0% found this document useful (0 votes)
31 views13 pages

J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010: 37-48 ISSN: 1829-7994

This document summarizes a study on the role of green manure plants in increasing soil organic matter and aggregate stability in Ultisol soil in Limau Manis that was planted with corn. Three types of green manure - Tithonia diversifolia, Chromolaena odorata, and Gliricidia sepium - were cut and mixed into the soil one month before planting corn. The results showed that soil organic matter content and aggregate stability increased after one harvest period. Corn production was also higher with green manure application compared to without. Tithonia diversifolia provided the highest corn biomass. Slope did not significantly impact results.

Uploaded by

Afrilia Muslim
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
31 views13 pages

J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010: 37-48 ISSN: 1829-7994

This document summarizes a study on the role of green manure plants in increasing soil organic matter and aggregate stability in Ultisol soil in Limau Manis that was planted with corn. Three types of green manure - Tithonia diversifolia, Chromolaena odorata, and Gliricidia sepium - were cut and mixed into the soil one month before planting corn. The results showed that soil organic matter content and aggregate stability increased after one harvest period. Corn production was also higher with green manure application compared to without. Tithonia diversifolia provided the highest corn biomass. Slope did not significantly impact results.

Uploaded by

Afrilia Muslim
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 13

J. Solum Vol. VII No.

1 Januari 2010 : 37-48 ISSN : 1829-7994

PERANAN BAHAN HIJ AUAN TANAMAN DALAM PENINGKATAN BAHAN


ORGANIK DAN STABILITAS AGGREGAT TANAH ULTISOL LIMAU MANIS
YANG DITANAMI J AGUNG (Zea mays L.)

Yulnafatmawita, Amr izal Saidi, Gusnidar , Adr inal, dan Suyoko


Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang
Abstr act

A research aiming to improve soil aggregate stability of Ultisol in terms of creating


sustainable agriculture and environmental development was conducted by applying fresh
organic matter (OM) into soil. Three types of OM sources used were Titonia diversifolia,
Chromolaena odorata, dan Gliricidia sepium. This research was conducted in Ultisol Limau
Manis Sumbar having annual rainfall > 5000 mm, in 2008. The fresh OM used was cut, mixed
with soil up to 20 cm depth, and then incubated for approximately one month before corn seeds
were planted. Soil was sampled before being treated with OM and then after harvesting corn (4
moths after applying OM). Soil OM content as well as soil aggregate stability (AS) and several
other soil physical properties wer analysed in laboratory. The results showed that soil OM
content and AS increased after one planting period. Besides that, soil physical properties were
also improved. As soil physical properties became better, corn production was also higher at
plot with than without OM application. Among 3 species of OM added, Tithonia diversifolia
gave highest corn biomass. Level of land slope (0-8% dan 15-30%) did not show significant
difference either for biomass or for soil OM content and soil AS.

Key Words: marginal soil, green manure, soil aggregate stability, soil organic matter

PENDAHULUAN melewatkan air ke dalam profil tanah dan


mengurangi aliran permukaan secara
Pemantapan aggregat tanah sangat berkesinambungan.
penting untuk meningkatkan laju infiltrasi Akan tetapi, tanah di daerah tropis
dalam usaha mengantisipasi terjadinya aliran super basah ini umumnya mempunyai
air di permukaan tanah (runoff) yang kandungan BO yang rendah, karena
menyebabkan terjadinya erosi. Di samping tingginya laju dekomposisi BO akibat suhu
itu, tanah dengan struktur yang ideal dan curah hujan (CH) yang tinggi. Di
mempunyai kandungan air dan udara tanah samping itu, BO juga akan mengalami
yang seimbang. Kondisi demikian akan dekomposisi dan mineralisasi dengan waktu
mengoptimalkan kehidupan biologis tanah dan managemen yang diberikan pada suatu
serta akan mengefisienkan atau lahan. Laju perombakan BO akan semakin
memaksimalkan ketersediaan dan intensif bila BO tersebut terekpos ke udara
penyerapan hara oleh tanaman. Aggregat bebas dan terjangkau oleh mikroba
yang mantap bisa diperoleh dengan bantuan perombak seperti akibat pengolahan tanah.
bahan organik (BO) sebagai agen pengikat Pengolahan tanah yang intensif
butir tanah. umumnya dilakukan untuk pertanian
Aggregat tanah yang terjadi dengan tanaman semusim, khususnya serealia dan
bantuan agen pengikat BO akan lebih stabil, hortikultura di Sumatra Barat. Petani
terutama bila terjadi pembasahan secara menganggap bahwa persiapan lahan yang
tiba-tiba. Hal ini sangat dibutuhkan bagi baik adalah dengan mengolah tanah sehalus
tanah-tanah di daerah super basah seperti di dan segembur mungkin serta membuang
Sumbar khususnya kota Padang. Aggregat semua sisa tanaman dari lahan dan
yang mantap mampu mempertahankan membakarnya. Mereka tidak mempedulikan
bentuk dan ukurannya ketika menerima cara pengolahan tanah yang tegak lurus
pukulan butir hujan ataupun energi luar kontur dan tanpa teras atau pagar lorong
lainnya. Oleh sebab itu, tanah dengan pada tanah berlereng. Pengembalian BO
aggregat yang mantap akan mampu setelah panen ke lahan juga hampir tidak

