J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010: 37-48 ISSN: 1829-7994
J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010: 37-48 ISSN: 1829-7994
Key Words: marginal soil, green manure, soil aggregate stability, soil organic matter
37
Peranan Bahan Hijauan Tanaman (Yulnafatmawita et al): 37-48 ISSN : 1829-7994
dilakukan, melainkan dibakar. Lahan juga dapat mengurangi biaya tenaga kerja
gembur akibat pengolahan memang atau ongkos produksi.
menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman Sumber BO yang digunakan pada
awal, tetapi hanya dalam jangka pendek. penelitian ini dikenal juga sebagai pupuk
Dalam jangka panjang, pengolahan tanah hijau. Penggunaan jenis BO ini didasarkan
yang intensif akan menyebabkan menipisnya karena pupuk hijau bisa diproduksi lansung
cadangan BO tanah dalam waktu singkat, atau ditanam disekitar lahan pertanaman,
yang mengakibatkan degradasi lahan dan jadi tidak memerlukan biaya transportasi
menurunnya kualitas tanah dan akhirnya untuk membawa ke areal pertanaman. Di
lingkungan. samping itu, pupuk hijau juga dapat tumbuh
Laju kehilangan BO tanah di dan bertahan di lahan marginal. Ada
Sumatra Barat, khususnya kota Padang yang beberapa jenis pupuk hijau yang dapat
menerima CH cukup tinggi > 5000 tumbuh di lahan miskin hara dan selama ini
mm/tahun (Rasyidin, 1994) seperti di daerah sudah banyak digunakan untuk kontribusi
gunung Gadut dan sekitarnya, sangat cepat. haranya bagi pertumbuhan tanaman, seperti
Lahan di daerah Limau Manis, kaki bagian Sesbania, Leucaena, dan Gliricidia (Burhan
bawah (lower footslope) G.Gadut yang et al., 1996), Tithonia (Hakim et al., 2006;
berada pada ketinggian ± 250 m dpl ini di Gusnidar, 2007), Chromolaena (Jamilah,
dominasi oleh tanah berordo Ultisol dengan 2006), dan banyak lagi yang lain.
morfologi berombak sampai berbukit. Pada peneitian ini digunakan
Lahan ini sangat peka terhadap erosi, karena tanaman jagung (Zea mays) sebagai
umumnya mempunyai kelas lereng > 15% indikator. Jagung merupakan tanaman
(tidak disarankan lagi untuk tanaman palawija yang biasa dipanen sekitar umur
semusim), namun masih diolah secara 3.5 bulan. Persiapan lahan untuk
intensif oleh penduduk demi pemenuhan pertanaman jagung ini umumnya dengan
kebutuhan hidup mereka. Tidak heran, cara mengolah tanah secara intensif,
kalau setiap hujan terlihat air sungai menjadi aggregat tanah sampai halus dan bersih dari
kuning akibat tanah tererosi dari ordo Ultisol. gulma, BO atau sisa panen. Ketika tanaman
Bahkan, bila hujan terjadi seharian telah dipanen, tanah akan terbuka. Dengan
menimbulkan banjir di kota Padang, kondisi lahan yang pada umumnya berlereng,
walaupun tidak bertahan lama. curah hujan yang tinggi akan menyebabkan
Dalam usaha mengantisipasi resiko terjadinya erosi sangat besar. Oleh
bencana alam yang lebih besar, khususnya di sebab itu, perlu peningkatan kandungan BO
kota Padang, dan untuk mempertahankan agar stabilitas aggregat tanah menjadi stabil
produktifitas lahan secara berkelanjutan, dan kemungkinan terjadinya erosi bisa
maka perlu dilakukan usaha perbaikan sifat diminimaisir.
fisika tanah melalui peningkatan kandungan Bertitik tolak dari masalah yang
BO tanah. Hal ini bisa dilakukan dengan dikemukakan diatas, maka dilakukan
pengurangan laju dekomposisi BO melalui penelitian pemanfaatan bahan organik segar
pengurangan intensitas pengolahan tanah untuk mengantisipasi masalah yang akan
serta dengan penambahan BO secara berkala. mungkin timbul. Penelitian ini bertujuan
Pengurangan intensitas pengolahan tanah untuk mengevaluasi pengaruh pemberian
berarti penguran frekuensi pelonggaran dan BO segar bagi peningkatan kadar BO dan
pemecahan aggregat tanah, sekaligus stabilitas aggregat tanah Ultisol Limau
pengurangan aktifitas jasad renik tanah. Manis.
