Jurnal Agroekoteknologi .                                                   E-ISSN No.
2337- 6597
Vol.4.No.4, Desember 2016 (630); 2308-2315
    Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Kedelai Hitam (glycine max (L.)Merril)
                Dengan Pemberian Berbagai Jenis Bahan Organik
     Growth and Production Three Black Soybean Varieties with Giving Some Types of
                                  Organic Materials
                Riza Syifani Nasution, Jonatan Ginting*, Nini Rahmawati
          Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155
                    *Corresponding author:
[email protected]                                          ABSTRACT
 The use of black soybean is still very little compared to yellow soybeans are widely used as
raw material for food. The low production of soybean Indonesia one of them because there is
not maximal knowledge of farmers in the use of technologies that support sustainable
agricultural. Using improved varieties and availability of organic materials is the main
requirement to increase soybean production. The objective of the research is to determine the
variety and type of organic material on the growth and production of black soybeans.The
experiment was conducted in Setia Budi Street, Simpang Pemda District of Medan Selayang
on December 2015 to March 2016, using a factorial randomized block design with three
factors, the first factor is varieties (Cikuray, Detam-2, Malikka) and the second factor is organic
matter (Kontrol, Kompos Jerami Padi, Biochar, Bokashi). Observed were plant height, root dry
weight, seeds per plant dry weight, dry weight of seeds per plots, the dry weight of 100 seeds,
dry weight of seeds per hactare.The results showed that application of varieties increased plant
height 4 and 6, dry weight of seeds per plots. The dry weight of 100 seeds, dry weight of seeds
per hactare and organic matter increasing the seeds per plant dry weight, dry weight of seeds
per plots and dry weight of 100 seeds.
Keywords: black soybean, organic matter, varieties
                                           ABSTRAK
Penggunaan kedelai hitam masih sangat sedikit dibandingkan kedelai kuning yang banyak
digunakan sebagai bahan baku pangan. Produktivitas tanaman kedelai nasional mengalami
penurunan setiap tahunnya. Rendahnya produksi kedelai Indonesia salah satunya dikarenakan
belum maksimalnya pengetahuan petani dalam penggunaan teknologi produksi yang
mendukung pertanian berkelanjutan. Menggunakan varietas unggul dan tersedianya bahan
organik merupakan syarat utama dalam meningkatkan produksi kedelai. Tujuan penelitian
yakni untuk mengetahui varietas dan jenis bahan organik terhadap pertumbuhan dan produksi
kedelai hitam. Penelitian dilaksanakan di Jalan Setia Budi, Simpang Pemda Kecamatan Medan
Selayang pada Desember 2015 sampai Maret 2016, menggunakan Rancangan Acak Kelompok
Faktorial dengan dua faktor yaitu Varietas (Cikuray, Detam-2, Malikka) dan Bahan Organik
(Kontrol, Kompos Jerami Padi, Biochar, Bokashi). Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman,
bobot kering biji per tanaman, bobot kering biji per plot, bobot 100 biji kering, bobot kering
biji per hektar. Hasil penelitian varietas meningkatkan Tinggi tanaman 4 dan 6 MST, bobot
kering biji per plot, bobot 100 biji, dan bobot kering biji/ha. Pemberian pemberian bahan
organik meningkatkan bobot kering biji per tanaman, bobot kering biji per plot, dan bobot
kering biji/ha.
Kata kunci : bahan organik, kedelai hitam, varietas
                                                                                              2308
Jurnal Agroekoteknologi .                                           E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4.No.4, Desember 2016 (630); 2308-2315
            PENDAHULUAN                        mengoptimalisasikan serangan hama (Gani,
                                               2000).     Upaya yang dilakukan untuk
       Kedelai hitam (Glycine max (L.)         menambah peningkatan hasil produksi baik
Merrill) merupakan tanaman asli Asia yang      kualitas dan kuantitas produksi kedelai
sangat baik ditanam di wilayah tropis          adalah dengan penambahan bahan organik
seperti Indonesia. Kebutuhan kedelai dari      dalam tanah agar dapat menunjang
tahun ke tahun terus meningkat. Menurut        pertumbuhan dan perkembangan akar
data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi     tanaman yang dapat lebih efektif. Bahan
kedelai nasional tahun 2014 sebanyak           organik berfungsi sebagai pengikat butiran-
mencapai 892,6 ribu ton biji kering, naik      butiran tanah yang menjadikannya agegat
14,44 persen atau 112,61 ribu ton dibanding    yang mantap. Keadaan ini berpengaruh
2013 sebesar 779,99 ribu ton. Data dari        terhadap porositas, daya penyimpanan dan
Dewan Kedelai Nasional menyebutkan             penyediaan air serta aerase tanah atau
kebutuhan konsumsi kedelai dalam negeri        dengan kata lain dapat memperbaiki
tahun 2014 sebanyak 2,4 juta ton sedangkan     struktur tanah (Mulat, 2003).
