Sejarah Dan Perkembangan Islam Di Malaysia
Sejarah Dan Perkembangan Islam Di Malaysia
Abstract
Islam entered the territory of Malaysia, especially in the Malacca kingdom, through Muslim merchants from India and
Arab-Persia around the 7th century AD The broad development took place around the 13th century, with the discovery
of inscriptions nuanced by Islam. Islamic political thought and movement was more intensive since the struggle for
political compromise to gain independence from British colonialism. The Islamic political movement has a spectacular
momentum when the Malaysian Constitution places Islam as the official religion of the state and makes ethnic Malays
as a special group (special privileges) over other ethnic groups. The development of Islam is supported by an Islamic
political movement that is controlled by political parties holding power, namely UMNO, even though Islam is inclusive
and upholds the value of nationalism, its work still prioritizes Islamic values. Opposition parties such as PAS which are
more fundamaentalist in their ethical sense have actually been adopted by the ruling party. This means that the two
parties benefited the existence of Islam. Referring to the peaceful Islamic political movement in order to uphold the
teachings of Islam in Malaysia, both legally and formally and constitutionally and culturally, it can be an inspiration to
other Muslim-majority countries.
Islam masuk ke wilayah Malaysia terutama pada kerajaan Malaka adalah melalui para saudagar Muslim dari India dan
Arab-Persia sekitar abad ke 7 M. Adapun perkembangannya secara luas berlangsung sekitar abad 13, dengan
ditemukannya inskripsi-inskripsi yang bernuansa Islam. Pemikiran dan Gerakan politik Islam lebih intensif sejak
perjuangan kompromi politik untuk mendapatkan kemerdekaan dari kolonialis Inggeris. Gerakan politik Islam
menemukan momentumnya yang spektakuler yakni ketika Konstitusi Malaysia menempatkan Islam sebagai agama
resmi negara dan menjadikan etnis Melayu sebagai kelompok spesial (special privileges) atas etnis
lainnya.Perkembangan Islam didukung dengan gerakan politik Islam yang dikendalikan oleh partai politik pemegang
tampuk kekuasaan, yaitu UMNO, meskipun beraliran Islam inklusif dan menjunjung tinggi nilai nilai nasionalisme,
kiprahnya tetap mengutamakan nilai nilai Islam. Adapun partai oposisi seperti PAS yang lebih beraliran
“fundamaentalis” dalam arti etik sebenarnya keinginannya telah teradopsi oleh partai penguasa. Artinya bahwa kedua
partai tersebut menguntungkan keberadaan agama Islam.Mengacu gerakan politik Islam yang damai dalam rangka
menegakkan ajaran Islam di Malaysia, baik secara legal-formal dan konstitusional maupun kultural, dapat menjadi
inspirasi bagi negera-negara mayoritas berpenduk Muslim lainnya.
tenggara, mereka telah banyak memberikan sahabat Nabi Muhammad SAW dalam
argumentasinya. Seperti halnya Islam sejarah Islam di China. Ia bukan saja
masuk ke Indonesia melalui para pedagang mendirikan masjid di Canto, yang disebut
Arab pada tahun 674 Masehi, ketika mereka masjid Wa-Zhin-Zi (masjid kenangan atas
mendarat di pantai Sumatera. Pada awal nabi). Karena itu, sampai sekarang kaum
abad permulaan Islam, agama ini belum Muslim China membanggakan sejarah
menjamah ke wilayah Malaysia. Kemudian perkembangan Islam di negeri mereka,
pada abad ke 12 Islam baru masuk ke yang dibawa langsung oleh sahabat dekat
wilayah Malaysia melalui para pedagang Nabi Muhammad SAW sendiri, sejak abad
Muslim yang berasal dari India. Hal ini ke-7 dan sesudahnya. Makin banyak orang
diketahui ketika sultan Madzafar Syah I Muslim berdatangan ke negeri China baik
pada abad tersebut menganut agama Islam sebagai pedagang maupun mubaligh yang
melalui seorang pedagang dari India. secara khusus melakukan penyebaran
Jika melihat keberadaan Islam.
transportasi laut di sekitar Malaka pada Berdasarkan data sejarah demikian,
abad ke-7 sudah sedemikian ramai, karena maka Azmi maupun Abdullah
dunia pada saat itu ada beberapa imperium berkesimpulan bahwa Islam dating
besar, yakni China dibawah Dinasti Tang kegugusan gugusan pulau di semenanjung
(618-907), kerajaan Sriwijaya (abadke-7- Malaka adalah sekitar abad ke-7. Kemudian
14), dan Dinasti Umayyah (660-749), pada abad ke 13 monumen Batu Trengganu
Kehancuran Persia oleh Islam (590 -628), ditemukan di Kuala Barang, Trengganu.
maka keberadaan penguasa penguasa dunia Batu ini merupakan batu bersurat yang
tersebut menjadi gambaran jelas, bahwa menggunakan tulisan Arab, namun
pertukaran budaya, hasil bumi dan berbahasa Melayu, sehingga ditengarai
pergulatan intelektual dapat mewarnai bahwa wilayah tersebut telah tersebar
interaksi mereka sudah berlangsung pada agama Islam.
