0% found this document useful (0 votes)
87 views18 pages

Keihlasan Dan Arti Pentingnya Dalam Mengelola Pendidikan

This document discusses the concept of sincerity (ikhlas) in managing educational institutions in Indonesia. It defines sincerity as having pure intentions, a clean heart, and upright actions done solely to please Allah. It describes the characteristics of sincere people as always doing good deeds sincerely and avoiding what is forbidden. It states that managing educational institutions with sincerity can help form professional educators by instilling sincere values. The document analyzes definitions and meanings of sincerity in the Quran and hadith and how it can be implemented in educational management.

Uploaded by

ranisa
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
87 views18 pages

Keihlasan Dan Arti Pentingnya Dalam Mengelola Pendidikan

This document discusses the concept of sincerity (ikhlas) in managing educational institutions in Indonesia. It defines sincerity as having pure intentions, a clean heart, and upright actions done solely to please Allah. It describes the characteristics of sincere people as always doing good deeds sincerely and avoiding what is forbidden. It states that managing educational institutions with sincerity can help form professional educators by instilling sincere values. The document analyzes definitions and meanings of sincerity in the Quran and hadith and how it can be implemented in educational management.

Uploaded by

ranisa
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 18

Keihlasan dan Arti Pentingnya

Keihlasan dan Arti Pentingnya Dalam Mengelola Pendidikan

Ni’mawati
Pascasarjana UIN SGD Bandung
[email protected]

Andewi Suhartini
Pascasarjana UIN SGD Bandung
[email protected]

Nurwadjah Ahmad E Q
Pascasarjana UIN SGD Bandung
[email protected]

Abstract
This paper is motivated by the concept of sincerity associated with the management of
educational institutions to form professional educators and education personnel . Sincerity as
the teachings of the Islamic religion are contained in the Qur'an and hadith, what is the
definition and nature of sincerity, what are the characteristics of sincere people and how is the
implementation of sincerity in managing educational institutions. By using a qualitative
research approach and descriptive analysis method with data sources in the form of verses of
the Qur’an, the hadith of the prophet and the results of research by experts, it was found that
the following were: 1) the nature of sincere is pure in intention, clean in mind in doing good,
upright in heart act and do only hoping to please Allah. 2) the characteristic of sincere people
is that they always do good deeds and are sincere in doing good deeds; awake from everything
that Allah forbids; in working, doing activities, teaching, educating and managing
educational institutions; someone who does it sincerely will feel happy if goodness is realized
by anyone, and 3) the management of educational institutions sincerely has an impact on the
formation of professional educators and educational staff.
Keyword: sincerity, managing and educational institutions

Abstrak
Tulisan ini dilatarbelakangi oleh konsep ikhlas dihubungkan dengan
pengelolaan lembaga pendidikan untuk membentuk pendidik dan tenaga
kependidikan yang profesional. Ikhlas sebagai ajaran agama islam terdapat
dalam Al Qur’an dan hadis, bagaimana definisi dan hakikat ikhlas, bagaimana
karakteristik orang-orang yang ikhlas dan bagaimana implementasi ikhlas
dalam mengelola lembaga pendidikan. Dengan menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif dan metode deskriptif analisis dengan sumber data berupa
ayat-ayat alquran, hadis nabi dan hasil penelitian para ahli, ditemukan hal-hal

280
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Keihlasan dan Arti Pentingnya

sebagai berikut: 1) hakikat ikhlas adalah suci dalam niat, bersih batin dalam
beramal, lurus hati dalam bertindak dan berbuat hanya mengharapkan ridha
Allah. 2) karakteristik orang ikhlas adalah senantiasa beramal dan bersungguh-
sungguh dalam beramal; terjaga dari segala yang diharamkan Allah; dalam
bekerja, beraktivitas, mengajar, mendidik, dan mengealola lembaga pendidikan;
seseorang yang meakukannya dengan ikhlas akan merasa senang jika kebaikan
terealisasi oleh siapapun, dan 3) pengelolaan lembaga pendidikan dengan ikhlas
berdampak pada terbentuknya pendidik dan tenaga kependidikan yang
profesional.

Kata kunci: Ikhlas, mengelola dan lembaga pendidikan

Pendahuluan

Ikhlas berarti murni, yakni kemurnian hati seseorang dalam melakukan


sesuatu semata-mata hanya karena Allah SWT, tidak bercampur dengan motif-
motif lain selain Allah. Dengan kata lain, ikhlas adalah mengesakan Allah
sebagai tujuan seluruh aktifitas. Allah SWT berfirman: “Padahal mereka tidak
disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama
yang lurus”(QS. 98: 5). Maka seorang yang ikhlas tidak akan menghiraukan apa
kata manusia, karena yang paling penting adalah bagaimana penilaian Allah
terhadapnya, Allah berfirman: “Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku,
ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam.”(QS. 6: 12)

Lawan dari ikhlas ini adalah ria. Riya adalah keinginan memperoleh
manfaat dunia dengan amalan akhirat, baik diinginkan dari Allah SWT maupun
dari manusia. Sebagaimana firman Allah SWT: “...Dan apabila mereka berdiri
untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan
shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali
sedikit sekali. Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman

281
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Keihlasan dan Arti Pentingnya

atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak
(pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu sekali-kali tidiak
akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. (QS. 4: 142-144)

Eksistensi Pengelolaan Pendidikan merupakan cara untuk menanamkan


sifat ikhlas, sebab keikhlasan merupakan hal paling mendasar yang menjadi
syarat diterimanya amal seseorang. Ikhlas dalam pengelolaan Pendidikan
artinya menjalankan semua kegiatan kelembagaan semata-mata untuk
mengharapkan Ridho Allah SWT.

