0% found this document useful (0 votes)
55 views21 pages

Analisis Kesiapan Dan Pelaksanaan Perkuliahan Akun

This document analyzes the preparedness and implementation of accounting courses based on convergence with International Financial Reporting Standards (IFRS) at the accounting programs of two universities in Indonesia. It finds that one university, University X in Sidoarjo, has not yet implemented IFRS-based courses and is in the process of preparing a new IFRS-based curriculum. Meanwhile, the accounting program at Y School of Economics in Surabaya has already prepared and implemented some IFRS-based courses for certain subjects. The document discusses factors that influence preparedness and the role of accounting programs in preparing professionals who understand IFRS convergence through education, research, and community service.

Uploaded by

FITRI CHAIRANI
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
55 views21 pages

Analisis Kesiapan Dan Pelaksanaan Perkuliahan Akun

This document analyzes the preparedness and implementation of accounting courses based on convergence with International Financial Reporting Standards (IFRS) at the accounting programs of two universities in Indonesia. It finds that one university, University X in Sidoarjo, has not yet implemented IFRS-based courses and is in the process of preparing a new IFRS-based curriculum. Meanwhile, the accounting program at Y School of Economics in Surabaya has already prepared and implemented some IFRS-based courses for certain subjects. The document discusses factors that influence preparedness and the role of accounting programs in preparing professionals who understand IFRS convergence through education, research, and community service.

Uploaded by

FITRI CHAIRANI
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 21

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326504469

ANALISIS KESIAPAN DAN PELAKSANAAN PERKULIAHAN AKUNTANSI


BERBASIS KONVERGENSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING
STANDARTS (IFRS)

Article · September 2016


DOI: 10.26675/jabe.v1i4.6044

CITATIONS READS

0 30

2 authors, including:

Sigit Hermawan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
14 PUBLICATIONS   8 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan High IC Intensive View project

Pengelolaan Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah Perspektif Shariah Enterprise Theory View project

All content following this page was uploaded by Sigit Hermawan on 20 October 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS KESIAPAN DAN PELAKSANAAN
PERKULIAHAN AKUNTANSI BERBASIS KONVERGENSI
INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARTS (IFRS)

Sigit Hermawan
Ety Nur Zunaida
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
[email protected]

Abstract: The aim of the study is to analyze the preparedness and the implementation
of accounting class based on IFRS convergence on accounting course of university “X”
of Sidoarjo and the ”X” school of economics in Surabaya. This research is qualitative
by using interpretive paradigm. The data collection techniques used in this research are
interview, observation, and documentation. The data validity of this research are
credibility, transferability, and dependability. The data analysis used in this research are
collection, reduction, display, and conclusion. Results of this research show that the
accounting course of university “X” of Sidoarjo is specially not apply the lectures based
on IFRS convergence and still in the process of preparing a new curriculum based on
IFRS convergence. Meanwhile, the “Y” school of economics of Surabaya has already
prepared and applied the lectures on IFRS convergence on some particular subjects.

Keywords : Accounting Class, IFRS Convergence, Accounting Program

Abstact: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesiapan dan pelaksanaan
perkuliahan akuntansi berbasis konvergensi IFRS pada program studi Akuntansi
Universitas “X” Sidoarjo dan STIE “Y” di Surabaya. Jenis dan paradigma penelitian
adalah kualitatif dengan paradigma interpretif. Teknik pengumpulan data dengan cara
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data dengan credibility,
transferability, dan dependability. Analisis data dengan tahapan data collection,
reduction, display, dan conclusion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program studi
akuntansi Universitas ”X” Sidoarjo secara khusus belum menerapkan perkuliahan
berbasis konvergensi IFRS dan masih dalam proses mempersiapkan kurikulum baru
yang berbasis konvergensi IFRS. Sementara itu, program studi akuntansi STIE “Y”
Surabaya telah siap dan telah menerapkan perkuliahan berbasis konvergensi IFRS pada
matakuliah tertentu.

Kata Kunci : Perkuliahan Akuntansi, Konvergensi IFRS, Program Studi Akuntansi.


Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan intemasional, Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan dilaksanakannya program konvergensi
International Financial Reporting Standards (IFRS) yang diberlakukan secara penuh
pada 1 Januari 2012. Hal ini diputuskan setelah melakukan pengkajian dan penelaahan
yang mendalam dengan mempertimbangkan seluruh risiko dan manfaat konvergensi
terhadap IFRS. Dengan adanya standar global tersebut, memungkinkan perbandingan
dan pertukaran informasi secara universal.
Untuk dapat segera mengaplikasikan IFRS di Indonesia, berbagai usaha sosialisasi
telah dilakukan termasuk oleh IAI seperti program sertifikasi PSAK (CPSAK),
sertifikasi pengajar IFRS, training IFRS, pertemuan forum dosen akuntansi keuangan,
dan upaya lainnya. Pendidikan akuntansi, di semua level, tidak luput menjadi sasaran
utama program penyuksesan konvergensi IFRS. Oleh karena itu, banyak universitas
yang mengubah kurikulumnya dengan memasukkan kandungan IFRS dan melatih
dosennya agar siap memberikan perkuliahan konvergensi IFRS bahkan mengganti buku
teks dengan edisi IFRS. Karena bagaimanapun juga konvergensi IFRS merubah dengan
sangat signifikan proses pembelajaran akuntansi di Indonesia. Proses pembelajaran
akuntansi harus disesuaikan dengan tujuan utama agar mahasiswa memiliki
pengetahuan dan ketrampilan tentang IFRS (Istiningrum, 2012).
Sejalan dengan hal tersebut, dosen dan program studi akuntansi adalah pihak yang
paling berperan dalam menyiapkan tenaga professional akuntansi yang memahami
konvergensi IFRS. Berbagai upaya juga telah dilakukan oleh program studi akuntansi
untuk mempersiapkan diri baik dengan kurikulum maupun dosen yang akan
melaksanakan kurikulum dalam proses pembelajaran. Namun menurut hasil penelitian
Widiastuti (2011), kesiapan dosen akuntansi untuk mengintegrasikan materi IFRS
dalam perkuliahan masih relatif rendah, demikian pula dengan dukungan program studi
untuk memfasilitasi dosen mengajarkan IFRS juga masih relatif rendah. Dengan melihat
situasi yang seperti ini, akan sangat menarik untuk melakukan penelitian tentang
analisis kesiapan dan pelaksanaan perkuliahan akuntansi berbasis konvergensi IFRS.

