Jurnal Managed Care Di Puskesmas
Jurnal Managed Care Di Puskesmas
Abstract
As the site of the first level of health care, Puskesmas has a role that is essential
for the success of JKN in Indonesia. Therefore, the success of JKN largely determined
by Puskesmas, in particular towards healing a patient that can covered in Puskesmas,
which do not need to get a reference to the hospital (Rumah Sakit).
The main purpose of this study is : the first, identify the availability of medical and
non-medical personnel at the primary level health facility, identify the characteristics
of the national healthcare services at the primary level health facility, identify the
conditions of the existance health service of facilities and infrastructure at the
primary level health facilities. Second, identify procedure and delivery system capital
funding on the primary level health facility, identify the constraints and barriers to health
services at the primary level health facility, identify the membership of national health
coverage, identify related community perceptions of health services at the
primary level health facility, based on these two steps, then strategize implementation
of optimization of national health Assurance Program through the enhancement
and strengthen of primary health facilities services with the approach of
the Gate Keeper in Managed Care in the framework of the attainment of Universal Health
Coverage in Malang City.
The design of this research is the combination of various research methods which
include descriptif research, policy research and action research. Based on the research
results, there are still some obstacles and constraints of Puskesmas as the first level health
facilities : a) aspects of the service , b) aspects of human resources, c) aspects of
management, d) aspects of facilities and infrastructure.
55
kesehatan berjenjang. Konsep ini Demikian juga obat-obatan, yang selama
memungkinkan kualitas pelayanan dan ini merupakan porsi yang besar di dalam
pembiayaan kesehatan dapat pembiayaan kesehatan, perlu dilakukan
diselenggarakan seefisien mungkin, tidak kontrol khasiat dan harganya.
boros, mencegah pemakaian yang Diberlakukan semacam daftar standar dan
berlebihan (over utilization) atau pemberian plafon harga obat sehingga pengunaan
pelayanan kesehatan yang tidak perlu obat rasional, tidak berlebihan dan tidak
(unnecessary untilization), bahkan kurang.Dengan konsep pelayanan
kemungkinan penyalahgunaan (abuse of semacam ini pelayanan kesehatan yang
care). Untuk itu, perlu pemahaman, diberikan sesuai kebutuhan medik pasien,
disiplin dan dukungan semua pihak bukan keingginan perorangan. Dengan
terkait, baik peserta maupun pemberi efisiensi seperti itu, biaya pelayanan
pelayanan kesehatan (kalangan dokter dan kesehatan dapat terselenggara secara
rumah sakit). Begitu pentingnya introduksi optimal, tidak boros sebagaimana sistem
managed healthcare itu, dalam UU No. 20 fee for services yang ada selama ini.
tahun 2004 termaktud prosedur-prosedur Adapun gate keeper in managed care
dan prinsip-prinsip yang perlu dapat didefinisikan sebagai dokter yang
dilaksanakan. Intinya, antara sistem berwenang mengatur pelayanan
pelayanan dan pembayaran diintegrasikan. kesehatan bagi peserta, sekaligus
Sistem pelayanan diselenggarakan secara bertanggung jawab dalam rujukan
berjenjang sehingga sesuai keahlian dan pelayanan kesehatan lanjutan sesuai
teknologi kedokteran yang diperlukan. kebutuhan medis peserta. Adapun tugas
Kebebasan peserta untuk memperoleh gate keeper dalam managed care adalah :
layanan kesehatan ditertibkan melalui a) menyelenggarakan pelayanan kesehatan
konsep dokter keluarga dan rujukan. dasar untuk memenuhi kebutuhan
Kebebasan peserta untuk memperoleh kesehatan peserta secara paripurna,
pelayanan kesehatan ditertibkan melalui terpadu dan bermutu; b) mengatur
dokter keluarga dan rujukan. Pembayaran pelayanan kesehatan lanjutan melalui
jasa pelayanan kesehatan diselenggarakan sistem rujukan; c) penasehat, konselor dan
dengan menghapus sistem fee for services pendidik untuk mewujudkan keluarga
yang telah kita kenal selama ini, dengan sehat; d) manajer sumberdaya. Sedangkan
memperkenalkan pembayaran sistem fungsi gatekeeper adalah menjaga
kapitasi, paket pradana atau prospective masyarakat, keluarga, individu tetap sehat
payment system. dengan memperhatikan pola hidup sehat,
menjauhkan at risk, individual/mass
Gambar 2. Prosedur Pelayanan Kesehatan screening, diagnosa dini, prompt treatment
Program Jaminan Kesehatan Nasional Sumber : dan rehabilitasi.