Konsep Ikhlas

1. Hakikat Ikhlas

Kata ikhlas sendiri sebenarnya tidak dijumpai secara langsung


penggunaannya dalam al-Qur’an. Yang ada hanyalah kata-kata yang berderivat
sama dengan kata ikhlas tersebut (Santoso 2020). Kata ikhlas berasal dari kata
‫ خلص‬yang diartikan dengan mengosongkan sesuatu dan membersihkannya.
Kata ikhlas merupakan masdar dari kata ‫ آخلص‬yang berarti murni, bersih,
jernih, selamat, memisahkan diri, dan pembersihan sesuatu (Faris 2001: 309).
Menurut Hamka, ikhlas adalah bersih dan tidak adanya campur tangan suatu
apapun (HAMKA 1985: 3001).

Ikhlas adalah suci dalam niat, bersih batin dalam beramal, tidak
berpura- pura, lurus hati dalam bertindak, jauh dari riya‟ dan kemegahan
dalam berlaku berbuat, mengharapkan ridha Allah semata-mata. Ikhlas yaitu
melaksanakan perintah Allah dengan pasrah tanpa mengharapkan sesuatu,
kecuali keridhaan Allah (Munawir & Al-Bisri 1999: 171).

Di dalam al-Qur’an, kata ikhlas beserta derivasinya disebutkan sebanyak


31 kali. Terulang 2 kali pada kata ‫ آخلص‬dengan pelaku yang berbeda, 20 kali

282
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Keihlasan dan Arti Pentingnya

pada kata mukhlis/mukhlisin/mukhlisun, 1 kali pada kata ‫خلص‬, 7 kali pada


kata ‫ خال‬/‫ خالصة‬, dan 1 kali pada kata astakhlishu. Banyaknya penyebutan kata
ikhlas beserta derivasinya bertujuan agar umat manusia dapat menjadi orang-
orang yang ikhlas dalam segala hal.

Pemaknaan terhadap sebuah teks bisa jadi mengalami perkembangan


bahkan perubahan karena realitasnya juga berbeda. Hal ini tentu juga berakibat
terhadap pemaknaan teks Alquran itu sendiri (Rahman 2018: 106). Adapun
makna kata Ikhlas di dalam al-Quran setidaknya dapat dikategorikan dalam 5
(lima) macam, sebagai berikut: (Khikmatiar 2020)

Pertama, ikhlas bermakna al-ishthifaa’ (pilihan). Sebagaimana firman-


Nya: ‫ص ص ذة ِك َرص ْصاد ال ص َّا‬ َ ْ‫“ ِإنَّصصا خ ْ َخل‬Sesungguhnya Kami telah menyucikan
ْ ‫ص ص ْا َم ِبخْا ِل‬
mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi, yaitu
selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.” (Q.S. 40: 46).

Menurut Ibn al-Jauzi, pesan utama ayat di atas yaitu Allah Swt telah
memilih mereka dan menjadikannya sebagai orang-orang yang suci.
Hal senada juga disebutkan oleh as-Shabuni yaitu Allah istimewakan mereka
dengan mendapatkan kedudukan yang tinggi yaitu dengan membuat mereka
berpaling dari kehidupan duniawi dan selalu ingat kepada negeri akhirat.

Kedua, ikhlas bermakna al-khuluus min as-syawaa’ib (suci dari segala


macam kotoran). Sebagaimana firman-Nya: ‫صال لْ ِاَ َْصاُ نيَص ِم ك َم ِ َِّصا ِِصا‬
ِ ْ‫ْو ِإ َّن لْكص َم ِِصا اْ َنا‬
ْ ِ‫يصا ِ ب‬ ْ ‫َ ْو ذْل لَْْ صا خْا ِلصصا‬
َّ ‫ًصاِِشا ِلل‬ ‫بطونِص ِِ ِ ص َ بْص َ ِ ِْ َصا ذ‬/Dan sesungguhnya pada binatang
ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum
dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara
tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. (Q.S.
16: 66).

283
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Keihlasan dan Arti Pentingnya

Dalam Tafsir Al-Wajiz, Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri
Suriah menjelaskan bahwa, makna kata: (ُ‫ )لْ ِا َۡ ْصا‬la’ibrah : “pelajaran” bukti yang
kuat, yang dapat mengantarkan dari kebodohan menuju ilmu. Karena ‘ibrah
(pelajaran) dari kata ‘ubuur (melewati). (َ‫ ) ِ ص ب بْص ۡ ِ ِْص ۡصا‬mim baini farts: yaitu
kotoran yang ada pada perut. (‫ )لََّْ صا خْا ِلصصا‬labanan khaalishaa: “susu yang bersih”
tidak terdapat kotoran dan darah, baik warna, bau, dan rasanya. Menurtnya
juga, makna ayat di atas: “Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-
benar terdapat pelajaran.” Kalian dapat berpindah dari kebodohan menuju
ilmu, yaitu dari kebodohan akan kekuasaan Allah, rahmat-Nya, dan kewajiban
untuk beribadah kepada-Nya dengan berdzikir dan syukur, menuju
pengetahuan akan hal-hal tersebut, lalu kalian beriman, mengesakan-Nya dan
mentaati-Nya. kemudian Allah menjelaskan pelajaran yang besar dari hal itu,
Firman-Nya “Kami memberimu minum dari apa yang berada dalam perutnya”
yaitu perut hewan ternak yang telah disebutkan sebelumnya “susu yang bersih
antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang
meminumnya.” Maka Mahasuci Allah yang memiliki kekuasaan yang luar biasa,
ilmu yang luas, serta hikmah yang tidak terhingga. Susu yang terletak di antara
kotoran dan darah. Darah berpindah jantung lalu menyebar melalui saluran
darah keseluruh tubuh untuk kelangsungan hidup hewan, susu dialirkan
menuju kantung susu, dan kotoran mengendap di dalam perut. Susu murni
keluar diantara darah dan kotoran, namun tidak terlihat efek pada warna susu,
tidak tercium bau (darah dan kotoran) pada susu tersebut, dan tidak pula pada
rasanya, karena ia mudah untuk diminum, tidak membuat tersedak yang
meminumnya. Sungguh, ini adalah pelajaran yang paling besar, yang dapat
membawa seseorang menuju cahaya ilmu dan pengetahuan akan Allah
mengenai keagungan dan kesempurnaan-Nya, serta menumbuhkan kecintaan
kepada Allah dan memotivasi untuk taat dan bertaqarrub kepada-Nya.1

