0% found this document useful (0 votes)
63 views10 pages

Analisis Ketersediaan Stok Karbon Pada Mangrove Di Pesisir Surabaya, Jawa Timur

The document analyzes the availability of carbon stocks in mangrove forests along the coast of Surabaya, East Java. It finds that 40% of mangrove area in Surabaya has been damaged due to land use changes, degradation, and industry. The study measures the carbon stocks in two stations by taking field data, measuring tree diameter and density, and identifying mangrove species. It finds the dominant species is Avicennia marina in station 1 and Avicennia alba in station 2. Station 2 has the highest total carbon stock of 16.33 tons/ha. The study concludes with mangroves playing an important role in carbon sequestration and mitigating global warming.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
63 views10 pages

Analisis Ketersediaan Stok Karbon Pada Mangrove Di Pesisir Surabaya, Jawa Timur

The document analyzes the availability of carbon stocks in mangrove forests along the coast of Surabaya, East Java. It finds that 40% of mangrove area in Surabaya has been damaged due to land use changes, degradation, and industry. The study measures the carbon stocks in two stations by taking field data, measuring tree diameter and density, and identifying mangrove species. It finds the dominant species is Avicennia marina in station 1 and Avicennia alba in station 2. Station 2 has the highest total carbon stock of 16.33 tons/ha. The study concludes with mangroves playing an important role in carbon sequestration and mitigating global warming.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

https://journal.trunojoyo.ac.

id/juvenil Juvenil

Volume 1, No. 1, 2020

2723-7583 (Online)
ANALISIS KETERSEDIAAN STOK KARBON PADA MANGROVE DI PESISIR
SURABAYA, JAWA TIMUR
Analysis of Availability of Carbon Stocks in Mangroves in the Coastal Surabaya, East Java

Nur Al Fina Eka Rahmattin 1 dan Zainul Hidayah 2*


1
Mahasiswa program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Trunojoyo Madura
2
Dosen Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Trunojoyo Madura

*Corresponding author email: [email protected]

Submitted: 24 February 2020 / Revised: 27 February 2020 / Accepted: 27 February 2020

http://doi.org/10.21107/juvenil.v1i1.6812

ABSTRACT

40% of the total mangrove area in Surabaya has been damaged due to changes in land use, degradation
and industry. Mangroves are tree plants or plant communities that live between the sea and land affected
by tides. The purpose of this study was to determine the comparison of carbon stocks found in mangrove
trees in the Kenjeran District and Rungkut District, Surabaya, East Java. The method of implementation in
this study is divided into several stages, namely taking field data, measuring stem diameter (DBH),
identifying mangroves, processing data, and analyzing data. Making plots using a 10 x 10 m plot method
as many as 5 plots along the coastline at each station. The results showed that along the transect line 4
mangrove species were found, namely Avicennia marina, Avicennia alba, Rhizophora mucronata, and
Soneratia alba. The type of mangrove that dominates at station 1 is Avicennia marina with a density value
of 780 trees/ha with a total biomass of 200.35 Kg, while in station 2 the type that dominates Avicennia alba
has a density value of 740 trees/ha. Overall, the comparison of the carbon stock produced, station 2 has
the highest value of 16.33 C Ton/ha.

