Pengembangan Dan Validasi Metode Analisis Alopurinol Tablet Dengan Metode Absorbansi Dan Metode Luas Daerah Di Bawah Kurva Secara Spektrofotometri Ultraviolet
Pengembangan Dan Validasi Metode Analisis Alopurinol Tablet Dengan Metode Absorbansi Dan Metode Luas Daerah Di Bawah Kurva Secara Spektrofotometri Ultraviolet
net/publication/323944324
CITATIONS READS
0 1,364
3 authors:
Ridho Asra
25 PUBLICATIONS 10 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Harrizul Rivai on 22 March 2018.
ABSTRACT
Development and validation of allopurinol tablet analysis method with absorbance method and area
under curve by ultraviolet spectrophotometry had been performed. This method uses 0.1 N HCl as the best
solvent at a wavelength of 250.60 nm, and the area under curve was measured at wavelength 230.20-283.00 nm.
Linearity was obtained from the calibration curve at the concentration range 6-14 μg / mL with value r = 0.9999
for absorbance method and value of r = 0.9994 for area under curve method. Limit of detection and limit of
quantification by absorbance method obtained 0.64145 and 1.94378 and limit of detection and limit of
quantification with area area under curve method obtained 0.43358 and 1.31387. Percentage of allopurinol
tablets Zyloric with absorbance method was 100.95% ± 0.006 and area under curve method was 100.61% ±
0.009. Percentage of generic allopurinol tablet with absorbance method was 101.02% ± 0.003 and area under
curve method was 101.27% ± 0.002. Percentage levels meet the requirements of Pharmacopoeia Indonesia
edition V that is 93-107%. The average percent recovery was in the range 98-102% and RSD meets the
validation parameter requirements. Statistical analysis showed between the absorbance method and the area
under the curve did not differ significantly (sig> 0.05).
Keywords: Analytical Methode, Allopurinol, HCl 0,1 N, Absorbance Method, Area Under Curve Method,
Ultraviolet Spectrophotometry
ABSTRAK
Pengembangan dan validasi metode analisis alopurinol tablet dengan metode absorbansi dan luas
daerah di bawah kurva secara spektrofotometri ultraviolet telah dilakukan. Metode ini menggunakan HCl 0,1 N
sebagai pelarut terbaik pada panjang gelombang 250,60 nm, dan luas daerah di bawah kurva terukur pada
panjang gelombang 230,20-283,00 nm. Linearitas diperoleh dari kurva kalibrasi pada rentang konsentrasi 6‒14
µg/mL dengan nilai r = 0,9999 untuk metode absorbansi dan nilai r = 0,9994 untuk metode luas daerah di bawah
kurva. Batas deteksi dan batas kuantifikasi dengan metode absorbansi diperoleh 0,64145 dan 1,94378 dan batas
deteksi dan batas kuantifikasi dengan metode luas daerah di bawah kurva diperoleh 0,43358 dan 1,31387.
Persen kadar tablet alopurinol merek dagang Zyloric metode absorbansi yaitu 100,95 % ± 0,006 dan metode
luas daerah di bawah kurva yaitu 100,61 % ± 0,009. Persen kadar tablet alopurinol generik metode absorbansi
yaitu 101,02 % ± 0,003 dan metode luas daerah di bawah kurva yaitu 101,27 % ± 0,002. Persen kadar
memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi V yaitu 93-107 %. Rata-rata persen perolehan kembali berada
pada kisaran 98-102 % dan RSD memenuhi persyaratan parameter validasi. Analisis statistik menunjukan antara
metode absorbansi dan luas daerah di bawah kurva tidak berbeda secara signifikan (sig.>0,05).
