Dispensationalism in Biblical Interpretation
Dispensationalism in Biblical Interpretation
net/publication/340206327
CITATION READS
1 349
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Juanda Juanda on 07 April 2020.
Abstract
The Bible is the word of God that needs to be understood by all those who already
have Jesus as their personal Lord and Savior. This is called a Christian. It is different from
people who are Christians as a 'religion'. Christians are obliged to study the Bible as a basic
truth in order to know God's will from time to time.
On the other hand, Bible learners often experience confusion problems, when
understanding the continuity of the contents from Genesis to Revelation. Are there
interrelations? Or it is just a fragmented story with different intentions.
There are appropriate methods in avoiding confusion when doing this learning
process. This method has been understood since the beginning of the century which then
became popular throughout the world in the 19th century, with the term Dispensationalism.
Dispensation is a period of time during which humans are tested in the perspective of
obedience to a specific revelation of God's will. Theologically, the word dispensation means a
religious system that is understood as a divine provision or as a sign of progressive revelation
that expresses the changing needs of an individual nation or time period. Dispensationalism
views the world as a household run or worked by God.
Dispensation theology is often misunderstood by theologians, without wanting to
study it carefully, where is the oddity? This discussion will show that Dispensationalism is as
a sharp knife for understanding the Bible as a whole.
Abstrak
Alkitab itu firman Allah yang perlu dipahami oleh semua orang yang telah memiliki
Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi. Ini disebut orang Kristen. Beda
dengan orang yang ‘beragama’ Kristen. Orang Kristen itu hukumnya wajib, untuk
mempelajari Alkitab, sebagai dasar kebenaran dalam rangka mengetahui kehendak Allah dari
zaman ke zaman.
Di sisi lain, para pembelajar Alkitab sering mengalami kendala kebingungan, saat
memahami kesinambungan dari isi Kitab Kejadian hingga Kitab Wahyu. Apakah ada saling
keterkaitannya? Ataukah hanya kisah yang terpotong-potong dengan maksud yang berbeda-
beda.
Ada metode yang tepat guna dalam menghindarkan diri dari kebingungan saat
melakukan proses pembelajaran ini. Metode ini telah dipahami sejak abad permulaan yang
kemudian mulai populer ke seluruh dunia pada abad 19, dengan istilah Dispensasionalisme.
Dispensasi merupakan suatu periode waktu di mana pada masa itu manusia
diuji di dalam perspektif ketaatan kepada suatu wahyu spesifik dari kehendak Allah.
Secara teologis kata dispensasi berarti sistem religius yang dipahami sebagai suatu
ketetapan ilahi atau sebagai penunjuk cara pewahyuan secara progresif yang
Philip Suciadi Chia & Juanda | 2
Introduction
Definisi Tokoh
1
Eddy Peter, Teologi Perjanjian Versus Dispensasionalisme (Tangerang: STT International
Philadelphia, 2004), 8.
2
J.H Moulton and George Milligan, The Vocabulary of the Greek Testament (Grand Rapids:
Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1949), 442-443.
3
Paul Enns, The Moody Handbook of Theology 2 (Malang: SAAT, 2004), 156.
4
The Oxford English Dictionary (Oxford University Press, 1933), III, 481.
5
Enns, The Moody Handbook of Theology 2, 157.
| Dispensasionalisme Sebagai Metode Dalam Memahami Alkitab
Philip Suciadi Chia & Juanda | 3
“Kami percaya bahwa dispensasi merupakan penatalayanan dari Allah yang mengelola atau
menjalankan tujuan-Nya di dunia dalam pelbagai tanggung-jawab. Kami percaya bahwa
perubahan di dalam dipensasi dari Allah kepada manusia bergantung kepada perubahan
kondisi ataupun situasi manusia yang berada di dalam relasi dengan Tuhan dan perubahan ini
merupakan hasil dari kegagalan manusia dan penghakiman Allah. Kami percaya bahwa
perbedaan tanggung-jawab dalam mengatur merupakan bagian dari karakter Allah yang
dimanifestasikan di dalam tulisan Alkitab, dalam seluruh rentang waktu dari sejarah manusia
dan pada akhir dari masing-masing bagian terdapat akan kegagalan manusia di dalam ujian
ketaatan dan penghakiman Allah di dalamnya.”7
Sejarah
6
Charles C. Ryrie, Dispensationalism Today (Chicago: Moody Press, 1965), 29-30.
7
Dallas Theological Seminary 2007-2008 Catalog, 188.
8
Pretibulation merupakan pandangan yang mengemukakan bahwa gereja sudah diangkat atau
tidak ada lagi sebelum masa tribulasi atau masa kesusahan besar.
| Dispensasionalisme Sebagai Metode Dalam Memahami Alkitab
Philip Suciadi Chia & Juanda | 4
“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada
nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah
berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang
berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.”
Abad Permulaan
Justin Martyr (110-165 A.D). Justin dalam karyanya Dialogue with Trypho
melihat adanya beberapa perbedaan ekonomi dalam PL. Beliau mengakui bahwa
sebelum sunat dan Taurat, seseorang dapat menyenangkan Allah tanpa harus disunat
dan melakukan Taurat. Akan tetapi, setelah wahyu Allah kepada Abraham, sunat
menjadi suatu keharusan untuk menyenangkan Dia. Tidak hanya itu, setelah
pemberian Taurat, bangsa Israel harus melakukan berbagai ritual, tata cara dan hukum
yang terdapat di dalamnya. Lebih lanjut beliau mengatakan9:
“Jika seseorang bertanya kepada kamu, mengapa sejak zaman Henokh, Nuh dan anak-anaknya
dan lain-lain dari segi penyunatan, mereka tidak disunat atau memelihara hari Sabat. Namun
di sisi lain, para pemimpin lainnya secara khusus sejak diberikannya Taurat, setelah beberapa
generasi selanjutnya yang hidup antara zaman Abraham dan Musa, dibenarkan oleh sunat dan
upacara-upacara lainnya seperti Sabat, korban dan persembahan ... .”