Keywords: Surabaya, Density, Mangrove, Biomass, Carbon Stock

ABSTRAK

Sebesar 40% dari total luas mangrove di Surabaya telah mengalami kerusakan akibat perubahan tata guna
lahan, degradasi dan industri. Mangrove merupakan tanaman pepohonan atau komunitas tanaman yang
hidup diantara laut dan daratan yang dipengaruhi oleh pasang surut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
perbandingan stok karbon yang terdapat pada pohon mangrove di Kecamatan Kenjeran dan Kecamatan
Rungkut Surabaya, Jawa Timur. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini terbagi menjadi beberapa
tahapan, yaitu pengambilan data lapang, pengukuran diameter batang (DBH), identifikasi mangrove,
pengolahan data, dan analisis data. Pembuatan plot menggunakan metode petak berukuran 10 x 10 m
sebanyak 5 plot di sepanjang garis pantai pada masing – masing stasiun. Hasil penelitian menunjukkan
dari sepanjang garis transek ditemukan 4 spesies mangrove yaitu Avicennia marina, Avicennia alba,
Rhizophora mucronata, dan Soneratia alba. Jenis mangrove yang mendominasi pada stasiun 1 adalah
Avicennia marina nilai kerapatan 780 pohon/ha dengan biomassa total sebesar 200.35 Kg, sedangkan
pada stasiun 2 jenis yang mendominasi Avicennia alba nilai kerapatan 740 pohon/ha. Secara keseluruhan
perbandingan stok karbon yang dihasilkan, stasiun 2 memliki nilai tertinggi yaitu sebesar 16.33 C Ton/ha.

Kata Kunci: Surabaya, Kerapatan, Mangrove, Biomassa, Stok Karbon

PENDAHULUAN Indonesia sangat panjang yakni 81.000 km2. Nilai


garis pantai yang dimiliki negara Indonesia dapat
Indonesia merupakan negara maritim dengan memberikan potensi. Salah satu potensi yang
luas lautan berkisar 5,8 juta km2. Hal ini sangat penting keberadaannya adalah adanya
mengakibatkan garis pantai yang dimiliki negara hutan mangrove. Namun informasi mengenai

58
Juvenil, 1(1), 58-65, (2020)
kemampuan hutan mangrove sebagai makan (Bismark et al., 2008). Selain itu,
menyimpan karbon sampai saat ini masih mangrove juga dapat mengurangi gas CO 2 di
terbatas. Hal ini ditandai dengan banyaknya atmosfer melalui proses fotosintesis dan
kerusakan hutan mangrove. Hamid (2013) kemampuannya menyimpan karbon lebih banyak
menyebutkan sekitar 48% luas hutan mangrove (Dahuri, 2003).
di Indonesia telah mengalami kerusakan sedang
dan 23% mengalami kerusakan parah. Luas mangrove di Surabaya sebesar 363,51 ha
atau sekitar 2,37% dari luas mangrove yang ada
Kerusakan hutan mangrove dialami hampir di Jawa Timur. Penelitian akan dilakukan di
diseluruh wilayah Indonesia, termasuk di Kota pesisir Surabaya sebagai salah satu lokasi yang
Surabaya Provinsi Jawa Timur. Sebesar 40% masih memiliki kondisi mangrove yang baik.
dari total luas mangrove di Kota Surabaya telah Ketebalan mangrove terbuka yang terdapat di
mengalami kerusakan akibat perubahan tata pesisir Surabaya mencapai 40-200 meter.
guna lahan, degradasi, dan industri. Hal ini Luasan mangrove berbanding lurus dengan
menyebabkan tingginya tingkat emisi karbon di pengikatan karbon di udara. Oleh karena itu perlu
atmosfer. Salah satu tindakan untuk dapat adanya pengukuran biomassa dan kandungan
menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca di karbon pada pohon mangrove di pesisir
atmosfer yaitu meningkatkan keberadaan hutan Surabaya untuk mengetahui nilai biomassa dan
dan areal bervegetasi, pohon mangrove adalah karbon yang mampu disimpan, dengan itu dapat
salah satunya. Hutan mangrove merupakan tipe diketahui nilai CO2 yang terserap dari atmosfer
tumbuhan yang terdapat di daerah pantai tropis dan diharapkan dapat meningkatkan
dan subtropis (Lakitan, 1993). Secara global pengetahuan mengenai ketersediaan stok
diperkirakan hutan mangrove dapat menyerap karbon pada mangrove di wilayah pesisir
CO2 dari atmosfer sebesar 25,5 juta ton/tahun Surabaya.
(Ong et al., 2004). Hutan mangrove memiliki
potensi sebagai penyimpan karbon, mengurangi MATERI DAN METODE
pemanasan global yang diakibatkan oleh gas Waktu dan Tempat
rumah kaca (Hairiah dan Rahayu, 2007). Efek
dari rumah kaca sendiri menyebabkan Penelitian dilakukan pada bulan November 2018
perubahan fungsi ekologi. Manfaat lain adanya meliputi studi literatur, survei lapang,
hutan mangrove antara lain fungsi ekologis pengambilan data dikawasan pesisir mangrove di
sebagai pelindung garis pantai, mencegah intrusi Kecamatan Kenjeran dan Kecamatan Rungkut
air laut, sebagai tempat tinggal dan berkembang yang merupakan daerah konservatif di Surabaya.
biota perairan disekitarnya, dan tempat mencari