Kata Kunci: Analisis Metode, Alopurinol, HCl 0,1 N, Metode Absorbansi, Metode Luas Daerah di Bawah
Kurva, Spektrofotometri Ultraviolet
PENDAHULUAN
1
Alopurinol merupakan derivat untuk asam lipoat. Persentase perolehan
pirimidin yang efektif untuk menormalkan kembali rata-rata berada pada kisaran 98-
kadar asam urat dalam darah dan kemih 102 selama studi akurasi. Batas deteksi
yang meningkat. Alopurinol berdaya diperoleh 3 ng/mL untuk alopurinol dan
mengurangi sintesa asam urat atas dasar 0,5 μg/mL untuk asam lipoat, sedangkan
persaingan substrat dengan zat-zat purin batas kuantifikasi diperoleh 10 ng/mL
berlandaskan enzim xanthinoxidase (XO) untuk alopurinol dan 1μg/mL untuk asam
(Tjay & Rahardja, 2010). lipoat (Rajkumar, et al., 2014)
Alopurinol sering menjadi pilihan Metode lainnya yaitu metode
pertama untuk pengobatan asam urat spektrofotometri secara simultan untuk
kronis pada saat serangan terjadi. penentuan kadar dua obat hipourikemia
Alopurinol hampir 80 % diabsorpsi setelah dalam bentuk sediaan kombinasi. Akurasi,
pemberian peroral (Katzung, et al., 2012). presisi dan studi pemulihan dari metode
Alopurinol lebih sering yang dikembangkan telah dilakukan untuk
direkomendasikan karena menawarkan mengkonfirmasi akurasi ALP dan BENZ.
kenyamanan dengan dosis tunggal harian. Spesifisitas metode juga diuji dengan
Akan tetapi, toksisitasnya paling sering penerapannya untuk penentuan sintetis
terjadi ketika laju filtrasi glomerulus campuran yang berbeda dan ALP dan
berkurang (Sholihah, 2014). BENZ telah berhasil digunakan untuk
Beberapa metode telah dilakukan penentuan obat dalam bentuk sediaan
untuk penetapan kadar alopurinol. gabungannya (Ali, et al., 2013).
Menurut Farmakope Indonesia edisi V Berdasarkan hal di atas, maka peneliti
(Kementerian Kesehatan Republik tertarik melakukan penelitian tentang
Indonesia, 2014), alopurinol tablet pengembangan dalam menentukan pelarut
penetapan kadar dilakukan dengan terbaik pada analisis alopurinol tablet,
menggunakan metode kromatografi cair selanjutnya metode dikembangkan untuk
kinerja tinggi (KCKT) dilengkapi dengan penetapan kadar alopurinol secara
detektor 254 nm dan kolom ukuran 4 mm spektrofotometri ultraviolet dengan
x 30 cm berisi bahan pengisi L1 (oktadesil metode absorbansi yang telah umum
silana) (Kementerian Kesehatan Republik digunakan sebelumnya dibandingkan
Indonesia, 2014). dengan metode luas daerah di bawah kurva
Diantara berbagai metode yang yang merupakan metode baru, kemudian
digunakan, metode spektrofotometri UV- kedua metode ini divalidasi untuk
Vis merupakan metode yang masih sangat mengetahui validitas dan kadar alopurinol
populer yang digunakan pada penetapan yang diperoleh.
kadar obat. Spektrofotometer menawarkan
keuntungan yang cukup yaitu panjang METODE PENELITIAN
gelombang yang digunakan bisa bervariasi Alat dan Bahan
terus menerus, sehingga memungkinkan A. Alat
untuk merekam spektrum penyerapan. Alat yang digunakan dalam penelitian
Fotometer memiliki keuntungan yaitu ini adalah Spektrofotometer UV-Vis
sederhana, tangguh, dan biaya rendah (Shimadzu UV-1800), timbangan analitik
(Skoog, et al., 2013). (Precisa®), alat-alat gelas seperti
Pengembangan dan validasi metode erlenmeyer (Iwaki ), gelas ukur (Iwaki®),
®
fase terbalik kromatografi cair kinerja labu ukur (Iwaki®), batang pengaduk,
tinggi untuk estimasi kuantitatif secara gelas piala (Iwaki®), pipet ukur (Iwaki®),
simultan dari asam alfa lipoat dan pipet volume (Iwaki®), pipet tetes,
alopurinol tablet sudah pernah dilakukan. sonikator (Branson®) dan alat-alat gelas
Presisi didapatkan dengan standar deviasi lainnya yang menunjang penelitian.
relatif 0,83 % untuk alopurinol dan 1 %
2
B. Bahan alopurinol masukkan ke dalam labu
Bahan yang digunakan dalam ukur 100 mL, dilarutkan dengan HCl
penelitian ini adalah Alopurinol bahan 0,1 N, sonikasi selama 15 menit,
baku (Nanjing Pharma Chemical Plant), cukupkan dengan HCl 0,1 N sampai
Alopurinol tablet dengan merek dagang tanda batas, kocok homogen.
