100% found this document useful (1 vote)
387 views7 pages

Kehamilan & Penyakit Jantung Rematik

This case study describes the management of a 27-year-old pregnant woman in her 39th week of pregnancy who presented with symptoms of heart failure caused by rheumatic heart disease. She has a 5-year history of rheumatic heart disease. Echocardiography showed severe mitral regurgitation, mild mitral stenosis, enlarged left atrium and left ventricle with an ejection fraction of 76%. The key principles in managing pregnancy with heart disease are early detection to reduce excessive cardiac loads throughout pregnancy and delivery to prevent increased cardiac loads and secondary infections. A multidisciplinary approach is needed to achieve optimal maternal and neonatal outcomes.

Uploaded by

Ferdy Anggara
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
100% found this document useful (1 vote)
387 views7 pages

Kehamilan & Penyakit Jantung Rematik

This case study describes the management of a 27-year-old pregnant woman in her 39th week of pregnancy who presented with symptoms of heart failure caused by rheumatic heart disease. She has a 5-year history of rheumatic heart disease. Echocardiography showed severe mitral regurgitation, mild mitral stenosis, enlarged left atrium and left ventricle with an ejection fraction of 76%. The key principles in managing pregnancy with heart disease are early detection to reduce excessive cardiac loads throughout pregnancy and delivery to prevent increased cardiac loads and secondary infections. A multidisciplinary approach is needed to achieve optimal maternal and neonatal outcomes.

Uploaded by

Ferdy Anggara
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 7

Sebuah Kasus : Tatalaksana Optimal

Kehamilan dengan Penyakit Jantung Rematik

Herlambang., Eka, D., Fitri, A., Supriadi, E., Oktaliani, R.

ABSTRACK
Introduction: The number of women who have a pre-existing cardiovascular disease (CVD) or develop
cardiac problems during pregnancy is increasing, and it is the leading cause of non-obstetric mortality
during pregnancy. Heart disease complicates approximately 1–3% of pregnancies and is responsible
for 10 to 15% of maternal mortality. The rheumatic heart disease remains the number one worldwide
cause of maternal cardiac complications in pregnant. It is important that obstetric, anesthesiologists ,
cardiologist, remain aware of the disease, its complications and management of valvular lesions
throughout the birthing process.
Case Presentation : In this case study, a 27 years old woman presented with dyspnoe with chest
pain and pulsate heartbeats. She also experienced abdominal pain that referred through her hip. She’s
in 39th weeks of pregnancy and diagnosed with rheumatic heart disease since 5 years ago. She
presented with full consciousness, BP 130/70 mmHg, pulse 110bpm regular and the temperature was
370C. In physical examination was found thrill and systolic murmur. Echocardiography concluded
severe mitral regurgitation, mild mitral stenosis, dilated LA and LV with 76% ejection fraction.
Conclusion: It has been reported, a 27 years old expecting woman is in 39 th week of pregnancy and
diagnosed with heart failure et cause rheumatic heart disease. The most prominent principal of
management pregnancy with heart disease is early findings and reduce excessive cardiac loads from
the first trimester until puerperium phase. All the efforts should be intended to prevent increased cardiac
loads and secondary infection. Furthermore, choosing delivery methods should be considered and
involving multidisciplinary to reach optimum maternal and neonatal outcomes.
Keywords: Rheumatic Heart Disease, Cardiac Disease in Pregnancy, Mitral Valve Regurgitation

