Jurnal Ners dan Kebidanan Volume 1, No.
1, Maret 2014 © 2014 Jurnal Ners dan Kebidanan
DOI: 10.26699/jnk.v1i1.ART.p047-051
This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
HUBUNGAN PERILAKU MINUM TABLET ZAT BESI PADA REMAJA
PUTRI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN
(The Correlation of Fe Tablet Drinking Behavior in Teenagers tith the Level of
Hemoglobin)
Ery Susanti*), Maria Ulfa**)
STIKes Patria Husada Blitar
e-mail:
[email protected] ABSTRACT
Introduction: Most of the cases of anemia in Indonesia are caused by the lack of iron in the
body since the iron existing in the food consumed does not meet the need. The need of the
iron of female teenager is used to replace the lost of the iron during the menstrual cycle. The
purpose of this study was to identify relationship between Fe tablet drinking behavior in
teenagers with the level of hemoglobin. Method: The research design was quasi eksperiment
using one-shot case study research. The research sample was 19 student at STIKes Patria
Husada Blitar at May 24th until Juni 22nd 2012, its choosed with purposive sampling. The
data collected by observation using checklist. The analisys using spearman rank, with
significant level ≤ 0,05. Result: The result showed that drinking behavior of Fe tablets were
not good with the mild anemia hemoglobin level was 26.3 with p-value of 0.009 was
obtained. Discussion: A good drinking behavior of iron tablets will result in the raise of
hemoglobin levels formed, so that anemia could be prevented.
Keywords : behavioral , iron tablets , hemoglobin levels
PENDAHULUAN strategis didalam upaya memutus simpul
Kurangnya zat besi pada remaja siklus masalah gizi.
tanpa diimbangi asupan zat besi yang Pada hakekatnya anemia
adekuat akan berlanjut pada masa merupakan keadaan menurunnya kadar
kehamilan saat kehamilan akan haemoglobin, hematokrit dan jumlah sel
menyebabkan pertumbuhan janin tidak darah merah di bawah nilai normal yang
optimal, berat badan bayi lahir rendah, dipatok untuk perorangan (Arisman, 2004
resiko perdarahan saat persalinan dan : 146). Sebagian besar penyebab anemia
meningkatkan resiko kematian ibu dan di Indonesia adalah kekurangan zat besi
bayi. Karena itu sebagian besar pakar dalam tubuh karena kandungan zat besi
Obstetri dan Gizi merekomendasikan dari makanan yang dikonsumsi tidak
suplemen besi sejak pra konsepsi mencukupi kebutuhan. Anemia karena
(remaja). Berdasarkan Penelitian kekurangan zat besi ini lazim disebut
Direktorat Gizi Masyarakat RI anemia defisiensi besi. Menurut dr. Risa
bekerjasama dengan UNICEF (2004) Anwar (2004) hingga saat ini anemia
bahwa suplementasi zat besi cukup defisiensi besi masih didominasi oleh
diperlukan bagi remaja putri yang anemia, wanita karena siklus haid. Remaja putri
karena meningkatkan status gizinya. membutuhkan besi paling banyak yang
Sedangkan pemerintah melalui Dinas digunakan untuk mengganti besi yang
Kesehatan RI untuk mencegah dan terbuang bersama darah haid (Arisman,
menanggulangi masalah anemia gizi besi 2004 : 146 ). Kekurangan besi umumnya
adalah melalui suplementasi zat besi, menyebabkan pucat, rasa lemah, letih,
yaitu Program Penggulangan Anemia Gizi pusing, kurang nafsu makan, menurunnya
Besi Pada Remaja Putri (PPAGB). kebugaran tubuh, menurunnya
Sasaran program perbaikan gizi pada kemampuan kerja, menurunnya kekebalan
kelompok remaja wanita dianggap tubuh dan gangguan penyembuhan luka.