BPJS Kesehatan, 2014
Penelitian Pendahuluan dan
PenelitianYang Relevan
Kehadiran Program Jaminan
Kesehanan Nasional (JKN) memberikan
harapan baru bagi masyarakat yang selama
ini mengeluhkan mahalnya biaya
kesehatan di negeri ini. Disamping itu,
melalui Program Jaminan Kesehatan
Nasional upaya peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan terus berbenah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
56
Beberapa penelitian yang dapat menjadi P-Care.
acuan awal adalah penelitian dengan judul
“Survei Nasional Kepuasan Peserta dan METODE PENELITIAN
fasilitas Kesehatan BPJS Kesehatan
2014’’ dilakukan oleh Myriad tahun 2014 Rancangan Penelitian
di 24 Kabupaten/Kota dengan jumlah Rancangan penelitian ini merupakan
responden 17.280 responden. Hasil kombinasi dari berbagai metode
penelitian menunjukkan bahwa ada penelitian yang meliputi penelitian
kecenderungan Fasilitas Kesehatan non desktriptif, penelitian kebijakan (policy
pemerintah memiliki tingkat kepuasan research) dan penelitian tindakan (action
yang sedikit lebih tinggi dari Fasilitas research). Dalam penelitian ini pendekatan
kesehatan pemerintah, baik di tingkat partisipatif dilakukan dengan menekankan
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama pada pelibatan berbagai aktor utama dalam
(FKTP) maupun di tingkat Fasilitas program jaminan kesehatan nasional.
Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL). Pendekatan partisipatif ini diterapkan
Sedangkan berkaitan dengan tingkat pada tahap pengumpulan informasi
kepuasan menunjukkan 81% Peserta BPJS melalui Workshop, FGD, dan wawancara.
Kesehatan menyatakan puas dengan Adapun obyek penelitian meliputi ; 1)
pelayanan yang diberikan oleh fasilitas Kepala puskesmas, 2) Dokter puskesmas,
kesehatan dan BPJS Kesehatan. 3) Dinas Kesehatan, 4) Badan Pelaksana
Penelitian senada juga dengan judul Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan,
“Kajian Kesiapan Puskesmas dalam 5) Bappeda dan 6) stakeholder terkait
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan sebagai pendukung program Jaminan
Program Jaminan Kesehatan nasional” Kesehatan Nasional di Kota Malang.
dilakukan oleh Tim Nasional Percepatan Sedangkan metode sampling yang
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) digunakan purposive sampling dan
Republik Indonesia tahun 2014. Hasil mendasarkan kerangka sampling yang
penelitian tersebut memberikan telah disusun sesuai dengan kriteria yang
kesimpulan Pada umumnya puskesmas ditetapkan pada masing- masing obyek
relatif siap memberikan pelayanan penelitian. Metode analisis yang
kesehatan program JKN, meskipun masih digunakan dalam penelitian ini adalah
menghadapi kendala diantaranya i) MPA (Methodology for Partisipatory
Kekurangan tenaga kesehatan untuk Assesment) dan Metode ZOPP (Ziel
jenis/profesi/jabatan tertentu, terutama Oriertierte Project Planning) yang
dokter gigi, farmasi/apoteker, analis disesuaikan dengan tujuan penelitian.
kesehatan, keterapian fisik, tenaga gizi, Dalam rangka menghasilkan strategi
dan keteknisan medis, ii Seluruh optimalisasi, roadmap dan naskah
Puskesmas menghadapi keterbatasan obat- kebijakan tentang Jaminan Kesehatan
obatan, laboratorium dan alat kesehatan, Nasional di Kota Malang. penelitian ini
sehingga menyebabkan pelayanan dibagi dalam dua tahapan penelitian yang
penegakan terhadap 155 diagnosa penyakit setiap tahapan dilaksanakan selama satu
yang diharapkan dapat ditangani di tingkat tahun anggaran. Adapun tahapan penelitian
puskesmas tidak dapat diberikan secara tersebut meliputi :
menyeluruh, iii) Belum tersedia jaringan
internet, keterbatasan perangkat komputer,
dan tidak adanya SDM yang menguasai
teknologi informasi sehingga berdampak
pada kesulitan dalam pengoperasian
aplikasi sistem informasi manajemen
57
HASIL PENELITIAN daerah yang jauh dari sarana pelayanan
rujukan, puskesmas dilengkapi dengan
Karakteristik Pelayanan Kesehatan fasilitas rawat inap. Dalam pelaksanaan
Program Jaminan Kesehatan Nasional kajian dilaksanakan Kota Malang terpilih
pada Puskesmas Kota Malang. dengan sampel fasilitas kesehatan primer
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan yang dikunjungi sebanyak 15 puskesmas.