Sedangkan pengurangan intensifitas
pengolahan dimaksudkan untuk mengolah BAHAN DAN METODA
tanah seperlunya, cukup untuk menjamin Penelitian ini merupakan penelitian
pertumbuhan tanaman awal, atau dikenal lapangan dan laboratorium. Percobaan
pengolahan tanah minimum, seperti lapangan dilkukan pada Ultisol Limau
pengolahan dalam strip, tanpa pengolahan Manis Padang pada dua kelas lereng 3% (0-
tanah, dan sebagainya. Hal ini bukan saja 8%) dan 15-30% (25%). Tiga jenis bahan
dapat mengurangi oksidasi BO tanah, tetapi organik segar yang digunakan yaitu
38
2
J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010 : 37-48 ISSN : 1829-7994
39
3
J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010 : 37-48 ISSN : 1829-7994
Gambar 1. Lokasi Penelitian di Limau Manis Kecamatan Pauh, Kodya Padang Sumatera Barat
40 1
J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010 : 37-48 ISSN : 1829-7994
41
J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010 : 37-48 ISSN : 1829-7994
Tabel 3. Sifat Fisika Ultisol Limau Manis yang diaplikasikan 20 T/Ha BO setelah tanam jagung (Zea mays)
Slope Sumber BO Biomasa BV TRP Permeabilitas BO % Aggr Indeks
Stabilitas
ton ha-1 g cm-3 % cm jam-1 % >2.8 mm Aggregate
42
J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010 : 37-48 ISSN : 1829-7994
6
BO (%) Tanah
5
4
3
2
1
0
0-8%
0-8%
0-8%
0-8%
15-30%
15-30%
15-30%
15-30%
Tanpa PH Chromolaena Gliricidia Tithonia
Gambar 2. Kandungan BO tanah Ultisol Limau Manis yang diaplikasikan 20 T/Ha BO setelah
tanam jagung (Zea mays)
pada BO tanah. Namun, terlihat ada jumlah BO tanah yang dianalisis didasarkan
kecendrungan peningkatan kandungan BO pada berat tanah pada lapisan olah
tanah dari plot yang diaplikasikan dibanding (kedalaman 0-20 cm), maka dengan jumlah
yang tidak diberi pupuk hijau. Hal ini BO yang sama dibandingkan dengan bobot
disebabkan karena bahan hijauan tanaman tanah yang rendah, maka persen BO tanah
termasuk pada salah satu sumber BO tanah. akan meningkat dibandingkan dengan BO
Jika dibandingkan dengan BO tanah dari tanah yang tidak diolah atau tanah yang
awal Ultisol di Limau Manis ini yang masih padat.
termasuk kriteria rendah yaitu ± 3.0-3.7%, Di samping itu, yang lebih penting
maka penambahan BO sebanyak 20 t/ha adalah jumlah mikroba yang meningkat
pada tanah sebelum tanam jagung berlipat ganda dengan adanya BO
meningkatkan kandungan BO tanah ditambahkan ke dalam tanah. Mikroba atau
sebanyak ± 1.2-3.7%. Akan tetapi, bila jasad hidup tanah akan lebih aktif
dibandingkan dengan plot kontrol (tanpa mendekomposisi dan memperbanyak diri
penambahan BO), BO tanah hanya dengan penambahan BO ke dalam tanah.
meningkat sekitar 0.67-2.34%. Peningkatan Ketika BO telah terdekomposisi semua,
BO tanah bukan saja akibat penambahan BO maka mikroba akan mati dan
dalam bentuk bahan hijauan tanaman, tetapi menyumbangkan BO ke dalam tanah.
dimungkinkan juga dipengaruhi faktor lain, Dengan demikian, ketika proses
seperti akibat pengolahan, aktifitas mikroba, dekomposisi selesai, penambahan BO tanah
dan sekresi akar tanaman. bukan saja berasal dari BO yang
Pengolahan tanah yang ditujukan ditambahkan, tetapi juga dari mikroba yang
untuk menggemburkan tanah dan mati.
