Mufidah & Yuliana / Jurnal Manajemen, Vol 10, No.
2 (2020): 105 - 116
JURNAL
MANAJEMEN
Terbit online : http://jurnalfe.ustjogja.ac.id
PERAN MODERASI DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP HUBUNGAN
PROFITABILITAS DENGAN RETURN SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI
PERIODE TAHUN 2016-2018)
Nailul Mufidah1
Indah Yuliana2
1,2
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, UIN Malang
Email: [email protected]
Informasi Naskah Abstrak
Diterima: This study aims to determine the effect of profitability on stock
18 November 2019 return and is moderated by the dividend payout ratio (DPR). Stock
Revisi: 17 Maret 2020 return is the level of profits obtained by investors on the results of the
Terbit: investment in shares it does. Profitability ratio to measure how much
26 Desember 2020
Kata Kunci: stock return, profit the company can get. Indicators of profitability ratios used in the
ROA, NPM, DPR study are return on asset (ROA) and net profit margin (NPM). The
dividend payout ratio (DPR) variable is used to see whether it is able to
moderate the relationship of profitability to stock returns.
The consumer goods industry sector companies listed on the
Indonesian Stock Exchange for the period of 2016-2018 were selected as
the population used in this study. Purposive sampling technique was
used to obtain the number of samples in this study. Based on this
technique 13 companies were obtained as samples.Partial least square
analysis technique was used in this study.
This study shows the results that the higher the value of ROA will
affect the rate of return to shareholders, while the NPM has no effect on
stock returns, and the DPR is able to moderate the relationship of
profitability to stock returns.
Pendahuluan
Pasar modal merupakan pasar dimana tempat untuk bertransaksi jual beli beberapa macam
instrumen keuangan jangka panjang (saham maupun obligasi) yang diterbitkan oleh pemerintah
maupun perusahaan swasta (Husnan, 2001). Saham merupakan salah satu dari instrumen pasar
modal yang banyak dikenal dikalangan masyarakat. Saham merupakan bukti penyertaan modal
suatu perusahaan maupun bukti kepemilikan atas suatu perusahaan (Fakhruddin, 2008). Perusahaan
terbuka (go public) yaitu perusahaan yang menerbitkan sahamnya di pasar modal yang terdiri dari
beberapa perusahaan yang dikelompokkan sesuai dengan bidang usahanya kedalam berbagai sektor.
105
Mufidah & Yuliana / Jurnal Manajemen, Vol 10, No. 2 (2020): 105 - 116
Dimana masing-masing sektor perusahaan tersebut mempunyai harga saham yang berbeda-beda
yang mempengaruhi tingkat returnnya juga ikut berbeda.
Return merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan untuk berinvestasi.
Menurut Jogiyanto (2007) return saham merupakan hasil yang diperoleh dari berinvestasi.
Sedangkan menurut Robert Ang (2001) return saham adalah tingkat keuntungan yang diperoleh oeh
pemegang saham atas suatu investasi yang dilakukan. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan
oleh para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa return saham adalah tingkat keuntungan yang
diperoleh oleh investor dari hasil investasi saham yang dilakukan. Jika return saham positif berarti
keuntungan yang didapatkan dari hasil investasi saham, sebaliknya jika return saham negatif maka
kerugian yang diperoleh dari hasil investasi sahamnya. Seorang investor tentu saja akan selalu
berusaha agar mendapatkan return saham positif dai hasil investasi yang ia lakukan. Pengukuran
return saham dapat dilakukan dengan menghitung perubahan nilai saham suatu periode dengan
periode berikutnya. Pengukuran return saham ini digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam memperoleh keuntungannya.
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perusahaan-perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsusmsi periode tahun 2016-2018. Sektor ini dipilih sebagai objek
penelitian dikarenakan perusahaan-perusahaan yang ada di sektor tersebut dianggap memiliki
peluang bisnis yang cukup tinggi, dan juga prospek industri berbasis konsumsi akan tetap cerah
karena permintaan yang tetap tinggi didukung oleh jumlah penduduk yang besar dengan
kemampuan daya belinya yang tinggi. Namun, berdasarkan data statistik Badan Pusat Statistik
(BPS) Sepanjang Januari-September 2017, pertumbuhan barang konsumsi atau kebutuhan
konsumen (Fast Moving Consumer Goods/ FMCG) hanya tumbuh 2,7 persen dibandingkan dengan
periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini jauh di bawah rata-rata tahunan yang tumbuh
sekitar 11 persen. Masyarakat yang berpenghasilan rendah yang memegang porsi terbesar
mengalami penurunan pendapatan yang berdampak pada naiknya harga kebutuhan seperti sewa
rumah maupun turunnya uang lembur karena efisiensi perusahaan. Hal ini membuat mereka
terpaksa harus menahan dan mengurangi konsumsi barang di luar kebutuhan pokok. Grafik 1
Pertumbuhan Sektor Industri Barang Konsumsi
Sumber: Badan Pusat Statistik (2019)
Kinerja rasio keuangan merupakan salah satu dari faktor fundamental, yaitu faktor keuangan
perusahaan yang memiliki pengaruh terhadap return saham. Kondisi keuangan perusahaan dapat
menggambarkan keberhasilan perusahaan dalam pengelolaannya. Terdapat beberapa rasio keuangan
pada analisis fundamental yang dapat mencerminkan kondisi keuangan suatu perusahaan. Brealey et
al (2006) membagi rasio keuangan menjadi 4 rasio yaitu rasio leverage, rasio likuiditas, rasio
efisiensi, dan rasio profitabilitas.