Gambar 1. Peta Lokasi Peneitian

59
Rahmattin dan Hidayah, Analisis Ketersediaan Stok Karbon Pada Mangrove
Metode yang digunakan pada penelitian ini Alur Pelaksanaan Penelitian
adalah purposive sampling berupa metode non- Prosedur Pengambilan Data
destruktif, yaitu teknik pengambilan sampel
berdasarkan kriteria tegakan mangrove dewasa Pengambilan data di lapangan ini menggunakan
tanpa dilakukan penebangan pohon. Metode ini metode tanpa pemanenan (non-destruktif).
diterapkan guna tetap melestarikan ekosistem Mangrove yang dipilih sebagai media analisa
mangrove. Selain itu, larangan penebangan merupakan tegakan yang masih hidup. Transek
pohon mangrove itu tertuang dalam pasal 50 pada penelitian ini menggunakan transek
Undang-Undang (UU) Kehutanan. Prosedur berbentuk persegi berukuran 10m x 10m. Berikut
penelitian yang dilakukan terdiri dari merupakan gambar transek yang digunakan
pengumpulan data dan pengolahan data.

10m

5m

1m

Gambar 2. Transek Kuadrat 10x10m

Adapun prosedur pengambilan data adalah setinggi dada orang dewasa atau 1,3 meter di
membuat plot dengan menarik transek 10 x 10 m atas permukaan tanah. Pohon yang memiliki akar
sebanyak 5 (Lima) plot pada setiap stasiun dengan ketinggian lebih dari 1,3 meter dari
dengan diberi jarak masing minimal 12 meter tiap permukaan tanah, maka diameter pohon dihitung
plot. Penentuan lokasi ini dilakukan secara acak 30 cm diatas akar. Apabila pohon yang
(purposive sampling). Jenis data yang digunakan bercabang dengan letak percabangan lebih dari
adalah data primer dimana dilakukan pengukuran 1,3 meter maka diameter pohon dihitung 1,3
DBH (Diameter Breast Hight) meter diatas permukaan tanah dan pohon
dianggap satu, tetapi jika letak percabangan
Pengukuran DBH (Diameter Breast Hight) dibawah 1,3 meter maka diameter pohon dihitung
setiap percabangan. Perhitungan akan berbeda
Teknis pengukuran diameter batang terbagi ke di setiap kondisi sesuai dengan Gambar 3
dalam beberapa kondisi, pengukuran dilakukan

60
Juvenil, 1(1), 58-65, (2020)

Gambar 3. Teknis Pengukuran Diameter Batang Mangrove (Sutaryo, 2009).

Kerapatan Jenis Mangrove A = Luas total area pengambilan sampel


(m2)
Kerapatan jenis mangrove merupakan salah satu
analisa yang digunakan untuk menentukan Pendugaan Biomassa pada Masing-Masing
pendugaan stok karbon pada mangrove. Rumus Jenis
kerapatan jenis menurut Prakoso et al., (2017)
antara lain: Biomassa adalah jumlah total bahan organik
hidup pohon. Pada penelitian ini menggunakan
ni metode persamaan allometrik. Persamaan
Di = allometrik yang digunakan dalam penelitian ini
A
adalah persamaan umum yang berdasar pada
Keterangan: penelitian yang telah dilakukan sebelumnya di
Di = Kerapatan individu jenis ke-i iklim tropis yang kondisinya hampir sama dengan
(individu/m2 ) kondisi di lokasi penelitian. Berikut persamaan
ni = Jumlah total tegakan allometrik untuk beberapa jenis pohon mangrove,
yaitu
Tabel 1. Persamaan Allometrik beberapa jenis mangrove