Republik Indonesia No. 71 Tahun 2013 Pelayanan kesehatan dasar bagi
tentang Pelayanan Kesehatan pada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Jaminanan Kesehatan Nasional menjelaskan dapat dilakukan pada Puskesmas wilayah
bahwa Fasiltas Kesehatan Tingkat Pertama terdekat. Berkaitan dengan pelayanan
(FKTP) merupakan tempat pelayanan kesehatan masyarakat, maka puskesmas
kesehatan perorangan yang bersifat non memiliki 2 (dua) kategori yakni puskesmas
spesialistik (primer) meliputi pelayanan dengan pelayanan non rawat inap dan
rawat jalan dan rawat inap. Untuk pelayanan puskesmas dengan pelayanan rawat inap.
rawat jalan hanya untuk keperluan Dalam kegiatan kajian ini, puskesmas
observasi, diagnosis, pengobatan, dan/atau selaku Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
pelayanan kesehatan lainnya. Sedangkan (FKTP) dapat diklasifikasikan ke dalam 2
pelayanan rawat inap untuk keperluan (dua) jenis puskesmas dengan mendasar
observasi, perawatan, diagonisis, tingkat pelayanan yakni 5 (33,3%)
pengobatan, dan/atau perawatan medis puskesmas rawat inap dan 10 (66,6%)
lainnya, dimana peserta dan/atau anggota puskesmas non rawat inap. Keberadaan
keluarganya dirawat inap paling singkat 1 puskesmas rawat inap sangat membantu
(satu) hari. Adapun dalam Program Jaminan pelayanan kesehatan tingkat primer bagi
Kesehatan Nasional (JKN) untuk Fasilitas masyarakat yang sangat jauh dari jangkauan
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) antara fasiltas kesehatan. Untuk puskesmas di
lain : Puskesmas, Praktek Dokter, Praktek daerah yang relatif padat penduduk dan
Dokter Gigi, Klinik Pratama dan Rumah akses ke sarana kesehatan lainnya sangat
Sakit Tipe D. sulit, maka puskesmas dapat berperan dapat
Dalam pelayanan kesehatan Program berperan sebagai pusat pelayanan kesehatan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang rawat jalan dan rawat inap. Pelayanan
menjadi fokus sampel kajian adalah kesehatan di tingkat puskesmas masih
Puskesmas. Puskesmas atau Pusat membayar, menginggat kemampuan
Kesehatan Masyarakat adalah unit pemerintah daerah dalam penyediaan
pelaksana teknis dinas kesehatan anggaran kesehatan yang bersumber dari
kabupaten/kota yang bertanggung jawab APBD sangat minim dan namun bagi
menyelenggarakan pembangunan kesehatan peserta JKN gratis bagian komitmen bagi
di suatu wilayah kerja. Sebagai penerintah daerah dalam pelayanan
penyelenggara pembangunan kesehatan, kesehatan tingkat primer.
puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, yang di tinjau dari Sisten
Kesehatan Nasional merupakan pelatanan
kesehatan tingkat pertama (Depkes RI,
2009). Pada saat ini puskesmas telah
didirikan hampir di seluruh pelosok tanah
air. Untuk menjangkau wilayah kerjanya
puskesmas diperkuat dengan puskesmas
pembantu, puskesmas keliling dan untuk
58
Gambar 1 terjadwal, maka pelayanan kesehatan pada
Sebaran Puskesmas di Kota Malang para pasien dapat dioptimalkan selama
rentang jam pelayanan. Jam pelayanan juga
sangat berpengaruh terhadap jumlah pasien
yang dapat di tangani secara rata-rata
perhari oleh dokter dan perawat di
puskesmas. Namun jumlah pasien yang
dapat ditangani oleh dokter dan perawat di
puskesmas, juga sangat dipengaruhi faktor
jarak antara rumah dengan puskesmas.