1
https://tafsirweb.com/4414-quran-surat-an-nahl-ayat-66.html/diakses 16 April 2020

284
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Keihlasan dan Arti Pentingnya

Ketiga, ikhlas berarti al-ikhtishaash (kekhususan). Sebagaimana firman-


Nya: ‫ون ال َّصصصا ِ ِْت ْ ِْ َّصصصوا َال ِْص َصصوْْ ِإ َن ر َصصصت َم‬
ِ ْ ‫صصاُ ِِ َصصص ْ َّ ِ خْا ِل‬
َ ‫صصصصة ِ صصص‬ ْ ‫ادخص‬
ِ ‫صصإ ِإ َن ْرانْصصصَُ لْكصصصم الصصص َّا‬
َ ‫قص‬
ْ ‫صصا ِ ِق‬
ْ /Katakanlah: “Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga)
itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah
kematian (mu), jika kamu memang benar. (Q.S. 2: 94).

Ayat di atas menurut Quraish Shihab yaitu kalian menganggap bahwa


Allah SWT akan memberi kekhususan pada kalian di antara manusia-manusia
lain dengan kenikmatan surga setelah mati. Jika kalian benar-benar mengimani
apa yang kalian katakan itu, jadikanlah kematian sebagai sesuatu yang kalian
inginkan. Mintalah kematian, agar nikmat yang kalian kira ini akan segera
datang.

Sedangkan dalam Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, Syaikh Dr.


Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
menjelaskan bahwa, “Katakanlah kepada mereka wahai Nabi bahwa surga
diperuntukkan bagimu, khusus kamu, bukan untuk semua manusia seperti
yang kamu katakan. Maka, berharap-haraplah/persiapkanlah kematianmu agar
engkau termasuk orang yang beruntung mendapatkan surga. Karena
barangsiapa yang yakin bahwa dia termasuk penghuni surga, maka mati
menjadi hal yang lebih dia cintai dari pada hidup: itu apabila iaman kalian
benar-benar teguh. Adapun, sebab turunnya ayat ini seperti yang diriwayatkan
oleh Imam Thabbrani dari Abu Aliyah berkata: Kaum Yahudi berkata: “Tidak
akan masuk surga, kecuali orang-orang yang beragama Yahudi.” Maka turunlah
ayat ini.”2

Keempat, ikhlas berarti at-tauhid (mengesakan). Sebagaimana firman-


Nya: ‫صص ْ لْصِ الص َِ ْ ْر ِْصا بْص ْخ ْر َم‬
ِ ‫َصٍ ذ ْوا َِصوُ َخ ِل‬ ِ ‫َط ْوخْقِ ِوا وجو ْك َم ِِ َص ْ ر‬
ِ ‫صإ ْ ي‬ ِ ‫ق َإ خ ْ ْ ْا ْ بِا بِ َال ِمي‬

2
https://tafsirweb.com/495-quran-surat-al-baqarah-ayat-94.html/diakses 16 April 2020

285
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Keihlasan dan Arti Pentingnya

ْ‫ت ْاصصصو ون‬/Katakanlah: “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”. Dan


(katakanlah): “Luruskanlah muka (diri) mu di setiap sembahyang dan
sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana
Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan
kembali kepada-Nya)”. (Q.S. 7: 29).

Makna ikhlas pada ayat di atas dalam Tafsir Al-Muyassar, Kementerian


ِ ‫صإ خ ْ ْ ْصا ْ بِصِ بِ َال ِمي‬
Agama Saudi Arabia dijelaskan sebagai berikut: ‫َصط‬ َ ‫( ق‬Katakanlah:
“Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”) Yakni inilah perintah-perintah
Allah, maka dimana perintah-Nya kepada kalian untuk bertelanjang dan
berbuat keji? Makna (‫ )الميصط‬yakni adil. Makna dari ayat ini adalah bahwa Allah
memerintahkan untuk berbuat adil, tidak seperti yang mereka klaim bahwa
ِ ‫ْوخْقِ ِصوا وجصو ْك َم ِِ ص ْ رص ِإ ْ ي‬
Allah memerintahkan mereka untuk berbuat keji. ‫َصٍ ذ‬
(Dan (katakanlah): “Luruskanlah muka (diri)mu di setiap sembahyang) Yakni
dirikanlah sholat untuk-Nya dengan menghadap kepada-Nya dalam sholat
kalian di masjid manapun. ْ َ ِ ‫صص ْ لْصِ الص‬
ِ ‫( ْوا َِوُ َخ ِل‬dan sembahlah Allah dengan
mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya) Yakni sembahlah Dia dengan penuh
keikhlasan dalam berdoa atau beribadah hanya kepada-Nya dan janganlah
menyembah selain-Nya. ْ‫( ْر ِْصا بْص ْخْر َم ت ْاصو ون‬Sebagaimana Dia telah menciptakan
kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya)”)
Sebagaimana Allah menciptakan kalian pertama kali maka demikian pula Allah
akan mengembalikan kalian. Pendapat lain mengatakan: sebagaimana keadaan
kalian ketika dikeluarkan dari perut ibu kalian maka seperti itulah keadaan
kalian ketika dikembalikan kepada-Nya, tanpa membawa apapun.”3

