Bargaining Position of Timor Leste in Achieving Full Membership Status in ASEAN
Bargaining Position of Timor Leste in Achieving Full Membership Status in ASEAN
, Posisi Tawar Timor Leste untuk Memperoleh Status Keanggotaan Penuh di ASEAN
Posisi Tawar Timor Leste untuk Memperoleh Status Keanggotaan Penuh di ASEAN
(Bargaining Position of Timor Leste in Achieving Full Membership Status in ASEAN)
Abstract
After more than a decade as an observer, Timor Leste’s application to become the eleventh member of the
ASEAN has officially submitted on 4 March 2011. Indeed, despite being the youngest country in ASEAN,
Timor Leste has already made substantial contributions to the region of South East Asia through its
involvement in several ASEAN events included the ASEAN Regional Forum (ARF) in 2005. The problem is
that there are some doubts of its ability to fulfil all the membership obligations at this time. While
Indonesia is actively sponsoring Timor Leste’s application for membership in ASEAN and strongly believes
that this country is ready to becoming part of the ASEAN Community, some suppose that Timor Leste is not
yet ready. The purpose of this study is to evaluate the position of Timor Leste in its attempts to join the
ASEAN. The study employs qualitative analysis and utilizes some models of diplomacy and ASEAN charter
in examining the efforts that Timor Leste has done in achieving full membership status in this regional
organization. The data for the research was collected through secondary sources. The study concluded that
Timor Leste has boosted its bargaining position in the last few years and its acceptance into ASEAN is only
a matter of time.
cermat memperhatikan situasi kawasan „terdekat‟ yang atas upaya diplomasi Timor Leste untuk berintegrasi
ada di sekitar Timor Leste yaitu Asia Tenggara. lebih sinergis dan mutual dengan ASEAN, Timor Leste
Kebijakan Timor Leste tersebut secara eksplisit memutuskan untuk menandatangani Treaty of Amity and
tercantum dalam Konstitusi RDTL pasal 8 ayat 4. Cooperation in Southeast Asia (TAC) pada tahun 2007
Agenda atau kepentingan Timor Leste untuk Di Cebu (Filipina), (ASEAN Secretariat, 2012).
membangun posisi tawar yang lebih baik dalam rangka Secara prosedural, untuk dapat diterima sebagai
memperoleh status keanggotaan penuh ASEAN ini tentu negara anggota ASEAN, Timor Leste harus memiliki
saja juga berkaitan erat dengan peranan para pemimpin perwakilan di semua negara anggota ASEAN. Oleh
politik serta diplomat Timor Leste dalam mengupayakan karena itu pemerintah Timor Leste lantas membuka
pencapaian kepentingan negara tersebut. Secara sejumlah kantor perwakilan diplomatik (Kedutaan
persuasif dan non-violence, mereka mengemas dan Besar-Kedubes) dan perwakilan konsuler (Konsulat
melakukan diseminasi atas keinginan Timor Leste untuk Jenderal-Konjen) di negara-negara anggota ASEAN.
menjadi negara anggota penuh ASEAN melalui Tidak saja hanya membuka instansi (kantor) perwakilan
pernyataan maupun orasi; partisipasi aktif di beberapa di negara lain, pemerintah Timor Leste juga membuka
forum regional dan internasional; dialog dan negosiasi Sekretariat Nasional ASEAN di Dili (ibukota negara
dengan petinggi maupun tokoh-tokoh penting dari Timor Leste) pada tahun 2009 (R.Ravichandran, 2013).
negara-negara anggota ASEAN, dengan tujuan untuk Pada tahun 2011, pemerintah Timor Leste mulai
meraih dukungan dan bantuan guna melancarkan upaya menunjukkan upayanya pada tataran lebih serius dan
Timor Leste menjadi negara anggota penuh di ASEAN. formal untuk menjadi negara anggota ASEAN ke-11,
dengan mengajukan aplikasi permohonan status
Metode Penelitian keanggotaan penuh di ASEAN (Guterres, 2012). Di
samping itu Timor Leste juga terus berupaya
Metode pada dasarnya merupakan suatu kerangka
meningkatkan posisi tawarnya untuk segera memperoleh
dalam penelitian ilmiah yang dimulai dari proses
status keanggotaan penuh di ASEAN, dengan
pengumpulan data sampai dengan analisis data sesuai
meningkatkan hubungan diplomatik dengan seluruh
tujuan penelitian yang ingin dicapai serta dilandasi
negara anggota ASEAN. Timor Leste secara intensif
dengan evaluasi tentang akurasi dan validitas data serta
terus melakukan kunjungan diplomatik, sharing dan
fakta yang disajikan (Liang Gie 1984: 81). Metode
negosiasi yang melahirkan sekian kontrak kerjasama
penelitian dalam penelitian ini dibagi dalam dua metode
dengan kesepuluh negara anggota ASEAN.