Analisis Kesiapan
Menurut Slameto (2003:113), pengertian kesiapan adalah keseluruhan kondisi
seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons atau jawaban di dalam cara
tertentu terhadap suatu situasi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk
melaksanakan kecakapan. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada
atau kecenderungan untuk memberi respons. Kondisi mencakup setidak-tidaknya 3
aspek, yaitu kondisi fisik meliputi mental dan emosional, kebutuhan-kebutuhan meliputi
motif dan tujuan dan keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah
dipelajari.
Prinsip-prinsip kesiapan menurut Slameto (2003:177) yaitu semua aspek
perkembangan berinteraksi (saling pengaruh memengaruhi), kematangan jasmani dan
rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman, pengalaman-
pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan, kesiapan dasar untuk
kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam
masa perkembangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan menurut Soemanto (1995:189) terdiri
dari dua faktor yaitu internal dan ekterna. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam diri seseorang, yang terbagi menjadi dua faktor yaitu jasmaniah dan psikologis.
Dimana keduanya mempengaruhi seseorang untuk menjadi yang terampil dan siap.
Yang termasuk faktor jasmaniah adalah bagaimana kondisi fisik dan panca indranya,
sedangkan yang termasuk ke dalam kondisi psikologis adalah minat, tingkat kecerdasan,
bakat, motivasi dan kemampuan kognitif. Faktor eksternal adalah faktor yang datang
dari luar diri seseorang, diantaranya faktor lingkungan dalam (gedung, fasiitas
pembelajaran, hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta didik), faktor
lingkungan luar (keamanan lingkungan sekitar, tempat belajar, kehidupan bersosial, adat
istiadat dan budaya setempat) dan faktor sistem instruksi: kurikulum, bahan
pembelajaran dan metode pembelajaran.

Tri Dharma Menuju IFRS


Bagaimanapun juga program studi akuntansi harus mempersiapkan diri untuk
melakukan pembelajaran konvergensi IFRS. Walaupun lepas dari pro dan kontra
terhadap IFRS maupun ketiadaan data tentang kesiapan Indonesia melaksanakan IFRS,
perguruan tinggi (PT) seharusnya mampu secara obyektif dan proporsional merespon
PSAK bercita rasa IFRS. PT seharusnya bisa memberi manfaat besar kepada
masyarakat termasuk masyarakat bisnis dengan mencipta dan menyebarluaskan
pengetahuan dan teknologi (standar akuntansi). Kebutuhan masyarakat bisnis akan
tenaga terampil IFRS sangat besar dan akan terus tumbuh. Hal ini menjadi kesempatan
dan tantangan tersendiri yang harus dapat ditangkap oleh unit pendidikan program
vokasi melalui perubahan kurikulum yang memasukkan materi PSAK-IFRS dalam
pengajaran matakuliah-matakuliah akuntansi keuangan (Supriyadi, 2013).
Tentang PT yang harus memberikan manfaat pada masyarakat termasuk
pendidikan vokasi akuntansi, hal tersebut sejalan dengan pesan yang tertulis dalam situs
dikti.go.id. “Perguruan tinggi sebagai lembaga merupakan komunitas hidup dinamik
dalam perannya menumbuh-dewasakan kadar intelektual, emosional dan spiritual para
mahasiswa, bergumul dengan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan, mengejar dan
mendiseminasikan pengetahuan sebagai pengabdian bagi kemajuan masyarakat. Dalam
posisi dan perannya ini, lembaga pendidikan tinggi merupakan mercu suar kebijakan
dan kemaslahatan, tidak seperti menara gading yang merupakan monumen mati sebagai
simbol belaka”. Respon perguruan tinggi terhadap IFRS bisa dilakukan melalui tri
dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat (Suhardianto, 2011:5).

Pelaksanaan Pendidikan Akuntansi Menuju IFRS


Akademisi akuntansi yang ingin menghasilkan lulusan yang bermanfaat bagi
masyarakat bisnis seharusnya menyiapkan ruang untuk IFRS, meskipun tidak selalu
berarti mengajarkan IFRS maupun bermakmum pada DSAK. Ruang yang disediakan
tentu bergantung pada tingkat pendidikan, kompetensi lulusan yang ingin dicapai, dan
target pasar lulusan (Suhardianto, 2011). Walaupun target lulusan belum tentu bekerja
di perusahaan go publik namun pengenalan materi IFRS harus tetap perlu diberikan
(Herawati, 2011). Hal tersebut tentunya membawa konsekuensi bahwa lembaga
pendidikan akuntansi harus menyiapkan mereka agar siap menghadapi perubahan.
Untuk itu kesiapan tenaga pengajar yang memahami konvergensi IFRS sangat
diperlukan untuk mewujudkan pembelajaran akuntansi yang berbasiskan IFRS. Hal ini
memerlukan komitmen dan kerja sama tim pengajar di institusi masing-masing.
Materi IFRS tidak seharusnya berada di ranah matakuliah pilihan karena kepastian
adopsi IFRS dan kebutuhan masyarakat terhadap ‘pakar’ IFRS sudah nyata. Bagan
dibawah ini bisa menjadi pedoman menampung IFRS dalam kurikulum akuntansi
keuangan.

Vokasional
Kandungan Sarjana

Kompetensi : Skill PA :Mengenalkan Kompetensi


:pengetahuan+skill
MateriIFRS : PA, AKM, AKL AKM :Memahirkan
Sasaran :nasional/internasional
Metoda :Kuliah+Kasus AKL :Memahirkan
Materi IFRS :PA, AKM, AKL,
Audit :Mengevaluasi Audit, TA

TA :Menganalisis Metoda :Kuliah+Kasus

Seminar
:Mengkritisi

+Moral
Gambar 1.
Matakuliah Berbasis Konvergensi IFRS
Sumber : Suhardianto (2011)

Setiap jenjang pendidikan memiliki kekhasan dalam memberikan ruang terhadap


IFRS. Selain itu, kandungan moral diasumsikan melekat dalam setiap materi yang
dipilih. Hal ini disebabkan IFRS memberi peluang lebih besar bagi judgement pelaku
akuntansi. Semangat pengajaran di setiap matakuliah harus ditetapkan secara berbeda
agar tidak tumpang tindih. Para akademisi juga seharusnya mengkritisi standar
akuntansi yang berlaku agar mahasiswa tidak hanya bisa memanfaatkan standar tanpa
punya prinsip. Lebih lanjut, metode pengajaran materi IFRS harus disesuaikan dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
Masalah yang kerap muncul dalam ranah pendidikan akuntansi adalah terbatasnya
bahan ajar (buku teks), waktu pengajaran, dan kemampuan dosen (Cherubini dkk, 2011
dalam Suhardianto (2011)). Buku teks edisi IFRS saat ini sudah bisa diperoleh baik
untuk level PA, AKM, maupun AKL meskipun para pengajar harus beradaptasi dengan
buku baru. Selain itu, sumber-sumber bacaan online bisa diperoleh daari situs-situs
KAP internasional maupun situs IASB (Holtzblatt dan Tschakert, 2010 dalam
Suhardianto (2011)). Untuk mengatasi terbatasnya waktu pengajaran, para pengajar bisa
menggunakan waktu asistensi atau tutorial dan tentunya sangat bergantung pada
keaktifan mahasiswa. PT dan para dosen secara pribadi bertangggungjawab terhadap
penguasaan materi IFRS. Meskipun akademisi boleh saja menolak IFRS, pemahaman
terhadap IFRS mutlak diperlukan sebelum menentukan sikap yang objektif dan
proporsional. Di sisi lain, SAK Syariah dan SAK ETAP juga merupakan standar
akuntansi yang patut direspon secara proporsional dalam area pendidikan akuntansi
(Suhardianto, 2011)

METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan latar
alamiah yang bertujuan menafsirkan fenomena yang terjadi. Metode yang digunakan
terdiri atas tahap analisis serta deskripsi dan hasil akhirnya berupa deskripsi
fenomenologis. Selain itu, dalam penelitian ini juga menginginkan diperolehnya suatu
hasil yang lebih mendekati kenyataan. Dan karena peneliti juga memiliki akses masuk
ke dalam obyek penelitian. Peneliti sebagai alat (instrumen) penelitian (Moleong,
2010:51).
Penelitian ini fokus untuk menggali informasi dan memahami pendapat informan
atas kesiapan dan pelaksanaan perkuliahan berbasis konvergensi IFRS di Perguruan
Tinggi Swasta. Kesiapan yang dimaksud adalah kesiapan program studi akuntansi dan
dosennya untuk menerapkan perkuliahan akuntansi berbasis konvergensi IFRS. Untuk
pelaksanaannya yang dimaksud adalah proses pelaksanaan perkuliahan yang berbasis
konvergensi IFRS di dua PTS yang telah ditentukan.
Unit analisis penelitian ini adalah pendapat informan kunci yang terdiri dari ketua
program studi akuntansi Universitas “X” Sidoarjo dan STIE “Y” Surabaya, perwakilan
dosen dan pengamat konvergensi IFRS. Pendapat yang diteliti adalah kesiapan dan
pelaksanaan perkuliahan akuntansi berbasis konvergensi IFRS. Penggunaan unit analisis
seperti ini memang sesuai dengan pendapat Basuki (2011) bahwa unit analisis
berhubungan dengan “apa yang diteliti”. Dengan menggunakan unit analisis seperti ini
maka tujuan penelitian yakni untuk memahami kesiapan dan pelaksanaan perkuliahan
akuntansi berbasis konvergensi IFRS di PTS dapat lebih mudah untuk dicapai.
Informan kunci dalam penelitian ini adalah ketua program studi akuntansi
Universitas “X” Sidoarjo dan STIE “Y” Surabaya, perwakilan dosen akuntansi, akuntan
atau pengamat konvergensi IFRS. Berikut informan kunci pada penelitian ini :

Tabel 1. Data Informan Kunci


No Nama Keterangan
1 IDR Kaprodi Akuntansi Universitas “X” Sidoarjo
2 SRD Dosen Akuntansi Pengantar Universitas “X” Sidoarjo
3 HW Dosen Akt Keu Menengah Universitas “X” Sidoarjo
4 NA Dosen Akt Keu Lanjutan Universitas “X” Sidoarjo
5 PD Sekretaris Prodi Akuntansi STIE “Y” Surabaya
6 GH Dosen Akuntansi Pengantar STIE “Y” Surabaya
7 NHD Dosen Akuntansi Keuangan STIE “Y” Surabaya
8 NS Dosen Akuntansi Keu Lanjutan STIE “Y” Surabaya
9 BO Akuntan dan pemerhati konvergensi IFRS
Sumber : Data In Depth Interview

Penentuan informan kunci dalam penelitian ini dilakukan dengan penetapan oleh
peneliti (judgment) dan sampling bola salju (snowball sampling) (Marshall, 1996).
Untuk informan kunci yang ditetapkan dengan judgment, yakni informan IDR, SRD,
HW, NA, GH, NHD, NS dan B. Untuk informan kunci yang ditetapkan ketika proses
penelitian berlangsung atau dengan snowball sampling adalah informan PD.
Penggunaan informan hasil snowball sampling tersebut disamping karena rekomendasi
dari para informan yang sudah ditetapkan di awal, juga karena kebutuhan informasi
yang diperlukan oleh peneliti.
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui tiga cara, yakni in depth interview,
observasi, dan dokumentasi (Marshall, 2006). Proses pengumpulan data dilakukan
mulai Maret – Juli 2012. In depth interview dilakukan dengan wawancara tak
terstruktur. Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kesiapan dan
pelaksanaan perkuliahan akuntansi konvergensi IFRS di Perguruan Tinggi Swasta
melalui informan kunci yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk menunjang
wawancara tak terstruktur tersebut, peneliti menggunakan pedoman wawancara dan
tape recorder. Sementara itu, observasi dilakukan dengan pengamatan langsung yakni
perkuliahan akuntansi yang diselenggarakan oleh program studi akuntansi Universitas
“X” Sidoarjo dan program studi akuntansi STIE “Y” Surabaya. Cara terakhir adalah
pendokumentasian yang dilakukan dengan mencari data, misalnya silabus mata kuliah,
jurnal perkuliahan, dan kurikulum akuntansi.
Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara merekam data
lapangan, melakukan pengecekan anggota pada subyek penelitian. Pada penelitian ini
juga dilakukan triangulation test sebagai upaya keabsahan data (Senton, 2004). yang
pernah dilakukan oleh Hermawan (2011:250) yaitu untuk memperoleh keabsahan data
dan menyempurnakan analisis. Triangulation Test ini dilakukan dengan cara hasil
dokumentasi atas kesiapan dan pelaksanaan konvergensi IFRS akan ditriangulasikan
dengan observasi dan wawancara kepada pihak-pihak yang berkepentingan langsung
yang ada di Universitas “X” Sidoarjo dan STIE “Y” Surabaya. Demikian pula dengan
hasil wawancara akan di cross check dengan data dari hasil dokumentasi dan observasi.
Pemeriksaan keabsahan data dapat pula dilakukan dengan pengecekan anggota
(Moleong, 2010:181).
Sementara itu, analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama tahapan proses
pengumpulan data (Miles and Huberman, 1984). Analisis data juga dilakukan secara
interaktif dan dilakukan secara terus menerus selama proses dan sampai tuntas
penelitian sehingga situasi atau konteks dalam suatu fenomena tidak tertinggal dalam
analisis. Aktivitas analisis data selama proses pengumpulan data meliputi data
collection, data reduction, data display, dan conclusion : drawing / verifying. Analisis
data seperti ini pernah dilakukan oleh Hermawan (2011:252).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Tahapan untuk memperoleh keabsahan data dalam análisis penelitian yakni
dengan menggunakan triangulasi data dimana data diperoleh dari hasil dokumentasi
yang ditriangulasikan dengan observasi dan wawancara pada responden yang
berkepentingan langsung. Data tanggapan dari informan kunci akan di crosscheck
dengan hasil dokumentasi dan observasi serta teori. Berikut disajikan data dokumentasi
dan observasi:
Tabel 2
Data Dokumentasi dan Observasi