Kelima, ikhlas berarti at-tathhir (pensucian). Sebagaimana firman-


ِ ْ‫ ِإال َِِْصا َْْ ِ ص َمم َالِ َخل‬/kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlas di antara
Nya: ْ ‫صص‬
mereka. (Q.S Al-Hijr: 40). Ayat di atas ditujukan kepada orang-orang yang

3
https://tafsirweb.com/2483-quran-surat-al-araf-ayat-29.html

286
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Keihlasan dan Arti Pentingnya

hatinya telah disucikan oleh Allah SWT dari segala noda dan dosa sehingga
mereka menjadi hamba Allah Swt yang bersih dan kekasih pilihan-
Nya.4Sedangkan dalam Tafsir Al-Wajiz, Wahbah az-Zuhaili, menjelaskan
ۡ al-mukhlashiin : “yang terpilih.” Yaitu orang-orang yang
ِ ْ‫)ٱلِ ۡخل‬
makna kata: ( ْ ‫ص‬
terpilih untuk mentaati-Mu, maka tipu dayaku tidak bekerja kepada mereka.
ِ ْ‫“ ) ِإ َّال َِِْصا َْْ ِ ص ۡ مم ۡٱلِ ۡخل‬Kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih.”
Makna ayat: ( ْ ‫صص‬
Iblis mengecualikan orang-orang yang telah Allah ta’ala pilih untuk mentaati-
Nya, dan memuliakan mereka dengan penjagaan-Nya, merekalah orang-orang
yang tidak termakan emosi dan tidak dikuasai oleh syahwat dan hawa nafsu.”5

Dalam memahami hakikat ikhlas, perhatikan pula hadis Rasulullah


SAW berikut: ْ ‫إِ َّن َّ ْ ال َْ َمَْصصصصصإ ِ صصصصص َ َالاْ ِْصصصصص ِإ إِال ْ صصصصصا ْرصصصصصانْ لْصصصصصِ خْا ِلصصصصصصا ْوابَت ِشص‬
ِِ ‫صصصصا بِصصصصص‬
ِ‫ ْوجَ مص‬/“Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amalan kecuali yang murni
hanya untuk-Nya, dan dicari wajah Allah dengan amalan tersebut.” (HR. An-
Nasa’I no. 3140, dishahihkan Al-Albani)

Kumpulan Dalil Ayat Alquran Tentang Keikhlasan

Ayat-ayat tentang ikhlas tersebar di berbagai surat dalam al-Qquran.


Ayat-ayat tersebut adalah:

a. Q.S. 7: 29:

‫صص ْ لْصصِ ال ص َِ ْ ْر ِْصصا بْص ْخ ْر َم‬ ِ ‫صط ْوخْقِ ِصصوا وجصصو ْك َم ِِ َ ص ْ رص‬
ِ ‫صإ ْ َيص ِصٍ ذ ْوا َِصصوُ َخ ِل‬ ِ ‫صإ خ ْ ْ ص ْصا ْ ِبصصا ِب َال ِم َيص‬
َ ‫قص‬
ْ‫ت ْاصو ون‬/Katakanlah, “Tuhanku menyuruhku untuk berlaku adil. Dan hadapkanlah
wajahmu (kepada Allah) pada setiap shalat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan
ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya
sebagaimana kamu diciptakan semula.

4
Editor M Azkiya Khikmatiar
https://islami.co/ikhlas-itu-apa-sih-ini-lima-maknanya-dalam-al-quran/ diakses pada tgl 15 April
2020
5
https://tafsirweb.com/4190-quran-surat-al-hijr-ayat-40.html

287
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Keihlasan dan Arti Pentingnya

Wahbah az-Zuhaili, menjelaskan ayat ke 29 Surat al-A’raf sebagai


berikut: “kemudian Allah menyebutkan apa yang diperintahkanNya
“katakanlah Rabbku menyuruh menjalankan keadilan” adil dalam ibadah dan
muamalat bukan dengan kezhaliman dan kesewenang-wenangan. “dan
(katakanlah) ‘luruskanlah muka (dirimu) disetiap shalat” yakni menghadaplah
kepada Allah, bersungguh-sungguhlah dalam menyempurnakan ibadah,
khususnya shalat. Tegakkanlah ia lahir dan batin bersihkan ia dari segala yang
mengurangi dan merusaknya. “dan berdoalah (sembahlah) Allah dengan
mengikhlaskan ketatanmu kepadaNya” yakni bertujuan dengan itu wajahNya
semata, tidak ada sekutu bagiNya. Doa disini mencakup doa permohonan dan
doa ibadah, yakni janganlah kamu mencari tujuan dan sasaran dalam doamu
selain pengahambaan kepada Allah dan ridhaNya. ”sebagaimana Dia telah
menciptakan kamu” pada permulaan ”demikian pula lah kamu akan kembali
kepadaNya” dengan di bangkitkan, yang mampu menciptakanmu pertama kali
pasti mampu mengembalikannya, bahkan lebih mudah daripada menciptakan
pertama kali.6

b. Q.S. 39 (Az-Zumar): 2-3:

ْ َِ‫ْوالَّ صن‬ ‫َ ال ص َِ َال ْخصصا ِل‬


ِ َّ ِ ‫ُ ِْاََِ ص ِ َّ ْ َخ ِلصصصا لْصصِ ال ص َِ ْ ن خ ْ ْال‬ َ ‫صاح ِبص‬
ِ ْْ ‫صال‬ ْ ‫ِإنَّصصا خ ْ َنلْ َل ْصصا ِإلْ َصصكْ َال ِكتْص‬
ْ‫اتَّخْنوا ِ َ ونِ ِِ خ ْ َو ِل ْا ْء ْ ا نْ َاَ َم ِإ َّال ِل مْ ِابونْا ِإلِْ َّ ِ ز َلفِْ ِإ َّن َّ ْ ََْْ كم بْ َص ْم َم ِِصا ْ صا ص َم ِِ ص ِِ َْ َخت ْ ِلفصون‬
‫إِ َّن َّ ْ ْال َْ َمص ِم ْ ص َ ص ْصو ْرصصاكِح ْرفَّصصا‬/Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur’an)
kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan
tulus ikhlas beragama hanya kepada-Nya. (2) Ingatlah, Hanya milik Allah agama yang
murni (bersih dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (mereka
berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan dengan harapan agar mereka
mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya.” Sesungguhnya Allah akan memberi

6
https://tafsirweb.com/2483-quran-surat-al-araf-ayat-29.html

288
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Keihlasan dan Arti Pentingnya

putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada pendusta lagi sangat ingkar.

Dalam Tafsir An-Nafahat Al-Makkiyah, Syaikh Muhammad bin Shalih


asy-Syawi menjelaskan, “Di samping keadaan Al Qur’an seperti yang sudah
dijelaskan, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menambahkan penjelasan tentang
kesempurnaannya dengan menyebutkan orang yang diturunkan Al Quran
kepadanya, yaitu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, di mana Beliau
adalah manusia yang paling mulia, sehingga dapat diketahui bahwa Al Quran
adalah sebaik-baik kitab, ditambah lagi dengan turunnya yang membawa
kebenaran. Al Qur’an turun dengan membawa kebenaran, sehingga tidak perlu
diragukan lagi untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya,
isinya benar, berita-beritanya benar dan hukum-hukumnya adil, maka semua
yang ditunjukkannya adalah kebenaran yang paling agung. Oleh karena Al
Qur’an turun dengan membawa kebenaran untuk membimbing dan
mengarahkan manusia, dan turun kepada manusia yang paling mulia (Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam), maka semakin besarlah kenikmatan
yang Allah berikan kepada manusia dan mengharuskan untuk disyukuri, yaitu
dengan memurnikan ibadah hanya kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala saja
sebagaimana diterangkan dalam ayat di atas. Yakni dengan tidak berbuat syirk
(menyembah selain Allah) dan mengerjakan ibadah baik yang terdiri dari
syariat yang tampak (yang terkait dengan anggota badan) maupun syariat yang
tersembunyi (terkait dengan hati) dengan ikhlas karena mengharapkan wajah-
Nya.”7

7
https://tafsirweb.com/8664-quran-surat-az-zumar-ayat-2.html

289
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Keihlasan dan Arti Pentingnya

c. Q.S Az-Zumar: 11-14

‫صإ ِإنِصا خْخْصاف‬


َ ‫ق َإ ِإنِا خ ِ َاْ خ ْ َن خََِْ ْ َّ ْ َخ ِلصا لِْ ال َِ ْ ن ْوخ ِ َاْ ِْ ْ َن خْرصونْ خ ْ َّو ْل َالِيَص ِل ِِ ْ ن ق‬
‫ِ ِيص ذم ن قص ِإ َّ ْ خََِْص َخ ِلصصا لْصِ َِ ِصا‬ ْ ْ‫ِصن‬
ْ ‫اح َْ َصو ذل‬ ْ ‫ص َُ ْ بِا‬ ْ ِ ْ ‫إِ َن‬/Katakanlah, “Sesungguhnya
aku diperintahkan untuk menyembah Allah dengan penuh keikhlasan kepada-Nya dalam
menjalankan agama. (11) Dan aku diperintahkan agar menjadi orang yang pertama-tama
berserah diri.” (12) Katakanlah, “Sesungguhnya aku takut akan azab yang akan
ditimpakan pada hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku.” (13) Katakanlah,
“Hanya kepada Allah aku menyembah dengan penuh keikhlasan kepada-Nya dalam
menjalankan agamaku.” (14).

Dalam Tafsir Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, Syaikh Dr. Muhammad
Sulaiman Al Asyqar, menjelaskan ayat ke 11-14 Srat Az-Zumar: “sebagai
berikut: “Katakanlah wahai Muhammad: sesungguhnya aku diperintahkan
untuk menyembah Allah yang Esa, dengan penuh ketaatan kepadaNya dalam
beribadah dan menjalankan agama.”8

d. Q.S Ghafir (40): 14:

‫ص ْ لِْ ال ِ َ ْ ْولْ َصو ْر ِصاُْ َال ْكصاِِاون‬


ِ ‫ِْا َِوا َّ ْ َخ ِل‬/Maka sembahlah Allah dengan tulus
ikhlas beragama kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.9

Dalam Tafsir Al-Muyassar, Kementerian Agama Saudi Arabia ayat di


atas dijelaskan sebagai berikut: ْ َ ِ ‫صص ْ لْصِ الص‬
ِ ‫( ِْصا َِوا َْ َخ ِل‬Maka sembahlah Allah
dengan memurnikan ibadat kepada-Nya) Yakni mengikhlaskan ibadah bagi-
Nya sebagaimana kalian diperintahkan. ْ‫(ولْ َصو ْر ِصاُْ َال ِك ِفصاون‬meskipun
ْ orang-orang

8
https://tafsirweb.com/8673-quran-surat-az-zumar-ayat-11.html
9
https://mutiaraislam.net/ayat-alquran-tentang-ikhlas/ diakses pada tgl 15 April 2020

290
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Keihlasan dan Arti Pentingnya

kafir tidak menyukai(nya)) Maka janganlah kalian pedulikan ketidaksukaan


mereka, dan biarkan mereka mati dengan ketidaksukaan mereka itu.10

Karakteristik orang-orang ikhlas.