Jenis Mangrove Allgoritma


Avicennia alba W = 0.079211 x 𝐷𝐵𝐻 2.470895 (Sutaryo, 2009)
Avicennia marina W = 0.1848 x DBH2.3524 (Dharmawan dan Siregar, 2008)
Rhizophora mucronata W = 0.128 x DBH2.6 (Fromrard et. al, 1998)
Sonneratia alba W = 0.0825 x DBH0.89 (Kauffman dan Donato, 2012)
Keterangan:
W = Biomassa (kg)
DBH = Diameter Breast Hight (cm)

61
Rahmattin dan Hidayah, Analisis Ketersediaan Stok Karbon Pada Mangrove
Perhitungan Stok Karbon jaringan hidup dapat menggunakan persamaan
menurut BSN (2001) sebagai berikut:
Karbon mangrove merupakan transformasi dari
karbondioksida yang diserap oleh pohon
mangrove. Karbon yang terkandung dalam
pohon dapat diketahui dari nilai biomassa pohon Keterangan:
tersebut. Tiryana, (2005) mengemukakan bahwa Cn : kandungan karbon per hektar pada
50% dari biomassa adalah karbon. Dengan masing – masing carbon pool pada tiap plot
demikian, kandungan karbon menurut Mansur et (Ton/ha)
al., (2011) dapat dihitung melalui perkalian Cx : kandungan karbon pada masing –
biomassa dengan konsentrasi karbon sebesar masing carbon pool pada tiap plot (Kg)
50% menggunakan rumus sebagai berikut : L plot : luas plot pada masing masing pool (m2)
𝐶 = 0,5 𝑥 𝑊 HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis Mangrove
Keterangan:
C : Kandungan karbon (Kg/m2) Hasil pengamatan di ekosistem mangrove
W : Biomassa (Kg) Surabaya ditemukan 4 jenis mangrove yaitu
Rhizophora mucronata, Sonneratia alba,
Perhitungan Karbon Total per Hektar pada
Avicennia alba dan Avicennia marina. Jenis
Batang Pohon
mangrove hasil pengamatan dapat ditampilkan
Perhitungan stok karbon per hektar untuk pada tabel 2.
biomassa di atas permukaan tanah pada struktur
Tabel 2. Jenis Mangrove di Kecamatan Kenjeran dan Kecamatan Rungkut

Jenis Mangrove
Stasiun Plot Avicennia alba Rhizophora Soneratia alba
Avicennia marina mucronata
1 √ √
2 √ √
1 3 √ √
4 √ √
5 √
1 √ √ √ √
2 √ √ √
2 3 √ √ √
4 √ √
5 √ √
Kerapatan Mangrove

Kerapatan adalah jumlah individu mangrove pada satuan luas total area pengambilan sampel. Kerapatan
mangrove sendiri dipengaruhi oleh adanya komposisi penyusun tanah dan parameter fisikanya. Nilai
kerapatan jenis pada Tabel 3. dan Tabel 4.
Tabel 3. Kerapatan Jenis Mangrove Stasiun 1
Kerapatan Mangrove Stasiun 1 (ind/100m2)
Jenis Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5
Avicennia marina 0.0017 0.0019 0.0008 0.001 0.0014
Rhizophora mucronata 0.0004 0.0001 0.0003 0.0002 0
Total 0.0021 0.002 0.0011 0.0012 0.0014

