0% found this document useful (0 votes)
111 views8 pages

Pemberdayaan Lansia Melalui Kreasi Seni: Indro Moerdisuroso, Ataswarin Oetopo

This document discusses empowering the elderly through art creation activities. It describes a community service program held at a nursing home for elderly residents in Jakarta. The program aimed to empower 30 elderly participants through visual art training activities using multimedia guidelines. The training was conducted over two 2-hour meetings and focused on drawing flora. The elderly participants showed enthusiasm during the training and happiness with the art they created. The program concluded that multimedia training materials were well understood by participants and that creative art activities can improve elderly quality of life.

Uploaded by

FriscilyCily
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
111 views8 pages

Pemberdayaan Lansia Melalui Kreasi Seni: Indro Moerdisuroso, Ataswarin Oetopo

This document discusses empowering the elderly through art creation activities. It describes a community service program held at a nursing home for elderly residents in Jakarta. The program aimed to empower 30 elderly participants through visual art training activities using multimedia guidelines. The training was conducted over two 2-hour meetings and focused on drawing flora. The elderly participants showed enthusiasm during the training and happiness with the art they created. The program concluded that multimedia training materials were well understood by participants and that creative art activities can improve elderly quality of life.

Uploaded by

FriscilyCily
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 8

DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.152.

03
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI KREASI SENI

Indro Moerdisuroso1), Ataswarin Oetopo2), Yufiarti3)


Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Jakarta1) 2)
Program Studi Psikologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Jakarta3)
Email: [email protected]) [email protected]) [email protected])

Abstract
Empowering the Elderly through Art Creation. Improving the quality of life of the Indonesian
population affects the increasing number of elderly people. For this reason, the elderly need to improve
their quality of life. One solution in dealing with this situation is to empower the elderly through visual
arts activities. The purpose of this community service is to empower the elderly through activities in
creating art using multimedia guideline. In this activity, the target was 30 elderly residents of the Panti
Sosial Tresna Werdha Bhakti Mulia 2, Cengkareng, West Jakarta. This activity uses training methods
based on multimedia guidelines. This activity is held for 2 x meetings, each for 2 hours. The training
process was guided by the entire community service team, accompanied by three students, and officers
from the nursing home. The outputs are the guidance on creating art, and documentation of the
activities. Participants showed an enthusiastic attitude in participating in training activities to create art
with the topic of flora drawing. They showed a happy attitude towards the image produced. From the
whole series of this activities, it was concluded that participants could understand well the training
material in multimedia. The activity of drawing flora can arouse pleasure and be proud of producing a
work for elderly participants. Multimedia as a learning media suitable for use for the elderly. Creative arts
activities can improve the quality of life of the elderly.
Keywords: art creation, elderly, multimedia guideline

Abstrak
Pemberdayaan Lansia Melalui Kreasi Seni. Tujuan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini ialah
untuk memberdayakan lansia melalui kegiatan berkarya seni rupa menggunakan panduan multimedia.
Peningkatan kualitas hidup penduduk Indonesia berpengaruh pada meningkatnya jumlah lansia. Untuk
itu lansia perlu ditingkatkan kualitas hidupnya. Salah satu solusi dalam menghadapi situasi ini adalah
memberdayakan lansia melalui kegiatan seni rupa. Dalam kegiatan ini sasarannya ialah lansia warga
Panti Sosial Tresna Werdha Bhakti Mulia 2, Cengkareng, Jakarta Barat berjumlah 30 orang. Kegiatan
pengabdian ini menggunakan metode pelatihan berdasarkan panduan multimedia. Kegiatan ini
dilaksanakan selama 2 x pertemuan, masing-masing selama 2 jam. Proses pelatihan dipandu seluruh tim
PKM, didampingi tiga mahasiswa, dan petugas dari Panti Werdha. Hasil kegiatan berupa panduan
berkreasi seni rupa, dan dokumentasi kegiatan berkreasi seni rupa. Peserta menunjukkan sikap antusias
dalam mengikuti kegiatan pelatihan berkreasi seni dengan topik menggambar flora. Peserta
menampakkan sikap senang terhadap gambar yang dihasilkan. Dari seluruh rangkaian kegiatan PKM
disimpulkan bahwa peserta dapat memahami dengan baik materi dalam multimedia pelatihan yang
berupa video dan buku panduan. Kegiatan kreasi seni rupa menggambar flora dapat membangkitkan
rasa senang dan bangga menghasilkan suatu karya bagi peserta lansia. Multimedia sebagai media
pembelajaran sesuai digunakan untuk lansia. Kegiatan kreasi seni rupa dapat meningkatkan kualitas
hidup lansia.
Kata kunci: kreasi seni rupa, lansia, panduan multimedia.