Untuk memperoleh sifat ikhlas diperlukan beberapa sifat atau sikap


sekaligus sebagai unsur penunjang kesempurnaan yang harus ada dalam sifat
ikhlas. Selain itu, unsur penunjang tersebut sekaligus sebagai quality control bagi
keikhlasan itu sendiri, diantaranya adalah sifat atau sikap istiqamah, tawakal,
sabar, syukur, zuhud dan wara.

Selain itu, karakteristik orang yang ikhlas adalah sebagai berikut:

a. Senantiasa beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, baik dalam


keadaan sendiri atau bersama orang banyak, baik ada pujian ataupun
celaan.

Al-Qur’an telah menjelaskan sifat orang-orang beriman yang ikhlas dan


sifat orang-orang munafik, membuka kedok dan kebusukan orang-orang
munafik dengan berbagai macam cirinya. Di antaranya disebutkan dalam surat
At-Taubah ayat 44-45, “Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan
harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.
Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang
tidak beriman kepada Allah dan hari akhir, dan hati mereka ragu-ragu, karena
itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya.”

Orang yang ikhlas akan terus beamal dan senantiasa meningkatkan


kualitas dan kuantitas amalnya. Mereka bekerja, berbuat, beraktivitas penuh

10
https://tafsirweb.com/8826-quran-surat-al-mumin-ayat-14.html

291
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Keihlasan dan Arti Pentingnya

semangat dan tidak memerdulikan penilaian manusia karena pahala dari sisi
Allah SWT akan didapatkannya, Rasulullah menggambarkan orang yang ikhlas:
َ ‫ِلِ ص ْصو ِ ر َم ْو ِل ِكص‬
ْ ‫يا ِ ك َم ْوالْ ا‬
ْ َ‫ِلِ اْج‬
ْ ‫ ا َِّن َْ الْ َْ َيا ا‬: ‫ قْا ْل ْ ً َول َِ ص‬:ْ‫ِ َ اْبِِ ْاَ َْاُ ْ ض قْال‬
ْ
‫ِلصِ قل َصو ِبك َمس يصلم‬ْ ‫( َْ َيصا ا‬Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah SAW pernah
bersabda,“Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan
tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai)
keikhlasan hatimu”). (HR. Muslim)

Dalam hadis lainnya, Rasulullah bersabda: ‫ لْ َصو ا ْ َّن‬:‫ْو ْ ْود اَلَخْصا ِ م ْو يَص ِلم‬
ُ‫ِ ِْلصصصِ ْراِِ صصصا ْ صصصا ْرصصصانْ س تفصصص‬ ْ ‫صصوُ لْ ْخص‬
ْ .ْ ‫صصا‬ َّ ‫َال لْ ْمصصصا بْصصصاح ْو الْ ْرص‬
ْ ‫صصصص َِّا ْء لْصصص‬ َ ‫صص‬
ْ ‫صصخ ْاُذ‬ ِ ‫ا ْ ْحصصص ر َم َْ َا ِْصصصإ ِص‬
ْ ِ‫صص‬
ِ‫ِل ص‬/“Seandainya salah seorang di antara kamu melakukan suatu perbuatan di
dalam gua yang tidak ada pintu dan lubangnya, maka amal itu tetap akan bisa
keluar (tetap dicatat oleh Allah) menurut keadaannya”. (HR. Bukhari dan
Muslim)

b. Terjaga dari segala yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama
manusia atau jauh dari mereka.

Disebutkan dalam hadits, “Aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari
umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti Gunung Tihamah yang
putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debu-debu yang beterbangan.
Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama dengan kamu,
melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika
sendiri melanggar yang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)

Tujuan yang hendak dicapai orang yang ikhlas adalah ridha Allah,
bukan ridha manusia. Sehingga, mereka senantiasa memperbaiki diri dan terus
beramal, baik dalam kondisi sendiri atau ramai, dilihat orang atau tidak,
mendapat pujian atau celaan. Keyakianan dan pola pikir mereka sejalan dengan

292
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Keihlasan dan Arti Pentingnya

firman Allah: “(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi,
niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus
lagi Maha Mengetahui” (Q.S. Luqman: 16). Karena mereka yakin Allah
Mahamelihat setiap amal baik dan buruk sekecil apapun, “Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya pula.”(Q.S. Az-Zalzalah (99): 7-8).

