Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan… - Gregorius Kirene, dkk.
JURNAL AKUBIS
AKUNTANSI DAN BISNIS
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN
PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK (PERIODE 2010 – 2014)
Gregorius Kirene1), Silvia Indrarini2), Suprapti3)
Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik Widya Karya
Jl. Bondowoso 2, Malang 65115
Informasi Artikel ABSTRACT
This research is about analysis of financial ratios in PT
Draft awal Februarii Garuda Indonesia (Persero) Tbk in 2010 to 2014. This study
2016 Revisi Juni 2016 aims to determine the financial ratio analysis that can be
Diterima Januari 2017
Kata Kunci: used to assess the financial performance of PT Garuda
Indonesia in 2010-2014. Types of financial ratios that were
Laporan Keuangan, Rasio used are the liquidity ratios, activity ratios, solvability ratios,
profitability ratios, and the market ratio. The data that are
Keuangan used is in the form of an annual financial statement data of
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk from 2010 to 2014. This
study used quantitative descriptive analysis techniques.
The analysis showed that, the best value of any rate in the
period of 2010-2014 is a current ratio in 2011 that is 1.1563,
the quick ratio is 1.0335 in 2011, the cash ratio is 0.5666 in
2011. The best value of total assets turnover was in 2011 at
1.5083, fixed assets turnover at 5.3839 in 2011, the average
age of receivables is at 11.8038 in 2014 and accounts
receivable turnover is at 0.0276 in 2013. The best solvability
ratio is debt ratio in 2012 that is 0.5572 and a total debt to
equity ratio of 0.8482 in the year 2011. The best profitability
Diterbitkan oleh ratio value are gross profit margin in 2012 amounted to
0.0436, the net profit margin at 0,0319 in 2012, basic
Fakultas Ekonomi earning power at 0.0602 in 2012, return on investment at
Universitas Katolik Widya Karya 0.0449 in 2011 and return on equity is at 0.0962 in 2012.
The best value of market ratio from 2010-2014 is earnings
per share which is at 48.9566 in 2012, the ratio of profit
price at 101.0734 in 2013 and the ratio of market value by
1.34 per book in 2012.
1. Pendahuluan
Pada perkembangan dunia usaha sekarang ini, hanya perusahaan yang unggul dan
kompetitif yang mampu bertahan dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat.
Setiap perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang baik untuk dapat memenangkan
persaingan. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh
para calon investor untuk memutuskan apakah saham perusahaan tersebut layak untuk
dibeli atau tidak. Perusahaan juga harus senantiasa menjaga dan meningkatkan kinerja
keuangan perusahaannya agar tetap diminati oleh para investor ataupun calon investor.
Investor memerlukan informasi dalam melakukan investasinya di pasar modal untuk
mengurangi ketidakpastian investasi, memperkirakan aliran kasnya di masa yang akan
datang, dan menentukan sekuritas apa yang harus dibeli dan dijual sehingga perasaan
29
AKUBIS, Jurnal Akuntansi dan Bisnis | Vol. 2 No. 1 | Juli 2017 (29-37)
aman akan investasi dan tingkat return akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaaan
aman ini diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas,
wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Salah
satu sumber informasi yang dapat digunakan oleh investor adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan selalu dijadikan acuan investor dalam membuat keputusan
investasi di pasar modal. Untuk mengukur dan menganalisis kondisi fundamental suatu
perusahaan, alat ukur yang utama digunakan adalah laporan keuangan perusahaan yang
terdiri dari laporan rugi laba (profit and loss), neraca (balance sheet) dan kondisi arus kas
(cash flow) perusahaan. Posisi rugi laba perusahaan, keadaan neraca perusahaan,
perbandingan antara ekuitas dan utang, dan kondisi arus kas harus selalu diperhatikan
untuk dapat mendeteksi keadaan perusahaan apakah masih cukup likuid untuk beroperasi
atau justru ada masalah.