ABSTRAK
Pendahuluan: Jumlah wanita yang memiliki penyakit kardiovaskular (CVD) yang sudah ada
sebelumnya atau masalah jantung selama kehamilan meningkat, dan merupakan penyebab utama
kematian non-obstetri selama kehamilan. Komplikasi penyakit jantung sekitar 1-3% kehamilan
bertanggung jawab terhadap 10-15% kematian ibu. Penyakit jantung rematik tetap menjadi penyebab
komplikasi penyakit jantung nomor satu di dunia pada kehamilan. Hal ini menyebabkan pentinnya peran
dokter kandungan, anestesi dan jantung dalam pengelolaan komplikasi dan lesi katup sepanjang
proses persalinan.
Presentasi Klinis: Pada laporan kasus ini, seorang perempuan berusia 27 tahun dengan keluhan
sesak nafas disertai rasa berat di dada, nyeri dada dan jantung berdebar, keluhan juga disertai nyeri
perut hilang timbul yang menjalar dari pinggang ke perut bagian depan. Hamil 39-40 minggu dan
memiliki riwayat penyakit jantung rematik sejak 5 tahun yang lalu. Pasien datang dengan kesadaran
kompos mentis, tekanan darah 130/70 mmHg, nadi teraba 110 kali per menit kuat regular dengan isi
cukup dan respirasi 28 kali per menit, dan suhu 370C. Pemeriksaan fisik didapatkan thrill, murmur fase
sistolik. Pemeriksaan echocardiography berupa regurgitasi mitral berat, stenosis mitral ringan, dilatasi
atrium kiri dan ventrikel kiri dengan ejection fraction 76%.
Kesimpulan: Telah dilaporkan kasus, perempuan usia 27 tahun hamil 39-40 minggu dengan gagal
jantung et causa penyakit jantung rematik. Prinsip penatalaksanaan yang terpenting dari kehamilan
dengan penyakit jantung adalah deteksi dini dan mengurangi beban jantung berlebihan sehingga dari
seluruh fase kehamilan mulai dari ANC sampai fase puerperium harus ditatalaksana berorientasi
terhadap pencegahan peningkatan beban jantung dan infeksi sekunder. Selain itu, pertimbangan
pemilihan metode persalinan juga harus tepat dengan melibatkan multidisiplin agar tercapainya luaran
maternal dan neonatal yang optimal.
Kata Kunci: Penyakit Jantung Rematik, Penyakit Jantung pada Kehamilan, Mitral Regurgitasi
PENDAHULUAN menyebabkan terjadinya insufesiensi katup
Penyakit jantung merupakan penyebab mitral.12 Peningkatan volume yang masuk dan
kesakitan dan kematian tertinggi selama proses inflamasi ventrikel kiri akan
kehamilan dan persalinan.1 Kehamilan dengan menyebabkan atrium kiri berdilatasi akibat
penyakit jantung akan memperberat penyakit regurgitasi darah.13 Peningkatan tekanan atrium
jantung yang dideritanya, dan penyakit jantung kiri ini akan menyebabkan kongesti paru diikuti
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan dengan gagal jantung kiri. Apabila kelainan
perkembangan janin dalam rahim.2 Di negara pada mitral berat dan berlangsung lama,
yang sedang berkembang, kejadian penyakit gangguan jantung kanan juga dapat terjadi.
jantung yang sering ditemui adalah penyakit Regurgitasi mitral dapat ditoleransi dalam
jantung rematik dan memberikan permasalahan jangka waktu lama tanpa keluhan pada jantung,
pada ibu hamil.3 Timbulnya penyakit jantung baik pada saat istirahat maupun beraktivitas.
rematik diawali dengan terjadinya demam Sesak nafas dan lekas lelah merupakan keluhan
rematik.4 Pada demam rematik, reaksi yang awal secara berangsur-angsur menjadi
terjadi adalah berupa autoimun yang dipicu ortopnea, dispnea nokturnal paroksismal, dan
oleh terpajannya pejamu yang secara genetis edema perifer. Gejala-gejala berat tersebut