menghilangkan gulma dari lahan Selanjutnya, tanaman yang sedang
pertanaman mempengaruhi kandungan BO tumbuh juga bisa menyumbangkan BO ke
tanah. Tanah yang diolah akan menjadi dalam tanah akibat sekresi akar tanaman
gembur, atau longgar sehingga bobot tanah yang mengeluarkan asam-asam organik.
persatuan volumenya menjadi kecil. Jika Asam-asam organik bisa lansung menjadi
43
Peranan Bahan Hijauan Tanaman (Yulnafatmawita et al): 37-48 ISSN : 1829-7994
BO tanah dan berasosiasi dengan tanah yang kandungan N yang tinggi pada tithonia juga
sangat bermanfaat bagi penyemenan atau membantu mempercepat pelapukan, karena
penyatuan butir-butir tanah menjadi mikroba membutuhkan N yang banyak
aggregat serta menstabilkannya. Tanah- untuk memperbanyak dirinya. Oleh sebab
tanah yang ditanami akan mempunyai itu, mikroba akan merombak tithonia lebih
aggregat tanah yang lebih mantap, kecuali dulu dari yang lain.
jika tanah diolah secara periodik dalam satu
tahun. b. Bobot Volume, Total Ruang Pori, dan
Kandungan BO tanah berbeda tidak Permeabilitas Tanah
nyata pada berbagai lereng setelah satu kali Kandungan BO tanah
musim tanam. Penambahan BO dalam mempengaruhi nilai bobot volume (BV)
bentuk bahan hijauan ke dalam tanah untuk tanah. Nilai BV tanah secara umum
tanaman semusim pada lahan datar sampai menurun (sekitar 0.08-016 gcm-3) dengan
berlereng 25% memperlihatkan pengaruh peningkatan kandungan BO tanah. Hal ini
yang relatif sama. Akan tetapi, jenis disebabkan karena BO mampu merajut butir
tanaman pupuk hijau memperlihatkan tunggal menjadi aggregat dan aggregat
pengaruh yang berbeda terhadap kandungan mikro menjadi aggregat makro yang
BO dan stabilitas aggregat tanah. Pupuk mempunyai ruang antara aggregat tersebut.
hijau tithonia meningkatkan BO lebih tinggi Semakin besar aggregat yang terbentuk,
dibanding jenis lainnya, terutama pada ruang pori yang bersebelahan dengan
lereng kecil dari 15%. Untuk lebih jelasnya, aggregat juga semakin besar. Di samping
kandungan BO tanah masing-masing plot itu, BO sendiri mempunyai bobot yang
yang ditambahkan bahan hijauan rendah persatuan volumenya, sehingga
ditampilkan pada Gambar 2. penambahan BO menurunkan nilai BV tanah
Gambar 2 melukiskan kandungan dibanding nilai BV tanah awalnya.
BO tanah masing-masing lereng dalam plot Penurunan nilai BV tanah dengan
yang diberi sumber BO yang berbeda. pemberian BO ini sesuai dengan yang
Kandungan BO tanah dari plot tithonia rata- dilaporkan oleh Yulnafatmawita (2006)
rata memberikan peningkatan kandungan bahwa tanah hutan dengan kandungan BO
BO yang lebih tinggi dari 2 bahan hijauan yang tinggi mempunyai nilai BV yang lebih
lainnya. Sedangkan plot tanpa penambahan rendah dibanding tanah yang sudah
BO masih meningkatkan kandungan BO diladangkan untuk tanaman semusim. Akan
tanah setelah 1 x musim tanam jagung (4 tetapi, tidak terlihat perbedaan nilai BV
bulan) dibanding tanah awalnya. Tetapi tanah yang nyata antara tanah plot
peningkatannya lebih kecil dari 3 perlakuan percobaan yang diberi dengan yang tidak
lainnya. diberi pupuk hijau setelah satu kali musim
Peningkatan BO tanah yang lebih tanam. Hal ini disebabkan karena pada
tinggi dengan penambahan bahan hijauan penelitian ini tanah sama-sama diolah.
