Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia, Vol.1, No.
1, April 2016
PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION TERHADAP GEJALA FATIGUE
PADA KLIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
Adi Antoni¹, Ridha Dharmajaya², Ikhsanuddin A. Harahap³
¹Staf Pengajar STIKES Aufa Royhan Padangsidimpuan
²Staf Pengajar FK USU
³Staf Pengajar Fkep USU
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
Progressive Muscle Relaxation (PMR) is a relaxation technique for muscle by tensing or tightening
one certain group of muscles and releasing the tense followed by focusing the mind to feel the
sensation of relaxing. This research was aimed at observing the effect of PMR on fatigue symptom of
people with Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM). Quasi experimental Pretest-Posttest Design with
control group was used as the design of this research. The samples were collected by employing
consecutive sampling technique with 66 respondents consisting of 33 people in intervention group and
the other 33 people in control group. The fatigue symptoms observed in this research were measured
by using Piper Fatigue Scale. It was found from the results that there were some significant differences
on the fatigue symptoms before and after giving PMR to both the intervention group with t=43,57,
p=<0,001; and the control group with t=1.73, p=0.093. Furthermore, another significant difference
was also found between the intervention and control group which was t= -30.453, and p<0.001.
Finally, it was concluded that PMR was effective to reduce the fatigue synptoms of people with T2DM.
Keywords: progressive muscle relaxation. fatigue, type 2 diabetes mellitus
ABSTRAK
Progressive Muscle Relaxation (PMR) merupakan suatu teknik relaksasi pada otot dengan
memberikan sensasi ketegangan pada kelompok otot tertentu dan menghentikan tegangan tersebut
kemudian memusatkan perhatian untuk mendapatkan sensasi rileks. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat pengaruh PMR terhadap gejala fatigue pada klien DMT2 (diabetes melitus tipe 2). Desain
penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen pre dan post test kontrol grup. Sampel pada
penelitian ini berjumlah 33 responden kelompok intervensi dan 33 responden kelompok kontrol, yang
diambil dengan cara consecutive sampling. Gejala fatigue pada penelitian ini diukur dengan
menggunakan Piper Fatigue Scale. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan gejala
fatigue yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian PMR kelompok intervensi: t=43,57,
p=<0,001; kelompok kontrol: t=1,73, p=0,093, selanjutnya ditemukan perbedaan gejala fatigue yang
signifikan kelompok intervensi dengan kelompok kontrol: t=-30,453, p=<0,001. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa PMR dapat menurunkan gejala fatigue klien DMT2.
Kata kunci: progressive muscle relaxation, fatigue, diabetes melitus tipe 2.
7
Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia, Vol.1, No.1, April 2016
PENDAHULUAN fatigue ditemukan mencapai 61% dan merupakan
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu keluhan keempat yang muncul setelah polidipsi,
noncammunicable diseases (NCDs) atau penyakit poliuri, dan kehilangan berat badan yang tidak
tidak menular. Secara global kematian yang diinginkan.
disebabkan oleh noncommunicable diseases Penelitian Wenzel et al. (2005) tentang
(NCDs) masih sangat tinggi dan semakin hambatan manajemen diri pada DMT2
bertambah (World Health Organization [WHO], didapatkan perasaan ketidaknyamanan tubuh
2014). akibat fatigue. Penelitian mixed method oleh
Diabetes melitus merupakan masalah Singh (2013) menemukan bahwa fatigue dapat
kesehatan dunia yang mengancam bagi kesehatan menurunkan kualitas hidup dan status fungsional
umat manusia pada abad 21 (Sudoyo et al., 2009). pada klien DMT2.
Setiap tahun jumlah penderita diabetes melitus Peran perawat sangat penting dalam mengatasi
mengalami peningkatan (Diabetes UK, 2011). fatigue yang dialami klien dengan DMT2.