Zyloric (PT Glaxo Wellcome Indonesia, 2. Dengan larutan NaOH 0,1 N
No Batch 4508031), Alopurinol Generik Buat larutan induk alopurinol murni
(PT Indofarma, No Batch 1609079), Aqua dengan konsentrasi 1000 µg/mL,
DM (PT Brataco), natrium hidroksida dengan cara ditimbang seksama 100 mg
(NaOH) (Merck), asam klorida (HCl) alopurinol masukkan ke dalam labu
(Merck), asam sitrat (C6H8O7) (PT ukur 100 mL, dilarutkan dengan NaOH
Brataco) dan urea (CO(NH2)2) (Merck). 0,1 N, sonikasi selama 15 menit,
cukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai
PROSEDUR tanda batas, kocok homogen.
Pembuatan Pelarut 3. Dengan larutan Asam Sitrat 2 M
1. Larutan NaOH 0,1 N Buat larutan induk alopurinol murni
Larutkan 4 gram NaOH dalam air bebas dengan konsentrasi 1000 µg/mL,
karbon dioksida. Masukkan ke dalam dengan cara ditimbang seksama 100 mg
labu ukur 1000 mL cukupkan sampai alopurinol masukkan ke dalam labu
tanda batas dengan air bebas karbon ukur 100 mL, dilarutkan dengan asam
dioksida dan homogenkan. sitrat 2 M, sonikasi selama 15 menit,
2. Larutan HCl 0,1 N cukupkan dengan asam sitrat 2 M
Encerkan 8,3 mL HCl Pekat 37% sampai tanda batas, kocok homogen.
dengan air bebas karbon dioksida, 4. Dengan larutan Urea 2 M
masukkan ke dalam labu ukur 1000 mL Buat larutan induk alopurinol murni
cukupkan sampai tanda batas dengan air dengan konsentrasi 1000 µg/mL,
bebas karbon dioksida dan dengan cara ditimbang seksama 100 mg
homogenkan. alopurinol masukkan ke dalam labu
3. Larutan Urea 2 M ukur 100 mL, dilarutkan dengan Urea 2
Larutkan sebanyak 60 gram urea M, sonikasi selama 15 menit, cukupkan
(CO(NH2)2 dalam air suling di dalam dengan Urea 2 M sampai tanda batas,
labu ukur 500 mL. Encerkan sampai kocok homogen.
tanda batas dengan menggunakan air
suling. Larutan yang terbentuk Penentuan Panjang Gelombang Serapan
merupakan CO(NH2)2 2 M. Maksimum Alopurinol
4. Larutan Asam Sitrat 2 M Dari masing-masing larutan induk
Larutkan sebanyak 192 gram Asam alopurinol 1000 µg/mL dengan berbagai
Sitrat (C6H8O7) dalam air suling di macam pelarut (asam sitrat, NaOH 0,1 N,
dalam labu ukur 500 mL. Encerkan urea dan HCl 0,1 N), lakukan pengenceran
sampai tanda batas dengan hingga didapat konsentrasi 100 µg/mL
menggunakan air suling. Larutan yang dengan cara dipipet sebanyak 5 mL,
terbentuk adalah Asam sitrat (C6H8O7) masukan ke dalam labu ukur 50 mL
2M. kemudian encerkan dengan masing masing
pelarut sampai tanda batas, homogenkan.
Pembuatan Larutan Induk Alopurinol Kemudian masing-masing larutan induk
1000 μg/mL alopurinol 100 µg/mL dengan berbagai
1. Dengan larutan HCl 0,1 N macam pelarut, dipipet dengan pipet ukur
Buat larutan induk alopurinol murni 1,0 mL masukkan ke dalam labu ukur 10
dengan konsentrasi 1000 µg/mL, mL kemudian dicukupkan dengan pelarut
dengan cara ditimbang seksama 100 mg masing-masing sampai tanda batas, kocok
3
homogen sehingga didapatkan konsentrasi luas daerah di bawah kurva dengan
10 µg/mL. Ukur absorban pada rentang spektrofotometer UV-Vis pada panjang
panjang gelombang 200-400 nm dengan gelombang maksimum alopurinol.
spektrofotometer UV-Vis sehingga Tentukan kadar alopurinol berdasarkan
diperoleh panjang gelombang maksimum persamaan regresi linier alopurinol.