*)
Praktisi Bidan, **) STIKes Patria Husada Blitar 57
Ery Susanti, Maria ulfa
Di samping itu kemampuan mengatur Patria Husada Blitar pada tanggal 19 April
suhu tubuh menurun. 2012 dari 35 remaja putri memiliki
Pada anak-anak kekurangan besi pengetahuan dan sikap yang baik tentang
menimbulkan apatis, mudah tersinggung, tablet zat besi, 7 dari 8 remaja putri yang
menurunnya kemampuan untuk dilakukan pemeriksaan Hb sahli
berkonsentrasi dan belajar ( Almatsier, menderita anemia defisiensi besi dengan
2002:256). kadar Hb kurang dari 12 gr% sahli. Hal
Respon positif terhadap pemberian tablet ini menunjukkan karakteristik yang
besi dapat dilihat dari peningkatan kadar hampir sama dengan penelitian yang
Hb sebesar 0,1 g/dl sehari mulai hari ke 5 dilakukan oleh peneliti sebelumnya,
dari konsumsi tablet besi (Arisman, 2004 : bahwa remaja putri memiliki pengetahuan
151). dan motivasi yang baik, namun kejadiaan
Kenyataannya, anemia defisiensi besi anemia masih meningkat.
pada remaja putri masih merupakan Faktor intern yang memegang
masalah yang paling lazim di dunia dan peranan didalam pembentukan perilaku
menjangkiti lebih dari 600 juta remaja. berupa kecerdasan, persepsi, motivasi,
Perkiraan prevalensi anemia defisiensi minat, emosi dan sebagainya untuk
besi secara global di dunia sekitar 51 % mengolah pengaruh-pengaruh dari luar.
(Arisman, 2004 : 146). Begitu pula di Motivasi merupakan dorongan untuk
Indonesia anemia defisiensi besi pada bertindak untuk mencapai suatu tujuan
remaja putri merupakan satu masalah gizi tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan
yang harus ditangani secara serius. ini diwujudkan dalam bentuk perilaku
Anemia defisiensi besi pada remaja putri (Notoatmodjo, 2003 : 132). Dengan
di Indonesia menjadi masalah kesehatan pengetahuan dan motivasi yang baik
dengan prevalensi > 15 %. Dari hasil diharapkan remaja putri juga memiliki
penelitian ditemukan remaja putri dengan perilaku yang baik dalam meminum tablet
anemia defisiensi besi di Bogor 57,1 % zat besi.
(SKRT,1995), dan di Bandung 40-41 %. Dari uraian di atas peneliti tertarik
Dari penelitian SPMFA (2004) di Jawa untuk melanjutkan penelitian yang
Timur terdapat anemia defisiensi besi dilakukan oleh peneliti sebelumnya
sebesar 80,2%. Sedangkan data survei tentang hubungan antara perilaku minum
anemia defisiensi besi Dinas Kesehatan tablet zat besi pada remaja putri dengan
Kota Kediri menyebutkan prevalensi kadar hemoglobin di program studi d-3
anemia defisiensi besi sebesar 14,33 % kebidanan STIKes Patria Husada Blitar.
(Rekap Kajian Data Anemia Dinas Rumusan masalah dalam
Kesehatan Kota Kediri 18-20 Agustus penelitian ini ada hubungan antara
2004). Sedangkan data dari Dinas perilaku minum tablet zat besi pada
Kesehatan kabupaten Blitar menunjukkan remaja putri dengan kadar hemoglobin di
jumlah anemia pada remaja putri adalah program studi d-3 kebidanan STIKes
76 remaja putri (Dinas Kesehatan Patria Husada Blitar.
Kabupaten Blitar, 2011) , padahal Tujuan umum penelitian adalah
penyuluhan tentang Anemia Gizi Besi untuk mengetahui hubungan antara
sudah dilakukan. perilaku minum program studi d-3
Dari hasil penelitian yang kebidanan tablet zat besi pada remaja
dilakukan sebelumnya di Program Studi putri dengan kadar hemoglobin. Tujuan
Kebidanan Kediri tahun 2006 khusus (1) Mengidentifikasi perilaku
menunjukkan pengetahuan remaja putri minum tablet zat besi pada remaja putri(2)
tentang anemia defisiensi besi didapatkan mengide ntifikasi kadar
hasil 90,48 % berpengetahuan baik dan hemoglobin setelah pemberian tablet zat
motivasi remaja putri untuk besi (3) menganalisis hubungan antara
mengkonsumsi tablet besi saat menstruasi perilaku minum tablet zat besi dengan
memiliki motivasi yang tinggi 54,42 %. kadar hemoglobin.