“... dan Injil merupakan empat bentuk (quadriform) seperti juga jalan yang diikuti oleh Tuhan
ini. Untuk alasan inilah terdapat empat prinsip perjanjian (covenants) yang diberikan kepada
manusia; pertama: sebelum air bah yang berada di bawah Adam; kedua: setelah air bah yang
berada di zaman Nuh; ketiga: tatkala Taurat telah diberikan di masa Musa; keempat
merupakan pembaharuan manusia dan segala sesuatu diperhitungkan di dalamnya melalui arti
dari Injil, bangkit dan membawa manusia di atas sayapnya masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”
“Meskipun Irenaeus tidak menyebutkan akan periode-periode dispensasi pada bagian ini,
namun ia sering berbicara mengenai dispensasi-dispensasi Allah dan khususnya tentang
dispensasi kekristenan.”
9
Enns, The Moody Handbook of Theology 2, 151.
10
Ryrie, Dispensationalism Today, 69.
| Dispensasionalisme Sebagai Metode Dalam Memahami Alkitab
Philip Suciadi Chia & Juanda | 5
“Hal ini tidak mengindikasikan bahwa bapa-bapa gereja pada abad permulaan ini merupakan
penganut dispensasionalisme dalam pengertian modern dari kata itu. Akan tetapi, benar bahwa
beberapa dari pandangan mereka menjelaskan prinsip-prinsip penting yang kelak
dikembangkan menjadi dispensasionalisme atau konsep awal dari ajaran dispensasional.”13
Perkembangan Modern
11
Enns, The Moody Handbook of Theology 2, 152.
12
Peter, Teologi Perjanjian Versus Dispensasionalisme, 21.
13
Ryrie, Dispensationalism Today, 70.
14
Enns, The Moody Handbook of Theology 2, 152-153.
15
Di sini, Poiret mengakui akan adanya perbedaan puncak dari dispensasi secara harafiah
dalam periode seribu tahun.
| Dispensasionalisme Sebagai Metode Dalam Memahami Alkitab
Philip Suciadi Chia & Juanda | 6
dan memerintah dunia bersama orang-orang kudus-Nya. Di sinilah Israel akan bertobat dan
ikut serta dalam pemerintahan selama seribu tahun ini ... .”16
16
Ryrie, Dispensationalism Today, 71-72.
17
Enns, The Moody Handbook of Theology 2, 153.
18
Di sini mengemukakan bahwa Adam diciptakan sebagai orang yang tidak berdosa dan orang
benar.
19
Hal ini terdapat di dalam Kejadian 3 di mana seluruh ciptaan juga ikut terkena hukuman
akibat dosa yang dilakukan oleh Adam.
20
Keadaan di mana Adam dipulihkan, yaitu dari penebusan Adam sampai pada akhir zaman.
21
Pada periode millennium, tampak bahwa Edwards memahaminya sebagai pemerintahan
rohani. Hal ini dikemukakan olehnya, “Mungkin Yesus menampakkan diri secara personal, walaupun
Ia tidak akan memerintah secara personal di dunia”.
| Dispensasionalisme Sebagai Metode Dalam Memahami Alkitab
Philip Suciadi Chia & Juanda | 7
budi. Oleh karena itu, manusia dituntut bertanggung jawab kepada Allah segala
tingkah laku mereka baik pada dunia ini maupun dunia yang akan datang.22
Garis besar dispensasional dari Watts ialah:
1. Dispensasi dari Ketidak-berdosaan (sebelum kejatuhan).
2. Dispensasi Masa Adam dari Kovenan Anugerah (setelah kejatuhan).
3. Dispensasi Masa Nuh.
4. Dispensasi Masa Abraham.
5. Dispensasi Masa Musa (agama Yahudi).
6. Dispensasi Kristen.
Apabila diperhatikan, maka pembagian dispensasi yang dilakukan oleh Watts
tidak jauh berbeda dengan tokoh-tokoh sebelumnya. Akan tetapi, Watts tidak
mencantumkan milenium. Tampaknya ia tidak menganggapnya sebagai dispensasi.
John Nelson Darby (1800-1882). Ia merupakan seorang pemimpin di gereja
Plymouth Brethern pada abad 19. Darby merupakan penganut classical
dispensationalism. 23 Melalui pelayanannya, banyak orang Roma Katolik menjadi
Protestan. Di samping itu, ia merupakan penulis yang handal. Ia menulis buku
sebanyak 40 jilid. Masing-masing jilid terdiri dari enam ratus lembar. Di dalam buku-
bukunya ini, Darby menuangkan pengetahuannya dalam bahasa asli Alkitab, filsafat
dan sejarah gereja. Ia memberikan pandangannya akan sistem dispensasi yang
diyakininya24:
1. Tahap Firdaus hingga Air Bah.
2. Nuh.
3. Abraham.
4. Israel.
A. Di bawah Hukum.
B. Di bawah Keimaman.
C. Di bawah Raja-Raja.
5. Non-Israel.
6. Roh Kudus.
7. Milenium.
Hal yang menarik dari pandangan dispensasinya ialah Darby dengan lebih
mendalam menjelaskan bahwa di dalam setiap dispensasi, manusia ditempatkan di
dalam suatu kondisi di mana manusia memiliki tanggung jawab di hadapan Allah. Di
samping itu, Darby dengan tegas mengemukakan bahwa setiap dispensasi berakhir
dengan kegagalan. 25 Ia pun membedakan antara Israel dengan gereja sebagai dua
umat Allah yang berbeda.26
C. I Scofield (1843-1921). Ia dipengaruhi oleh gerakan Brethen di Amerika
telah menghasilkan Gerakan-Gerakan Konferensi Alkitab (Bible Conference
Movement) yang dimulai dengan Niagara Bible Conference. Tahun 1870. Pada tahun
1879, ia menghabiskan waktunya untuk menyelidiki dan mendalami Alkitab dan aktif
melayani di dalam pelayanan gerejawi. Pada tahun 1909, C. I Scofield menerbitkan
bukunya yang terkenal yakni Scofield Reference Bible yang mempromosikan
pengajaran-pengajarannya kepada khalayak umum. Buku ini kemudian direvisi
22
Ryrie, Dispensationalism Today, 73.
23
Classical dispensationalism merupakan aliran dispensasi yang berdasarkan pada
pandangan-pandangan dispensasionalis Inggris. Di samping itu, dispensasi ini mendasarkan banyak
pandangannya pada Scofield Reference Bible, yang dikarang oleh C.I. Scofield.
24
Ryrie, Dispensationalism Today, 75.
25
Enns, The Moody Handbook of Theology 2, 155.
26
Clarence B. Bass, Backgrounds to Dispensationalism (Grand Rapids: Eerdmans, 1960), 64.
| Dispensasionalisme Sebagai Metode Dalam Memahami Alkitab
Philip Suciadi Chia & Juanda | 8
kembali pada tahun 1917. Sebelum tahun 1930, penjualan dari dua edisi ini sudah
mencapai satu juta eksemplar. Ia banyak mempengaruhi banyak orang semasa
hidupnya, di antaranya James M. Gray (1851-1935) yang menjadi kepala dari Moody
Bible Institute dan Lewis Sperry Chafer yang merupakan pendiri dari dari Evangelical
Theological College yang kini telah berubah nama menjadi Dallas Theological
Seminary. Seminari ini kemudian menyebarkan ajaran dispensasionalisme di antara
gereja-gereja seluruh dunia.27
Dalam karyanya, ia menunjukkan tujuh dispensasi di mana periode-periode
tersebut ditandai di dalam Kitab Suci dengan beberapa perubahan dari cara Allah
dalam kaitannya dengan umat manusia. Dispensasi Scofield berbicara mengenai dosa
dan tanggung jawab manusia di mana masing-masing dari dispensasi itu diakhiri
dengan penghukuman karena adanya kegagalan diakhir setiap dispensasi. Scofield
mengategorikan dispensasinya sebagai berikut:28
1. Ketidak-bersalahan Manusia (dari penciptaan sampai pengusiran dari
Eden).
2. Manusia di Bawah Hati Nurani (dari Eden sampai Air Bah).
3. Manusia berkuasa atas Bumi (Nuh sampai Abraham).
4. Manusia di Bawah Janji (Abraham sampai Musa).
5. Manusia di Bawah Hukum (Musa sampai Kristus).
6. Manusia di Bawah Anugerah (kematian Kristus sampai pengangkatan).
7. Manusia di Bawah Pemerintahan Kristus (masa pemerintahan milenium
Kristus).
L.W Chafer (1871-1952). Beliau lahir pada tanggal 27 Februari 1871 di Rock
Creek, Ohio. Ia merupakan pendiri dan presiden pertama dari Dallas Theological
Seminary. Pada masa hidupnya, Chafer telah menulis buku Systematic Theology yang
telah memberikan ajaran dispensasi secara komprehensif. Ia memsistematiskan
dispensasinya sebagai berikut29:
1. Ketidak-Bersalahan Manusia.
2. Manusia di Bawah Hati Nurani.
3. Pemerintahan Manusia.
4. Janji.
5. Taurat.
6. Anugerah.
7. Pemerintahan Kristus.
Chafer mengambil gagasan yang pernah dicetuskan oleh Scofield sehingga
gagasan dispensasinya tidak berbeda sama sekali.
John F. Walvoord (1910). Ia pernah menjabat sebagai presiden dari Dallas
Theological Seminary, menggantikan L.S Chafer. Ia dengan jelas mengemukakan
akan pandangannya yang dispensasi berkenaan dengan eskatologi. Hal ini terdapat di
dalam salah satu bukunya di mana ia mengatakan mengenai Israel30:
“1. Hal ini merupakan peristiwa yang nyata bahwa Israel tidak memiliki Tanah Perjanjian
secara permanen.
27
Dallas Theological Seminary juga telah melahirkan tokoh-tokoh yang terkenal seperti John
Walvoord, Charles C. Ryrie dan J. Dwight Pentecost.
28
Enns, The Moody Handbook of Theology 2, 155.
29
Lewis Sperry Chafer, Systematic Theology (Texas: Dallas Seminary Press, 1947), 46.
30
John F. Walvoord, Major Bible Prophecies (Grand Rapids: Zondervan, 1991), 95.
| Dispensasionalisme Sebagai Metode Dalam Memahami Alkitab
Philip Suciadi Chia & Juanda | 9
2. Nabi-Nabi dengan jelas menyampaikan janji Allah bahwa Israel akan dikumpulkan kembali
dari penyebaran-penyebaran mereka dan akan menetapi Tanah Perjanjian selama kerajaan
milenium.
3. Ini merupakan bukti bahwa janji yang diberikan kepada Israel tidak akan dipenuhi oleh
gereja ataupun orang-orang non-Yahudi.
4. Jadi, janji tersebut harus dipenuhi oleh benih secara fisik dari Yakub untuk menjaga
perjanjian Abraham.”