World Health Organization (2012) Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
menyatakan jumlah penderita diabetes di atas 20 pendekatan nonfarmakologis merupakan
tahun berjumlah 150 juta orang, dan dalam kurun intervensi yang dapat dilakukan pada klien
waktu 25 tahun yaitu pada tahun 2025 jumlah itu dengan DMT2 (Smeltzer et al., 2010). Salah satu
akan meningkat menjadi 350 juta orang. Jumlah strategi yang dapat digunakan dalam menurunkan
penderita DM tahun 2013 berjumlah 382 juta fatigue yaitu relaksasi (Mitchell et al., 2007).
orang (WHO, 2014). Jika tidak ada tindakan Progressive Muscle Relaxation (PMR)
berarti yang dilakukan, jumlah ini diperkirakan merupakan salah tindakan mandiri keperawatan
akan terus meningkat menjadi 592 juta pada (McCloskey et al., 2013). PMR adalah salah satu
tahun 2035 (International Diabetes Federation teknik relaksasi berupa gerakan mengencangkan
[IDF], 2013). Di Indonesia jumlah klien diabetes dan melemaskan otot-otot tertentu untuk
melitus diperkirakan akan menempati posisi memberikan perasaan relaksasi secara fisik
kelima dunia pada tahun 2030 dengan jumlah (Snyder & Lindquist, 2010).
sebanyak 12,4 juta orang (Sudoyo et al., 2009). Ghazavi, Talakoob, Abdeyazdan, Attari, dan
Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) Joazi (2007) melakukan penelitian terhadap 75
dikarakteristikan oleh adanya hiperglikemia, klien DMT2 menemukan bahwa latihan PMR
resistensi insulin, dan adanya pelepasan glukosa dapat menurunkan kadar HbA1c dengan
hati yang berlebihan sehingga menimbulkan menurunkan sekresi kortisol. Mashudi (2011)
gejala bagi penderitanya (Sudoyo et al., 2009). menemukan bahwa PMR dapat menurunkan
Salah satu gejala yang dialami klien dengan kadar gula darah pada klien dengan DMT2.
DMT2 adalah fatigue (keletihan) (Morsch, Beberapa penelitian menunjukkan bahwa PMR
Gocalves, & Barros, 2006; Weijman et al., 2004). mampu mengatasi gejala fatigue pada beberapa
Fatigue merupakan pengalaman yang sangat penyakit kronis dengan penyebab gejala fatigue
subjektif pada klien diabetes melitus (Singh, yang berbeda. Dayapoglu dan Tan (2012)
2013). Fatigue merupakan rasa kelelahan yang menyebutkan PMR dapat menurunkan gejala
luar biasa dan menurunkan kapasitas kerja fisik fatigue pada 32 klien multiple sclerosis.
dan mental pada tingkat biasa (NANDA, 2012). Demiralp, Oflaz dan Komurcu (2009)
Studi oleh Warren, Deary, dan Frier (2003) menyebutkan PMR dapat menurunkan gejala
menyatakan bahwa fatigue pada klien DMT2 fatigue pada klien kanker payudara yang
menduduki peringkat kelima di Inggris dari gejala menjalani kemoterapi.
yang sering muncul (setelah polidipsi, mulut
kering, tidak merasa fit, dan poliuri) dan 85 % METODE PENELITIAN
responden melaporkan keluhan fatigue. Studi Desain penelitian kuantitatif yang digunakan
epidemiologi Drivsholm et al. (2005) yang dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen
dilakukan di Denmark didapatkan bahwa dari dengan rancangan Pretest-Posttest Design with
1.137 subyek dengan diabetes tipe 2, prevalensi Control Group.
8
Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia, Vol.1, No.1, April 2016
Metode pengambilan sampel yang digunakan sebelum dan sesudah intervensi. Kelompok
dengan cara consecutive sampling. Besar sampel intervensi terdapat penurunan gejala fatigue rata-
dihitung dengan menggunakan tabel power rata 1,85 sedangkan pada kelompok kontrol rata-
analysis sehingga didapatkan 33 orang kelompok rata 0,05.
intervensi dan 33 kelompok kontrol. Hasil uji statistik paired t-test menunjukkan
Pengambilan data dilakukan dengan bahwa pada subjek kelompok intervensi terdapat
menggunakan kuesioner Piper Fatigue Scale. perbedaan yang signifikan antara sebelum dan
Analisis data menggunakan analisis univariat, sesudah dilakukan PMR terhadap gejala fatigue
analisis bivariat dengan uji paired t-test dan (t=43,57; p<0.001). Sedangkan pada kelompok
independent t-test. kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara sebelum dan sesudah dilakukan PMR
HASIL PENELITIAN terhadap gejala fatigue (t=1,73; p=0.093).