Dalam bekerja, beraktivitas, mengajar, mendidik, dan mengealola


lembaga pendidikan, seseorang yang meakukannya dengan ikhlas akan merasa
senang jika kebaikan terealisasi oleh siapapun, sebagaimana dia juga merasa
senang jika terlaksana oleh tangannya. Sebagaimana para nabi, mereka
mengemban dakwah, membimbing, dan mengarahkan umat ke jalan Allah
dilakukan dengan penuh keikhlasan. Dalam QS. Shad: 86, Allah berfirman:.
“Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas
dakwahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan.” Dalam
ayat lainnya: “Katakanlah: "Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam
menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orang-orang yang mau
mengambil jalan kepada Tuhan nya.”(25: 57). Demikian juga dalam Q.S. Yusuf
(12): 104: “Dan kamu sekali-kali tidak meminta upah kepada mereka (terhadap
seruanmu ini), itu tidak lain hanyalah pengajaran bagi semesta alam.”
Apapun yang mereka lakukan semata-mata niat karena Allah, karena
mereka tahu betul bahwa amal ibadah sepertiga nilainya terdapat dalam niat ini.
Bahkan niat menjadi pembeda segala perbuatan: Rasulullah bersabda:
: ‫ً ِصِ َاُ ْ ًصو ْل َّ ِ صصلِ َ ِل صِ وًصلم َْمصول‬ ْ : ‫ح ضا َ ِ ِ قْصا ْل‬ َّ ‫ِ َ ِ ِْ ْا َب ِ َالخ‬
ِ ‫ْطا‬ ْ
ِ َّ ِ‫م ْ صا ن ْْصود َ ِْ ِْص َ ْرانْصَُ ٍَِ ْاتصِ إلْص‬ ِ ‫ بِال ِ َّ ِة – ْوإِنَّ ِْصا ِلك‬: ‫ْ – ْوِِا ِ ْواَْ ذة‬
‫صإ ا َ ِصا ذ‬ ِ ‫إنَّ ِْا اْ ْ َِ ِْال بِال ِ َّا‬
َ ‫ص ص َ ْما خ ْ َو ا َ ص ْصاخ ْ ذُ َْت ْلْ َّوج ْمصصا‬
ِ َ ‫ْو ْ ًصصو ِل ِِ َ ِْ ِمٍَ ْاتصصِ إلْصصِ َّ ِ ْو ْ ًصصو ِل ِِ َ ْو ْ ص َ ْرانْصصَُ ٍَِ ْاتصصِ إلْصصِ َن ْصصا‬
ِِ َ ْ‫ِْ ِمٍَ ْاتِ إلِْ ْ ا ْا ْج ْا إل‬

293
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Keihlasan dan Arti Pentingnya

(Dari Umar Ibnul Khaththab Radiallahuanhu, ia berkata; Aku mendengar


Rasulullah Salaulahu Alaihi Wasalam bersabda: Amal itu tergantung dengan niatnya,
dan bagi setiap orang balasannya sesuai dengan apa yang di niatkannya. Barangsiapa
berhijrah dengan niat kepada Allah dan RasulNya, maka ia mendapatkan balasan
hijrahnya kepada Allah dan RasulNya, dan barangsiapa berhijrah dengan niat kepada
keuntungan dunia yang akan diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya, maka (ia
mendapatkan balasan) hijrahnya kepada apa yang ia niatkan tersebut. (HR. Bukhari &
Muslim)
Menurut Al-Hâfizh Ibnu Rajab rahimahullah, “Niat adalah amalan itu
menjadi baik atau rusak, diterima atau ditolak, diberi pahala atau tidak,
tergantung niatnya. Jadi, hadits ini menjelaskan tentang hukum syar’i yaitu baik
buruknya suatu amalan terganutung baik dan buruknya niat.”11

Ikhlas Dapat Membentuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan Yang


Profesional
Mengelola lembaga pendidikan dengan ikhlas yaitu mengelola lembaga
pendidikan karena Allah SWT, untuk memperoleh ridha Allah bukan untuk
memperoleh kekayaan atau kehidupan dunia. Pengelola lembaga pendidikan
yang ikhlas akan memiliki karakter yang positif seperti memiliki integritas yang
tinggi meliputi keimanan, pandangan yang visioner, perilaku yang baik dan aksi
nyata yang terintegrasi dan konsisten di dalam bingkai norma, akhlak atau etika
yang dapat diaplikasikan (Ihwanudin 2020: 11975). Sebelumnya dijelaskan
bahwa sifat buruk yang menjadi penghalang ikhlas antara lain riya. Bila
pengelola lembaga pendidikan secara umum, secara khusus pengelola lembaga
pendidikan Islam dapat menghilangkan sifat buruk tersebut, maka yang
bersangkutan akan menjadi pengelola yang profesional. Berdasarkan teori
edifikasi keikhlasan para pengelola akan melahirkan pendidik dan tenaga
kependidikan yang ikhlas dan profesional sebab lahir dari keikhlasan yang
11
Al-Hâfizh Ibnu Rajab rahimahullah Jâmi’ul ‘Ulûm wal Hikam, 1/65 dalam
https://penaungu.com/hadist-tentang-ikhlas/

294
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Keihlasan dan Arti Pentingnya

murni dan bersih. Orang mukhlis yang mencari keridhaan Allah SWT dengan
amalnya senantiasa melepaskan diri dari keuntungan dan kepentingan pribadi
sebagaimana pengamalan Q.S. 98 ayat 5.
Mereka layak menjadi Sumber daya manusia bidang pendidikan, baik
sebagai tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan yang menjadi
pengemban risalah dan pewaris para nabi. Merekalah yang mau menolong
peserta didik menjadi generasi penerus yang ikhlas pula.Membumikan tujuan
pendidikan nasional yaitu mencetak insan yang takwa, cerdas dan terampil,
seimbang antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ketika pengelola lembaga pendidikan dalam proses manajemennya
dilandasi ikhlas semata-mata karena untuk memperoleh rida Allah SWT maka
sumber daya yang dimiliki oleh lembaga pendidikan didayagunakan sesuai
dengan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Pemasukan materi yang
diperoleh tandak akan digunakan untuk kepentingan pribadi, memperkaya
diri, keluarga dan kolega. Melainkan semaksimal mungkin digunakan untuk
meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan. Melalui program-
program pelatihan dan beasiswa studi lanjut. Hal ini dengan sendirinya akan
tercipta tenaga pendidik dan pendidikan yang profesional.
Selain itu, Ikhlas memberikan ketenangan jiwa dan kedamaian hati
kepada pelakunya, sehingga membuatnya lapang dada dan tenang hatinya.
Hatinya terhimpun pada satu tujuan, yaitu keridhaan Allah. Hasratnya
terhimpun dalam satu wadah, yaitu meniti jalan yang membawanya kepada
keridhaan Allah. Tidak dapat diragukan, kejelasan tujuan dan kelurusan jalan
ke arah itu mampu membuat manusia menjadi tenang menghadapi guncangan
karena adanya berbagai trend, kecenderungan dan jalan yang bisa ditempuh.
Hal ini akan membuahkan peserta didik yang tidak hanya memiliki kecerdasan
intelektual tetapi memiliki kecerdasan emosional, sosial dan spiritual.