alopurinol
Validasi Metode Analisis
Pembuatan Kurva Kalibrasi Alopurinol 1. Uji linearitas
Dari larutan induk alopurinol 1000 Dari data pengukuran kurva kalibrasi,
µg/mL dalam HCl 0,1 N, lakukan kemudian dianalisis dengan regresi
pengenceran hingga didapat konsentrasi linear sehingga diperoleh koefisien
100 µg/mL dengan cara dipipet sebanyak
korelasi (r) yang menunjukkan
5,0 mL, masukan ke dalam labu ukur 50
mL kemudian encerkan dengan masing linearitasnya. Nilai linearitas yang baik
masing pelarut sampai tanda batas, adalah 0,995 ≤ r ≤ 1 (Rohman, 2016).
homogenkan. Kemudian larutan induk 2. Uji batas deteksi dan batas kuantitasi
alopurinol 100 µg/mL dalam pelarut HCl Batas deteksi dan batas kuantifikasi
0,1 N dipipet dengan pipet ukur sebanyak ditentukan regresi kurva baku yang
0,6 mL, 0,8 mL, 1,0 mL, 1,2 mL dan 1,4 diperoleh. Nilai BD = 3,3 (Syx/S) dan
mL masing-masingnya dimasukkan ke BK = 10 (Syx/S), standar deviasi (SD)
dalam labu ukur 10 mL, cukupkan sampai
respon ditentukan simpangan baku
tanda batas lalu homogenkan hingga
diperoleh konsentrasi 6 µg/mL, 8 µg/mL, residual merupakan nilai kemiringan
10 µg/mL, 12 µg/mL dan 14 µg/mL. (slope/s) garis atau regresi linier y = a +
Kemudian ukur absorbansi dan luas daerah bx (Rohman, 2016).
di bawah kurva pada panjang gelombang 3. Uji akurasi
maksimum alopurinol dengan Uji akurasi dalam penelitian dilakukan
spektrofotometer UV-Vis. untuk melihat nilai perolehan kembali
atau dikenal dengan nilai recovery.
Penetapan Kadar Alopurinol dalam Percobaan dilakukan dengan
Tablet menambahkan jumlah tablet yang telah
Pembuatan larutan sampel dibuat diketahui. Nilai perolehan kembali itu
dengan cara ambil 20 tablet Zyloric dan dilakukan pada tiga tingkat 80 %, 100
Alopurinol Generik kemudian masing- % dan 120% pada konsentrasi 10
masing digerus hingga halus dan g/mL larutan standar. Dua sampel
ditimbang berat total 20 tablet, lalu yang telah disiapkan untuk masing-
timbang setara dengan 100 mg serbuk masing tingkat perolehan kembali.
alopurinol, larutkan dengan pelarut terbaik Kemudian dianalisis dan dihitung
dalam labu ukur 100 mL, kocok hingga persentase perolehan kembalinya.
larut. Kemudian cukupkan dengan pelarut 4. Uji presisi
terbaik sampai tanda batas, sonikasi Uji presisi dilakukan pada tingkat
selama 15 menit. Dari larutan ini, dipipet keterulangan dengan cara mengukur
5,0 mL masukkan ke dalam labu 50 mL,
kadar larutan baku alopurinol dengan
cukupkan dengan pelarut terbaik sampai
tanda batas, kocok homogen. Kemudian konsentrasi 10 µg/mL, 12 µg/mL dan
dari larutan ini dipipet dengan pipet ukur 14 µg/mL, pada 3 waktu yang berbeda
sebanyak 1,0 mL dimasukkan ke dalam dalam satu hari (intraday) serta pada 3
labu ukur 10 mL, cukupkan sampai tanda hari berturut-turut (interday) dengan
batas lalu homogenkan hingga diperoleh pengulangan masing-masing 3 kali.
konsentrasi 10 µg/mL. Ukur absorban dan
4
Analisis Data 4. Akurasi
1. Penetapan kadar Tujuan dilakukan akurasi yaitu untuk
Kadar alopurinol dalam kapsul mengetahui bahwa metode analisis
ditentukan berdasarkan persamaan mempunyai derajat kedekatan hasil
regresi linier: y = a + bx. analisis dengan kadar analit yang
∑ − ∑ sebenarnya. Akurasi diukur sebagai
= banyaknya analit yang diperoleh
n
kembali.