yaitu, metode pengumpulan data dan metode analisis
Kegiatan diplomasi di bidang ekonomi juga gencar
data. Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan
dilaksanakan kepada seluruh negara anggota ASEAN,
yaitu metode atau teknik penelitian kepustakaan (library
melalui intensifikasi kegiatan perdagangan (ekspor-
research). Sedangkan metode analisis data yang peneliti
impor); membuka keran investasi; dan mengelola
gunakan adalah metode analisis deskriptif-kualitatif dan
bantuan dari negara-negara anggota ASEAN untuk
prediktif dengan berpedoman pada referensi dan data-
mendukung capacity building negara Timor Leste.
data faktual dan kredibel.
Berbagai sumber menyebutkan, hingga saat ini
pemerintah Timor Leste terus melakukan serangkaian
Hasil dan Pembahasan
upaya diplomasi untuk memperoleh status keanggotaan
Serangkaian langkah-langkah politis telah dilakukan penuh di ASEAN. Lantas bagaimanakah kemungkinan
pemerintah Timor Leste guna membangun posisi tawar keberhasilan atas segenap upaya yang telah dilakukan
untuk memperoleh status keanggotaan penuh di ASEAN dan bagaimana kita bisa menilai derajat tinggi atau
sejak tahun 2002. Upaya tersebut diawali Timor Leste rendahnya posisi nilai tawarnya dalam kasus ini?.
dengan mengikuti ASEAN Ministerial Meeting (AMM) Berikut adalah aspek-aspek yang dapat dijadikan
ke-39 di Kuala Lumpur (Malaysia) pada tahun 2002 untuk sebagai acuan untuk mengkaji posisi tawar Timor Leste
memperoleh status observer di ASEAN (Malaysia dalam memperoleh status keanggotaan penuh di
Ministry of Foreign Affairs, 2006). Boleh dikatakan ASEAN, dengan mendasarkan pada identifikasi
bahwa pada saat itu Timor Leste secara cerdik telah terhadap isi Piagam ASEAN sebagai landasan
berhasil memanfaatkan event AMM ini sebagai “langkah konstitusional dari organ ASEAN. Penulis berpendapat
awal” untuk melakukan aksesi dalam organisasi ASEAN. bahwa posisi tawar Timor Leste setidaknya dapat diukur
Semenjak menyandang status sebagai observer di dari sejauh mana berbagai potensi, kontribusi serta
ASEAN, Timor Leste selanjutnya aktif mengikuti peran penting Timor Leste terhadap ASEAN di
sejumlah agenda ASEAN termasuk ASEAN Regional sejumlah bidang yang dikorelasikan dengan prinsip dan
Forum (ARF) sebagai forum dialog utama ASEAN yang tujuan ASEAN yang termaktub dalam Piagam ASEAN
membahas persoalan pertahanan dan keamanan terutama pada Bab I Pasal 1.
kawasan, pada tahun 2005 di Viantiane (Laos),
Peran Penting Timor Leste dalam Pemeliharaan
(Alkatiri, 2012: 17). Buah dari keseriusannya dalam
Stabilitas Keamanan Kawasan Asia Tenggara
mengikuti kegiatan-kegiatan penting ASEAN, pada
Posisi tawar Timor Leste untuk memperoleh status
tahun 2011 Timor Leste berhasil memperoleh
keanggotaan penuh di ASEAN dapat ditinjau dari peran
kehormatan dan hak istimewa untuk menjadi tuan rumah
penting dan pengaruh eksistensi negara ini dalam
perhelatan ARF yang ke-5. Sebagai tahapan lebih lanjut
memelihara stabilitas kawasan sebagaimana menjadi
tujuan yang tertera pada Piagam ASEAN Bagian I Pasal dalam mewujudkan stabilitas keamanan kawasan sesuai
1 Ayat 1, hal mana salah satu tujuan keberadaan ketentuan Piagam, agaknya ASEAN perlu segera
organisasi ini adalah to maintain and enhance peace, mempertimbangkan secara seksama kesediaannya untuk
security and stability and further strengthen peace- menerima atau tidak dapat menerima niat keanggotaan
oriented values in the region. Timor Leste dalam ASEAN. Jika Timor Leste tidak
Timor Leste sempat berada pada situasi krisis yaitu segera diterima menjadi anggota ASEAN atau bahkan
dengan terjadinya instabilitas keamanan dan politik ditolak, besar kemungkinan Timor Leste akan memilih
domestik pada kisaran tahun 2002 hingga memuncak lebih mengintensifkan hubungan luar negerinya dengan
pada tahun 2006 di mana terjadi konflik horizontal dan asosiasi-asosiasi maupun negara-negara lain di luar
krisis politik antar rulling elite diikuti dengan ASEAN yang berafiliasi kuat dengan Timor Leste.