No Keterangan Sumber
1 Struktur Organisasi Univeristas “X” Buku Panduan Akademik
Sidoarjo
2 Gambaran Umum Universitas “X” Buku Panduan Akademik
Sidoarjo
3 Kurikulum Prodi Akuntansi Univ “X” Buku Panduan Akademik
Sidoarjo
4 Silabi Matakuliah Akuntansi Pengantar FE Univ “X” Sidoarjo
5 Silabi Matakuliah Akt Keu Menengah FE Univ “X” Sidoarjo
6 Silabi Matakuliah Akt Keu Lanjutan FE Univ “X” Sidoarjo
7 Jurnal Perkuliahan MK Akt Pengantar FE Univ “X” Sidoarjo
8 Jurnal Perkuliahan MK Akt Keuangan FE Univ “X” Sidoarjo
Menengah
9 Jurnal Perkuliahan MK Akt Keuangan FE Univ “X” Sidoarjo
Lanjutan
10 Struktur Organisasi STIE “Y” Surabaya Web STIE “Y” Surabaya
11 Gambaran Umum STIE “Y” Surabaya Web STIE “Y” Surabaya
12 Kurikulum Prodi Akuntansi STIE “Y” Web STIE “Y” Surabaya
Surabaya
13 Silabi matakuliah Akt Pengantar Web STIE “Y” Surabaya
14 Silabi matakuliah Akt Keu Menengah Web STIE “Y” Surabaya
15 Silabi matakuliah Akt Keu Lanjutan Web STIE “Y” Surabaya
Sumber : Data Dokumentasi dan Observasi

Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dan telah ditriangulasi, berikut pembahasan
kesiapan dan pelaksanaan perkuliahan akuntansi berbasis IFRS di Universitas “X”
Sidoarjo dan STIE “Y” Surabaya.

1. Kesiapan Prodi Akuntansi Universitas “X” Sidoarjo dan STIE “Y” Surabaya
dalam menghadapi konvergensi IFRS
Universitas “X” Sidoarjo dan STIE “Y” Surabaya telah melakukan berbagai
upaya kesiapan dalam menerapkan perkuliahan berbasis konvergensi IFRS, upaya
kesiapan tersebut meliputi:
a. Kesiapan Prodi Akuntansi
Tanggapan pertama diberikan oleh IDR, SE.Ak, M.Ak selaku Ketua Prodi
Akuntansi Universitas “X” Sidoarjo yang menyatakan bahwa mengenai konvergensi
IFRS yang dilihat dari sosialisasi dari IFRS yang akan mulai dilaksanakan tahun
2012. Beliau menyatakan kalau Prodi Akuntansi harus mengikuti tren untuk
menggunakan IFRS, dengan tahap awal kesiapan dari Sumber Daya Manusia (dosen)
yang sudah menggunakan buku-buku yang berbasis IFRS. Untuk kajian mendalam
tentang IFRS belum dilakukan karena untuk penerapan IFRS tidak mudah, karena
pedoman atau standartnya yang diubah. Upaya yang dilakukan Prodi Akuntansi pada
tahap awal dengan mengirimkan beberapa dosen untuk mengikuti pelatihan IFRS
dan menyelenggarakan seminar tentang konvergensi IFRS untuk dosen-dosen
pengajar akuntansi, dengan meminta dukungan dari pihak Universitas dalam hal
pendanaan. Berikut komentarnya:
“Kalau kita lihat kesiapannya, kita lihat dulu sosialisasi dari IFRS yang akan mulai
dilaksanakan pada tahun ini, tahun 2012. Nah kalau prodi akuntansi itu memang
harus mengikuti tren untuk menggunakan IFRS. Cuma sekarang untuk tahap awal itu
banyak teman-teman dosen yang sudah menggunakan buku-buku yang berbasis IFRS
juga. Cuma untuk kajian mendalam tentang IFRS itu belum kita lakukan, tapi ini kita
masih proses ke teman-teman dosen.” (Petikan wawancara dengan IDR, SE.Ak,
M.Ak Ketua Prodi Akuntansi Universitas “X” Sidoarjo pada tanggal 12 Juni
2012).

Hal ini memang sesuai dengan hasil trianggulasi data yang dilakukan oleh peneliti
dengan membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi dan observasi berupa
pelaksanaan diskusi ilmiah untuk dosen-dosen akuntansi dengan judul “Konvergensi
SAK ETAP dan IFRS ke dalam Kurikulum Prodi Akuntansi” yang juga diikuti oleh
peneliti pada tanggal 18 Juli 2012 di Fakultas Ekonomi UMSIDA. Serta tentang
dosen yang telah menggunakan buku-buku berbasis IFRS ditriangulasi dengan data
dokumentasi berupa Silabi Matakuliah AKL II yang diperoleh dari staf FE
Universitas “X” Sidoarjo. Berdasarkan hasil triangulasi data menyimpulkan bahwa
Prodi Akuntansi Universitas “X” Sidoarjo telah menyelenggarakan seminar tentang
konvergensi IFRS dan untuk beberapa dosen juga telah menggunakan buku-buku
ajar berbasis IFRS.