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 15 No. 2 Tahun 2018 | 89


DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.152.03
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
1. PENDAHULUAN sehingga kebutuhan mereka secara
Predikat manusia lanjut usia psikologis terpenuhi. Pembinaan kualitas
(lansia) seperti tercantum dalam Undang emosi, kepekaan sosial dan estetis lanjut
Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang usia diperlukan untuk pemenuhan diri
Kesejahteraan Lansia ialah seseorang dan berekspresi diri agar kehidupannya
yang berusia 60 tahun ke atas. Jumlah bahagia. Menurut Fisher (1999),
kelompok lansia ini di Indonesia kreativitas dalam kegiatan senirupa
memperlihatkan grafik yang terus merupakan fasilitas kesuksesan lansia
meningkat. Statistik Penduduk Lanjut yang mendorong perkembangan
Usia terbitan Badan Pusat Statistik keterampilan memecah-kan masalah,
(2017, h. 3) menunjukkan tahun 1971 memotivasi, dan menerapkan tindakan
proporsi kelompok lansia sebesar 4,5% kreatif dalam pengelolaan diri pada
dari total penduduk Indonesia, tahun kehidupannya sehari-hari. Selain itu
2000 7,2%, dan 2015 8,5%. BPS penelitian Wengler (2015, h. 59)
memprediksi proporsi kelompok lansia menemukan bahwa kegiatan berkreasi
pada 2035 akan mencapai 15,8% dari seni menghasilkan pengalaman yang
100% penduduk Indonesia, sehingga bermakna, menyenangkan, memberi
diperlukan penyesuaian batas usia lansia energi , dan menghasilkan peningkatan
menjadi 71,7 tahun ke atas. kualitas hidup.
Meningkatnya Usia Harapan Hidup (life Saat ini pelayanan lansia yang
expectancy), dan keberhasilan program dilaksanakan umumnya berkisar pada
Keluarga Berencana yang dimulai tahun membantu orang lain dengan
1970-an merupakan faktor yang menanggapinya saja. Padahal menurut
ditengarai sebagai penyebab pendapat Robert Bulter dan Lewis,
meningkatnya jumlah lansia. Peningkatan bahwa:
tersebut perlu diimbangi dengan berbagai “mental health personnel can learn
program pemberdayaan lansia dalam much about how to help older people
memasuki proses penuaan secara by respecting and benefiting from
what the elderly have to create by
produktif dan memuaskan. Pada sisi
them. Old age can be a time of
layanan perlu ditingkatkan jangkauan dan emotional and sensory awareness
kualitas pelayanan serta tanggung jawab and enjoyment.
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
(Pelayanan kesejahteraan sosial
jasmani dan rohani lanjut usia. seharusnya dapat lebih banyak
Pelayanan kebutuhan penanggu- belajar tentang bantuan bagi para
langan permasalahan lanjut usia masih lansia. Caranya dengan belajar
berkisar pada aspek kesehatan, ekonomi menanggapi dan bertindak sesuai
dan sosial. Kebutuhan dasar secara batin dengan kemampuan lansia untuk
(immaterial needs, basic needs atau berkreasi sendiri. Lansia dapat
sewaktu-waktu menyadari kemam-
psychological needs) masih kurang
puan diri dan emosinya, serta
tersentuh. Proses pelayanan seharusnya menikmatinya)
sesuai dengan karakteristik lanjut usia,