62
Juvenil, 1(1), 58-65, (2020)
Tabel 4. Kerapatan Jenis Mangrove Stasiun 2
Kerapatan Mangrove Stasiun 2 (ind/100m2)
Jenis Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4 Plot 5
Avicennia marina 0.0001 0.0003 0 0 0
Avicennia alba 0.0005 0.0011 0.0004 0.0016 0.0002
Rhizophora mucronata 0.0003 0 0.0002 0 0.0009
Sonneratia alba 0.0002 0.0001 0.0006 0.0003 0.0006
Total 0.0011 0.0015 0.0012 0.0019 0.0017

Total kerapatan mangrove yang diperoleh pada Kandungan Biomassa dan Karbon Masing –
stasiun 1 dan stasiun 2 yaitu kerapatan pada Masing Jenis
stasiun 1 diperoleh sebesar 780 pohon/ha,
sedangkan kerapatan mangrove yang terdapat Mangrove merupakan tumbuhan yang memiliki
pada stasiun 2 diperoleh sebesar 740 pohon/ha. banyak manfaat. Sondak, (2015) menjelaskan
Nilai kerapatan pohon yang dihasilkan pada salah satu manfaat dari mangrove adalah
stasiun 2 menunjukkan hasil kerapatan yang membantu dalam menanggulangi perubahan
rendah, karena pada lokasi ini tegakan mangrove iklim global dengan penyerapan karbondioksida
di dominasi dengan ukuran pohon lebih besar, (CO2). Karbon sendiri dapat dihasilkan melalui
dibandingkan pada stasiun 1 menunjukkan nilai bagian dari tumbuhan mangrove. Untuk
kerapatan yang besar, karena tegakan pohon mengetahui nilai serapan karbon pada mangrove
mangrove yang terdapat pada stasiun 1 ini terlebih dahulu mencari nilai biomassanya.
terbilang memiliki diameter tegakan pohon yang Pendugaan biomassa pada tegakan mangrove
kecil dan teratur karena merupakan daerah dihitung menggunakan persamaan allometrik
rehabilitasi. Dibandingkan dengan kerapatan dengan menggunakan beberapa variable antara
pada penelitian Gunawan, (2014) dengan lain diameter dan tinggi pohon. Namun penelitian
kerapatan sebesar 5088 pohon/ha di kawasan ini hanya menggunakan variabel diameter batang
mangrove Bandar Bakau hasilnya lebih tinggi setinggi dada (DBH). Persamaan allometrik yang
karena pada kedua lokasi penelitian lahan digunakan merupakan persamaan umum
mangrove telah beralih menjadi tambak dan berdasarkan penelitian terdahulu. Pendugaan
lahan industri. kandungan biomassa dan stok karbon pada
kedua stasiun ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Kandungan Biomassa dan Karbon pada Masing - Masing Jenis Berdasarkan Kelas Diameter pada
Stasiun 1 dan Stasiun 2.
Stasiun 1
Plot Jenis Rerata Diameter (Cm) Biomassa (Kg) Kandungan Karbon (Kg/100m2)
1 Avicennia marina 9.97 26.21 13.11
Rhizophora mucronata 7.96 16.95 8.48
Total - 43.17 21.58
2 Avicennia marina 29.22 9.31 4.65
Rhizophora mucronata 14.01 70.97 35.49
Total - 80.28 40.14
3 Avicennia marina 12.10 44.41 22.21
Rhizophora mucronata 10.19 34.92 17.46
Total - 79.32 39.67
4 Avicennia marina 9.24 21.51 10.75
Rhizophora mucronata 8.28 22.28 11.14
Total - 43.78 21.89
5 Avicennia marina 9.96 25.43 12.71
Total - 25.43 12.71