106
Mufidah & Yuliana / Jurnal Manajemen, Vol 10, No. 2 (2020): 105 - 116
Salah satu dari beberapa rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar
tingkat keuntungan yang dihasilkan perusahaan menunjukkan semakin baik manajemen dalam
mengelola perusahaan (Sutrisno, 2008). Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel return
on asset (ROA) dan net profit margin (NPM) sebagai indikator rasio profitabilitas yang
mempengaruhi return saham.
Return On Asset (ROA) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan (return) bagi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya (Ang, 1997).
Beberapa hasil penelitian yang meneliti mengenai pengaruh return on asset (ROA) terhadap return
saham antara lain penelitian yang dilakukan oleh Guntur (2013), Anis Sutriani (2014), Ria Veronica
(2017), Andy Prasetyo (2018), Novita dan Endang (2019) menemukan bahwa ROA tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sebaliknya Ulupui (2007), Farkhan, Ika (2013),
Pandu Dewanthoro (2014), Gd Gilang dan I Ketut Wijaya (2015), Umi Solikhah (2015), Ferdinan
dan Paulus (2016), Ihsan, dkk (2017), Isnaini, dkk (2017), Yuni, dkk (2017), Ratna dan Noer
(2018), Nisrina Huwaida (2019), Ria Veronica (2019), menemukan bahwa ROA berpengaruh
positif dan signifikan terhadap return saham.
Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan
sesudah pajak dikurangi dengan seluruh biaya termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan.
Semakin tinggi net profit margin, semakin baik pula operasi suatu perusahaan (Syamsuddin, 1994).
Beberapa hasil penelitian yang meneliti mengenai pengaruh NPM terhadap harga saham
menunjukkan hasil yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hasil penelitian Ferdinan dan
Paulus (2016), menunjukkan bahwa NPM berpengaruh signifikan terhadap return saham,
sebaliknya hasil penelitian Dedi Aji (2012), Pandu Dewanthoro (2014), Umi Solikhah (2015),
Mohamad Zulman dan Dirvi (2018), Rosmiati Tarmizi, dkk (2018) Santi Warwati Simanjuntak, dkk
(2019) menunjukkan bahwa NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan hasil fenomena gap tersebut, ditemukan hasil yang berbeda-beda mengenai
pengaruh return on asset dan net profit margin terhadap return saham. Di satu sisi variabel tersebut
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham, namun di sisi lain variabel tersebut tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Berdasarkan perbedaan hasil penelitian-
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada keselarasan dalam penelitian tersebut.
Selain terdapat hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel dependen dalam
suatu penelitian juga kemungkinan terdapat pengaruh dari variabel-variabel lain. Salah satu variabel
lainnya adalah variabel moderating. Variabel moderating merupakan suatu jenis variabel yang
memiliki kemampuan dalam memperkuat maupun memperlemah suatu hubungan secara langsung
yang terjadi antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan kebijakan deviden sebagai variabel moderating yang diproksikan dengan dividend
payout ratio (DPR) yang masih jarang dilakukan oleh peneliti yang lain.
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Return saham adalah tingkatan keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham atas suatu
investasi saham yang dilakukan (Ang, 1997). Setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka
panjang mempunyai tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan yang disebut return baik
langsung maupun tidak langsung (Ang, 1997). Tandelilin (2001) menyatakan bahwa sumber-
sumber return investasi terdiri dari dua unsur utama yaitu yield dan capital gain/loss. Yield
merupakan unsur return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara
periodik dari suatu investasi. Yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang diperoleh. Sedangkan
capital gain/loss sebagai unsur kedua dari return yang merupakan kenaikan/ penurunan harga suatu
surat berharga (bisa saham maupun surat utang jangka panjang), yang bisa memberikan
keuntungan/kerugian bagi investor. Dalam kata lain, capital gain/loss bisa juga diartikan sebagai
perubahan harga sekuritas. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan perhitungan return
saham dalam selisih harga saham atau yang dikenal sebagai capital gain/loss.