Laporan keuangan perusahaan dapat dianalisis melalui analisis rasio- rasio keuangan
dan ukuran -ukuran lainnya seperti cash flow untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan. Rasio keuangan dikelompokkan dalam lima jenis yaitu: (1) rasio likuiditas,
yaitu rasio yang menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya
dalam jangka pendek; (2) rasio aktivitas, menyatakan kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan harta yang dimikinya; (3) rasio profitabilitas, menunjukkan kemampuan
dari perusahaan dalam menghasilkan keuntungan; (4) rasio solvabilitas (leverage),
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang, dan
(5) rasio pasar, menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis
per saham.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebagai salah satu perusahaan BUMN yang sudah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga dituntut untuk tetap menjaga kinerja
keuangannya. PT Garuda Indonesia yang bergerak dalam bidang transportasi khususnya
transportasi udara juga dituntut untuk tetap menjaga kualitas layanannya kepada
masyarakat, sebab industri penerbangan nasional memilki potensi untuk terus
berkembang. Hal ini disebabkan karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar
di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau yang tersebar di sepanjang khatulistiwa.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Laporan Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia (2012), menyatakan bahwa; Laporan keuangan merupakan
bagian dari proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis
serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi berupa neraca,
laporan laba rugi, dan laporan lain yang dapat memberi informasi yang akurat tentang
keadaan perusahaan dan hasil yang telah dicapai secara kuantitatif pada semua yang
berkepentingan dalam perusahaan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan, (Ikatan Akuntan
Indonesia, 2012). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan neraca dan laporan laba-
rugi.
2.2 Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu
akun laporan keuangan dengan akun lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan
30
Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan… - Gregorius Kirene, dkk.
dan signifikan. (Harahap, 2009). Adapun jenis rasio keuangan ang biasanya digunakan,
yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-peruasahaan
membayar semua kewajiban finansial jangka pendek
pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
Rasio likuiditas terdiri dari:
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
b. Quick Ratio (Rasio Cepat)
c. Cash Ratio (Rasio Kas)
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan
dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas
ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai
jenis aktiva. Rasio - rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat
keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya
persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Rasio aktivitas terdiri dari: a. Total
Assets Turnover (perputaran aktiva)
b. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turnover)
c. Rata-rata umur piutang
d. Perputaran Piutang
3. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas merupakan gambaran kemampuan suatu perusahaan
dalam memenuhi dan menjaga kemampuannya untuk memenuhi kewajibannya
dalam membayar utang secara tepat waktu. Rasio Solvabilitas atau Leverage Ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai dengan utang, artinya berapa besar beban utang yang ditanggung
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio solvabilitas terdiri dari:
a. Total Debt to Asset (debt ratio)/ total utang terhadap total aktiva
31
AKUBIS, Jurnal Akuntansi dan Bisnis | Vol. 2 No. 1 | Juli 2017 (29-37)
b. Total Debt to Equity Ratio/total utang terhadap modal
4. Rasio Profitabiitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan. Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara
keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin tinggi
rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya
perolehan keuntungan perusahaan. Rasio profitabitlitas terdiri dari:
a. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
c. Rentabilitas Ekonomi/daya laba besar/basic earning power
d. Return on Investment (ROI)
e. Return on Equity (ROI)
5. Rasio Pasar
Rasio ini merupakan indikator untuk mengukur mahal atau murahnya saham
per lembar, ukuran prestasi perusahaan yang dianggap paling lengkap bagi para
pemegang saham. Rasio ini dapat membantu investor dalam mencari saham yang
memiliki potensi keuntungan dividen yang besar sebelum melakukan penaman
modal berupa saham. Rasio ini memberikan petunjuk mengenai apa yang
dipikirkan investor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa
mendatang. Jenis-jenis Rasio Pasar adalah:
a. Earning per share (EPS)
b. Rasio Harga-Laba (Price-Earning Ratio)
32
Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan… - Gregorius Kirene, dkk.
c. Rasio Nilai Pasar/Buku (Market/Book Ratio)
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan ragam penelitian kearsipan (Arcival research) atau
kepustakaan. Pengertian arsip dalam hal ini adalah rekaman fakta yang disimpan.