Tabel 1. Hasil Analisis Gejala Fatigue pada Klien Tabel 3. Perbedaan Gejala Fatigue pada
DMT2 Sebelum dan Sesudah Intervensi PMR di Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Poli Endokrin RSUD Dr. Pirngadi Medan (n=33) pada Klien DMT2 di Poli Endokrin RSUD Dr.
Gejala Fatigue Kelompok Mean SD Pirngadi Medan (n=33)
Sebelum Intervensi 7,32 0,17
Kontrol 7,27 0,13 Gejala fatigue klien Mean t Sig
Sesudah Intervensi 5,47 0,28 DMT2
Kontrol 7,22 0,18 Kelompok intervensi 5,47 <0,001
-30,453
Kelompok kontrol 7,22
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala
fatigue sebelum dilakukan PMR pada responden Pengaruh PMR terhadap gejala fatigue pada
kelompok intervensi menunjukkan rata-rata 7,32 penelitian ini diidentifikasi dengan
(SD=0,17). Sedangkan pada kelompok kontrol, membandingkan nilai akhir sirkulasi antara
rata-rata gejala fatigue awal (sebelum dilakukan kelompok intervensi dan kontrol dengan
PMR pada kelompok kontrol) menunjukkan 7,27 menggunakan analisa statistik independent t-test.
Gejala fatigue setelah dilakukan PMR pada Berdasarkan analisa, ditemukan bahwa terdapat
responden kelompok intervensi menunjukkan perbedaan gejala fatigue yang signifikan antara
rata-rata 5,47 (SD=0,28). Sedangkan pada kelompok intervensi dan kontrol (t=-30,453;
kelompok kontrol, rata-rata gejala fatigue akhir p<0.001).
(setelah periode PMR pada kelompok kontrol)
menunjukkan 7,22 (SD=0,18). PEMBAHASAN
Berdasarkan data awal, gejala fatigue sebelum
Tabel 2. Perbedaan Gejala Fatigue Sebelum dan dilakukan PMR pada responden kelompok
Sesudah Intervensi PMR pada Kelompok intervensi menunjukkan rata-rata 7,32 (SD=0,17).
Intervensi dan Kontrol Klien DMT2 di Poli Sedangkan pada kelompok kontrol, rata-rata
Endokrin RSUD Dr. Pirngadi Medan (n=33) gejala fatigue awal menunjukkan 7,27 (SD=0,13).
Fritschi (2008) mengemukakan bahwa fatigue
Kelompok Gejala Mean t Sig dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
Fatigue indeks massa tubuh dan kadar glukosa darah.
Intervensi Sebelum 7,32 43,57 <0,001 Sheo et al. (2013) juga menambahkan bahwa
Sesudah 5,47 fatigue dipengaruhi oleh faktor usia dan jenis
Kontrol Sebelum 7,27 1,73 0,093 kelamin.
Sesudah 7,22 Valentine et al. (2008) melakukan penelitian
terhadap 127 klien lansia yang dilakukan di Cina
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat menyatakan bahwa wanita lebih besar mengalami
perbedaan gejala fatigue pada klien DMT2 fatigue daripada laki-laki sebesar 63% (p=0,04).
