0 ratings 0% found this document useful (0 votes) 613 views 141 pages Buku PMM-B
buku penyehatan makanan minuman
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content,
claim it here .
Available Formats
Download as PDF or read online on Scribd
Go to previous items Go to next items
Save BUKU PMM-B For Later | SERIAL BUKU AJAR No. 010. KL
KEGEsATaN LINGKUNGAN
PENYEHATAN
MAKANAN & MINUMAN B
Kusrini Wulandari,SKM,.MKes.
Dra Syarifah Miftahul El Janah,. MBiomed.
Erni Yunani SKM.DAFTAR ISI
Halaman
Prakata...
Kata Pengantar..
Daftar isi.
Daftar Tabel..
BAB 1 KEAMANAN PANGAN
1. Masalah Keamanan Pangan..
2. Tujuan Keamanan Pangan...
3. Kriteria Keamanan pangan..... 7 4
4, Jejaring Keamanan Pangan... 6
BAB 2 PROGRAM PENYEHATAN MAKANAN
1, Fungsi Program penyehatan makanan.... 9
2. Tujuan Program penyehatan makanan.. 9
3. Sasaran Kegiatan... si 9
4, Perundang-undangan penyehatan makanan, 10
5. Kegiatan pokok penyehatan makanan... 16
BAB3 PENGAMATAN KONTAMINASI MAKANAN
1, Mekanisme terjadinya kontaminasi makanan. 24
2. Tujuan dan sasaran pengamatan kontaminasi makanan.. 21
3. Kegiatan pokok pengamatan kontaminasi makanat 22
4, Batas cemaran mikroba, bahan kimia, dan logam berat
pada makanan... 2Halaman
BAB 4 MAKANAN KADALUWARSA
1. Pengertian Kadaluwarsa... 28
2. Tanda waktu kadaluwarsa dan implikasinya 29
3. Tolok ukur kadaluwarsa, 30
4. Daya simpan beberapa bahan makanan. 31
BAB5 PENGAWETAN MAKANAN
1, Pengawetan secara fis 35
2. Pengawetan secara radia: 35
3, Pengawetan secara kimia. 37
i 4, Pengawetan secara biologi. 37
| 5. Pengawetan dengan BTM. 38
| BAB6 PROSES PENGOLAHAN MAKANAN
| 1. Proses fermentasi...... 40
| 2. Proses pengolahan dengan pana: 44
i 3. Proses pengolahan dingin dan beku. 42
| 4, Proses pengolahan dengan dehidrasi.. 42
j BAB7 PENGEMASAN MAKANAN
| | 1. Peraturan pengemasan. 45
| 2. Bahan kemasan dan penentuan daya awet
j er ?
| BAB 8 CARAPRODUKSI PANGAN BAIK [ CPPB ]
| 4. Pengertian Good manufacturing Practice. 52
2. Manfaat Good manufacturing Practice 52
| 3, Ruang Lingkup Good manufacturing Practice 52
1
|
shi ——BABS
BAB 10
BAB 11
BAB 12
Halaman
ANALISIS BAHAYA TITIK KENDAL! KRITIS.
[ABTPK/HACCP ]
1, Definisi Analisis bahaya Titik Kendali Kritis.. 66
2, Kegiatan Proses ABTPK...... 67
3. Sejarah HACCP... 1
4, Tujuan HACCP... 72
5. Prinsip HACCP. : 73
6. Kelemahan-kelemahan HACCP... 74
7, Penerapan HACCP versi CAC... — 74
MANAJEMEN RESIKO KEAMANAN PANGAN
1. Definisi Manajemen Resiko.... 86
2. Analisis Kajian Resiko Keamanan Pangan... 87
3, Aplikasi Kajian Resiko Keamanan Pangan... 90
PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA KARENA
MAKANAN
1. Definisi KLB karena makanan dan Kriteria Kerja. 96
2, Penanggulangan KLB karena makanan.. 98
3. Metodologi penyelidikan KLB karena makanan, . 100
INVESTIGASI KASUS KERACUNAN MAKANAN
1. Definisi Keracunan karena makanan .... 110
2. Prosedur penyelidikan Keracunan karena makanan...... 114
3. Pengolahan dan analisis data hasil penyelidikan Kasus 112
keracunan karena makanan.
4, Penanggulangan Keracunan karena makanan... 7BAB 13. PELATIHAN PENJAMAH MAKANAN,
BAB Id
1. Kurikulum Pelatihan....
2. Penyelenggara Pelatihan Penjamah Makanan..
‘SERTIFIKASI PRODUK PANGAN
1. Definisi Sertifikasi Produk pangan.....
2. Jenis — Jenis Sertifikasi Produk Pangan...
3. Prosedur memperoleh Srtifikasi Produk Pangan...
Halaman
124
123
127
127
132BAB 1. KEAMANAN PANGAN
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mempelajari bab ini, mahasiswa mampu
Memahami masalah, tujuan, kritetia, dan Organisasi Keamanan Pangan :
4. Masalah Keamanan Pangan
2. Tujvan Keamanan Pangan
3. Kriteria Keamanan Pangan.
4. Organisasi Keamanan Pangan.
a. Latar Belakang
Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan untuk melaksanakan Undang-Undang Nomor
7 tahun 1996 dan memberikan perlindungan kepada masyarakat. Penyimpangan
mutu dan keamanan pangan mempunyai dampak terhadap pemerintah, industri
dan konsumen. Oleh karena itu diperlukan peran serta berbagai sektor tersebut
untuk menjamin mutu dan keamanan pangan.
Menurut Seto dalam Nasution (2009), keamanan pangan muncul sebagai suatu
masalah yang dinamis seiring dengan berkembangnya peradaban manusia dan
kemajuan ilmu dan teknologi, sehingga diperiukan suatu sistem dalam
mengawasi pangan sejak diproduksi, diolah, ditangani, diangkut, disimpan dan
didistribusikan serta dihidangkan kepada konsumen.
Toksisitas mikrobiologik dan toksisitas kimiawi terhadap bahan pangan dapat
terjadi pada rantai penanganan pangan dari mulei saat pra-panen,
pascapanenipengolahan sampai saat produk pangan didistribusikan dan
dikonsumsi, Keamanan pangan merupakan aspek yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Kurangnya perhatian terhadap hel ini telah sering
mengakibatkan terjadinya dampak berupa penurunan kesehatan konsumennya,
mulai dari keracunan makanan akibat tidak higienisnya proses penyiapan dan
penyajian sampai resiko munculnya penyakit kanker akibat penggunaan bahan
tambahan (food additive) yang berbahaya.
Umumnya beberapa bahan tambahan pangan (8TP) digunakan dalam pangan
untuk memperbaiki tekstur, flavor, warna atau mempertahankan mutu. Beberapa
bahan kimia yang bersifat toksik (beracun) jka digunakan dalam pangan akan
menyebabkan penyakit atau bahkan kematian. Oleh karena itu, dalam peraturan
pangan dilarang menggunakan bahan kimia berbahaya dalam pangan, Badan
POM secara rutin mengawasi pangan yang beredar di Indonesia untuk
memastikan apakah pangan tersebut memenuhi syarat. Hasil analisis sampel
yang dikirimkan oleh beberapa laboratorium Balai POM antara Februari 2001
hingga Mei 2003, dapat disimpulkan bahwa masih ada pangan olahan yang
menggunakan bahan kimia berbahaya,
Dari jumlah produk pangan yang ciperiksa ditemukan sekitar 9,08% - 10,23%
Pangan yang tidak memenuhi persyaratan. Produk pangan tersebut umumnya
dibuat menggunakan bahan tambahan pangan yang dilarang atau melebihi batas
‘Seri Buku Ajar Keschatan Lingkungan - Penyehatan Makanen dan Minuman BPenggunaan: merupakan pangan yang tercemar bahan fer aa qalttoba;
Pangan yang sudah kadaluwarsa; pangan yang tidak memenuhi standar muty
dan komposisi serta makanan impor yang tidak sesuai persyarstan. Dari
Sejumlah produk pangan yang diperiksa tercatat yang tidak memenuhj
Persyaratan bahan pangan adalah sekitar 7,82% - 8,75%. Penggunaan bahar,
tambahan makanan pada makanan jajanan berada pada tingkat yang cukup
menghawatirkan karena jumlah yang diperiksa sekitar 80%-nya tidak memenuhj
persyaratan.
Penggunaan bahan tambahan yang tidak sesuai diantaranya adalah: (1)
Pewama berbahaya (rhodamin B, methanyl yellow dan amaranth) yang
ditemukan terutama pada produk sirop, limun, Kerupuk, roti, agar/jeli, kue-kue
basah, makanan jajanan (pisang goreng, tahu, ayam goreng dan cendol). Dari
Sejumlah contch yang diperiksa ditemukan 19,02% menggunakan pewarna
terlarang; (2) Pemanis buatan khusus untuk diet (siklamat dan sakarin) yang
digunakan untuk makanan jajanan. Sebanyak 61,28% dari contoh makanan
jajanan yang diperiksa menggunakan pemanis buatan; (3) Formalin untuk
mengawetkan tahu dan mie basah; dan (4) Boraks untuk pembuatan kerupuk,
bakso, empek-empek dan lontong.