(Aminin, 2006 : 47).Sedangkan yang Manfaat praktis penelitian ini sangat
diperoleh saat dilakukan studi berguna untuk menambah pengalaman
pendahuluan di DIII Kebidanan STIKes dan wawasan tentang perilaku minum
Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014 58
Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014
tablet zat besi pada remaja putri terhadap perlakuan pemberian zat besi dan
kadar hemoglobin, melatih berfikir dan melakukan mengecekan kadar
bersikap kreatif mencari pemecahan hemoglobin. Sampel penelitian ini adalah
masalah mengenai perilaku minum tablet 19 orang pada tanggal 24 Mei – 22 Juni
zat besi pada remaja putri dan mencari 2012 di program studi D-3 kebidanan
pemecahan masalah anemia defisiensi STIKes Patria Husada Kota Blitar yang
besi yang terjadi pada remaja putri. dipilih dengan teknik purposive sampling.
Manfaat teoritis memperbanyak referensi Variabel bebasnya adalah perilaku minum
tentang hubungan perilaku minum tablet tablet zat besi pada remaja putri dan
zat besi pada remaja putri terhadap kadar variabel terikatnya adalah kadar
hemoglobin. haemoglobin. Perlakuan dilaksanakan 4
minggu dengan memberikan tablet zat
BAHAN dan METODE besi sebanyak 10 tablet kemudian
Desain penelitiannya Quasi dilakukan tes haemoglobin. Analisis
Eksperiment dengan One Shot Case menggunakan uji korelasi Spearman Rank
Study yaitu melakukan observasi selama (Rho) dengan tingkat kemaknaan 0,05.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Perilaku Minum Tablet Zat Besi pada Remaja Putri dengan Kadar Hemoglobin
Kadar Hb
Perilaku Anemia Anemia Anemia Jumlah %
% % %
Ringan Sekali Ringan Sedang
Baik 3 15,8 0 0 0 0 3 15,8
Cukup 1 5,3 1 5,3 1 5,3 3 15,8
Kurang 2 10,5 4 21,1 0 0 6 31,6
Tidak baik 0 0 5 26,3 2 10,5 7 36,8
Signifikasi hubungan perilaku minum lingkungannya. Perubahan perilaku baru
tablet zat besi pada remaja putri dengan adalah suatu proses yang kompleks dan
kadar hemoglobin ditunjukkan oleh nilai memerlukan waktu yang relatif lama.
P-value 0,009. Secara teori perubahan perilaku baru
melalui 3 tahap pengetahuan, sikap dan
PEMBAHASAN tindakan (Notoatmodjo, 2003 : 128).
Perilaku Minum Tablet Zat Besi pada Perubahan-perubahan perilaku
Remaja Putri di Program Studi D-3 dalam diri seseorang dapat diketahui
Kebidanan STIKes Patria Husada melalui persepsi. Persepsi adalah
Blitar pengalaman yang dihasilkan melalui indra
Perilaku minum tablet zat besi penglihatan, pendengaran, penciuman dan
pada remaja putri, hampir setengah sebagainya. Motivasi diartikan sebagai
responden berperilaku tidak baik yaitu 7 dorongan untuk bertindak untuk mencapai
remaja putri (36,8 %). suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan
Perilaku adalah suatu kegiatan atau dan gerakan ini diwujudkan dalam
aktivitas organisme (makhluk hidup) yang perilaku (Notoatmodjo, 2003 : 132).