n ∑ xy − ∑ x . ∑ Persen perolehan kembali
= −
∑ − (∑ ) ² = 100 %
∗
2. Linearitas Ket:
Tujuan linearitas yaitu untuk CF = konsentrasi sampel + baku
mengetahui seberapa baik kurva CA = konsentrasi sampel sebenarnya
kalibrasi yang menghubungkan antara C*A= konsentrasi baku yang
respon (y) dan konsentrasi (x). ditambahkan
Linearitas ditentukan berdasarkan nilai Metode validasi memenuhi syarat jika
koefisien korelasi (r) dari persamaan persen perolehan kembalinya dengan
regresi y = a + bx nilai rentang 98 % - 102 % (Harmita,
2004).
r
x y x y /n
i i i i 5. Presisi
2 2
(x x) ( y y)
i i Tujuan dilakukan presisi yaitu untuk
mengetahui kedekatan hasil analisis
Persamaan regresi ini dapat digunakan apabila dilakukan oleh analis yang sama
jika faktor korelasinya 0,995 ≤ r ≤ 1 dengan waktu yang berbeda. Presisi
(Rohman, 2016). dinyatakan dengan persen simpangan
3. Batas deteksi (BD) dan batas kuantitasi baku relatif (% RSD) atau persen
(BK) koefisien variasi.
Tujuan penentuan batas deteksi yaitu
untuk mengetahui jumlah terkecil analit
% = 100 %
yang masih bisa dideteksi namun tidak ̅
perlu dapat terukur dan tujuan
penentuan batas kuantitasi yaitu untuk Nilai % RSD antara 1 - 2 % biasanya
mengetahui jumlah terkecil analit yang dipersyaratkan untuk senyawa-senyawa
masih bisa diukur dengan akurat. aktif dalam jumlah yang banyak.
(Gandjar & Rohman, 2013).
2
S y2. x
Y a Y b XY
6. Analisa statistika data penelitian
n2
Analisis statistik dilakukan terhadap
Sy / x Sy2/ x
kedua metode pada masing-masing
sampel. Pada penelitian ini dilakukan
Batas deteksi dan batas kuantitasi uji t dua sampel berpasangan
dihitung berdasarkan rumus:
menggunakan SPSS 20. Data yang
a. Batas deteksi (BD)
dianalisis adalah: Kadar alopurinol
3,3 Sy/x generik, merek dagang Zyloric dengan
= metode absorbansi dan luas daerah di
b. Batas kuantitasi (BK) bawah kurva.
10 Sy/x
=
5
HASIL DAN PEMBAHASAN pelarut bisa melarutkan zat secara
Pada penentuan pelarut terbaik untuk sempurna, dan sifat pelarut yang tidak
analisis alopurinol diujicobakan 4 jenis toksik serta ramah lingkungan.
pelarut yaitu natrium hidroksida (NaOH) Pada gambar 2 terlihat spektrum
0,1 N, asam klorida (HCl) 0,1 N, urea 2 M, serapan alopurinol pembanding
dan asam sitrat 2 M. Kriteria pemilihan (konsentrasi 10 ppm) dalam pelarut HCl
pelarut terbaik dari beberapa pelarut dengan panjang gelombang serapan
maksimum 250,60 nm dan absorbannya
tersebut dapat dilihat dari hasil panjang
0,560.
gelombang maksimum, nilai absorban
yang baik (0,2-0,8), bentuk spektrum,
Absorban
Gambar 2. Spektrum serapan alopurinol (konsentrasi 10 ppm) dalam pelarut HCl 0,1 N.
Dari hasil yang diperoleh dari rentang yaitu 0,560, tidak ada puncak lain
beberapa pelarut, pelarut terbaik untuk dalam spektrum, pelarutnya stabil,tidak
analisi alopurinol berdasarkan kriteria menguap, tidak toksik serta ramah
pelarut terbaik yang di atas adalah lingkungan dan juga pada penelitian
HCl 0,1 N dimana dapat melarutkan sebelumnya belum pernah dilakukan
sampel, spektrum yang di dapat berbentuk analisis alopurinol menggunakan pelarut
puncak asimetris pada panjang gelombang HCl.
250,60 nm, nilai absorbannya memenuhi
6
Gambar 3. Kurva kalibrasi alopurinol dengan metode absorbansi dengan panjang gelombang
250,60 nm
panjang gelombang maksimum alopurinol
Pada gambar 3 pembuatan kurva yaitu 250,60 nm dengan spektrofotometri
kalibrasi larutan baku alopurinol dilakukan UV-Vis dalam pelarut HCl 0,1 N. Pada
dengan cara membuat 5 seri larutan baku pengukuran diperoleh absorban masing-
dengan konsentrasi 6, 8, 10, 12, dan 14 masing 0,314; 0,414; 0,514; 0,615 dan
µg/mL dengan menggunakan pelarut HCl 0,716 sehingga diperoleh persamaan
0,1 N. Larutan tersebut diukur absorban regresi linear yaitu y = 0,01296 +
dan luas daerah di bawah kurva pada 0,05016x.