Sistem Hermeneutika
35
Ryrie, Dispensationalism Today, 86-89.
36
Lewis Sperry Chafer, Dispensationalism (Dallas: Seminary Press, 1936), 107.
| Dispensasionalisme Sebagai Metode Dalam Memahami Alkitab
Philip Suciadi Chia & Juanda | 11
bangsa-bangsa lain dalam hal iman kepada Kristus dan sebagai bagian dari tubuh
Kristus. Meskipun demikian, baik PL maupun PB menyatakan bahwa bangsa Israel
hanya akan memperoleh janji di dalam Kristus di masa yang akan datang, ketika
Kristus memerintah langsung atas mereka. Pada masa sekarang ini merupakan waktu
penggenapan bagi rencana dan tujuan Allah untuk memanggil sebagian dari orang-
orang Yahudi dan non-Yahudi untuk percaya kepada Kristus dan hidup sebagai umat
yang kudus. Bilamana tujuan ini tercapai, maka Allah akan melaksanakan
penghakiman-Nya yang menakutkan sebagai pendahuluan bagi kerajaan milenium
yang akan dipimpin oleh Kristus. Setelah itu, Allah akan menegakkan kebenaran dan
damai sebagai karakteristik utama kerajaan seribu tahun.37
Kaum dispensasionalis merujuk kepada Perjanjian Lama di mana terdapat
banyak janji bahwa suatu saat di masa yang akan datang, Allah akan menegakkan
Kerajaan-Nya di bumi yang akan melibatkan orang-orang Israel, yaitu bangsa
perjanjian Allah sejak semula. Dalam perjanjian Allah dengan Daud, Allah berjanji
bahwa salah seorang dari keturunan Daud (yaitu, Mesias yang akan datang) akan
duduk di takhta Daud selama-lamanya dan memerintah atas bangsa Israel. Janji Allah
yang baru sebagaimana yang tertulis dalam Yeremia 31:31-34, meskipun mencakup
beberapa hal yang telah digenapi dalam diri orang-orang percaya pada masa sekarang
ini adalah untuk bangsa Israel yang hanya akan digenapi dalam milenium yang akan
datang. Ayat-ayat lainnya dalam Mazmur dan nabi-nabi 38 menubuatkan bahwa di
masa yang akan datang bangsa Israel akan sekali lagi dikumpulkan di tanah Kanaan
dan akan menikmati masa yang penuh kemakmuran dan berkat serta akan
memperoleh status yang lebih istimewa dibandingkan bangsa-bangsa lainnya. Pada
masa itu, mereka akan hidup di bawah pemerintahan yang penuh kasih karunia dan
sempurna dari Sang Mesias yang merupakan keturunan Daud. Kalangan
dispensasionalis kemudian menyimpulkan bahwa semua ini akan terjadi pada
pemerintahan seribu tahun.
Kedatangan Yesus Kristus akan terjadi di dalam dua fase. Fase pertama
merupakan pengangkatan (rapture) yang dapat terjadi setiap saat, tiba-tiba dan tanpat
peringatan sebelumnya. Yesus akan mengangkat mereka yang siap sedia bagi
kedatangan-Nya. Pada pengangkatan tersebut, Kristus belum sepenuhnya turun ke
bumi, Ia masih berada di awan-awan (1 Tes. 4:16-18; II Tes. 2:1). Sebelum
pengangkatan, terjadilah kebangkitan seluruh orang-orang percaya, khususnya orang-
orang kudus dari masa Perjanjian Lama. Orang-orang percaya yang masih hidup, baik
orang Yahudi maupun bangsa lain, akan dalam sekejap mata diubahkan dan
dimuliakan. Baik orang percaya yang dibangkitkan maupun diubahkan akan diangkat
ke awan-awan untuk bertemu dengan Tuhan Yesus di langit.39 Bersama-sama dengan
Kristus, seluruh orang percaya yaitu Gereja akan naik ke Sorga untuk merayakan
perjamuan pernikahan dengan Anak Domba selama tujuh tahun.40
37
John F. Walvoord, The Millennial Kingdom (Findlay Ohio: Dunham, 1958), vii-viii.
38
Mzm. 72:1-20; Yes. 2:1-4; 11:1-9; 11-16; 65:18-25; Yer. 23:5-6; Am. 9;11-15; Mik. 4:1-4;
Zak. 14:1-9; 16-21).
39
Kata ‘diangkat’ ditulis sebagai kata kerja masa depan yang pasif dari harpazo. Sebuah kata
yang digunakan untuk menggambarkan perampok-perampok yang merenggut barang rampasan mereka,
burung rajawali yang merenggut mangsanya. Di dalam PB, Paulus yang diangkat dengan kuasa besar
ke tingkat ketiga dari Surga (II Kor. 12:2). Bahasa Latin menerjemahkan kata ini raptus yang
merupakan akar kata rapture dalam bahasa Inggris. Jadi, “dibawa pergi” dapat diterjemahkan
“diangkat” dan kata ‘pengangkatan” menjadi istilah yang resmi untuk menunjuk kepada peristiwa ini
yang telah dinubuatkan oleh Alkitab.
40
William W. Menzies & Stanley M. Horton, Doktrin Alkitab (Malang: Gandum Mas, 1998),
219.
| Dispensasionalisme Sebagai Metode Dalam Memahami Alkitab
Philip Suciadi Chia & Juanda | 12
41
Chris Marantika, Eskatologi (Yogyakarta: Iman Press, 2004), 79.