Pengujian pada minuman jajanan anak sekolah di 27 propinsi ditemukan hanya
sekitar 18,2% contoh yang memenuhi persyaratan penggunaan BTP, terutama
untuk zat pewarna, pengawet dan pemanis yang digunakan sebanyak 25,5%
contoh minuman mengandung sakarin dan 70,6% mengandung siklamat.,
Pestisida, logam berat, hormon, antibiotika dan obat-obatan lainnya yang
digunakan dalam kegiatan produksi pangan merupakan contoh cemaran kimia
yang masih banyak ditemukan pada produk pangan, terutama sayur, buah-
buahan dan beberapa produk pangan hewani. Sedangkan cemaran mikroba
umumnya banyak ditemukan pada makanan jajanan, makanan yang dial di
warung-warung di pinggir jalan, makanan katering, bahan pangan hewani
(daging, ayam dan ikan) yang dijual di pasar serta makanan tradisional lainnya,
Hasil pengujian di 8 Balai Laboratorium Kesehatan Propinsi menemukan 23,6%
contoh makanan posit mengandung bakteri Escheresia col, yaity bakler yang
digunakan sebagai indikator sanitasi
Dalam hal pelabelan produk pangan, dari sejumlah contoh label yang diperiksa
sebanyak 27.30% - 26,76% tidak memenuhi persyaratan dalam hal kelengkapan
dan kebenaran informasi yang tercantum dalam label. Sedangkan dari sejumlah
contoh iklan yang diperiksa terutama Karena memberikan informasi- yang
menyesatkan (mengarah ke pengobatan) dan menyimpang dari peraturan
periklanan,
Produk pangan kadalvarsa terutama diedarkan untuk bingkisan atau parcel Har
Raya/Tahun Baru, Dari selumlan sarana penjual parcel yang diperizea sekiar
33,22%-43,57% sarana menjual produk kadaluarsa
Peredaran produk pangan yang tidak memenuhi standar mutu dan komposisi
masih banyak pula ditemukan. Dati sejumiah contoh garam beryodium yang
Glperiksa sekitar sebanyak 63,20%-48,73% contoh tidak memenuht persyaratan
kandungan KIO3.
‘Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungan - Penyehatan Makanan dan Mnumen BProduk pangan impor yang tidak memenuhi persyaratan masih banyak yang
beredar di pasaran. Survel tahun 1998 menemukan sejumlah 69,2% tidak
mempunyai nomor ML (izin peredaran dari Kementerian Kesehatan) dan 28,1%
tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa, Ditemukan pula sayuran dan buah-
buahan impor yang mengandung residu pestisida yang cukup tinggi seta
rmikroba dalam jumlah dan jenis yang tidak memenuhi persyaratan pada produk
pangan hewani.
1. Masalah Keamanan Pangan
‘Ada empat masalah utama mutu dan keamanan pangan nasional yang
berpengaruh terhadap perdagangan pangan baik domestik maupun global
(Fardiaz, 1996), yaitu:
Pertama, produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan mutu keamanan
pangan, yaitu: (1) Penggunaan bahan tambahan pangan yang dilarang atau
melebihi batas dalam produk pangan; (2) Ditemukan cemaran kimia berbahaya
(pestisida, logam berat, obat-obat pertanian) pada berbagai produk pangan; (3)
Cemaran mikroba yang tinggi dan cemaran microba patogen pada berbagai
produk pangan; (4) Pelabelan dan periklanan produk pangan yang tidak
memenuhi syarat; (5) Masih beredarnya produk pangan kadaluwarsa, termasuk
produk impor; (8) Pemalsuan produk pangan; (7) Cara peredaran dan distribusi
produk pangan yang tidak memenuhi syarat; dan (8) Mutu dan keamanan produk
pangan belum dapat bersaing di pasar Internasional.
Kedua, masih banyak terjadi kasus kercunan makanan yang sebagian besar
bbelum dilaporkan dan belum diidentifkasi penyebabnya,
Ketiga, masin rendahnya pengetahuan, keterampilan, dan tanggung jawab
produsen pangan (produsen bahan baku, pengolah dan distributor) tentang mutu
dan keamanan pangan, yang ditandai dengan ditemukannya sarana produk dan
distribusi pangan yang tidak memenuhi persyaratan (GAP, GHP, GMP, GDP,
dan GRP), terutama pada industri kecil/rumah tangga.
Keempat, rendahnya kepedulian konsumen tentang mutu dan keamanan
pangan yang disebabken pengetahuan yang terbatas dan kemampuan daya beli
yang rendah, sehingga mereka masih membeli produk pangan dengan tingkat
mutu dan keamanan yang rendah.
2. Tujuan keamanan pangan
Tujuan Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain
yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
Pangan yang aman serta bermutu dan bergizi tinggi penting perannya bagi
pertumbuhan, pemeliharaan dan peningkatan derajat Kesehatan serta
peningkatan kecerdasan masyarakat (Cahyadi dalam Nasution,2009).
Cd
‘Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungan - Penyehatan Makanan dan Minuman 8Salah satu sasaran pengembangan di bidang pangan adalah terjaminnye
Pangan yang dicirixan oleh terbebasnya masyarakat dari jens pangan yang |
berbahaya bagi kesehatan,
secara jelas menunjukkan upaya untuk melindungi masyare!
Pangan yang tidak memenuhi standar dan persyaratan Kesehatan. Sa:
program keamanan pangan adalah: (1) Menghindarkan masyaraket dari jeni
Pangan yang berbehaya bagi kesehatan, yang tercermin dari meningketnye
Pengetahuan dan kesadaran produsen terhadap mutu dan keamanan pangan;
(2) Memantapkan kelembagaan pangan, yang antara lain dicerminkan oleh
adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur keemanan pangan; dan
(3) Meningkatkan jumlah industri pangan yang memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dengan dibertakukannya UU No. 7 tentang Pangan tahun 1996 sebuah langkch
maju telah dicapai pemerintah untuk memberi perlindungan kepada konsumen
dan_produsen akan pangan yang sehat, aman dan halel. Dalam upayz
Penjabaran UU tersebut, telah disusun Peraturan Pemerintah (PP) tentang
keamanan pangan serta label dan iklan pangan. Demikian juga PP tentang muta
dan gizi pangan serta ketahanan pangan.
Gambaran keadaan keamanan pan
selama tiga tahun terakhir secara umum
adalah: (1) Masih dtiemukan beredarnya
produk pangan yang tidak memenu!
persyaratan; (2) Masih banyak djumpa
kasus keracunan makanan; (3) Masih
fendahnya tanggung jawab dan
kesadaran produsen serta distributor
tentang keamanan pangan yang
diproduksi / diperdagangkannya; dan (4)
Masih kurangnya kepedulian dan
pengetahuan — konsumen —_tethadap
keamanan pangan.
3. Kriteria keamanan pangan
Lembaga standarisasi pangan PBB menyetujui regulasi produk makanan baru
guna melindungi kesehatan konsumen.
Codex Alimentarius Commission (CAC), lembaga yang dikelota bersama antara
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB
(FAO) awal bulan ini menetapkan batas kandungan maksimal melamin dalam
susu formula untuk bayi termasuk menetapkan standar keamanan pangan baru
untuk makanan laut (seafood), melon dan buah ara kering (dried figs).
‘Semua langkah ini diambil untuk memromosikan Pangan yang lebih bergizi dan
aman bagi konsumen di seluruh dunia. Standar ini dalam banyak kasus juge
Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungan - Penyehatan Makanan dan Minumen Bdipakai sebagai panduan dalam pembuatan kebijakan nasional dan panduan
keamanan pangan pada perdagangan pangan internasional.
Menurut WHO, melamin dalam konsentrasi tinggi bisa berdampak mematikan.
Bahan ini banyak dipakai secara ilegal untuk meningkatkan penampakan protein
dalam produk makanan, termasuk dalam produk susu bubuk dan susu formula,
‘Susu yang tercemar melamin telah banyak memakan korban, menyebabkan
kasus kematian dan penyakit pada bayi.
Dua tahun yang lalu, CAC menetapkan kandungan maksimal melamin pada susu
bubuk dan formula sebesar 1 miligram (mg) per kilogram (kg) dan 2,5 mg/kg
pada produk makanan lain termasuk pada makanan hewan.
Tahun ini CAC menetapkan standar kandungan maksimal melamin baru pada
susu bayi cair yaitu sebesar 0,15 mg/kg.
Menurut WHO, selain digunakan untuk keperluan industri, melamin juga dipakai
untuk bahan baku perabotan dapur dan rumah tangga. Dengan diterapkannya
batasan baru ini, pemerintah diharapkan mampu melindungi konsumen dari
bahaya melamin
CAC juga menetapkan batas maksimal kandungan racun yang memicu kanker,
yaitu aflatoxin, sebesar 10 mikrogram/kg pada buah ara kering dan memberikan
panduan bagaimana mengetes kandungannya.
Selain pada produk buah-buahan kering, bahan beracun ini juga ditemukan pada
kacang-kacangan, rempah-rempah dan sereal jika produk-produk tersebut tidak
diproduksi dan disimpan dengan bener.
CAC juga merekomendasikan agar buah melon yang telah dipotong, dibungkus
dan disimpan dalam lemari pendingin secepat mungkin dan dikirim dalam suhu
maksimal 40 derajat celcius. WHO juga menganjurkan produsen dan penjual
agar membersihkan pisau yang dipakai untuk memotong makanan secara
berkala
Rekomendasi CAC ini dilandasi oleh semakin populemnya penjualan melon iris di
seluruh dunia. “Buah-buahan yang telah bisa menjadi tempat
perkembangan bakteri dan mudah tercemar salmonella dan listeria,” jar WHO
dalam siaran persnya.
CAC juga memberikan panduan kebersihan pada makanan laut (seafood),
terutama pada produk kerang-kerangan, untuk mencegah berkembangnya virus
pada makanan yang telah memicu banyak gangguan kesehatan.