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 15 No. 2 Tahun 2018 | 90


DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.152.03
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
Kegiatan yang dilakukan para lanjut lainnya. Hal tersebut perlu diekspresikan
usia idealnya dilakukan di dalam maupun dalam hidup dan akan bermakna baginya.
di luar ruang, seperti menekuni Pelayanan yang baik bagi dirinya sendiri
kegemaran (hobby) keterampilan, dapat diekspresikan melalui kegiatan seni
kegiatan keagamaan, olah raga, rupa.
menonton TV, dan berorganisasi. Berdasarkan kondisi situasi di atas
Kegiatan yang bervariasi ini maka permasalahan mitra dapat
menyebabkan para lanjut usia dapat diidentifikasi sebagai berikut.
menikmati masa tuanya dan tidak merasa 1. Penyediaan prasarana dan sarana di
bosan serta kesepian. Dalam kondisi ini panti werdha diutamakan pada
kualitas hidup lansia akan lebih baik dari fasilitas akomodasi, sejenis
pada tinggal di rumah keluarga yang penginapan atau asrama. Hal ini
kesepian karena kesibukan masing- merupakan perangkat standar untuk
masing anggota keluarga. Selain itu, memenuhi kebutuhan fisik lansia.
dengan melakukan kegiatan di waktu Misalnya ketersediaan tempat tidur,
senggang mereka dapat tetap merasa kamar mandi, ruang makan, ruang
mampu dan berarti bagi orang lain, bersama, dan halaman serta taman.
khususnya teman-teman, keluarga, Selain itu terdapat sarana
bahkan bagi masyarakat luas. penunjang yang bersifat hiburan
Sebagaimana dinyatakan Febriyati dan pengisi waktu seperti misalnya
Suyanto (2017, h. 210), lansia umumnya televisi, di mana bagi aktivitas fisik
merasa bahagia ketika mampu mengisi dan psikis lansia cenderung bersifat
waktu luang dengan kegiatan yang statis.
berguna. 2. Penyelenggaraan kegiatan sehari-
Kegiatan berkesenirupaan dapat hari di dalam panti werdha
dijadikan pendekatan pelayanan dalam cenderung pada bantuan peme-
menciptakan suasana, situasi, dan kondisi liharaan dan perawatan fisik lansia.
yang akomodatif serta kondusif. Lanjut Kegiatan yang mengarah pada
usia tetap dapat berperan serta pengembangan aspek psikis
mengembangkan dan mengaktua- cenderung diselenggarakan atas
lisasikan diri bahkan mandiri di inisiatif warga lansia sendiri,
masyarakat. Kegiatan berkesenirupaan terutama kegiatan keagamaan.
dapat menjadi suatu pendekatan untuk Jenis kegiatannya relatif sangat
kegiatan batin yang menyenangkan, terbatas, dan kurang bervariasi,
bebas berekspresi, bahkan dapat sehingga menimbulkan kesan
meningkatkan produktivitas hasil membosankan. Hari-hari di panti
karyanya sebagai tambahan pengha-silan. terasa sangat panjang dan monoton.
Lansia telah mengalami roda 3. Kegiatan tambahan pernah
kehidupan yang belum dialami generasi diadakan oleh pihak dari luar panti,
muda. Misalnya interesnya yang besar dan jenis kegiatan baru ini dapat
pada filsafat, agama, seni atau bidang menambah semangat hidup lansia