63
Rahmattin dan Hidayah, Analisis Ketersediaan Stok Karbon Pada Mangrove

Rerata 30.22 17.03


Ton/ha 0.54 0.3

Stasiun 2
Plot Jenis Rerata Diameter (Cm) Biomassa (Kg) Kandungan Karbon (Kg/100m2)
1 Avicennia marina 11.46 1.14 0.57
Avicennia alba 10.51 30.39 15.19
Rhizophora mucronata 13.06 95.62 47.81
Soneratia alba 7.32 19.66 9.83
Total - 146.8 73.4
2 Avicennia marina 16.45 1.24 0.62
Avicennia alba 20.44 156.68 78.34
Soneratia alba 9.24 31.92 15.96
Total - 189.84 94.92
3 Avicennia alba 14.33 72.74 36.37
Rhizophora mucronata 13.54 81.04 40.52
Soneratia alba 9.98 39.7 19.85
Total - 193.47 96.74
4 Avicennia alba 15.45 91.81 45.91
Soneratia alba 11.57 52.51 26.25
Total - 144.32 72.16
5 Avicennia alba 10.99 32.82 16.41
Rhizophora mucronata 14.01 97.39 48.69
Soneratia alba 10.67 45.99 22.99
Total - 176.19 88.1
Rerata 170.13 85.06
Ton/ha 1.7 0.9

Berdasarkan hasil dari pengamatan yang telah Kandungan Biomassa dan Karbon pada
dilakukan pada kedua stasiun biomassa tertinggi Masing – Masing Lokasi
terdapat pada stasiun 2 pada jenis Avicennia alba
yang merupakan mangrove paling mendominasi Pengukuran biomassa terbagi menjadi dua
pada stasiun ini. Nilai biomassa jenis Avicennia kategori yaitu, biomassa di atas permukaan
alba sebesar 156,68 Kg dengan jumlah kabron tanah (batang, cabang, ranting, daun, bunga dan
78,34 Kg. Jenis Avicennia sangat mendominasi buah) dan biomassa di dalam tanah (akar). Pada
pada stasiun 2 dikarenakan pada lokasi ini penelitian ini pengukuran biomassa mangrove
terdapat di dekat muara pecahan sungai yang digunakan merupakan pengukuran di atas
Wonorejo. Untuk nilai kandungan biomassa dan permukaan tanah meliputi pengukuran diameter
stok karbon pada stasiun 2 ditemukan jenis yang batang. Kandungan biomassa dihitung
dominan Avicennia alba dengan jumlah menggunakan peramaan allometrik pada stasiun
kandungan biomassa tersimpan sebesar 384,44 1 dan stasiun 2. Berdasarkan perhitungan yang
Kg setara dengan kandungan karbon sebesar telah dilakukan diperoleh nilai biomassa dan stok
192,22 Kg. karbon pada Gambar 4.

64
Juvenil, 1(1), 58-65, (2020)

2500,00
2138,34

2000,00

Biomassa (Kg)
1565,93
1471,18
1500,00
899,14 Stasiun 1
1000,00 698,52
819,97 787,59
670,12
572,74
458,43 Stasiun 2
500,00

0,00
1 2 3 4 5
Titik

Gambar 4. Kandungan Biomassa pada Stasiun 1 dan Stasiun 2


Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan Perbandingan Stok Karbon pada Masing-
pada stasiun 1 dan stasiun 2, nilai kandungan Masing Lokasi
biomassa tertinggi terdapat pada stasiun 2 pada
plot ke 2 dan nilai kandungan biomassa dan Biomassa pada tegakan mangrove dihitung
karbon terendah terdapat pada stasiun 1 plot ke menggunakan persamaan allometrik yang telah
4 (Gambar 4.5), hal ini dikarenakan pada stasiun digunakan pada peneliti terdahulu. Biomassa
2 memiliki ukuran diameter batang yang lebih tegakan dihitung menggunakan beberapa
besar, sehingga jumlah karbon yang tersimpan variabel seperti data diameter dan tinggi pohon,
pada batang semakin tinggi. Menurut Hairiah dan namun dalam penelitian ini hanya menggunakan
Rahayu, (2007) menyatakan bahwa nilai data diameter batang pohon setinggi dada
biomassa dan kandungan karbon tersimpan (DBH). Nilai biomassa dan stok karbon pada
berbeda pada berbagai ekosistem mangrove, stasiun 1 dan stasiun 2 setelah dilakukan
bergantung pada keberagaman jenis dan perhitungan dapat dibandingkan hasilnya
kerapatan tumbuhan yang ada, serta cara (Gambar 5.).
pengelolaan pada ekosistem tersebut.