saat itu. Penemuan batu bersurat Trengganu
Etos dakwah Islam ke wilayah Asia ini menjadi bukti sejarah yang dapat
dimulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan dijadikan patokan bagi perkembangan
ke-2 H), orang Muslim Persiadan Arab Islam di sekitar wilayah Asia Tenggara. Batu
sudah turut serta dalam kegiatan pelayaran prasasti Trengganu tertanggal 4 Rajab 702
dan perdagangan sampai ke negeri China. Hirjriyah atau bertepatan dengan tanggal 22
Pada masa pemerintahan TaiTsung (627- Februari 1033 Masehi. Kemudiandi
650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang, beberapa tempat juga ditemukan inskripsi
diketahui telah datang empat orang Muslim inskripsi tersebut, yaitu pada batu nisan
dari jazirah Arabia. Hal ini sebagaimana Raja Aceh, Sultan Malik as Saleh pada tahun
pernyataan Muhlis (2017) bahwa Yang 1297 M. Inskripsi lain ditemukan pada batu
pertama, bertempat di Canton (Guangzhou), nisan Champa,yakni pada tahun 431 H. yang
yang kedua menetap dikota Chow, yang bertepatan dengan tahun 1039 M. Di negeri
ketiga dan keempat bermukim di Coang Brunei Darus Salam juga ditemukan
Chow. Orang Muslim pertama, Sa’adbin Abi inskripsi di atas batu nisan pada tahun 440
Waqqas, adalah seorang muballigh dan H. atau pada tahun 1048 M. Demikian pula
pada tahun 495 H atau 1082 M juga yang ada. Hal ini sebagaimana terjadi dalam
ditemukan inskripsi di atas batu nisan perkembangan Islam di tanah Jawi, yang
Fatimah di Laren, Gresik, Indonesia. Semua melibatkan para wali.
inskripsi tersebut bertuliskan huruf dan Oleh karena itu menurut (Miller 2004)
berbahasa Arab. dalam jurnal An Nakhlah bahwapembawa
Penemuan inskripsi-inskripsi pada Islam ke wilayah Malaysia adalah para
batu tersebut menandakan bahwa Islam saudagar Muslim India, penganut ajaran
telah berada dan menetap di wilayah Islam Sunni yang sangat dipengaruhi oleh
tersebut. Meski penemuan batu-batu mistisisme Sufi. Selanjutnya, perpaduan
bersurat tersebut sekitar abad ke 13, bukan antara praktik Sunni dan Sufi
berarti Islam datang ke wilayah itu pada dikombinasikan dengan kepercayaan dan
abad tersebut. Namun tentunya sebelum kebiasaan tradisional Melayu - seperti
abad tersebut Islam telah datang dan animisme - yang memungkinkan evolusi
diterima masyarakat yang berada di bentuk unik Islam masih dipraktekkan di
wilayah tersebut. Malaysia saat ini.
Pada sisi lain Jeffrey Hays, A.H. Johns dengan menyitir pendapat
menyatakan bahwa pada abd ke- 8 arus A.H. Hourani, (1992: 38) menerangkan
perdagangan laut, parapedagang Muslim bahwa setidak tidaknya ada 5 (lima) ciri
mendominasiperdagangan internasional di suatu wilayah telah menerima Islam sebagai
Laut Arab, Teluk Benggala dan Laut Cina bingkai kehidupannya, yaitu :
Timur. Agama yang memiliki integritas a. Adanya benteng kota atau bangunan
bisnis dan hukum transaksi universal yang pertahanan;
berdasarkan Syariah ini telah
b. Adanya kawasan tertentu yang terdiri
memungkinkan kaum Muslimin untuk
dari tempat tinggal raja, kantor
membangun jaringan perdagangan yang
pemerintahan dan akomodasi bagi
menghubungkan garis pantai Afrika Timur,
pasukan raja;
Arabia selatan, Teluk Persia, dan pantai
Malabar dengan kepulauan Indonesia dan c. Adanya komplek urban yang terdiri
pantai selatan dari Cina. Pada awal abad ke- dari bangunan masjid, sekolah
8 ini, ada sebuah pos perdagangan Muslim keagamaan (madrasah), pasar, dan
di Kanton. Garis pantai Malaya tempat tinggal para saudagar;
kosmopolitan dimana pedagang dari d. Adanya pusat tempat tinggal yang
Malabar, Arab dan Afrika tinggal dan terbagi menjadi kelompok etnis, seperti
berinteraksi dengan penduduk asli Melayu kampung China, kampung Arab
dan mandarin China. maupun kampung India.
Terkait dengan perkembangan e. Adanya kawasan luar berupa daerah
Islam di Malaysia Richard Winstead (Osman daerah pinggiran kota,di mana
1989), menyatakan bahwa peralihan ke bermukim para imigran baru dan para
agama Islam dipermudah adanya fakta pengunjung sementara ke kota
bahwa para mubaligh yang datang dari tersebut.