37
Peranan Bahan Hijauan Tanaman (Yulnafatmawita et al): 37-48 ISSN : 1829-7994

dilakukan, melainkan dibakar. Lahan juga dapat mengurangi biaya tenaga kerja
gembur akibat pengolahan memang atau ongkos produksi.
menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman Sumber BO yang digunakan pada
awal, tetapi hanya dalam jangka pendek. penelitian ini dikenal juga sebagai pupuk
Dalam jangka panjang, pengolahan tanah hijau. Penggunaan jenis BO ini didasarkan
yang intensif akan menyebabkan menipisnya karena pupuk hijau bisa diproduksi lansung
cadangan BO tanah dalam waktu singkat, atau ditanam disekitar lahan pertanaman,
yang mengakibatkan degradasi lahan dan jadi tidak memerlukan biaya transportasi
menurunnya kualitas tanah dan akhirnya untuk membawa ke areal pertanaman. Di
lingkungan. samping itu, pupuk hijau juga dapat tumbuh
Laju kehilangan BO tanah di dan bertahan di lahan marginal. Ada
Sumatra Barat, khususnya kota Padang yang beberapa jenis pupuk hijau yang dapat
menerima CH cukup tinggi > 5000 tumbuh di lahan miskin hara dan selama ini
mm/tahun (Rasyidin, 1994) seperti di daerah sudah banyak digunakan untuk kontribusi
gunung Gadut dan sekitarnya, sangat cepat. haranya bagi pertumbuhan tanaman, seperti
Lahan di daerah Limau Manis, kaki bagian Sesbania, Leucaena, dan Gliricidia (Burhan
bawah (lower footslope) G.Gadut yang et al., 1996), Tithonia (Hakim et al., 2006;
berada pada ketinggian ± 250 m dpl ini di Gusnidar, 2007), Chromolaena (Jamilah,
dominasi oleh tanah berordo Ultisol dengan 2006), dan banyak lagi yang lain.
morfologi berombak sampai berbukit. Pada peneitian ini digunakan
Lahan ini sangat peka terhadap erosi, karena tanaman jagung (Zea mays) sebagai
umumnya mempunyai kelas lereng > 15% indikator. Jagung merupakan tanaman
(tidak disarankan lagi untuk tanaman palawija yang biasa dipanen sekitar umur
semusim), namun masih diolah secara 3.5 bulan. Persiapan lahan untuk
intensif oleh penduduk demi pemenuhan pertanaman jagung ini umumnya dengan
kebutuhan hidup mereka. Tidak heran, cara mengolah tanah secara intensif,
kalau setiap hujan terlihat air sungai menjadi aggregat tanah sampai halus dan bersih dari
kuning akibat tanah tererosi dari ordo Ultisol. gulma, BO atau sisa panen. Ketika tanaman
Bahkan, bila hujan terjadi seharian telah dipanen, tanah akan terbuka. Dengan
menimbulkan banjir di kota Padang, kondisi lahan yang pada umumnya berlereng,
walaupun tidak bertahan lama. curah hujan yang tinggi akan menyebabkan
Dalam usaha mengantisipasi resiko terjadinya erosi sangat besar. Oleh
bencana alam yang lebih besar, khususnya di sebab itu, perlu peningkatan kandungan BO
kota Padang, dan untuk mempertahankan agar stabilitas aggregat tanah menjadi stabil
produktifitas lahan secara berkelanjutan, dan kemungkinan terjadinya erosi bisa
maka perlu dilakukan usaha perbaikan sifat diminimaisir.
fisika tanah melalui peningkatan kandungan Bertitik tolak dari masalah yang
BO tanah. Hal ini bisa dilakukan dengan dikemukakan diatas, maka dilakukan
pengurangan laju dekomposisi BO melalui penelitian pemanfaatan bahan organik segar
pengurangan intensitas pengolahan tanah untuk mengantisipasi masalah yang akan
serta dengan penambahan BO secara berkala. mungkin timbul. Penelitian ini bertujuan
Pengurangan intensitas pengolahan tanah untuk mengevaluasi pengaruh pemberian
berarti penguran frekuensi pelonggaran dan BO segar bagi peningkatan kadar BO dan
pemecahan aggregat tanah, sekaligus stabilitas aggregat tanah Ultisol Limau
pengurangan aktifitas jasad renik tanah. Manis.
Sedangkan pengurangan intensifitas
pengolahan dimaksudkan untuk mengolah BAHAN DAN METODA
tanah seperlunya, cukup untuk menjamin Penelitian ini merupakan penelitian
pertumbuhan tanaman awal, atau dikenal lapangan dan laboratorium. Percobaan
pengolahan tanah minimum, seperti lapangan dilkukan pada Ultisol Limau
pengolahan dalam strip, tanpa pengolahan Manis Padang pada dua kelas lereng 3% (0-
tanah, dan sebagainya. Hal ini bukan saja 8%) dan 15-30% (25%). Tiga jenis bahan
dapat mengurangi oksidasi BO tanah, tetapi organik segar yang digunakan yaitu

38
2
J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010 : 37-48 ISSN : 1829-7994