9
Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia, Vol.1, No.1, April 2016
Koch et al. (1999) dalam studi kualitatif Mekanisme kerja PMR dalam mengatasi
mengemukakan bahwa perempuan lebih mudah fatigue pada klien dengan DMT2 dikaitkan
fatigue karena perempuan memiliki rencana kerja dengan faktor fisiologis yaitu hiperglikemi. PMR
yang terlalu banyak dan sering mengeluarkan akan mengaktifkan saraf parasimpatis yang
semua energinya untuk memenuhi kewajiban kemudian diteruskan ke hipotalamus.
sosial. Selanjutnya, hipotalamus akan menurunkan
Peningkatan gejala fatigue juga berkaitan stimulasi neuron-neurosekretori untuk
dengan usia (Sheo et al., 2013). Semakin melepaskan hormon CRH (Corticotropin
bertambahnya umur akan semakin rentan Releasing Hormone) ke hipofisis anterior,
terjadinya kelelahan (Singh, 2013). Hasil sehingga hipofisis anterior menghambat
penelitian Sheo et al. (2013) terhadap 180 klien pelepasan hormon ACTH (Adrenocorticotropic
DMT2 yang dilakukan di Korea menyebutkan Hormone) ke dalam sirkulasi. Hambatan
bahwa terdapat korelasi antara usia dengan gejala pelepasan ACTH akan menghambat stimulasi
fatigue. Kelelahan akan semakin dirasakan korteks adrenal untuk mensekresi glukokortikoid
seiring bertambahnya umur. Hal ini dikarenakan (kortisol) serta pada medula adrenal yang
terjadinya penurunan kekuatan dan ketahanan menghasilkan hormon katekolamin terutama
otot, sehingga kelelahan akan semakin meningkat epineprin dan norepineprin (Greenberg, 2002).
(Williams & Hopper, 2007). Penurunan kerja epineprin pada pankreas akan
Indeks massa tubuh juga berkaitan dengan meningkatkan fungsi pankreas dalam produksi
peningkatan gejala fatigue (Fritschi, 2008). insulin sehingga kerja insulin akan meningkat.
Peningkatan kadar sitokin pro-inflamasi (seperti Sedangkan hambatan sekresi kortisol akan
yang terlihat pada individu obesitas) merupakan memiliki efek metabolik berupa peningkatan
faktor yang signifikan dalam peningkatan fatigue penyerapan dan penggunaan glukosa oleh banyak
(Pickup, Dphil, & Ercpath, 2004). Penelitian jaringan (Timby & Smith, 2010).
Adeniyi et al. (2014) yang dilakukan di Nigeria Hambatan kortisol juga menurunkan
terhadap 122 klien DMT2 didapatkan bahwa nilai metabolisme glukosa melalui gluconeogenesis
rasio klien yang memiliki berat badan lebih sehingga asam amino, laktat, dan piruvat tidah
(overweight) adalah 2,41 kali lebih besar diubah menjadi glukosa darah yang akhirnya
mengalami keluhan fatigue daripada klien yang akan menurunkan kadar glukosa darah (Tortora &
memiliki IMT normal. Derrickson, 2009). Penurunan gluconeogenesis
Drivsholm et al. (2005) mengemukakan bahwa akan menurunkan metabolisme anaerob sehingga
peningkatan gejala fatigue juga berkaitan erat terjadi penurunan penumpukan asam laktat yang
dengan peningkatan kadar glukosa darah. Kadar menumpuk di otot dan di pembuluh darah karena
glukosa darah diatas 200gr/dl meningkatkan adanya penurunan konsentrasi ion H+ di dalam
keluhan fatigue yang dialami klien DMT2 intraselular. Kondisi ini juga akan menurunkan
(Warren et al., 2003). gejala fatigue yang dialami (Timby & Smith,
PMR adalah salah satu teknik relaksasi yang 2010).
didesain untuk membantu meredakan ketegangan
otot yang terjadi ketika sadar (National Safety SIMPULAN
Council, 2003). Penelitian Demiralp et al. (2009), PMR berpengaruh secara bermakna terhadap
dari 27 klien kanker yang dilakukan PMR dengan penurunan gejala fatigue klien DMT2, nilai
waktu 15 menit (dilakukan sebelum dan sesudah p<0.001.