14
12 y = 0,91775x - 0,7281
r = 0,9994
10
AUC
8
6
4
2
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Gambar 4. Kurva kalibrasi alopurinol dengan metode luas daerah di bawah kurva dengan
panjang gelombang 230,20-283,00 nm
Pada gambar 4 pengukuran luas daerah di dengan persamaan regresi linear yaitu
bawah kurva diperoleh luas daerah y = - 0,7281 + 0,91775x.
4,756; 6,576; 8,612; 10,163 dan 12,140
7
Tabel I. Penetapan kadar Zyloric dengan metode absorbansi
No Absorban Kadar (μg/mL) Kadar (%)
1 0,523 10,168 101,68%
2 0,517 10,049 100,49%
3 0,518 10,069 100,69%
Rata-rata 100,95%
SD 0,006
Tabel II. Penetapan kadar tablet Zyloric dengan metode luas daerah di bawah kurva
No AUC Kadar (µg/mL) Kadar (%)
1 8,605 10,170 101,70%
2 8,447 9,997 99,97%
3 8,465 10,017 100,17%
Rata-rata 100,61%
SD 0,009
Pada tabel I terlihat hasil penetapan dengan nilai SD 0,006. Sedangkan pada
kadar sampel alopurinol dengan merek tabel II terlihat hasil dengan metode luas
dagang Zyloric® (PT Glaxo Welcome daerah di bawah kurva juga diperoleh
Indonesia) diperoleh kadar rata-rata kadar rata-rata yaitu 100,61 % dengan nilai
dengan metode absorbansi yaitu 100,95 % SD 0,009.
Tabel III. Penetapan kadar tablet alopurinol generik dengan metode absorbansi
No Absorban Kadar (µg/mL) Kadar (%)
1 0,518 10,069 100,69%
2 0,521 10,128 101,28%
3 0,520 10,108 101,08%
Rata-rata 101,02%
SD 0,003
Tabel IV. Penetapan kadar tablet alopurinol generik dengan metode luas daerah di bawah
kurva
Kadar
No AUC Kadar (%)
(µg/mL)
1 8,547 10,106 101,06%
2 8,578 10,140 101,40%
3 8,573 10,135 101,35%
Rata-rata 101,27%
SD 0,002
Pada tabel III terlihat hasil penetapan dengan nilai SD 0,003. Pada tabel IV
kadar sampel alopurinol generik (PT terlihat hasil dengan metode luas daerah di
Indofarma) diperoleh kadar rata - rata bawah kurva juga diperoleh kadar rata-rata
dengan metode absorbansi yaitu 101,02 % yaitu 101,27 % dengan nilai SD 0,002.
8
Penelitian ini dilakukan hanya pada 5 rata-rata adalah 100,38 % + 0,0158314.
parameter. Linearitas ditentukan dengan Sedangkan, persen perolehan kembali
cara mengolah data antara konsentrasi (x) yang diperoleh dengan metode luas daerah
dengan absorban (y) dan konsentrasi (x) di bawah kurva adalah 98,33 %; 98,14 %;
dengan luas daerah di bawah kurva (y) 100,67 % dan persen perolehan kembali
yang diperoleh dari kurva kalibrasi rata-rata adalah 99,05 % ± 0,0140811.
menggunakan persamaan regresi linier, Sehingga kedua metode memenuhi
sehingga diperoleh nilai koefisien korelasi. persyaratan dimana hasil nya pada rentang
Hasil kurva kalibrasi antara konsentrasi yang diperbolehkan 98 %-102 %.
dengan absorban memberikan hasil yang Penentuan presisi intraday alopurinol
linier dengan nilai r = 0,9999 dan hasil merek dagang Zyloric dilakukan pada
kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan waktu pagi, siang dan sore hari dengan tiga
luas daerah di bawah kurva memberikan konsentrasi berbeda. Metode absorbansi
hasil yang linear dengan nilai r = 0,9994. diperoleh RSD pada konsentrasi 10 µg/mL
Koefisien korelasi yang didapatkan dari yaitu 0,11 %; 0,11 % dan 0,69 %.