Chromolaena odorata, Gliricidia sepium, 00o 54’28.2" LS dengan ketinggian 276 m


dan Tithonia diversifolia dipotong-potong dpl. Peta lokasi penelitian ditampilkan pada
dan dicampurkan ke dalam tanah sedalam 20 Gambar 1. Daerah limau Manis merupakan
cm pada masing-masing plot, lalu kipas kolluvium yang terletak di kaki
diinkubasikan selama 1 bulan. Tanah Gunung Gadut. Bahan induk tanah berasal
dipertahankan lembab selama inkubasi BO dari tuff pumice yang bersifat masam.
dengan menyiram plot setiap hari bila hari Curah hujan tahunan di Limau
tidak hujan. Di samping itu, tanah juga Manis Padang, rata-rata berkisar 5000
diberi kapur untuk mengurangi kejenuhan Al mm/tahun. Menurut klassifikasi iklim oleh
yang tinggi pada Ultisol ini (Hakim dan Schmidt dan Ferguson daerah ini termasuk
Agustian, 2005). daerah beriklim tipe A atau basah Selain
Setelah inkubasi berakhir, dimana mahasiswa dan karyawan Universitas
bahan organik yang ditambahkan sudah Andalas yang berdomisili di Limau Manis,
melapuk, benih jagung ditugal dengan jarak penduduk asli daerah ini pada umumnya
20 x 80 cm, sehingga masing-masing plot (2 adalah petani tradisional dengan taraf
x 2 m) terdapat 30 rumpun tanaman. Benih pendidikan yang rendah. Demikian juga
jagung yang digunakan yaitu BISI-2. pada umumnya petani di Sumatra Barat.
Selama pertumbuhan, tanaman jagung Mereka menggarap tanah hanya berdasarkan
disiram jika hari tidak hujan, kemudian juga kebiasaan turun temurun dari orang tua
diberi pupuk buatan sesuai rekomendasi mereka, sehingga mereka belum memahami
untuk menjamin pertumbuhan tanaman. benar apa hakekat dari pertanian konservasi,
Tanaman dipanen pada umur 80 hari, untuk dan pengelolaan lahan terpadu. Mereka sulit
menghitung biomasa tanaman pada saat untuk bisa mempercayai kalau tindakan
pertumbuhan vegetatif sudah mencapai pengelolaan yang mereka lakukan belum
maksimum. sesuai dengan kaidah konservasi. Mereka
Sampel tanah utuh dan terganggu menganggap bahwa pengolahan tanah
diambil dari plot percobaan sebelum sampai halus dan membersihkan semua
pemberian perlakuan dan setelah panen gulma serta bahan organik segar dari
jagung. Sampel tanah utuh diambil untuk permukaan tanah adalah merupakan
anaisis BV, TRP, dan Permeailitas tanah, tindakan yang paling tepat. Pada hal kondisi
sampel tanah terganggu untuk analisis demikian bisa berdampak negatif pada
tekstur, BO, serta sampel beraggregat utuh beberapa tahun ke depannya, terutama bagi
untuk analisis stabilitas aggregate tanah. kestabilan lingkungan.
Analisis tanah dilakukan di laboratorium Dampak ini semakin parah dengan
Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas pelaksanaan pertanian itu sendiri pada lahan
Andalas Padang. Sampel tanah dikering- marginal yang sifat fisikanya kurang
anginkan sampai kadar air <20%, lalu menguntungkan, seperti Ultisols. Daerah
dihaluskan sesuai kebutuhan dan disimpan Limau Manis lahannya didominasi oleh
dalam kemasan tertutup setelah diberi label. tanah ordo Ultisol. Sehingga, penduduknya
Analisis C-organik dengan metoda Walkley bertani pada lahan yang sangat berbahaya
dan Black, BV dan TRP dengan Gravimetri, untuk dibuka. Daerah ini dilalui oleh satu
permeabilitas tanah dengan metoda Constant dari dua sungai besar yang melintasi kota
head water table, serta stabilitas aggregat Padang sebelum bermuara ke laut, yaitu
dengan ayakan kering dan basah. Batang Kuranji. Sungai ini pada musim
kemarau atau saat tidak hujan cukup dangkal,
HASIL DAN PEMBAHASAN terbukti dengan terlihatnya batu-batuan di
1. Situasi Daer ah Penelitian sungai tersebut dan bisa diseberangi oleh
Daerah penelitian terletak di Nagari manusia ataupun ternak. Akan tetapi, pada
limau Manis Kecamatan Pauh Kota Padang saat hujan datang, sungai pernah meluap.
Propinsi Sumatera Barat, yang umumnya Diantara bukti erosi yang cukup penting
menerima curah hujan yang tinggi setiap yaitu warna air sungai berubah drastis dari
tahunnya. Posisi daerah penelitian secara bening saat hari tidak hujan menjadi coklat
geografis berada pada 100o 27' 46.5" BT dan kekuningan
saat hujan turun. Hal ini membuktikan

39
3
J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010 : 37-48 ISSN : 1829-7994

Gambar 1. Lokasi Penelitian di Limau Manis Kecamatan Pauh, Kodya Padang Sumatera Barat

Sifat Fisik Tanah Awal Ultisol Limau Manis Sumbar


bahwa daerah Limau Manis ini sudah liatnya mendekati 70% (68.3% liat) dan <
mengalami pengikisan tanah, atau erosi yang 5% kandungan pasir (Prasetyo et al., 2006).
bisa berakibat pada degradasi lahan bagi Tekstur tanah akan mempengaruhi
petani sendiri, juga pencemaran lingkungan nilai BV suatu tanah selama faktor lainnya
serta banjir dan kekeringan bagi daerah sama. Secara umum bobot volume (BV)
alirannya, terutama bagi penduduk kota tanah Ultisol limau Manis termasuk kriteria
Padang. sedang, yaitu berkisar antara nilai 1 gcm-3.
Nilai BV tanah ultisol ini sangat ditentukan
2. Sifat Fisik Tanah Awal Ultisol Limau oleh kandungan liat yang tinggi. Liat
Manis Sumbar mempunyai bobot persatuan volumenya
yang lebih rendah dibanding pasir, walaupun
Hasil analisis beberapa sifat fisika pasir lebih poros, atau mempunyai persen
tanah Ultisol Limau Manis sebelum diberi pori makro yang lebih tinggi. Nilai BV tanah
perlakuan ditampilkan pada Tabel 1. Sifat yang relatif rendah (sedang) ini
fisika Ultisol yang ditampilkan disini yaitu meningkatkan total ruang pori atau rongga
tekstur, nilai bobot tanah persatuan tanah. Akan tetapi, pori tanah didominasi
volumenya (BV), nilai total ruang pori oleh tekstur liat dan kandungan BO tanah
(TRP), dan nilai permeabilitas, kandungan rendah. Tingginya jumlah pori makroba
BO, dan stabilitas aggregat tanah. menyebabkan laju permeabilitas tanahnya
Ultisol Limau Manis pada lapisan cendrung lambat. Sedangkan pori yang
20 cm bagian atas mempunyai tekstur liat mampu melewatkan air yaitu pori makro
menurut segitiga tekstur USDA. Kandungan atau pori geometri. Oleh sebab itu, tanah
liat tanah lebih besar dari 70% baik pada ke tanah ini menyerap sedikit air hujan yang
tiga kelas lereng. Hal ini menandakan bahwa jatuh kepermukaannya. Jika laju curah
tanah-tanah tersebut sudah mengalami hujan lebih tinggi dari laju resapan atau
pelapukan lanjut. Tingkat pelapukan yang infiltrasi, maka akan terjadi aliran
lanjut di daerah Limau Manis ini dipicu oleh permukaan (runoff).
kondisi iklim dengan curah hujan dan suhu Selanjutnya, kandungan BO tanah
yang tinggi. Tekstur tanah yang halus juga Ultisol Limau Manis umumnya berada pada
didapatkan pada Ultisol Sitiung Kabupaten kriteria rendah sampai sedang menurut LPT
Dharmasraya Sumbar, dengan kandungan