42
Ryrie, Dispensationalism Today, 146.
| Dispensasionalisme Sebagai Metode Dalam Memahami Alkitab
Philip Suciadi Chia & Juanda | 13
dan memiliki anak.43 Di samping itu, ini merupakan masa yang penuh kemakmuran,
produktivitas dan damai sejahtera (Yes. 2:4). Dengan kata lain, masa yang belum
pernah ada di bumi sebelumnya. Bumi akan dipenuhi oleh pengenalan akan Allah.
Kemuliaan Allah akan tinggal pada bait-Nya yang sudah dibangun kembali (Yes.
45:23; Za. 8:23; 9:7; 13:2; 14:6, Mal. 11:1; Why. 5:9-14). Sukacita meliputi seluruh
bumi.44 Tidak hanya itu saja, bumi akan menjadi subur dan sangat produktif (Yes.
35:1-7). Penuaian yang terjadi terus-menerus (Am. 9:14). Kehadiran Allah di bumi
akan dirasakan secara luar biasa (Za. 2:2; 10:13; Why. 21:3).45
Di samping itu, orang-orang percaya yang telah dibangkitkan akan ikut
memerintah di dalam kerajaan seribu tahun. Namun, mereka hidup di dalam
Yerusalem baru yang bersifat sorgawi sebagaimana digambarkan dalam Wahyu 21:1-
22:5. Selama masa seribu tahun, Yerusalem sorgawi tersebut akan berada di awan-
awan, di atas bumi dan memancarkan terangnya ke seluruh bumi. Akan tetapi, orang-
orang percaya yang dibangkitkan dapat turun dari Yerusalem baru ke bumi dan
terlibat dalam pemerintahan.46
Setelah pemerintahan seribu tahun, Iblis akan dilepaskan. Pembebasan Iblis ini
memperlihatkan bahwa setelah dunia menyaksikan damai dan berkat selama seribu
tahun di bawah pemerintahan Kristus, masih ada orang-orang yang mengikut Iblis.
Hal ini kemudian berakhir dengan dibakarnya Iblis dan pengikut-pengikutnya dengan
api dari Sorga. Iblis sendiri akan dilemparkan ke dalam lautan api selamanya. Setelah
itu akan ada penghakiman bagi orang fasik dan kematian yang kedua di dalam lautan
api.47
Pada akhirnya seluruh orang percaya akan masuk ke dalam kehidupan kekal.
Allah menciptakan langit dan bumi yang baru di mana dosa dan kelemahan akan
dihapuskan. Yerusalem sorgawi akan turun ke bumi yang baru. Di sanalah Allah dan
seluruh umat-Nya akan tinggal bersama dalam kemuliaan yang sempurna selama-
lamanya. Dengan demikian, Perjanjian Lama memberikan sebuah pengharapan bagi
seluruh bangsa Israel yang penggenapannya akan sepenuhnya terwujud pada masa
kerajaan seribu tahun. Pengharapan orang-orang percaya dalam PL bagi adanya
sebuah kota yang kekal akan diwujudkan melalui kebangkitan yang terjadi di dalam
Yerusalem sorgawi, di mana Israel – tanpa kehilangan identitasnya – akan bergabung
bersama-sama dengan seluruh umat Allah lainnya yang telah dibangkitkan dan
diubahkan untuk mengambil bagian dalam kemuliaan Kristus selama-lamanya.48
sejarah dunia ke dalam beberapa periode. Bahaya yang ditimbulkan ialah tampaknya
kaum ini lebih menekankan akan perbedaan-perbedaan di antara periode sejarah
penebusan ketimbang kesatuan sejarah penebusan yang merupakan sifat dasar bagi
sejarah tersebut. Lebih jauh lagi, ada beberapa hal lainnya yang perlu diperhatikan.
Tatkala seseorang mengabaikan kesatuan sejarah penebusan dan membuat berbagai
perbedaan di antara periode dispensasi yang berbeda-beda, maka bahaya yang
ditimbulkan ialah tidak mampunya untuk mengenali perkembangan yang bersifat
kumulatif dan permanen yang menandai hubungan Allah dengan umat-Nya pada masa
Perjanjian Baru. Alkitab dengan jelas menyebutkan bahwa Kristus telah
menghancurkan tembok pemisah antara orang Yahudi dengan bangsa lain (ef. 2:14-
15). Berdasarkan pemahaman ini, mengapa kaum dispensasionalis masih terus
menerus menekankan pemisahan antara bangsa Yahudi dan bangsa-bangsa lain di
masa seribu tahun? Dengan mengatakan bahwa orang-orang Yahudi akan menempati
posisi khusus dan ditinggikan lebih daripada bangsa-bangsa lain? Kaum
dispensasionalis tampaknya menganggap bahwa tembok pemisah antara bangsa
Yahudi dan bangsa-bangsa lain telah diruntuhkan dalam periode dispensasi zaman
gereja sekarang ini. Namun seribu tahun merupakan suatu periode dispensasi di mana
mereka telah mengabaikan apa yang PB katakan penghapusan tembok baik orang
Yahudi maupun non-Yahudi.50
50
Anthony A. Hoekema, Alkitab dan Akhir Zaman, 266.
51
Bagian ini dengan jelas menyatakan bahwa seluruh orang percaya dalam PB merupakan
keturunan Abraham., bukan dalam arti fisik tetapi rohani. Conn melihat bahwa gereja PB diidentikan
dengan Israel sejati dan seluruh anggota di dalamnya merupakan pewaris sejati dari janji yang Allah
buat dengan Abraham.
52
Harvie M. Conn, Teologia Kontemporer (Malang: SAAT, 1996), 132.