20,00
16,33
Stok Karbon (Ton/ha)

15,00
10,15 9,67
10,00 8,81
7,22 Stasiun 1
5,53
4,01 Stasiun 2
5,00 3,14 3,02
2,23

0,00
1 2 3 4 5
Titik

Gambar 5. Perbandingan Kandungan Karbon Pada Stasiun 1 dan Stasiun 2


Secara umum nilai kandungan biomassa dan Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah karbon
karbon yang didapatkan terkandung pada yang terkandung pada tegakan batang pohon
struktur jaringan hidup di stasiun 1 diduga mangrove di stasiun 1 terbilang sangat rendah,
memiliki rerata kandungan karbon pada tegakan karena hal tersebut berpengaruh terhadap
pohon pada stasiun 1 sebesar 3,59 Ton C/ha ukuran diameter batang pohon yang relatif kecil.
yang terkandung pada batang pohon mangrove. Sedangkan pada stasiun 2 memiliki ukuran

65
Rahmattin dan Hidayah, Analisis Ketersediaan Stok Karbon Pada Mangrove
diameter batang pohon yang besar sehingga Rungkut. Nilai biomassa yang dihasilkan dari
jumlah kandungan jumlah karbon yang tersimpan penelitian di kedua lokasi penelitian sebesar
pada tegakan pohon mangrove sebesar 10,43 200.35 Kg. Pada kedua stasiun, nilai stok karbon
Ton C/ha. Kandungan biomassa dan karbon tertinggi terdapat pada stasiun 2 sebesar 16,33
pada stasiun 2 lebih besar dari pada stasiun 1. Ton C/ha.
Hal tersebut karena, ukuran batang pohon
berpengaruh terhadap simpanan biomassa Saran
sehingga jumlah karbon yang terkandung juga
sangat berpengaruh. Tetapi pada hasil uji T juga Perlu adanya evaluasi dalam penambahan
menunjukkan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar parameter yang tidak dilibatkan dalam
0.009>0.005 yang artinya tidak ada perbedaan perhitungan tentunya akan memberikan
yang signifikan terhadap hasil stok karbon pada pengaruh terhadap hasil akhir nilai biomassa.
stasiun 1 dan stasiun 2. Hal ini dikarenakan pada Parameter berupa status kerusakan pohon dan
perhitungan tidak menggunakan metode parameter fisika menjadi hal yang menarik untuk
destruktif yang melibatkan analisa laboratorium. dilakukan penelitian lebih lanjut sebagai
Karena pada dasarnya simpanan stok karbon parameter yang menambah tingkat keakuratan
yang paling tinggi itu terdapat pada sedimennya. perhitungan biomassa.