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 15 No. 2 Tahun 2018 | 91


DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.152.03
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
di dalam panti, namun tidak menyolok. Fungsi seni pun tidak berhenti
sustainable. Penyebab utamanya hanya sampai pada melatih kelenturan
ketiadaan tenaga pendamping dari motorik saja, melainkan lebih kepada
pihak penyelenggara panti untuk pemenuhan kebutuhan ekspresi yang
konsisten mengelola dan membina memberikan pengalaman artistik,
kegiatan tersebut. Sementara itu membina kehalusan budi, ketekunan,
dari pihak warga lansia belum kesabaran, keterbukaan, kerjasama, dan
memiliki keterampilan yang cukup memberi peluang bagi pencurahan
memadai untuk berperan sebagai ketegangan jiwa. Adapun luaran yang
pengelola dan pembina kegiatan dihasilkan dari kegiatan PKM ini ialah
terkait. video panduan kegiatan kreasi seni rupa
Berdasarkan identifikasi permasa- bagi lansia, dan dokumentasi kegiatan
lahan mitra tersebut, solusi yang diajukan pelatihan berkreasi seni bagi lansia.
kepada mitra ialah PKM melalui kegiatan 2. METODE PELAKSANAAN
berkreasi seni rupa. Kegiatan ini akan
mengatasi permasalahan pemberdayaan A. Tahapan Kegiatan
lansia, dalam bentuk pelatihan berkreasi Pemberdayaan lansia dilakukan
seni rupa menggunakan panduan multi- secara holistik sebagai berikut:
media. Jenis kegiatan PKM ini a. Mendata jumlah lansia di lokasi
diharapkan menjadi aktivitas yang mitra yang bersedia dilatih kegiatan
menyenangkan, sehingga dapat kreasi seni rupa, dengan jumlah 30
meningkatkan semangat dan kualitas orang
hidup para lansia. b. Mendisain panduan kreasi seni
Kegiatan seni rupa bagi lansia tidak rupa bagi lansia dalam format
menekankan pada keindahan karya yang multimedia
dihasilkan, tetapi lebih pada c. Merancang program pelatihan
menumbuhkan rasa senang, percaya diri d. Melaksanakan kegiatan pelatihan
(self confidence) dan rasa mandiri (self berdasarkan panduan
dependent). Pada akhirnya secara e. Evaluasi pelaksanaan kegiatan
perlahan-lahan kegiatan ini memberi-kan pelatihan
rasa menggembirakan, kepuasan, dan B. Metode Pelaksanaan Pelatihan
kebahagiaan. Ekspresi dalam kegiatan Penyusunan metode pelaksanaan
seni rupa pada lansia merupakan refleksi didasarkan pada dua prinsip dasar yaitu:
diri yang dibutuhkan sepanjang hayat. 1) belajar adalah kegiatan yang dialami
Nilai kreativitas tidak berhubungan dan menyenangkan yang terus terjadi
dengan kemunduran usia. Banyak orang sepanjang hidup, 2) kesulitan belajar
menjadi kreatif untuk pertama kalinya adalah ketidakmampuan mengatasi stres
pada usia lanjut. Lebih nyata lagi dalam dan keraguan dalam menghadapi suatu
masalah sosial keingintahuan dan tugas yang baru. Untuk itu disusun
kemampuan membuat kejutan langkah-langkah pelaksanaan pelatihan
merupakan kualitas adaptif yang sebagai berikut:

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 15 No. 2 Tahun 2018 | 92


DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.152.03
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
a. Pembekalan kepada peserta pela- d. Apakah merasa senang dengan
tihan, utamanya untuk memotivasi karya yang dihasilkannya?
semangat dalam melaksanakan e. Apakah ingin mengikuti lagi
kegiatan seni rupa, yaitu meng- kegiatan berkreasi seni rupa?
gambar flora, tidak mementingkan Seluruh rangkaian pelaksanaan
keindahan, tetapi kespontanan, pelatihan tersebut disesuaikan dengan
sehingga tidak perlu kuatir hasilnya jadwal kegiatan yang telah direncanakan,
tidak bagus. yaitu kegiatan pelatihan dilaksanakan
b. Pendampingan dalam mempelajari sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan
panduan multimedia, yang meng- pertama pada tanggal 18 September
gambarkan tahap-tahap dalam 2018, kedua tanggal 21 September 2018
membuat lukisan pukul 10.00 – 12.00. Kedua pertemuan
c. Pendampingan dalam mengawali berlangsung di aula Panti Tresna Werdha
proses pelaksanaan menggambar, Budi Mulia 2, Jalan Cenderawasih 10,
dengan cara membimbing cara Cengkareng, Jakarta Barat.
pemakaian bahan menggambar
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
d. Supervisi dalam proses akhir
Program PKM ini telah dilak-
kegiatan menggambar, dengan cara
sanakan sesuai perencanaan, yang
memotivasi hasilnya cenderung diawali dengan pengurusan surat izin dan
sesuai dengan target yang persetujuan dari Mitra yaitu Panti Sosial
diharapkan. Werdha (PSW) Budi Mulia 2,
e. Evaluasi hasil karya, dengan cara Cengkareng, Jakarta Barat. Dalam
menunjukkan kelebihan dan program ini diutamakan membangun
kekurangan, khususnya dalam hal jejaring antara Panti Werdha dengan Tim
teknik penggunaan pewarna PKM UNJ, sehingga para lanjut usia
krayon. (Lansia) diharapkan dapat berapresiasi
C. Evaluasi Pelaksanaan Program dan berkreasi seni rupa dengan
dan Keberlanjutan Program menggunakan media ekspresi yang
Pelaksanaan PKM ini akan mudah diperoleh dan harga terjangkau.
dievaluasi melalui instrumen wawan-cara
A. Kreasi Seni Rupa dalam Program
yang diberikan kepada lansia peserta
latihan setelah kegiatan selesai PKM
dilaksanakan. Daftar pertanyaannya Pembelajaran berkreasi seni rupa
dalam program PKM ini berupa pelatihan
sebagai berikut:
a. Apakah merasa bisa mengung- Menggambar Dasar Flora pada kertas
kapkan ekspresinya? gambar dengan krayon. Peserta pelatihan
berjumlah 30 orang yang keseluruhannya
b. Apakah merasa masih mampu
menghasilkan sesuatu? merupakan warga binaan Panti Sosial
c. Apakah dirasakan ada pengaruh Werdha Budi Mulia 2. Media
pembelajaran yang digunakan berupa
kelenturan motorik halus?
multimedia yang terdiri dari video