53
Paulus dengan jelas menyatakan dalam Gal. 6:15-16, “Sebab bersunat atau tidak bersunat
tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. Dan semua orang, yang memberi
dirinya dipimpin oleh patokan ini, turunlah krinya damai sejahtera dan rahmat atas mereka dan atas
Israel milik Allah”. Dalam bahasa aslinya adalah kai epi ton Israel tou theou. Walvoord mengatakan
bahwa kai harus diterjemahkan dan, sehingga “Israel milik Allah” artinya adalah orang-orang Yahudi
yang percaya. Akan tetapi, Hoekema membantah hal tersebut. Permasalahan penafsiran semacam ini
adalah bahwa orang-orang Yahudi yang percaya itu sudah tercakup dalam kalimat “dan semua orang,
yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini”- yaitu, semua orang percaya yang sejati, yang terdiri
dari bangsa Yahudi maupun bangsa-bangsa lain. Dengan kata lain, Hoekema berpendapat bahwa
Paulus di sini menjelaskan gereja sebagai Israel sejati.
| Dispensasionalisme Sebagai Metode Dalam Memahami Alkitab
Philip Suciadi Chia & Juanda | 15
bagi bangsa Israel. Akan tetapi, Hoekema menyakini bahwa Roma 11:26 tidak
mengajarkan akan pertobatan bangsa Israel di masa datang.54 Nats ini terambil dari
Yesaya 59:20 dan 27:955, yang sering digunakan oleh kaum dispensasionalis sebagai
rujukan kedatangan Kristus yang kedua kali. Hal ini tidaklah tepat apabila dimengerti
secara demikian karena kalimat dalam Yesaya ini menggambarkan akan kedatangan
Yesus yang pertama telah menghapuskan dosa manusia.56 Bahkan jika dua ayat dari
Yesaya tersebut hendak dikenakan pada Kedatangan Kedua, tentunya Alkitab pasti
akan mencatat dari Sorga (bukan dari Zion) akan datang penebus. Oleh karena itu,
pertobatan dari orang Yahudi dan non-Yahudi (yang akan terjadi sepanjang sejarah)
akan disebut sebagai israel sejati.57
Perjanjian Lama tidak pernah mengajarkan akan adanya kerajaan seribu tahun
yang bersifat fisik. Kaum dispensasionalis menyatakan bahwa PL banyak bukti yang
berbicara tentang pemerintahan Kristus selama seribu tahun. Dispensasionalis
mendasarkan pemahamannya ini dari Yes. 65:17-25.
Semua sepakat (dispensasionalisme dan teologi perjanjian) bahwa ayat 17
berbicara mengenai langit dan bumi baru, namun dispensasional membatasi ayat 18-
25 hanya pada milenium yang akan mendahului langit dan bumi baru. Namun,
Hoekema berpendapat bahwa seseorang akan mendapati gambaran akan milenium
dalam perikop ini, apabila ia mengabaikan isi dalam ayat 17-19. 58 Akan tetapi,
54
Untuk memahami Roma 11:25-26a, Hoekema mengajak untuk melihat dengan teliti konteks
dari pasal ini. Pasal 9, Paulus menyingkapkan bahwa penolakan Tuhan atas Israel adalah tidak
sepenuhnya. “Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel” (9:6). Artinya,
meskipun benar bahwa banyak di antara orang Israel adalah orang-orang yang terhilang, tetapi Israel
sejati akan diselamatkan. Secara ajaib Allah menggenapi janji-Nya atas diri mereka yang merupakan
anak-anak perjanjian. Dari sejak permulaan sejarah Israel, telah ada pemisahan di dalam bangsa itu
sendiri atas kehendak Tuhan. Rasul Paulus menjelaskan beberapa bentuk pemisahan tersebut yaitu
yang berasal dari Ishak akan disebut sebagai keturunan Abraham (9:7); bukan Esau tetapi Yakub yang
dipilih sebagai penerus perjanjian (9:10:12). Pada pasal 10, Paulus melanjutkan dengan menunjukkan
bahwa penolakan atas sebagain orang Israel tidaklah sewenang-wenang. Mereka telah menolak Injil
dan beriman kepada Yesus. Rm. 10:12 dituliskan bahwa tidak ada perbedaan bagi orang Yahudi
maupun orang Yunani mengenai cara memperoleh keselamatan. Oleh karena itu, Hoekema
berpendapat bahwa “jumlah yang penuh” (pleroma) harus dimengerti secara eskatologis, yaitu
keseluruhan bangsa-bangsa non-Yahudi yang hendak Allah selamatkan. Ketika seluruh jumlah bangsa-
bangsa lain di sini tidak hanya akan terjadi di masa yang akan datang, melainkan terus berlangsung di
sepanjang sejarah gereja. Akan tetapi, akan tetap ada orang-orang Israel yang berbalik kepada Tuhan
hingga kedatangan kedua di mana pada saat yang bersamaan jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa
lain yang diselamatkan juga akan terpenuhi. Dengan demikian, Rm, 11 bukan hanya berbicara
mengenai pertobatan Yahudi saja tetapi juga non-Yahudi dan terus berlangsung dari kedatangan
Kristus yang pertama hingga yang kedua. Lagipula, kalaupun seseorang cenderung memahami perikop
tersebut sebagai ajaran tentang pertobatan Israel di masa akan datang, ia masih harus mengakui bahwa
Roma 11 sama sekali tidak berbicara mengenai Israel yang dikumpulkan kembali ke tanah Kanaan atau
pemerintahan Kristus di masa yang akan datang dalam kerajaan seribu tahun.
55
Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan daripada Yakub.
Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka.
56
George Eldon Ladd, Theology Of the New Testament (Grand Rapids: Eerdmans, 1974), 562.
57
Hoekema, Alkitab dan Akhir Zaman, 190-200.
