Evaluasi Atribut Kesederhanaan Ketepatan Waktu Dan PDF
Evaluasi Atribut Kesederhanaan Ketepatan Waktu Dan PDF
Riva Noviyanti
Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Alamat Korespondensi :
Riva Noviyanti
Email: [email protected]
ABSTRACT
Every year, the Indonesian pilgrims reached 200 thousand people and the health risks were still
high. Hajj health surveillance are conducted to determine the progression of the disease in terms of place
and time in pilgrims, and used for prevention efforts. The purpose of this research was to evaluate the
attributes of surveilance performed by Dinkes Kota Surabaya in 2015. The research was done in Dinkes
Kota Surabaya. This research was descriptive and its implementation using interview techniques using
an instrument such as a questionnaire sheet. Respondents were a managing officer of health surveillance
program Hajj in Dinkes Kota Surabaya and at Puskesmas. Results from this study is the evaluation of the
attributes of surveillance shows that health Hajj surveillance systems in Dinkes Kota Surabaya in 2015
already meet the attributes of flexibility, timeliness, sensitivity, representativeness and acceptability. The
evaluation of the attributes of surveillance is not fulfilled on health Hajj surveillance systems in Dinkes
Kota Surabaya are attributes of simplicity, data quality and stability, while the positive predictive value
can not be calculated. Advice that can be given are making plans a schedule for examining prospective
pilgrims, monitoring the reporting and increasing the number of surveillance personnel.
ABSTRAK
Setiap tahunnya jemaah haji Indonesia mencapai 200 ribu orang lebih, dengan risiko kesehatan
yang masih tinggi. Surveilans kesehatan haji dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan penyakit
menurut tempat dan waktu pada jemaah haji dan dimanfaatkan untuk upaya penanggulangan. Tujuan
penelitian ini untuk melakukan evaluasi atribut surveilans kesehatan haji di Dinas Kesehatan (Dinkes)
Kota Surabaya. Lokasi penelitian adalah Dinkes Kota Surabaya. Penelitian deskriptif ini dilaksanakan
dengan wawancara menggunakan instrumen berupa lembar kuesioner. Responden adalah petugas
program surveilans kesehatan haji di Dinkes Kota Surabaya dan di Puskesmas. Hasil dari penelitian
ini menunjukan bahwa sistem surveilans kesehatan haji di Dinkes Kota Surabaya tahun 2015 sudah
memenuhi atribut fleksibilitas, ketepatan waktu, sensitivitas, kerepresentatifan dan akseptabilitas. Atribut
surveilans kesehatan haji di Dinkes Kota Surabaya yang belum terpenuhi yaitu atribut kesederhanaan,
kualitas data dan stabilitas, sedangkan nilai prediktif positif tidak dapat dilakukan perhitungan. Disaran
diberikan adalah membuat rencana pemeriksaan calon jemaah haji dan dilakukan pemantauan laporan
serta penambahan jumlah tenaga surveilans terlatih.
penanggulangan KLB dan musibah massal, Surabaya pada April hingga Juni 2016.
kesehatan lingkungan dan manajemen Responden sebanyak 13 orang yang terdiri
penyelenggaraan kesehatan haji (Keputusan dari 1 koordinator pelaksana surveians
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. kesehatan haji di Dinkes Kota Surabaya
442 Tahun 2009). dan 12 orang petugas surveilans kesehatan
Berdasarkan data Dinkes Provinsi Jawa haji di Puskesmas. Puskesmas yang dipilih
Timur, jumlah jemaah haji sebanyak 222.096 menggunakan teknik multi stage cluster
(tahun 2010) meningkat pada sebanyak sampling (Nazir, 1988), yaitu Puskesmas
222.560 (tahun 2011) dan menurun sebanyak Mulyorejo, Puskesmas Pucang Sewu,
212.111 (tahun 2012). Jumlah jemaah Puskesmas Tambakrejo dan Puskesmas
risiko tinggi pada tahun 2010 hingga 2012 Sidotopo Wetan. Setiap puskesmas terdapat
mengalami peningkatan. Persentase jemaah tiga orang responden. Teknik pengumpulan
haji risiko tinggi pada tahun 2010 adalah data diperoleh melalui wawancara dengan
39,4% (tahun 2010), meningkat menjadi menggunakan instrumen kuesioner. Analisis
45,9% (tahun 2011) dan 71,41% (tahun 2012). dilakukan secara deskriptif dengan metode
Sedangkan jemaah haji Provinsi Jawa Timur content analysis yaitu hasil yang diperoleh
pada tahun 2013 sebanyak 27.357 jemaah dibandingkan dengan teori yang ada secara
dan sebanyak 48% jemaah memiliki kondisi narasi.