40 1
J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010 : 37-48 ISSN : 1829-7994

Tabel 1. Sifat fisika tanah awal Ultisol Limau Manis


% Lereng
No Sifat fisika Tanah 0-8% 15-30%
Distribusi ukuran partikel tanah
- pasi (%)r 11.28 17.39
- debu (%) 11.39 11.19
- liat (%) 77.73 71.42
Kelas Tekstur Liat Liat

2 BV (gcm-1) 1.02 (S) 0.96 (S)

3 TRP (%) 61.67 (S) 63.83 (S)

4 Permeabilitas (cmjam-1) 5.68 (S) 6.35 (AC)

5 BO (%) 3.02 (R) 3.72 (R)

6 Indeks Stabilitas Aggregat 39.93 (TS) 41.70 (TS)


Keterangan: S = sedang, R = rendah, TS = tidak stabil, AC = agak cepat

(1979). Kandungan BO tanah penelitian aggregat tanah Ultisol Limau Manis


yang tidak terlalu rendah pada lokasi mengikuti pola yang sama dengan persen
penyampelan disebabkan oleh karena kandungan BO tanah. Yulnafatmawita
pengambilan sampel dilakukan pada lahan (2006) melaporkan bahwa terdapat korelasi
yang belum diolah, vegetasi yang tumbuh yang positif antara kandungan BO tanah dan
diatasnya selalu mensuplai BO pada stabilitas aggregat tanah Ultisol di Limau
tanahnya. Pada umumnya BO yang Manis ini. Menurut kriteria, aggreat tanah
demikian akan mengalami pelapukan dan yang kurang dari 50 ini masih tergolong
menyumbangkan humus atau BO pada tanah. tidak stabil. Tanah yang kurang stabil ini
Kandungan BO tanah pada lapisan akan menyebabkan aggegat tanah mudah
0-20 cm sebagian besar berasal dari sumber hancur oleh energi luar seperti pengolahan
yang ada di atas tanah (seperti daun, ranting, tanah, tumbukan butir hujan, dan sebagainya.
dahan, batang tanaman serta binatang), dan Kondisi tanah yang demikian sangat peka
sedikit yang berasal dari dalam tanah terhadap erosi.
(seperti exudat akar, akar yang mati, dan
binatang tanah). Bila dilhat dari kecuraman 3. Sifat Fisika Tanah Ultisol Limau
lereng, ada kecendrungan peningkatan Manis Setelah Panen
kandungan BO tanah dengan peningkatan
kecuraman lereng. Hal ini sangat a. Bahan Organik Tanah
dimungkinkan oleh adanya hanyutan dari Kandungan BO, beberapa sifat
BO yang jatuh ke permukaan tanah secara fisika, dan stabilitas aggregat tanah Ultisol
horizontal dari daerah lain. Dengan adanya Limau Manis setelah aplikasi BO selama
tanaman di lahan berlereng, maka hanyutan satu kali panen jagung ditampilkan pada
BO akan menyangkut dan menjadi sumber Tabel 2. Dari data yang diperoleh terlihat
BO tanah. Dengan demikian, BO segar atau bahwa tidak terlihat peningkatan BO yang
particulate yang dibawa oleh aliran nyata dari plot yang diberi dengan yang
permukaan akan menambah sumber BO tidak diberi BO segar (Gambar 2). Hal ini
yang ada di tempat dan bersama-sama mungkin disebabkan karena pada masa 4
melapuk menjadi BO tanah. bulan setelah aplikasi BO, belum semuanya
Kandungan BO tanah akan BO tersebut yang melapuk, sehingga belum
mempengaruhi stabilitas aggregat tanah. memberikan peningkatan yang signifikan
Dari Tabel 1 terlihat bahwa indeks stabilitas

41
J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010 : 37-48 ISSN : 1829-7994

Tabel 3. Sifat Fisika Ultisol Limau Manis yang diaplikasikan 20 T/Ha BO setelah tanam jagung (Zea mays)
Slope Sumber BO Biomasa BV TRP Permeabilitas BO % Aggr Indeks
Stabilitas
ton ha-1 g cm-3 % cm jam-1 % >2.8 mm Aggregate