Hasil penelitian TNP2K menjelaskan fakta
Sumber : Data Sekunder, diolah (2016) menunjukkan bahwa 94,2% rumah tangga
dapat mengakses fasilitas kesehatan dalam
Puskesmas sebagai pelayanan jarak kurang hari 5 km dan 97,4% rumah
kesehatan primer yang terjangkau dan masih tangga dapat mengakses fasilitas kesehatan
dibutuhkan masyarakat, serta berperan dalam waktu kurang dari 60 menit.
penting bagi implementasi program Jaminan Harus diakui bahwa kondisi pelayanan
Kesehatan Nasional (JKN). Hal tersebut puskesmas di lokasi kajian, dilihat dari
tidak terlepas fungsinya sebagai gate keeper sebaran dan kualitas layanan kesehatan
atau penentu apakah peserta membutuhkan memang belum baik dan belum memenuhi
rujukan ke fasilitas kesehatan sekunder harapan banyak pihak. Sebaran fasilitas
(seperti klinik dokter spesialis dan rumah kesehatan dan dokter masih terkonsentrasi
sakit) atau tidak. Salah satu bagian penting pada daerah-daerah yang jumlah
dalam pelayanan kesehatan di tingkat penduduknya padat. Pada puskesmas yang
puskesmas adalah jadwal dan waktu berada pada daerah dengan kepadatan
pelayanan puskesmas yang menjelaskan penduduk yang tinggi tentunya jumlah
tentang kepastian pelayanan di setiap pasien yang membutuhkan pelayanan
puskesmas. kesehatan semakin banyak dan sebaliknya.
Jadwal pelayanan kesehatan bagi Hal tersebut dapat ditemui pada 4
pasien di tingkat puskesmas untuk hari puskesmas yang jumlah pasien harian yang
Senin s.d Kamis sebanyak 7 (tujuh) per hari. dapat dilayani perhari melebihi 150 pasien
Untuk pelayanan kesehatan bagi pasien hari perhari. Pelayanan kesehatan di puskesmas
Jumat sebanyak 4 (empat) jam perhari, dan dengan adanya program Jaminan Kesehatan
hari Sabtu sebanyak 6 (enam) jam perhari. Nasional (JKN) tentunya akan menjadikan
Jumlah jam pelayanan di puskesmas yang beban tambahan bagi para tenaga medis dan
semakin banyak menentukan bagi akses non medis, hal tersebut dikarenakan masih
pasien untuk dapat mendapat kepastian belum adanya sistem penghubung antara
pelayanan kesehatan. Namun untuk BPJS Kesehatan dan Puskesmas untuk
pelayanan kesehatan bagi pasien yang melakukan pemantauan terhadap terhadap
terletak pada daerah yang terpencil dan sistem administrasi pelayanan kesehatan di
dokter dan perawat berada dalam wilayah tingkat puskesmas.
tersebut, maka jam pelayanan kesehatan
pada puskesmas dapat dilakukan setiap saat Kondisi Ketersediaan Tenaga Medis dan
sewaktu-waktu. Manakala terdapat pasien Non Medis pada Puskesmas Kota Malang
yang mendadak untuk segera di tanggani di Dalam pelayanan kesehatan di
tenaga medis dan non medis yang ada di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
puskesmas tersebut. (FKTP) keberadaan dan dukungan Sumber
Dengan pelayanan kesehatan bagi Daya Manusia Kesehatan (SDMK) yang
pasien di tingkat puskesmas yang telah meliputi Tenaga Medis dan Tenaga Non
59
Medis sangat penting. Adapun ketentuan kondisi tersebut, sebaran dan kualitas
yang berlaku di tingkat Puskesmas harus pelayanan kesehatan yang dilakukan di
memiliki Sumber Daya Manusia Kesehatan puskesmas memang belum memenuhi
(SDMK) yang tenaga tetap meliputi tenaga harapan banyak pihak. Kondisi di lapangan
medis dan penunjang medis, tenaga menunjukkan hambatan yang penting dalam
keperawatan, tenaga kefarmasian dan tenaga pelayanan kesehatan adalah ketidak
non kesehatan. Secara umum ketersedian tersediaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
tenaga medis dan non medis pada tingkat (SDMK) dalam jumlah, jenis, kualifikasi,
puskesmas telah teridentifikasi dalam data serta kapabilitas yang sesuai dengan
Rifaskes 2011, namun demikian dalam kebutuhannya nyata di lapangan dalam
kajian juga melakukan pendataan ulang pelaksanaan program Jamina Kesehatan
sesuai kondisi lapangan. Nasional (JKN). Akan sulit bagi puskesmas
Tabel 2. dalam melaksanakan pelayanan kesehatan,