perseteruan para pendukung masing-masing (kelompok Timor Leste dapat mengintensifkan hubungan luar
grass-root) yang sempat sulit mencapai integrasi negerinya dengan negara-negara non-ASEAN, seperti
struktural dan menimbulkan kerusuhan yang destruktif Australia, Cina, dan Amerika Serikat (AS).
di ruang publik (Wuryandari, 2011). Krisis stabilitas Australia, misalnya, tercatat memiliki kedekatan
keamanan domestik di Timor Leste tersebut terjadi dan ikatan historis kuat dengan Timor Leste hingga saat
bersamaan dengan berjalannya upaya Timor Leste untuk ini. Timor Leste intens mengimpor produk dari
memperoleh status keanggotaan penuh di ASEAN. Australia, melakukan serangkaian kerjasama seperti di
Kekacauan sosial-politik domestik yang berimbas pada bidang pengelolaan migas, dan menerima bantuan di
kemacetan pembangunan Timor Leste di segala bidang berbagai bidang. Jika peranan signifikan Australia
ini sempat membuat beberapa negara anggota ASEAN terhadap Timor Leste tersebut terjadi, hal tersebut
sangsi atas kesiapan Timor Leste menjadi negara dikuatirkan akan berimbas pada kemungkinan lain,
anggota ASEAN. yakni Australia dapat melangsungkan peran ganda
Namun lambat laun pemerintah mampu melakukan layaknya deputy sheriff atau kepanjangan tangan dari
berbagai upaya restorasi stabilitas domestik dengan negara adidaya macam AS (yang notabene merupakan
melakukan upaya capacity building secara efektif, aliansi atau sekutu utama Australia) untuk melakukan
ditunjukkan dengan pulihnya kondisi keamanan, politik infiltrasi pengaruh dan kepentingan AS di Asia
dan pemerintahan Timor Leste menjadi relatif cukup Tenggara, terutama dalam upaya membendung atau
kondusif paska tahun 2006. Timor Leste yang menandingi kekuatan dan pengaruh Cina di kawasan ini.
sebelumnya memiliki budaya konflik kini telah berbalik Sementara, terkait dengan negara Cina, ditemukan
menjadi negara yang berbasis rekonsiliasi dan indikasi kuat bahwa selama berafiliasi dengan Timor
perdamaian. Leste, pengaruh negara Komunis ini cenderung
Semenjak masa restorasi stabilitas domestik meningkat terutama paska krisis politik domestik di
berjalan, Timor Leste mampu membuktikan bahwa Timor Leste. Selama krisis memuncak pada kisaran
negara ini sanggup memenuhi tujuan ASEAN terkait tahun 2006, ketika banyak warga negara asing
perwujudan stabilitas keamanan kawasan Asia Tenggara meninggalkan Timor Leste, kecuali satu perwakilan
yang memerlukan suatu pengamanan komprehensif dari negara yang memutuskan tetap berdiam atau menetap di
segala bentuk ancaman, kejahatan transnasional, dan Timor Leste di tengah memuncaknya krisis tersebut,
dari segala ancaman serta tantangan di perbatasan yaitu negara Cina.
antarnegara Asia Tenggara. Hal tersebut secara tegas Pada saat itu, Cina secara konsisten terus
juga menjadi salah satu aspek yang menjadi perhatian melangsungkan kegiatan investasi dan bantuan
organisasi, sebagaimana tersurat dalam Piagam ASEAN internasional, dan bahkan tercatat selama dan paska
Bab I Pasal 1 Ayat 8, yang menyatakan salah satu tujuan krisis kegiatan Cina tersebut meningkat tiga kali lipat.
