Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(2): 416-420
JIUBJ DOI 10.33087/jiubj.v19i2.676
ISSN 1411-8939 (Online) | ISSN 2549-4236 (Print)
Ellis Mawarni, DKK
Gambaran Pengetahuan Inter Professional Collaboration Pada Profesional Pemberi Asuhan
Di Rumah Sakit Khusus Propinsi Jambi: Kajian
1 2 3 4
Ellis Mawarni , Dachriyanus , Estika Ariany Maisa , Jufri Al Fajri
1
Mahasiswa Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat
2
Dosen Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat
3
Dosen Magister Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat
4
Dosen Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim, Jambi
Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected] ,
[email protected].
Abstract. Interprofessional collaboration (IPC) between nurses and doctors is associated with good outcomes for patients,
especially in hospitalizations. Different professional cultures can be a barrier to nurses and doctors in an IPC effective and efficient.
Effective IPC is important to ensure patient safety. To analyze how the image of Professional Care Givers is different in
implementing IPC at Jambi Special Hospital. The research was cross-sectional, the population were nurses, doctors, pharmacists
and nutritionists in Jambi Province Special Hospital 105 samples. Sampling with total sampling. AITCS research instruments that
have been modified as needed. Most of the application of IPC to Professional Care Givers in Jambi Province Special Hospital both
on the partnership dimension, coordination, shared decision-making is only on the clearest reciprocal differences in the dimension
of cooperation which is more than half less good. Conclusion: It is expected that the special hospital of Jambi Province will
organize more integrated patient center care, which will have consequences for the implementation of the IPC, especially in terms
of perceived cooperation.
Keywords: Inter Professional collaboration, Professional Caregiver, Special Hospital
PENDAHULUAN (Anthoine et al., 2014; Gree et al., 2015; Rousseau et
Berbagai perspektif profesional manajemen risiko al., 2017; Stephens et al., 2016). IPC merupakan
dan keselamatan pasien di Rumah Sakit semakin strategi dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
kompleks (Despins, 2015; Hinde et al., 2016; Mccomb et Strategi IPC bertujuan untuk patient safety,
al., 2015) menurut World Health Organization (WHO), kekurangan SDM, dan mengubah sistem perawatan
(2015) Rumah Sakit merupakan pemberi pelayanan kesehatan yang lebih efektif (National Research Council
kesehatan secara komprehensif, kuratif dan preventif 2000). IPC yang tidak baik akan memberikan dampak
serta sebagai pusat pelatihan dan penelitian bagi tenaga yang tidak baik bagi pihak Rumah Sakit, staf dan pasien
kesehatan. Sedangkan menurut UUD Nomor 44 (2009) sebagai penerima pelayanan. Adapun dampak yang
Rumah Sakit adalah institusi pemberi pelayanan ditimbukan adalah semakin meningkatnya ketidak
kesehatan yang menyediakan pelayanan rawat inap, puasan hingga maraknya tuntutan pasien atau keluarga
rawat jalan, dan gawat darurat. Layanan Rumah Sakit pasien (Tang et al., 2018). Dengan demikian IPC
sebagai sarana kesehatan dalam peningkatan merupakan hal yang penting dalam pelayanan rumah
kesehatan masyarakat. sakit.
Layanan rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu Di Indonesia berdasarkan KKPRS dari tahun 2010
Rumah Sakit Umum (menangani multiple penyakit) dan – tahun 2011 sebanyak 137 insiden. Dari 137 insiden
Rumah Sakit Khusus (menangani single penyakit seperti tersebut Kejadian Nyaris Cidera (KNC) sebesar 40,15%,
RS jiwa, RS mata, RS Jantung, RS Paru, dll) sebagai sedangkan KTD sebesar 55,47% dan 4,38% lainnya
tujuan sarana kesehatan salah satunya menurut UUD (Syam, 2017). Sedangkan insiden yang mengakibatkan
Nomor 44, (2009) yaitu meningkatkan mutu dan kematian 8,76%. Data KTD belum mewakili kejadian
mempertahankan standar pelayanan rumah sakit sebenarnya di Indonesia. Data KTD masih langka untuk
(Goldman et al., 2016; Kitto et al., 2015; Myron et al., ditemukan, tetapi masalah malpraktik mulai banyak
2017; T. Handayani, 2017), dan memberikan terungkap di media informasi. Hal ini terjadi karena
perlindungan terhadap keselamatan pasien. Didunia pelayanan bermutu dan aman bagi pasien di Indonesia
selama 20 tahun terakhir masalah untuk mengurangi masih belum komprehensif. Kolaborasi yang baik akan
bahaya dan meningkatkan keselamatan pasien menjadi menghasilkan outcom yang baik terutama pada PCC.