Data Rasio SDM Kesehatan berbanding Jumlah apabila kompoten penting yang utama
Penduduk per Puskesmas. tersebut masih belum memenuhi standart
pelayanan minimum yang harus
dilaksanakan oleh puskesmas.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh Tenaga Medis dan Non Medis juga
harus didukung dengan fasilitas layanan
kesehatan yang lengkap dan terjangkau
Sumber : data sekunder, diolah (2016)
sehingga mampu melakukan diagnosis
terhadap pernyakit pasien. Dengan adanya
Data lapangan menunjukkan terdapat fasilitas layanan kesehatan yang lebih baik
perbedaan jumlah Sumber Daya Manusia dari ketersediaan peralatan kesehatan,
Kesehatan (SDMK) di berbagai jabatan, jika tenaga medis dan non medis yang handal,
dibandingkan data Rifaskes 2011. Untuk ketersediaan bahan medis dan bahan habis
seluruh jabatan yang ada pada 15 puskesmas pakai, ketesediaan obat essensial maupun
kajian, menunjukkan terdapat kekurangan penampilan fisik yang memadai sangat
SDMK. Untuk jabatan dokter spesialis pada dibutuhkan untuk memberikan pelayanan
seluruh puskesmas di lokasi kajian belum sesuai kebutuhan medis.
terisi/kosong. Jumlah kekurangan SDMK Berdasarkan data pada tabel di atas,
terbesar di 15 puskesmas kajian ada pada menunjukkan rasio ideal antara SDM
jabatan perawat yang mempunyai fungsi Kesehatan dengan berbanding jumlah
strategis dalam pelayanan kesehatan tingkat penduduk berdasarkan Standar Kemenkes
pertama dan kekurangan SDMK pada sangat jauh dibanding dengan kondisi hasil
jabatan lainnya adalah tenaga kesehatan kajian. Dengan berpedoman pada standar
masyarakat. Ketersediaan SDMK di tingkat Kemenkes, maka rasio SDM Kesehatan
puskesmas, sangat penting menginggat pada Puskesmas penelitian, tidak ada
fungsi puskesmas sebagai gate keeper. satupun yang memenuhi standar Kemenkes.
Terkait dengan fungsi gate keeper tersebut Berdasarkan Peraturan Menteri
harus dibarengi dengan peningkatan Kesehatan No. 28 Tahun 2014 tentang
kemampuan dan keterampilan tenaga medis Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
dipuskesmas dan dibarengi dengan Kesehatan Nasional (JKN) menjelaskan
penyesuaian imbalan layak. Perbandingan kepesertaan program Jaminan Kesehatan
data pada beberapa puskesmas di atas Nasional (JKN) terdiri atas 2 kelompok
menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga yaitu : a) Peserta Penerima Bantuan Iuran
medis dan non medis sangat beragam dan (PBI) jaminan kesehatan adalah fakir miskin
penyebarannya kurang merata. Dengan dan orang tidak mampu dan b) Peserta
60
bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI) terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan
jaminan kesehatan adalah pekerja penerima jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
upah dan anggota keluarganya, Pekerja Adapun keperuntukan dana kapitasi yang
bukan penerima upah dan anggota diterima oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat
keluarganya, serta bukan Pekerja dan Pertama (FKTP) dari Badan Penyelenggara
anggota keluarganya. Peserta Penerima Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
bantuan Iuran (PBI) dalam JKN dibayari dimanfaatkan seluruhnya untuk : a)
pemerintah, Selain itu untuk peserta pembayaran jasa pelayanan kesehatan dan
mandiri, ada 3 (tiga) kelas yang bisa dipilih ib) dukungan biaya operasional pelayanan
peserta mandiri, yakni kelas III dengan kesehatan. Dalam program Jaminan
premi Rp. 25.500 perbulan, kelas II dengan Kesehatan Nasional (JKN) dukungan bagi
premi Rp. 42.500 perbulan dan kelas I dana operasional puskesmas sangat
dengan premi Rp. 59.500 perbulan. bergantung dengan Dana Kapitasi. Secara
Kondisi kepesertaan Jaminan umum besaran dana kapitasi dan alokasi
Kesehatan Nasional (JKN) pada 15 pengunaan Dana Kapitasi diatur dalam
puskesmas di Kota Malang telah mencapai Perpres No. 32/2014, Permenkes 19/2014,
444.051 jiwa dari jumlah penduduk di dan SE Mendagri.