bersangkutan. Sehingga yang dimaksud Dalam penelitian ini responden
perilaku manusia pada hakekatnya adalah memiliki perilaku tidak baik dalam
tindakan atau aktivitas dari manusia itu minum tablet zat besi. Hal ini disebabkan
sendiri yang mempunyai bentangan yang karena meskipun semua responden
sangat luas antara lain berjalan, bicara, memiliki pengetahuan yang baik yang
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, diperoleh dari media elektronik, media
menulis, membaca dan sebagainya cetak dan penyuluhan kesehatan, namun
(Notoatmodjo, 2003 : 114). Menurut hal tersebut tidak secara otomatis dapat
Suryani (2003) yang diacu dari beberapa merubah perilaku seseorang. Diperlukan
buku, perilaku adalah aksi dari individu teknis dan strategi serta inovasi dalam
terhadap reaksi dan hubungan dengan
Hubungan perilaku minum tablet zat besi pada remaja putri dengan kadar hemoglobin 59
Ery Susanti, Maria ulfa
menumbuhkan perilaku minum tablet zat Hubungan Perilaku Minum Tablet Zat
besi. Besi pada Remaja Putri dengan Kadar
Sesuai dengan teori bahwa perilaku Hemoglobin di Program Studi D-3
dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya Kebidanan STIKes Patria Husada
adalah pengamatan, perhatian, tanggapan, Blitar.
fantasi, ingatan berfikir dan motif. Pada tabel 1 menunjukkan bahwa
Kurangnya dukungan dan motivasi juga sebagian besar (26,3 %) responden
mempunyai pengaruh yang sangat besar. memiliki perilaku tidak baik dengan kadar
Sehingga masih memerlukan hemoglobin anemia ringan. Signifikasi
pendampingan dalam memfokuskan hubungan perilaku minum tablet zat besi
perhatian, fantasi maupun motivasi dalam pada remaja putri dengan kadar
minum tablet zat besi. Anemia defisiensi hemoglobin ditunjukkan oleh nilai P-
besi dapat disebabkan oleh rendahnya value sebesar 0,009. Karena nilai P-value
masukan besi, gangguan absorbsi, serta < α yang ditetapkan yaitu 5 % maka ada
kehilangan besi akibat perdarahan hubungan antara perilaku minum tablet
menahun, kebutuhan besi meningkat. zat besi pada remaja putri dengan kadar
Faktor nutrisi akibat kurangnya jumlah hemoglobin di program studi d-3
besi total dalam makanan atau kualitas kebidanan STIKes Patria Husada Blitar.
besi yang tidak baik ( makanan banyak Menurut Notoatmodjo (2007)
mengandung serat, rendah vitamin C, dan mengatakan bahwa meskipun perilaku
rendah daging). Menurut Soetjiningsih adalah totalitas respons, sangat tergantung
(2004) gadis yang menstruasi pada karakteristik individual. Sedangkan
membutuhkan tambahan zat besi yang Arisman (2004) anemia defisiensi besi
lebih tinggi. adalah keadaan dimana kadar
hemoglobin, hematokrit dan sel darah
Kadar Hemoglobin merah lebih rendah dari normal, sebagai
Menurut Sunita (2002) kebutuhan akibat defisiensi besi. Sesungguhnya
tubuh akan besi berpengaruh besar masalah defisiensi zat besi cukup diterapi
tehadap absorbsi besi. Kekurangan zat dengan pemberian makanan yang cukup
besi pada umumnya menyebabkan pucat, mengandung zat besi. Namun jika anemia
rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu sudah terjadi atau kebutuhan zat besi
makan. Menurunnya kebugaran tubuh, tubuh meningkat, tubuh tidak akan
menurunnya kemampuan kerja. mungkin menyerap zat besi dalam jumlah
Begitupula yang terjadi di program studi besar dan dalam waktu yang singkat (
d-3 kebidanan STIKes Patria Husada hanya 5 %-10 % atau 1-2 mg zat besi
Blitar sebagian besar (52,6 % ) responden yang dapat diserap oleh makanan), karena
memiliki kadar hb anemia ringan. Hal ini itu digunakan suplemen zat besi.
dikarenakan kurangnya nutrisi dalam Hasil penelitian menunjukkan
makanan yang dikonsumsi, pengeluaran bahwa hampir setengah (26,3 %)
darah karena menstruasi, serta kebutuhan responden memiliki perilaku tidak baik
zat besi tiap individu yang tidak sama dengan kadar hemoglobin anemia ringan.
sehingga mempengaruhi absorbsi zat besi Hal ini menunjukkan bahwa erat
dalam tubuh. Akibat kekurangan zat besi hubungannya antara perilaku minum
ini ditunjukkan dengan keluhan pusing, tablet zat besi dengan kadar hemoglobin.