sorotan penting (Reeves et al., 2017). Maka dari itu Outcome yang dihasilkan pada IPC terhadap PCC
WHO, (2010) mencanangkan patient safety dengan akan baik jika PPA (perawat, dokter, apoteker dan ahli
strategi Inter professional calaboration (IPC) untuk gizi) melaksanakan proses IPC secara efektif (Bosch &
menekan insiden yang merugikan pasien. Mansell, 2015; Bursiek, April A, 2017; Goldman, Joanne,
Inter professional calaboration (IPC) adalah 2016). Dimana menurut Orchard et al., (2018), bahwa
kerjasama antara profesi kesehatan dengan latar praktek IPC dibagi 4 dimensi dalam Assessment of
pendidikan berbeda menjadi satu tim berkolaborasi Interprofessional Team Collaboration Scale (AITCS)
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang meliputi partnerships, Cooperation, Coordination,
efektif (WHO, 2010). IPC menurut Institute of Medicine Shared Decision Making.
(IOM) bekerjasama efektif dalam tim memegang Partnerships merupakan jenis hubungan kerja
peranan utama dalam perbaikan sistem organisasi yang dilandasi hukum antara dua atau lebih orang,
pemberian pelayanan berfokus pada pasien (Patient Cooperation adalah usaha yang dilakukan bersama
Cantared Care), karna lebih aman, efektif dan efisien antara individu atau kelompok manusia untuk mencapai
416
Gambaran Pengetahuan Inter Professional Collaboration Pada Profesional Pemberi Asuhan Di Rumah Ellis Mawarni, DKK
Sakit Khusus Propinsi Jambi: Kajian
tujuan persama dalam organisasi, Coordination menilai sehingga sampel menjadi (n=315). Pengambilan
merupakan sinkronisasi upaya anggota kelompok dalam sampel dengan cara total sampling.
memberikan kesatuan pendapat dan tindakan dalam Pada pemilihan responden dipilih berdasarkan
pencapaian tujuan organisasi, dan Shared Decision kriteria inklusi yang telah ditetapkan (1) Professional
Making atau dalam pengambilan keputusan secara Pemberi Asuhan : Perawat, Dokter, Apoteker, dan Ahli
bersama merupakan sebuah proses dalam semua pihak Gizi yang berpengalaman kolaborasi dalam melakukan
yang bekerja sama dalam mengeksplorasi pendapat asuhan pasien. (2) Bekerja selama minimal 1 tahun.(3)
yang relevan. Dimensi IPC ini sangat perlu diperhatikan bersedia dijadikan responden. Penelitian dilakukan di
dan dijalankan oleh rumah sakit. Rumah Sakit Khusus di Propinsi Jambi yang terdapat
. tenaga Professional Pemberi Asuhan sesuai dengan
METODE PENELITIAN kriteria peneliti.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
menggunakan desain deskriptif dengan cross-sectional. HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi adalah Perawat, Dokter, Apoteker dan Hasil yang didapat dengan distribusi frekuensi
Ahli Gizi di Rumah Sakit Khusus Propinsi Jambi dengan penerapan IPC dimensi partnership, cooperation,
jumlah 105 sampel, perawat (n=77), dokter (n=18), coordination dan shared decision – making pada
apoteker (n=4), ahli gizi (n=6). Sampel yang digunakan profesional pemberi asuhan (Perawat, Dokter, Apoteker
untuk mengetahui IPC di nilai perdimensi yang saling dan Ahli Gizi) di Rumah Sakit Khusus Propinsi Jambi
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan IPC Dimensi Partnership, Cooperation, Coordination dan Shared
Decision – Making pada Profesional Pemberi Asuhan (Perawat, Dokter, Apoteker dan Ahli Gizi) di Rumah
Sakit Khusus Propinsi Jambi (N=315)
No Dimensi Baik Kurang Baik Total
F % f % f %
1 Partnership 175 55.6 140 44.4 315 100
2 Cooperation 155 49.2 160 50.8 315 100
3 Coordination 167 53.0 148 47.0 315 100
4 Shared Decision–Making 163 51.7 152 48.3 315 100
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dsecision-making petugas kesehatannya baik (59,5%
sebagian besar partnership responden di RSK adalah dan 64,8%).