organisasi ini adalah to respond effectively, in Hal demikian bisa menjadi sebuah indikator demikian
accordance with the principle of comprehensive pentingnya Timor Leste bagi Cina. Selanjutnya, situasi
security, to all forms of threats, transnational crimes ini berpotensi mendorong Timor Leste untuk
and transboundary challenges. melegitimasi kedekatannya dengan Cina dalam
Timor Leste telah mewujudkan amanat isi pasal kerjasama yang lebih intensif dan jika itu terjadi maka
Piagam ASEAN tersebut, antara lain dengan menciptakan akan dapat menjelma menjadi ancaman yang cukup
penyelenggaraan Pemilu yang kondusif dan fair; adanya menggelisahkan bagi keamanan negara-negara di
peningkatan upaya pemberantasan korupsi; penguatan kawasan Asia Tenggara.
institusi hukum dan keseriusannya dalam membendung Potensi masuknya pengaruh Cina tersebut perlu
kejahatan transnasional yang terorganisir meliputi dipertimbangkan dan diantisipasi ASEAN terkait
perbudakan seks, penyelundupan manusia (people pemeliharaan stabilitas keamanan; sosial; ekonomi, dan
smuggling), peredaran NARKOBA, dan pencucian uang otoritas di kawasan, terutama mencegah hegemoni Cina
(dengan implikasi positif, di Timor Leste tercatat tidak yang ekspansif dan terselubung (melalui strategi soft
terdapat kejahatan terorganisir); serta adanya potensi power). Sampai saat ini, jika eksistensi Timor Leste
Timor Leste mengatasi permasalahan pengungsi dan masih berada di luar ASEAN (belum atau tidak menjadi
illegal movement sebagai salah satu isu human security negara anggota ASEAN), Timor Leste dapat menjadi
yang cukup penting di kawasan. blind spot (wilayah “samar-samar”) di tengah-tengah
Kemudian, terkait pencapaian tujuan organisasi entitas kawasan, yang berpotensi memunculkan problem
kontrol kolektif ASEAN atas stabilitas regional terhadap non-ASEAN yang berpengaruh seperti Cina, AS,
ancaman kekuatan asing (negara-negara non-ASEAN). Australia beserta aliansinya masing-masing.
Timor Leste dapat menjadi “negara boneka” serta
Peran Penting Timor Leste dalam Meningkatkan
menjadi “batu loncatan” atau pintu masuk bagi ekspansi
Kerjasama Regional dan Capacity Building di
pengaruh dan kepentingan Australia dan Cina beserta
Kawasan Asia Tenggara
aliansinya untuk me-monitoring kepentingan dan
Hubungan dan aktivitas kerjasama antarnegara
mobilitas vital ASEAN serta menginfiltrasi pengaruh dan
ASEAN dalam cakupan regional maupun secara
segala kepentingan di kawasan Asia Tenggara. Australia
internasional merupakan suatu keniscayaan yang
yang merupakan sekutu AS, sementara AS memiliki
menjadi prinsip dan tujuan ASEAN. Hal ini tersirat jelas
kecenderungan hubungan rivalitas hegemonik dengan
dalam Piagam ASEAN Bagian I Pasal 1 Ayat 2, yang
Cina. Rivalitas hegemonik tersebut dapat dilancarkan
menyebutkan bahwa salah satu tujuan organisasi
melalui perdagangan yang 'menyerbu' pasar Timor Leste
regional ini adalah to enhance regional resilience by
dan merambah masuk ke pasar ASEAN secara luas
promoting greater political, security, economic and
dengan memanfaatkan mekanisme free trade dan dengan
socio-cultural cooperation. Posisi tawar Timor Leste
menawarkan mekanisme pasar lainnya sesuai strategi
untuk menjadi negara anggota ASEAN antara lain dapat
masing-masing yang dianggap menguntungkan. Rivalitas
dinilai dari rekam jejak dan kesungguhan Timor Leste
hegemonik negara-negara kuat non-ASEAN tersebut
dalam menunaikan amanat Piagam ASEAN tersebut.
dapat berlanjut pada persaingan kontrol dan kekuatan
Sejak Timor Leste hadir sebagai negara baru, negara ini
militer di Timor Leste dan berpotensi tinggi menjadi
tercatat telah menyelaraskan politik luar negerinya agar
stimulus insekuritas regional.