0-8% Tanpa PH 1,36 c 0,87 S 67,29 S 98,15 SC 5,36 S 61,38 49.74 b

Chromolaena 2,05 bc 0,85 S 68,02 S 103,21 SC 5,05 S 61,74 57.31 a

Gliricidia 2,33 ab 0,84 S 68,35 S 93,74 SC 5,35 S 69,17 49.76 b

Tithonia 2,53 a 0,85 S 67,80 S 89,29 SC 5,98 S 68,74 50.26 b

15-30% Tanpa PH 1,16 c 0,90 S 65,86 S 49,91 SC 4,39 S 63,93 47.30 b

Chromolaena 2,39 b 0,86 S 67,55 S 56,98 SC 5,54 S 63,89 55.79 a

Gliricidia 2,56 a 0,80 S 69,89 S 89,65 SC 6,51 S 61,67 47.58 b

Tithonia 2,88 a 0,82 S 68,94 S 71,10 SC 6,07 S 66,67 49.41 b


Keterangan: Angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil (a, b, c) yang sama berbeda nyata menurut BNJ pada taraf 5%
C = Cepat, S = Sedang, SC = Sangat Cepat

42
J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010 : 37-48 ISSN : 1829-7994

6
BO (%) Tanah

5
4

3
2

1
0
0-8%

0-8%

0-8%

0-8%
15-30%

15-30%

15-30%

15-30%
Tanpa PH Chromolaena Gliricidia Tithonia

Sumber BO & Kelas Lereng

Gambar 2. Kandungan BO tanah Ultisol Limau Manis yang diaplikasikan 20 T/Ha BO setelah
tanam jagung (Zea mays)

pada BO tanah. Namun, terlihat ada jumlah BO tanah yang dianalisis didasarkan
kecendrungan peningkatan kandungan BO pada berat tanah pada lapisan olah
tanah dari plot yang diaplikasikan dibanding (kedalaman 0-20 cm), maka dengan jumlah
yang tidak diberi pupuk hijau. Hal ini BO yang sama dibandingkan dengan bobot
disebabkan karena bahan hijauan tanaman tanah yang rendah, maka persen BO tanah
termasuk pada salah satu sumber BO tanah. akan meningkat dibandingkan dengan BO
Jika dibandingkan dengan BO tanah dari tanah yang tidak diolah atau tanah yang
awal Ultisol di Limau Manis ini yang masih padat.
termasuk kriteria rendah yaitu ± 3.0-3.7%, Di samping itu, yang lebih penting
maka penambahan BO sebanyak 20 t/ha adalah jumlah mikroba yang meningkat
pada tanah sebelum tanam jagung berlipat ganda dengan adanya BO
meningkatkan kandungan BO tanah ditambahkan ke dalam tanah. Mikroba atau
sebanyak ± 1.2-3.7%. Akan tetapi, bila jasad hidup tanah akan lebih aktif
dibandingkan dengan plot kontrol (tanpa mendekomposisi dan memperbanyak diri
penambahan BO), BO tanah hanya dengan penambahan BO ke dalam tanah.
meningkat sekitar 0.67-2.34%. Peningkatan Ketika BO telah terdekomposisi semua,
BO tanah bukan saja akibat penambahan BO maka mikroba akan mati dan
dalam bentuk bahan hijauan tanaman, tetapi menyumbangkan BO ke dalam tanah.
dimungkinkan juga dipengaruhi faktor lain, Dengan demikian, ketika proses
seperti akibat pengolahan, aktifitas mikroba, dekomposisi selesai, penambahan BO tanah
dan sekresi akar tanaman. bukan saja berasal dari BO yang
Pengolahan tanah yang ditujukan ditambahkan, tetapi juga dari mikroba yang
untuk menggemburkan tanah dan mati.
menghilangkan gulma dari lahan Selanjutnya, tanaman yang sedang
pertanaman mempengaruhi kandungan BO tumbuh juga bisa menyumbangkan BO ke
tanah. Tanah yang diolah akan menjadi dalam tanah akibat sekresi akar tanaman
gembur, atau longgar sehingga bobot tanah yang mengeluarkan asam-asam organik.
persatuan volumenya menjadi kecil. Jika Asam-asam organik bisa lansung menjadi