dalam kategori baik (55,6%), sebagian besar Inter Professional Collaboration (IPC) merupakan
cooperation responden di RSK dalam kategori kurang kondisi dimana berbagai profesi kesehatan bekerjasama
baik (50,8%), sebagian besar coordination responden di dengan pasien, keluarga pasien, masyarakat, dan
RSJ dalam kategori baik (53,0%) dan sebagian besar profesi kesehatan lain untuk memberikan pelayanan
shared decision-making responden di RSJ dalam kesehatan dengan kualitas yang terbaik (Hinde et al,
kategori baik (51,7%). Jadi dapat disimpulkan bahwa 2016). Menurut Hardin et al (2018) IPC dalam pelayanan
penerapan IPC PPA di Rumah Sakit Khusus Jiwa perawatan kesehatan adalah ketika terjadinya interaksi
Propinsi Jambi hanya dimensi cooperation yang lebih dari tenaga kesehatan dengan latar belakang
dari separuh kurang baik. professional yang berbeda dengan tujuan memberikan
layanan komprehensif dengan bekerjasama memberikan
Pembahasan pelayanan efektif yang berpusat pada pasien. Hal ini
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dapat mendukung PPA dalam bermitra atau partnership
dilakukan peneliti tentang penerapan dimensi agar terciptanya tim yang berkolaborasi yang efektif.
partnership, cooperation, coordination dan shared Menurut Orchard et al, (2018) elemen dari IPC
decision – making pada profesional pemberi asuhan dalam Assessment of Interprofessional Team
(Perawat, Dokter, Apoteker dan Ahli Gizi) di Rumah Collaboration Scale (AITCS) terdiri dari 4 item yaitu
Sakit Khusus Propinsi Jambi dapat diketahui bahwa partnerships, cooperation, coordination dan shared
sebagian besar partnership responden di RSK adalah decision making. Partnerships atau kemitraan adalah
dalam kategori baik (55,6%), sebagian besar sebagai beberapa pihak, baik pemerintah maupun
cooperation responden di RSK dalam kategori kurang swasta, yang semua orang di dalamnya menjadi mitra
baik (50,8%), sebagian besar coordination responden di atau rekan kerja dalam meraih tujuan bersama dan
RSK dalam kategori baik (53,0%) dan sebagian besar memenuhi kewajiban serta menanggung resiko,
shared decision-making responden di RSK dalam tanggung jawab, sumber daya, kemampuan dan
kategori baik (51,7%). keuntungan secara bersama.
Hasil penelitan ini sejalan dengan penelitian Cooperation atau kerjasama didefinisikan sebagai
Hardin (2018) yang diketahui bahwa sebagian besar pekerjaan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih,
pada nilai partnership yaitu pada dalam kategori baik bekerja sama antar profesi agar dapat mencapai tujuan
(60,6%). Hinde et al (2016) dalam penelitiannya juga yang sebelumnya sudah direncanakan dan disepakati
didapati pada penelitian lebih dari separuh dimensi bersama. Di rumah sakit kerjasama tim sudah menjadi
cooperation kurang baik (54,4%). Lancaster (2015) suatu kebutuhan untuk bisa mewujudkan keberhasilan
menemukan hasil bahwa coordination dan shared dalam mencapai tujuan (Bosch & Mansell, 2015).
417
Gambaran Pengetahuan Inter Professional Collaboration Pada Profesional Pemberi Asuhan Di Rumah Ellis Mawarni, DKK
Sakit Khusus Propinsi Jambi: Kajian
Coordination atau koordinasi adalah suatu dengan mengadakan kegiatan formal dan informal
kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang secara terjadwal dan pelatihan integrasi kerja antar
sederajat untuk bersama mengatur atau menyepakati profesi sehingga IPC PPA dapat berjalan sebagaimana
sesuatu dan saling memberikan informasi, sehingga mestinya.
proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak yang
satu tidak mengganggu pihak yang lainnya (Kitto et al, DAFTAR PUSTAKA
2015). Alexanian, Janet A, et al. (2015). Beyond the Team:
Shared decision-making atau pengambilan Understanding Interprofessional Work in Two
keputusan bersama adalah proses pengambilan North American ICUs*. CCM Journal,
keputusan tentang tindakan asuhan pasien berdasarkan 43(September 2015), 9.
kesepakatan bersama (Orchard et al, 2018). Menurut https://doi.org/10.1097/CCM.0000000000001136
Espin et al, (2015) karakteristik pengambilan keputusan Ali, A., Meyer, C., & Hickson, L. (2018). Patient-centred
bersama meliputi: (a) dua atau lebih peserta terlibat; (b) hearing care in Malaysia: what do audiologists
semua pihak bekerja sama untuk mencapai prefer and to what extent is it implemented in
kesepakatan tentang perawatan yang tersedia; (c) practice? Speech, Language and Hearing, 21(3),
informasi dibagi antara semua individu yang terlibat; dan 172–182.
(d) kesepakatan kolaboratif tercapai untuk perawatan https://doi.org/10.1080/2050571X.2017.1385167
yang akan dilakukan dan diimplementasikan oleh Anggarawati, T., & Sari, N. W. (2016). Kepentingan
Profssional Pemberi Asuhan (PPA). Bersama Perawat-Dokter Dengan Kualitas
PPA di rumah sakit memiliki peranan yang sangat Pelayanan Keperawatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan
penting. Menurut Liu et al, (2016), dalam waktu paling Keperawata, 12(1), 44–54.
lama 24 jam setelah pasien diterima di rawat inap, Anthoine, E., Delmas, C., Coutherut, J., & Moret, L.
perencanaan asuhan dikembangakan. Perkembangan (2014). Development and psychometric testing of
pasien dapat dipantau oleh PPA yang sering a scale assessing the sharing of medical
berhubungan dengan pasien yaitu perawat yang selama information and interprofessional communication:
24 jam berada disamping pasien, kemudian Dokter, The CSI scale. BMC Health Services Research,
Apoteker dan Ahli Gizi. Berdasarkan assesmen ulang 14, 126. https://doi.org/10.1186/1472-6963-14-126
pasien oleh PPA, maka rencana dapat diperbaharui Bosch, B., & Mansell, H. (2015). Interprofessional
sesuai dengan perubahan kondisi pasien. Oleh sebab itu collaboration in health care : Lessons to be
IPC antar PPA harus diperhatikan agar berjalan secara learned from competitive sports. CPJ/RPC,
maksimal. 148(4), 2–5.
Pada penelitian yang telah dilaksanakan oleh https://doi.org/10.1177/1715163515588106
peneliti terlihat bahwa dimensi IPC PPA RSK Provinsi Bursiek, April A, et al. (2017). Use of High-Fidelity
Jambi sebagian besar baik, kecuali dimensi cooperation Simulation to Enhance Interdisciplinary
di RSK, yakni sebagian besar kurang baik (50,8%). Collaboration and Reduce Patient Falls. J Patient
Berdasarkan analisis kuesioner yang dilakukan oleh Safety, 00(00), 1–6.
peneliti, dapat diketahui bahwa sumber utama dari Calpe, L. B., Fernández, B. M., & Martínez, E. R. (2016).
kurang baiknya cooperation di RSK terlihat dari distribusi Análisis de la intensidad de colaboración
jawaban kuesioner nomor 8 tentang cooperation, profesional entre enfermeras en un área de
menurut 17,9% dan 36,8% responden menilai bahwa críticos. Enfermería Intensiva, (xx), 1–7.
Perawat dan Dokter di RSK jarang mendengarkan dan https://doi.org/10.1016/j.enfi.2015.12.001
mempertimbangkan pendapat anggota lain terkait Connor, P. O., Dea, A. O., Lydon, S., Offiah, G., Scott,
proses rencana perawatan individu. J., Flannery, A., … Byrne, D. (2016). A mixed-
Dampak dari kolaborasi pada tim dapat methods study of the causes and impact of poor
mempengaruhi angka mortalitas, tingginya komplikasi, teamwork between junior doctors and nurses.
