang bertindak
sebagai konsumen. Dalam penelitian ini untuk menilai B2B2C maka, digunakan atribut dari e-sevice
quality yang terdiri dari website design, reliability, responsiveness, reliability, trust, personalization [7].
2
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.3, No.2 Agustus 2017 | Page 544
2.3 Kerangka Pemikiran
Atribut Penelitian
1. Website Design
2. Reliability
Consumer Perception Perceptual Map
3. Responsiveness
4. Trust
5. Personalization
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Atribut Definisi Referensi
Website Design Persepsi konsumen mengenai tingkat Gwo-Guang Lee &
kemudahan dan keramahan bagi Hsiu-Fen Lin (2005)
pengguna dalam menggunakan B2B2C.
Reliability Persepsi konsumen mengenai keandalan dan Gwo-Guang Lee &
keamanan dari layanan yang disediakan oleh Hsiu-Fen Lin (2005)
B2B2C.
Responsiveness Persepsi konsumen mengenai respon dan Gwo-Guang Lee &
ketersediaan layanan yang diberikan B2B2C. Hsiu-Fen Lin (2005)
Trust Persepsi konsumen mengenai tingkat Gwo-Guang Lee &
kepercayaan mekanisme yang disediakan Hsiu-Fen Lin (2005)
B2B2C.
Personalization Persepsi konsumen mengenai tingkat Gwo-Guang Lee &
perbedaan layanan yang diberikan B2B2C Hsiu-Fen Lin (2005)
untuk memenuhi kebutuhan individu secara
spesifik
3
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.3, No.2 Agustus 2017 | Page 545
Tabel 2.1 Penjelasan Atribut
3. Metode Penelitan
3.1 Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian adalah orang-orang yang mengetahui tentang marketplace dan sample yang
digunakan adalah orang-orang yang mengetahui tentang Tokopedia, Bukalapak, Elevenia, Qoo 10,
Rakuten, dan Lamido. Teknik sampling penelitian ini adalah non probability sampling sehingga penentuan
jumlah sample menggunakan digunakan persamaan Bernoulli sebagai berikut:
[ ⁄2]2 .
≥
2
Dalam penelitian ini, tingkat kepercayaan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebesar 95%, tingkat
ketelitian (α) 5%. Dari tabel distribusi ditemukan bahwa (5%)/2 = 0,025 sehingga Z = 1,960. Tingkat
kesalahan ditentukan sebesar 5% dengan probabilitas kuesioner benar (diterima) 0,5 dan kuesioner salah
(ditolak) 0,5. Dengan memasukan ke dalam persamaan diatas, maka diperoleh:
2
≥ (1.96) (0.5)(0.5) 2
0.05
≥
0.9604
0.0025
≥ 384.16 ≈ 385
Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa sampel minimal harus sebanyak 384,16 (384
responden). Namun dalam penelitian ini sampel yang akan diambil sebanyak 385 responden.
3.2 Multidimensional scaling
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Multidimensional Scaling (MDS)
atau penetapan skala multidimensi merupakan sebuah kelas prosedur untuk merepresentasikan persepsi dan
preferensi responden secara spasial dengan mengunakan sebuah tampilan visual. Langkah-langkah dalam
menetapkan skala multidimensi adalah sebagai berikut:
Memformulasikan Masalah
Memperoleh Data Masukan
Memilih Prosedur MDS
Memutuskan Jumlah Dimensi
Memberikan Label Dimensi dan Tafsirkan Konfigurasi
Mengkaji Keandalan dan Validitas
4
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.3, No.2 Agustus 2017 | Page 546
Gambar 3.1 Menetapkan skala multidimensi
3.2.1 Uji Validitas
Validitas adalah keakuratan dan keabsahan sebuah pengukuran yang mana penilaian yang didapat
benar-benar bisa menjadi representasi sebuah konsep, dengan kata lain apakah secara logis peneliti
benar-benar mengukur konsep yang telah direncanakan dan bukan hal yang lain [8]. Dalam
multidimensional scaling, uji validitas yang digunakan dengan menghitung nilai R-Square (RSQ).
RSQ dalam multidimensional scaling mengindikasikan proporsi varians data input yang dapat
dijelaskan oleh model MDS. Semakin tinggi RSQ, semakin baik model MDS. multidimensional
scaling dapat diterima bila RSQ ≥ 0,6 [9].