tithonia ke dalam tanah mungkin disebabkan Pengolahan tanah dapat menggemburkan
oleh tithonia dalam waktu 4 bulan setelah tanah, sehingga berat persatuan volume
applikasi (Mei-November 2008) sudah tanahnya menjadi rendah. Waktu kurang
terdekomposisi sempurna, karena tithonia lebih 4 bulan dari pengolahan pertama
mempunyai kadar air dan kandungan N yang sampai penyampelan tanah belum cukup
lebih tinggi dari bahan hijauan yang untuk memadatkan tanah yang tidak diberi
digunakan lainnya. Seperti yang dilaporkan BO kembali. Oleh sebab itu, dalam waktu
Hakim dan Agustian (2003), tithonia yang relatif pendek (4 bulan) ini pengaruh
mengandung N mencapai 3.5-4.0% dari pengolahan lebih dominan dari pengaruh BO
bobot keringnya. Kandungan air tithonia terhadap perubahan nilai BV tanah.
yang digunakan dalam penelitian ini Penurunan nilai BV tanah
mencapai 480%, sementara chromolaena menyebabkan peningkatan nilai TRP tanah.
290% dan gliricidia 230%. Tanaman yang Dibanding tanah awal, peningkatan nilai
mempunyai kandungan air tinggi lebih lunak TRP tanah berkisar antara 3.4-6.7%. Hal ini
dibanding yang berkadar air rendah, disebabkan karena nilai BV berbanding
sehingga mudah lapuk. Di samping itu, terbalik dengan nilai TRP tanah. Nilai BV
44
J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010 : 37-48 ISSN : 1829-7994
yang rendah mengindikasikan bahwa tanah dominan dipengaruhi oleh pengolahan tanah
tersebut longgar, atau dengan kata lain, dari pada penambahan BO ke dalam tanah.
tanah tersebut mempunyai banyak ruang Penambahan BO ke dalam tanah 20 T/Ha
yang tidak diisi padatan. Semakin banyak sedalam 20 cm seperti yang dilakukan,
ruang, semakin rendah nilai BV tanah dan hanya akan menyumbang 1% BO ke tanah
semakin tinggi nilai TRP tanah. jika telah melapuk sempurna. Kenyataannya,
Nilai BV dan TRP tanah kandungan BO tanah meningkat sampai
mempengaruhi laju pergerakan air dalam 3.96% pada plot yang diberi BO. Bahkan
tanah pada kondisi jenuh atau dengan kata plot kontrol (yang tidak ditambah BO) juga
lain nilai permeabilitas tanah. Peningkatan meningkat mencapai 2.34%. Oleh sebab itu,
nilai total ruang pori tanah, terutama ruang setelah 4 bulan appikasi BO dan pengolahan
pori makro, akan mampu melewatkan air tanah, faktor pengolahan tanah lebih
dalam jumlah yang banyak per satuan waktu. dominan mempengaruhi sifat fisika tanah
Dalam penelitian ini, penurunan BV dan Ultisol yang ditanami jagung ini.
peningkatan TRP mengakibatkan
c. Indek Stabilitas Aggregat Tanah
peningkatan laju permeabilitas tanah yang
Stabilitas aggregat tanah yang
cukup tinggi (12.3-97.5 cmjam-1). Tanah
merupakan kemampuan tanah menahan
dengan permeabilitas yang tinggi akan
pengaruh luar yang akan mengubah
memberikan jumlah oksigen yang cukup
bentuknya diuji di laboratorium dengan
bagi pernafasan akar tanaman dan juga bagi
menggunakan ayakan kering dan basah.
mikroba yang hidup di zona perakaran
Ayakan basah menguji kestabilan aggregat
tersebut. Di samping itu, yang lebih penting
tanah yang terbentuk, sedangkan %
adalah rendahnya kemungkinan air mengalir
aggregasi tanah diindikasikan dengan
di permukaan tanah (run off) yang sering
persentase berat diameter aggregat rata-rata
menyebabkan tanah tererosi, karena laju
dari hasil ayakan kering tanah. Indeks
infiltrasi menjadi tinggi.
stabilitas dan persen aggregasi tanah setelah
Seperti nilai BV, peningkatan total
panen jagung ditampilkan pada Gambar 3.