43
Peranan Bahan Hijauan Tanaman (Yulnafatmawita et al): 37-48 ISSN : 1829-7994

BO tanah dan berasosiasi dengan tanah yang kandungan N yang tinggi pada tithonia juga
sangat bermanfaat bagi penyemenan atau membantu mempercepat pelapukan, karena
penyatuan butir-butir tanah menjadi mikroba membutuhkan N yang banyak
aggregat serta menstabilkannya. Tanah- untuk memperbanyak dirinya. Oleh sebab
tanah yang ditanami akan mempunyai itu, mikroba akan merombak tithonia lebih
aggregat tanah yang lebih mantap, kecuali dulu dari yang lain.
jika tanah diolah secara periodik dalam satu
tahun. b. Bobot Volume, Total Ruang Pori, dan
Kandungan BO tanah berbeda tidak Permeabilitas Tanah
nyata pada berbagai lereng setelah satu kali Kandungan BO tanah
musim tanam. Penambahan BO dalam mempengaruhi nilai bobot volume (BV)
bentuk bahan hijauan ke dalam tanah untuk tanah. Nilai BV tanah secara umum
tanaman semusim pada lahan datar sampai menurun (sekitar 0.08-016 gcm-3) dengan
berlereng 25% memperlihatkan pengaruh peningkatan kandungan BO tanah. Hal ini
yang relatif sama. Akan tetapi, jenis disebabkan karena BO mampu merajut butir
tanaman pupuk hijau memperlihatkan tunggal menjadi aggregat dan aggregat
pengaruh yang berbeda terhadap kandungan mikro menjadi aggregat makro yang
BO dan stabilitas aggregat tanah. Pupuk mempunyai ruang antara aggregat tersebut.
hijau tithonia meningkatkan BO lebih tinggi Semakin besar aggregat yang terbentuk,
dibanding jenis lainnya, terutama pada ruang pori yang bersebelahan dengan
lereng kecil dari 15%. Untuk lebih jelasnya, aggregat juga semakin besar. Di samping
kandungan BO tanah masing-masing plot itu, BO sendiri mempunyai bobot yang
yang ditambahkan bahan hijauan rendah persatuan volumenya, sehingga
ditampilkan pada Gambar 2. penambahan BO menurunkan nilai BV tanah
Gambar 2 melukiskan kandungan dibanding nilai BV tanah awalnya.
BO tanah masing-masing lereng dalam plot Penurunan nilai BV tanah dengan
yang diberi sumber BO yang berbeda. pemberian BO ini sesuai dengan yang
Kandungan BO tanah dari plot tithonia rata- dilaporkan oleh Yulnafatmawita (2006)
rata memberikan peningkatan kandungan bahwa tanah hutan dengan kandungan BO
BO yang lebih tinggi dari 2 bahan hijauan yang tinggi mempunyai nilai BV yang lebih
lainnya. Sedangkan plot tanpa penambahan rendah dibanding tanah yang sudah
BO masih meningkatkan kandungan BO diladangkan untuk tanaman semusim. Akan
tanah setelah 1 x musim tanam jagung (4 tetapi, tidak terlihat perbedaan nilai BV
bulan) dibanding tanah awalnya. Tetapi tanah yang nyata antara tanah plot
peningkatannya lebih kecil dari 3 perlakuan percobaan yang diberi dengan yang tidak
lainnya. diberi pupuk hijau setelah satu kali musim
Peningkatan BO tanah yang lebih tanam. Hal ini disebabkan karena pada
tinggi dengan penambahan bahan hijauan penelitian ini tanah sama-sama diolah.
tithonia ke dalam tanah mungkin disebabkan Pengolahan tanah dapat menggemburkan
oleh tithonia dalam waktu 4 bulan setelah tanah, sehingga berat persatuan volume
applikasi (Mei-November 2008) sudah tanahnya menjadi rendah. Waktu kurang
terdekomposisi sempurna, karena tithonia lebih 4 bulan dari pengolahan pertama
mempunyai kadar air dan kandungan N yang sampai penyampelan tanah belum cukup
lebih tinggi dari bahan hijauan yang untuk memadatkan tanah yang tidak diberi
digunakan lainnya. Seperti yang dilaporkan BO kembali. Oleh sebab itu, dalam waktu
Hakim dan Agustian (2003), tithonia yang relatif pendek (4 bulan) ini pengaruh
mengandung N mencapai 3.5-4.0% dari pengolahan lebih dominan dari pengaruh BO
bobot keringnya. Kandungan air tithonia terhadap perubahan nilai BV tanah.
yang digunakan dalam penelitian ini Penurunan nilai BV tanah
mencapai 480%, sementara chromolaena menyebabkan peningkatan nilai TRP tanah.
290% dan gliricidia 230%. Tanaman yang Dibanding tanah awal, peningkatan nilai
mempunyai kandungan air tinggi lebih lunak TRP tanah berkisar antara 3.4-6.7%. Hal ini
dibanding yang berkadar air rendah, disebabkan karena nilai BV berbanding
sehingga mudah lapuk. Di samping itu, terbalik dengan nilai TRP tanah. Nilai BV

44
J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010 : 37-48 ISSN : 1829-7994

yang rendah mengindikasikan bahwa tanah dominan dipengaruhi oleh pengolahan tanah
tersebut longgar, atau dengan kata lain, dari pada penambahan BO ke dalam tanah.
tanah tersebut mempunyai banyak ruang Penambahan BO ke dalam tanah 20 T/Ha
yang tidak diisi padatan. Semakin banyak sedalam 20 cm seperti yang dilakukan,
ruang, semakin rendah nilai BV tanah dan hanya akan menyumbang 1% BO ke tanah
semakin tinggi nilai TRP tanah. jika telah melapuk sempurna. Kenyataannya,
Nilai BV dan TRP tanah kandungan BO tanah meningkat sampai
mempengaruhi laju pergerakan air dalam 3.96% pada plot yang diberi BO. Bahkan
tanah pada kondisi jenuh atau dengan kata plot kontrol (yang tidak ditambah BO) juga
lain nilai permeabilitas tanah. Peningkatan meningkat mencapai 2.34%. Oleh sebab itu,
nilai total ruang pori tanah, terutama ruang setelah 4 bulan appikasi BO dan pengolahan
pori makro, akan mampu melewatkan air tanah, faktor pengolahan tanah lebih
dalam jumlah yang banyak per satuan waktu. dominan mempengaruhi sifat fisika tanah
Dalam penelitian ini, penurunan BV dan Ultisol yang ditanami jagung ini.
peningkatan TRP mengakibatkan
c. Indek Stabilitas Aggregat Tanah
peningkatan laju permeabilitas tanah yang
Stabilitas aggregat tanah yang
cukup tinggi (12.3-97.5 cmjam-1). Tanah
merupakan kemampuan tanah menahan
dengan permeabilitas yang tinggi akan
pengaruh luar yang akan mengubah
memberikan jumlah oksigen yang cukup
bentuknya diuji di laboratorium dengan
bagi pernafasan akar tanaman dan juga bagi
menggunakan ayakan kering dan basah.
mikroba yang hidup di zona perakaran
Ayakan basah menguji kestabilan aggregat
tersebut. Di samping itu, yang lebih penting
tanah yang terbentuk, sedangkan %
adalah rendahnya kemungkinan air mengalir
aggregasi tanah diindikasikan dengan
di permukaan tanah (run off) yang sering
persentase berat diameter aggregat rata-rata
menyebabkan tanah tererosi, karena laju
dari hasil ayakan kering tanah. Indeks
infiltrasi menjadi tinggi.
stabilitas dan persen aggregasi tanah setelah
Seperti nilai BV, peningkatan total
panen jagung ditampilkan pada Gambar 3.
ruang pori dan permeabilitas tanah lebih