bersesuaian dengan prinsip-prinsip dasar ASEAN
Lebih jauh, rivalitas hegemonik di Asia Tenggara
sebagaimana tersirat pada konstitusi RDTL pasal 8 ayat
tersebut dapat berekskalasi menjadi potensi ancaman
4.
terselubung oleh kedua negara, sekiranya kedua negara
Setelah memasuki tahap restorasi dan transisi dari
adidaya tersebut memutuskan untuk membangun sistem
masa krisis yang terakhir dialami yakni paska krisis
persenjataan pemusnah massal (Weapon Of Mass
politik domestik yang memuncak pada tahun 2006,
Destruction-WMD) baik secara langsung di wilayah
Timor Leste bisa dikatakan dapat melaksanakan
kedaulatan Timor Leste maupun di luar wilayah Timor
pembangunan dengan arah dan hasil yang relatif lebih
Leste yang masih di seputar kawasan Asia Tenggara.
baik. Capacity building yang dilakukan mampu
Hal ini mungkin bisa terjadi apabila negara-negara besar
mengurangi kemiskinan di Timor Leste sehingga Negara
non-ASEAN di Timor Leste sampai pada satu keputusan
ini tidak lagi terpuruk dan setahap demi setahap mulai
untuk melaksanakan misi yang lebih ekspansif yakni
mengejar ketertinggalan pembangunannya dari negara-
sebagai upaya menangkal ancaman dan menandingi
negara di kawasan Asia Tenggara lainnya. Upaya Timor
kekuatan negara-negara lain yang merupakan aliansi
Leste yang dimaksud di antaranya dengan
blok Cina dan AS maupun yang bukan merupakan blok
mengembangkan sektor unggulan domestik seperti
kedua negara berpengaruh tersebut.
pertanian dan perikanan, pengembangan industri dengan
Kemungkinan berkembangnya aktivitas proliferasi
memanfaatkan investasi asing yang memberikan peluang
nuklir atau potensi pembangunan instalasi WMD oleh
adanya transfer iptek, serta pengembangan pasar dan
negara-negara kuat non-ASEAN yang memanfaatkan
sektor wisata.
eksistensi dan posisi Timor Leste ini sudah barang tentu
Kerjasama mutual terutama di bidang ekonomi,
menyimpang dan bahkan dapat menjauhkan tujuan dan
politik, dan sosio-kultural yang bertujuan untuk
prinsip ASEAN yang menyuarakan kepada seluruh
menanggulangi atau meminimalisir gap antaranggota
negara anggota ASEAN untuk memelihara kawasan
ASEAN, sebagaimana tersirat dalam Piagam ASEAN
Asia Tenggara sebagai zona bebas persenjataan nuklir
Bab I Pasal 1 Ayat 6: to alleviate poverty and narrow
dan segala senjata pemusnah massal, sesuai yang
the development gap within ASEAN through mutual
ditegaskan pada Piagam ASEAN Bab I Pasal 1 Ayat 3
assistance and cooperation secara serius juga telah
yang menyatakan bahwa tujuan ASEAN juga termasuk
dirumuskan dan dilaksanakan. Semenjak menyatakan
to preserve Southeast Asia as a Nuclear Weapon-Free
diri ingin menjadi anggota ASEAN, negara yang baru
Zone and free of all other weapons of mass destruction.
berdiri pada tahun 2002 ini telah berusaha menerapkan
Potensi ancaman nuklir dan WMD di Asia
prinsip ASEAN tersebut dengan melakukan diplomasi
Tenggara dalam konteks ini dapat dihindari ASEAN jika
ekonomi berorientasi pada capacity building. Pelan
menetapkan kebijakan untuk memasukkan Timor Leste
namun pasti Timor Leste telah menuai hasil dari
dalam keanggotaan penuh dalam ASEAN. Logikanya,
program capacity building yang telah dilakukan
jika Timor Leste resmi bergabung menjadi negara
terutama yang berkenaan dengan upaya pemenuhan
anggota ASEAN, maka tumbuh komitmen, idealisme,
persyaratan keanggotaan ASEAN.