risiko tinggi.
Jemaah haji kota Surabaya pada tiga HASIL
tahun terakhir mengalami peningkatan, Gambaran Kesehatan Haji di Dinkes
sebanyak 1.331 (tahun 2013), sebanyak Kota Surabaya
1.558 (tahun 2014) dan sebanyak 2.235 Kesehatan haji di Dinkes Kota Surabaya
(tahun 2015). Peningkatan jumlah jemaah menunjukkan bahwa jumlah jemaah haji
haji berbanding lurus dengan peningkatan diperiksa pada tahap pertama sebanyak
jumlah jemaah haji risiko tinggi. Jemaah haji 2178 orang dan pada pemeriksaan tahap
dengan status risiko tinggi sebanyak 61,6% kedua sebanyak 2152 orang. Jumlah jemaah
(tahun 2013), meningkat sebanyak 73,3% haji yang diperiksa terbanyak terdapat di
(tahun 2014), dan 96,2% (tahun 2015). Puskesmas Dupak sebanyak 178 orang.
Berdasarkan uraian diatas, jumlah Berdasarkan jenis kelamin, jemaah haji kota
jemaah haji risiko tinggi dari tahun 2013 Surabaya didominasi oleh jemaah haji wanita
hingga 2015 meningkat sehingga evaluasi sebesar 53%, sedangkan berdasarkan usia
atribut surveilans terhadap pelaksanaan jemaah haji Kota Surabaya didominasi oleh
surveilans kesehatan haji di Dinkes Surabaya jemaah berusia 50-59 tahun yaitu sebanyak
perlu dilakukan untuk pengambilan 830 orang.
Jumlah jemaah haji Kota Surabaya yang
keputusan dan penanggulangan secara
mengalami risiko tinggi pada pemeriksaan
cepat. Tujuan penelitian secara umum adalah
tahap pertama sebanyak 1597 orang dan
mengevaluasi sistem surveilans kesehatan
didominasi oleh jemaah usia kurang dari
haji di Dinkes Kota Surabaya tahun 2015
60 tahun dan memiliki penyakit. Pada
berdasarkan atribut surveilans.
pemeriksaan tahap kedua jumlah jemaah haji
yang memiliki risiko tinggi sebanyak 1537
METODE PENELITIAN
orang dan didominasi oleh jemaah haji kurang
Penelitian deskriptif ini merupakan
dari 60 tahun dan memiliki penyakit.
penelitian evaluasi untuk menilai suatu
Berdasarkan tabel 1 penyakit terbanyak
program yang sedang atau telah berjalan
yang diderita oleh jemaah haji Kota
sehingga dapat digunakan untuk perbaikan
Surabaya adalah Disorders of lipoprotein
dan atau peningkatan program tersebut. metabolism and other lipidaemias, misalnya
Penelitian ini dilakukan di Dinkes Kota hiperkolesterol yaitu sebanyak 467 orang.
Riva Noviyanti, Evaluasi Atribut Kesederhanaan, Ketepatan Waktu… 53
177 jemaah haji dilaporkan setelah 3 minggu 1597 dan sebanyak 1537 jemaah risiko tinggi
sebelum embarkasi, sehingga ketepatan pada tahap kedua. Namun, data mengenai
waktu pelaporan di Dinkes Kota Surabaya jemaah haji risiko tinggi yang benar-benar
adalah sebesar 91,6 %. Dapat disimpulkan risti tidak ada. Sehingga perhitungan nilai
bahwa surveilans kesehatan haji di Dinkes prediktif positif tidak dapat dilakukan.