Menurut WHO, virus lebih berbahaya dibanding bakteri, karena bisa bertahan
pada produk makanan yang telah dibekukan dan disterilkan, karena mereka lebih
sensilif terhadap panas. CAC juga merekomendasikan semua produsen pangan
dunia agar memberikan label yang berisi informasi kandungan nultisi pada
makanan guna membantu konsumen lebih bijak dalam memilih produk.
‘Seri Buku Alar Kesehatan Lingkungan - Penyehatan Makanan dan Minuman B0
nuhi_ kriteria bahwa- maka
Makanan yang dikonsumsi hendaknya meikan penyakit, diantaranya: "=
tersebut layak untuk dimakan dan tidak meni
yhendaki
jat kematangan yang dike! .
st Betas gat facenmaan ji setiap tahap produksi dan penanganan
°) Betas dea erie fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat
dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengeral, serangga,
parasit dan. kerusakan-kerusakan Karena tekanan, pemasakan dan
‘ngeringan. | ,
4) Bebas dar tmikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang
dihantarkan oleh makanan (food borne illness).
4, Jejaring Keamanan Pangan
Bersama-sama kita meningkatkan keamanan pangan di indonesia” adalah lebin
dari sekedar somboyan untuk ‘Sistem Keamanan Pangan Terpadu (SkPr)
nasional di Indonesia. Semboyan ini merupakan terobosan cara baru untuk
bekerja secara bersama-sama, SKPT adalah program nasional yang terdiri dari
semua stakeholder kunci yang terlibat dalam keamanan pangan dari lahan
Pertanian sampai siap dikonsumsi. SKPT merupakan sistem yang
mengkombinasikan keahlian dan pengalaman dari pemerintah, industri,
akademisi_ dan konsumen secara sinergis dalam menghadapi tantangan-
tantangan baru yang mempengaruhi keamanan pangan.
Model SKPT dibentuk untuk mencapai harmonisasi program keamanan pangan
dan laboratorium yang berstandar internasional. Model ini berdasarkan pada
pedoman yang dikeluarkan WHO “Guidelines for Strengthening a National Food
Safety Programme’. Stakeholder kunci dan tanggung jawab mereka terhadap
keamanan pangan dipetakan dengan model WHO tersebut.
Tiga jejaring untuk stakeholder diidentifikasi dan dikelompokkan menurut prinsip
analisis risiko adalah sebagai berikut :
a). Jejaring tntelijen Pangan ~ berdasarkan kajian ris
b) Jejaring Pengawasan Pangan — berdasarkan manajemen risiko
©) Jejaring Promosi Keamanan Pangan ~ berdasarkan komunikasi risiko
sJejaring tersebut mampu memperbaiki komunikasi antar stakeholder, membagi
Pengetahuan dan meningkatkan keamanan pangan di tingkat Iokal, regional dan
Nasional. Tiga program yang terdiri dari program Food Watch, Piagam Bintang,
dan Respon Cepat, dikembangkan untuk mensinergiskan dan memfokuskan
aktvitas keamanan pangan dan mengimplementasikan kebjakan pada tingkat
nasional, provinsi, dan lokal. Program Food Watch adalah program monitoring
Pangan tingkat nasional. Program Piagam Bintang terdiri dari tiga tingkatan
Piagam binfang Keamanan pangan secara sukarela yang mempromosikan
pelatihan dari lahan pertanian sampai siap dikonsumsi. Program Respon Cepat
merupakan program yang memungkinkan komuni n pat
hasional munikasi efektif selama kris
‘SKPT merupakan struktur Program Keamanan Pan
i jan Nasional. Dalam SKPT,
departemen, akademisi, industri dan konsumon bekera sama. untuk
Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungan - Penyehatan Makanan Gan linuronmemaksimalkan sumber daya dan memperbaiki keamanan pangan di Indonesia.
Jika setiap negara di kawasan Asia Pasifk menerapkan SKPT, maka akan
banyak sekali keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dalam bidang
Perdagangan dan Kesehatan. Hal ini merupakan impian tim SKPT untuk
membuatnya menjadi kenyataan.
b. Ringkasan
keamanan pangan muncul sebagai suatu masalah yang dinamis seiting
dengan berkembangnya peradaban manusia dan kemajuan imu dan teknologi,
sehingga diperlukan suatu sistem dalam mengawasi pangan sejak diproduksi,
diolah, ditangani, diangkut, disimpan dan didistribusikan serta dihidangkan
kepada konsumen,
Umumnya beberapa bahan tambahan pangan (BTP) digunakan dalam
Pangan untuk memperbaiki tekstur, flavor, warna atau mempertahankan mutu.
Beberapa bahan kimia yang bersifat toksik (beracun) jika digunakan dalam
Pangan akan menyebabkan penyakit atau bahkan kematian. Oleh karena itu,
dalam peraturan pangan dilarang menggunakan bahan kimia berbahaya dalam
pangan
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan
tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :
1) Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
2) Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan
selanjutnya.
3) Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat
dari pengaruh enzym, aktftas mikroba, hewan pengerat, serangga,
parasit dan kerusakan-kerusakan Karena tekanan, pemasakan dan
pengeringan.
4) Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang
dinantarkan oleh makanan (food bome illness).
c.— Latihan Soal
1, Jelasken apa yang dimaksud dengan keamanan pangan?
2. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran Keamanan Pangan?
3. Jelaskan kriteria keamanan pangan?
4, Sebutkan siapa saja yang masuk dal jefaring keamanan pangan
5. Apa yang menjadi anjuran WHO supaya makanan tetap aman
dikonsumsi oleh masyarakat?
‘Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungan - Penyehatan Makanan dan Minuman 8Bacaan Lanjutan
ee Aman, Ms. dan Himawan 2000, en
“Sus K@hidupan, Kenali Produk Sebelum Membell
Data
3 dan Saritsi Makanan. Sub Drei
DEPKES RI, 2004, Modul Kursus Hygione dan So Benvehatan Ag ta
Hyangiene Sanitasi Makanan dan .Min\
Sanitasi, Jakarta
Mukono, H.J., 2005. Toksikologi Lingkungan. Airlangga University Prec,
Surabaya,
Nootka A., 2008. Kesadaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta
Mulia RM., 2005, Kesehatan Lingkungan. Graha llmu. Yogyakarta,
Pumawijayanti HA, 2006. Sanitasi Higlene dan Keselamatan Kerja dalam
Pengolahan Makanan. Kanisius. Yogyakarta,
Soemirat J. 2000. Epidemiologi Lingkungan. Gajah Mada University Press
Yogyakarta,
Soemirat J. 2007. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Press
Yogyakarta
WHO, 2002. Penyakit_ Bawaan Makanan Fokus Pendidikan Kesehatan
(Foodbone Disease : a Focus for Health Education). Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungar
‘enyehatan Makanan dan Minuman B
LS _dBAB 2. PROGRAM PENYEHATAN MAKANAN
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mempelajari bab ini, mahasiswa mampu :
Memahami tujuan, sasaran, Perundang undangan Penyehatan Makanan.dan
Kegiatan Pokok Penyehatan Makanan :
1. Fungsi, Tujuan dan sasaran Penyehatan makanan
2. Perundang- undangan penyehatan makanan
3._Kegiatan pokok penyehatan makanan.
a. Latar Belakang
Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok untuk berlangsungnya
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, Makanan yang baik dan yang di
butuhkan manusia adalah makanan yang mempunyai gizi yang seimbang, aman
dari racun dan bahan kimia serta bersih. Penyakit yang di derita menusia bisa
berasal dari _penyakit bawaan makanan misalnya kontaminasi dari
mikroorganisme.
Program penyehatan makanan sangat berguna untuk mencegah terjadinya
kasus- kasus penyakit yang di sebabkan oleh makanan. Program — program
yang di keluarkan Direktorat jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan melalui Subdit Sanitasi Makanan dan Bahan Pangan (SMBP) untuk
menunjang tercapainya Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeaditan dan
makanan yang dikonsumsi masyarakat aman, hygiene, bersih dan sehat.
Tugas dari Sub Direktorat SMBP adalah Melaksanakan penyiapan bahan
Perumusan kebijakan teknis, penyusunan standard, norma, pedoman, kriteria,
prosedur, bimbingan teknis, evaluasi dan penyusunan laporan di bidang sanitasi
makanan dan bahan pangan.
1, Fungsi Program Penyehatan Makanan
2) Menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebljakan teknis i bidang
sanitasi makanan dan bahan pangan,
b) Menyiapkan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan
prosedur di bidang sanitasi makanan dan bahan pangan.
) Menyediakan bahan bimbingan teknis di bidang sanitasi makanan dan
bahan pangan.
d) Menyiapkan bahan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan
kebijakan teknis di bidang sanitasi makanan dan bahen pangan.