Tanggapan kedua diberikan oleh PD, SE.Ak, M.Si selaku Sekretaris Prodi
Akuntansi STIE “Y” Surabaya yang menyatakan berbeda, bahwa di STIE “Y”
Surabaya sudah menerapkan IFRS pada matakuliah Akuntansi Keuangan I dan
Akuntansi Keuangan II. Dosen-dosen di STIE “Y” Surabaya sudah ada yang
membuat buku untuk diperkenalkan di mahasiswa. Selain itu, menurut beliau buku
wajib bagi mahasiswa sudah ada yang memakai konvergensi IFRS, khususnya untuk
mata kuliah Akutansi Keuangan. Upaya yang dilakukan Prodi Akuntansi STIE “Y”
Surabaya adalah dengan mengikutkan dosen untuk seminar, pelatihan untuk update
materi IFRS. Berikut komentarnya:
“Kalau di STIE ini, kita sudah apply IFRS pada matakuliah Akuntansi Keuangan 1
dan Akuntansi Keuangan 2. Dosen kita sudah ada yang membuat buku itu. Selain itu
buku wajibnya sudah ada yg pakai konvergensi IFRS, untuk matakuliah yang
ranahnya Akuntansi Keuangan.” (Petikan wawancara dengan PD SE.Ak, M.Si.
Sekretaris Prodi Akuntansi STIE “Y” Surabaya pada tanggal 2 Juli 2012).
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Dosen Akutansi Keuangan STIE “Y”
Surabaya, NHUD, SE, M.Si. berikut komentarnya:

“Kesiapan mau tidak mau sudah kita persiapkan, kalau misalkan kita nanti harus
konvergensi 2012 maka kita juga sudah mempersiapkan. Jadi sudah mulai dari 2010-
2011 kita sudah menyiapkan modul yg anak-anak mahasiswa bisa memahami IFRS
sekaligus tidak lepas dari PSAK yang kita gunakan yang sudah adaptasi ke IFRS.
Kita sudah siapkan untuk matakuliah IntermediateI dan Intermediate II.” (Petikan
wawancara dengan NHUD SE, M.Si. Dosen Pengampu Matakuliah Akuntansi
Keuangan II STIE “Y” Surabaya pada tanggal 2 Juli 2012).

Berdasarkan hasil triangulasi data menyimpulkan bahwa Prodi Akuntansi STIE “Y”
Surabaya sudah benar-benar menyiapkan modul untuk matakuliah IntermediateI dan
Intermediate II yang berbasis konvergensi IFRS. Demikian juga dengan matakuliah
Akuntansi Keuangan I dan Akuntansi Keuangan II. Dengan melihat hal yang
demikian, dapat disimpulkan bahwa Prodi Akuntansi STIE “Y” Surabaya sudah siap
menerapkan matakuliah konvergensi IFRS. Namun sebaliknya, Prodi Akuntansi
Universitas “X” Sidoarjo belum siap menerapkan perkuliahan berbasis konvergensi
IFRS.
b. Kesiapan Akademisi
Tanggapan pertama diberikan oleh SRD, SE, M.Si sebagai Dosen Pengampu
Matakuliah Akuntansi Pengantar yang menyatakan bahwa di Universitas “X”
Sidoarjo rata-rata belum siap menerapkan perkuliahan berbasis konvergensi IFRS.
Beliau berpendapat kalau SAK ETAP sebenarnya masih sama dengan yang lama,
tapi kalau IFRS harus ada pelatihan lebih dulu. Karena masih banyak dosen yang
belum mengetahui secara persisnya perbedaan sebelum dan setelah IFRS. Berikut
komentarnya:
“Kalau yang disini… rata-rata belum, karena memang seharusnya untuk IFRS sendiri
ini ada pelatihan khusus karena ada banyak sekali perbedaan dengan yang sudah
ada. Mungkin kalau ETAP kita tinggal sedikit saja mengetahui bagian-bagian mana
yangsebenarnya masih sama dengan yang lama, tapi kalau IFRS harus ada pelatihan
lebih dulu. Saya kira belum.” (Petikan wawancara dengan SRD, SE, M.Si,
Dosen Pengampu Matakuliah Akuntansi Pengantar II Universitas “X”
Sidoarjo pada tanggal 9 Juni 2012).
Hal ini sesuai dengan hasil trianggulasi data yang dilakukan oleh peneliti dengan
membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi berupa Jurnal Kegiatan
Matakuliah AP II yang diperoleh dari staf FE Universitas “X” Sidoarjo. Berdasarkan
hasil triangulasi data menyimpulkan bahwa dosen AP II Universitas “X” Sidoarjo
belum siap menerapkan perkuliahan berbasis konvergensi IFRS.
Sama halnya dengan tanggapan dari Dra. GH, Ak, M.Si. sebagai Dosen
Pengampu Matakuliah Akuntansi Pengantar di STIE “Y” Surabaya bahwa untuk
matakuliah Akuntansi Pengantar I dan II belum mengunakan IFRS, masih update ke
SAK ETAP. Hal ini memang sesuai dengan hasil trianggulasi data yang dilakukan
oleh peneliti dengan membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi berupa
Silabi Matakuliah AP II yang diperoleh dari web STIE “X” Surabaya. Berdasarkan
hasil triangulasi data menyimpulkan bahwa dosen AP II STIE “Y” Surabaya sedang
proses update ke SAK ETAP, belum menggunakan IFRS.
Tanggapan yang sama diberikan oleh HW, SE, M.Si sebagai Dosen Pengampu
Matakuliah AKM yang menyatakan bahwa di Universitas “X” Sidoarjo masih proses
perubahan ke SAK ETAP. Karena menurut beliau antara perusahaan yang sudah dan
belum menerapkan IFRS, masih banyak yang belum menggunakannya. Jadi
kesimpulannya beliau tidak langsung ke IFRS, tetapi melalui SAK ETAP lebih
dahulu. Berikut komentarnya:
“Kalau dari sisi akademisi, mau tidak mau yah harus mempelajari. Dari satu sisi agak
dilema, kalau hanya langsung mempelajari IFRS tanpa mempelajari ETAP. Kasihan
juga mahasiswa… saya mikirnya kalau perusahaan yang pakai IFRS harusnya yang
sudah entitas publik, punya tanggung jawab terhadap publik. Bandingkan dengan
perusahaan yang boleh tidak menggunakan IFRS. (Petikan wawancara dengan
HW, SE, M.Si, Dosen Pengampu Matakuliah AKM II Universitas “X” Sidoarjo
pada tanggal 13 Juni 2012).

Hal ini memang sesuai dengan hasil trianggulasi data yang dilakukan oleh peneliti
dengan membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi berupa Silabi
Matakuliah AKM II yang diperoleh dari staf FE Universitas “X” Sidoarjo.
Berdasarkan hasil triangulasi data disimpulkan bahwa untuk matakuliah AKM II di
Universitas “X” Sidoarjo belum siap menerapkan perkuliahan berbasis konvergensi
IFRS, tetapi masih fokus pada SAK ETAP.
Tabel 3.
Kesiapan Akademisi Universitas “X” dan STIE “Y” Surabaya
No Dosen Matakuliah Kesiapan
Universitas “X” Sidoarjo
1 SRD Akuntansi Pengantar II Belum Siap
2 HW Akt Keuangan Menengah II Belum Siap
3 NA Akt Keuangan Lanjutan II Siap
STIE “Y” Surabaya
1 GH Akuntansi Pengantar II Belum Siap
2 NHUD Akuntansi Keuangan Menengah II Siap
3 NS Akuntansi Keuangan Lanjutan II
Sumber : Data Diolah