Penelitian arsip merupakan penelitian terhadap fakta tertulis (dokumen) atau berupa
arsip data. Dokumen arsip yang diteliti berdasarkan sumbernya dapat berasal dari internal
(arsip dan catatan orisinal yang diperoleh suatu organisasi) atau berasal dari data
eksternal, yaitu publikasi data yang diperoleh melalui orang lain. Tipe arsip yang
digunakan adalah arsip sekunder, yaitu hasil rekaman pihak lain, dalam hal ini adalah PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Data diambil melalui Bursa Efek maupun melalui akses
ke website PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Ruang lingkup penelitian ini hanya di
bidang Manajemen Keuangan, khususnya tentang analisis rasio keuangan untuk menilai
kinerja keuangan perusahaan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah melihat catatan tertulis
atau dokumen-dokumen berbagai kegiatan pada masa lalu sehubungan dengan masalah
yang diteliti di instansi tersebut. Adapun sifat penelitian ini adalah deskriptif Deskriptif
Murni, yaitu analisis data yang berbentuk uraian data yang didapat dari kearsipan PT
Garuda Indonesia, data berbentuk kuantitalif untuk laporan keuangan dan data kualitatif
untuk gambaran perusahaan. Sedangkan populasinya adalah data-data yang diperoleh
peneliti selama instansi mulai beroperasi, Sampel yang digunakan adalah data kuantitatif
laporan keuangan dari neraca dan laporan laba – rugi periode 2010 -2014.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini memakai 5 rasio, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio pasar. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada PT Garuda Indonesia tbk. Rasio keuangan dapat dilihat dari tabel berikut
ini:
33
AKUBIS, Jurnal Akuntansi dan Bisnis | Vol. 2 No. 1 | Juli 2017 (29-37)
Tabel 1. Perbandingan Rasio Keuangan PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk. Periode 2010- 2014
Rasio Keuangan Hasil Perhitungan
Current Ratio 2010 2011 2012 2013 2014
Rasio Quick Ratio 0.7435 1.1563 0.844 0.8325 0.6647
Cash Ratio 0.6277 1.0335 0.7334 0.7407 0.5948
Likuiditas Total Assets Turnover 0.1538 0.5666 0.432 0.483 0.3562
Fixed Assets Turnover 1.4294 1.5083 1.3791 1.2581 1.2685
Rasio 3.4867 5.3839 4.351 4.3055 4.2617
Aktivitas Rata-rata Umur Piutang 24.1374 21.4933 14.2393 14.4081 11.8038
Perputaran Piutang 0.0015 0.0029 0.0223 0.0276 0.0181
Rasio Debt Ratio
Total Debt to Equity Ratio
0.7461 0.5809 0.5572 0.6218 0.7044
Solvabilitas Gross Profit Margin 0.9911 0.8482 1.2182 1.5924 1.7087
Net Profit Margin 0.0039 0.0369 0.0436 0.0024 -0.1171
Rasio Basic Earning Power 0.0264 0.0298 0.0319 0.003 -0.0946
Return on Investment 0.0055 0.0557 0.0602 0.003 -0.1485
Profitabilitas Return on Equity 0.0377 0.0449 0.044 0.0038 -0.12
Earning per Share 0.0501 0.0656 0.0962 0.0097 -0.291
Rasio Nilai - 35.7169 48.9566 4.9469 178.877
Rasio Harga-Laba - 13.299 13.4813 101.073 -2.9902
Pasar Rasio Nilai Pasar/buku - 1.17 1.34 1.01 1.23
Sumber: data diolah 2016
Dari tabel 1 dapat diperoleh bahwa:
• Keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk periode 2010-2014 belum likuid. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rasio likuiditas yang belum mencapai standar
industri.
• PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk belum efisien dalam menggunakan aktiva untuk
menghasilkan penjualan. Hal tersebut tergambar dari nilai rasio aktivitas yang
belum mencapai standar industri.
• Kinerja keuangan perusahaan periode 2010-2014 kurang baik. Hal tersebut terlihat
dari nilai rasio solvabilitas perusahaan yang lebih besar dari standar industri.
• Rasio profitabilitas PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk periode 2010- 2014 kurang
baik karena berada di bawah standar industri.
• Rasio Pasar PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk cukup variatif, dimana mengalami
tren positif sejak tahun 2012 tetapi mengalami penurunan pada tahun 2014.
4.2 Pembahasan
Permasalahan yang dihadapi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah semakin
meningkatnya jumlah piutang dan hutang perusahaan dari tahun ke tahun. Hal ini
dibuktikan seperti pada tabel 2 berikut ini.
34
Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan… - Gregorius Kirene, dkk.
Tabel 2. Jumlah Piutang dan Hutang PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Tahun 2010-Tahun 2014
Tahun Piutang (Rp) Hutang (Rp)
2010 1,309,741,977,641 10,196,561,912,210
2011 1,621,820,496,137 10,462,833,569,270
2012 1,373,487,110,000 14,030,376,880,000
2013 1,487,264,440,000 18,366,368,350,000
2014 1,604,433,561,960 27,170,247,017,520
(Sumber: lampiran 1)
Adapun yang menjadi penyebab permasalah di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah,
sebagai berikut:
a. Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menilai bahwa kinerja keuangan
perusahaan sudah baik dengan melihat jumlah aset dan total penjualan yang terus
meningkat tiap tahun.
b. Pihak manajemen perusahaan juga menilai bahwa total utang yang dimiliki
perusahaan sangat wajar untuk sebuah perusahaan besar.