2. Tujuan Program Penyehatan Makanan dan Minuman ( PMM)
@) Melakukan pembinaan, monitoring & evaluasi kegiatan SMBP di seluruh
provinsi
b) Secara terus menerus melakukan peningkatan sumber daya manusia baik
di pusat maupun daerah
Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungan - Penyehatan Makanan dan Minuman B¢) Dilakukan secara_sinergi dan simultan dengan Program Kesehatan ata,
= non kesehatan lainnya.
d) Mengikut sertakan peran individu, k
dalam peran "pengawasan"
eluarga, asosiasi, dan Masyarakat
3, Sasaran Kegiatannya adalah :
a) Rumah makan dan restoran
b) Rumah makan : Setiap tempat useha komersial yang ruang tingky,
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk tempat umum gj
tmpt usahanya. A
©) Restoran. salah satu jenis usaha jasa pangan yang sebagian atay
seluruh bangunan permanen dilengkapi dengan peralatan & perlengkapan
Utk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian, dan penjualan makanan g
minuman bagi umum di tempat usahanya.
d) Jasa Boga : Perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan
pengelolaan makanan yang disajikan diluar tempat usaha atas dasar
pesanan,
e) Makanan Jajanan : Makanan atau minuman yg diolah oleh pengrajy
makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap
santap untuk dual bagi umum selain yang disajikan jasaboga, rumah
makanirestoran, dan hotel.
f) Usaha Depot Air Minum
4) Kantin : Sekolah, Kantor dan Institusi
h) Pengelolaan makanan rumah tangga.
i) Industri Pangan Rumah Tangga
4, Perundang ~ undangan Penyehatan Makanan
Pangan yang aman, bermutu, bergizi, beragam dan tersedia secara cukup
merupakan prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam upaya
terselenggamya suatu sistim pangan yang memberikan perlindungan bagi
kepentingan Kesehatan serta makin berperan dalam meningkatken
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Di Indonesia dikenal dengan standar dan persyaratan Kesehatan untuk
makanan. Standar dan persyaratan kesehatan ini didasarkan atas peraturen
perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Berdasarkan TAP
MPR No. II1/2000, selain itu juga diterbitkan berbagai Undang ~ Undang yang
berhubungan dengan Penyehatan Makanan Minuman antara lain :UU No. 4
tahun 1984 ttg Wabah Penyakit Menular, UU No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, dan UU No, 32 tahun
2004 ttg Pemerintah Daerah
Dalam UU No, 23 / 1992 tg Kesehatan Pasal 21 Pengamanan makanan
dan minuman Diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari makanan
dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan mengenai standar dan atau
persyaratan Kesehatan.
‘Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungan - Penyehatan Makanan dan Minuman B"1
Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar dan atau
Persyaratan Kesehatan dan atau membahayakan Kesehatan, ditarang untuk
diedarkan, ditarik dari peredaran dan disita untuk dimusnahkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
Pada Pasal 22 tentang Kesehatan Lingkungan disebutkan bahwa Seliap
tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan
lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan,
Dalam UU No 7/1996 tentang Pangan
Sanksi Hukum
1), Pasal 80 ayat (4)—a
Mengedarkan makanan dan minuman yang tidak memenuhi standar dan atau
ersyaratan kesehatan dipidana penjara 15 tahun dan atau denda paling
banyak Rp. 300.000.000,-
2). Pasal 84 ayat (2)
Menyelenggarakan tempat atau sarana pelayanan umum yang tidak
memenuhi persyaratan kesehatan atau tidak memiliki izin dipidana penjara 1
tahun dan atau denda paling banyak Rp. 15,000.000,-
Dalam UU No. 7 / 1996 ttg Pangan diatur tentang Sanitasi Pangan adalah
upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertumbun dan berkembang
biaknya jasad renik pembusuk dan pathogen dalam makanan, minuman,
Peralatan dan bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan
manusia.
Sanitasi Pangan
Pasal 4
Pemerintah menetapkan persyaratan sanitasi dalam kegiatan atau proses
i, penyimpanan, pengangkutan dan atau peredaran pangan.
Sarana dan atau prasarana yang digunakan dalam penyelenggaraan
kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan dan atau
peredaran pangan wajib memenuhi persyaratan sanitasi
Pasal 6
Setiap orang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan atau
proses produksi, penyimpanan, pengangkutan dan atau peredaran pengan
wajib
‘Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungan - Penyehatan Makanan dan Minuman BR
4). Memenuhi persyaratan sanitasi, keamanan dan atau keselamatan
manusia.
2). Menyelenggarakan program pemiantauan s:
3). Menyelenggarakan pengawasan dan pemantauan persyaratan sanitagi,
sanitasi secara berkala,
Pasal 7
Orang perseorangan yang menangani secara langsung dan atau berada
langsung dalam lingkungan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan,
pengangkutan dan atau peredaran pangan wajib memenuhi persyaratan
sanitasi
Pasal 8
Setiap orang dilarang menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi,
penyimpanan, pengangkutan dan atau peredaran pangan dalam keadaan
yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan.
Bahan tambahan Pangan
Pasal 10
(1).Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang
menggunakan bahan apapun sebagai bahan tambahan pangan yang
dinyatakan dilarang atau melampaui ambang batas maksimal yang
ditetapkan.
(2). Pemerintah menetapkan lebih lanjut bahan yang dilarang dan atau dapat
digunakan sebagai bahan tambahan pangan dalam kegiatan atau proses
produksi pangan serta ambang batas maksimal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1)
‘Sanksi hukum
Pasal 55 dan 56
Pelanggaran terhadap ketentuan UU ini Karena :
1) Dengan sengaja : dipidana penjara paling lama 5 thn d.a denda paling
banyak Rp. 600.Juta
2) Karena kelalaiannya : dipidana penjara paling lama 1 thn d.a denda
paling banyak Rp. 120.Juta
Pasal 57
Pidana dalam pasal 55 dan 56 ditambah seperempat apabila menimbulkaf
kerugian thd Kesehatan manusia atau ditambah sepertiga apabiia
menimbulkan kematian,
Seri Buku Alor Kesehatan Lingkungan - Penyehalan Makanan dan Minonenre13
+ Bahan Tambahan Pangan : Bahan yang ditambahkan ke dalam pangan
untuk mempengaruhl sifat atau bentuk pangan antara lain bahan
Pewama, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan
pengental. Ketentuan mengenai BTP terdapat dalam pasal 1, 10, 11, 13,
14, 55, 56, 57, 58
+ Rekayasa Genetika dan lradiasi Pangan : Rekayasa gentika adalah suatu
proses yang melibatkan pemindahan gen (pembawa sifat) dari suatu jenis
hayati ke jenis hayati lain yang berbeda atau sama untuk mendapatkan
jenis baru yang mampu menghasilkan produk pangan yang lebih unggul.
lradiasi Pangan adalah metoda penyinaran terhadap pangan baik dengan
menggunakan zat radioaklif maupun akselerator untuk mencegah
terjadinya pembusukan dan kerusakan serta membebaskan pangan dari
jasad renik patogen. Ketentuan mengenai kedua hal ini terdapat dalam
Pasal 1, 13, 14, 16, 17, 18, 55, 56, 57, 58, 59
+ Kemasan Pangan : Bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau
membungkus panagn, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan
maupun tidak. Ketentuan mengenai kemasan pangan terdapat dalam
pasal 16, 17, 18, 55, 56, 57, 58, 59
+ Jaminan Mutu Pangan dan Pemeriksaan Laboratorium : Ketentuan
mengenai jaminan mutu dan pemeriksaan laboratorium terdapat dalam
pasal 20, 58, 59
+ Pangan Tercemar : Ketentuan menge
dalam pasal 21, 22, 55, 56, 57
i pangan tercemar terdapat
Pendaftaran Makanan
+ Permenkes RI No. 382/MenKes/Per/!V/89 tentang Pendaftaran Makanan
+ Keputusan Dirjen POM No. 02608/B/VIII1987 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Permenkes No. 382, yang menetapkan tata cara untuk
mendaftarkan makanan
+ Instruksi Dirjen POM No. HK.00.06.1.00121 tentang Pendaftaran OT,
‘Suplemen Makanan dan Pengendalian Periklanannya
Label dan Periklanan Makanan
+ Peraturan Pemerintah No 69 Tahun 1999 tentang Label Dan Iklan
Pangan
+ Permenkes RI No. 79/MenKes/Per/lll/78. tentang Label dan Periklanan
Makanan
+ Keputusan Dirjen POM No. 02240/B/SKIVIV91 tentang Pedoman
Persyaratan Mutu Serta Label dan Periklanan Makanan
‘Seri Buku Alar Kesehatan Lingkungan - Penyehatan Makanan dan Minuman B4
Bahan Tambahan Makanan
+ Permenkes RI No. 722/Menkes/PerIX/88 tentang Bahan Tambaha,
Makanan
+ Keputusan Dirjen POM No.o2592/B/SK/VIINOT tentang Penggunaan
Bahan Tambahan Makanan
No. O2593/B/SKIXIW91 tentang Tata Cara
. jrjen POM
peceea [eed wutusan Dirjen POM No dan Produk Bahan
Pendaftaran Produsen Kep\
‘Tambahan Makanan
+ Keputusan Dirjen POM No. 02594/B/SK/MIINS1 tentang Impor Bahay
Tambahan Makanan
Keputusan Dirjen POM No. O1415/B/SK/IVI91 tentang Tanda Khusus
Pewarna Makanan
+ Permenkes RI No. 208/MenKes/Per/IV/85 tentang Pemanis Buatan
+ Permenkes RI. No. 239/MenKes/Per/V/85 tentang Zat Wama Tertenty
yang Dinyatakan Sebagai Bahan Berbahaya
+ Keputusan Dirjen POM No, 00386/C/SKIII90 tentang Perubahan
Lampiran Permenkes No. 239
Minuman Beralkohol
+ Keputusan Presiden No.3 Tahun 1997 tentang Pengawasan dan
Pengendalian Minuman Beralkohol
+ Keputusan Menkes RI No. 282/MenKes/SK/II/1998 tentang Standar Mutu
Produksi Minuman Beralkohol
+ Keputusan Menperindag No, 359/MPP/Kep/10/1997 tentang Pengawasan
dan Pengendalian Produksi Impor, Pengedaran dan Penjualan Minuman
Beralkohol.
Makanan Iradiasi
+ Ketentuan mengenal makanan iradiasi telah diatur pada Undang-undang
tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaannya.