107
Mufidah & Yuliana / Jurnal Manajemen, Vol 10, No. 2 (2020): 105 - 116
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan tingkat efektifitas manajemen
dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen dapat dilihat dari laba yang
dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas.
Keuntungan merupakan hasil dari keputusan yang diambil oleh manajemen. Rasio profitabilitas
untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan. Semakin
besar tingkat keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan
(Sutrisno, 2008). Rasio profitabilitas terdiri dari : return on asset (ROA), return on equity (ROE),
net profit margin (NPM), gross profit margin (GPM), return on sales ratio (ROS), return on capital
employed (ROCE), return on investment (ROI), earning per share (EPS).
Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham
Return On Asset merupakan rasio perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva dalam
menghasilkan laba. Kasmir (2012:201) menjelaskan bahwa Return On Asset adalah rasio yang
menunjukkan hasil pengembalian dari total aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Dapat pula
diartikan bahwa Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan banyaknya laba
bersih yang bisa diperoleh dari semua asset yang dimiliki oleh perusahaan. Setiap perubahan pada
nilai ROA mengakibatkan perubahan yang positif dan signifikan pada nilai Return Saham. Semakin
tinggi nilai ROA, artinya semakin besar kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dari aset
yang dimiliki akan mempengaruhi tingkat pengembalian terhadap para pemegang saham, sehingga
akan mempengaruhi harga saham yang berpengaruh terhadap return saham. (Pandhu, 2014)
Farkhan dan Ika (2013) menyebutkan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning power
dari aktiva perusahaan. Akan tetapi hasil yang positif menunjukan bahwa semakin tinggi erning
power maka akan semakin tinggi pula tingkat efisiensi perputaran aktiva dan semakin tinggi pula
profit margin yang diperoleh oleh perusahaan, yang akan berdampak pada peningkatan nilai
perusahaan dan mengakibatkan return saham meningkat. Para investor masih menggunakan Return
On Assets (ROA) sebagai tolak ukur kinerja perusahaan yang digunakan untuk memprediksi total
return saham, dengan demikian Return On Assets (ROA) yang semakin besar akan menunjukan
kinerja perusahaan naik sehingga return saham juga akan naik.
H1: Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham
Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham
Riyanto (2001:39) menyatakan bahwa besar kecilnya net profit margin pada setiap aktivitas
penjualan disebabkan oleh 2 faktor, yaitu net sales dan laba usaha. Besar kecilnya laba usaha
tergantung pada jumlah pendapatan dari penjualan (sales) dan besarnya biaya usaha (operating
expenses). Jika nilai NPM semakin meningkat berarti kinerja perusahaan semakin membaik serta
keuntungan yang diperoleh pemegang saham akan semakin meningkat. Peningkatan pada Net Profit
Margin (NPM) akan berdampak pada peningkatan return saham pada perusahaan, dan penurunan
pada nilai Net Profit Margin (NPM) akan berdampak pada penurunan return saham perusahaan
(Ferdinan, 2016).
Dedi Aji (2012) menyebutkan bahwa alasan net profit margin tidak berpengaruh terhadap
return saham disebabkan karena naik turunnya data NPM yang digunakan dalam penelitian, selain
itu perusahaan tidak mampu dalam menghasilkan keuntungan (laba), sehingga mempengaruhi
investor maupun calon investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Ferdinan Eka Putra dan Paulus Kindangen (2016), menyatakan
bahwa Net Profit Margin (NPM) 8 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan uraian mengenai pengaruh net profit margin (NPM) terhadap return saham, maka
dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H2: Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
108
Mufidah & Yuliana / Jurnal Manajemen, Vol 10, No. 2 (2020): 105 - 116
Moderasi Pembayaran Dividen Terhadap Profitabilitas Dan Return Saham
Dividen merupakan salah satu dari bagian laporan keuangan yang mana digunakan
perusahaan untuk membagikan keuntungannya pada pemegang saham. Ketika perusahaan membagi
dividen pada saat akhir periode laporan keuangan, para pemegang saham akan mendapatkan
keuntungan berdasarkan jumlah saham yang dimilikinya. Dividen Payout Ratio yaitu merupakan
rasio pembayaran dividen dengan melalui perhitungan dividen kas yang digunakan dibagi dengan
laba yang tersedia untuk pemegang saham umum (Hartono, 1998). Apabila sebuah perusahaan