dan rasa tanggung jawab dalam “diri” (politik luar
Langkah-langkah yang telah berhasil dilaksanakan
negeri) Timor Leste untuk menunaikan tujuan dan
antara lain adalah: Timor Leste mampu membuka
prinsip ASEAN dan ikut serta menjadikan Asia
perwakilan diplomatik dan konsuler serta Sekretariat
Tenggara sebagai zona bebas nuklir dan WMD,
Nasional ASEAN dengan menempatkan seperangkat
sekalipun Timor Leste memiliki kedekatan dan
staf diplomatik, secara kontinyu senantiasa mengirimkan
hubungan yang sangat intensif dengan negara-negara
delegasinya dalam setiap pertemuan ASEAN, dan
Negara inipun telah ikut serta dalam SEA GAMES Timor Leste juga meraih prestasi terkait jumlah
(Southeast Asia Games) sebagai suatu upaya pendekatan perempuan pada posisi atau jabatan menteri se-Asia dan
publik oleh Timor Leste di kawasan untuk Pasifik tahun 2012 (UNESCAP, 2013). Timor Leste
melaksanakan integrasi sosio-kultural sebagai adaptasi kembali menduduki peringkat kedua dengan porsentase
terhadap agenda ASEAN Community 2015. jumlah kepemilikan menteri dari kaum perempuan
Akhirnya program capacity building yang sebesar 23,1%. Peringkat dan persentase Timor Leste
dilakukan Timor Leste tercatat memberi kontribusi tersebut lagi-lagi mengungguli beberapa negara ASEAN
positif pada Human Development Index (HDI) di Timor lainnya yaitu Filipina (18,2%) dan Kamboja (4,9%).
Leste. Kemajuan yang dicapai setidaknya berhasil Adapun dari jajaran negara se-Asia dan Pasifik dalam
memenuhi tujuan dan prinsip ASEAN yang termaktub survei tersebut, terdapat dua negara anggota ASEAN
dalam Piagam ASEAN Bab I Pasal 1 Ayat 11, yang yang tidak memiliki satupun menteri dari kaum
menyatakan bahwa organisasi bermaksud pula to perempuan yaitu Brunei Darussalam dan Singapura.
enhance the well-being and livelihood of the peoples of Berkenaan dengan isu HAM, Timor Leste telah
ASEAN by providing them with equitable access to berupaya menginternalisasikan kaidah HAM dalam
opportunities for human development, social welfare konstitusi negara sekaligus menyuarakan pembelaan
and justice. Sampai dengan tahun 2012, tingkat HDI HAM secara aspiratif di lingkungan Asia Tenggara.
Timor Leste berada pada tingkat menengah (medium Timor Leste berpegang pada prinsip konstitusi
human development category). Penting untuk diketahui nasionalnya yang liberal namun humanis berorientasi
bahwa pada tahun 2010 saja peringkat HDI Timor Leste pada penghargaan HAM. Salah satunya yaitu adanya
mampu berada di atas peringkat beberapa negara aturan pelarangan hukuman mati.
ASEAN. HDI Timor Leste berada di peringkat 120, Dalam menyuarakan pembelaan HAM secara
negara Laos di peringkat 122, Kamboja di peringkat 124 aspiratif di lingkungan Asia Tenggara, Timor Leste telah
dan Myanmar di peringkat 132 (La'o Hamutuk, 2013). berani mengkritisi dan mengecam negara Myanmar atas
situasi sosial-politik domestik yang represif di bawah
Peran Penting Timor Leste dalam Memelihara
kontrol kekuasaan junta militer. Kendatipun demikian,
Demokrasi dan HAM di Kawasan Asia Tenggara
Timor Leste telah menunjukkan profesionalismenya
ASEAN memiliki prinsip dan tujuan menciptakan
dalam menyeimbangkan idealisme dan sikap kritisnya
kontinyuitas, mobilitas dan dinamika ASEAN yang
yang aspiratif dalam membela HAM di Myanmar
harmonis, demokratis, dan menjunjung HAM
sehingga tetap mampu menjaga hubungan baik dan
sebagaimana ditegaskan pada Piagam ASEAN Bab I
harmonis dengan tersebut.