panjang lama hari rawat, tinggi biaya pengobatan, International Journal for Quality in Health Care, 1–
kepuasan pasien (Liu et al, 2016; Vestergaard & 7. https://doi.org/10.1093/intqhc/mzw036 Despins,
Nørgaard 2017), Menurut Liu, Gerdtz, & Manias (2016), L. A. (2015). Patient safety and collaboration of
Vestergaard & Nørgaard (2017), dampak negatif the intensive care unit team. Critical Care Nurse,
tersebut ada yang mengakibatkan medical error , 29(2), 85–91. https://doi.org/10.4037/ccn2009281
nursing error atau kejadian tidak diharapkan (KTD). Oleh Dewi, W. N., Evans, D., Bradley, H., & Ullrich, S. (2013).
karena itu diharapkan PPA dapat menjadi tim yang solid. Person-centred care in the indonesian health-care
Oleh karena itu, untuk menciptakan kerjasama system. International Journal of Nursing Practice,
yang baik pada PPA di RSK, memaksimalkan asuhan 20(6), 616–622. https://doi.org/10.1111/ijn.12213
yang diberikan pada pasien dan untuk menghindari Donovan, A. L., Aldrich, J. M., Gross, A. K., Barchas, D.
munculnya perasaan tidak dihargai pada tim lainnya M., Thornton, K. C., Schell-chaple, H. M., …
serta untuk efektifnya waktu dan ikatan kerja, maka Lipshutz, A. K. M. (2018). Interprofessional Care
peneliti berharap pada pihak PPA RSK khususnya and Teamwork in the ICU. Ccmjournal, 1–11.
Perawat dan Dokter untuk saling mendengarkan dan https://doi.org/10.1097/CCM.0000000000003067
mempertimbangkan pendapat dari anggota tim lainnya. Elrifda, S. (2011). Budaya Patient Safety dan
Selain itu peneliti berharap pihak RSK agar dapat Karakteristik Kesalahan Pelayanan : Implikasi
melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan Kebijakan di Salah Satu Rumah Sakit di Kota
hubungan baik dan kerjasama antar profesi seperti Jambi Patient Safety Culture and Healthcare Error
418
Gambaran Pengetahuan Inter Professional Collaboration Pada Profesional Pemberi Asuhan Di Rumah Ellis Mawarni, DKK
Sakit Khusus Propinsi Jambi: Kajian
Characteristics : Implication of Policy at A Hospital Notoatmojodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian
in, 6(05), 67–76. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Retrieved from
Godden-webster, A., & Murphy, G. (2014). http://www.digilib.unipdu.ac.id/beranda/index.php?
Interprofessional Collaboration in Practice : A p=show_detail&id=3563
Guide for Strengthening Student Learning O’Sullivan, R. G. (2012). Collaborative Evaluation within
Experiences. Dalhousie University. a framework of stakeholder-oriented evaluation
Goldman, Joanne, at el. (2016). A sociological approaches. Evaluation and Program Planning,
exploration of the tensions related to 35(4), 518–522.
interprofessional collaboration in acute-care https://doi.org/10.1016/j.evalprogplan.2011.12.005
discharge planning, 1820(April). Orchard, C. A., King, G. A., Khalili, H., & Bezzina, M. B.
https://doi.org/10.3109/13561820.2015.1072803 (2012). Assessment of Interprofessional Team
Green, B. N., & Johnson, claire D. (2015). Collaboration Scale (AITCS): Development and
Interprofessional collaboration in research, Testing of the Instrument. J CONTINUING
education, and clinical practice: working together EDUCATION IN THE HEALTH PROFESSIONS,
for a better future. J Chiropr Education, 29(1), 1– 1(32), 58–67. https://doi.org/DOI: 10.1002/chp
10. https://doi.org/10.7899/JCE-14-36 Orchard, C., Pederson, L. L., Read, E., Mahler, C., &
Hamlan, N. M. (2015). The Relationship Between Inter- Laschinger, H. (2018). Assessment of
Professional Collaboration , Job Satisfaction , and Interprofessional Team Collaboration Scale
Patient Safety Climate for Nurses in a Tertiary- (AITCS). Journal of Continuing Education in the
Level Acute Care Hospital, (September 2015). Health Professions, 38(1), 11–18.