rentan terhadap suatu antigen pada dapat dipicu oleh fibrilasi atrial karena
Streptokokus β Hemolitikus Grup A dan akan peningkatan derajat regurgitasi, atau ruptur
terjadi kerusakan patologis jaringan akibat korda.14
reaksi inflamasi yang menahun berupa proses Pada pemerikasaan fisik, fasies mitral lebih
eksudasi, proliferasi, dan pembentukan jarang terjadi dibandingkan dengan stenosis
jaringan parut pada otot-otot jantung dan katup mitral. Pada palpasi, apeks biasanya terdorong
jantung sehingga akan terjadi malfungsi ke lateral/kiri sesuai dengan pembesaran
jantung dan akhirnya akan menyebabkan ventrikel kiri. Thrill pada apeks pertanda
timbulnya insufisiensi katup.5,6 terdapatnya MR berat.15
Pada wanita hamil akan terjadi perubahan Pada auskultasi terdengar bising
hemodinamik karena peningkatan volume pansistolik yang bersifat meniup (blowing) di
darah sebesar 30-50% yang dimulai sejak apeks, menjalar ke aksila dan area infraskapular
trimester pertama dan mencapai puncaknya kiri. Bunyi jantung pertama biasanya
pada usia kehamilan 32-34 minggu dan bergabung dengan murmur. Terdengar bunyi
menetap sampai aterm.7 Sebagian besar jantung ketiga akibat pengisisan cepat ke
peningkatan volume darah ini menyebabkan ventrikel kiri pada awal diastolik dan diikuti
meningkatnya kapasitas rahim, mammae, diastolic flow murmur karena volume atrium
ginjal, otot polos dan sistem vaskuler.8 kiri yang besar mengalir ke ventrikel kiri.16,17
Perubahan hemodinamik yang mencolok akibat Pada pemeriksaan penunjang dapat
kehamilan dapat berdampak besar pada dilakukan pemeriksaan C-reactive protein dan
penyakit jantung yang sudah ada. Wanita yang laju endap darah, pemeriksaan
mengidap penyakit jantung mungkin tidak elektrokardiografi untuk menilai adanya
dapat menyesuaikan perubahan-perubahan ini kardiomegali dan kongesti pulmonal sebagai
dan terjadi disfungsi ventrikel yang mengarah tanda adanya gagal jantung kronik, dan
ke gagal jantung kardiogenik.9 pemeriksaan ekokardiografi untuk menilai
Kelainan katup jantung adalah salah satu derajat insufisiensi/stenosis katup.18
penyakit jantung yang sering ditemukan pada Komplikasi yang dapat terjadi adalah lahir
saat kehamilan.10 Gangguan ini dapat premature, intrauterine growth retardation,
meningkatkan kejadian gagal jantung, respiratory distress syndrome, hemoragik
morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin intraventrikel dan kematian. Pada beberapa
yang dikandung. Jenis-jenis kelainan ini kasus kehamilan dengan kelainan katup
meliputi mitral stenosis yang disebabkan jantung, penggunaan antibiotika diperlukan
penyakit jantung rematik, mitral dan aorta untuk menghindari terjadinya (profilaksis)
regurgitasi, kelainan katup tricuspid serta katup endokarditis.
jantung prostetik.11 Penatalaksanaan pasien dengan rheumatic
Kelainan pada valvular yang tersering heart disease secara garis besar bertujuan untuk
adalah regurgitasi katup mitral (65-70% kasus). mengeradikasi bakteri Streptococcus beta
Perubahan struktur katup diikuti dengan hemolyticus grup A, menekan inflamasi dari
pemendekan dan penebalan korda tendinea respon autoimun, dan memberikan terapi
suportif untuk gagal jantung kongestif. Selama lima tahun terakhir ini, Pasien juga
Penisilin G Benzathine IM, penisilin V mengeluhkan adanya nyeri dada, dan juga