+ Permenkes RI No. 826/Menkes/Per/XIV76 tentang Makanan Iradiasi
Makanan Impor
+ Keputusan Menkes RI No. 004742B/IV/87 tentang Keharusan
Menyertakan Sertikat Kesehatan dan Sertifikat Bebas Radiasi Untuk
Makanan Impor Ikan
‘Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungan- Penyehalan Makanan don Minorca18
+ Instruksi Presiden No. 2 Tahun 1990 tentang Penyederhanaan Tata Cara
Pengujian Mutu Ikan Segar dan Ikan Beku Untuk Ekspor
+ Keputusan Menkes RI No. 397/Menkes/SK/VIIN/1990 tentang
Pelaksanaan Keputusan Bersama Menteri Pertanian, Menteri Kesehatan
dan Menteri Perdagangan
Batas Maksimum Cemaran
+ Keputusan Dirjen POM No. 03726/B/SK/VIN/89 tentang Batas Maksimum
Cemaran Mikroba dalam Makanan
+ Keputusan Dirjen POM No. 03725/B/SK/VIV/89 tentang Batas Maksimum
Cemaran Logam dalam Makanan
Makanan Kadaluarsa
+ Permenkes RI No. 180/Menkes/PerilV/85 tentang Makanan kadaluarsa
+ Surat Keputusan Dirjen POM No. 01323/B/SK/1985 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Permenkes RI No. 180
+ Surat Keputusan Dirjen POM No. 02591/B/SK/VIII/91 tentang Perubahan
Lampiran Permenkes RI No. 180
Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan Mutu dan
Gizi Pangan
Bab Il Keamanan Pangan
Bagian Pertama
Sanitasi
Pasal 2
(1) Setiap orang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan
pada rantai pangan yang meliputi proses produksi, penyimpanan,
pengangkutan, dan peredaran pangan wajib memenuhi persyaratan sanitasi .
(2) Persyaratan sanitasi diatur lebih lanjut oleh Menteri yang bertanggung
jJawab di bidang kesehatan yang meliputi anatara lain :
a) sarana dan /atau prasarana
b)_penyelenggaraan kegiatan; dan
) orang perorangan
Pasal 3
‘Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungan - Penyehatan Makanan dan Minuman B> |
16
Pemenuhan standar sanitasi di seluruh ents aon llakukan
dengan cara menerapkan pedoman cara yang baik meliputi:
) Cara Budidaya yang baik;
b) Cara Produksi Pangan Segar yang baik;
¢) Cara Produksi Pangan Olahan yang baik;
4) Cara Distribusi Pangan yang balk;
©) Cara Rite! Pangan yang baik; dan
f) Cara Produksi Pangan siap saji
Pasal 9
(1) Pedoman Cara Produksi Pangan Siap Saji yang Balk sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf f adalah cara produksi yang mempethatixan
‘@spek keamanan pangan, al :
@) mencegah tercemamya pangan siap sali oleh cemaran biologis, kimia
dan benda lain yang menggangu, merugikan dan membahayakan
kesehatan;
mematikan atau mencegah hidupnya jasad renik patogen, serta
‘mengurangi jumlah jasad renik lainnya; dan
engendalikan proses antara lain pemilihan bahan baku, penggunaan
bahan tambahn pangan, pengolahan, pengemasan, penyimpanan dan
Pengangkutan serta cara penyajian,
2) Pedoman Cara Produksi Pangan Siap Sali
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri
bidang kesehatan,
yang Baik sebagaimana
yang bertanggung jawabdi
5. Kegiatan Pokok Penyehatan Makanan
Pokok Kegiatan
) Mengembangkan dan melengkapt
umum, petunjuk teknis, Petunjuk pelz
advokasi di daerah.
b) Memantapkan jejaring kerja lintas
kabupatenkota serta kemitraan de
¢) Meningkatkan kemampuan SDM b:
4d) Mendorong daerah untuk melegali
©) Memberikan Bintek dan fasilitasi ke daerah ya,
{) Monitoring dan evaluasi kegiatan SMBP di dasa eke
9) Pelaporan hasil kegiatan,
Produk-produk hukum, pedoman
laksanaan dan sosialisasinya serta
Program, sektor dan antar propinsi,
gan para stakeholder.
alk di pusat maupun daerah.
Ser Buku Alar Kesehatan Lingkungan -Pryehatan Matanan dan Ninna B
a
_d7
Tiga Pitar Tanggung Jawab
WHO merumuskan ada tiga plartanggung jawab dalam keamanaan makanan
yaitu
1. Pemerintah yang bertugas dalam :
@) Menyusun standar dan persyaratan, termasuk persyaratan hygiene
sanitasi secara nasional.
b) Melakukan penilaian akan terpenuhinya standar dan persyaratan yang
telah ditetapkan
¢) Memberi penghargaan bagi yang telah mentaati ketentuan dan
menghukum bagi yang melanggar ketentuan,
4d) Menyediakan informasi dan memberikan penyuluhan dan konsultasi
atau perbaikan,
€) Menyediakan sarana pelayanan Kesehatan balk medis, non medis
‘maupun penunjang.
2, Pengusaha Makanan dan Penanggung Jawab Produksi, berkewajiban :
) Menyusun standar dan prosedur kerja, cara produksi yang baik dan
aman.
b) Mengawasi proses kerja yang menjamin keamanan produk makanan.
‘c) Menerapkan teknologi pengolahan yang tepat dan efisien.
d) Meningkatkan keterampilan karyawan dan keluarganya dalam cara
pengolahan makanan yang hygienis,
) Mendorong setiap karyawan untuk maju dan berkembang,
f) Membentuk Assosiasi atau Organisasi Profesi Pengusaha Makanan.
3, Masyarakat dan Konsumen khususnya, berkewajiban dalam :
a) Mengolah dan menyediakan makanan di rumah tangga yang aman.
b) Memilin dan menggunakan sarana tempat pengolahan makanan yang
telah memenuhi syarat hygiene sanitasi makanan (Iaik hygiene sanitasi).
) Memilin dan menggunakan makanan yang bebas dari bahan berbahaya
bagi kesehatan seperti pewarna teksti, borax, formalin, makanan yang
sudah rusak atau kadaluwarsa.
d) Menyuluh anggota keluarga untuk mengkonsumsi makanan yang aman.
e) Melaporkan bila mengetahui terjadi kasus keamanan makanan seperti
makanan yang tidak laik, keracunan makanan atau gangguan Kesehatan
lainnya akibat makanan.
f) Membentuk organisasi konsumen untuk membantu pemerintah dalam
merilai makanan yang bereder.
b. Ringkasan
Program penyehatan makanan sangat berguna untuk mencegah terjadinya
kasus- kasus penyakit yang di sebabkan oleh makanan. Program — program
yang di keluarkan Direktorat jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan melalui Subdit Sanitasi Makenan dan Bahan Pangan (SMBP) untuk
menunjang tercapainya Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan dan
makanan yang dikonsumsi masyarakat aman, hygiene, bersih dan sehat.
‘Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungan - Penyehalan Makanan dan Minuman 8: yuman ( PM)
‘Tujuan Program Penyehatan Makanan dan
1) Melakukan pembinaan, monitoring & evaluasi Kegiatan SMBP di seluruh
provinsi
2) Secara terus menerus metakukan
balk di pusat maupun daerah
3) Dilakukan secara sinergi dan
non kesehatan lainnya,
4) Mengikut sertakan peren individu, keluarga.
dalam peran "pengawasan"
peningkatan sumber daya manusig
simultan dengan program kesehatan atay
asosiasi, dan masyarakat
ndar dan persyaratan Kesehatan untuk
makanan. Standar dan persyaratan kesehatan ini didasarkan atas peraturan
perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Berdasarkan TAP MPR
No. 14/2000, selain itu juga diterbitkan berbagai Undang — Undang yang
berhubungan dengan Penyehatan Makanar Minuman antara lain : UU No. 4
tahun 1984 ttg Wabah Penyakit Menular.UU No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan. UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan UU No. 32 tahun 2004
tig Pemerintah Daerah
Di Indonesia dikenal dengan sta
. Latihan soal
Jelaskan Program Penyehatan makanan
‘Apa yang mendasari program penyehatan makanan minuman
Jelaskan yang mejadi Pokok Kegiatan Penyehatan makanan minuman
‘Apa yang menjadi tujuan dan sasaran program penyehatan makana
minuman
5. Jelaskan 3 Pilar Penanggung jawab keamanan pangan menurut WHO
Pens
d. Bacaan lanjutan
CV. Mini Jaya Abadi : Peraturan Pemerintah RI. Nomor 25 tahun, 2000
tentang Kewenangan Pemerintah Kepada Propinsi sebagai Daerah
‘Otonom, Jakarta,
Undang-undang Otonomi Daerah,1999. Bintang Cemerlang, Jakarta.
Departemen Kesehatan, 1999: Kumpulan Peraturan Menteri Kesehatan Rl,
Jakarta,
Forum Komunikasi Pangan Indonesia, 1997; Undang-undang RI No. 7
Tahun 1996 tentang Pangan, Jakarta.
Dep. Kes. RI, Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, J
Dep. Kes. RI, Peraturan Menteri Kesehatan No. 715/Menkes/SK/VI2003
tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga, Dep. Kes. Ri, Jakarta,
2003.
"Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungan - Penyehatan Makanan dan Minuman B
ad19
BAB 3 PENGAMATAN KONTAMINASI MAKANAN
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mempelajari bab ini, mahasiswa mampu
Memahami pengertian, tujuan, dan ruang lingkup pengamatan kontaminasi
makanan. Meliputi
1, Mekanisme terjadinya kontaminasi
2. Tujuan dan sasaran pengamatan kontaminasi makanan,
3. Kegiatan pokok pengamatan kontaminasi makanan.
4. Batas cemaran mikroba, bahan kimia, dan logam berat pada makanan.
a. Latar belakang
Makanan dapat terkontaminasi mulai dari pemilihan bahan pangan,
pengangkutan, kemasan bahan pangan, pengolahan hingga penyajian. Selian itu
proses terjadinya kontaminasi makanan terutama disebabkan oleh berbagai
faktor, antara fain masih rendahnya pengetahuan dan perilaku penjamah
makanan, faktor higiene perorangan penjamah, kebersihan alat makan serta
sanitasi lingkungan, Pada umumnya bila terjadi kasus keracunan makanan maka
yang dicurigai sebagai penyebab keracunan makanan adalah dari bahan
Tmakanan itu sendir.
Keracunan makanan juga dapat disebabkan berbagai faktor seperti
terjadinya kontaminasi peralatan makanan, orang, kontaminasi silang, serta
karena zat kimia. Sehingga perlu diketahui sumber kontaminasi terjadi dan
bagaimana cara penanggulangannya. Di Dalam Peraturan Kepala Badan
Pengawas obat dan Makanan (BPOM) RI No.HK.00.06.1.52.4011, Pangan
tercemar adalah pangan yang mengandung bahan beracun, berbahaya atau
yang dapat merugikan atau membahayakan Kesehatan atau jiwa
manusia;pangan yang mengandung cemaran yang melampaui ambang batas
maksimal yang ditetapkan; pangan yang mengandung bahan yang dilarang
digunakan dalam kegiatan atau proses produksi pangan; pangan yang
mengandung bahan yang Kotor, busuk, tengik, terurai, atau mengandung bahan
nabati atau hewani yang berpenyakit atau berasal dari bangkai sehingga
menjadikan pangan tidak layak dikonsumsi manusia; pangan yang sudah
kedaluwarsa. Sedangkan Cemaran adalah bahan yang tidak dikehendaki ada
dalam makanan yang mungkin berasal dari lingkungan atau sebagai akibat
proses produksi makanan, dapat berupa cemaran biologis, kimia dan benda
asing yang dapat mengganggu,merugikan dan membahayakan Kesehatan
manusia, ;
Cemaran biologis adalah cemaran dalam makanan yang berasal dari
bahan hayati, dapat berupa cemaran mikroba atau cemaran lainnya seperti
cemaran protozoa. dan nematoda.Gemaran mikroba adalah cemaran dalam
makanan yang berasal dari mikroba yang dapat merugikan dan membahayakan
kesehatan manusia. Cemaran kimia adalah cemaran dalam makanan yang
berasal dari unsur atau senyawa kimia yang dapat merugikan dan
membahayakan Kesehatan manusia, dapat berupa cemaran logam berat,
‘Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungan - Penyehatan Makanan dan Minuman 85 Oe eee eee. |
oo
2%
cematan mikotoksin, cemaran antibiotik, cemaran sulfonamida atau cemars,
kimia lainnya,
1. Mekanisme terjadinya kontaminasi makanan dapat dibedakan berdasarkay
tiga macam sumber, antara lain:
a) Kontaminan fisik: Kontaminan dari benda-benda asing yang terdapay
dalam makanan, yang bukan menjadi bagian dari makanan terseby,
Benda ini merupakan kontaminan fisik yang selain menurunkan rilai estes
makanan juga dapat menimbulkan luka serius bila tertelan, seperti kerk,
steples, rambut, pecahan logam dan lainnya,
b) Kontaminasi biologis: Kontaminasi biologis merupakan organisme yang
hidup dan menimbulkan Kontaminan makanan. Organisme hidup yang
sering menjadi kontaminan atau pencemar bervariasi mulai yang berukuran
besar seperti serangga, sampai yang amat kecil seperti mikroorganisme,
Mikroorganisme merupakan pencemar yang harus diwaspadai, karena
keberadaannya di dalam makanan sering tidak disadari, —sampai
menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan, misalnya kerusakan
makanan atau keracunan makanan. Jenis mikroorganisme yang sering
menyebabkan pencemaran makanan adalah bakteri (Clostridium
perfringens, Streptococcus faecalis, Salmonella sp), fungi (Aspergilus,
Penicilium, Fusarium), parasit (Entamoeba histolytica, Taenia saginata,
Trichinella spiralis), dan virus (virus hepatitis AAV).
c) Kontaminan kimiawi: Kontaminasi kimiawi adalah berbagai macam bahar
atau unsur kimia yang menimbulkan pencemaran atau kontaminan pada
bahan makenan. Unsur kimia ini dapat berada dalam makanan melali
beberapa cara seperti terlarutnya lapisan alat pengolah karena digunakan
untuk mengolah makanan yang dapat melarutkan zat kimia dalam pelapis.
logam yang terakumulasi di dalam produk perairan misalnya kerang atau
tanaman yang habitat asalnya tercemar, bahan pembersih atau saritasi
kimia pada pengolah makanan yang tidak bersih pembilasannya atau yen9
secara tidak sengaja mengkontaminasi makanan karena penyimpanan
yang berdekatan
2. Tujuan dan Sasaran pengamatan kontaminasi makanan
| Pengamatan kontaminasi makanan ditujukan kepada semua penyelengg2'@
| makanan:
a) Bahan pangan; mulai dari petani, pengangkutan bahan pange?.
| Penjualan, penyimpanan bahan pangan serta pedagang beta?
j makanan.
b) Pengolah makanan: rumah makan, jasa bogalkatering dalam sk@l#
industri besar dan industri rumah tangga serta rumah sakit
cc) Penjual makanan: dari distributor, ritel, warung hingga pedagang
5
j ‘Seri Buku Alar Kesehatan Lingkungen - Penyehaian Nakanan aoe
inumen B
nee er _adat
3. Kegiatan pokok pegamatan kontaminasi makanan
Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui adanya_kontaminasi makanan
adalah:
) Pengamatan fisik/organoleptik: pengamatan dilakukan dengan melihat
(mengamati adanya cemaran fisik seperti karet, kawat, rambut dan lain
sebagainya), meraba (dilakukan untuk jenis makanan yang tidak di dalam
kemasan paten, diamati apakah terjadi perubahan konsistensi misalnya
menjadi lembek, berlendir atau keras), mencium (dilakukan untuk |
mengetahui apakah ditemukan bau yang tidgk wajar pada makanan,
misalnya menjadi bau busuk pada daging atau telur) dan merasakan
(dicicipidirasakan apakah ada rasa yang tidak wajar pada makanan
tersebut) tindakan ini dilakukan jika memang dengan pengamatan
‘sebelumnya terlihat tidak ada kontaminasi.
b) Pengamatan terhadap senyawa kimia yang ditambahkan, Kegiatan ini
dilakukan dengan membaca bahan kimia yang dicantumkan pada
kemasan, jika tidak ada label maka perlu dicermati dari wama yang
ditampikan sangat mencolok, seperti warna merah atau kuning yang
sangat mencolok. Ataupun rasa yang berbeda seperti kekenyalan
diindikasikan Karena penambahan borax. Walaupun untuk memastikan
adanya senyawa kimia pada makanan hanya dapat dipastikan dengan
pemeriksaan laboratorium.
¢) Pengamatan terhadap masa kadaluwarsa, masa simpan dan cara |
penyimpanan; kegiatan pengamatan ini dilakukan dengan cara membaca |
pada kemasan apakah masa kadaluwarsa dan masa simpan telah
terlampaul atau tidak, tetapi jika tidak tercantum dapat diamati dari
tampilan fisik apakah terjadi perubahan yang tidak semestinya. Selain itu
dapat diamati cara penyimpanan yang dilakukan apakah telah sesuai,
misalnya makanan yang harus disimpan pada suhu 10°C tetapi hanya
disimpan pada suhu Kamar, maka masa penyimpanan menjadi lebih
pendek, misalnya sosis jika pada suhu ruang hanya baik hingga 2-4 jam,
pada suhu beku bisa sampai 3 bulan.
4, Batas cemaran mikroba, bahan kimia, dan logam berat pada makanan.
Batas maksimum adalah konsentrasi maksimum cemaran yang diizinkan
terdapat dalam makanan, yang diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan RI No HK.00.06.1.52.4011, tanggal 28 Oktober 2009.
Cemaran yang diatur dalam peraturan ini adalah cemaran mikro dan kimia,
logam berat, mikotoksin dan bahan kimia lainnya.
‘Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungan - Penyehalan Makenan dan Minuman Bz
ixroba dalam makanan:
Beberapa contoh betas maksimum cemaran miro!
Tabel 3.1
JENIS DAN BATAS MAKSIMUM CEMARAN MIKROBA DALAM MAKANAy
cemaran mikroba
No. |Jenismakanan | Je
Produkeproduk susu dan analognya ee
1 ‘Susu pastourisasi | ALT (30:C. 72 jam) me ioe kolonifil
(plain atau APM. Koliform - eaieal
berperisa) ‘APM Escherichia coll B
‘Salmonella Sp negalt25 mi
jg aureus x 102 |
“Staphylococcus |
Tisteria monoaylogenes | negatif25 mi —)
2 | Susufermentasi_| APM Koliform 10/mi
(yogurt) (plain | Salmonella sp.
|
negatif/25 ml_|
|
atau berperisa) [Listeria monocytogenes | negati/25 ml
3] Susu evaporasi | ALT (30-C, 72 jam) 1x 102
dan susu skim | Kolonifmi
evaporasi ‘APM Kolform 10/ml |
‘Salmonella so negati7/ 25g _|
‘Staphylococcus aureus | 1x 10z
kolonifm!
| Susukental manis [ALT (0:6, 72 jam) 11x 10«kotonig |
dan susu ‘APM Koliform 101g *
skim kental manis [ Salmonella sp negalifi25 9
(plain atau ‘Staphylococcus aureus | 1 x 10zkolonilg |
berperisa) Kapang dan khamir 2x 102kolonilg |
~ ‘Selanjutnye dapat diinat pada PP BPOM Ho
HK 00.06.1.52.4011,tanggal 28 Oktober 2009 |
+ Jikar pengujian Enferobacteriaceae menunjukkan hasil negatif per 2x1 gram maka tidak
diperiukan pengujan kalform.