Upaya kesiapan yang telah dilakukan oleh para Akademisi di Universitas “X”
Sidoarjo dan STIE “Y” Surabaya adalah sebagai berikut:
1) mengikuti berbagai pelatihan dan seminar tentang IFRS,
2) mengikuti sosialisasi tentang IFRS,
3) browsing dari internet untuk Update Materi IFRS,
4) belajar dari Dosen (yang kebetulan kuliah S2 atau Profesi).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa akademisi Akuntansi
Universitas “X” Sidoarjo yang belum siap menerapkan perkuliahan berbasis
konvergensi IFRS adalah matakuliah Akuntansi Pengantar II dan Akuntansi
Keuangan Menengah II. Sementara itu, untuk akademisi Akuntansi STIE “Y”
Surabaya yang telah benar-benar siap adalah dosen untuk matakuliah Akuntansi
Pengantar II.
Apabila dikaitkan dengan teori tentang kesiapan (Slameto, 2003) dapat
diketahui memang prodi dan dosen akuntansi STIE “Y” telah siap untuk melakukan
perkuliahan berbasis konvergensi IFRS. Hal tersebut dapat dilihat dari keseluruhan
kondisi seseorang (prodi dan dosen) untuk memberikan respon atau jawaban dalam
kondisi tertentu terhadap suatu situasi dalam hal ini perkembangan IFRS. Hal
sebaliknya terjadi pada prodi dan dosen Akuntansi Universitas “X” Sidoarjo yang
belum siap untuk melakukan perkuliahan berbasis IFRS. Hal tersebut dapat dilihat
dari kematangan dalam memberikan respon atas konvergensi IFRS. Tentang prodi
dan dosen Akuntansi Universitas “X” Sidoarjo yang belum siap melakukan
perkuliahan konvergensi IFRS sejalan dengan hasil penelitian Widiastuti (2011) yang
menyatakan bahwa kesiapan dosen akuntansi untuk mengintegrasikan materi IFRS
dalam perkuliahan masih relatif rendah. Demikian pula dengan kesiapan prodi untuk
memfasilitasi dosen memberikan perkuliahan konvergensi IFRS masih sangatlah
rendah.

2. Pelaksanaan perkuliahan yang berbasis konvergensi IFRS di Prodi Akuntansi


Universitas “X” Sidoarjo dan STIE “X” Surabaya
Pelaksanaan perkuliahan akuntansi berbasis konvergensi IFRS memerlukan
Sumber Daya Manusia (Dosen) yang sudah mengerti dan paham harmonisasi dari
PSAK ke IFRS khususnya untuk matakuliah Akuntansi Pengantar, Akuntansi
Keuangan Menengah, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Auditing dan Teori Akuntansi.
Pada penelitian ini wawancara hanya dilakukan dengan akademisi Akuntansi
Pengantar, Akuntansi Keuangan Menengah, dan Akuntansi Keuangan Lanjutan. Hal
ini sudah cukup representatif mewakili matakuliah yang lain.
Tanggapan pertama diberikan oleh NHUD, SE, M.Si sebagai Dosen
Pengampu Matakuliah Akuntansi Keuangan di STIE “Y” Surabaya bahwa untuk
matakuliah Intermediate I dan Intermediate II sudah sedikit banyak akun-akun yang
dijelaskan itu sudah adopsi dari IFRS. Bahkan mulai dari persiapan untuk memahami
IFRS dalam konteks pembelajaran, memahami IFRS untuk penerapan di perusahaan.
Sudah diikuti semua, sebelum akhirnya bisa membuat modul yang bisa digunakan
internal. Untuk pelaksanaan perkuliahan di STIE “Y” Surabaya yang menjadi
kendala adalah buku yang basisnya konvergensi IFRS rata-rata masih menggunakan
bahasa asing. Berikut komentarnya:

“Kalau pertama sebenarnya ketika konvergensi IFRS kita memang mengadopsi pakai
buku yang basisnya bahasa asing. Kalau yang GAAP dulu itu kan karena sudah lama
kita menerapkan, jadi banyak terjemahannya bisa mereka mempermudah. Karena itu
masih baru, jadi belum banyak terjemahan IFRS. Salah satunya adalah selain mereka
buku wajibnya adalah buku wajib yang dari pengarang luar, kita ada buku wajib
yang berupa modul untuk membantu memahami. Akuntansi Keuangan adaptasi
PSAK, SAK ETAP, dan IFRS.(Petikan wawancara dengan NHUD SE, M.Si.
Dosen Pengampu Matakuliah Akuntansi Keuangan II STIE “Y” Surabaya
pada tanggal 2 Juli 2012).

Hal itu sesuai dengan hasil trianggulasi data yang dilakukan oleh peneliti dengan
membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi berupa Silabi Matakuliah AK
II yang diperoleh dari web STIE “X” Surabaya. Berdasarkan hasil triangulasi data
menyimpulkan bahwa untuk matakuliah AKM II di STIE “X” Surabaya memang
sudah melakasanakan perkuliahan berbasis konveregnsi IFRS.
Tanggapan selanjutnya diberikan oleh NA, SE., M.SA., Ak, sebagai Dosen
Pengampu Matakuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan yang menyatakan bahwa di
Universitas “X” Sidoarjo yang beliau ajarkan sudah memakai IFRS. Karena
kebetulan beliau pada saat itu sedang menempuh kuliah S2 di STESIA, jadi sedikit
banyak pelajaran yang diperoleh sudah menerapkan IFRS. Untuk pelaksanaannya
dalam perkuliahaan, beliau menyatakan bahwa yang menjadi kendala adalah tidak
adanya literatur yang mendukung. Kalaupun ada masih menggunakan bahasa asing
dan bahasa peraturan, bukan bahasa buku,jadi aplikasinya masihsulit untuk
dipahami. Beliau menyarankan sebagai bahan tambahan dapat browsing dariinternet,
karena di internet selalu diupdate.Berikut komentarnya:

“Kalau yang saya ajarkan sudah pakai IFRS. Saya kebetulan kuliah S2 di STESIA.
Jadi yang saya dapat yah saya terapkan ke mahasiswa. Karena saya sudah dapat, tapi
tidak tahu yang lain yang tidak kebetulan sekolah seperti saya. Kalau proses
pelaksanaanya yang menjadi kendala mahasiswa yah pasti kebanyakan mengeluhnya
yah karena tidak ada literatur itu satu-satunya… tidak adanya literatur yang
mendukung. Kalaupun ada masih menggunakan bahasa asing yang sulit dipahami
(Petikan wawancara dengan NA SE,Ak, Dosen Pengampu Matakuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan II Universitas “X” Sidoarjo pada tanggal 9 Juni
2012)
Hal itu sesuai dengan hasil trianggulasi data yang dilakukan oleh peneliti
dengan membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi berupa Silabi
Matakuliah AKL II yang diperoleh dari staf FE Universitas “X” Sidoarjo.
Berdasarkan hasil triangulasi data dapat disimpulkan bahwa untuk matakuliah AKL
II di Universitas “X” Sidoarjo memang sudah melaksanakan perkuliahan berbasis
konveregnsi IFRS.
Tanggapan selanjutnya dari NS, SE.Ak, M.Si selaku Dosen Pengampu
Matakuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan di STIE “Y” Surabaya yang menyatakan
bahwa beliau sudah mengajarkan bagaimana cara mengkonvergensikan,
mengharmonisasikan atau meng-adjustment dari PSAK ke IFRS. Untuk proses
pelaksanaannya beliau hanya memberikan dasar-dasar terkait dengan pemahaman
IAS dan IFRS, jadi diberitahukan dahulu bagaimana perubahannya, sebelum dan
setelah perubahan dan perubahnnya dalam hal apa saja. Berikut komentarnya:
“Kalau di matakuliah Akuntansi Internasional itu sudah, sudah diajarkan bagaimana
cara mengkonvergensi, mengharmonisasi atau meng-adjustment dari PSAK ke IFRS.
Terus kemudian kaitannya dengan pola pendidikan yang diajarakan di kelas itu
bagaimana, selama ini mahasiswa itu hanya diberikan dasar-dasar terkait dengan
pemahaman IAS dan IFRS itu sendiri.” (Petikan wawancara dengan NS, SE.Ak,
M.Si Dosen Pengampu Matakuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II STIE
“Y” Surabaya pada tanggal 2 Juli 2012).
Hal itu sesuai dengan hasil trianggulasi data yang dilakukan oleh peneliti dengan
membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi berupa Silabi Matakuliah
AKL II yang diperoleh dari web STIE “Y” Surabaya. Berdasarkan hasil triangulasi
data dapat disimpulkan bahwa untuk matakuliah AKL II di STIE “Y” Surabaya
memang sudah melakasanakan perkuliahan berbasis konveregnsi IFRS.
Tabel 4.
PelaksanaanPerkuliahan Universitas “X” Sidoarjo dan
STIE “Y” Surabaya
No Dosen Matakuliah Pelaksanaan
Universitas “X” Sidoarjo
1 SRD Akuntansi Pengantar II Belum
2 HW Akuntansi Keuangan Menengah II Belum
3 NA Akuntansi Keuangan Lanjutan II Sudah
STIE “Y” Surabaya
1 GH Akuntansi Pengantar II Belum
2 NHUD Akuntansi Keuangan Menengah II Sudah
3 NS Akuntansi Keuangan Lanjutan II Sudah
Sumber : Data Diolah

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa akademisi Akuntansi


Universitas “X” Sidoarjo yang sudah melaksanakan perkuliahan berbasis
konvergensi IFRS adalah dosen untuk matakuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II.
Sementara itu, untuk akademisi STIE “Y” Surabaya yang sudah melaksanakan
perkuliahan perkuliahan berbasis konvergensi IFRS adalah dosen untuk matakuliah
Akuntansi Keuangan II dan Akuntansi Keuangan Lanjutan II.
Berkaitan dengan hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa perkuliahan
berbasis konvergensi IFRS yang sudah dilakukan oleh dosen prodi Akuntansi
Universitas “X” Sidoarjo dan STIE “Y” Surabaya adalah untuk matakuliah
Akuntansi Keuangan II dan Akuntansi Keuangan Lanjutan II. Hal ini masih sangat
kurang apabila dikaitkan dengan rekomendasi hasil penelitian Suhardianto (2011),
yang menyatakan bahwa untuk jenjang pendidikan S1 Akuntansi, matakuliah yang
terkait dengan konvergensi IFRS adalah Akuntansi Pengantar, Akuntansi Keuangan
Menengah, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Auditing, dan Teori Akuntansi. Dengan
melihat hal yang demikian, masih sangat banyak perkuliahan yang belum
dilaksanakan dengan konvergensi IFRS.
3. Tanggapan Konsultan atau Pemerhati Konvergensi IFRS
Untuk dapat memberi masukan tentang upaya mempersiapkan perkuliahan
akuntansi berbasis konvergensi IFRS, peneliti melakukan in depth interview dengan
pemerhati konvergensi IFRS sekaligus juga sebagai akuntan senior di Kantor
Akuntan Publik (KAP) Abdulrahman Hasan Salipu, Ak, yakni Bapak B, SE., M.Ak.,
Ak. Menurut beliau, bahwa upaya kesiapan yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi
sudah cukup bagus, tetapi perlu adanya persiapan yang lebih matang dan lebih
ditingkatkan lagi agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik. Upaya
dalam menunjang kesiapan dalam konvergensi IFRS, dosen – dosen akuntansi
seharusnya sering mengikuti seminar – seminar maupun menambah literatur buku
penunjang IFRS, melakukan diskusi-diskusi ilmiah dengan mengajak pihak ketiga
dalam hal ini praktisi baik akuntan publik, penilai publik, perbankan dan lainnya.
Berikut komentarnya:
“Upaya dalam menunjang kesiapan konvergensi IFRS, dosen – dosen akuntansi
harusnya sering ikut seminar – seminar maupun menambah literatur buku penunjang
IFRS, melakukan diskusi-diskusi ilmiah dengan mengajak pihak ketiga dalam hal ini
praktisi baik akuntan publik, penilai publik, perbankan dan lain-lain.” (Petikan
wawancara dengan B, S.E.,M.Ak.,Ak, Pemerhati Konvergensi IFRS dan
Akuntan Senior pada tanggal 27 Juli 2012).