wilayah puskesmas sebanyak 845.973 jiwa Berdasarkan Peraturan Menteri
(52,49%). Kepesertaan Jaminan Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19
Nasional tersebut, secara umum masih Tahun 2014 alokasi untuk pembayaran jasa
didominasi data dari Penerima Bantuan pelayanan kesehatan untuk tiap sekurang-
Iuran (PBI) dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) kurangnya 60 % dari penerimaan Dana
/TNI dan Polri dan keluarganya. Kapitasi. Alokasi Dana kapitasi untuk
Kepesertaan PBI dan PNS/TNI/Polri pembayaran jasa pelayanan kesehatan
merupakan kepesertaan dari PT. Askes yang dimanfaatkan untuk pembayaran jasa
migrasi ke kepesertaan BPJS Kesehatan. pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan
Untuk data kepesertaan yang dari pegawai dan tenaga non kesehatan yang melakukan
swasta dan bukan pegawai tidak dapat pelayanan FKTP. Kondisi lapangan
diidentifikasi dengan baik, dikarenakan menunjukkan bahwa keragaman alokasi
keterbatasan penyediaan data di BPJS. pengunaan dana kapitasi telah memenuhi
Namun jika merujuk pada data BPJS ketentuan Perpres RI No. 32/2014 dan
Kesehatan menunjukkan, secara nasional Permenkes No. 19/2014 yakni sekurang-
jumlah peserta BPJS Kesehatan saat ini kurangnya 60% dari penerimaan Dana
sebanyak 166 juta jiwa. Kondisi tersebut Kapitasi.
menunjukkan respon masyarakat terhadap Dalam rangka kepastian dan proses
program Jaminan Kesehatan Nasional administrasi penyaluran dana kapitasi sesuai
(JKN) cukup tinggi, di tengah kesadaran dengan Peraturan Presiden No. 32 tahun
bahwa pembiayaan kesehatan sangat mahal. 2014, Peraturan Menteri Kesehatan No. 19
tahun 2014 dan Surat Edaran Menteri
Data Prosedur dan Mekanisme Delivery Dalam Negeri mengharuskan
System Dana Kapitasi di Puskesmas Kota Bupati/Walikota untuk segera menetapkan
Malang Surat Keputusan Bendahara Puskesmas dan
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan membuka Rekening Dana Kapitasi.
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2014
menjelaskan bahwa yang dimaksud Dana Kondisi Sarana dan Prasarana
Kapitasi adalah besaran pembayaran Puskesmas
perbulan yang yang dibayar dimuka kepada Pusat Kesehatan Masyarakat
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas) adalah salah satu sarana
(FKTP) berdasarkan jumlah peserta yang pelayanan kesehatan masyarakat yang
61
amat penting di Indonesia yang pelayanan pasien. Adapun gambaran secara
memberikan pelayanan secara umum sarana dan prasarana Puskesmas
menyeluruh, terpadu dan bersinambungan antara lain :
kepada masyarakat dalam suatu wilayah 1. Kondisi Fisik Puskesmas
kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha Kondisi bangunan pada umumnya
kesehatan pokok dan langsung berada memadai, namun beberapa diantaranya
dalam pengawasan administratif maupun kurang perawatan.
teknis dari Dinas Kabupaten (Entjang, 2. Ketersediaan Obat
2000). Jika ditinjau dari sistem pelayanan a. Puskesmas memiliki apotik, namun
kesehatan di Indonesia, maka peranan dan belum semua puskesmas memiliki ahli
kedudukan Puskesmas adalah sebagai farmasi dalam pelayanan obat.