Slope %-Aggregasi
75 Slope Indek SA
%-Aggregasi & Indek SA Tanah

60

45

30

15

0
0-8% 15- 0-8% 15- 0-8% 15- 0-8% 15-
30% 30% 30% 30%

Tanpa PH Chromolaena Gliricidia Tithonia

Sumber BO & Kelas Lereng

Gambar 3. Persen aggregasi dan indeks stabilitas aggregat (SA) Ultisol Limau Manis yang
diaplikasikan 20 T/Ha BO setelah tanam jagung (Zea mays)

45
J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010 : 37-48 ISSN : 1829-7994

Secara umum pada Gambar 3 dapat kemudian diikuti oleh tithonia, dan
dilihat bahwa indeks stabilitas aggregat kemudian gliricidia. Masa 4 bulan setelah
tanah lebih rendah dari nilai persentase aplikasi BO memungkinkan perubahan
aggregat tanah pada semua sumber BO dan stabilitas aggregat tanah belum signifikan.
kelas lereng. Hal ini berarti bahwa tidak Pada waktu yang relatif singkat ini, dari
semua aggregat yang terbentuk bersifat pengamatan di lapangan, belum semua BO
stabil, ada bahagian yang mudah hancur atau terurai sempurna dan menyumbangkannya
berubah bentuk dan ukurannya oleh adanya menjadi BO tanah.
pengaruh luar. Jika dibandingkan antara
indeks stabilitas aggregat dengan jumlah d. Produksi Jagung
aggregat yang terbentuk atau persen Produksi biomasa tanaman jagung
aggregasi, maka dari ke 3 sumber BO, yang diaplikasi dengan tiga macam sumber
chromolaena memberikan persentase yang BO pada dua kelas lereng ditampilkan pada
tertinggi (87-93%). Hal ini mungkin Gambar 4. Pada gambar 4 terlihat bahwa
disebabkan oleh kandungan bahan dalam penambahan BO meningkatkan biomasa
chromolaena yang sepertinya ada perbedaan tanaman jagung secara nyata pada setiap
dari 2 sumber BO lain. kelas lereng. Hal ini menunjukkan bahwa
Bila dibandingkan dengan indeks BO yang ditambahkan dalam bentuk bahan
stabilitas aggregat tanah awal, maka setelah hijauan tanaman mampu memperbaiki
penggunaan lahan untuk penanaman jagung kondisi zona perakaran tanaman sehingga
satu kali musim tanam terjadi peningkatan pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik
stabilitas aggregat antara 14 - 26 poin. Hal dan produksi biomasanya lebih tinggi.
ini sejalan dengan peningkatan kandungan Tanah sebagai media tanam dengan
BO tanah seperti pada Tabel 2. Bahan sifat fisik yang baik, seperti tanah cukup
organik berperan sebagai bahan perekat, gembur (BV lebih rendah), aerase dan
panggabung, penyemen butir tunggal drainase lancar, maka akar tanaman bisa
menjadi aggregat atau aggregat mikro berkembang dngan leluasa di dalam tanah
menjadi makro, kemudian menstabilkannya. dan mampu menembus bagian-bagian tanah
Sesuai dengan yang dilaporkan yang menyimpan unsur hara. Dengan air
Yulnafatmawita (2006), ada korelasi positif yang cukup tersedia dan dibantu oleh aerase
antara kandungan BO dan stabilitas aggregat yang baik untuk menyediakan O2 yang
tanah. dibutuhkan akar bagi pernafasannya
Selanjutnya, bila dibandingkan menyebabkan akar mampu menyerap hara
dengan kandungan stabilitas aggregat tanah yang ada di dalam tanah secara optimal.
setelah panen dari plot yang tidak diberi BO, Kondisi demikian menciptakan pertumbuhan
maka peningkatan persen aggregasi dan tanaman yang maksimal dan produksi yang
stabilitas aggregat tanah tidak terlihat tinggi, selama hara cukup tersedia di dalam
signifikan, atau hanya meningkat sekitar 4.5- tanah.
8.5 poin. Jadi peningkatan stabilitas Diantara tiga jenis sumber BO yang
aggregat tanah setelah panen bukan semata- diaplikasikan, pengaruhnya berbeda bagi
mata oleh pemberian BO dalam bentuk pertumbuhan tanaman jagung. Tanaman
bahan hijauan ke dalam tanah, tetapi juga jagung memberikan produksi rata-rata
oleh faktor lainnya. Faktor ini berkaitan erat tertinggi dari plot yang diberi titonia, yaitu
dengan proses peningkatan BO seperti yang 2.62 ton/ha dan 2.88 ton/ha untuk lereng 0-
disampaikan pada bagian terdahulu, pada 8% dan 15-30%, secara berturut-turut.
pembahasan BO tanah. Tingginya produksi jagung pada plot titonia,
Indek stabilitas aggregat tanah di samping perbaikan sifat fisik tanah di
setelah satu kali musim tanam dengan zona perakarannya, juga mungkin
pemberian 20 T BO/Ha belum semuanya disebabkan oleh sumbangan N yang tinggi
meningkatkan statusnya dari tidak stabil dari titonia. Menurut Hakim dan Agustian
menjadi stabil, kecuali plot yang diberi BO (2003) dan Gusnidar (2007) kandungan N
chromolaena. Stabilitas aggregat tanah yang titonia bisa mencapai 4% dari bobot
diberi BO chromolaena pada semua kelas keringnya.
lereng sudah berubah menjadi stabil,

46
J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010 : 37-48 ISSN : 1829-7994

3.5

3.0

2.5
BO (%) Tanah

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0
0-8% 15- 0-8% 15- 0-8% 15- 0-8% 15-
30% 30% 30% 30%

Tanpa BO Chromolaena Gliricidia Tithonia

Sum ber BO & Kelas Lereng

Gambar 4. Produksi biomasa jagung pada Ultisol Limau Manis yang diaplikasikan 20 T BO/Ha
setelah satu kali musim tanam jagung