mengurangi pembagian dividen, itu dianggap pertanda buruk karena perusahaan banyak
membutuhkan pendanaan. Menurut Indriyo dan Basri (2012: 232), Dividen Payout Ratio adalah
perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan perusahaan dan
biasanya disajikan dalam bentuk prosentase. Bagi investor semakin tinggi rasio pembayaran
dividen, maka semakin banyak keuntungan yang akan diterima, akan tetapi perusahaan juga dapat
melemahkan posisi keuangan karena dapat mengurangi laba ditahan. Sebaliknya, jika dividen
dengan rasio pembayaran yang rendah akan membahayakan pemegang saham, tetapi keuangan
internal perusahaan akan tetap diperkuat (Luh Putu dan Ni Luh Sari, 2014)
H3: Pembayaran dividen (dividend payout ratio) memoderasi hubungan profitabilitas dengan return
saham
Kerangka Pemikiran
Faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi return saham menurut Samsul (2015, p.200)
terdiri atas faktor makroekonomi dan faktor mikroekonomi. Faktor makroekonomi merupakan
faktor yang berada di luar perusahaan yang berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan kinerja
perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor makroekonomi terdiri dari tingkat
bunga umum, tingkat inflasi, peraturan perpajakan, kebijakan pemerintah, kurs valuta asing, tingkat
bunga pinjaman luar negeri, ekonomi internasional, siklus ekonomi, paham ekonomi, dan peredaran
uang. Perubahan dalam faktor makroekonomi akan mempengaruhi kinerja perusahaan dalam jangka
waktu yang panjang. Sedangkan faktor mikroekonomi yang mempunyai pengaruh terhadap return
saham berada di dalam perusahaan itu sendiri yang tercermin dari laporan keuangan yang secara
rutin diterbitkan oleh emiten termasuk kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan
tersebut salah satunya yaitu profitabilitas. Rasio profitabilitas bisa diukur dengan menggunakan
rasio keuangan, diantaranya yaitu return on asset (X1) dan net profit margin (X2), yang
mempengaruhi return saham (Y). Di samping itu juga terdapat variabel moderating yaitu dividend
payout ratio (Z) yang memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel independen terhadap
return saham.
Gb. Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia
(Indonesia Stock Exchange / IDX), Yahoo Finance, dan sumber-sumber lainnya. Populasi dan
Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur
109
Mufidah & Yuliana / Jurnal Manajemen, Vol 10, No. 2 (2020): 105 - 116
yang terdaftar dalam sektor industri barang konsumsi periode tahun 2016-2018. Metode penentuan
sampel dengan menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Kriteria penentuan sampel sebagai berikut:
1. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sektor industri barang konsumsi
selama tahun 2016 sampai tahun 2018
2. Perusahaan memiliki data laporan keuangan lengkap serta mencakup informasi terkait
lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan audited selama periode pengamatan dari tahun
2016 sampai tahun 2018.
4. Perusahaan yang membagikan dividen secara konsisten selama tahun 2016-2018.
Tabel 1 Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode Saham
1. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA
2. Chitose Internasional Tbk CINT
3. Gudang Garam Tbk GGRM
4. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
5. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
6. Kino Indonesia Tbk KINO
7. Kalbe Farma Tbk KLBF
8. Merck Tbk MERK
9. Mayora Indah Tbk MYOR
10. Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI
11. Mandom Indonesia Tbk TCID
12. Tempo Scan Pacific Tbk TSPC
13. Ultra Jaya Milk Industry Tbk ULTJ
Sumber: data sekunder yang diolah
Penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) 6.0
untuk menganalisis data. PLS adalah metode alternatif untuk menguji persamaan struktual
(Struktual Equation Modelling) yang berbasis komponen atau varian (Imam Ghazali, 2014). Alat uji
Partial Least Square (PLS) dipilih karena didasarkan pada kerangka pemikiran penelitian yang
menguji hubungan yang kompleks dengan banyak variabel dan banyak indikator. Analisis Partial
Least Square digunakan untuk mengetahui arah hubungan net profit margin (NPM), return on asset
(ROA) terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar dalam sektor industri barang
konsumsi periode tahun 2016-2018. Analisis ini juga digunakan untuk mendapatkan koefisien yang
akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau ditolak. Analisis Regresi
Moderasi digunakan untuk menguji variabel devidend payout ratio dalam memoderasi pengaruh
profitabilitas terhadap return saham.