ujung tombak sistem pelayanan b. Puskesmas menghadapi masalah
kesehatan di Indonesia. Pemerintah ketersediaan obat-obatan yang kurang
mengembangkan puskesmas dengan tujuan lengkap/terbatas. Pembelian obat-
untuk mendekatkan pelayanan kesehatan obatan dilakukan oleh Dinas
kepada masyarakat. Berdasarkan Kesehatan menggunakan dana APBD.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 3. Ketersediaan Peralatan Medis
128/ MENKES/ SK/ II/ 2004 Tentang Puskesmas memiliki peralatan
Kebijakan Dasar Puskesmas mempunyai laboratorium, namun belum lengkap,
fungsi sebagai pusat pengerak belum dapat untuk mendukung
pembangunan yang berwawasan penegakan 144 diagnosa penyakit secara
kesehatan dimana Puskesmas aktif menyeluruh.
memantau dan melaporkan dampak 4. Fasilitas Penunjang
kesehatan program pembangunan dan Operasionalisasi P-Care di 5 Puskesmas
pemeliharaan kesehatan pencegahan, (33,3%) loadingnya sering lambat, yang
penyembuhan dan pemulihan kesehatan menyebabkan kelancaran pelayanan
melalui pelayanan yang diberikan. kepada pasien terganggu.
Penempatan sebuah Puskesmas
sekarang ini adalah lebih banyak dibangun Kendala dan Hambatan Pelayanan
di ibu kota kecamatan, sedangkan untuk Kesehatan Program Jaminan Kesehatan
Puskesmas pembantu di tempatkan di Nasional (JKN) di Puskesmas Kota
desa. Bagi masyarakat atau desa yang Malang
maju dengan penduduk yang banyak dapat Pelaksanaan pelayanan kesehatan
ditempatkan sebuah Puskesmas, program Jaminan Kesehatan Nasional
tergantung dari ketersediaan tenaga, (JKN) di tingkat Puskesmas sebagai
khususnya tenaga dokter. Satu hal yang Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
perlu dipertimbangkan terutama adalah (FKTP) masih terdapat beberapa kendala
ketersediaan tenaga medis dan para medis dan keterbatasan, antara lain :
dan permintaan masyarakat serat 1. Aspek Pelayanan Puskesmas
keterjangkauannya atau luas wilayah dan a. Jumlah pasein yang banyak kurang
jumlah penduduk cukup memadai. diimbangi dengan ketersediaan SDM
Termasuk dalam ketersediaan sarana dan Puskesmas mengakibatkan pelayanan
prasarana seperti pengadaan gedung yang menjadi kurang optimal dengan
layak dan pendistribusian obat-obatan. antrian yang panjang dan lama
Sarana dan prasarana kesehatan merupakan pelayanan kesehatan yang pendek.
bagian yang sangat penting dalam b. Desain/layout puskesmas yang bentuk
peningkatan mutu pelayanan Puskesmas. bangunan lama membuat alur
Sarana dan prasarana Puskesmas yang pelayanan kesehatan menjadi terputus
lengkap akan berpengaruh terhadap dan tersekat.
62
2. Aspek Sumber Daya Manusia b. Seluruh Puskesmas menghadapi
Puskesmas keterbatasan obat-obatan,
a. Dari sisi ketersediaan SDM pada 15 laboratorium, dan alat kesehatan, yang
Puskesmas lokasi penelitian, tidak ada menyebabkan pelayanan pengobatan
satupun Puskesmas yang memiliki terhadap 144 diagnosa penyakit tidak
setiap jenis/profesi tenaga kesehatan dapat diberikan secara menyeluruh.