Kota Surabaya sudah memenuhi target
ketepatan waktu pelaporan yaitu lebih dari Kerepresentatifan
80%. Laporan kegiatan surveilans kesehatan
haji dan karakteristik jemaah haji sudah
Sensitivitas sesuai dengan keadaan pada jemaah haji
Berdasarkan data Dinkes Kota dengan menggambarkan orang dan tempat
Surabaya tahun 2015 jemaah haji dengan pada jemaah haji. Dalam laporan kegiatan
risiko tinggi sebanyak 1597 orang pada sistem surveilans kesehatan haji karakteristik
pemeriksaan pertama dan 1568 orang orang digambarkan dengan kelompok jenis
memiliki penyakit. Pada pemeriksaan kelamin yaitu jemaah haji laki-laki sebesar
tahap kedua jemaah haji dengan risiko 47% dan jemaah haji perempuan sebesar
tinggi sebanyak 1537 orang dan 1526 orang 53%. Karakteristik orang yang digambarkan
memiliki penyakit. Dapat disimpulkan kelompok umur adalah 0,13% (kurang dari
bahwa sistem surveilans kesehatan haji tahun 19 tahun), 2,11% (20–29 tahun), 7,89 % (30-
2015 di Dinkes Kota Surabaya sudah sensitif 39 tahun), 27,82% (40–49 tahun), 38,10 %
dalam mendeteksi jemaah haji risiko tinggi. (50–59 tahun), dan 23,92 % (lebih dari 60
tahun). Karakteristik berdasarkan tempat
Kualitas Data adalah tempat pemeriksaan dilakukan
Atribut kualitas data dalam sistem diseluruh puskesmas di Kota Surabaya.
surveilans kesehatan haji belum terpenuhi. Sistem surveilans kesehatan haji di Dinkes
Data yang masuk dinyatakan lengkap Kota Surabaya sudah memenuhi atribut
dan terjamin kualitasnya karena data kerepresentatifan.
yang diperoleh benar-benar diambil dari
calon jemaah haji dan dilaporkan setelah Stabilitas
pemeriksaan ke aplikasi siskohatkes. Peralatan yang digunakan dalam
“Namun kevalidan data sulit untuk sistem surveilans kesehatan haji adalah
diukur karena masih adanya kasus yang tidak dengan menggunakan komputer kemudian
termonitor misalnya wanita usia subur yang dikirim menggunakan elektromedia dengan
hamil lolos dalam pemeriksaan” (Responden aplikasi siskohatkes. Waktu yang dibutuhkan
1). untuk pengumpulan dan penerimaan data
surveilans kesehatan haji adalah 5–6
Akseptabilitas bulan. Waktu tersebut digunakan untuk
Sistem su r veilans kesehat an pemeriksaan tahap pertama, kegiatan
haji di Dinkes Kota Surabaya sudah posbindu dan pemeriksaan tahap kedua.
dimanfaatkan oleh institusi diluar sistem. “Waktu yang dibutuhkan dalam
Institusi yang memanfaatkan diantaranya melakukan pengaturan terhadap data
adalah Kantor Kesehatan Pelabuhan dan seperti mentransfer atau memindahkan,
Kementerian Agama dengan mengakses web memasukkan, mengedit, menyimpan dan
siskohatkes. mem-back up adalah 30 sampai 40 menit tiap
satu jemaah haji. Waktu yang dibutuhkan
Nilai Prediktif Positif untuk mencetak atau menghasilkan data dari
Berdasarkan data Dinkes Kota siskohatkes selama 10 menit, jika terdapat
Surabaya jumlah jemaah haji risiko tinggi kerusakan pada komputer maupun aplikasi
Kota Surabaya pada tahap pertama sebanyak siskohatkes tiap koordinator surveilans
Riva Noviyanti, Evaluasi Atribut Kesederhanaan, Ketepatan Waktu… 57
kesehatan haji di puskesmas memiliki back kerja pada tingkat keterampilan dan
up data secara tertulis” (Responden 1). keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
Aplikasi siskohatkes pada awal kualifikasi jabatan atau pekerjaan (Peraturan
penggunaan pernah mengalami masalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
tidak dapat diakses selama 2 minggu karena Republik Indonesia No.8 Tahun 2014). Jadi,
terdapat masalah di server. Penggunaan dengan pelatihan yang sudah diterima oleh
aplikasi siskohatkes sebelumnya petugas responden menyebabkan pengumpulan data
surveilans kesehatan haji mendapatkan menjadi lebih mudah.