Gambar 4 juga melukiskan bahwa ke dalam tanah, maka dapat disimpulkan


produksi biomasa jagung pada lereng 0-8% bahwa:
cendrung lebih rendah dari lereng 15-30%
pada plot yang diberi BO, tetapi sebaliknya 1. Sifat fisika tanah Utisol Limau
diperoleh dari plot yang tidak diberi BO. Manis yang diteliti mempunyai
Tingginya produksi tanaman pada lereng tekstur liat, BV sedang sampai agak
yang lebih curam (15-30%) sejalan dengan tinggi, kandungan BO dan
peningkatan BO dan SA yang lebih tinggi permeabilitas umumnya rendah,
dibanding pada lereng 0-8%. Akan tetapi, TRP rendah sampai sedang, dan
hal ini bertolak belakang dengan ketentuan didominasi oleh aggregat < 2.8 mm.
umum, seharusnya pada lereng yang lebih 2. Aplikasi 3 jenis sumber BO (Titonia
curam kandungan BO tanah dan SA akan diversifolia, Chromolaena odorata,
lebih rendah dari lahan yang relatif datar. dan Gliricidia sepium)
Pada kondisi lahan penelitian di Limau meningkatkan kandungan BO
Manis, kenyataann ini sangat ditentukan (antara 0.67-2.34%), indeks
oleh vegetasi yang tumbuh sebelumnya. stabilitas aggregat tanah (antara
Karena sebelum ini tanah belum pernah 0.02-8.49 poin), serta produksi
diolah selama puluhan tahun, tetapi ditutupi tanaman (antara 0.63-1.72 T/Ha).
oleh semak belukar, maka kondisi awal 3. Kandungan BO dan stabilitas
tanah belum berbeda antara yang datar dan aggregat yang terbaik serta produksi
berlereng. tanaman tertinggi untuk tanaman
jagung diperoleh dari plot yang
VI. KESIMPULAN DAN SARAN diaplikasi dengan titonia
4. Terjadi perbaikan sifat fisika tanah
Dari hasil penelitian yang dilakukan Ultisol Limau Manis lainnya seperti
baik terhadap identifikasi sifat fisika tanah BV, TRP, dan permeabilitas dengan
di Limau Manis dan pertumbuhan tanaman aplikasi bahan hijauan tanaman
jagung dengan mengapikasikan 20T/Ha BO sebagai sumber BO tanah.

47
Peranan Bahan Hijauan Tanaman (Yulnafatmawita et al): 37-48 ISSN : 1829-7994

Berdasarkan kesimpulan diatas, Hakim, N., Darfis, I., dan Arfania, L. 2007.
maka disarankan untuk menggunakan bahan Efek sisa dan tambahan titonia
hijauan titonia untuk tanaman jagung. Akan terhadap sifat kimia Ultisols dan hasil
tetapi, untuk melihat efektifitas ketiga jenis tanaman jagung pada musim tanam ke
sumber BO tersebut bagi peningkatan tiga. Laporan Hibah Penelitian SP-4
stabilitas aggregat maka penelitian ini perlu Jurusan Tanah Fak. Pertanian Unand
dilanjutkan untuk beberapa kali penanaman. Padang.
Jamilah. 2006. Potensi gulma C.odorata
UCAPAN TERIMA KASIH sebagai pupuk dibandingkan G.sepium
alternatif yang diberi CMA pada lahan
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan marginal. Disertase Doctor Facultas
terima kasih kepada DP2M Dikti yang telah Pasca Sarjana Universitas Andalas
membiayai penelitian ini melalui dana Padang.
Hibah Bersaing tahun 2008. Terima kasih
juga penulis sampaikan kepada semua pihak Prasetyo, T. B., Ruhaimah, Wardhana, S. A.
yang membantu. 2006. Pengaruh pengelolaan air
terhadap konsentrasi besi (Fe) pada
sawah bukaan baru. J. Solum Vol
DAFTAR PUSTAKA III(1):8-18.

Burhan W., Yulnafatmawita, dan Hakim, N. Rasyidin, A 1994. The method for
1996. Seleksi tanaman pupuk hijau di measuring rates of weathering and
lahan marginal berpasir Air Tawar rates of soil formation in watershed.
Padang. Prosiding Seminar BKS-PTN Disertase. Tottory Univ. Japan, 110 p.
Barat 1997, Padang.
Yulnafatmawita. 2006. Hubungn antara
Gusnidar. 2007. Pemanfaatan Tithonia status C-organik tanah dan stabilitas
diversifolia untuk menghemat aggregate Ultisol Limau Manis akibat
pemupukan N,P, dan K tanaman padi perubahan penggunaan lahan.
sawah intensifikasi. JurusanTanah Prosiding Seminar BKS Barat di Jambi
Fakultas Pertanian Unand. Padang. 26-28 April

Hakim, N. dan Agustian. 2005. Yulnafatmawita, Saidi, A., dan Gusnidar.


Pemanfaatan titonia sebagai sumber 2008. Upaya perbaikan stabilitas
bahan organic dan unsur hara untuk aggregat tanah melalui peningkatan
tanaman jagung pada Ultisol. karbon organik pada lahan marginal di
Laporan Kemajuan Penelitian Tahun daerah tropis super basah Sumatra
III Hibah Bersaing. Proyek Barat. Laporan Penelitian HIBER
Peningkatan Penelitian Perguruan Tahun I (2008). DP3M Dirjen Dikti.
Tinggi DP3M Ditjen Dikti. Unand
Padang.

Hakim, N. 2006. Pengelolaan Kesuburan


Tanah masam dengan Teknologi
pengapuran Terpadu. Andalas
University Press. Padang.

48

You might also like