UNIVERSITAS INDONESIA
Mata kuliah (kode) : Metalurgi Las (ENMT803114)
Dosen pengampu : Prof. Dr. Ir. Winarto, M.Sc
Tugas : Tugas 02
Nama Mahasiswa : Harianto (1906432566)
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK MATERIAL & METALURGI
UNIVERSITAS INDONESIA
2020
PROBLEM CHAPTER 1
1.1 It has been suggested that compared to SMAW, the cooling rate is higher
in GMAW and it is, therefore, more likely for heat-affected zone cracking
to occur in hardenable steels. What is the main reason for the cooling rate
to be higher in GMAW than SMAW?
Jawaban:
Alasan utama laju pendinginan lasan pada GMAW lebih tinggi karena
tidak menghasilkan slag/terak yang menutupi lasan sebagai media
insulator (penahan panas) untuk memperlambat laju pendinginan
dibandingkan pengelasan dengan SMAW. Pada SMAW pelindung
logam las berupa fluks, sedangkan pada GMAW pelindung ini berupa
gas. Gas yang dimaksud bisa Inert atau Active.
1.2 The diameter of the electrodes to be used in SMAW depends on factors
such as the workpiece thickness, the welding position, and the joint design.
Large electrodes, with their corresponding high currents, tend to produce
large weld pools. When welding in the overhead or vertical position, do
you prefer using larger or smaller electrodes?
Jawaban:
Elektrode lebih kecil lebih disukai pdaa pengelasan posisi vertical, karena
weld pool yang terbentuk lebih kecil, tegangan permukaan lebih baik dapat
menahan cairan logam pada tempatnya, dan weld pool akan membeku
lebih cepat. Sehingga dapat mengurangi weld pool pecah karena efek
gravitasi
1.3 In arc welding, the magnetic field induced by the welding current passing
through the electrode and the workpiece can interact with the arc and cause
“arc blow.” Severe arc blow can cause excessive weld spatter and
incomplete fusion. When arc blow is a problem in SMAW, do you expect
to minimize it by using DC or AC for welding?
Jawaban:
Dengan arus AC arc blow dapat diminimalisir. Karena gaya
elektromagnetic yang dibangkitkan arus AC berubah-ubah arahnya secara
konstan dibandingkan menggunakan arus DC dimana gaya
elektromagnetiknya ketika arus listrik yang dipakai tinggi dapat mengubah
posisi busur listriknya.
1.4 In the hot-wire GTAW process, shown in Figure P1.4, the tip of the
filler metal wire is dipped in the weld pool and the wire itself is
resistance heated by means of a second power source between the
contact tube of the wire and the workpiece. In the case of steels, the
deposition rate can be more than doubled this way. Do you prefer using
an AC or a DC power source for heating the wire? Do you expect to
apply this process to aluminum and copper alloys?
Filler wire
Tungsten electrode
Wirefeeder
Contact tube
Contact tube Cable 1
Shielding gas nozzle
Arc
2nd Cable 3 Shielding gas
power
source Cable 4
Weld metal
Base metal Weld pool
Figure P1.4
Jawaban:
Sumber daya AC lebih baik untuk memanaskan filler logam kawat supaya
mencegah terjadinya arc blow karena gaya elektromagnetik yang relatif konstan.
Dibandingkan sumber daya DC gaya elektromagnetik dapat diinduksi sekitar
kawat panas yang akan mengubah busur pengelasan, khususnya pada arus DC yang
lebih tinggi.
Proses ini tidak efektif digunakan pada pengelasan logam paduan Al dan Cu karena
hambatan listriknya rendah pada kawat filler tersebut sehingga pemanasan
kawatnya menjadi tidak efektif
1.5 In GTAW the welding cable is connected to the tungsten electrode
through a water-cooled copper contact tube, as shown in Figure 1.11.
Why is the tube positioned near the lower end of the electrode instead
of the top?
Jawaban:
Jika tabung kontak pada GTAW diposisikan dekat atas elektrode
Tungsten . Arus pengelasan akan melewati hampir seluruh panjang
elektrode. Sehingga akan menghasilkan banyak energi pemanasan
pada elektrode dan akan menyebabkan overheating
1.6 Measurements of the axial temperature distribution along the GTAW
electrode have shown that the temperature drops sharply from the
electrode tip toward the contact tube. Why? For instance, with a 2.4- mm-
diameter W–ThO 2 electrode at 150A, the temperature drops from about
3600K at the tip to about 2000K at 5mm above the tip. Under the same
condition but with a W–CeO 2 electrode, the temperature drops from about
2700K at the tip to about 1800K at 5mm above the tip (26). Which
electrode can carry more current before melting and why?
Jawaban:
Elektrode W-La2O3 yang dapat membawa arus lebih sebelum terjadi
overheating dan dikarenakan dapat mengeluarkan elektron pada
ujung temperatur yang lebih rendah seperti grafik diatas
1.7 Experimental results show that in EBW the penetration depth of the weld
decreases as the welding speed increases. Explain why. Under the same
power and welding speed, do you expect a much greater penetration depth
in aluminum or steel and why?
Jawaban:
Ketika kecepatan pengelasan pada EBW meningkat, dengan cepat
berkas energi yang ada dapat menguapkan material benda kerja dan
menghasilkan keyhole yang dalam. Akibatnya kedalaman penetrasi
berkurang. Pada power dan kecepatan pengelasan yang sama,
kedalaman penetrasi pada logam aluminium dapat lebih dalam
daripada baja karena titik lebur Al lebih rendah dibandingkan
material Baja
1.8 How does the working distance in EBW affect the depth–width ratio of the
resultant weld?
Jawaban:
Semakin besar jarak pengerjaan dalam EBW, semakin banyak berkas
elektron dapat menyebar dan mengurangi kepadatan powernya sehingga
dihasilkan penetrasi yang lebih dalam.
1.9 Consider EBW in the presence of a gas environment. Under the same power
and welding speed, rank and explain the weld penetration for Ar, He, and
air. The specific gravities of Ar, He, and air with respect to air are 1.38,
0.137, and 1, respectively, at 1atm, 0°C.
Jawaban:
Semakin berat specific gravity molekul gas-gas yang digunakan dalam EBW,
semakin besar berkas elektron yang akan disebarkan dan menyebabkan
pengurangan kepadatan berkas power sehingga mempengaruhi kedalaman
penetrasi. Ranking gas-gasnya : Ar > Udara > He
1.10 Which arc welding process could have been used for joining the edge weld
of thin-gauge steel shown in Figure P1.10 and why?
Jawaban:
Untuk plat yang tipis 1 mm pengelasan yang terbaik menggunakan
GTAW karena heat inputnya rendah dan dapat digunakan tanpa adanya
filler metal
1.11 Two 15-cm-thick steel plates were joined together in a single pass, as shown
in Figure P1.11.Which welding process could have been used and why?
Steel 15 cm
weld transverse
Steel
15 cm
Figure P1.11
Jawaban:
Untuk plat tebal 15 cm seperti diatas pengelasan supaya bagus
memerlukan filler metal yang banyak. Pengelasan dapat digunakan
dengan metode ESW