Akibat permasalahan tersebut diatas adalah, sebagai berikut:
a. Semakin meningkatnya jumlah beban piutang tak tertagih yang dimiliki perusahaan.
b. Meningkatnya biaya pembayaran utang dan biaya bunga utang perusahaan.
c. Tergerusnya laba PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, bahkan perusahaan mengalami
kerugian pada tahun 2014.
Uraian data data di atas adalah gambaran nyata yang terjadi di PT Garuda
Indonesia Tbk. Meningkatnya jumlah utang dan piutang pada perusahaan sangatlah
bersiko besar dalam memenuhi tingkat likuiditas yang baik. Rasio likuiditas digunakan
untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka
pendek. Selain itu, semakin besar utang dapat emningkatkan resiko kebangkrutan bila
tidak diolah dengan baik. Maka dari itu, seyogyanya perusahaan diharapkan dapat
mengelola rasio likuiditas dengan baik. Untuk langkah kedepan, diharapkan PT Garuda
Indonesia Tbk melakukan perbaikan dalam mengendalikan rasio keuangan perusahaan,
supaya menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan ini sehingga mendapat
tambahan modal untuk melakukan perluasan bisnis. Hal yang diharapkan antara lain:
a. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk diharapkan memperbaiki likuiditas
keuangannya, karena rasio likuiditas perusahaan pada periode 2010-2014
dibawah standar industri.
b. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk diharapkan lebih efisien dalam menggunakan
aktiva untuk menghasilkan penjualan, karena hasil analisis rasio aktivitas periode
2010-2014 berada dibawah standar industri.
c. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk diharapkan memperbaiki kinerja keuangan
perusahaan dengan mengurangi utang perusahaan karena rasio solvabilitas
periode 2010-2014 menunjukan lebih besar dari standar industri.
d. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk harap memperbaiki keadaan operasional
perusahaan dalam memperoleh laba karena hasil rasio profitabilitas periode
2010-2014 berada dibawah standar industri.
5. Kesimpulan
1. Pada tahun 2010, rasio likiuditas berada di bawah standar industri dan mengalami
kenaikan pada tahun 2011 yang mendekati atau sudah mencapai standar industri.
Sedangkan pada tahun 2012 hingga tahun 2014, rasio likuiditas menunjukkan tren
penurunan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa PT Garuda Indonesia kurang
likuid untuk menjamin hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimilinya. Hal ini
terjadi karena total hutang lancar mengalami
35
AKUBIS, Jurnal Akuntansi dan Bisnis | Vol. 2 No. 1 | Juli 2017 (29-37)
kenaikan lebih besar dari kenaikan total aktiva lancar.
2. Rasio perputaran aktiva (aktiva tetap dan total aktiva) menunjukan kenaikan pada
tahun 2011 dibandingkan tahun sebelumnya dan mengalami tren penurunan pada
tahun 2012 hingga tahun 2014. Hal ini menunjukan tahun 2011 perusahaan lebih
efisien dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Sedangkan pada
rasio rata-rata umur piutang dan rasio perputaran piutang menunjukan tren yang
positif dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Hal ini dikarenakan kenaikan penjulan
lebih besar dari kenaikan piutang perusahaan.
3. Secara umum, rasio solvabilitas PT Garuda Indonesia periode 2010-2014 kurang baik.
Hal ini ditunjukan dengan nilai rasio yang lebih besar dari standar industri. Kondisi
tersebut menunjukan kinerja keuangan perusahaan yang kurang baik.
4. Rasio profabilitas yang menggambarkan keadaan operasi perusahaan, secara umum
menunjukan keadaan yang kurang baik. Hal tersebut ditunjukan dengan besarnya
nilai rasio yang berada dibawah standar industri, bahkan menunjukan kondisi paling
buruk pada tahun 2014 dimana perusahaan mengalami kerugian.
5. Secara umum, rasio pasar menunjukan tren yang positif sejak tahun 2012 dengan
meningkatnya laba per lembar saham dan harga pasar per lembar saham. Tetapi rasio
ini kembali menurun pada tahun 2014 karena perusahaan mengalami kerugian.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kantor PT Garuda Indonesia, maka
penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Saran Akademis
Penelitian ini belum menggambarkan kondisi perusahaan yang lebih rinci karena
hanya menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio keuangan. Oleh
karena itu, disarankan bagi peneliti selanjutnya yang meneliti topik yang sama untuk
menggunakan teknik analisis yang lebih kompleks agar menggambarkan kondisi
perusahaan yang sesungguhnya.