Tabel 3.2
JENIS DAN BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM
| MAKANAN
1. Arsen
No. Jenis makanan Batas maksimum (ppm atau
mg/kg)
7] Susuolahan O,,(dihitung terhadap produk
z a siap konsumsi
3 | Lemak dan minyak nabati 0.1
‘4 | Lemak dan minyak hewant 0.1 |
5 | Mentega_ I 01 J
Seri Buku Ajr Kesehotan Lingkungan - Penyohalan Makanan don Nineroe B23
‘Selanutnya dapat dihat pada PP
BPOM No HK.00.06.1.52.4011,
{anggat 26 Oktober 2009,
2, Kadmium (Cd)
No. Jenis makanan Batas maksimum (ppm atau
mg/kg)
| Coklat dan produk kakao Os
2” | Buah olahan dan sayur olahan 02
3 | Serealia Of
4 |Tepung beras Om
5___| Daging olahan 03,
—— Selanjtnya dapat. aihat pada PP
BOM No HK.0006.1.52.4011,
fangget 26 Oktober 2009,
3, Merkuri (Hg)
No. Jenis makanan Batas maksimum (ppm atau
mgikg)
1 [Susu olahan 0,03 (dihitung terhadap produk
siap konsumsi)
2 | Margarin 003
3__| Mentega 0,03
4 Minyak nabati yang dimumikan | 0.05
5 ___| Tomat olahan 0,03
‘Selanjutnya dapat dihat_ pada PP
BPOM No HK.00.06.1.52.4011,
fanggal 28 Oltober 2003,
4, Timah (Sn)
No. Jenis makanan Batas
maksimu
m (ppm
atau
mg/kg)
4 Daging olahan dalam kemasan kaleng 200,0
2 | MP-ASI bubuk instan 152
3 MP-ASI biskuit 40
4 | MP-ASI siap masak 152
5 MP-ASI siap santap_ 40
6 Minuman dalam kemasan kaleng 150,0
7 | Pangan olahan yang diolah dengan proses panas 250,0
dan dikemas dalam kaleng
@__[ Pangan olahan yang tidak dikemas dalam kaleng 40
‘Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungen - Penyehatan Makanan dan Minuman Ba
Batas maksimum (ppm atay
mg/kg)
4102 (Ginitung terhadap produc)
siap konsumsi)
Ot
21 Lemak dan minyak nabatl ot
[31 Lemak dan minyak hewant ot /
[41 Mentega er
5 __{ Margera ‘Suiangtnya dapat dithat pada PP}
——=
| gol 28 Oitber 2009
Fabel 3.3
IKOTOKSIN DALAM
JENIS DAN BATAS MAKSIMUM KANDUNGAN Ml
MAKANAN
4. Aflatoksin
Batas maksimum
ppb atau meglkg)
ee
[ No. | Jenis makanan
pet
n berbasis Susu [Me TOs
j dan produk susu hasil =| Mr | 05
| —_tidosa enim ent (tee) qa
[Susu kental dan enalognya Mi 05
Krim (plain) dan sejenism Mr 05
‘Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk | Mr | 5
analog (plain)
| Keju dan keju anal M1 10.5
Makenan pencuci mulut berbahan dasar_| Mr 05
susu |
| (misainya puding, yogurt berperisa atau
urt dengan buah]
7 Whey dan produk whey, Kecuallkeju | Mr 05
| whe |
| Produk olahan kaca Bi |
\ Total 20
| Produk olahan Jagung [B16
RSS Eo 20
[771_| Rempeh-emeah bubs Bi 145
a a BC”
2. Deoksinivalenol
a
i sl Ee,
ee | Jenis makanan Batas maksimum |
Produk ol b atau met |
ahan j
le Jegung sebagai bahan 1000
i |
(ean Produk olahan gandum sebagai bahan T |
Penyehaian Nakanan dan Minuman B
Se _d25
500
3__ | Produk olahan terigu sap konsumsi
(paste, roti biskuit, makanan ringan)
4__ | Pasta dan mi serta produk sejenisnya 750,
5___[ MP-ASI berbasis terigu 200
3. Fumonisin Br+B2
No. Jenis makanan Batas maksimum
(ppb atau meg/kg) _|
T__ | Produk olahan jagung sebagai bahan 2000
baku
2 | Produk olafan jagung siap Konsumsi 7000
4, Okratoksin A.
Batas maksimum
No. Jenis makanan
(ppb atau meglkg)
1 | Produk olahan serealia sebagai bahan 5
baku
2__| Produk olahan serealia siap konsumsi 3
'3__| MP-ASI berbasis serealia 05
| Buah anggur kering termasuk Kismis 10
3 __| Sari buah anggur 2
6 | Kopi sangrai termasuk kop! bubuk 5
7__| Kop instan’ 10
8 [Bir 02
5, Patulin
No. ‘Jenis makanan Batas maksimum
(ppb atau meg/kg)
1 | Buah apel dalam kaleng 50
2 | Puree apel 25
3__| Sari buah apel 50
4__| Nektar apel 50
5 | Puree apel untuk bayi dan anak 10
6 | Minuman beralkohol berbasis apél 50
Tabel 3.4
JENIS DAN BATAS MAKSIMUM CEMARAN KIMIA (Benzo[alpiren, Dioksin
(2,3,7,8-TCDD), 1,3-Dikloropropan-2-ol (1,3-DCP), dan 3-Monokloropropan-
4,2-diol (3 MCPD) DALAM MAKANAN
4. Benzofalpiren
No.
Jenis makanan
Batas
maksimum
(ppb atau
megikg)
‘Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungai
wyehatan Makanan dan Minuman BaS
1 ‘Minyak dan lemak z
yi dan anak :
relia a
5 Susu formula dan formula tanjulan :
oa akanan det khusus untuk Keperiuan 1
Kesehatan, termasuk untuk bayi dan anak-
anak :
3 ‘Daging asap olahan
4 Tkan olahan, selain ikan asap_ 3
5 Tkan asap, Kecuali kekerangan =
6 Kekerangan olahan
7 ‘Krustase olahan dan sefalopoda olahan 3
selain
ang diasapkan
8 ‘Air minum Tne
2. Dioksin (2,3,7,8-TCDD)
No. Jenis makanan Batas maksimum
(pg WHO PCDDIFTEGg
lemak)
1 | Daging olahan 3
FI Hati olahan_ 64
‘3_[Tkan olahan 3 (pa/g berat basah)
4 | Susu olahan, termasuk lemak 3
mentega |
5 _| Telur olahan 0.9 7]
6 Minyak dan lemak 1,82
7_|Serealia 0,46
4,3-Dikloropropan-2-ol (1,3-DCP)
No. Jenis makanan
Batas maksimum |
(ppb atau megikg)
1 | Kecap, saus kedelai dan saus tram
5 Dihitung berdasarkan
40% total padatan
4, 3-Monokloropropan-1,2-diol (3-MCPD)
No. Jenis makanan Batas maksimum
T | Semua maki (ppb atau mog/kg) |
Sem lakanan yang mengandung protein 20
3 etitolsissecaraasem (makanan cat)
semua makané
son van yang mengandung protein 50
{ethicroisis secara asam
(maka
3 Protein nabatiterhidroisis asam (acer oe
ee
‘Seri Buku Aja Kesehatan Un
an Lingkungan - Penyehatan Makanan dan Minuman B
]a
b, Ringkasan
Makanan tidak pemnah terbebas dari berbagai kontaminan, yang dapat
‘mengotori makanan mulai dari bahan pangan,pengolahan, penyajian hingga
alat yang digunakan memiliki andil untuk mengotori makanan. Cemaran
makanan dapat berasal dari cemaran fisik seperti adanya rambut, klip, kawat;
cemaran biologi dengan ditemukannya mikrorganisme patogen maupun
serangga, cemaran lain berupa logam dan senyawa kimia, Batasan cemaran
tersebut telah diatur oleh BPOM RI dengan dibuatkan PP no.
HK.00.06.1.52.4011, tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba
dan Kimia dalam Makanan. Sasaran utama pengawasan_ kontaminasi
makanan adalah semua penyedia makananijasa boga balk dalam skala besar
maupun titel.
. Latihan soal:
Sebuah jasa katering di complaint oleh pelanggannya karena pada sayur sop
yang dipesan pada saat disajikan tercium bau busuk dan berlendi.
Pertanyaan’
1, Menurut saudara jenis kontaminan apa yang mencem:
tersebut?
2, Pemeriksaan apa yang harus dilakukan oleh pihak katerig untuk
mengetahui sumber kontaminasi tersebut?
i makanan
d, Bacaan lanjutan
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republlik Indonesia,
Nomor HK.00.06.1.52.4011, tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran
Mikroba dan Kimia dalam Makanan, tanggal 26 Oktober 2009.