secara lengkap
b. Persebaran SDM tidak merata. KESIMPULAN DAN SARAN
c. Masih terdapat Puskesmas yang tidak Berdasar hasil penelitian, terdapat
memiliki tenaga dokter gigi. beberapa kesimpulan antara lain : a) Utilisasi
d. Dari sisi ketersediaan dokter umum pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional di
berbanding jumlah penduduk wilayah puskesmas wilayah Kota Malang
kerja Puskesmas berdasarkan standar menunjukkan trend meningkat baik
Kementerian, yakni 1:1000. kunjungan dan rujukan ke faskes sekunder,
e. Kurangnya SDM khususnya tenaga tingginya angka rujukan bisa saja
kesehatan, menyebabkan pelayanan menunjukkan kurang berfungsinya peran
kepada pasien tidak dapat optimal gate keeeper namun angka rujukan tidak
3. Aspek Manajemen/Ketatausahaan bisa menjadi ukuran tunggal terhadap
Puskesmas kualitas gate keeeper. Kondisi faskes dan
a. Puskesmas Kota Malang telah karakteristik risiko sakit dari peserta yang
mengoperasikan aplikasi SIM P-Care, dibina oleh puskesmas tersebut
namun belum optimal karena mempengaruhi angka rujukan, b) Fungsi
keterbatasan perangkat komputer, gate keeper di puskesmas belum optimal
jaringan internet, dan SDM yang yang disebabkan oleh kompetensi dokter
menguasai IT. layanan primer yang masih belum ditunjang
b. Dana kapitasi untuk operasional oleh pemahaman yang memadai tentang
Puskesmas (pembelian obat-obatan, panduan klinis sebagai acuan dalam
alat kesehatan, alat penunjang, reagen pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional di
dan lain-lain) di beberapa Puskesmas puskesmas, serta ketersediaan laboratorium
belum diterima, sehingga Puskesmas yang lengkap bagi pelayatan kesehata
tidak dapat dengan segera masyarakat. Hal-hal yang perlu sarankan
meningkatkan kapasitas dan antara lain : a) Pemerintah Daerah perlu
kapabilitas pelayanan kesehatannya. meningkatkan kapasitas SDM kesehatan dan
c. Di beberapa Puskesmas, kewenangan menyediakan sarana computer beserta
pengadaan obat-obatan, pengadaan jaringan internet untuk mendukung sistem
alat kesehatan alat-alat kesehatan dan informasi manajemen (P-Care) dalam
alat penunjang lainnya serta BMHP rangka peningkatan kecepatan dan ketepatan
menjadi kewenangan Dinkes, pelayanan, b) Pemerintah daerah perlu
sehingga Puskesmas tidak dapat didorong untuk mengalokasikan dana
dengan leluasa membeli sesuai dengan perbaikan pada bangunan Puskesmas yang
kebutuhan rusak dan peningkatan sarana prasarana
kesehatan di Puskesmas , dan c) Perlunya
4. Aspek Sarana dan Prasarana Kementerian Kesehatan mengambil
Puskesmas kebijakan untuk mendorong Pemerintah
a. Kondisi bangunan Puskesmas pada daerah melakukan penempatan tenaga
umumnya memadai, hanya beberapa kesehatan dan non kesehatan di Kota
Puskesmas yang bangunannya sudah Malang sesuai dengan kebutuhan
tua dan memerlukan perbaikan puskesmas.
63
DAFTAR PUSTAKA Sulastomo, 2014, Sistem Jaminan Sosial
Nasional, “Mesin Pembangunan”,
Hasbullah Thabarny, 2014, Sistem Harian Kompas, 7 April 2014, Jakarta
Kesehatan (Masih) Sakit, Bahan
Paparan Seminar Jaminan Kesehatan, Sulastomo, 2014, Mengevaluasi Jaminan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Kesehatan Nasional, Bahan Paparan
Universitas Indonesia, Jakarta Rapat Konsultasi Tim SJSN dengan
Wakil Presiden, Jakarta
Kementerian Kesehatan, 2012, Peta Jalan
Menuju Jaminan Kesehatan Nasional Supriyantoro, 2014, Formulasi Kebijakan
(JKN), Kementerian Kesehatan, Integrasi Jaminan Jesehatan Daerah
Jakarta Ke Sistem Jaminan Kesehatan
Nasional Menuju Universal Health
Myriad, 2014, Survei Nasional Kepuasan Coverage, Desertasi – Universitas
Peserta dan Fasilitas Kesehatan BPJS Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kesehatan 2014, Myriad, Jakarta
TNP2K, 2014, Kajian Kesiapan Puskesmas
Mukti, Ali Gufron, 2007, Strategi Terkini dalam Pelaksanaan Pelayanan
Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Program Jaminan
Kesehatan, Konsep dan Implementasi, Kesehatan Nasional, Tim Nasional
Pusat Pengembangan Sistem Percepatan Pengentasan Kemiskinan,
Pembiayaan dan Manajemen Sekretarian Wakil Presiden, Jakarta
Asuransi/Jaminan Kesehatan FK
UGM: Yogyakarta World Health Organization, 2010, The
World Health Report 2010. Health
Mukti, Ali Gufron, 2007, Reformasi Sistem Systems Financing: the Path to
Pembiayaan Kesehatan di Indonesia Universal Coverage, World Health
dan Prospek ke Depan, PT. Karya Organization,Geneva
Husada Mukti: Yogyakarta
65