58
Jelas sekali bahwa ayat 17 berbicara mengenai langit dan bumi yang baru. Ayat 18
mengajak pembaca untuk “bersukacita selama-lamanya” – bukan berbicara mengenai kerajaan seribu
tahun – di dalam langit dan bumi yang baru, yang disebutkan dalam ayat 17. Di sini Yesaya tidak
sedang berbicara mengenai sebuah keberadaan baru yang akan berakhir tidak lebih dari seribu tahun
melainkan tentang kondisi kekal yang penuh kemuliaan. Lebih lanjut dijelaskan dalam ayat 19
| Dispensasionalisme Sebagai Metode Dalam Memahami Alkitab
Philip Suciadi Chia & Juanda | 16
merupakan gambaran tambahan bagi kondisi yang dalam Why. 21:4 yang merupakan tanda bagi
kondisi kekekalan: “Tidak akan ada lagi perkabungan atau ratap tangis atau dukacita, sebab segala
sesuatu yang lama itu telah berlalu”.
59
Ayat 20, “Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hanya hidup beberapa hari atau orang tua
yang tidak mencapai usia suntuk, sebab siapa yang mati pada usia seratus tahun akan dianggap kena
kutuk”. Oleh karena kematian, disebutkan dalam ayat ini, maka kaum dispensasionalis mengatakan
bahwa perikop ini tidak membicarakan langit dan bumi yang baru melainkan zaman milennium.
60
Berdasarkan ayat 19, Yesaya berkata, “Di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi
tangisan dan bunyi erangpun tidak”. Dapatkah seseorang membayangkan sebuah kematian tanpa
tangisan? Yes. 25:8 telah menyatakan bahwa tidak akan ada lagi kematian bagi umat Allah di dalam
kondisi kekekalan! Nubuat ini juga mencakup bahwa tidak akan ada lagi air mata: “Ia, Tuhan semesta
alam, akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan Allah akan menghapuskan air mata dari
pada segala muka.
61
Ayat 25 mendukung argumen ini, “Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku
busuk di segenap gunung-Ku yang kudus”.
62
Hoekema, Alkitab dan Akhir Zaman, 270.
63
Pasal-pasal ini berisi akan sebuah penglihatan tentang Bait Allah yang akan didirikan
kembali ketika bangsa Israel kembali dari pembuangan. Di samping itu, berisi juga penjelasan
mengenai Bait Allah dan ukuran-ukuran yang harus diperhatikan di Bait Allah: korban penghapus dosa,
korban penebus salah, korban bakaran dan korban pendamaian.
64
Apakah persembahan korban-korban sembelihan masih diperlukan sesudah Kristus
menggenapi semua korban tersebut? Untuk apakah umat Allah di masa milennium harus kembali
melaksanakan korban-korban persembahan dengan tujuan sebagai peringatan bagi kematian Kristus,
jikalau Tuhan sendiri telah memberikan kepada ktia tanda lain sebagai peringatan yaitu Perjamuan
Kudus?
| Dispensasionalisme Sebagai Metode Dalam Memahami Alkitab
Philip Suciadi Chia & Juanda | 17
bahwa ia sedang membicarakan sesuatu yang akan terjadi dalam sebuah masa
milenium yang akan mendahului kondisi kekekalan.65
Di samping itu, Berkoff menambahkan bahwa premilenial memasukkan diri
ke dalam kesulitan yang berat dengan doktrin milenium mereka. Ia berpendapat
bahwa sangatlah mustahil untuk memahami bagaimana bisa sebagian dari dunia lama
dari masnuai berdosa bisa ada bersama-sama dengan bagian dunia yang baru di mana
orang-orang hidup dalam kemuliaan? Bagaimana orang kudus dalam tubuh kemuliaan
bisa bersatu dengan orang berdosa dalam daging? Bagaimana mungkin orang kudus
yang telah dimuliakan bisa hidup bersama dalam suasana penuh dosa dan di tengah-
tengah kematian dan kehancuran?
Pasal dua puluh satu dari kitab Wahyu mengatakan bahwa Tuhan dan gereja
yang ditebus akan menempati kedudukan mereka di bumi sesudah langit dan bumi
diperbaharui. Akan tetapi, bagaimana mungkin hal ini dapat terjadi bila Kristus dan
orang kudus tinggal di sana selama seribu tahun sebelum pembaharuan ini?
Bagaimana mungkin orang berdosa dan orang kudus dalam daging bisa hadir dalam
kemuliaan Kristus? Kaum Teologi Perjanjian menyimpulkan bahwa hal ini
merupakan kekacauan yang saling tidak konsisten semata-mata.66
Keberatan selanjutnya ialah Alkitab tidak mengajarkan pemulihan politik bagi
Israel melalui masa seribu tahun. Dispensasionalis menggunakan Yesaya 11:11-1667
untuk mendukung gagasannya ini. Akan tetapi, hal-hal yang dinubuatkan dalam
Yesaya merupakan kembalinya sisa-sisa umat Allah dari pembuangan di masa yang
jauh di depan mereka.
Bangsa Asyur disebutkan pertama dalam nats tersebut menunjukkan bahwa
Yesaya menuliskan nubuatannya ini sesudah kerajaan Utara ditawan ke Asyur pada
tahun 721 SM. Nubuat ini tergenapi secara harafiah ketika bangsa Israel kembali dari
pembuangan pada abad ke enam SM. Yeremia 23:3, 7:8 68 , Dispensasionalis
mengatakan bahwa ini merupakan pemulihan akhir yang akan digenapi pada sesudah
terjadinya kesusahan besar.