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 15 No. 2 Tahun 2018 | 93


DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.152.03
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
tutorial dan lembar Panduan Kreasi Seni menunjukkan ekspresi wajah
Rupa Untuk Lansia, yang berisi tahapan bersungguh-sungguh. Hal ini mengindi-
penerapan menggambar flora pada media kasikan peserta cenderung menyukai
kertas gambar menggunakan krayon dan kegiatan ini. Adapun terhadap gambar
spidol. flora yang dihasilkan secara umum
Narasumber dan instruktur dalam memperlihatkan kualitas teknis yang
pelatihan ini ialah ketua PKM, dua relatif rendah. Kemungkinan
anggota pelaksana PKM, dan tiga penyebabnya antara lain mayoritas
mahasiswa Program Studi Seni Rupa, peserta sangat jarang, bahkan mungkin
FBS-UNJ. Para Pembina (care giver) dan belum pernah malkukan kegiatan
pengurus Panti Sosial Werdha Budi menggambar menggunakan media
Mulia 2 (PSW-BM2) turut berparti-sipasi krayon. Kemungkinan ini bisa terjadi
selama pelaksanaan pelatihan ini. karena latar belakang ekonomi bawah
sehingga tidak memiliki pengalaman
B. Tahapan Pelaksanaan Pelatihan
memakai media krayon. Adapun untuk
Kegiatan dilaksanakan selama dua
hasil menggambar yang menunjukkan
kali pertemuan, masing-masing selama
kualitas teknis baik, yang jumlahnya
dua jam, yaitu dari pukul 10.00-12.00.
hanya dua karya, ternyata dihasilkan oleh
Waktu tersebut disesuaikan dengan
kakak beradik yang berlatar belakang
kemampuan seusia lansia dan kegiatan
ekonomi menengah. Menurut pengakuan
rutin keseharian mereka di Panti.
yang bersangkutan bahkan mengenyam
Pertemuan pertama dilaksanakan pada
pendidikan tinggi namun tidak selesai.
hari Selasa 18 September 2018 dan
pertemuan kedua pada hari Jumat 21 C. Evaluasi Pelaksanaan Program
September 2018. Setiap pertemuan dan Keberlanjutan Program
diawali dengan berdoa, bernyanyi Pelaksanaan PKM dievaluasi melalui
Hymne Lansia, menayangkan video wawancara yang diberikan kepada
tutorial, melaksanakan kegiatan peserta latihan pada saat pelaksanaan dan
menggambar, dan bersama-sama setelah kegiatan selesai. Hasil evaluasi
mengevaluasi hasil karya serta pelaksanaan dan keberlanjutan program
pelaksanaan pelatihan. Berdasarkan pelatihan ini, secara umum sangat
pengamatan terhadap sikap dan perilaku dirasakan positif oleh para lansia. Mereka
dalam tahap penayangan video panduan merasa dapat dengan santai
menggambar florsa, peserta umumnya mengungkapkan ekspresinya melalui
menyimak tayangan tersebut. Selanjutnya kegiatan menggambar dasar bertema
ketika memasuki tahap menggambar, flora. Kesenangan para lansia terpancar
peserta terlihat menjalani tahapan secara emosional setelah merasa mampu
menggambar sebagaimana urutan menyelesaikan suatu karya. Hasil
menggambar dalam tayangan video. evaluasi terkait psikologi peserta ini
sejalan dengan hasil penelitian tentang
Selama berlangsungnya proses kegiatan berkreasi seni rupa celup ikat
menggambar, sebagian besar peserta bagi lansia yang berperan positif dalam