pottasium oral, dan amoxicilin oral adalah obat mengatakan cepat merasa lelah dan sering sesak
pilihan untuk terapi Streptococcus beta napas saat malam hari dan beraktivitas berat,
hemolyticus grup A. Diet pasien rheumatic kunjungan antenatal care > 4 kali.
heart disease harus bernutrisi dan tanpa Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak
restriksi kecuali pada pasien gagal jantung.18,19 sakit sedang dengan kesadaran compos mentis.
Pengawasan nifas sangat penting tekanan darah 130/70 mmHg nadi 121x menit,
diperhatikan, mengingat kegagalan jantung RR 28x/menit dan suhu 36,7ͦC. Konjungtiva
dapat terjadi pada saat nifas, walaupun pada anemis, pada pemeriksaan fisik dada
saat kehamilan atau persalinan tidak terjadi didapatkan rhonki di basal paru, adanya trhill,
kegagalan jantung. Komplikasi-komplikasi pembesaran jantung ke arah kiri dan
nifas seperti perdarahan post partum, anemia, abnormalitas frekuensi suara denyut jantung
infeksi dan tromboemboli akan lebih berbahaya pada aukustasi (murmur fase sistolik), JVP
pada pasien-pasien dengan penyakit meningkat 5±4 mmHg. Pada pemeriksaan
jantung.20,21 abdomen ditemukan adanya graviditas berupa
perut membesar, striae gravida, pusat mendatar,
LAPORAN KASUS aukustasi adanya denyut jantung bayi yang
Seorang perempuan berusia 27 tahun normal dengan his yang tidak adekuat. Pada
datang ke RSUD Raden Mattaher Provinsi pemeriksaan leopold disimpulkan janin
Jambi untuk persiapan rencana operasi Sectio presentasi kepala. Pemeriksaan vagina tidak
Caesaria atas kehamilannya. Diketahui pasien menunjukkan pembukaan porsio.
sedang hamil anak pertama. dengan usia
kehamilan 39-40 minggu. Pada saat datang
kerumah sakit, pasien mengeluh keluhan sesak
nafas disertai rasa berat di dada, nyeri dada dan
jantung berdebar, keluhan juga disertai nyeri
perut hilang timbul yang menjalar dari
pinggang ke perut bagian depan, pasien tidak
mengeluhkan adanya keluar air-air dari jalan
lahir, keluarnya darah dan lendir dari jalan lahir
(-) keinginan untuk meneran (-). Sejak usia
kehamilan 7 bulan pasien mengeluhkan kedua
tungkainya bengkak sehingga pasien merasa
kesulitan untuk berjalan.
Lima tahun yang lalu pasien mengeluhkan
Gambar 1. Hasil Pemeriksaan USG
demam terus menerus selama 3 hari dan nyeri
tenggorokan disertai nyeri pada seluruh Hasil pemeriksaan darah rutin didapatkan
persendiannya. Pasien juga mengeluhkan anemia dengan hb 9,4 g/dL, fungsi hati, fungsi
adanya benjolan berbentuk bulat yang terdapat ginjal dan urinalisis tidak terdapat kelainan.
dibawah kulit pada kedua tangan dan Pemeriksaan EKG berkesan sinus takikardi
kemerahan pada tangannya. Kemudian pasien dengan pemanjangan PR interval. Pemeriksaan
memeriksakan dirinya ke dokter umum lalu USG berupa gravida 39-40 minggu, presentasi
pasien dikonsultasikan kepada dokter spesialis kepala dengan tafsiran berat janin 3242 gram.
jantung. Pasien didiagnosa penyakit jantung Pasien dilakukan pemeriksaan
rematik oleh dokter spesialis jantung dan rutin echocardiography dengan kesimpulan
mengkonsumsi obat furosemide, nitral dan regurgitasi mitral berat, stenosis mitral ringan,
amoksisilin. Dokter spesialis jantung dilatasi atrium kiri dan ventrikel kiri dengan
menyarankan pasien untuk menjalani operasi ejection fraction 76%.
penggantian katup namun pasien menolak,
pasien rutin mendapatkan injeksi benzatine
penicillin G intramuscular setiap 21 hari.
Gambar 2. Echocardiography