sasaran produksi kedelai tahun 2014 hanya              Kompos jerami padi mengandung
892,6 ribu ton. Masih terdapat kekurangan      unsur hara K yang tinggi. Jumlah K yang
pasokan (defisit) sebanyak satu juta ton       diserap tanaman tergantung pada jenis dan
lebih (Badan Litbang Pertanian, 2014).         besarnya produksi tanaman. Penambahan
        Untuk     mengatasi     kekurangan     biochar      ke    tanah      meningkatkan
pasokan kedelai maka diperlukan suatu          ketersediaan fosfor, total nitrogen dan
usaha untuk meningkatkan produksi              kapasitas tukar kation tanah (KTK) yang
kedelai nasional dan khususnya produksi        pada akhimya meningkatkan hasil tanaman
kedelai yang ada di Sumatera Utara. Selain     (Brown, 2009). Penambahan bahan organik
itu, timbul perbedaan pendapat tentang         (bokashi) ke dalam tanah dapat
masalah produk transgenik pertanian,           meningkatkan kandungan bahan organik
terutama kedelai sehingga masyarakat           dan unsur hara tanah. Hal ini karena
terpengaruh     akan      bahaya     kedelai   semakin banyak dosis pupuk bokashi yang
transgenik. .Masyarakat juga turut             diberikan, maka N yang terkandung di
terpengaruh untuk berpola hidup sehat dan      dalam pupuk bokashi juga semakin banyak
lebih menyukai konsep “kembali ke alam”        yang diterima oleh tanah.(Djunaedi, 2009).
(back to nature) (Prihatman, 2000).                    Cikuray,    merupakan      varietas
        Upaya      untuk      meningkatkan     kedelai yang dapat beradaptasi baik pada
produksi kedelai antara lain dengan            dataran rendah juga cocok ditanam
penggunaan       varietas    unggul     dan    didataran tinggi,. Memiliki kandungan
pemupukan. Dengan tersedianya berbagai         protein sebesar 35% dan kandungan lemak
varietas unggul kedelai, diharapkan para       17% dengan umur tanam 82-85 hari dan
petani kembali untuk menanam berbagai          memiliki tingkat ketahanan rebah yang
palawija, khususnya kedelai untuk              tinggi dan mampu toleran terhadap karat
memenuhi kebutuhan nasional yang saat          daun (PPPTP, 2010).
(Cahyono, 2007).                                       Kedelai varietas detam-2, Varietas
         Menggunakan varietas unggul           lokal ini mempunyai keunggulan ketahanan
merupakan       syarat     utama      dalam    terhadap ulat grayak dan pengisap polong
meningkatkan         produksi       kedelai.   yang tinggi. Varietas kedelai dengan
Tersedianya varietas unggul yang variasi       potensi hasil 2.96 t/ha memiliki protein
sangat guna bagi petani untuk mengganti        sekitar 45,58% dan lemak 14,83% dan
varietas antar musim dan juga mencegah         memiliki kecerahan kulit biji yang kusam
petani menanam satu varietas secara terus      dan memiliki bulu berwarn coklat tua
menerus         dan        juga        dapat   (BPTPI, 2010).