2. Saran Praktis
• PT Garuda Indonesia perlu mengimbangi aktiva lancar dengan hutang lancar agar
kondisi keuangan perusahaan lebih likuid.
• PT Garuda Indonesia harus lebih meningkatkan efisiensi penggunaan aset-asetnya
sehingga tidak terdapat kelebihan dana yang tertanam pada satu jenis aktiva.
• Perusahaan perlu mengurangi pembiayaan aktiva dengan menggunakan hutang
karena hal ini menunjukan kondisi perusahaan yang kurang baik.
• Manajemen PT Garuda Indonesia kurang efektif dalam menggunakan modal,
sehingga perlu meningkatkan penggunaan modalnya untuk memperoleh laba yang
besar
• PT Garuda Indonesia adalah salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang kegiatan operasionalnya tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di
beberapa negara lain. Kondisi ini membuat PT Garuda Indonesia menjual tiket
penerbangan ke luar negeri dengan menggunakan mata uang USD. Hal ini tentu
sangat berrisiko untuk perusahaan apabila nilai kurs USD menguat terhadap
Rupiah, dan ini terbukti pada tahun 2014 dimana perusahaan mengalami kerugian.
Oleh karena itu, disarankan agar perusahaan tetap menjual tiket dengan
menggunakan mata uang rupiah, khususnya penerbangan dari Indonesia tujuan ke
luar negeri.
Daftar Pustaka
Bursa Efek Indonesia. 2010. Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Tahun
2010. Diakses dari www.idx.com pada tanggal 15 Maret 2015
_. 2011. Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia (Persero)
Tbk Tahun 2011. Diakses dari www.idx.com pada tanggal 15 Maret 2015
36
Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan… - Gregorius Kirene, dkk.
_. 2012. Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia (Persero)
Tbk Tahun 2012. Diakses dari www.idx.com pada tanggal 15 Maret 2015
_. 2013. Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia (Persero)
Tbk Tahun 2013. Diakses dari www.idx.com pada tanggal 15 Maret 2015
_. 2014. Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia (Persero)
Tbk Tahun 2014. Diakses dari www.idx.com pada tanggal 15 Maret 2015
Garuda Indonesia.2015. Logo Perusahaan. Diakses dari www.garuda-indonesia.com pada
tanggal 14 Maret 2015
. 2015. Tentang Garuda Indonesia. Diakses dari www.garuda- indonesia.com pada
tanggal 14 Maret 2015
. 2015. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan. Diakses dari www.garuda-
indonesia.com pada tanggal 14 Maret 2015
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Herawati, Naomi Ika. 2013. Analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja
Keuangan (Pada perusahaan kosmetik dan barang keperluan rumah tangga yang
listing di BEI periode 2007-2011). Skripsi. Universitas Katolik Widya Karya Malang
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juni 2012. Jakarta:
Ikatan Akuntansi Indonesia
Kasmir. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Lutfi, Deri Alfian. 2013. Manfaat Analisis Rasio Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja
Keuangan Perusahaan pada Kelompok Industri Logam Mineral Lainnya. Skripsi.
Universitas Widyatama Bandung.
Mapantau, Senny. 2012. Analisis Laporan Keuangan Berdasarkan Metode Vertikal-
Horizontal dan Rasio Keuangan untuk Mengevaluasi Kinerja Keuangan Perbankan
pada Bank BUMN (Periode 2008-2010). Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar.
Munawir, S. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty
Nurcahyo, Niko. 2009. Analisis Kinerja Likuiditas, Aktivitas, Rentabilitas dan Analisis
Hubungan Modal Kerja Terhadap Laba Perusahaan pada Industri Otomotif di BEI.
Skripsi. Universitas Gunadarma
Prastowo, Dwi. 2005. Analisis Laporan Keuangan (Konsep dan Aplikasi), Edisi Kedua.
Yogyakarta: UPP AMP YPKN.
Riyanto. 2010. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan.Yogyakarta: Penerbit GPFE
S.R., Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat
Saputra, Devina Cyntya. 2010. Analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja
Keuangan PT PG Agung Malang. Skripsi. Universitas Katolik Widya Karya Malang
Sawir, Agnes. 2009. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
37