Devinisi Operasional Variabel
Tabel 2 Devinisi Operasional Variabel
Devinisi Skala
Variabel Indikator
Operasional Pengukuran
Sejauh mana
kemampuan aset-aset
Return on yang dimiliki
Rasio
asset (X1) perusahaan bisa
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
menghasilkan laba 𝑥 100%
(Tandelilin, 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
110
Mufidah & Yuliana / Jurnal Manajemen, Vol 10, No. 2 (2020): 105 - 116
2010:372)
Ukuran keuntungan
yang
membandingkan
Net Profit antara laba setelah 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑥 100% Rasio
Margin (X2) bunga dan pajak 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
dibandingkan dengan
penjulan (Kasmir,
2008:200)
Selisih antara jumlah
yang diterima dan
jumlah yang 𝑃1 − 𝑃0
Return Saham diinvestasikan, 𝑃0
dibagi dengan jumlah Rasio
(Y) P1 = Price, yaitu harga untuk
yang diinvestasikan
(Brigham dan periode t
Houston, 2006: 215) P0 = Price, yaitu harga untuk
periode sebelumnya
Dividen yang
dibayarkan dibagi
Dividend dengan laba yang 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑘𝑎𝑠
𝑥 100%
Payout Ratio tersedia untuk 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 Rasio
(DPR) (Z) pemegang saham
umum, Jogiyanto
(2008: 89)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Berikut hasil data statistik deskriptif:
Tabel 3 statistik deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
ROA 39 2.61 20.60 9.7590 .73904 4.61532
NPM 39 2.52 15.10 8.2623 .52327 3.26780
RETURN
39 -.49 1.00 .0831 .04257 .26585
SAHAM
DPR 39 10.69 79.03 37.5264 2.63950 16.48365
Valid N (listwise) 39
Sumber: Data diolah (2019)
Hasil tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini
sebanyak 39 sampel. Dari 39 sampel ini menunjukkan bahwa Variabel ROA (X1) memiliki nilai
rata-rata sebesar 9,7590, nilai maksimum 20,60, dan nilai minimum 2,61. Variabel NPM (X2)
memiliki nilai rata-rata sebesar 8,2623, nilai maksimum 15,10, dan nilai minimum 2,52. Variabel
Return Saham (Y) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,0831, nilai maksimum 1,00, dan nilai minimum
-0,49. Variabel DPR (Z) memiliki nilai rata-rata sebesar 37,5264, nilai maksimum 79,03, dan nilai
minimum 10,69.
111
Mufidah & Yuliana / Jurnal Manajemen, Vol 10, No. 2 (2020): 105 - 116
Evaluasi Outer Model
Uji validitas digunakan untuk menguji suatu variabe penelitian, apakah indikator-indikator
yang digunakan dapat membenarkan model variabel dari sebuah penelitian. Output dari program
WarpPLS yaitu loading factors dan cross loadings yang digunakan untuk menunjukkan hasil
pengujian validitas konvergen dari suatu alat pengukuran. Menurut Hair, dkk., (2013 dalam Mahfud
dan Solihin, 2013:65) terdapat dua kriteria untuk menilai validitas konvergen untuk variabel
reflektif, yaitu nilai loading harus > 0,7 dan nilai p signifikan (p < 0,005). Kriteria variabel
diskriminan yaitu nilai loading factor indikator terhadap variabel harus lebih besar dibandingkan
nilai loading factor indikator kepada variabel lainnya.
Tabel 4 Cross Loading
Return DPR* DPR*
Indikator ROA NPM DPR SE P Value
Saham ROA NPM
ROA (1,000) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,104 < 0,001
NPM 0,000 (1,000) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,104 < 0,001
Return 0,000 0,000 (1,000) 0,000 0,000 0,000 0,104 < 0,001
Saham
DPR 0,000 0,000 0,000 (1,000) 0,000 0,000 0,104 < 0,001
DPR*ROA 0,000 0,000 0,000 0,000 (1,000) 0,000 0,104 < 0,001
DPR*NPM 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 (1,000) 0,1 < 0,001
Sumber : Data diolah (2019)
Tabel 2 diatas menunjukkan hasil bahwa nilai loading dari ROA, NPM, Return saham, DPR,
DPR*ROA, DPR*NPM > 0,7 yaitu 1,000 yang sudah memenuhi kriteria convergent validity. P-
Value untuk semua indikator juga telah memenuhi syarat yaitu memliki nilai sebesar < 0,05 yaitu <
0,001.
Pengukuran lainnya dari convergent validity adalah dengan melihat nilai AVE (Average
Variance Extracted). Mahfud Sholihin dan Dwi Ratmono (2013: 73) menyatakan bahwa AVE
(Average Variance Extracted) juga digunakan untuk evaluasi validitas konvergen, kriteria yang
harus dipenuhi yaitu nilai AVE > 0,50.