ruang pori dan permeabilitas tanah lebih
Slope %-Aggregasi
75 Slope Indek SA
%-Aggregasi & Indek SA Tanah
60
45
30
15
0
0-8% 15- 0-8% 15- 0-8% 15- 0-8% 15-
30% 30% 30% 30%
Gambar 3. Persen aggregasi dan indeks stabilitas aggregat (SA) Ultisol Limau Manis yang
diaplikasikan 20 T/Ha BO setelah tanam jagung (Zea mays)
45
J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010 : 37-48 ISSN : 1829-7994
Secara umum pada Gambar 3 dapat kemudian diikuti oleh tithonia, dan
dilihat bahwa indeks stabilitas aggregat kemudian gliricidia. Masa 4 bulan setelah
tanah lebih rendah dari nilai persentase aplikasi BO memungkinkan perubahan
aggregat tanah pada semua sumber BO dan stabilitas aggregat tanah belum signifikan.
kelas lereng. Hal ini berarti bahwa tidak Pada waktu yang relatif singkat ini, dari
semua aggregat yang terbentuk bersifat pengamatan di lapangan, belum semua BO
stabil, ada bahagian yang mudah hancur atau terurai sempurna dan menyumbangkannya
berubah bentuk dan ukurannya oleh adanya menjadi BO tanah.
pengaruh luar. Jika dibandingkan antara
indeks stabilitas aggregat dengan jumlah d. Produksi Jagung
aggregat yang terbentuk atau persen Produksi biomasa tanaman jagung
aggregasi, maka dari ke 3 sumber BO, yang diaplikasi dengan tiga macam sumber
chromolaena memberikan persentase yang BO pada dua kelas lereng ditampilkan pada
tertinggi (87-93%). Hal ini mungkin Gambar 4. Pada gambar 4 terlihat bahwa
disebabkan oleh kandungan bahan dalam penambahan BO meningkatkan biomasa
chromolaena yang sepertinya ada perbedaan tanaman jagung secara nyata pada setiap
dari 2 sumber BO lain. kelas lereng. Hal ini menunjukkan bahwa
Bila dibandingkan dengan indeks BO yang ditambahkan dalam bentuk bahan
stabilitas aggregat tanah awal, maka setelah hijauan tanaman mampu memperbaiki
penggunaan lahan untuk penanaman jagung kondisi zona perakaran tanaman sehingga
satu kali musim tanam terjadi peningkatan pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik
stabilitas aggregat antara 14 - 26 poin. Hal dan produksi biomasanya lebih tinggi.
ini sejalan dengan peningkatan kandungan Tanah sebagai media tanam dengan
BO tanah seperti pada Tabel 2. Bahan sifat fisik yang baik, seperti tanah cukup
organik berperan sebagai bahan perekat, gembur (BV lebih rendah), aerase dan
panggabung, penyemen butir tunggal drainase lancar, maka akar tanaman bisa
menjadi aggregat atau aggregat mikro berkembang dngan leluasa di dalam tanah
menjadi makro, kemudian menstabilkannya. dan mampu menembus bagian-bagian tanah
Sesuai dengan yang dilaporkan yang menyimpan unsur hara. Dengan air
Yulnafatmawita (2006), ada korelasi positif yang cukup tersedia dan dibantu oleh aerase
antara kandungan BO dan stabilitas aggregat yang baik untuk menyediakan O2 yang
tanah. dibutuhkan akar bagi pernafasannya
Selanjutnya, bila dibandingkan menyebabkan akar mampu menyerap hara
dengan kandungan stabilitas aggregat tanah yang ada di dalam tanah secara optimal.
setelah panen dari plot yang tidak diberi BO, Kondisi demikian menciptakan pertumbuhan
maka peningkatan persen aggregasi dan tanaman yang maksimal dan produksi yang
stabilitas aggregat tanah tidak terlihat tinggi, selama hara cukup tersedia di dalam
signifikan, atau hanya meningkat sekitar 4.5- tanah.