                                                                                     2309
Jurnal Agroekoteknologi .                                              E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4.No.4, Desember 2016 (630); 2308-2315
       Malikka,      merupakan     varietas     pemeliharaan tanaman dan panen.
kedelai hitam asli lokal Bantul yang dapat      Parameter yang diamati tinggi tanaman
beradaptasi baik pada dataran tinggi            (cm), bobot kering biji per tanaman (g),
maupun dataran rendah baik pada musim           bobot kering biji per plot (g), Bobot kering
hujan maupun musim kemarau. Memiliki            100 biji (g), dan Bobot kering biji per hektar
kandungan protein sebesar 37% dan               (kg)
kandungan lemak 20%. Kelebihannya yaitu               Data dianalisis dengan sidik ragam,
memiliki Polong lebat yang muncul dari          sidik ragam yang nyata dilanjutkan dengan
nodia pertama, Polong masak tidak mudah         menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan
pecah dengan umur tanam 85-90 hari dan
                                                dengan taraf α = 5 %.
toleran terhadap ulat grayak dan ulat
jengkal (Permentan, 2007).                           HASIL DAN PEMBAHASAN
        BAHAN DAN METODE                        Tinggi tanaman
                                                        Data pengamatan tinggi tanaman
        Penelitian dilaksanakan di lahan        kedelai dapat dilihat pada Lampiran 12
Pertanian Jalan Setia Budi, Simpang             sampai 21 yang menunjukan. bahwa
Pemda, Kec. Medan Selayang, Medan,              perlakuan varietas berpengaruh nyata
Sumatera Utara, yang berada pada                terhadap tinggi tanaman pada 4 - 6 MST.
ketinggian + 25 meter diatas permukaan          dan bahan organik berpengaruh tidak nyata
laut, mulai bulan Desember sampai Maret.        terhadap tinggi tanaman, dan interaksi
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini       keduanya berpengaruh nyata terhadap
adalah kedelai hitam varietas Cikuray,          tinggi tanaman pada 4 dan 6 MST.
Detam-2, dan Malikka sebagai objek yang                 Rataan tinggi tanaman kedelai 2-6
akan diamati, Kompos Jerami Padi, Biochar       MST terhadap varietas dan pemberian
dan Bokashi Jerami Padi sebagai perlakuan       bahan organik dapat dilihat pada Tabel 1.
yang akan diaplikasikan pada tanaman            Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa varietas
kedelai, air untuk menyiram tanaman,            Detam-2 tertinggi tanaman pada 2-6 MST
pupuk N P dan K sebagai penambah unsur          dibandingkan perlakuan varietas lainnya.
hara, dan pestisida nabati untuk                Sedangkan perlakuan pemberian dengan
mengendalikan hama, dan bahan lain yang         pemberian bahan organik berpengaruh
mendukung penelitian ini. Alat yang             nyata terhadap tinggi tanaman. perlakuan
digunakan yaitu cangkul, pisau/cutter,          pemberian Kompos Jerami Padi cenderung
pacak sampel, alat ukur seperti meteran dan     meningkatkan tinggi tanaman tertinggi
timbangan analitik, tali plastik, buku data,    dibandingkan perlakuan yang lain. Hal ini
dan alat tulis, dan alat-alat lain yang         sesuai dengan pernyataan Sitompul dan
mendukung pelaksanaan penelitian ini.           Guritno (1995) Keragaman penampilan
Penelitian ini menggunakan Rancangan            tanaman akibat susunan genetik selalu
Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2          mungkin terjadi sekalipun bahan tanaman
faktor perlakuan. Faktor pertama : Varietas     yang digunakan berasal dari jenis yang
(V) terdiri dari 3 Jenis yaitu : V1= Cikuray,   sama. Kompos Jerami Padi yang digunakan
V2= Detam-2, V3= Malikka. Faktor kedua :        mengandung nitrogen yang cukup tinggi
Bahan Organik (B) terdiri dari 4 taraf yaitu    hal ini sesuai dengan Sintia (2011) yang
:B0= Kontrol B1= Kompos Jerami Padi,            menyatakan bahwa jerami padi mempunyai
B2=Biochar, B3= Bokashi.                        potensi yang menguntungkan jika kembali
        Pelaksanaaan penelitian meliputi        dimanfaatkan sebagai salah satu sumber
persiapan lahan, aplikasi Kompos Jerami         organik.