Pasien kemudian dioperasi Sectio Caesaria merasa sesak disertai nyeri dada, cepat merasa
untuk persalinannya dengan teknik anestesi lelah dan mengeluhkan sakit kepala.
spinal. Obat yang diberikan untuk anestesi yaitu Berdasarkan keluhan pasien, sesak yang
bupivacaine 0.5% 3mL dan adjuvant morphine dialami mengarah kepada penyakit gagal
0,1mL. Selama operasi berlangsung tekanan jantung, karena sesak tetap timbul walaupun
darah pada awalan anestesi 97/67 mmHg dan pasien istirahat dan lebih nyaman jika posisi
diberikan ephedrine 10mg intravena untuk kepala ditinggikan kemudian adanya bengkak
stabilisasi tekanan darah hingga akhir operasi pada kedua tungkai. Kebanyakan pasien
dengan rata-rata 113/70mmHg dengan nadi 111 mengakui toleransi melakukan aktivitas
kali per menit. pasien diberikan furosemide berkurang dan merasa mudah kelelahan.
40mg untuk merangsang diuresis dan Kondisi ini berhubungan erat dengan
menghindari hypervolemia. Perdarahan peningkatan berat badan yang diperoleh selama
intraoperatif sebanyak 500 mL. Lahir bayi masa kehamilan dan akibat anemia fisiologis
perabdominam dengan berat badan 3300 gram pada kehamilan. Episode pingsan atau sakit
dan panjang badan 48 cm, Apgar Score 8/9. kepala ringan terjadi sebagai akibat dari
Pasien di observasi di ruang ICCU dan bayi di kompresi mekanik dari rahim yang hamil pada
observasi di ruang perinatologi. vena cava inferior, sehingga menyebabkan
aliran balik vena ke jantung tidak adekuat,
PEMBAHASAN terutama pada trimester ketiga.22,23
Pada kasus ini, pasien didiagnosis G1A0P0 Berdasarkan pemeriksaan fisik pada pasien
hamil 39-40 minggu dengan gagal jantung e.c ini, menunjukkan penyakit. Manifestasi lain
penyakit jantung rematik. Penegakkan gagal jantung adalah kelelahan otot,
diagnosis didasarkan pada anamnesis, pembesaran jantung, takikardia, murmur
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. sistolik, bunyi jantung ketiga (S3) gallop, ronki
Pada anamnesis, pasien mengeluhkan sering basah halus di basal paru, karena aliran udara
yang melewati alveolus yang edematosa. Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang,
Murmur sistolik dapat terdengar pada wanita diagnosis mengarah kepada penyakit jantung
hamil dan merupakan hasil dari sirkulasi rematik. Penyakit jantung rematik adalah cacat
hiperkinetik selama masa kehamilan. 2 4 jantung akibat sisa demam rematik akut tanpa
Murmur didengar terbaik pada linea sternum disertai keradangan akut. Cacat dapat terjadi
kiri bawah dan diatas area pulmonal. Murmur pada semua bagian jantung terutama katup
jinak kontinyu, seperti dengungan vena servikal mitral dan katup aorta. Penyakit ini didahului
rahim dan mammary souffle, juga disebabkan oleh demam rematik akut yaitu sindroma
oleh adanya peningkatan aliran peradangan yang timbul setelah sakit
sekunder terhadap perubahan hemodinamik tenggorokan oleh Streptokokus B hemolitikus
dari kehamilan.25 Murmur diastolik terdengar grup A yang cenderung dapat kambuh. Gejala
selama kehamilan memerlukan penyelidikan klinis yang timbul berupa subfebril, anoreksia,
lebih lanjut echocardiography dan doppler. tampak pucat atralgia, dan sakit perut.
Gagal jantung dapat disebabkan oleh antara lain Penegakan diagnosis menggunakan kriteria
infark miokardium, miopati jantung, defek Jones, kriteria mayor yang ditemukan pada
katup, malformasi kongenital dan hipertensi pasien ini ialah nodul subkutan dan karditis
kronik.26,27 yang, sedangkan kriteria minor yang terdapat
Penyebab gagal jantung pada pasien ini pada pasien ini adalah demam, arthralgia.
dicurigai adalah penyakit jantung rematik. Karditis dibuktikan dengan pemeriksaan
Gagal jantung dapat memengaruhi jantung kiri, echocardiography yang menunjukkan adanya
jantung kanan, atau keduanya (biventrikel). mitral regurgitasi berat.30,31
Manifestasi tersering dari gagal jantung kiri Pada kasus ini diagnosis sudah tepat, yaitu