Tabel 5 Uji Validitas Diskriminan
Variabel Nilai AVE Kriteria Keterangan
ROA 1,000 >0,50 Memenuhi convergent validity
NPM 1,000 >0,50 Memenuhi convergent validity
Return saham 1,000 >0,50 Memenuhi convergent validity
DPR 1,000 >0,50 Memenuhi convergent validity
DPR*ROA 1,000 >0,50 Memenuhi convergent validity
DPR*NPM 1,000 >0,50 Memenuhi convergent validity
Sumber : Data diolah (2019)
Berdasarkan hasil tersebut keempat variabel telah memenuhi convergent validity. Nilai AVE
dari ROA, NPM, Return Saham, DPR, DPR*ROA, DPR*NPM yaitu 1,000 > 0,50. Kesimpulannya
keseluruhan variabel telah memenuhi kriteria convergent validity.
Menurut Ghozali (2012: 79), uji reliabilitas dilakukan untuk menguji dan membuktikan
kekonsistenan dan ketepatan instrument dalam mengukur suatu variabel. Uji reliabilitas dilakukan
dengan melihat nilai composite reliability dan Cronbach’s Alpha. Nilai composite reliability
dianggap baik jika nilainya > 0,70 dan Cronbach’s Alpha disarankan diatas 0,60. Sehingga
keakurasian suatu variabel dikatakan baik jika nilainya memenuhi kriteria.
112
Mufidah & Yuliana / Jurnal Manajemen, Vol 10, No. 2 (2020): 105 - 116
Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Composite reliability Cronbach alpha Keterangan
coefficient
ROA 1,000 1,000 Reliabel
NPM 1,000 1,000 Reliabel
Return saham 1,000 1,000 Reliabel
DPR 1,000 1,000 Reliabel
DPR*ROA 1,000 1,000 Reliabel
DPR*NPM 1,000 1,000 Reliabel
Sumber : Data diolah (2019)
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, tampak bahwa ROA, NPM, Return Saham,
DPR, DPR*ROA, DPR*NPM memiliki nilai reliabilitas 1,000. Dimana nilai reliabilitas masing-
masing variabel dinilai sangat baik karena nilai composite reliability sudah memenuhi syarat (>0,7).
Reliabilitas juga dipengaruhi oleh besarnya nilai hasil perhitungan Cronbach Alpha dimana nilai
cronbach alpha dari ROA, NPM, Return Saham, DPR, DPR*ROA, DPR*NPM bernilai sebesar
1,000 yang menyatakan bahwa semua variabel telah memenuhi syarat reliabilitas variabel yang
baik.
Evaluasi Inner Model
Pada uji kecocokan model terdapat tiga indeks pengujian, yaitu average path coefficient
(APC), average R-squared (ARS) dan averge varians factor (AVIF) dengan kriteria APC dan ARS
diterima dengan syarat p-value <0,05 dan AVIF <5 (Mahfud Sholihin dan Dwi Ratmono, 2013:61).
Tabel 7 Hasil Uji Evaluasi Goodness Of Fit
Parameter Indeks P-Value Kriteria Keterangan
APC 0,305 0,009 P < 0,05 Diterima
ARS 0,395 0,001 P < 0,05 Diterima
AVIF 2,027 AVIF <5 Diterima
Data diolah (2019)
Berdasarkan tabel di atas, menjelaskan bahwa APC memiliki indeks sebesar 0,305 dengan
nilai p – value < 0,009. Sedangkan ARS memiliki indeks sebesar 0,395 dengan p – value < 0,001.
Berdasarkan kriteria, APC sudah memenuhi kriteria karena memiliki nilai p < 0,009. Begitu pula
dengan nilai p dari ARS yaitu p < 0,05. Nilai AVIF yang harus < 5 sudah terpenuhi karena
berdasarkan data tersebut AVIF nilainya 2,027. Dengan demikian, maka inner model dapat diterima
Nilai R-Square harus > 0 menjadi syarat untuk menunjukkan bahwa nilai observasi
dihasilkan oleh model dan estimasi perhitungan seluruh populasi dan sampelnya baik, sebaliknya
jika nilai R-Square ≤ 0 menunjukkan nilai observasi dihasilkan oleh model dan estimasinya kurang
baik.
Tabel 8 Hasil Uji Nilai R-Square
Variabel Nilai R-Square Keterangan
ROA
NPM
Return saham 0,395 >0,000
DPR
DPR*ROA
DPR*NPM
Data diolah (2019)
113
Mufidah & Yuliana / Jurnal Manajemen, Vol 10, No. 2 (2020): 105 - 116
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai R-Square > 0 yang berarti bahwa nilai
observasi yang dihasilkan oleh model dan estimasi perhitungan seluruh populasi dan sampelnya
telah memenuhi syarat, atau telah memenuhi Goodness of Fit yang baik.
Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Pengaruh ROA terhadap return saham
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return saham. Setiap perubahan pada nilai ROA mengakibatkan perubahan yang positif dan
signifikan pada nilai Return Saham. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan dengan WarpPLS 6.0
menunjukkan hasil bahwa nilai koefisien sebesar 0,26 dan nilai signifikan sebesar 0,04 yang <
0,05. Hal ini menjukkan bahwa hipotesis pertama terpenuhi yaitu Return On Asset berpengaruh
positif dan signifikan terhadap return saham. Artinya, semakin tinggi nilai ROA, artinya semakin
besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari aset yang dimiliki, hal ini
tentunya akan mempengaruhi tingkat pengembalian terhadap para pemegang saham, sehingga akan
mempengaruhi harga saham yang berpengaruh terhadap return saham. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Farkhan dan Ika (2013) yang menyebutkan bahwa Para investor
masih menggunakan Return On Assets (ROA) sebagai tolak ukur kinerja perusahaan yang
digunakan untuk memprediksi total return saham, dengan demikian Return On Assets (ROA) yang
semakin besar akan menunjukan kinerja perusahaan naik sehingga return saham juga akan naik.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwasemakin tinggi nilai ROA maka nilai return saham akan
naik, sebaliknya jika nilai ROA turun sebesar maka nilai return saham akan turun.
Pengaruh NPM terhadap return saham
Hipotesis dalam penelitian ini adalah NPM berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return saham. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik pula operasi suatu perusahaan.
(Ferdinan, 2016) membuktikan bahwa semakin meningkatnya nilai NPM berarti kinerja perusahaan
semakin baik serta keuntungan yang diperoleh pemegang saham akan semakin meningkat yang
akan berdampak pada peningkatan return saham perusahaan, dan penurunan pada nilai Net Profit
Margin (NPM) akan berdampak pada penurunan return saham perusahaan.
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan dengan WarpPLS 6.0 menunjukkan hasil bahwa nilai
koefisien sebesar -0,10 dan nilai signifikan sebesar 0,25 yang > 0,05.Hasil penelitian ini tidak
berhasil membuktikan hipotesis kedua yang menyatakan bahwa NPM berpengaruh terhadap return
saham pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Artinya, variabel Net
Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh terhadap return saham disebabkan karena adanya naik
turunnya nilai NPM pada data yang digunakan dalam penelitian dan perusahaannya pun tidak
mampu dalam menghasilkan keuntungan (laba), sehingga mempengaruhi investor maupun calon
114
Mufidah & Yuliana / Jurnal Manajemen, Vol 10, No. 2 (2020): 105 - 116
investor untuk melakukan investasi. Keadaan yang terjadi saat itu adalah investor tidak mau
membeli saham dengan harga tinggi dengan nilai Net Profit Margin (NPM) perusahaan yang
rendah, akibatnya Net Profit Margin (NPM) tidak mempengaruhi tingkat return pada perusahaan
tersebut. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dedi Aji (2012).
Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio) Memoderasi Hubungan Profitabilitas Dengan
Return Saham
Hipotesis dalam penelitian ini adalah devidend payout ratio (DPR) dapat memperkuat
pengaruh positif profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan sektor industri barang
konsumsi. Semakin besar devidend payout ratio, artinya perusahaan memang mengalokasikan
keuntungannya untuk para pemegang sahamnya. Sebaliknya jika rasio ini makin kecil, artinya
perusahaan mengalokasikan sebagian laba bersihnya untuk memenuhi kebutuhan internal
perusahaan.