Padi, aplikasi Biochar, aplikasi Bokashi,
penanaman, aplikasi pupuk N,P,K,
                                                                                         2310
Jurnal Agroekoteknologi .                                                 E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4.No.4, Desember 2016 (630); 2308-2315
Tabel 1. Tinggi tanaman kedelai 2-6 MST pada perlakuan varietas dan pemberian bahan
         organik
                                            Bahan Organik (B)
                                               kompos
   MST       Varietas (V)      kontrol                       Biochar        Bokashi       Rataan
                                             Jerami Padi
                                (B0)     (B1)      (B2)      (B3)
                             …………………………….……cm………….……..…                                   ………
            Cikuray (V1)       11.06    10.75      8.76     13.12                          10.92
     2      Detam-2 (V2)       11.65    12.89     12.53     10.19                          11.81
            Malikka (V3)       10.45    11.99     11.54     10.96                          11.23
               Rataan          11.05    11.87     10.94     11.43                          11.32
            Cikuray (V1)       17.83    13.36     12.48     14.30                          14.49
            Detam-2 (V2)       14.64    16.27     17.08     12.27                          15.07
     3
            Malikka (V3)       12.59    15.97     14.66     15.05                          14.57
               Rataan          15.02    15.20     14.74     13.87                          14.71
            Cikuray (V1)     22.38abc  17.62cd   15.89d    21.74abc                       19.40b
            Detam-2 (V2)      22.80ab   24.63a  23.72abcd 20.37abcd                       22.88a
     4
            Malikka (V3)     19.23bcd 19.63abcd 20.10abcd 19.82abcd                       19.69b
               Rataan          21.48    20.63     19.91     20.64                          20.66
            Cikuray (V1)       27.76    25.46     20.19     30.69                         26.02b
            Detam-2 (V2)       32.01    38.41     34.37     29.47                         33.56a
     5
            Malikka (V3)       26.25    26.20     27.22     27.13                         26.69b
               Rataan          28.67    30.02     27.26     29.10                          28.76
            Cikuray (V1)      37.28cd  37.01d    28.11d    46.35abc                       37.19b
            Detam-2 (V2)     50.75abc   56.01a   50.87ab  41.18bcd                        49.70a
     6
            Malikka (V3)     39.10bcd  39.60cd   42.27bc  39.30bdc                        40.07b
               Rataan          42.38    44.21     40.42     42.28                          42.32
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan waktu pengamatan yang sama
              menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%
Bobot Kering Biji per Tanaman
       Hasil penelitian menunjukan bahwa             meningkatkan diameter batang secara nyata
varietas dan pemberian bahan organik                 dibandingkan pemberian biochar dan
berpengaruh nyata terhadap bobot kering              bokashi. Detam-2 merupakan varietas yang
biji per tanaman.                                    terbaik dikarenakan Hal ini sesuai dengan
       Rataan bobot kering biji per tanaman          pendapat Sadjad (1993) bahwa, perbedaan
kedelai terhadap varietas dan bahan organik          daya tumbuh antar varietas ditentukan oleh
dapat dilihat pada Tabel 2.                          faktor genetiknya. Selanjutnya Jumin
Berdasarkan Tabel 2 perlakuan varietas               (2008)        menambahkan,          dalam
detam-2 cenderung meningkatkan bobot                 menyesuaikan     diri,   tanaman     akan
kering biji per tanaman dibandingkan                 mengalami perubahan fisiologis dan
perlakuan lainnya. sedangkan pemberian               morfologis ke arah yang sesuai dengan
bahan organik kompos jerami padi                     lingkungan barunya.
                                                                                            2311
Jurnal Agroekoteknologi .                                                E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4.No.4, Desember 2016 (630); 2308-2315
Tabel 2. Bobot Kering Biji Per Tanaman Pada Perlakuan dan Varietas Bahan Organik
                                      Bahan Organik (B)
                                      Kompos
    Varietas (V)       Kontrol                        Biochar         Bokashi         Rataan
                                    Jerami Padi
                        (B0)  (B1)      (B2)    (B3)
                     ………………………...…..………g……….……..…........ …………...
  Cikuray (V1)         22.20 35.74     30.60   23.64       28.05
  Detam-2 (V2)         12.90 38.47     38.70   25.12       28.80
  Malikka (V3)         21.72 30.83     23.10   33.30       27.24
      Rataan          18.94b 35.01a   30.80ab 27.35ab      28.03
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom dan waktu pengamatan
            yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada
            taraf α = 5%
Bobot Kering Biji per Plot
        Hasil penelitian menunjukan bahwa          plot yang lebih tinggi dibandingkan
perlakuan varietas dan bahan organik               perlakuan lainnya.