Hardin, L., Kilian, A., & Spykerman, K. (2018). https://doi.org/10.1097/CEH.0000000000000193
Competing health care systems and complex Permenkes. Peraturan Mentri Kesehatan Republik
patients : An inter-professional collaboration to Indonesia Nomor 26 Tahun 2013 Tentang
improve outcomes and reduce health care costs. Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga
Journal of Interprofessional Education & Practice, Gizi (2013). Jakarta.
7(2017), 5–10. Permenkes. Peraturan Mentri Kesehatan Republik
https://doi.org/10.1016/j.xjep.2017.01.002 Indonesia Nomer 35 Tahun 2014 Tentang Standar
https://doi.org/10.1177/0046958018754739 Pelayanan Kefarmasian di Apotek (2014). Jakarta.
Hinde, T., Gale, T., Anderson, I., Roberts, M., Sice, P., PPNI. (2005). Standar Kompetensi Persatuan Perawat
Hinde, T., … Sice, P. (2016). A study to assess Nasional Indonesia ( PPNI ). Jakarta. Retrieved
the influence of interprofessional point of care from
simulation training on safety culture in the ebookduniakesehatan.files.wordpress.com/2014/1
operating theatre environment of a university 1/...
teaching hospital. Journal of Interprofessional Reeves, S., Clark, E., Lawton, S., Ream, M., & Ross, F.
Care, 30(10 April 2015), 251–253. (2017). Examining the nature of interprofessional
https://doi.org/10.3109/13561820.2015.1084277 interventions designed to promote patient safety :
Holmes, D. (2018). Teori Komunikasi Media Teknologi a narrative review, 29(February), 144–150.
Dan Masyarakat (II). Yogayakarta: Pustaka https://doi.org/10.1093/intqhc/mzx008
Pelajar Kh. Regan, S., & Regan, S. (2015). The influence of
JCI, & WHO. (2007). Communication During Patient empowerment , authentic leadership , and
Hand-Overs, 1(May). professional practice environments on nurses ’
Kitto, S., Marshall, S. D., Mcmillan, S. E., Shearer, B., perceived interprofessional collaboration, 1–8.
Buist, M., Grant, R., … Wilson, S. (2015). Rapid https://doi.org/10.1111/jonm.12288
response systems and collective ( in ) Robbin, S. p., Judge, T. A., & Millet, B. (2015).
competence : An exploratory analysis of Organizational Behavior : The Essentials (16th
intraprofessional and interprofessional activation ed.). english: Pearson Education. Retrieved from
factors, 1820(4), 340–346. books.google.com
https://doi.org/10.3109/13561820.2014.984021 Rokhmah, N. A., & Anggorowati. (2017). Komunikasi
Komisi Akriditasi Rumah sakit. (2017). Standar Nasional efektif dalam praktek kolaborasi interprofesi
Akriditasi Rumah sakit (SNARS)_edisi1 (1st ed.). sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan.
jakarta. Journal of Health Studies, 1(maret 2017), 65–71.
Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2003). Leardership Romijn, A., Teunissen, P. W., Bruijne, M. C. De,
Roles and Management Functions In Nursing: Wagner, C., & Groot, C. J. M. De. (2017).
Theory and Application (4th ed.). USA: Lippincott Interprofessional collaboration among care
Williams & Wilkins. professionals in obstetrical care : are perceptions
Martin, J. S., Ummenhofer, W., Manser, T., & Spirig, R. aligned ? BMJ Quality & Safety, 0(26 September
(2010). Interprofessional collaboration among 2017), 1–8. https://doi.org/10.1136/bmjqs-2016-
nurses and physicians : making a difference in 006401
patient outcome. Of Medical Sciences, (1
September 2010), 1–7. Rousseau, C., Pontbriand, A., & Nadeau, L. (2017).
https://doi.org/10.4414/smw.2010.13062 Perception of Interprofessional Collaboration and
Ndraha, T. (2011). Kybernology (Ilmu Pemerintahan Co-Location. J Can Acad Child Adolesc
Baru) 2 (2nd ed.). jakarta: Rineka Cipta. Psychiatry, (27 juni 2017).