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan dengan WarpPLS 6.0 menunjukkan hasil bahwa nilai
koefisien dari DPR* ROA sebesar 0,55 dan nilai signifikan sebesar <0,01 yang kurang dari 0,05,
sedangkan nilai koefisisen dari DPR*NPM sebesar 0,31 dan nilai signifikan sebesar 0,02. Artinya,
hasil penelitian ini membuktikan bahwa devidend payout ratio dapat memperkuat pengaruh positif
profitabilitas terhadap return saham. Semakin tinggi rasio pembayaran dividen bagi investor maka
semakin banyak keuntungan yang akan diterimanya, akan tetapi perusahaan pun juga dapat
melemahkan posisi keuangan karena dapat mengurangi laba ditahan. Sebaliknya, jika dividen
dengan rasio pembayaran yang rendah akan membahayakan pemegang saham, tetapi keuangan
internal perusahaan akan diperkuat.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return saham. Artinya, semakin tinggi nilai ROA, artinya semakin besar kemampuan perusahaan
dalam memperoleh keuntungan dari aset yang dimiliki, hal ini tentunya akan mempengaruhi tingkat
pengembalian terhadap para pemegang saham, sehingga akan mempengaruhi harga saham yang
berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan NPM tidak berpengaruh terhadap return saham
disebabkan karena adanya naik turunnya nilai NPM pada data yang digunakan dalam penelitian dan
perusahaan tidak mampu dalam menghasilkan keuntungan (laba), sehingga mempengaruhi investor
maupun calon investor untuk melakukan investasi. Selain itu, DPR mampu memoderasi hubungan
profitabilitas terhadap return sham. Semakin besar devidend payout ratio, artinya perusahaan
memang mengalokasikan keuntungannya untuk para pemegang sahamnya. Sebaliknya jika rasio ini
makin kecil, artinya perusahaan mengalokasikan sebagian laba bersihnya untuk memenuhi
kebutuhan internal perusahaan. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penggunaan indikator pada
profitabilitas masih menggunakan ROA dan NPM saja. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah
penambahan pada indikator profitabilitas seperti return on equity (ROE), gross profit margin
(GPM), return on sales ratio (ROS), return on capital employed (ROCE), return on investment
(ROI), earning per share (EPS). Selain itu, penelitian perlu memperluas dengan beberapa sektor
perusahaan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Aldo, Michael Carlo. (2014). Pengaruh Return On Equity, Dividend Payout Ratio, Dan Price To
Earnings Ratio Pada Return Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1 (2014):150-
164 ISSN: 2302-8556
Ang, Robert. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Edisi Pertama, Rineka Cipta, Jakarta.
Brealey, Richard A et al. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid 2. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Darmaji, Tjipto dan Fakhrudin. (2011). Pasar Modal di Indonesia Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Dewanthoro, Pandu. (2014). Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham
115
Mufidah & Yuliana / Jurnal Manajemen, Vol 10, No. 2 (2020): 105 - 116
Perusahaan Sektor Properti & Real Estate Di Bursa Efek Indonesia. E-journal Universitas
Islam Indonesia
Eka, Ferdinan Putra dan Paulus Kindangen. (2016). Pengaruh Return On Asset (ROA), Net Profit
Margin (NPM), Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Perusahaan
Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2010-2014). E-
Journal EMBA, Vol.4 No.4 September 2016, Hal. 235-245 ISSN 2303-117
Fakhruddin, Hendy M. (2008). Istilah Pasar Modal A-Z. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Farkhan dan Ika. (2013). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Food
and Beverage). e-Journal Universitas Muhammadiyah Semarang, 9(1), h: 1- 18
Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. (2012). Manajemen Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.
Gunadi, Gd Gilang dan I Ketut Wijaya Kesuma. (2015). Pengaruh ROA, DER, EPS Terhadap
Return Saham Perusahaan Food and 19 Beverage BEI. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol.4,
No.6, hal: 1636-1647 ISSN: 2302-8912
Hartono, J. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi keenam. Yogyakarta : BPFE.
Hermawan, Dedi Aji. (2012). Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share dan Profit Margin
Terhadap Return Saham. Management Analysis Journal, 1(5), h: 1-7.
Husnan, Suad. (2001). Dasar–Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: BPFE
IGKA Ulupui. (2007). Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas
terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori
Industri Barang Konsumsi di BEJ). AUDI Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 1, Januari.
Imam Ghozali. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Edisi 7.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Jogiyanto H.M. (2007). Teori Portofolio dan Analisa Investasi.Yogyakarta: BPFE. Edisi 5.
Kasmir. (2012). Dasar-dasar Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Mahfud Sholihin dan Dwi Ratmono. (2013). Analisis SEM-PLS dengan WarpPLS 3.0 Untuk
Hubungan Non Linier Dalam Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Putu, Luh Ratih Nirayanti dan Ni Luh Sari Widhiyani. (2014). Pengaruh Kebijakan Dividen, Debt
to Equity Ratio, dan Price Earning Ratio pada Return Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 9.3 (2014): 803 ISSN: 2302 - 8556
Riyanto, Bambang. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE
Samsul, Mohamad. (2015). Pasar Modal & Manajemen Portofolio (Ed. 2). Jakarta, Indonesia:
Erlangga.
Sutriani, Anis. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Likuiditas Terhadap Return Saham
Dengan Nilai Tukar Sebagai Variabel Moderasi Pada Saham LQ-45. Journal of Business and
Banking. Volume 4, No. 1, May 2014, pages 67 – 80
Sutrisno, (2008). Manajemen Keuangan Teori, Konsep Dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit
Ekonisia.
Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama. BPFE
UGM: Yogyakarta.
116