3.2.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila
pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang [10]. Dalam penelitian
multidimensional scaling uji reliabilitas menggunakan stress measure. stress measure menunjukkan
proporsi varians kesenjangan (perbedaan jarak antara objek pada peta persepsi dengan penilaian
responden) yang tidak dijelaskan oleh model [11]. Rumus yang paling banyak digunakan untuk
mengukur stress measure yaitu rumus Kruskal Tipe 1 berikut :
∑( − ḓ )2
=√
∑( − ḏ)2
Untuk interpretasi berlaku prinsip “Semakin rendah stress, semakin baik model MDS yang dihasilkan”.
Untuk mengetahui indikator batasan nilai stress yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kategori Penilaian Kelayakan Model Berdasarkan S-Stress
Stress (percent) Goodness of Fit
20 Poor
10 Fair
5 Good
2,5 Excellent
0 Perfect
Jika dalam perceptual map tidak terlihat dengan jelas perbedaan letak secara visual, maka untuk
mengatasi masalah tersebut dapat dengan menghitung jarak euclidean masing-masing merek.
Prinsipnya, semakin kecil jarak euclidean, semakin dekat jarak setiap objek, dan semakin tinggi pula
tingkat persaingannya. Untuk menghitung jarak euclidean, perlu untuk diketahui koordinat setiap objek
terlebih dahulu. Kemudian jarak euclidean dapat dihitung dengan rumus :
5
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.3, No.2 Agustus 2017 | Page 547
2 2
= √( 1 − −1) + ( − −1)
4. Hasil dan Pembahasan
Tabel 4.1
Resume Peringkat E-commerce B2B2C
Column1 Zalora Vipplaza Etclo Berrybenka
Website Design 1 2 4 3
Reliability 1 2 3 4
Responsiveness 1 2 4 3
Trust 1 2 4 3
Personalization 1 2 3 4
Tabel 4 memperlihatkan peringkat Zalora, Berrybenka, Vipplaza, dan Etclo terhadap atribut
website design, reliability, responsiveness, trust, personalization. Zalora mendapat peringkat pertama pada
semua atribut berdasarkan persepsi konsumen. Vipplaza berada di peringkat kedua, kemudian Etclo
peringkat keempat dan ketiga di atribut website design dan responsiveness, dan e-commerce Berrybenka
mendapat peringkat ketiga dan keempat untuk atribut website design dan responsiveness.
Hasil penelitian menggunakan multidimensional scaling menunjukkan tingkat s-stress dari
penelitian ini adalah 0 yang berarti penelitian ini memiliki tingkat keandalan (reliabilitas) termasuk dalam
kategori perfect.R-square yang dihasilkan menunjukkan bahwa penelitian ini memiliki tingkat keakuratan
(validitas) tinggi ini dibuktikan dengan nilai RSQ = 0,781 ini berarti model MDS yang dihasilkan baik,
Karena menurut Maholtra (2010) model MDS dapat diterima bila RSQ ≥ 0,6 dan semakin tinggi nilai RSQ
semakin menunjukan bahwa model MDS yang dihasilkan baik.
Berikut adalah hasil dari perceptual map e-commerce B2B2C berdasarkan atribut website design,
reliability, responsiveness, trust, personalization.
6
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.3, No.2 Agustus 2017 | Page 548
Gambar 4.1 Perceptual e-commerce B2B2C Berdasarkan Atribut
Gambar 4.1 memperlihatkan bagaimana posisi dari e-commerce B2B2C Zalora, Berrybenka,
Vipplaza, dan Etclo terhadap atribut, namun untuk menganalisis perceptual map tersebut diperlukan
menghitung euclidean distance dari titik koordinat masing-masing e-commerce B2B2C terhadap titik
koordinat atribut. Karena, hasil kuesioner memperlihatkan peringkat yang sama pada setiap atributnya,
sehingga hanya perlu dilakukan satu kali perhitungan euclidean distance. Hasil perhitungan euclidean
distance selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
B2B2C Euclidean Distance Peringkat
Zalora 0 1
Vipplaza 5.2633 2
Berrybenka 5.9295 3
Etclo 6.1441 4
Gambar 4.6 dan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa e-commerce B2B2C Zalora menempati peringkat
pertama menurut persepsi konsumen dengan besar euclidean distance sebesar 0 yang berarti titik koordinat
Zalora sama dengan titik koordinat atribut. Selanjutnya peringkat kedua ditempati oleh e-commerce B2B2C
Vipplaza dengan euclidean distance sebesar 5.2633. Berrybenka berada di peringkat ketiga dengan euclidean
distance sebesar 5.9295, dan terakhir Etclo di peringkat keempat dengan euclidean distance sebesar 6.1441. Dari
perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa e-commerce B2B2C Zalora adalah e-commerce B2B2C yang
terbaik dilihat dari segi website design, reliability, responsiveness, trust, personalization. Sedangkan yang
dipersepsikan paling buruk oleh konsumen adalah e-commerce B2B2C Etclo, karena euclidean distance Etclo
paling besar yang berarti berada paling jauh dengan titik kooordinat atribut.