mudah lelah. Sehingga untuk Perilaku yang tidak baik dalam
mengantisipasi defisiensi zat besi perlu suplementasi tablet zat besi yang kurang,
dilakukan suplementasi zat besi oleh asupan makanan yang kurang
remaja putri. Untuk mengatasi anemia mengandung zat besi, serta absorbsi zat
ringan maka remaja putri minum tablet zat besi dalam tubuh yang tidak sama.
besi 1 kali setiap minggu sampai dengan Sedangkan anemia ringan adalah kondisi
diperoleh kadar hemoglobin normal. dimana kadar hemoglobin kurang dari
normal (8 %-9,9 %) yang disebabkan
karena faktor nutrisi akibat kurangnya
jumlah besi total
Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014 60
Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 1, No. 1, Maret 2014
dalam makanan, perdarahan menahun, yang difasilitasi oleh organisasi
kebutuhan besi meningkat. Sehingga kemahasiswaan yang ada. Hal ini
apabila perilaku minum tablet zat besi dikarenakan apabila pada remaja putrid
tidak baik sehingga penyediaan besi untuk mengalami anemia defisiensi besi akan
eritropoesis berkurang yang pada akhirnya mempengaruhi konsentrasi dalam belajar.
pembentukan hemoglobin berkurang REFERENSI
sehingga terjadilah anemia dimana kadar Almatsier, S 2004, Prinsip Dasar Ilmu
hemoglobin kurang dari normal. Gizi, Gramedia, Jakarta.
Aminin, F 2006, ‘Hubungan Pengetahuan
SIMPULAN dan SARAN Remaja Putri tentang Anemia
SIMPULAN Defisiensi Besi dengan
Perilaku minum tablet zat besi Motivasi Mengkonsumsi Tablet
pada remaja putri cenderung tidak baik Besi saat menstruasi’, Karya
yaitu sekitar 36,8 %, kadar hemoglobin Tulis Ilmiah, Program Studi
pada remaja putri cenderung anemia Kebidanan, Kediri.
ringan yaitu sekitar 52,6 %, Signifikasi Arisman 2004, Gizi dalam Daur
hubungan perilaku minum tablet zat besi Kehidupan, EGC, Jakarta.
pada remaja putri dengan kadar Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar 2011.
hemoglobin ditunjukkan oleh nilai P- Handayani, W 2008, Asuhan
value sebesar 0,009, dengan P-value < α Keperawatan pada Klien
yang ditetapkan yaitu 5 % maka ada dengan Gangguan, Sistem
hubungan antara perilaku minum tablet Hematologi, Salemba Medika,
zat besi pada remaja putri dengan kadar Jakarta.
hemoglobin. Kusmiran, E 2002, Kesehatan Reproduksi
Remaja dan Wanita, Salemba
SARAN Medika, Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian, Notoatmodjo, S 2003, Pendidikan dan
didapatkan bahwa perilaku minum tablet Perilaku Kesehatan, Rineka
zat besi tidak baik. Untuk itu perlu Cipta, Jakarta.
diadakan pembiasaan dalam Pieter, HZ dan Namora 2010, Pengantar
mengkonsumsi tablet zat besi, serta Psikolog untuk Kebidanan,
gambar-gambar tentang pentingnya zat Kencana, Jakarta.
besi ditiap ruangan perkuliahan sehingga Santrock, JW 2003, Adolescence
mahasiswi memiliki perhatian, ingatan, Perkembangan Remaja,
imajinasi dan termotifasi sehingga Erlangga, Jakarta.
perilaku minum tablet zat besi menjadi Soe, J 2003, Farmakologi Kebidanan,
lebih baik. Diharapkan mahasiswa dapat EGC Jakarta.
meningkatkan kemampuan dalam Soetjiningsih 2004, Tumbuh Kembang
memberikan penyuluhan mengenai Remaja dan Permasalahannya,
pentingnya suplementasi zat besi Serta Sagung Seto, Jakarta
dengan mengadakan program bulan Fe
Hubungan perilaku minum tablet zat besi pada remaja putri dengan kadar hemoglobin 61