adalah dispnea atau perasaan kehabisan napas. Penyakit Jantung Rematik, karena sudah
Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan memenuhi kriteria Jones, baik kriteria mayor
compliance paru akibat edema dan kongesti maupun kriteria minor, meskipun pemeriksaan
paru dan oleh peningkatan aktivitas reseptor kriteria minor seperit CRP dan LED tidak
regang otonom di dalam paru.28 Dispnea paling dilakukan. Meskipun demikian, pemeriksaaan
jelas sewaktu aktivitas fisik (dyspneu d’effort). diagnosis pasti yaitu usap tenggiokan infeksi
Dispnea juga jelas saat pasien berbaring streprococcus seharusnya dilakukan untuk
(ortopnea) karena meningkatnya jumlah darah mengkonfirmasi diagnosis. Penatalaksanaan
vena yang kembali ke toraks dari ekstremitas pada kasus ini meliputi tirah baring, Benzatin
bawah dan karena pada posisi ini diafragma penisilin 1,2 juta unit, furosemide tab 1x40 mg.
terangkat. Dispnea nokturnal paroksismal Lama dan tingkat tirah baring tergantung sifat
adalah bentuk dispnea yang dramatik, pada dan keparahan serangan.
keadaan tersebut pasien terbangun dengan Pada dasarnya, persalinan perabdominam
sesak napas hebat mendadak disertai batuk, dapat membantu beban ibu selama proses
sensasi tercekik, dan mengi. Klasifikasi gagal persalinannya, karena ibu tidak perlu mengejan
jantung menurut New York Heart Association yang dapat meningkatkan beban curah jantung,
(NYHA) dapat dibagi menjadi 4 klasifikasi. hal tersebut juga dibuktikan dengan penelitian
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, yang dilakukan pada beberapa negara maju
pada pasien ini termasuk gagal jantung NYHA bahwa mortalitas perinatal dan mortalitas
derajat III, karena pasien tidak merasa sesak maternal memberikan hasil yang lebih rendah
saat istirahat namun aktivitas fisik sehari- insidensinya pada kelahiran perabdominam
harinya sudah terbatas.29 (caesarean-section) (1,6%), jika dibandingkan
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan dengan kelahiran pervaginam (5%).23 Namun,
kadar Hb 9,4 mg/dl. Anemia merupakan berdasarkan penelitian di Amerika Serikat
penyebab atau komplikasi dari gagal jantung. angka komplikasi obstetris meningkat berat
Mekanisme terjadinya anemia pada gagal pada kelahiran perabdominam, angka
jantung meliputi disfungsi sumsum tulang morbiditas ibu meningkat dua kali lipat pada
karena penurunan curah jantung dan aktivasi kelahiran perabdominam daripada pervaginam.
sitokin. Aktivitas TNF-α dapat menyebabkan Karena, prosedur bedah akan meningkatkan
depresi sumsum tulang, insensitivitas terhadap beban jantung berupa stress karena dioperasi,
eritropoietin (EPO) dan mengganggu pelepasan infeksi, anestesi yang lama, perdarahan yang
dan penggunaan besi tubuh. banyak, serta risiko tromboemboli yang makin
meningkat.32 Pertimbangan pemilihan indikasi
seksio sesarea sebaiknya tidak menggunakan perbaikan katup adalah lebih rendahnya
indikasi penyakit jantung. Tindakan persalinan morbiditas dan mortalitas perioperatif, fungsi
perabdominam tidak akan mengurangi ventrikel kiri yang dipertahankan karena korda
keparahan penyakit jantung yang diderita atau dipreservasi, bebas antikoagulan, dan
frekuensi komplikasi yang timbul pada jantung, durabilitas yang relatif lebih baik.
dibandingkan melahirkan pervaginam. Kecuali
pada hipertensi pulmonal yang berat karena KESIMPULAN
berbagai sebab, sindrom marfan dan aneurisma Telah dilaporkan kasus, perempuan usia 27
aorta sebaiknya dilakukan pembedahan secara tahun hamil 39-40 minggu dengan gagal
elektif tetapi perawatan intensif diperlukan jantung et causa penyakit jantung rematik.
pada saat postpartum.33 Prinsip penatalaksanaan yang terpenting dari
Pada pasien ini dipilih persalinan dengan kehamilan dengan penyakit jantung adalah
sectio caesarea. Meskipun beberapa teori deteksi dini dan mengurangi beban jantung