Akan tetapi menurut beliau ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk proses
perkuliahan akuntansi yang berbasis konvergensi IFRS, yaitu sebagai berikut:
a. Sebelum membuat kurikulum, perlu dibuat skala prioritas berapa persen yang
akan mengarah ke Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK-ETAP) dan Non SAK-ETAP, baru ke penyusunan kurikulumnya.
b. Kurikulum dengan memodifikasi GBPP yang sudah dihasilkan dalam Semiloka
Nasional Kurikulum S1 Akuntansi Mengacu Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) dengan silabus yang sudah ada di program studi serta
ditambahkan prosedur pembelajaran dengan Model Student Centered Learning
(SCL).
c. Diadakan perkuliahan umum dengan mendatangkan pihak ketiga (praktisi) yang
terkait dengan bidang akuntansi, baik akuntan publik, akuntan manajemen,
akuntan sektor dan lain-lain.
d. Sarana prasarana khususnya literatur-literatur yang baru perlu lebih dilengkapi.
e. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam hal magang kerja.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Prodi Akuntansi
Universitas “X” Sidoarjo belum siap menerapkan perkuliahan akuntansi berbasis
konvergensi IFRS. Pada saat ini masih dalam proses mempersiapkan kurikulum baru
yang berbasis konvergensi IFRS. Sementara itu, Prodi Akuntansi STIE “X” Surabaya
sudah siap menerapkan perkuliahan berbasis konvergensi IFRS pada beberapa
matakuliah tertentu. Untuk kesiapan akademisi dapat disimpulkan bahwa akademisi
Akuntansi Universitas “X” Sidoarjo yang belum siap menerapkan perkuliahan berbasis
konvergensi IFRS adalah akademisi untuk matakuliah Akuntansi Pengantar II dan
Akuntansi Keuangan Menengah II. Sedangkan akademisi Akuntansi STIE “Y”
Surabaya yang belum siap menerapkan perkuliahan berbasis konvergensi IFRS adalah
akademisi untuk matakuliah Akuntansi Pengantar II.
Untuk pelaksanaan perkuliahan akuntansi berbasis konvergensi IFRS disimpulkan
bahwa akademisi Akuntansi Universitas “X” Sidoarjo yang sudah melaksanakan
perkuliahan akuntansi berbasis konvergensi IFRS adalah matakuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan II. Sementara itu, untuk STIE “X” Surabaya yang sudah
melaksanakan perkuliahan akuntansi berbasis konvergensi IFRS adalah matakuliah
Akuntansi Keuangan II dan Akuntansi Keuangan Lanjutan II.
Saran untuk Prodi Akuntansi Universitas “X” Sidoarjo adalah bahwa untuk
kesiapan dan pelaksanaan yang telah dilakukan agar lebih dipersiapkan dan ditingkatkan
lagi supaya perkuliahan akuntansi berbasis konvergensi IFRS bisa segera diterapkan dan
dilaksanakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kompetensi lulusan prodi
akuntansi Universitas “X” Sidoarjo di masa mendatang. Saran untuk Prodi Akuntansi
STIE “Y” Surabaya bahwa perkuliahan akuntansi berbasis IFRS yang telah ada harus
tetap dipertahankan dan dikembangkan pada matakuliah lain yang relevan. Saran secara
umum untuk prodi akuntansi adalah pemetaan profil lulusan sebelum melakukan
penyusunan kurikulum konvergensi IFRS. Maksudnya adalah profil lulusan lebih
banyak diserap oleh pasar tenaga kerja yang mana?Apakah pada level perusahaan multi
nasional atau hanya pada perusahaan level nasional atau level UMKM. Kalau lulusan
banyak terserap di perusahaan multi nasional maka kurikulum yang menitik beratkan
pada konvergensi IFRS dapat dilakukan. Namun apabila lulusan banyak terserap di
perusahaan nasional atau UMKM maka kurikulum lebih baik dititikberatkan pada SAK
ETAP. Saran untuk peneliti yang akan datang adalah sebaiknya memilih lima
matakuliah inti akuntansi agar mendapatkan hasil yang lebih detail tentang kesiapan dan
pelaksanaan perkuliahan akuntansi berbasis konvergensi IFRS

DAFTAR RUJUKAN
Basuki. 2011. Metodologi Studi Kasus, Desain Penelitian. Modul. Pelatihan Metodologi
Riset. 6 – 7 Desember. Departemen Ekonomi Syariah. FEB Unair Surabaya.

Daftar Public Training/Workshop (http://www.lmfeui.com/index.php?page=


content&cid=49. diakses tanggal 5 Maret 2012).

Herawati, Nyoman Trisna. 2011. Konvergensi Interational Financial Reporting


Standards (IFRS) dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Akuntansi Pengantar
di Perguruan Tinggi. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika. Vol 1 No 1.
Universitas Pendidikan Ganesha. Bali

Hermawan, Sigit. 2011. Proseding Seminar Nasional dan Call For Paper 2011: Model
Laporan Anggaran Berbasis Kinerja dan Tafsir Stakeholders Sekolah Menengah
Atas (SMA) di Kab. Sidoarjo. Seminar Nasional Call For Paper 2011. Sidoarjo.

IFRS Resoerces, AICPA. 2012. Internasional Finansial Report


Standart(http://www.ifrs.com/convergence_landing.html diakses tanggal 31 Maret
2012).

IFRS Diploma & IFRS Certification (http://www.iaiglobal.or.id/. di akses tanggal 3


Maret 2012).

Istiningrum, Andian Ari. 2012. Experiential Learning in Introducing IFRS at


Universities in Indonesia. Jurnal Economia, Vol 8 No 1, April. Fakultas Ekonomi.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Marshall, Martin N. 1996. Sampling for Qualitative Research. Family Practice, An
International Journal. Vol 13, No 6. Oxford University Press.

Marshall. 2006. Data Collection Method. http://www.sagepub.com/upm-


data/10985_Chapter_4.pdf. Diakses 20 Maret 20102, Jam 19.45 WIB
Miles, Matthew B., and A Michael Huberman. 1984. Qualitative Data Analysis. Sage
Publication, Inc.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya.
Bandung.
Seminar Forum Dosen Akuntansi (http://www.feb.unair.ac.id/pengumuman/393-ifrs.
diakses tanggal 27 Februari 2012).
Senton, Andrew K. 2004. Strategies For Ensuring Trustworthiness in Qualitative
Research Project. Education For Information. 22. 63 -75.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta.
Jakarta.
Situs STIE “X” Surabaya

Suhardianto, Novrys. 2011. Respon Akademisi Terhadap Konvergensi IFRS. Universitas


Negeri Airlangga. Surabaya.
Supriyadi, 2013. Pendidikan Akuntansi Vokasional : Perlukah Kurikulum Berbasis
IFRS ?. Simposium Nasional Akuntansi Vokasional. Denpasar Bali, 17 – 18 Mei.
Universitas ”X” Sidoarjo. 2011. Buku Panduan Akademik 2011/2012. ”X” Universitas
Press. Sidoarjo.
Widiastuti, Harjanti. 2011. Kesiapan Dosen Akuntansi dalam Mengintegrasikan Materi
IFRS dalam Mata Kuliah. Fokus Ekonomi, Vol 10 No 3. Desember. Fakultas
Ekonomi. Universitas Stikubank Semarang.

www.feb.ub.ac.id. Pelatihan Pengajaran Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis IFRS


Tanggal 18 Mei 2010. (http://www.feb.ub.ac.id/pelatihan-pengajaran-akuntansi-
keuangan-menengah-berbasis-ifrs.html. diakses tanggal 5 Maret 2012).

View publication stats

You might also like