Pasal 1 Ayat 4 dan 7, sebagai berikut: ayat 4 menyatakan
to ensure that the peoples and Member States of ASEAN
Kesimpulan
live in peace with the world at large in a just, democratic
and harmonious environment. Sementara dalam ayat 7 Meski belum ada kejelasan perihal penerimaan
tersurat tujuan ASEAN juga to strengthen democracy, status keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN,
enhance good governance and the rule of law, and to namun bisa disimpulkan bahwa Timor Leste memiliki
promote and protect human rights and fundamental posisi tawar yang tinggi untuk memperoleh status
freedoms, with due regard the rights and responsibilities keanggotaan penuh di ASEAN. Berdasarkan Piagam
of the Member States of ASEAN. ASEAN, posisi tawar tersebut dapat dinilai dari
Timor Leste hadir dalam satu dasawarsa lebih berbagai pencapaian positif Timor Leste yang bisa
sebagai salah satu negara berhaluan demokrasi di dikategorikan telah memenuhi aturan Piagam ASEAN
kawasan Asia Tenggara. Sebagaimana umumnya khususnya pada Bab I Pasal 1 mengenai prinsip dan
prosedural politik negara demokrasi, Timor Leste telah tujuan ASEAN, antara lain:
berhasil menerapkan sistem pemilu langsung dengan 1. Timor Leste mampu berkontribusi dalam
sistem multipartai, menjamin kontrol dan partisipasi pemeliharaan stabilitas keamanan kawasan Asia
politik aktif oleh dan untuk rakyat, menjamin kebebasan Tenggara serta posisi Timor Leste sendiri di
pers, serta memperhatikan kesetaraan gender. kawasan menjadi pertimbangan penting terhadap
Dalam hal kesetaraan gender, Timor Leste telah stabilitas keamanan kawasan oleh ASEAN (Dengan
menyediakan ruang atau kesempatan yang memberi ini Timor Leste memenuhi aturan Piagam
peluang bagi terealisasinya partisipasi perempuan di ASEAN bab I Pasal 1 Ayat 1, 3, dan 8,);
arena politik dan proses pembuatan kebijakan publik. 2. Timor Leste mampu berpartisipasi secara positif
Kesetaraan gender di Timor Leste antara lain dapat dalam kerjasama regional dan cukup berhasil
ditinjau dari tingkat partisipasi perempuan dalam melakukan program capacity building di kawasan
parlemen nasional dari sejumlah negara Asia dan Pasifik Asia Tenggara sebagaimana tujuan organisasi yang
tahun 2012 yang disurvei oleh United Nations Economic tertulis dalam Piagam ASEAN bab I Pasal 1 Ayat 2,
and Sosial Commission for Asia and the Pacific - 6, dan 11.
UNESCAP (UNESCAP, 2013). Pada survei tersebut, 3. Timor Leste mampu berpartisipasi secara aktif dan
Timor Leste berada di peringkat kedua, dengan positif dalam memelihara demokrasi dan HAM di
persentase partisipasi perempuan dalam parlemen kawasan Asia Tenggara dan karenanya berhasil
nasional sebesar 32,3%. Jika dibandingkan negara Laos memenuhi prinsip Piagam ASEAN bab I Pasal 1
(25,0%) dan Viet Nam (24,4%). Ayat 4 dan 7.
Pada tahun 2015 mendatang, ASEAN akan Alkatiri, Ibnu Mashud (UPN Veteran-Yogyakarta).
menyongsong mulai berlakunya ASEAN Community 2012. Hambatan Timor Leste Mendapatkan Status
2015 yang merupakan grand design and agenda dari Keanggotaan Penuh ASEAN.
ASEAN sebagai upaya evaluasi dan pendalaman http://repository.upnyk.ac.id/4343/1/RESUME.PDF
kohesivitas integrasi antarnegara anggota ASEAN pada . [Diakses pada tanggal 2 Oktober 2013].
tiga pilar yaitu politik-keamanan, ekonomi, dan sosio- ASEAN Secretariat. 2012. Instrument of Accession to
kultural. Besar kemungkinan agenda ASEAN tersebut The Treaty of Amity and Cooperation in Southeast
akan dapat menjadi penentu kepastian permohonan Asia. http://www.asean.org/news/item/instrument-
status keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN. of-accession-to-the-treaty-of-amity-and-
Berdasar kajian yang telah dilakukan ini, terdapat dua cooperation-in-southeast-asia. [Diakses pada
kemungkinan (skenario) yang akan terjadi yakni, tanggal 2 Maret 2014].
pertama, ASEAN akan memutuskan untuk menerima Guterres, Julio Gil da Silva, B.A. 2012. ASEAN Without
status keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN pada Timor Leste: State Without Sovereignty.
beberapa bulan sebelum tahun 2015, dan nantinya http://www.thepresidentpost.com/2012/12/17/asean-
secara bersamaan seluruh anggota ASEAN akan without-timor-leste-state-without-sovereignty/.
menyambutnya sebagai anggota baru pada awal [Diakses pada tanggal 20 Maret 2014].
berlangsungnya ASEAN Community 2015. Kedua, Kemlu RI. ASEAN-Charter.