Hasil pemetaan pun menunjukkan adanya persaingan yang ketat antara e-commerce B2B2C
Berrybenka dengan Vipplaza yang memiliki titik koordinat yang saling berdekatan, sedangkan hal itu tidak
terjadi pada e-commerce B2B2C Zalora dan Etclo.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui positioning e-commerce B2B2C agar setiap e-
commerce tahu atribut apa yang menjadi keunggulannya sehingga dapat di optimalkan oleh perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian dari Zalora, Berrybenka, Vipplaza, dan Etclo terhadap website design,
reliability, responsiveness, trust, dan personalization dapat disimpulkan bahwa:
1. Website design, reliability, responsiveness, trust, personalization yang terbaik dimiliki oleh
Zalora berdasarkan persepsi konsumen.
2. Perceptual map menunjukkan Vipplaza menempati posisi kedua, Berrybenka di posisi ketiga
dan Etclo di posisi keempat terhadap website design, reliability, responsiveness, trust,
personalization.
3. Persaingan ketat terjadi antara e-commerce Etclo dan Berrybenka hal ini dapat dilihat pada
perceptual map yang menunjukkan jarak titik koordinat Etclo dan Berrybenka yang saling
berdekatan.
Dengan karakteristik responden yang sebagian besar adalah perempuan berusia antara 20-30 tahun yang
merupakan pengguna aktif internet di Indonesia menjadi target dari setiap e-commerce B2B2C.
7
ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.3, No.2 Agustus 2017 | Page 549
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk Zalora, Berrybenka, Vipplaza dan Etclo adalah sebagai berikut:
1. Zalora yang mendapat peringkat pertama pada semua atribut harus mempertahankan
keunggulan yang sudah ada.
2. Berrybenka, Vipplaza dan Etclo yang memiliki peringkat di bawah Zalora harus mampu
meningkatkan atribut tingkat kepercayaan konsumen (trust). Karena, trust yang paling
sangat mempengaruhi persepsi konsumen tentang e-service quality.
Saran penulis untuk rancangan penelitian selanjutnya adalah:
1. Penelitian ini agar dibuat secara berkala setiap tahun karena positioning e-commerce
B2B2C ini dapat berubah sesuai kondisi dan situasi yang dihadapi.
Daftar Pustaka :
[1] Ariyani, N. W. (2009). Analysis Positioning of Notebook Produced By Hewlett Packard (Hp) in Bali
Province. 8.
[2] Pratiwi, H. (2014, 12). Potensi dan Tantangan E-commerce Indonesia Tahun 2015. Tersedia: DailySocial:
https://dailysocial.net/post/potensi-dan-tantangan-e-commerce-indonesia-tahun-2015. [20 September 2015].
[3]Soham, A. (2015). 9 Situs E-commerce Fashion Terbaik di Indonesia. Tersedia:
https://id.techinasia.com/gila-fashion-kunjungi-9-website-ecommerce-fashion-terbaik-di-indonesia. [20
Oktober 2016]
[4] Kotler, P. dan Keller, K.L. (2012). Marketing Management (14 ed.). London: Pearson.
[5] Kurtz, D.L. dan Boone, L.E. (2006). Principles of Marketing Newyork: Thomson
[6] Kotler, P. dan Keller K.L. (2009). Marketing Management (13th Edition ed.). New Jersey: Pearson
Prentice Hall.
[7] Gwo-Guang Lee, H.-F. L. (2005). Customer perceptions of e-service quality in online shopping.
International Journal of Retail & Distribution Management, 33 (2), 161-176.
[8] Sekaran, U. (2006). Research Method for Business. Jakarta: Salemba Empat.
[9] Malhotra, N. K. (2010). Marketing Research (6 ed.). New Jersey: Pearson.
[10] Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
[11] Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2010). Multivariate Data Analysis (7th
Edition ed.). New Jersey: Pearson Prentice Hall.