berpengaruh nyata terhadap bobot kering                  Loveless     menyatakan      (1989)
biji per plot. Rataan bobot kering biji per        Terdapat berbagai perbedaan yang beragam
plot dapat dilihat pada Tabel 3.                   dari masng-masing varietas terhadap
        Berdasarkan Tabel 3 menunjukan             peubah amatan yang diamati. Hal ini terjadi
bahwa varietas Detam-2 memiliki bobot              karena adanya perbedaan genetik pada
kering biji per plot tertinggi dibandingkan        ketiga varietas tanaman dan adanya
perlakuan lainnya.                                 pengaruh lingkungan. Setiap varietas
        sedangkan      pemberian      bahan        memiliki ciri dan sifat khusus yang saling
organik meningkatkan bobot kering biji per         berpengaruh satu sama lain sehaigga akan
                                                   menunjukkan keragaman penampilan.
Tabel 3. Bobot Kering Biji Per Plot Pada Perlakuan dan Varietas Bahan Organik
                                        Bahan Organik (B)
                                    Kompos Jerami
    Varietas (V)       Kontrol                           Biochar      Bokashi        Rataan
                                        Padi
                         (B0)    (B1)     (B2)     (B3)
                      ……………………...….,………g………….……..….... ……………..
  Cikuray (V1)          332.59 556.32    444.92   366.20 425.01b
  Detam-2 (V2)          518.81 591.89    555.73   427.65 523.52a
  Malikka (V3)          330.25 477.41    348.69   358.99 378.83c
       Rataan          393.88b 541.87a  449.78ab 384.27b  442.45
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom dan waktu pengamatan
            yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada
            taraf α = 5%
                                                                                          2312
Jurnal Agroekoteknologi .                                               E-ISSN No. 2337-
6597
Vol.4.No.4, Desember 2016 (630); 2308-2315
Bobot kering 100 biji
      Hasil penelitian menunjukan bahwa            tanaman akan mengalami perubahan
perlakuan varietas dan bahan organik               fisiologis dan morfologis ke arah yang
berpengaruh nyata terhadap bobot kering            sesuai dengan lingkungan barunya.
100 biji                                           Varietas     tanaman    yang     berbeda
      Rataan bobot kering 100 biji varietas        menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang
dan bahan organik dapat dilihat pada Tabel         berbeda walaupun ditanam pada kondisi
4.      Selanjutnya     Jumin       (2008)         lingkungan yang sama (Harjadi 1991).
menambahkan, dalam menyesuaikan diri,
Tabel 4. Bobot Kering 100 Biji Pada Perlakuan dan Varietas Bahan Organik
                                      Bahan Organik (B)
                                      Kompos
    Varietas (V)       Kontrol                       Biochar       Bokashi         Rataan
                                    Jerami Padi
                         (B0)  (B1)    (B2)    (B3)
                       ………………………...………g…….……..……….                              ……………..
  Cikuray (V1)           9.78 10.93   11.55   10.31                               10.64b
  Detam-2 (V2)          17.37 18.59   16.34   19.02                               17.83a
  Malikka (V3)          12.12 10.95   10.66   11.65                               11.34b
      Rataan            13.09 13.49   12.85   13.66                                13.27
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom dan waktu pengamatan
            yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada
            taraf α = 5%
Bobot Kering Biji per Hektar
         Hasil penelitian menunjukan bahwa         pembentukan hingga pengisian biji. Hal ini
perlakuan varietas dan bahan organik               sesuai dengan Simanjuntak (2005) yang
berpengaruh nyata terhadap bobot kering            menyatakan bahwa kedelai memerlukan P
biji per hektar.                                   dalam jumlah relatif banyak. Hara posfat
         Rataan bobot kering biji per hektar       diserap    tanaman      sepanjang    masa
terhadap varietas dan bahan organik dapat          pertumbuhannya.        Periode    terbesar
dilihat pada Tabel 5.pada bahan organik            penggunaan P dimulai pada masa
Kompos Jerami Padi yang digunakan                  pembentukan polong sampai kira-kira 10
memiliki hasil analisis memiliki unsur hara        hari sebelum biji berkembang penuh.