295
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Keihlasan dan Arti Pentingnya

Simpulan

Ikhlas memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Kualitas


baik buruknya amal perbuatan seseorang sangat bergantung pada
keikhlasannya dalam beramal. Karakteristik orang-orang ikhlas yaitu senantiasa
beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, baik dalam keadaan sendiri
atau bersama orang banyak, baik ada pujian ataupun celaan; terjaga dari segala
yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama manusia atau jauh dari
mereka; dalam bekerja, beraktivitas, mengajar, mendidik, dan mengealola
lembaga pendidikan, seseorang yang meakukannya dengan ikhlas akan merasa
senang jika kebaikan terealisasi oleh siapapun, sebagaimana dia juga merasa
senang jika terlaksana oleh tangannya.

Bila pengelola lembaga pendidikan secara umum, secara khusus


pengelola lembaga pendidikan Islam dapat menghilangkan sifat buruk tersebut,
maka yang bersangkutan akan menjadi pengelola yang profesional.
Berdasarkan teori edifikasi keikhlasan para pengelola akan melahirkan
pendidik dan tenaga kependidikan yang ikhlas dan profesional sebab lahir dari
keikhlasan yang murni dan bersih. Orang mukhlis yang mencari keridhaan
Allah SWT dengan amalnya senantiasa melepaskan diri dari keuntungan dan
kepentingan pribadi.

Daftar Pustaka
Abdur Rouf. 2016. Transformasi dan Inovasi Manajemen Pendidikan Islam,
Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 1, Nomor 2,
November 2016/1438, hlm. 333-354.
Agus Fakhruddin. Prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan Islam Dalam
Konteks Persekolahan, Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta'lim, Vol. 9 No.
2 2011, hlm. 199-212.
Ahmad ibn Faris. (2001) Mu’jam Maqayis Al-Lughah (Beirut: Dar Ihya‘ Turats
al-‘Arabi.

296
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Keihlasan dan Arti Pentingnya

Ari Hasan Anshori. 2016. Pentingnya Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah


Dalam Kepemimpinan Sekolah/Madrasah Efektif, Tarbawi Volume 2.
No. 01, Januari±Juni 2016, hlm. 23-37.
Damanhuri. (2010). Akhlak Tasawuf (Banda Aceh: Penerbit Pena.
HAMKA. (1985) cet. I. Tafsir al-Azhar Juz 30 hlm. 3001.
Hasiah. 2013. Peranan Ikhlas Dalam Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Darul ‘Ilmi
Vol. 01, No. 02 Juli 2013, hlm. 21-44.
Lismijar. TT. Pembinaan Sikap Ikhlas Menurut Pendidikan Islam, STAI PTIA
Yayasan Tgk Chik Pante Kulu Darussalam Banda Aceh, hlm. 83-105.
Lu’luatul Chizanah, M. Noor Rochman Hadjam. 2011. Validitas Konstruk
Ikhlas: Analisis Faktor Eksploratori terhadap Instrumen Skala Ikhlas,
Jurnal Psikologi, Volume 38, No. 2, Desember 2011, hlm. 199 – 214.
Mariah. TT. Pentingnya Manajemen Dalam Pengelolaan Pendidikan, hlm. 534-541.
Miftahur Rahman.(2018). Kata al-Ikhlash dalam Alquran: Kajian Semantik.
Jurnal Al Quds, Jurnal Studi Alquran dan Hadis. Volume 2, Nomor 2.
Munawir & Al-Bisri; (1999). Kamus Al-Bisri (Surabaya: Pustaka Progressif.
Murniati AR, Nasir Usman, M. Husen, Ulfah Iran. 2018. Penerapan Sistem
Standar Mutu ISO 9001 2008 pada Sekolah Menengah Kejuruan, Jurnal
Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, Volume 6, No 1, April 2018, hlm. 1-
10.
Nandang Ihwanudin. dkk.2020. Implicature Analysis of Speech of a Halal
Tourism Bussiness Person Howe has Integrity (Pragmatic Stusies).
Journal TEST, Engineering Management. Publised Bay The Mattingley
publising Co., Inc. p. 11975

Website
Al-Hâfizh Ibnu Rajab rahimahullah Jâmi’ul ‘Ulûm wal Hikam, 1/65 dalam
https://penaungu.com/hadist-tentang-ikhlas/
https://tafsirweb.com/495-quran-surat-al-baqarah-ayat-94.html/
https://tafsirweb.com/2483-quran-surat-al-araf-ayat-29.html
https://tafsirweb.com/4190-quran-surat-al-hijr-ayat-40.html
https://tafsirweb.com/2483-quran-surat-al-araf-ayat-29.html
https://tafsirweb.com/8664-quran-surat-az-zumar-ayat-2.html
https://tafsirweb.com/8673-quran-surat-az-zumar-ayat-11.html
https://mutiaraislam.net/ayat-alquran-tentang-ikhlas/
https://tafsirweb.com/8826-quran-surat-al-mumin-ayat-14.html
http://www.dakwatuna.com/2008/05/582/tiga-ciri-orang-
ikhlas/#ixzz21OZoq61w).
M Azkiya Khikmatiar.https://islami.co/ikhlas-itu-apa-sih-ini-lima-maknanya-
dalam-al-quran/
Urip Santoso dalam darussalambengkulu.wordpress.com/2012/07/23/makna-
ikhlas-dalam-al-quran.

297
AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020

You might also like