Dalam penelitian ini stok karbon tertinggi pada DAFTAR PUSTAKA


titik 2 stasiun 2 dimana hasilnya sebesar 16.33
Ton C/ha didominasi mangrove Avicennia alba Bismark, M., Soebiandono, E., Heriyanto, N.M.
(Gambar 4.5). Hasil tersebut dikategorikan (2008). Keragaman dan Potensi Jenis
rendah, dibandingkan dengan hasil penelitian Serta Kandungan Karbon Hutan
yang dilakukan di kawasan hutan mangrove Mangrove di Sungai Subelen, Siberut,
Subelen, Siberut Sumatera Barat yaitu jumlah Sumatera Barat. Jurnal Penelitian Hutan
stok karbon yang didominasi oleh Avicennia dan Konservasi Alam, 5(3), 297 – 306.
diperoleh adalah sebanyak 49,13 ton/ha atau Dahuri, R. (2003). Keanekaragaman hayati laut:
setara dengan 24,56 ton C/ha (Bismark et al., aset pembangunan berkelanjutan
2008), Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.
Dharmawan, I. W. S dan Siregar, C. A. 2008.
Untuk itu setelah diperoleh hasil perhitungan Karbon Tanah dan Pendugaan Karbon
biomassa dan karbon total di stasiun 1 di Tegakan Avicennia Marina (Forsk.) Vierh
Kecamatan Kenjeran ini yang tergolong rendah di Ciasem, Purwakarta. Jurnal Penelitian
sedangkan pada stasiun 2 di Kecamatan Hutan Dan Konservasi Alam, 5(4), 317-
Rungkut lebih besar, menunjukkan bahwa 328.
diperlukan usaha untuk mempertahankan Fromard, F., Puig, H., Mougin, E., Marty, G.,
keutuhan hutan alami, dan menanam kembali Betoulle, J. L., & Cadamuro, L. (1998).
pohon - pohon baru pada hutan mangrove Structure, above-ground biomass and
tersebut karena sebagian besar lahan mangrove dynamics of mangrove ecosystems: new
di stasiun 2 telah mengalami perubahan tata data from French Guiana. Oecologia,
guna lahan menjadi tambak. Nilai yang diperoleh 115(1-2), 39-53.
pada kedua stasiun lokasi penelitian Hairiah, K., & Rahayu, S. (2007). Pengukuran
menunjukkan nilai yang sangat rendah, hal ini karbon tersimpan di berbagai macam
perlu dilakukan rehabilitasi untuk meningkatkan penggunaan lahan. World Agroforestry
ekosistem mangrove di Surabaya. Centre. Bogor, 77.
Kauffman, J. B., & Donato, D. C. (2012).
KESIMPULAN DAN SARAN Protocols for the measurement,
Kesimpulan monitoring and reporting of structure,
biomass, and carbon stocks in mangrove
Hasil pengamatan di kawasan mangrove di forests (pp. 50-p). Bogor, Indonesia:
Surabaya ditemukan 4 jenis mangrove antara lain CIFOR.
Avicennia marina, Avicenna alba, Rhizophora Lakitan, B. (1993). Dasar-Dasar Fisiologi
mucronata, Sonneratia alba, Avicennia marina Tumbuhan.Raja Gravindo Persada:
mendominasi pada stasiun 1 di Kecamatan Jakarta.
Kenjeran, sedangkan Avicenna alba terlihat Mansur, M., Hidayati, N., & Juhaeti, T. (2016).
mendominasi pada stasiun 2 di Kecamatan Struktur dan komposisi vegetasi pohon

66
Juvenil, 1(1), 58-65, (2020)
serta estimasi biomassa, kandungan
karbon dan laju fotosintesis di Taman
Nasional Gunung Halimun-Salak. Jurnal
Teknologi Lingkungan, 12(2), 161-169.
Ong, J. E., Gong, W. K., & Wong, C. H. (2004).
Allometry and partitioning of the
mangrove, Rhizophora apiculata. Forest
Ecology and Management, 188(1-3),
395-408.
Prakoso, T. B., Afiati, N., & Suprapto, D. (2018).
BIOMASSA KANDUNGAN KARBON
DAN SERAPAN CO2 PADA TEGAKAN
MANGROVE DI KAWASAN
KONSERVASI MANGROVE BEDONO,
DEMAK. Management of Aquatic
Resources Journal, 6(2), 156-163.
Sondak, C. F. A. (2015). Estimasi Potensi
Penyerapan Karbon Biru (Blue Carbon)
Oleh Hutan Mangrove Suslawesi Utara.
Jurnal Biodiversitas, 8(2), 130-134.
Sutaryo, D. (2009). Penghitungan Biomassa
Sebuah pengantar untuk studi karbon
dan perdagangan karbon. Wetlands
International Indonesia Programme.
Bogor.
Tiryana, T. (2005). Pengembangan metode
pendugaan sebaran potensi biomassa
dan karbon pada huta n tanaman
mangium (Acacia mangium Willd).
Laporan Hasil Penelitian Dosen Muda
IPB. Bogor (ID): Departemen Manajemen
Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

65

You might also like