menyatakan bahwa sectio caesarea hanya berlebihan sehingga dari seluruh fase
dilakukan apabila ada indikasi obstetrik, namun kehamilan mulai dari ANC sampai fase
pada pasien ini telah terjadi gejala awal gagal puerperium harus ditatalaksana berorientasi
jantung yakni keluhan sesak dengan laju terhadap pencegahan peningkatan beban
pernafasan 28 x permenit, orthopnoe, dan jantung dan infeksi sekunder. Selain itu,
iregularitas denyut jantung, maka pilihan yang pertimbangan pemilihan metode persalinan
tepat adalah melakukan tindakan sectio juga harus tepat dengan melibatkan
caesarea. Pada kondisi pasien ini sebaiknya multidisiplin agar tercapainya luaran maternal
hal-hal yang memicu kontraksi otot-otot rahim dan neonatal yang optimal.
dihindari karena apabila terjadi kontraksi otot-
otot rahim akan mengakibatkan meningkatnya DAFTAR PUSTAKA
aliran darah ke jantung pasien dan menambah 1. Baumgartner, H., Falk, V., Bax, J. J. (2017).
beban jantung pasien ini yang sudah memiliki ESC/EACTS Guidelines for the management
tanda-tanda gagal jantung awal sebelumnya of valvular heart disease. European Heart
sehingga dapat membahayakan kondisi pasien. Journal, 38(36), 2739–2791.
2. Nanna M, Stergiopoulos K. (2014). Pregnancy
Maka dari itu pemilihan sectio caesarea pada
complicated by valvular heart disease: An
kasus ini sudah tepat.1,6 Update. J Am Heart Assoc.
Penanganan lebih lanjut pada pasien ini 3. Chambers J, Prendergast B, Iung B, Rosenhek
yaitu pasien diperbolehkan untuk hamil dengan R. Standards defining a “heart valve centre”:
syarat penyakit jantung telah ditangani dan ESC Working Group on Valvular Heart
memerlukan pemantauan yang ketat dari dokter Disease and European Association for
kandungan dan jantung, pada pasien ini Cardiothoracic Surgery viewpoint. Eur Heart J
sebaiknya dilakukan pemasangan kontrasepsi 2017;38:2177–2182.
berupa AKDR untuk dapat menjarangkan usia 4. Van Hagen IM, Roos-Hesselink JW. (2015).
kehamilan. Pasien juga disarankan untuk ROPAC Investigators and the
EURObservational Research Programme
melakukan operasi katup jantung (mitral valve
(EORP) Team. Pregnancy in women with a
repair / mitral valve replacement) karena pada mechanical heart valve: data of the European
umumnya luaran pasca operasi masih tetap Society of Cardiology Registry of Pregnancy
lebih baik bila dibandingkan terapi and Cardiac Disease (ROPAC).
medikamentosa, luaran tersebut erat kaitannya Circulation;132:132–142.
dengan beratnya penyakit, komorbiditas, 5. French, K. A., & Poppas, A. (2018).
kemampuan/fasilitas rumah sakit, kemampuan Rheumatic heart disease in pregnancy.
staf medis dan kerja sama antar kelompok yang Circulation, 137(8), 817–819.
terdiri dari tim bedah, obgyn, kardiolog, 6. The National Heart Foundation. (2014). New
anestesi, intensivis, serta perawatan pasca Zealand guidelines for rheumatic fever.
Diagnosis, management and secondary
operasi.
prevention of acute rheumatic fever and
Dengan semakin baiknya teknik rheumatic heart disease.
pembedahan perbaikan katup, maka para ahli 7. RHD Australia (ARF/RHD writing group) et
bedah jantung cenderung untuk melakukan al. (2012). Australian guideline for prevention,
perbaikan anatomi katup dibandingkan dengan diagnosis and management of acute rheumatic
penggantian dengan katup prostetik terutama fever and rheumatic heart disease (2nd
pada kelainan katup mitral. Keuntungan edition).
8. Chambers J, Prendergast B, Iung B. (2017) of acute rheumatic fever in the era of doppler
Standards defining a “heart valve centre”: ESC echocardiography: A scientific statement from
Working Group on Valvular Heart Disease and the American Heart Association.
European Association for Cardiothoracic 22. Kothari SS. (2013). Of history, half‑truths, and
Surgery viewpoint. Eur Heart J; 38:2177– rheumatic fever. Ann Pediatr Cardiol
2182. 2013;6:117‑20.
9. Laksmi PW, Alwi I, Setiati S, Manajoer AM, 23. Ghati, N. (2018). A case of rheumatic heart