P yang lebih besar dibandingkan dengan
Biochar. Unsur hara P diperlukan dalam
                                                                                       2313
Jurnal Agroekoteknologi .                                                E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4.No.4, Desember 2016 (630); 2308-2315
Tabel 5. Bobot kering biji per hektar terhadap varietas dan pemberian bahan organik
                                        Bahan Organik (B)
                                       Kompos
   Varietas (V)        Kontrol                      Biochar       Bokashi           Rataan
                                     Jerami Padi
                        (B0)  (B1)       (B2)    (B3)
                      …………………….…......……ton……….……..…...                         ………………
  Cikuray (V1)          1.73 2.89        2.31    1.90                             2.21b
  Detam-2 (V2)          2.70 3.08        2.89    2.22                             2.72a
  Malikka (V3)          1.72 2.48        1.81    1.86                             1.97b
      Rataan           2.05b 2.82a      2.34b   2.00b                              2.30
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda
             tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
               SIMPULAN                                  panjang, Agrovigor jurnal volume 2
                                                         no.1
      Perlakuan varietas V2 (Detam-2) dan          Gani, A. 2009. Potensi Arang Hayati
pemberian bahan organik B1 (kompos                       “Biochar”      sebagai     Komponen
jerami padi) berpengaruh nyata pada tinggi               Teknologi Perbaikan Produktivitas
tanaman 2-6 Minggu setelah tanam, bobot                  Lahan Pertanian. Iptek Tanaman
kering biji per tanaman, bobot kering biji               Pangan Vol. 4 No. 1 – 2009.
per plot, bobot kering 100 biji, dan berat         Harjadi, 1991. Fisiologi Stres Tanaman.
kering biji per hektar. Interaksi varietas dan             PAU IPB, Bogor.
bahan organik berpengaruh nyata terhadap           Jumin, H.B . 2008. Dasar-Dasar Agronomi
peubah amatan tinggi tanaman 4 dan 6 MST                   PT. Radja Grafindo. Jakarta.
dibandingkan perlakuan lainnya.                    Loveless, A. R. 1989. Prinsip - prinsip
                                                           Biologi Tumbuhan Untuk Daerah
          DAFTAR PUSTAKA                                   Tropik 2. PT. Gramedia. Jakarta
                                                   Mulat, T. 2003. Membuat dan Manfaat
Badan Litbang Pertanian. 2014. Kedelai.                  Kascing Pupuk Organik Berkualitas.
     (Dikutip dari http://www.sumut.                     Agromedia Pustaka. Jakarta. 37 Hal.
     litbang.deptan.go.id. Diakses pada            Peraturan Menteri Pertanian.           2007.
     Tanggal 2 Maret 2015).                              PERMENTAN              No.         42/
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.                    Permentan/OT.140/09/2007.
      2010. Fermented Rice Straw As                Prihatman, K. 2000. Kedelai (Glycine max
      Ruminant’s Feed. Solok, Indonesia.                 (L).Merril) (Dikutip dari http://www.
      Diakses Tanggal 05 Februari 2015.                  ristek.go.id. Diakses pada tanggal 21
Brown, R. 2009. Biochar Production                       Maret 2015.)
      Technology. In: Biochar         for          Pusat Penelitian dan        Pengembangan
      Environmental         Management:                  Tanaman Pangan, 2010. Kedelai
      Science and Technology        (Eds)                Berproduksi      Tinggi.     Infomasi
      First published by Earthscan in the                Risngkas       Bank      Pengetahuan
      UK and USA in 2009. 416 p.                         Tanaman 2010.
Cahyono. B. 2007. Kedelai. CV. Semarang:           Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada
      Aneka Ilmu.                                        Benih. Gramedia, Jakarta.
Djunaedi, A, 2009, Pengaruh jenis dan              Sintia, M. 2011. Pengaruh beberapa Dosis
      dosis pupuk bokashi terhadap                       Kompos Jerami Padi dan Pupuk
      pertumbuhan dan hasil kacang                       Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan
                                                                                          2314
Jurnal Agroekoteknologi .                     E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4.No.4, Desember 2016 (630); 2308-2315
     hasil Jagung Manis (Zea mays
     saccharata Sturt.) Jurnal Tanaman
     Pangan. 1-7. diakses tanggal 5 Juli
     2015.
Simanjuntak, L. 2005. Usaha Tani Terpadu
     PATI : Padi, Azolla, Tiktok, dan Ikan.
     Jakarta : AgroMedia Pustaka.
Sitompul, S.M. dan B. Guritno.1995.
     Analisis Pertumbuhan Tanaman.
     Gadjah Mada University Press.
     Yogyakarta.
                                                               2315