Akan tetapi, Hoekema mempertanyakan mengapa nubuat ini tidak dimengerti
sebagai hal yang telah digenapi melalui kembalinya bangsa Israel dari tawanan pada
abad ke enam SM? Bukankah Yeremia mengucapkan kata-kata tersebut sesaat
sebelum ditawannya kerajaan Yehuda ke Babel? Fakta bahwa Yeremia sendiri secara
khusus menyebutkan kembalinya mereka dari pembuangan di Babel pada pasal
65
Tafsiran terhadap bagian ini yang sejalan dengan ajaran PB dan yang tidak mengandung
permasalahan seperti pengertian korban peringatan dalam milennium adalah bahwa Yehezkiel sedang
menggambarkan masa depan umat Allah yang penuh kemuliaan di zaman yang akan datang dengan
menggunakan bahasa yang dimengerti oleh orang-orang Yahudi pada masa itu. Dengan demikian,
rincian tentang Bait Allah dan korban-korbannya harus dimengerti bukan secara harafiah melainkan
figuratif.
66
Berkhof, Doktrin Akhir Zaman, 105-106.
67
Nats ini berbunyi, “Pada waktu itu Tuhan akan mengangkat pula tangan-Nya (yang kedua
kalinya) untuk menembus sisa-sisa umat-Nya yang tertinggal di Asyur dan di Mesir, di Patros, di
Etiophia dan di Elam, di Sinear, di Hamat dan di pulau-pulau di laut”. Nats ini berbicara mengenai
sebuah gambaran nubuatan tentang kemuliaan dari kerajaan yang akan datang, yang akan ditegakkan
ketika Anak Daud datang kembali.
68
Nats ini berkata, “Dan Aku sendiri akan mengumpulkan sisa-sisa kambing domba-Ku dari
segala negeri ke mana Aku mencerai-beraikan mereka dan Aku akan membawa mereka kembali ke
padang mereka: mereka akan berkembang baik dan bertambah banyak (ay. 3). Sebab itu, demikianlah
firman Tuhan, sesungguhnya, waktunya akan datang, bahwa orang tidak lagi mengatakan: Demi Tuhan
yang hidup yang menuntun orang Israel keluar dari tanah Mesir, melainkan: Demi Tuhan yang hidup
yang menuntun dan membawa keturunan kaum Israel keluar dari tanah utara dan dari segala negerti ke
mana Ia telah mencerai-beraikan mereka, maka mereka akan tinggal di tanahnya sendiri (7-8).
| Dispensasionalisme Sebagai Metode Dalam Memahami Alkitab
Philip Suciadi Chia & Juanda | 18
69
Sebab beginilah Firman Tuhan: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah
Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu
ke tempat ini (Yer. 29:10). Di samping itu, perlu diperhatikan juga bahwa dalam pasal 24:5-6, yaitu
pasal yang mengiktui 23:3, Yeremia dengan jelas menunjukkan kepada kembalinya Israel dari
pembuangan di Babel (Kasdim): “Sama seperti buah ara yang baik ini, demikianlah Aku akan
memperhatikan untuk kebaikannya orang-orang Yehuda yang Kubawa dari tempat ini ke dalam
pembuangan, ke negeri orang-orang Kasdim. Maka Aku akan mengarahkan mata-Ku kepada mereka
untuk kebaikan mereka, dan Aku akan membawa mereka kembali ke negeri ini . . .”
70
Louis Berkhof, Doktrin Akhir Zaman (Surabaya: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 2001),
104-105.
71
Conn, Teologia Kontemporer, 133.
72
Berkhof, Doktrin Akhir Zaman, 125.
| Dispensasionalisme Sebagai Metode Dalam Memahami Alkitab
Philip Suciadi Chia & Juanda | 19
Referensi
[1] Bass, Clarence B. Backgrounds to Dispensationalism. Grand Rapids: Eerdmans, 1960.
[2] Chafer, Lewis Sperry. Dispensationalism. Dallas: Seminary Press, 1936.
[3] Chafer, Lewis Sperry. Systematic Theology. Texas: Dallas Seminary Press, 1947.
[4] Conner, Kevin J. & Ken Malmin. Interpreting The Scriptures. Malang: Gandum Mas, 2004.
[5] Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology 2. Malang: SAAT, 2004.
[6] Hoekema, Anthony A. Alkitab dan Akhir Zaman. Surabaya: Momentum, 2004.
[7] Ladd, George Eldon. Theology Of the New Testament. Grand Rapids: Eerdmans, 1974.
[8] Menzies, & Stanley M. Horton, Doktrin Alkitab. Malang: Gandum Mas, 1998.
[9] Marantika, Chris. Eskatologi.Yogyakarta: Iman Press, 2004.
[10] Moulton, J.H. and George Milligan. The Vocabulary of the Greek Testament. Grand Rapids: Wm.
B. Eerdmans Publishing Co., 1949.
[11] Pentecost, J. Dwight. Things to Come. Findlay, Ohio: Dunham, 1958.
[12] Peter, Eddy Peter. Teologi Perjanjian Versus Dispensasionalisme.Tangerang: STT International
Philadelphia, 2004.
[13] Ramm, Barnard. Protestant Biblical Interpretation. Boston: W. A Wilde, 1956.
[14] Ryrie, Charles C. Dispensationalism Today. Chicago: Moody Press, 1965.
[15] The Oxford English Dictionary. Oxford University Press, 1933), III.
[16] Walvoord, John F. Major Bible Prophecies. Grand Rapids: Zondervan, 1991.
[17] Walvoord, John F. The Millennial Kingdom. Findlay Ohio: Dunham, 1958.
73
Ibid., 127.
74
Marantika, Eskatologi, 122-136.
75
Berkhof, Doktrin Akhir Zaman, 134-135.
| Dispensasionalisme Sebagai Metode Dalam Memahami Alkitab