Ranita R. (2008). Penyakit-penyakit pada disease with history of complicated pregnancy.
kehamilan peran seorang internis. Pusat Department of Cardiology, All India Institute
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas of Medical Sciences: New Delhi, India.
Kedokteran Universitas Indonesia. 24. Homenta, S. (2014). Penyakit jantung pada
10. Carapetis, J. R., Beaton, A., Cunningham, M. kehamilan. Fakultas Kedokteran Universitas
W. (2016). Acute rheumatic fever and Indonesia: Jakarta.
rheumatic heart disease. Nature Reviews 25. Nanna M, Stergiopoulos K. (2014). Pregnancy
Disease Primers. complicated by valvular heart disease: An
11. French, K. A., & Poppas, A. (2018). update. J Am Heart Assoc.
Rheumatic heart disease in pregnancy. 26. Lancellotti P, Tribouilloy C, Hagendorff A, et
Circulation, 137(8), 817–819 al. (2013). Scientific Document Committee of
12. Cunningham F, MacDonald P, Gant N. (2001). the European Association of Cardiovascular
Cardiovascular diseases. In: Williams Imaging. Recommendations for the
obstetrics. 21 st ed. New York: McGraw Hill; echocardiographic assessment of native
p. 1181-203. valvular regurgitation: an executive summary
13. Wibowo B, Wiknjpasienastro GH. (2002). from the European Association of
Penyakit jantung katup. Ilmu Kebidanan. Ed : Cardiovascular Imaging. Eur Heart J
3rd. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Cardiovasc Imaging
Prawirohardjo. Pg. 766-773. 27. Lang RM, Badano LP, Mor-Avi V, Afilalo J,
14. L., H. P., Bhandiwad, A., Desai, N., & Armstrong A, et al. (2015). Recommendations
Kondareddy, T. (2017). Maternal outcomes of for cardiac chamber quantification by
rheumatic heart disease in pregnancy. echocardiography in adults: an update from the
International Journal of Reproduction, American Society of Echocardiography and
Contraception, Obstetrics and Gynecology, the European Association of Cardiovascular
6(3), 802. Imaging. J Am Soc Echocardiogr.
15. Prawirohardjo S. (2014). Ilmu Kebidanan., 28. Regitz-Zagrosek, V., Roos-Hesselink, J. W.,
Edition 4 ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Bauersachs, J., et al. (2018). 2018 ESC
Sarwono Prawirohardjo Guidelines for the management of
16. Wilson N. (2013). Secondary prophylaxis for cardiovascular diseases during pregnancy.
rheumatic fever: Simple concepts, difficult European Heart Journal.
delivery. World J Pediatr Congenit Heart Surg. 29. Frishman WH, Elkayam U, Aronow WS.
4: 380-384. (2012). Cardiovascular drugs in pregnancy.
17. Bowater SE, Thorne SA. (2010). Management Cardiol Clin.
of pregnancy in women with acquired and 30. Tsiaras, S., & Poppas, A. (2009). Mitral valve
congenital heart disease. Postgrad Med J disease in pregnancy: outcomes and
86:100–5. management. Obstetric Medicine, 2(1), 6–10.
18. Ziruma, A., Nyakanda, M., Muyotcha, A. F., 31. Wilson N. (2013). Secondary prophylaxis
Hove, F., & Madziyire, M. G. (2017). for rheumatic fever: Simple concepts,
Rheumatic heart disease in pregnancy: a report difficult delivery. World J Pediatr
of 2 cases. Pan African Medical Journal. Congenit Heart Surg.
19. Mitchelson, B. Douglas, E. (2018). Optimal
32. Pekpak E, Atalay S, Karadeniz C, et al.
Management of a Pregnant Patient with
Rheumatic Heart Disease. University of (2013). Rheumatic silent carditis:
Kansas School of Medicine-Wichita: Echocardiographic diagnosis and
Department of Anesthesiology. prognosis of long‑term follow up. Pediatr
20. Nanna M, Stergiopoulos K. (2014). Pregnancy Int.
complicated by valvular heart disease: An 33. Wyber R, Carapetis J. Evolution, (2015).
Update. J Am Heart Assoc. Evidence and effect of secondary
21. Gewitz MH, Baltimore RS, Tani LY, Sable prophylaxis against rheumatic fever. J
CA, Shulman ST, Carapetis J, et al. (2015). Pract Cardiovasc S
Revision of the jones criteria for the diagnosis

You might also like