kedua kurva kalibrasiini menunjukkan Konsentrasi 12 µg/mL diperoleh RSD
hasil yang liniar, karena memenuhi kriteria yaitu 0,58 %; 0,16 % dan 0,19 %.
yaitu nilai koefisien korelasi 0,995 ≤ r ≤ 1. Konsentrasi 14 µg/mL diperoleh RSD
Nilai batas deteksi dan batas kuantitasi yaitu 0,33 %; 0,08 % dan 0,08 %. Metode
alopurinol antara konsentrasi dengan luas daerah di bawah kurva diperoleh RSD
absorban diperoleh hasil 0,64145 µg/mL pada konsentrasi 10 µg/mL yaitu 0,05 %;
dan 1,94378 µg/mL. Nilai batas deteksi 1,13 % dan 0,40 %. Konsentrasi 12 µg/mL
dan batas kuantifikasi dari alopurinol diperoleh RSD yaitu 0,34 %; 0,13 % dan
antara konsentrasi dengan luas daerah di 0,07 %. Konsentrasi 14 µg/mL diperoleh
bawah kurva didapat hasil 0,43358 µg/mL RSD yaitu 0,44 %; 0,02 % dan 0,02 %.
dan 1,31387 µg/mL. Penentuan presisi intraday alopurinol
Akurasi diukur sebagai banyaknya generik dilakukan pada waktu pagi, siang
analit yang diperoleh kembali, perolehan dan sore hari dengan tiga konsentrasi
kembali dilakukan dengan penambahan berbeda. Metode absorbansi diperoleh
larutan baku alopurinol 80 %, 100 % dan RSD pada konsentrasi 10 µg/mL yaitu
120 %, ditambahkan pada sampel 0,75 %; 0,34 % dan 0,74 %. Konsentrasi
Alopurinol merek dagang Zyloric, 12 µg/mL diperoleh RSD yaitu 0,62 %;
sehingga diperoleh persen perolehan 0,00 % dan 1,04 %. Konsentrasi 14 µg/mL
kembali secara berturut-turut dengan diperoleh RSD yaitu 0,16 %; 0,25 % dan
metode absorban yaitu 100,86 %; 101,19 0,00 %. Metode luas daerah di bawah
%; 101,71 % dan persen perolehan kurva diperoleh RSD pada konsentrasi 10
kembali rata-rata adalah 101,26 % + µg/mL yaitu 0,52 %; 0,23 % dan 0,03 %.
0,0042892. Sedangkan, persen perolehan Konsentrasi 12 µg/mL diperoleh RSD
kembali yang diperoleh dengan metode yaitu 0,03 %; 0,28 % dan 0,30 %.
luas daerah di bawah kurva adalah 100,49 Konsentrasi 14 µg/mL diperoleh RSD
%; 101,17 %; 101,98 % dan persen yaitu 0,03 %; 0,19 % dan 0,02 %.
perolehan kembali rata-rata adalah 101,21 Penentuan presisi interday alopurinol
% + 0,00746. Pada sampel alopurinol merek dagang Zyloric dilakukan selama 3
generik persen perolehan kembali juga hari berturut-turut pada tiga konsentrasi
dilakukan dengan penambahan larutan berbeda. Metode absorbansi pada
baku alopurinol 80 %, 100 % dan 120 %, konsentrasi 10 µg/mL pada hari pertama,
sehingga diperoleh persen perolehan kedua, dan ketiga diperoleh RSD berturut-
kembali secara berturut-turut dengan turut yaitu 0,11 %; 0,00 % dan 0,34 %.
metode absorban yaitu 98,79 %; 100,39 %; Konsentrasi 12 µg/mL pada hari pertama,
101,95 % dan persen perolehan kembali kedua, dan ketiga diperoleh RSD berturut-
9
turut yaitu 0,28 %; 0,34 % dan 0,10 %. spektrofotometri ultraviolet yaitu pelarut
Konsentrasi 14 µg/mL pada hari pertama, HCl 0,1 N. Dari hasil analisis alopurinol
kedua, dan ketiga diperoleh RSD berturut- dengan metode absorbansi dan metode
turut yaitu 0,25 %; 0,08 % dan 0,08 %. luas daerah di bawah kurva secara
Metode luas daerah di bawah kurva pada spektrofotometri ultraviolet menunjukkan
konsentrasi 10 µg/mL pada hari pertama, bahwa kedua metode tersebut merupakan
kedua, dan ketiga diperoleh RSD berturut- metode yang valid untuk analisis
turut antara yaitu 0,05 %; 0,58 % dan 0,04 alopurinol. Analisis statistic menggunakan
%. Konsentrasi 12 µg/mL pada hari uji t dua sampel berpasangan dengan SPSS
pertama, kedua, dan ketiga diperoleh RSD 20 didapat bahwa tidak ada perbedaan
berturut-turut yaitu 0,03 %; 0,28 % dan antara metode absorbansi dan metode luas
0,03 %. Konsentrasi 14 µg/mL pada hari daerah di bawah kurva pada analisis
pertama kedua dan ketiga diperoleh RSD alopurinol.