ASEAN akan menerima status keanggotaan penuh http://kemlu.go.id/Documents/ASEAN-Charter.pdf.
Timor Leste namun setelah ASEAN Community 2015. [Diakses pada tanggal 20 November 2013].
Kemungkinan yang kedua ini didasarkan pada asumsi Ministério dos Negócios Estrangeiros-Timor Leste
bahwa ASEAN perlu memberi ruang dan kesempatan (Kementerian Luar Negeri-Kemenlu Timor Leste).
adaptasi dahulu bagi Timor Leste sebelum tergabung 2011. The First Asean Regional Forum (ARF)
dalam ASEAN Community. Meeting In Timor-Leste.
http://mnerdtimorleste.blogspot.com/2011/02/first-
Daftar Pustaka asean-regional-forum-arf-meeting.html. [Diakses
pada tanggal 2 Maret 2014].
Buku
Ravichandran, R. 2009. Timor Leste Hopes Asean Will
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian, Suatu
Relax Conditions On Membership.
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Bina Aksara.
http://www.etan.org/et2006/july/29/25tlhope.htm,.
Basu, Rumki (Ed.). 2012. International Politics:
[Diakses pada tanggal 3 Maret 2014].
Concept, Theories, And Issues. SAGE Publications
The Timor-
India Pvt Ltd.
Leste Institute forDevelopment Monitoring and Ana
Cipto, Bambang. 2010. Hubungan Internasional Di
lysis (La‟o Hamutuk). 2013. Timor-Leste Human
Asia Tenggara: Teropong Terhadap Dinamika,
Development Index improves very slightly: As
Kondisi Riil Dan Masa Depan. Yogyakarta:
reported in 2013 UNDP Human Development
Pustaka Pelajar. Cetakan II.
Report, <<http://www.laohamutuk.org/econ/HDI10/
Djelantik, Sukawarsini. 2008. Diplomasi Antara Teori
2013/13HDI.htm>>[Diakses pada tanggal 30 Maret
dan Praktik. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
2014].
Cetakan pertama.
UNESCAP. 2013. Women’s empowerment-Statistical
The Liang Gie. 1984. Ilmu Politik: Suatu Pembahasan
Yearbook for Asia and the Pacific 2013.
Tentang Pengertian, Kedudukan,Dan Metodologi.
http://www.unescap.org/stat/data/syb2013/.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
[Diakses pada tanggal 20 Maret 2014]WIPO
Mas‟oed, Mohtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional:
(World Intellectual Property Organization). 2002.
Disiplin dan Metodologi. Jakarta: LP3S, Jakarta.
Timor-Leste: Constitution of the Democratic
Roy, S.L. (Penerjemah: Herwanto, Mirsawati). 1991.
Republic of Timor-Leste.
Diplomasi. Jakarta: Rajawali Press.
http://www.wipo.int/wipolex/en/text.jsp?file_id=19
Sitepu, P. Anthonius. 2011. Studi Hubungan
6269. [Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013].
Internasional. Medan: Penerbit Graha Ilmu.
Wuryandari, Ganewati. 2011. East Timor’s Membership
Wahyono, Kristio. 2009. Sepuluh Tahun Tragedi
in ASEAN: Prospects and Challenges.
Timtim: Timor Target. Banda Aceh: Penerbit
www.aseancenter.org.tw/upload/files/OUTLOOK
Krueng Aceh.
_003_02.pdf. [Diakses pada tanggal 1 April 2014].
Yusuf, Suffri, S.H. 1989. Hubungan Internasional Dan
Ximenes, Alarico Da Costa. 2011. Kepentingan Dan
Politik Luar Negeri: Sebuah Analisis Teoretis Dan
Diplomasi Timor Leste Di ASEAN.
Uraian Tentang Pelaksanaannya. Jakarta: Pustaka
http://www.tlstudies.org/pdfs/tlsa%20conf%202011
Sinar Harapan.
/chp_54.pdf. [Diakses Pada Tanggal 5 Oktober
Internet 2013].