8.5 poin. Jadi peningkatan stabilitas Diantara tiga jenis sumber BO yang
aggregat tanah setelah panen bukan semata- diaplikasikan, pengaruhnya berbeda bagi
mata oleh pemberian BO dalam bentuk pertumbuhan tanaman jagung. Tanaman
bahan hijauan ke dalam tanah, tetapi juga jagung memberikan produksi rata-rata
oleh faktor lainnya. Faktor ini berkaitan erat tertinggi dari plot yang diberi titonia, yaitu
dengan proses peningkatan BO seperti yang 2.62 ton/ha dan 2.88 ton/ha untuk lereng 0-
disampaikan pada bagian terdahulu, pada 8% dan 15-30%, secara berturut-turut.
pembahasan BO tanah. Tingginya produksi jagung pada plot titonia,
Indek stabilitas aggregat tanah di samping perbaikan sifat fisik tanah di
setelah satu kali musim tanam dengan zona perakarannya, juga mungkin
pemberian 20 T BO/Ha belum semuanya disebabkan oleh sumbangan N yang tinggi
meningkatkan statusnya dari tidak stabil dari titonia. Menurut Hakim dan Agustian
menjadi stabil, kecuali plot yang diberi BO (2003) dan Gusnidar (2007) kandungan N
chromolaena. Stabilitas aggregat tanah yang titonia bisa mencapai 4% dari bobot
diberi BO chromolaena pada semua kelas keringnya.
lereng sudah berubah menjadi stabil,
46
J. Solum Vol. VII No. 1 Januari 2010 : 37-48 ISSN : 1829-7994
3.5
3.0
2.5
BO (%) Tanah
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
0-8% 15- 0-8% 15- 0-8% 15- 0-8% 15-
30% 30% 30% 30%
Gambar 4. Produksi biomasa jagung pada Ultisol Limau Manis yang diaplikasikan 20 T BO/Ha
setelah satu kali musim tanam jagung
47
Peranan Bahan Hijauan Tanaman (Yulnafatmawita et al): 37-48 ISSN : 1829-7994
Berdasarkan kesimpulan diatas, Hakim, N., Darfis, I., dan Arfania, L. 2007.
maka disarankan untuk menggunakan bahan Efek sisa dan tambahan titonia
hijauan titonia untuk tanaman jagung. Akan terhadap sifat kimia Ultisols dan hasil
tetapi, untuk melihat efektifitas ketiga jenis tanaman jagung pada musim tanam ke
sumber BO tersebut bagi peningkatan tiga. Laporan Hibah Penelitian SP-4
stabilitas aggregat maka penelitian ini perlu Jurusan Tanah Fak. Pertanian Unand
dilanjutkan untuk beberapa kali penanaman. Padang.
Jamilah. 2006. Potensi gulma C.odorata
UCAPAN TERIMA KASIH sebagai pupuk dibandingkan G.sepium
alternatif yang diberi CMA pada lahan
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan marginal. Disertase Doctor Facultas
terima kasih kepada DP2M Dikti yang telah Pasca Sarjana Universitas Andalas
membiayai penelitian ini melalui dana Padang.
Hibah Bersaing tahun 2008. Terima kasih
juga penulis sampaikan kepada semua pihak Prasetyo, T. B., Ruhaimah, Wardhana, S. A.
yang membantu. 2006. Pengaruh pengelolaan air
terhadap konsentrasi besi (Fe) pada
sawah bukaan baru. J. Solum Vol
DAFTAR PUSTAKA III(1):8-18.
Burhan W., Yulnafatmawita, dan Hakim, N. Rasyidin, A 1994. The method for
1996. Seleksi tanaman pupuk hijau di measuring rates of weathering and
lahan marginal berpasir Air Tawar rates of soil formation in watershed.
Padang. Prosiding Seminar BKS-PTN Disertase. Tottory Univ. Japan, 110 p.
Barat 1997, Padang.
Yulnafatmawita. 2006. Hubungn antara
Gusnidar. 2007. Pemanfaatan Tithonia status C-organik tanah dan stabilitas
diversifolia untuk menghemat aggregate Ultisol Limau Manis akibat
pemupukan N,P, dan K tanaman padi perubahan penggunaan lahan.
sawah intensifikasi. JurusanTanah Prosiding Seminar BKS Barat di Jambi
Fakultas Pertanian Unand. Padang. 26-28 April
48