berturut-turut yaitu 0,41 %; 0,01 % dan
0,01 %. DAFTAR PUSTAKA
Penentuan presisi interday alopurinol
generik dilakukan selama 3 hari berturut- Ali, N. W., Abdelwahab, N. S., Fatatry, H.
turut pada tiga konsentrasi berbeda. M., & Osman, W. M. (2013).
Metode absorbansi pada konsentrasi 10 Spectrophotometric Methods for
µg/mL pada hari pertama, kedua, dan Simultaneous Determination of Two
ketiga diperoleh RSD berturut-turut yaitu Hypouricemic Drugs in their
0,30 %; 0,30 % dan 0,11 %. Konsentrasi Combined Dosage Form. Pharm
12 µg/mL pada hari pertama, kedua, dan Anal Acta , 4 (6), 1-8.
ketiga diperoleh RSD berturut-turut yaitu
Gandjar, I. G. & Rohman, A. (2013).
0,09 %; 0,25 % dan 0,34 %. Konsentrasi
Kimia Farmasi Analisis. (Edisi XI).
14 µg/mL pada hari pertama, kedua, dan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
ketiga diperoleh RSD berturut-turut yaitu
0,08 %; 0,61 % dan 0,14. Metode luas Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan
daerah di bawah kurva pada konsentrasi 10 Validasi Metode dan Cara
µg/mL pada hari pertama, kedua, dan Perhitungannya. Majalah Ilmu
ketiga diperoleh RSD berturut-turut yaitu Kefarmasian, 1,(3), 117-135.
0,65 %; 0,24 % dan 0,16 %. Konsentrasi
12 µg/mL pada hari pertama, kedua, dan Katzung, B. G., Masters, S. B., & Trevor,
ketiga diperoleh RSD berturut-turut yaitu A. J. (2012). Basic & Clinical
0,14 %; 0,04 % dan 0,89 %. Konsentrasi Pharmacology (12th Edition ed.).
14 µg/mL pada hari pertama kedua dan USA: Mc Graw Hill Lange TM.
ketiga diperoleh RSD berturut-turut yaitu
0,03 %; 0,46 % dan 0,02 %. Dari hasil Kementerian Kesehatan Republik
yang diperoleh, nilai RSD untuk pengujian Indonesia. (2014). Farmakope
presisi terhadap kedua sampel Indonesia Edisi V. Jakarta:
menunjukkan bahwa nilai keterulang yang Kementerian Kesehatan Republik
didapatkan tidak ada yang melebihi 2 % Indonesia.
sehingga nilai RSD yang diperoleh
Rajkumar, B., Bhavya, T., & Kumar, A. A.
memenuhi persyaratan (Rohman,2016).
(2014). Reverse Phase Hplc Method
KESIMPULAN Development and Validation for The
Pada penelitian ini didapatkan pelarut Simultaneous Quantitative
terbaik yang digunakan untuk analisis Estimation of Alpha Lipoic Acid and
alopurinol dengan metode absorbansi dan Allopurinol in Tablets. International
luas daerah di bawah kurva secara Journal of Pharmacy and
10
Pharmaceutical Sciences, 6 (1), 307- Skoog, D. A., West, D. M., Holler, F. J., &
312. Crouch, S. R. (2013). Fundamental
of Analytical Chemistry (9 ed.).
Rohman, A. (2016). Validasi dan USA: Brooks/Cole Cengage
Penjaminan Mutu Metode Analisis Learning.
Kimia. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Tjay, T. H., & Rahardja, K. (2010). Obat-
Obat Penting (VI ed.). Jakarta: PT.
Sholihah, F. M. (2014). Diagnosis and Elex`Media Komputindo.
Treatment Gout Arthritis. J Majority,
3(7), 39-45.
11