Kementerian Kesehatan RI, 2009, Modul M1, Pengelolaan Sanitasi Makanan
dan Minuman Di Daerah Tanggap darurat
‘Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungan - Penyehatan Makanan dan Minuman Bw
BAB 4 MAKANAN KADALUWARSA
Tujuan Pombotajaran
Setolah selesal mempolajari bab ini, mahastswa mampu \
Memahami pongertin, tujann, dan ruang. lingkup makenan kadaluvnrsa,
meliputi
41, Pengertian kadaluwarsa,
2, Tanda waktu kadatuwarsa dan implikasinya
3, Tolok ukur kadaluwarsa,
4, Daya simpan baberapa bahan makanan,
a. Latar belakang
Bahan pangan dan olahannya memiliki batns waklu untuk bisa torus
digunakan, Karena pada dasarya semua bahan haku makanan borasala: dag
mahluk hidup yang memiliki usiallifo timo, Faktor-faktor yang akan
mempengaruhi lama tidaknya sualu bahan pangan dan olahannya 4d
digunakan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya 1) faktor intrinsik bah
pangan, 2). Faktor pengolahan, 3). Faklor okstrinslk, 4) faktor implisit dan 6),
Faktor makanan itu sendiri, Berbagal upaya manusia dilakukan untuk
memperpanjang life time tersebut, misalnya dengan cara pengawolan ataupun
dikemas sedemikian rupa agar bisa bertahan,
4. Pengertian kadaluwarsa
Masa hingga bahan pangan dan olahannya torsebut masih dapat digunakan dan
tidak berdampak terhadap kesehatan manusia ini kita sebut sebagal masa
kadaluwarsa atau dapat dikatakan sebagai masa simpan
Tanggal daluwarsa merupakan batas jaminan produsen alaupun pelaku usaha
tethadap produk yang diproduksinya. Sebelum mencapal tanggal yang telah
ditetapkan tersebut kualitas atas produk tersebut dapat dijamin oleh produsen
atau pelaku usaha sepanjang kemasannya belum terbuka dan penyimpanannya
sesuai dengan seharusnya, Karena apabila kemasannya terbuka ataupun
penyimpanannya tidak sesual_ makan hal ini akan —memungkinkan
berkembangnya bakteri ataupun kuman- kuman yang dapat mencemari makanan
tersebut sehingga dapat merusak dan memberikan akibat yang tidak baik
tethadap mutu dari makanan tersebut. Dan apablia makanan tersobut telah
‘memasuki batas tanggal penggunaannya maka makanan tersebut sudah tidak
layak untuk dikonsumsi karena di dalam makanan tersebut sudah tercemar olah
bakteri ataupun kuman sehingga kualilas mutu dari produk tersebut tidak lagi
ijamin oleh produsen ataupun pelaku usaha,
Dalam menetapkan tanggal daluwarsa sualu produk sebenamya sudah
memberikan masa tenggang untuk mengantisipasi timbulnya kerusakkan
‘Se Buku Ajar Kesehatan Lingkungan - Penyehatan Makanan dan Minaman B29
ataupun penurunan mutu yang terjadi lebih cepat dari kondisi normal, sebagai
contoh suatu produk dalam kondisi normal dapat disimpan selama satu tahun
mengalami kerusakan mutu yang nyata. Oleh produsen produk ini ditetapkan
mempunyai masa simpan hanya 10 (sepuluh ) bulan. Dengan kata lain, produk
ini mempunyai tanggal kadaluwarsa 10 (sepuluh) bulan setelah diproduksi.
2. Tanda waktu kadaluwarsa dan implikasinya
Dalam perdagangan, jangka waktu kadaluwarsa memiliki beberapa istilah,
Istilah-istilah lain yang sering digunakan adalah (Sirait, 1985)
a) baik digunakan sebelum * (best before). “Baik digunakan sebelum"
memilki makna bahwa suatu produk pangan sebaiknya dikonsumsi
sebelum tanggal yang tercantum, Karena tanggal tersebut merupakan
batas optimal produsen dapat menjamin kelayakan produk untuk
dikonsumsi. Kalimat “baik digunakan sebelum” umumnya dicantumkan
pada produk yang memiliki umur simpan tinggi, seperti produk-produk
konfreksioneri ( permen, coklat, chocolate bar dan minuman beralkohol).
b) “Gunakan Sebelum’ ( use by atau expiry date), “gunakan sebelum"
memiliki makna bahwa produk pangan harus dikonsumsi maksimal pada
tanggal yang tercantum. Tanggal yang tercantum merupakan batas
maksimum produsen dapat menjamin, bahwa produk tersebut belum rusak
dan masih layak untuk dikonsumsi. Setelah tanggal tersebut, diduga
kualitas produk sudah tidak dapat diterima oleh konsumen. Kalimat
“Gunakan sebelum” umumnya dicantumkan pada produk- produk yang
mudah rusak dan umur simpannya pendek, seperti : produk- produk susu
(susu segar dan susu cair), daging, serta sayur- sayuran.
¢) “Batas sebelum penarikan" (pull date). “Batas sebelum penarikan”
merupakan cara lain untuk memberikan informasi mengenai “gunakan
sebelum”. Kalimat “Batas waktu sebelum penarikan" menandakan tanggal
terakhir yang dianjurkan bagi konsumen untuk membeli produk tersebut
sehingga masih mempunyai jangka waktu untuk mengkonsumsinya tanpa
produk tersebut mulai mengalami kerusakan. Setelah tanggal tersebut,
suatu produk akan ditarik dari pengecer dan toko ~ toko karena dianggap
mutunya akan segera menurun dan jika tidak ditarik akan menimbulkan
kerugian bagi konsumen.
4) "Tanggal dikemas" (pack date), "Tanggal dikemas" merupakan informasi
yang berupa tanggal pada saat produk dikemas, baik pengemasan oleh
produsen maupun oleh pengecer. Contoh produk yang diberikan
penyantuman “pack date” adalah minyak sayur curah atau buah potong
dalam kemasan yang dijual di supermarket.
e) “Tanggal masuk toko" (sell by date), “Tanggal masuk toko" merupakan
informasi yang berupa tanggal pada saat produk memasuki gudang
penyimpanan di toko atau tempat penjualan.
) "Tanggal pemajangan” (display date), “Tanggal pemajangan’ merupakan
informasi yang berupa tanggal pada saat produk mulai dipajang di rak — rak
atau display di toko atau tempat penjualan,
‘Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungan - Penyehatan Makanan dan Minuman BTeknik penyantuman batas kadaluwarsa dengan menggunakan kalimat pack
date, sell by date, dan display date diatas pada umumnya dilakukan pada
produk- produk yang umur simpanya telah diketahul konsumen secara luas,
Teknik ini memaksa untuk konsumen lebih aktif dalam mengetahul umur
‘simpan produk hingga batas aman dikonsumst.
3. Tolok ukur waktu Kadaluwarsa ‘
Jika sebuah bahan pangan maupun pangan olahan, telah melewati wakty
kadaluwarsa, maka besar Kemungkinan bahan pangan/pangan olahan akan
mengalami kerusakan sehingga akan ditemukan perubahan pada; warna,
bau, rasa, tekstur, kekentalan. Perubahan tersebut disebabkan oleh benturan
~ benturan fisik, benturan kimia, dan aklifitas organisme. Sebagai contoh;
‘Susu dan Keju terjadi perubahan setwelah makanan dibuka dari kemasan;
Daging,ayam,sapiikan,dan tau akan terjadi perubahan warna, berlendir, dan
bau; Sayur dan buah-buahan akan terlihat pertumbuhan dan berlendir;
Makanan kering terlihat perubahan kondisi kemasan; serta makanan kaleng
‘akan menimbulkan gas, berlendir, bau.
Dari beberapa makanan kaleng yang yang berhubungan dengan bahaya
timbuinya keracunan, ditemukan beberapa kejanggalan sebagai berikut
a) Penggunaan label tidak berbahasa Indonesia dan tidak menggunakan
huruf latin, terutama produk impor
b) Label yang ditempel tidak menyatu dengan kemasan
c) Tidak mencantumkan keterangan komposisi dan berat bersih
d) Tidak ada kode barang MD, ML atau P-IRT dan acuan kecukupan gizi
yang tidak konsisten dan tidak mencantumkan waktu kadaluwarsa
) Tidak dicantumkannya alamat produsen atau importir bagi produknya
Makanan kaleng yang sudah mulai mengalami kerusakan dapat dilihat dari
kondisi kaleng yang sudah mengalami penggembungan. Namun, ada juga yang
tidak terdekteksi dari luar, karena kedua ujung kaleng datar. Kerusakan produk
makanan kaleng yang perlu diwaspadai, dapat dikelompokkan sebagai berikut
a) Flat Sour, permukaan kaleng tetap datar tapi produknya sudah bau asam
yang menusuk. Ini disebabkan aktivitas spora bakteri tahan panas yang
tidak terhancurkan selama proses sterilisasi.
) Flipper, permukaan kaleng kelihatan datar, namun bila salah satu ujung
kaleng ditekan, ujung lainnya akan cembung.
©) Springer, salah satu ujung kaleng sudah cembung secara permanen,
sedang ujung yang lain sudah cembung. Jika ditekan akan cembung ke
arah berlawanan.
4) Soft Swell, kedua ujung kaleng sudah cembung, namun belum begitu
keras sehingga asin bisa ditekan sedikit ke dalam.
e) Hard Swell, kedua ujung permukaan kaleng cembung dan begitu keras
sehingga tidak bisa ditekan ke dalam oleh ibu jar.
Kiat sehat mengkonsumsi makanan kaleng, paling tidak harus
mempertimbangkan lima hal berikut:
‘Seri Buku Ajar Kesehatan Lingkungan - Penyehatan Makanan dan Minuman B