kemoterapi) selama satu minggu didapatkan
penurunan skor gejala fatigue dengan rata-rata SARAN
4,03. Hal ini juga didukung oleh penelitian PMR dapat dilakukan pada praktik
Mashudi (2011) yaitu latihan PMR dilakukan 2 pembelajaran khususnya terapi komplementer
kali sehari selama 3 hari mampu menurunkan dalam perkuliahan sehingga meningkatkan
kadar glukosa darah klien DMT2. keahlian mahasiswa keperawatan dalam
10
Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia, Vol.1, No.1, April 2016
mengaplikasikan intervensi mandiri keperawatan Diabetologia, 48(2), 210-214. doi:10.
berupa PMR. 1007/s00125-004-1625-y
PMR dapat dilakukan dalam praktik
keperawatan baik di rumah sakit maupun pada Fritschi, C. (2008). Fatigue in women with type 2
praktik keperawatan mandiri untuk membantu diabetes. Diperoleh dari http://
menurunkan gejala fatigue klien DMT2. search.proquest.com/file=pdf/UMI-
Peneliti mengharapkan bagi penelitian 3345531.pdf.
keperawatan agar dapat menjadi dasar untuk
Ghazavi, Z., Talakoob, S., Abdeyazdan, Z.,
mengembangkan penelitian selanjutnya dengan
Attari, A., & Joazi, M. (2007). Effect of
lebih mempertimbangkan pengaturan ruang dan
massage therapy and muscle relaxation on
waktu pemberian intervensi PMR serta
glycosylated hemoglobin in diabetic
mempertimbangkan pengukuran fatigue secara
children. Shiraz E-Medical Journal, 9(1),
objektif.
11-16.
DAFTAR PUSTAKA Greenberg, S. S. (2002). Comprehensive stress
Adeniyi, A. F., Ogwumike, O. O., Akinwonmi, management. (7th ed). New York: The
A. O., & Fasanmade, A. A. (2014). Links McGraw-Hill Companies.
between adiposity, physical activity and
self-reported fatigue in patients with type 2 International Diabetes Federation (2013).
diabetes mellitus. International Journal International diabetes federation managing
Diabetes Developing Countries, 34(3), 144- older people with type 2 diabetes global
149. doi:10.1007/s13410-013-0175-6. guideline. Diperoleh dari
http://www.idf.org/diabetes-evidence-
Dayapoglu, N., & Tan, M. (2012). Evaluation of demands-real-action-un-summit-non-
the effect of progressive relaxation communicable-diseases.
exercises on fatigue and sleep quality in
patients with multiple sclerosis. The Koch, T., Kralik, D., & Sonnack, D. (1999).
Journal Of Alternative And Complementary Women living with type II diabetes: The
Medicine, 18(10), 983-987. doi: intrusion of illness. Journal of Clinical
10.1089/acm.2011.0390. Nurs, 8(6), 712-722.
Demiralp, M., Oflaz, F., & Komurcu, S. (2010). Mashudi (2011). Pengaruh progressive muscle
Effects of relaxation training on sleep relaxation terhadap kadar glukosa darah
quality and fatigue in patients with breast pasien diabetes mellitus tipe 2 di rumah
cancer undergoing adjuvant chemotherapy. sakit umum daerah raden mataher jambi.
Journal of Clinical Nursing, 19, 1073-1083. Diperoleh dari
doi: 10.1111/j.1365-2702.2009.03037.x. http://lontar.ui.ac.id/file=pdf/abstrak-
20281698.pdf.
Diabetes UK (2011). Diabetes in the UK
2011/2012: key statistics on diabetes. McCloskey, T. H., et al. (2013). Nursing
Diperoleh dari http://www.diabetes.org.uk Interventions Classification (Nic). (6th ed).
%2Fdocuments%2 Freports%2 Fdiabetes- Elsevier Mosby-Year Book. Inc.
in-the-uk-2011-12.pdf.
Mitchell, S. A., Beck, S. L., Hood, L., Moore, K.,
Drivsholm, T., Olivarius, N., Nielsen, A. B., & & Tanmer, E. R. (2007). Putting evidence
Siersma, V. (2005). Symptoms, signs and into practice: evidence based intervention
complications in newly diagnosed type 2 for fatigue during and following cancer and
diabetic patients, and their relationship to its treatment. Clinicial Journal of Oncology
glycaemia, blood pressure and weight. Nursing, 11(1), 99-113.
doi:10.1188/07.CJON.99-113.