India dahulu mampu menyatukan ajaran
Islam dengan kepercayaan kepercayaan
Bukti lain yang memperkuat adanya mentradisi, maka hal ini memperkuat
kaum Muslimin telah berada di Malaysia bahwa Islam datang ke wilayah Malaysia
adalah adanya sebuah karya, yang adalah pada abad ke 7 Masehi.
bernama Tajul Muluk.Karya ini
mempunyai system geomansi Melayu dan
Pemikiran Politik Islam
terdiri dari prinsip-prinsip metafisika
dalam menentukan tempat atau Pemikiran politik Islam berkembang
merancang bangunan untuk memperbaiki di dunia Islam pada abad klasik, abad
dan mempertahankan keberadaannya. pertengahan dan abad modern. Pada masa
Sistem ini sering dipraktikkan oleh dukun klasik dan pertengahan pada umumnya
dan atau arsitek Malaysia. Topik lain yang digabung, karena perkembangannya tidak
diulas adalah pengobatan herbal, astrologi, mempersoalkan tentang keberadaan
penafsiran mimpi). Dengan demikian kekuasaan pada waktu itu, yakni sistem
menjadi suatu kewajaran jika masyarakat monarki yang berkuasa. Hal ini berbeda
Muslim Malaysia banyak yang melakukan dengan perkebangan pemikiran politik
pemujaan terhadap orang suci, atau Islam pada masa modern.
mendatangi tempat tempat kuburan orang Ibnu Khaldun pernah
suci, yang merupakan bagian contoh dari menyampaikan bahwa penggunaan ajaran
Mistikisme Islam (Milner 1989). agama dan hukum agama sebagai dasar
Oleh sebab itu dapat dilihat pada kebijakan dan peraturan negara itu lebih
kehidupan masyarakat Islam Malaysia, baik dari pada hasil rekayasa otak manusia.
bahwa sampai saat ini sebagian masih Namun ia mengakui bahwa adanya negara
mempercayai dan mengaplikasikan nilai yang tidak mendasarkan kebijakan dan
nilai tradisi kepercayaan mistik. Bahkan peraturan negara atas ajaran agama dapat
dalam arasy budaya yang disandarkan mewujudkan ketertiban, keserasian
pada legal formal, di mana Malaysia secara hubungan antara para warganegaranya,
resmi menjadikan Islam sebagai agama bahkan berkembang dan jaya (Sadzali
negara, kiblat pemahaman syar’inya 1990). Hal ini berarti bagi Ibnu Khaldun
adalah kepada Imam Syafi’i.Dalam tataran agama bukan satu-satunya ajaran yang
ini berarti Islam telah harus dijadikan landasan bernegara, tetapi
mentransformasikan kebudayaan orang masih ada celah untuk mengambil landasan
orang Melayu menjadi etos bagi landasan selain agama yang dapat dijadikan landasan
kehidupan, baik dalam bidang bernegara.
muamalah/sosial maupun kehidupan Hasan al Bana, sebagai tokoh
dalam bidang politik. Ihwanul Muslimin, menyampaikan bahwa
Berdasarkan beberapa imperium kuat ajaran Islam mempunyai cakupan yang
pada abad ke-7 dan arus transportasi laut sangat luas. Ia percaya bahwa Islamadalah
pada selat Malaka telah menjadi wilayah agama yang lengkap, melingkupi segala
kosmopolitan para pedagang, aspek kehidupan, termasuk dalam aspek
sertakeberadaan nilai-nilai politik (Ayubi 1981).
keagamaanIslam yang diaplikasikan Kemudian Ali Abdur Raziq, seorang
masyarakat Malaysia sedemikian ulama Mesir menyataan bahwa negara dan
DAFTAR PUSTAKA
Ayubi, Nazih N. 1981. Political Islam, Religion And Politics In The Arab World,. London And
New York: Rotledge.
Daulay, Hamdan. 2006. “Persaingan Strategi Politik UMNO Dan PAS Di Malaysia (Dari
Wacana Syariat Islam Hingga Konsep Islam Hadhari).” 47(1).
Miller, Erice. 2004. “The Role Of Islam In Malaysian Political Practice.” Journal For Issues
Related To Southwest Asia And Islamic Civilization.
http://fletcher.tufts.edu/~/Media/ Fletcher/ Microsites/ Al
nakhlah/Archives/Pdfs/Miller.Pdf.
Milner, A.C. 1989. Islam Dan Martabat Raja Melayu. Islam Di A. ed. Dkk Ahmad Ibrahim.
Jakarta: LP3ES.
Osman, Mohd. Taib. 1989. Pengislaman Orang Orang Melyu: Suatu Transformasi Budaya.
Islam Di A. ed. Dkk Ahmad Ibrahim. Jakarta: LP3ES.
Raziq, Ali Abd. 1924. Al Islam Wa Ushul Al Hukmi , Bahts Fil Al Khulafat Al Hukmiyah Fi Al
Islam. Kairo: Mathba’ah al Mishra.
Sadzali, Munawir. 1990. Sadzali, MunawirIslam Dan Tata Negara, Ajaran, Sejarah Dan
Pemikiran. Jakarta: UI Press.
Thaba, Abdul Aziz. 1996. Islam Dan Negara Dalam Politik Orde Baru. Jakarta: Gema Insani
Press.