Sani K, F. (2016). Metodologi Penelitian Farmasi
419
Gambaran Pengetahuan Inter Professional Collaboration Pada Profesional Pemberi Asuhan Di Rumah Ellis Mawarni, DKK
Sakit Khusus Propinsi Jambi: Kajian
Komunitas dan Eksperimental (I). Yogyakarta: Undang-undang Nomor 44. Undang-Undang Republik
Budi Uama. Indonesia Nomer 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Scotten, M., Laverne, E., Malicoat, A., & Paolo, A. M. Sakit (2009). Jakarta. Retrieved from
(2015). Minding the gap : Interprofessional www.hukumonline.com
communication during inpatient and post Vestergaard, E., & Nørgaard, B. (2017).
discharge chasm care §. Patient Education and Interprofessional collaboration : An exploration of
Counseling, 98(17 maret 2015), 895–900. possible prerequisites for successful
https://doi.org/10.1016/j.pec.2015.03.009 implementation. Journal of Interprofessional Care,
Siegler, E. L., & Whitney, F. W. (2000). Kolaborasi 00(00), 1–11.
Perawat-Dokter. (M. Ester, Ed.) (1st ed.). Jakarta: https://doi.org/10.1080/13561820.2017.1363725
Buku Kedokteran EGC. Vittadello, F., Mischo-kelling, M., Wieser, H., Cavada, L.,
Siga, P. kKnisius, Novieastari, E., & Suhendri, A. (2018). Naletto, C., Fink, V., … Cavada, L. (2017). A
Optimalisasi Pelaksanaan Discharge Planning. multiple-group measurement scale for
Chmk Nursing Scientific Journal, 2(April). interprofessional collaboration : Adaptation and
Soekanto, S. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar (1st validation into Italian and German languages.
ed.). Jakarta: Rajawali perss. Journal of Interprofessional Care, 00(020 oktober
Stephens, T., Hunningher, A., Mills, H., & Freeth, D. 2017), 1–8.
(2016). An interprofessional training course in https://doi.org/10.1080/13561820.2017.1396298
crises and human factors for perioperative teams Wang, C., & Chen, Y. (2017). Reimbursement and
teams. Journal of Interprofessional Care, 1820(17 hospital competition in China. Economic
June). Research-Ekonomska Istraživanja, 9664, 1–15.
https://doi.org/10.1080/13561820.2016.1185096 https://doi.org/10.1080/1331677X.2017.1340177
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. WHO. (2010). Human Resources for Health Framework
(Setiyawami, Ed.) (1st ed.). Bandung: Alfabeta. for Action on Interprofessional Education &
Retrieved from www.cvalfabeta.com Collaborative Practice.
Sullivan, T. (2018). Institute of Medicine Report – The Zhao, J., Gao, S., Wang, J., Liu, X., & Hao, Y. (2016).
Future of Nursing: Leading Change, Advancing Differentiation between two healthcare concepts:
Health. Nepal. Retrieved from Person-centered and patient-centered care.
https://www.policymed.com/2011/02/institute-of- International Journal of Nursing Sciences, 3(31
medicine-report-the-future-of-nursing-leading- agustus), 398–402.
change-advancing-health.html https://doi.org/10.1016/j.ijnss.2016.08.009
Syam, N. S. (2017). Implementasi Budaya Keselamatan
Pasien Oleh Perawat di Rumah Sakit Ibnu Sina
Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat, 11(2),
174–180.
T. Handayani, V. et. a. (2017). Segmentasi Geografi dan
Perilaku Berpengaruh terhadap Keputusan
Memilih Layanan Rawat Inap di Rumah Sakit.
Jurnal Kedokteran Brawijaya, 29(februari 2017),
255–260.
https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2017.029.03.13
Tang, T., Lim, M. E., Mans, E., Mclachlan, A., & Quan,
S. D. (2018). International Journal of Medical
Informatics Clinician user involvement in the real
world : Designing an electronic tool to improve
interprofessional communication and collaboration
in a hospital setting, 110(July 2017), 90–97.
https://doi.org/10.1016/j.ijmedinf.2017.11.011
Temkin-Greener, H., Gross, D., Kunitz, S. J., &
Mukamel, D. (2004). Measuring interdisciplinary
team performance in a long-term care setting.
Medical Care, 42(5), 472–481.
https://doi.org/10.1097/01.mlr.0000124306.28397.
e2
Undang-Undang. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran (2004). Jakarta. Retrieved from
luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU29-
2004PraktikKedokteran.pdf
Undang-Undang. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomer 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
(2014). jakarta. Retrieved from
www.hukumonline.com
420