11
Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia, Vol.1, No.1, April 2016
Morsch, C. M., Goncalves., L. F., & Barros, E. Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2009).
(2006). Health-related quality of life among Principles of anatomy and physiology
th
haemodialysis patients relationship with (12 ed). USA: John Wiley & Sons, Inc.
clinical indicators, morbidity and mortality. Valentine, R. J., McAuley, E., Vieira, V. J.,
Journal of Clinical Nursing, 15(4), 498- Baynard, T., Hu, L., Evans, E. M., &
504. doi: 10.1111/j.1365- Woods, J. A. (2008). Sex differences in the
2702.2006.01349.x. relationship between obesity, C-reactive
protein, physical activity, depression, sleep
National Safety Council (2003). Manajemen
quality and fatigue in older adults. Brain,
Stress. Jakarta: EGC.
Behavior, and Immunity, 23, 643–648.
North American Nursing Diagnoses Assessment doi:10.1016/j.bbi.2008.12.003.
(2012). Nursing diagnoses: definitions and
Warren, R. E, Deary, I. J., & Frier, B. M. (2003).
classification. NANDA International 2012-
The symptoms of hyperglycaemia in people
2014. Oxford: Wiley-Blachwell. Ltd.
with insulin-treated diabetes: Classification
Pickup, J. C., Dphil., & Ercpath. (2004). using principal components analysis.
Inflammation and activated innate Diabetes Metabolism Research and
immunity in the pathogenesis of type 2 Reviews, 19(5), 408-414. doi: 10.1002/
diabetes. Diabetes Care, 27(3), 813-23. dmrr.396.
Sheo, Y. M., Hahm, J. R., Kim, T. K., & Choi, Weijman, I., Kant, I., Swaen, G. M., Ros, W. J.
W. H. (2013). Factors affecting fatigue in G., Rutten, G. E. H. M., Schaufeli, W. B.,
patients with type ii diabetes mellitus in Schabracq, M. J., & Winnubst, J. A. M.
korea. Asian Nursing Research, 9, 60-64. (2004). Diabetes, employment and fatigue-
doi:10.1016/j.anr.2014.09.004. related complaints: A comparison between
diabetic employees, “healthy” employees,
Singh, R. (2013). Understanding Fatigue in and employees with other chronic diseases.
Persons with Type 2 Diabetes: A Mixed Journal Occupation Environment Medicine,
Methods Study. Diperoleh dari: 46(8), 828-836. doi:10.1097/01.jom.
http:/search.proquest.com. 0000135605.62330.ca.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Wenzel, J., Utz, S. W., Steeves, R., Hinton, I., &
Cheever, K. H. (2010). Brunner & Jones, R. (2005). "Plenty of sickness"
Suddarth’s Textbook of medical-surgical descriptions by merica mericans living in
nursing. (12th ed). Philadelphia: Lippincott rursal areas with type 2 diabetes. Diabetes
Williams & Wilkins. Educator, 37(1), 98-107.
Snyder, M., & Lindquist, R. (2010). Williams, L. S., & Hopper, P. D. (2007).
Complementary & alternative therapies in Understanding medical surgical nursing.
nursing. (6th ed). New York: Spinger (3rd ed). Philadelphia: Davis Company.
Publishing Company.
World Health Organization (2012). Diabetes.
Sudoyo, A, W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Geneva: World Health Organization, 2012.
Simadibrata, M & Setiati, S. (2009). Buku Diperoleh dari:http://www.who.
ajar ilmu penyakit dalam. Ed 5. Jakarta: int/mediacentre/ factsheets/ fs312/ en/
Interna Publishing. index.html.
Timby, B. K., & Smith, N. E. (2010). World Health Organization (WHO) (2014).
Introductory medical-surgical nursing. Noncommunicable disease country profiles.
(10th ed). Ney York: Lippincott Williams Diperoleh dari
& Wilkins.
12
Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia, Vol.1, No.1, April 2016
http://www.who.int/nmh/publications/ncd-
profiles-2014/en/.
13