sosialisasi yang diselenggarakan oleh Dinkes Berdasarkan hasil penelitian, Jenis
Kota Surabaya. data pemeriksaan tahap pertama yang
dikumpulkan meliputi identitas, riwayat
PEMBAHASAN kesehatan (anamnesis), pemeriksaan
Evaluasi Sistem Surveilans Kesehatan fisik, pemeriksaan penunjang, penilaian
Haji d i Di nkesKot a Surabaya kemandirian dan tes kebugaran. Jenis data
Tahun 2015 berdasarkan Atribut pada pemeriksaan tahap kedua adalah data
Kesederhanaan riwayat kesehatan, kategori risti dan data
Dalam menilai atribut kesederhanaan status kesehatan. Hal ini sudah sesuai dengan
dilihat dari kemudahan melakukan sesuai Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan
petunjuknya, kemudahan dalam pengisian Jemaah Haji (2011), yaitu pemeriksaan
format laporan dan kesederhanaan dalam kesehatan dilakukan sesuai protokol standar
alur pelaporan. Berdasarkan hasil penelitian, profesi kedokteran meliputi pemeriksaan
sistem surveilans kesehatan haji di Dinkes medis dasar yaitu anamnesis, pemeriksaan
Kota Surabaya tahun 2015 telah ditemukan fisik, pemeriksaan penunjang, penilaian
pengertian untuk pemeriksaan jemaah kemandirian dan tes kebugaran. Pemeriksaan
haji risiko tinggi pada sistem surveilans kesehatan di Puskesmas seluruhnya
kesehatan haji di Dinkes Kota Surabaya dilakukan oleh dokter dan perawat yang
sederhana dan mudah diterapkan. Petugas memiliki standar profesi kedokteran.
pemeriksa memiliki kemampuan dalam Alur pelaporan dalam sistem
pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan surveilans kesehatan haji tahun 2015 telah
yang dilakukan cukup detail sehingga menggunakan sistem aplikasi siskohatkes.
dapat mendeteksi jemaah yang risiko tinggi. Aplikasi siskohatkes pelaporan data,
Definisi jemaah haji risiko tinggi telah sesuai kompilasi data, analisis dan interpretasi
dengan format yang diperlukan siskohatkes data lebih mudah, langsung, cepat dan tidak
sehingga memudahkan dalam menentukan berbelit dan dilakukan dalam satu aplikasi,
kriteria risti. meski responden masih merasa belum
Sumber data sistem surveilans sederhana.
kesehatan haji mengenai risiko tinggi Kesederhanaan suatu sistem surveilans
berasal dari pemeriksaan tahap pertama dapat dilihat dari struktur yang sederhana
dan kedua yang dilakukan di Puskesmas dan dan mudah untuk dioperasikan. Suatu
dimasukkan kedalam aplikasi siskohatkes. sistem surveilans harus se-sederhana
Dalam penggunaan aplikasi siskohatkes mungkin, tetapi dapat mencapai tujuan.
sebelumnya dilakukan pelatihan di Dinkes Gambaran alur informasi dalam sistem
Kota Surabaya sehingga memudahkan dalam surveilans dapat menolong untuk menilai
memasukan data. kesederhanaan (Noor, 2008). Oleh karena
Pelatihan adalah keseluruhan kegiatan itu, sistem surveilans kesehatan haji di
untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, Dinkes Kota Surabaya belum memilki sifat
serta mengembangkan kompetensi kerja, kesederhanaan.
produktivitas disiplin, sikap, dan etos
58 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 11 No. 1, Desember 2016: 51–59