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 15 No. 2 Tahun 2018 | 94


DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.152.03
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
peningkatan kualitas hidup lansia. Para 1. Bagi Tim PKM dapat
lansia menjadi terampil, mampu mengembangkan pelatihan
menghasilkan kreasi yang bermanfaat, berkreasi seni rupa dengan topik
baik untuk diri sendiri maupun orang yang sama dengan pendalaman
lain, sehingga membangun harapan tertentu, atau topik selain
bahwa hidupnya masih berguna dan menggambar flora.
bermakna (Oetopo, 2013). 2. Bagi institusi Panti Werdha agar
menyediakan sarana dan mengelola
4. PENUTUP
kegiatan berkreasi seni rupa dalam
A. Kesimpulan berbagai kemungkinan topik seni
Pelaksanaan seluruh rangkaian rupa
kegiatan PKM Pelatihan Berkreasi Seni
Rupa bagi Lansia di Panti Werdha Budi 5. DAFTAR PUSTAKA
Mulia 2 menghasilkan kesimpulan Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi
sebagai berikut: Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka
1. Peserta menunjukkan sikap Cipta.
antusias dalam mengikuti kegiatan Febriyati, Suyanto. 2017. Pemberdayaan
pelatihan berkreasi seni dengan Lansia melalui Usaha Ekonomi
topik menggambar flora Produktif oleh Bina Keluarga Lansia
2. Peserta menampakkan sikap senang (BKL) Mugi Waras di Kabupaten
terhadap gambar yang dihasilkan. Sleman. Jurnal Pemberdayaan
3. Peserta dapat memahami dengan Masyarakat, Vol. 1 No. 1, (2017):
baik materi yang terdapat dalam 209-226.
multimedia pelatihan berupa video Grasha, Anthony F, Daniel S, &
dan buku panduan. Kirschenbaum. 1980. Psychology of
4. Multimedia sebagai media Adjusment and Competence An
pembelajaran sesuai digunakan Approach, Cambridge: Winthrop
untuk lansia. Publishers, Inc.
5. Kegiatan kreasi seni rupa Harton, Paul dan Chester L, Hunt. 1992.
menggambar flora dapat Sosiologi, Jilid II, Jakarta: Erlangga.
membangkitkan rasa senang dan Maylasari, Ika, Sulistyowati, Ramadani,
bangga menghasilkan suatu karya & Anissa. 2017. Statistik Penduduk
bagi peserta lansia. Lanjut Usia 2017. Dwi Susilo,
6. Kegiatan kreasi seni rupa dapat Harahap & Sinang (Eds.). Jakarta:
meningkatkan kualitas hidup Badan Pusat Statistik.
lansia. Oetopo, Ataswarin. 2013. Tie Dye
B. Saran Creation at The Study of Fine Arts in
Setelah seluruh rangkaian proses Life Quality Improvement of Elders,
pelatihan berkreasi seni rupa bagi lansia Case Study in Sasana Tresna
selesai dilaksanakan, dapat disampaikan Werdha, Yayasan Karya Bakti Ria
saran sebagai berikut: Pembangunan, Jakarta. Proceeding.

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 15 No. 2 Tahun 2018 | 95


DOI: https://doi.org/10.21009/sarwahita.152.03
P-ISSN: 0216-7484
E-ISSN: 2597-8926
Internasional Art Educational 2013, Wengler, Therese A. (2015). The
Universitas Negeri Sebelas Maret, Importance of a Creative Arts
Surakarta. Program for Senior Housing
Tim Penulis. 2000. National Plan of Residents. Thesis. Retrieved from
Action for Elderly Welfare. Jakarta: Sophia, the St. Catherine University
State Ministry of Transmigration and repository website:
Population Republik Indonesia. https://sophia.stkate.edu/ma_osot/8

Sarwahita : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 15 No. 2 Tahun 2018 | 96

You might also like